CEPHALGIA
CEPHALGIA
(NYERI KEPALA)
Cephalgia
Cephalgia
•
•
Cephalgia ialah nyeri atau sakit sekitar
Cephalgia ialah nyeri atau sakit sekitar
kepala, termasuk nyeri di perbatasan leher
kepala, termasuk nyeri di perbatasan leher
antara leher dan kepala bagian belakang
antara leher dan kepala bagian belakang
•
•
Nyeri kepala ialah gejala bukan penyakit
Nyeri kepala ialah gejala bukan penyakit
dan dapat menunjukkan penyakit organik
dan dapat menunjukkan penyakit organik
(neurologi atau penyakit lain), respon
(neurologi atau penyakit lain), respon
stress, vasodilatasi, tegangan otot rangka
stress, vasodilatasi, tegangan otot rangka
atau kombinasi respon tersebut
Klasifikasi Cephalgia
Klasifikasi Cephalgia
Cephalgia bisa merupakan keluhan primer
Cephalgia bisa merupakan keluhan primer
atau sekunder
atau sekunder
Primer = sakit kepala merupakan keluhan
Primer = sakit kepala merupakan keluhan
utama, bukan disebabkan karena adanya
utama, bukan disebabkan karena adanya
penyakit lain
penyakit lain
Sekunder = sakit kepala merupakan gejala
Sekunder = sakit kepala merupakan gejala
ikutan karena adanya penyakit lain
ikutan karena adanya penyakit lain
misalnya hipertensi, premenstrual disorder,
misalnya hipertensi, premenstrual disorder,
dll.
Nyeri Kepala Primer
“Primary Headache Disorder” terdiri dari :
1.
Migrain
2.
Tension type headache
3.Cluster headache
4.
Nyeri kepala yang tidak berhubungan
Nyeri Kepala Skunder
“Secondary Headache Disorder” terdiri dari :
• Nyeri kepala yang berhubungan dengan trauma kapitis / trauma kepala
• Nyeri kepala yang berhubungan dengan kelainan vaskuler
• Nyeri kepala yang berhubungan dengan kelainan non vaskuler
• Nyeri kepala yang berhubungan dengan substansi tertentu / withdrawal
• Nyeri kepala yang berhubungan dengan infeksi non cephalic
Definisi Migrain
Migrain = suatu kondisi kronis yang dikarakteristik
oleh sakit kepala episodik dengan intensitas sedang
– berat yang berakhir dalam waktu 4 – 72 jam
(International Headache Society)
Paling sering hanya mengenai 1 sisi kepala saja,
kadang berpindah ke sisi sebelahnya, tapi dpt
mengenai kedua sisi kepala sekaligus.
Migrain dibagi dalam dua golongon besar yaitu :
Migrain Biasa (migrain tanpa aura) :
Ditandai dengan nyeri kepala berdenyut di salah satu sisi dengan intensitas yang sedang-berat & semakin parah pd saat melakukan aktifitas. Dapat disertai mual, muntah, sensitif terhadap cahaya, suara, & bau.
Sakit kepala akan sembuh dalam 4 sampai 72 jam, sekalipun tidak diobati.
Migrain Klasik (migrain dengan aura ) :
Migrain biasanya didahului oleh suatu gejala yang dinamakan aura, yang terjadi dalam 30 menit sebelum timbul migrain.
Faktor pemicu migrain
Faktor psikologis Stress, depresi Faktor lingkungan Rokok Bau menyengat Perubahan cuaca Cahaya atau suaraFaktor makanan
Yg mengandung tiramin
Food additive (MSG, aspartam) Coklat,kopi
Faktor hormonal
Menstruasi
Hamil, menopause
Gaya hidup
Kurang atau kebanyakan tidur Terlambat makan, dll.
Diagnosis Migrain
Ditegakkan berdasar gejala klinis dan riwayat pasien →
mencatat waktu, intensitas, pemicu dan durasi sakit kepala
Migrain tanpa aura:
Sedikitnya 5 serangan dengan karakteristik tertentu
Terjadi antara 4 – 72 jam
Karakteristik : unilateral, berdenyut-denyut, intensitas
sedang sampai berat, bisa bertambah dengan aktivitas fisik
Pasien mengalami mual dan/atau muntah, atau
Migrain dengan aura :
Pasien mengalami migrain dengan sedikitnya 3
dari 4 karakteristik :
Mengalami gajala aura yang reversibel (meliputi:
gangguan visual, sensasi abnormal pada kulit, sulit
bicara, dan kelemahan otot)
Mengalami
aura
yang
berkembang
secara
bertahap lebih dari 4 menit atau 2 gejala aura
berturut-turut
Gejala aura berakhir tidak lebih dari 60 menit
Aura terjadi tidak lebih dari 60 menit sebelum
tejadinya sakit kepala
Selain itu, perlu ada pemeriksaan terhadap riwayat
pengobatan, kondisi fisik, dan uji neurologis (CT
Scan)
Terapi Migrain
Terapi Profilaksis
menghindari pemicu
menggunakan obat profilaksis secara teratur
Terapi abortif
menggunakan obat-obat penghilang nyeri dan/atau
vasokonstriktor
Analgesik : aspirin (drug of choice), parasetamol NSAIDs : naproksen, ibuprofen
Terapi non farmakologis
Beristirahat.
Karena peka terhadap cahaya, disarankan untuk beristirahat di tempat yang gelap dan tenang.
Kompres kepala dengan es/air dingin.
Kompres bagian yang sakit dengan es atau air dingin, untuk membantu pembuluh darah.
Jauhi faktor-faktor pencetus migrain. Hangatkan bagian leher.
Istirahatkan tulang leher, karena leher adalah salah satu bagian tubuh yang bekerja keras menopang kepala. Kelelahan pada leher dapat memicu rasa sakit kepala. Saat istirahat, coba hangatkan leher atau beri sedikit pijatan lembut.
Minum obat pereda sakit.
Jangan sembarang minum obat, mintalah obat yang telah dianjurkan oleh dokter
Tension
headache
Definisi
• Merupakan jenis yang paling banyak dijumpai, disebabkan karena kontraksi otot di kepala
• Rasa nyeri tumpul yang konstan, atau perasaan menekan yang tidak enak pada leher, pelipis, dahi, atau di sekitar kepala, leher terasa kaku
• Umumnya terjadi secara bilateral (terjadi pada kedua belah sisi pada waktu yang sama)
• Jarang terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi antara umur 20 sampai 40 tahun
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala sakit kepala ini adalah:
Sakit kepala yang menyebar
Sensasi mengetat atau tekanan yang pada
kepala bagian depan atau di bagian sisi dan
belakang kepala
Rasa lembut pada kulit kepala, leher dan otot
pundak
Terapi tension type headache (TTH)
Terapi Non-farmakologi
• melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20 sampai 30 menit
• perubahan posisi tidur
• pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang lain
Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah :
• Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau saat menonton televisi
• Hindari eksposur terus-menerus pada suara keras dan bising
Terapi farmakologi
• Menggunakan analgesik sesuai tingkat nyeri • Contoh : Obat-obat OTC seperti aspirin,
acetaminophen, ibuprofen atau naproxen sodium.
Produk kombinasi dengan kafein dapat meningkatkan efek analgesik
• Untuk sakit kepala kronis, perlu assesment yang lebih teliti mengenai penyebabnya, misalnya karena anxietas atau depresi
• Pilihan obatnya adalah antidepresan, seperti amitriptilin atau antidepresan lainnya
Vertigo
Salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau
gangguan orientasi di ruangan
Vertigo merupakan keluhan yang digambarkan
sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness, unsteadiness) atau rasa pusing (dizziness)
Vertigo – berasal dari bahasa Latin vertere yang
artinya memutar – merujuk pada sensasi berputar sehingga meng-ganggu rasa keseimbangan
seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistim keseimbangan
Manifestasi klinik
• Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah
• Nafsu makan turun • Lidah pucat
• Nadi lemah
• Pusing (dizziness) dan nyeri kepala • Penglihatan kabur
• Tinitus
• Mulut pahit dan mata merah • Mudah tersinggung, gelisah
Anamnesis
Pertama-tama ditanyakan bentuk vertigonya: melayang,
goyang, berputar, tujuh keliling, rasa naik perahu dan sebagainya.
Perlu diketahui juga keadaan yang memprovokasi
timbulnya vertigo: perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan, ketegangan.
Profil waktu: apakah timbulnya akut atau
perlahan-lahan, hilang timbul, kronik, progresif atau membaik.
Apakah juga ada gangguan pendengaran yang biasanya
menyertai/ditemukan pada lesi alat vestibuler atau n. vestibularis.
Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin,
kanamisin, salisilat, antimalaria dan lain-lain yang diketahui ototoksik/vestibulotoksik
Pemeriksaan Fisik
Ditujukan untuk meneliti faktor-faktor penyebab, baik
kelainan sistemik, otologik atau neurologik – vestibuler atau serebeler; dapat berupa pemeriksaan fungsi pendengaran dan keseimbangan, gerak bola mata/nistagmus dan fungsi serebelum.
Pendekatan klinis terhadap keluhan vertigo adalah
untuk menentukan penyebab
Dalam menghadapi kasus vertigo, pertama-tama
harus ditentukan bentuk vertigonya, lalu letak lesi dan kemudian penyebabnya, agar dapat diberikan terapi kausal yang tepat dan terapi simtomatik yang sesuai.
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan neurologis dilakukan dengan perhatian
khusus pada:
1. Fungsi vestibuler/serebeler
a. Uji Romberg : penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu).
b. Tandem Gait: penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti.
c. Uji Unterberger.
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit.
d. Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke
depan, penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup.
Pemeriksaan penunjang
Dix-hallpix :
Penderita didudukkan dekat bagian ujung tempat periksa, sehingga ketika posisi terlentang kepala ekstensi ke belakang 30º – 40º , penderita diminta tetap membuka mata untuk melihat nistagmus yang muncul. Kepala diputar menengok ke kanan 45º
Dengan tangan pemeriksa pada kedua sisi kepala penderita, penderita direbahkan sampai kepala tergantung pada ujung tempat periksa. Perhatikan munculnya nistagmus dan keluhan vertigo,posisi tersebut dipertahankan selama 10-15 detik.
Penatalaksanaan vertigo
Tujuan pengobatan vertigo, selain kausal (jika ditemukan
penyebabnya), ialah untuk memperbaiki ketidak seimbangan vestibuler melalui modulasi transmisi saraf; umumnya digunakan obat yang bersifat antikolinergik
Selain itu dapat dicoba metode Brandt-Daroff
Pasien duduk tegak di tepi tempat tidur dengan tungkai
tergantung; lalu tutup kedua mata dan berbaring dengan cepat ke salah satu sisi tubuh, tahan selama 30 detik, kemudian duduk tegak kembali. Setelah 30 detik baringkan tubuh dengan cara yang sama ke sisi lain, tahan selama 30 detik, kemudian duduk tegak kembali. Dilakukan berulang (lima kali berturut-turut) pada pagi dan petang hari sampai tidak timbul vertigo lagi.