• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS X SMA HANG TUAH 4 SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS X SMA HANG TUAH 4 SURABAYA."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

   

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB 

TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS 

SISWA KELAS X SMA HANG TUAH 4 SURABAYA 

 

Oleh: 

 

Sulistiyani 

     

ABSTRAKSI: Latar belakang dari penulisan jurnal ini berangkat dari masalah          yang memicu pada tujuan umum, yakni efektifitas dari metode­metode        pembelajaran, khususnya pada penggunaan metode tanya­jawab pada kemampuan        berbicara bahasa Inggris. Tujuan jurnal ini adalah untuk mengetahui apakah ada        pengaruh metode pembelajaran tanya­jawab terhadap kemampuan berbicara        bidang studi bahasa Inggris siswa kelas X SMA Hang Tuah 4 Surabaya. Hasilnya        diharapkan mempunyai manfaat bagi SMA Hang Tuah 4 Surabaya dalam        menentukan kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan umumnya, dan dapat        membantu para siswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada bidang        studi Bahasa Inggris khususnya. Juga kiranya menjadi bahan masukan bagi        Kepala Sekolah atau pengajar Bahasa Inggris di SMA Hang Tuah 4 Surabaya        dalam memilih metode belajar­mengajar yang efektif dan berkualitas bagi siswa.        Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Control Group Pre        Test and Post Test Design, yang mengungkapkan hubungan 2 (dua) variabel, yaitu        Metode Tanya­Jawab sebagai variabel bebas (predictor) dan variabel terikat        (kriterium). Penelitian ini menggunakan dua macam instrumen, yakni instrumen        teks tulis tanya­jawab, dan translate. Populasi dan sampel dalam penelitian ini        adalah SMA Hang Tuah 4 Surabaya, dengan jumlah sampel yang diambil 30        siswa secara random. Pengolahan analisa data menggunakan teknik eksperimen        untuk mengetahui hipotesa nihil (nol), diterima dengan taraf signifikansi 5% dan        tingkat kepercayaan 95%. Hasil dari sini menunjukkan bahwa ada perbedaan        hubungan antara metode tanya­jawab terhadap kemampuan berbicara siswa kelas        X SMA Hang Tuah 4 Surabaya.    Kata kunci : Metode Tanya­jawab, dan Kemampuan Berbicara.      1 

(2)

 

1. PENDAHULUAN 

 

A. Latar Belakang Masalah 

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan        bangsa, karena pembangunan tidak hanya membangun bidang material saja akan        tetapi juga bidang spiritual. Kemajuan suatu negara dapat di ukur dari        keberhasilan tujuan dan mutu pendidikan yang ada di negara itu sesuai dengan        falsafahnya. Maka mutu pendidikan di sekolah pada dasarnya sangat perlu        ditingkatkan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. 

Peningkatan mutu pendidikan sebenarnya tidak terlepas dari pendekatan        dalam proses belajar mengajar, karena kemajuan hasil belajar di lihat dari mutu        kelulusan. Penggunaan pengajaran oleh guru dalam proses belajar­mengajar        dikatakan berhasil apabila penyerapan materi oleh siswa merata, menghasilkan        banyak lulusan bermutu tinggi, memadai, dan sesuai dengan kebutuhan        masyarakat. 

 

B. Identifikasi Masalah 

Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan di atas, masalah yang akan        dibahas dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut. 

● Perbedaan antara metode tanya­jawab terhadap kemampuan berbicara bahasa        Inggris dalam belajar berbicara siswa kelas X SMA Hang Tuah 4 Surabaya.. 

(3)

   

C. Batasan Masalah 

Pada penelitian ini penulis membatasi masalah dalam kaitannya dengan        kemampuan berbicara, khususnya dalam belajar berbicara bidang studi bahasa        Inggris siswa kelas X SMA Hang Tuah 4 Surabaya. Pembatasan masalah ini        dimaksudkan agar penelitian ini nantinya tidak mengurangi kedalaman berbicara        dan lebih fokus pada pemberian arahan bagi pemecahan permasalahan. 

 

D. Rumusan Masalah 

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, maka        penelitian dengan judul “Metode Tanya­jawab Terhadap Kemampuan Berbicara        Siswa Kelas X SMA Hang Tuah 4 Surabaya” ini disusun dengan rumusan        masalah sebagai berikut. 

● Bagaimanakah perbedaan hubungan antara metode pembelajaran tanya­jawab        terhadap kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa kelas X SMA Hang Tuah        4 Surabaya? 

 

E. Tujuan Penelitian 

Tujuan penelitian merupakan hal yang penting, sebab tanpa adanya suatu        tujuan yang pasti dan tepat maka penelitian akan kabur dan tidak dapat        dipertanggungjawabkan kebenarannya. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk       

(4)

mendeskripsikan dan membuktikan penggunaan dan hubungan metode        tanya­jawab terhadap kemampuan berbicara siswa kelas X SMA Hang Tuah 4        Surabaya. 

 

F. Manfaat Penelitian 

Manfaat dari hasil penelitian ini hendaknya dapat berguna bagi:  1. Peneliti 

Penelitian ini nantinya diharapkan bisa memberikan data dari hasil        penelitian untuk diambil manfaatnya, dan dapat dikembangkan oleh        penelitian yang lain. 

2. Bagi sekolah yang diteliti 

Dengan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil pengajaran        bidang studi bahasa Inggris, khususnya bidang pengajaran berbicara        (speaking). 

3. Bagi guru 

Merupakan masukan baru untuk menambah pengetahuan dan wawasan        guru untuk lebih sering menggunakan metode tanya­jawab, khususnya        dalam kemampuan berbicara siswa. 

4. Bagi masyarakat 

Sebagai masukan kepada orang tua murid, agar memberikan dorongan        kepada anak­anaknya supaya lebih giat lagi mempelajari pelajaran bahasa        Inggris siswa. 

(5)

5. Bagi siswa 

Siswa akan lebih mudah memahami materi pembahasan yang        sedang ia pelajari, karena disajikan dalam bentuk tanya­jawab.  Mengurangi dan menghilangkan rasa bosan belajar di dalam kelas.   

G. Definisi Operasional 

Definisi operasional dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman pada        arahan dan fokus penelitian ini nantinya, di samping itu agar terjadi keseragaman        pemahaman arti dan makna dari judul yang akan dibahas. Oleh karena itu perlu        dijelaskan dan didefinisikan pokok­pokok masalah yang ada pada judul. 

1. Metode tanya­jawab adalah suatu penyajian pelajaran dalam bentuk        pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, atau        dapat pula dari siswa kepada guru (Djamarah dan Aswan Zain, 1995:105)  2. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan dalam hal kelancaran       

berbicara yang tidak hanya fokus pada pengetahuan berbahasa saja, akan        tetapi juga mencakup kemampuan untuk menyerap informasi bahasa        “kedua­duanya” (Jeremi Harmer, 2001:296). 

 

2.KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN  A. Pembahasan Teori 

Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pengajaran terhadap peeserta        didik. Mereka (peserta didik) harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari       

(6)

sekolah, disamping juga untuk mengembangkan kepribadiannya. Pemberian        kecakapan dan pengetahuan kepada siswa yang merupakan proses pengajaran        (proses belajar mengajar) itu dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan        cara­cara atau metode­metode tertentu. Metode pengajaran merupakan cara­cara        pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal bagaimana tekniknya suatu        bahan pengajaran yang diberikan kepada siswa di sekolah. Kenyataan telah        menunjukan bahwa manusia dalam segala hal mencari efisien­efisien kerja        dengan jalan memilih dan menggunakan suatu metode yang dianggap terbaik        untuk mencapai tujuannya. Demikian pula dalam lapangan pengajaran di sekolah,        para guru selalu berusaha memilih metode pengajaran yang tepat, yang dipandang        lebih efektif daripada metode­metode lainnya, sehingga kecakapan dan        pengetahuan yang diberikan oleh guru itu benar­benar menjadi milik siswa. 

Metode mengajar adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk        mencapai tujuan, khususnya berbicara bahasa Inggris siswa, diantaranya metode        tanya­jawab yang merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan kemampuan        berbicara siswa. 

 

B. Metode Tanya Jawab 

Metode tanya­jawab merupakan salah satu metode yang digunakan oleh        guru dalam proses belajar mengajar. Untuk lebih memahami metode tanya­jawab        tersebut, berikut ini adalah beberapa pengertian mengenai metode tanya­jawab        yang disampaikan para ahli. 

(7)

a. Metode tanya­jawab adalah cara penyajian dalam bentuk pertanyaan yang        harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari        siswa kepada guru (Djamarah dan Aswan Zain, 1995:105). 

b. Metode tanya­jawab adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi        melalui pengajuan pertanyaan­pertanyaan yang mengarahkan siswa agar        bisa memahami materi tersebut (Dikdasemen Dirdikmenum, 1994:12).  c. Metode tanya­jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan       

terjadinya komunikasi yang bersifat       two way traffic (percakapan dua arah),            sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru        bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya dan guru menjawab        (Sudjana, 1987:78). 

d. Metode tanya­jawab adalah dialog antara guru dengan siswa yang        mengalami kesulitan belajar (Kasurijanto dkk, 1989:198). 

e. Metode tanya­jawab adalah penyampaian pelajaran oleh guru dengan jalan        mengajukan pertanyaan dan murid menjawab (Alipandie, 1984:79). 

f. Metode tanya­jawab adalah suatu cara bahan pelajaran yang disampaikan        melalui berbagai bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh siswa (Depag        RI, 1988:31) 

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penulis dapat menyimpulkan        bahwa metode tanya­jawab adalah cara penyajian materi dalam proses        belajar­mengajar, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara       

(8)

siswa dalam bentuk pertanyaan­pertanyaan yang telah dipersiapkan dan diberikan        dari guru kepada siswa maupun dari siswa kepada guru. 

 

C. Tujuan Metode Tanya­Jawab 

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam metode tanya­jawab menurut        Sudjana (1994:78) antara lain sebagai berikut. 

a. untuk mengetahui sejauh manakah materi pelajaran yang telah dikuasai        oleh siswa. 

b. untuk merangsang agar siswa berpikir kritis. 

c. memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan masalah yang        belum dipahami. 

Dengan demikian guru dapat mengetahui dengan cepat sampai sejauh        mana siswa tersebut menguasai materi pelajaran yang disampaikan dalam proses        belajar­mengajar. Untuk mencapai tujuan di atas metode tanya­jawab memerlukan        langkah­langkah yang tepat. 

 

D. Langkah­langkah Metode Tanya­Jawab 

Menurut Sudirman dkk. (1998:124) serta Setawani (      www.sabda.org  diunduh 16­02­2010, 10.36:08) langkah­langkah metode tanya­jawab adalah        sebagai berikut. 

a. Persiapan 

(9)

Dalam penggunaan metode tanya­jawab diperlukan persiapan yang        matang agar metode tanya­jawab dapat berlangsung lancar. 

Adapun persiapan yang diperlukan:  1) Penguasaan materi yang akan ditanyakan. 

2) Penguasaan materi pelajaran sangat penting jangan sampai guru tidak        menguasai materi pelajaran atau tidak mengetahui jawaban dari        pertanyaan yang diberikan kepada siswa atau yang diajukan oleh siswa.  3) Menyusun pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa. 

4) Penyusunan pertanyaan diperlukan agar tidak menyimpang dari topik        materi yang dibahas. 

Perlu diperhatikan pula bentuk­bentuk tanya­jawab dalam mempersiapkan        pertanyaan, menurut Setiawani (      www.sabda.org diunduh 16­02­2010, 10.36:08)      bentuk tanya­jawab yaitu:  1) Pertanyaan yang bersifat mencari informasi (information question)  2) Pertanyaan tertutup (close ended question)   3) Pertanyaan yang menuntut pemikiran (three dimensional question)   4) Pertanyaan terbuka (open ended question)     E. Kelebihan­kelebihan Metode Tanya­Jawab 

Berdasarkan langkah­langkah yang telah diuraikan di atas, metode        tanya­jawab memiliki kelebihan­kelebihan dalam penggunaannya. Menurut       

(10)

Alipandie (1984:80) kelebihan­kelebihan metode tanya­jawab, adalah sebagai        berikut. 

1) Situasi kelas lebih hidup karena siswa lebih aktif berpikir dan        menyampaikan buah pikirannya melalui jawaban­jawaban. 

2) Berperan positif untuk melatih anak agar berani mengemukakan pendapat        dengan lisan secara teratur. 

3) Timbulnya perbedaan pendapat antara para siswa, sehingga memberikan        situasi kelas yang lebih hidup. 

Selain itu Sudirman dkk. (1987:120) mengungkapkan kelebihan­kelebihan        metode tanya­jawab, antara lain sebagai berikut. 

1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa 

2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,        termasuk daya ingatnya. 

3) Mengembangkan keberanian dan ketrampilan siswa dalam menjawab dan        mengemukakan pendapat. 

Sedangkan menurut Roestiyah N.K (1986:70) kelebihan­kelebihan metode        tanya­jawab adalah sebagai berikut.  1) Mendapat sambutan kelas.  2) Anak akan lebih cepat mengerti.  3) Partisipasi anak akan lebih aktif.  4) Pertanyaan dapat merangsang anak untuk berpikir.  5) Anak berani mengutarakan pikiran atau pendapatnya.  10 

(11)

 

F. Kelemahan­kelemahan Metode Tanya­Jawab 

Disamping kelebihan­kelebihan yang dimiliki, metode tanya­jawab juga        mempunyai kelemahan­kelemahan dalam penggunaannya. Menurut Alipandie        (1984:81) kelemahan­kelemahan dari metode tanya­jawab adalah sebagai berikut. 

1) Apabila terjadi perbedaan pendapat antar murid dengan murid akan        menimbulkan  perdebatan  sehingga  memakan  waktu  untuk  menyelesaikannya.  Lebih­lebih  apabila  perbedaan  antara  murid  menyalahkan pendapat guru maka akan mengandung resiko cukup besar.  2) Kemungkinan akan timbul penyimpangan dari pokok persoalan, terutama       

apabila terdapat jawaban­jawaban yang kebetulan lebih menarik perhatian        murid atau murid mengajukan pertanyaan­pertanyaan yang mengandung        masalah baru padahal jauh dari sasaran pelajaran yang dituju. 

3) Memakan waktu yang cukup lama untuk merangkum bahan­bahan        pelajaran. 

Selain itu Sudirman dkk. (1987:119) mengemukakan pendapat mengenai        kelemahan­kelemahan metode tanya­jawab antara lain sebagai berikut. 

1) Siswa sering merasa takut, apalagi kalau guru kurang dapat mendorong        siswa untuk lebih berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang        dan akrab. 

2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir        dan mudah dipahami siswa. 

(12)

3) Guru masih tetap mendominasi proses belajar mengajar. Biasanya guru        kurang terbuka dalam arti ingin jawaban siswa selalu sesuai dengan        keinginannya. 

Sedangkan menurut Roestiyah N.K (1986:70) kelemahan­kelemahan dari        metode tanya­jawab adalah sebagai berikut. 

1. Mudah menyimpang dari pokok permasalahan.  2. Ada perbedaan pendapat antara murid dan guru. 

 

G. Kecakapan Berbicara 

Pembicara dapat mendengar apa yang dia katakan tentang hal tersebut, di        sisi lain dia menerima “respon”, menerima respon dengan mendengarkan        komentar atau melihat reaksi para pendengar melalui komunikasi secara langsung        (Finocchiaro, 1997:2). 

Berdasarkan pada (Keith dan Morrow, 1991:70) menegaskan bahwa        “kecakapan berbicara adalah sebuah aktivitas untuk dapat menghasilkan suatu        ungkapan sebagai komunikasi secara langsung—Berdasarkan pendapat Martin H.        Manser, berbicara adalah mengucapkan hal atau mengatakan sesuatu, dan        kemampuan adalah keahlian atau kekuatan. Jadi kemampuan berbicara adalah        kemampuan atas keahlian untuk mengatakan sesuatu. 

 

1. Dasar Berbicara 

(13)

Kemampuan dalam kelancaran berbicara mensyaratkan tidak hanya pada        pengetahuan berbahasa, tetapi juga kemampuan untuk menyerap informasi dan        bahasa “kedua­duanya”. Jeremy Harmer (2001:269). Diantara dasar­dasar        kebutuhan dalam proses berbicara (sebagai kebalikan dari hasil atas praktek        sebagai contoh dalam latihan bahasa, sebagai contohnya), adalah sebagai berikut.  “hubungan berbicara” : 

. Bagaimanapun, prosedur dijelaskan di sini untuk dapat diterapkan dalam        mengajar berbagai bahasa. Penulis berharap bahwa dengan adanya perbedaan        dalam aktivitas yang mengikuti akan mendorong guru bahasa (Inggris) berkeliling        dunia untuk mencobanya, dan sebagai cara baru lainnya di dalam mengajar        berbicara (Kathleen M. Bailey dan Lance Savage, 1994:37). 

Menurut Dale Carnagie (1998:57), terdapat tiga faktor di dalam setiap        situasi berbicara, yaitu (1) pembicara, (2) pembicaraan atau pesan, dan (3)        penonton. Jadi, untuk menjadi berani, kita sendiri harus bisa bertindak        seakan­akan kita berani, lakukan semampu kita, dan keberanian akan        menggantikan rasa takut (Dale Carnegie, 1956:10). 

 

2. Aturan Berbicara 

Komunikasi merupakan suatu kegiatan dimana seseorang memberi atau        menerima dari orang lain atas informasi yng dibutuhkan, keinginan, perkiraan,        pengetahuan, atau situasi afektif (Julia Scherba, 1992:2). Terdapat beberapa cara        untuk mengatasi masalah dalam berbicara, antara lain: 

(14)

a. Pengalaman Suara 

Menurut Lilyan Wilder (1999:50) ada beberapa penarik simpati, antara        lain sebagai berikut:  1) Mengajukan pertanyaan   2) Bersifat mengajak  3) Berbagi pengalaman   4) Informasi berita terkini   3. Tingkatan Berbicara  Menurut Dohson (1991:28), terdapat 4 tingkatan dalam berbicara, yaitu:  a. Tingkatan Terendah Berbicara  b. Tingkatan Dasar Berbicara  c. Tingkatan Menengah Berbicara        H. Kerangka Pemikiran              14 

(15)

                    BAB III            3.METODE PENELITIAN   

Dalam  bab  ini  diuraikan  langkah­langkah  penelitian  sebagai  pertanggungjawaban metodologis dalam penguji kebenaran hipotesa yang telah        diajukan di bab II. Untuk menentukan metode dan teknik penelitian yang        digunakan, yaitu teknik pengambilan sampel, dan metode penggunaan data, maka       

(16)

teknik analisis data bertolak pada tujuan penelitian. Berdasarkan tujuan penelitian        dapat ditentukan jenis­jenis data dan informasi yang diperlukan untuk menguji        hipotesis yang diajukan guna menjawab masalah penelitian. 

Penjabaran tujuan penelitian menuju pada pengidentifikasian jenis data        yang dapat dilakukan dengan memperhatikan rumusan hipotesis. Proses ini        dilakukan karena secara operasional terbukti bahwa hipotesis telah mencapai hasil        pada tujuan penelitian. Uraian metode dan teknik penelitian yang digunakan        dalam penelitian ini dengan urutan uraian sebagai berikut: (a) Tujuan khusus        penelitian, (b) Metode dan desain penelitian, (c) Instrumen penelitian, (d) Sampel        penelitian, (e) Teknik analisis data, dan (f) Prosedur penelitian. 

 

A. Tujuan Khusus Penelitian 

Berdasarkan judul penelitian “Perbedaan Pengaruh Sistem Metode        Tanya­Jawab Pemberian Tugas Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa Kelas X        SMA Hang Tuah 4 Surabaya”, maka penelitian ini mengungkapakan dua variabel,        yaitu: (1) variabel bebas, dan (2) variabel tergantung. 

Sebagai variabel bebas (      independent variable  ) yang bertindak juga sebagai          variabel pelaku ( treatment ) ialah: 

1. kelompok eksperimen adalah proses pembelajaran dengan penggunaan        sistem metode tanya­jawab. 

2. kelompok kontrol adalah proses pembelajaran kelas kontrol yang tidak        dikenakan variabel eksperimen. 

(17)

 

B. Metode dan Desain Penelitian 

Penelitian ini tergolong penelitian eksperimen yang menggunakan        pendekatan / metode “Control Group Pre Test and Post Test Design“, yaitu: 

1. Satu kelas dikenakan proses pembelajaran dengan menggunakan sistem        metode tanya­jawab, 

2. Pada kelas kontrol dikenakan pembelajaran dan tidak dikenakan variabel        eksperimen.  C. Kerangka Desain Penelitian      Dikenakan           Variabel eksperimen      Tidak dikenakan           Variabel eksperimen            Keadaannya dibandingkan  D. Instrumen Penelitian 

Kegiatan pertama dalam rangka eksperimen ialah (1) mengajukan konsep /        rencana penelitian, (2) mempersiapkan alat ukur, dan (3) gambaran tentang SMA        Hang Tuah 4 Surabaya. 

 

(18)

D. Populasi dan Sampel Penelitian 

Berkaitan dengan masalah tentang perbedaan kemampuan berbicara antara        proses  pembelajaran  dengan  menggunakan  sistem  metode pengajaran    tanya­jawab, maka bidang studi yang diteliti adalah bidang studi Bahasa Inggris.        Sedangkan objek pada penelitian ini adalah siswa SMA Hang Tuah 4 Surabaya. 

 

E. Teknik Analisis Data 

Pengelolaan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik        statistik, baik statistik descriptif maupun statistik analitik (inverensial),   Teknik statistik tersebut enggunaan teknik Gains dengan rumus t – test.        Ma : Mean kelompok eksperimen  Mb : Mean kelompok kontrol  Xa : Deviasi nilai – nilai individu dari Ma  Xb : Deviasi nilai – nilai individu dari Mb  Na : Jumlah subyek kelompok eksperimen  4.ANALISIS DATA 

Bab ini berisi tentang uraian analisis data / hasil penelitian lapangan sesuai        dengan data dan informasi yang dikumpulkan melalui angket dan dokumentasi        dari sekolah yang teliti. Uraian hasil penelitian menyajikan: (a) diskripsi dari hasil       

(19)

analisa data, (c) pengujian hipotesis, dan (c) pembahasan hasil pengujian        hipotesis. 

Pada akhir bab ini diketengahkan kesimpulan sementara, khusus yang        berhubungan dengan hasil analisis empirik. Fungsi kesimpulan sementara ini akan        dijadikan dasar penarikan kesimpulan pada bab berikutnya, yaitu kesimpulan dan        saran. 

 

A. Deskripsi dari Hasil Analisa Data  Untuk menguji hipotesa nihil: 

Tidak ada perbedaan peningkatan hasil dari Post Test dan Pre Test antara        kelas eksperimen dan kelas kontrol. 

 

B. Laporan Hasil Penelitian 

Dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode tes dan        instrument soal – soal tes yang dilakukan terhadap siswa, maka diperoleh        data, yaitu:  1. Tabel Data  2. Tabel Kerja    5.PENUTUP    19 

(20)

Berdasarkan organisasi data, analisa data, dan hasil temuan penelitian,        termasuk hasil pengujian data, uraian bab ini dijabarkan dalam tiap bagian, yaitu        (a) Simpulan dan Implikasinya, (b) Saran. 

 

A. Simpulan dan Implikasinya 

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan pada siswa kelas X SMA        Hang Tuah 4 Surabaya, maka diperoleh skor­skor post test dan pre test antara        kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dimasukkan dalam tabel data. Kemudian        untuk mengetes hipotesa perbedaan mean dari kelas eksperimen dan kelas kontrol        dimasukkan dalam tabel kerja. 

Atas dasar tabel kerja tersebut dihitung t–tes untuk menguji        signifikansinya dengan taraf 5% maka diperoleh t hitung. 

Sehingga dapat disimpulkan: 

➢ Ada perbedaan pengaruh antara metode tanya­jawab terhadap kemampuan        bicara siswa bidang studi Bahasa Inggris kelas X SMA Hang Tuah 4        Surabaya. 

 

➢ Pada hasil pengujian hipotesa diperoleh nilai t       hitung sebesar 2,076 dengan      taraf signifikansi 5% pada derajat kebebasan 28, maka diperoleh harga        kritik T untuk tabel sebesar 2,048. ini menunjukkan bahwa t       hitung lebih 

besar dari t – tabel yang berarti hipotesa nihil (Ho) ditolak dan hipotesa       

(21)

kerja diterima. Dengan demikian berarti ada peningkatan kemampuan        bicara pada siswa. 

 

B. Saran 

Adanya perbedaan pengaruh antara metode tanya­jawab dan kemampuan        bicara siswa bidang studi Bahasa Inggris kelas X SMA Hang Tuah 4 Surabaya,        sehingga dapat disarankan sebagai berikut: 

1. Metode  tanya­jawab  digunakan  di  kelas­kelas  dalam  proses  belajar­mengajar untuk mengembangkan kemampuan berbicara siswa,        khususnya pada bidang studi bahasa Inggris. 

2. Metode tanya­jawab sangat cocok digunakan dalam pembelajaran apabila        menghendaki pengembangan kognitif, efektif, maupun psikomotor. 

   

DAFTAR PUSTAKA 

Alipandie, Imansjah. 1984. Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya :  Usaha Nasional. 

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.  Jakarta : Rineka Cipta. 

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar.  Jakarta : Rieneka Cipto. 

Carnegie, Dale. 1956.     How To Develop Se31f Confidence And Influence People.                U.S.A: Public Speaking. 

(22)

Fletcher, Leon. 2004. How To Design And Deliver Speeches. New York: Pearson.  Harmer, Jeremy. 2001. The Practice of English Language Teaching. Third 

Edition : Longman. 

Kasurijanto, dkk. 1989. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jurusan  Pendidikan dan Sastra Indonesia FPBS. Surabaya : IKIP. 

M. Bayley, Kathlen and Savage, Lence. 1994. New Way : Teaching Speaking.  Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah 

Umum. 1994. Kurikulum SLTP. Jakarta. 

Roestiyah N. 1986. Didaktik Metodik. Jakarta : Bina Aksara. 

Sudjana, Nana. 1987. Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar  Baru Algesindo. 

Sudirman, dkk. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung : Remaja Karya.  www.sabda.org diunduh 16­02­2010, 10.36:08                      22 

Referensi

Dokumen terkait

Sebaran Nilai dan Bentuk Topografi yang dimiliki oleh daerah Manifestasi Panas Bumi di Sekitar Gunung Tampusu tampak berbeda dengan Sebaran Nilai dan Bentuk Kontur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa tentang materi himpunan berdasarkan taksonomi SOLO, siswa yang memperoleh skor diatas KKM telah

Dari latarbbelakang yang telah dipaparkan tersebut, dapatddirumuskan beberapa pokok permasalahaniyang akanndiuraikan di dalam penelitiannini, yaitu 1) Bagaimana latar belakang

Permasalahan lain di daerah ini, yang menyebabkan menurunnya populasi satwa adalah adanya kebijakan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam pada tahun 1960

Teknik catat adalah mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitianya dari penggunaan Bahasa secara tertulis (Mahsun, 2005:93). Proses penyediaan data diawali

Panti Asuhan Yatim (Putra) Muhammadiyah yang lebih dikenal dengan sebutan PAYM ini berkembang dengan pesat, dalam perkembangannya PAYM ini mendapat sambutan dan dukungan dari

Adapun saran terhadap Rumah Sakit Cahya Kawaluyan dalam hal pengelohan sampah organik menjadi kompos dalam waktu yang cepat dan efisien dapat menggunakan

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu ataupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik, melalui berbagai kegiatan