• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsensus_nasional III Nyeri Kepala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konsensus_nasional III Nyeri Kepala"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

KLASIFIKASI INTERNASIONAL NYERI KEPALA EDISI KE 2 dan Kode lCD-10NA2004

KodeIHS

1. Migren(G43)

1.1. Migren tanpa aura(G43.0) 1.2. Migren dengan aura (G43.1)

1.2.1. Nyeri Kepala Migren dengan aura tipikal (G43.10) 1.2.2. Nyeri Kepala non migren dengan aura tipikal (G43.10) 1.2.3. Aura tipikal tanpa Nyeri kepala (G43.104)

1.2.4. Familial HemiplegikMigren(FHM)(G.43.105) 1.2.5. Sporadik hemiplegik migren (G43.105) 1.2.6. MigrentipeBasiler(G43.106)

1.3. Sindroma periodik pada anak yang sering menjadi prekursor migren (G43.82) 1.3.1. Cyclical vomiting (G43.82)

1.3.2. Migren abdominal (G43.920)

1.3.3. Benigna paroksismal vertigo pada anak (G43.821) 1.4. Migren Retinal (G43.81)

1.5. Komplikasi migren (43.3) 1.5.1. Migren Kronik(G43.3) 1.5.2. Status migrenosus (G43.2)

1.5.3. Aura persisten tanpa infark (G43.3) 1.5.4. Migrenous infark (G43.3)

1.5.5. Migraine-triggered seizures (G43.3)+(G40.Xatau G41 .X) 1.6. Probable migren (G43.83)

1.6.1. Probable migren tanpa aura (G43.83) 1.6.2. Probable migren dengan aura (G43.83) 1.6.3. Probable migren kronik (G43.83)

2. Tension Type Headache (TTH) (G44.2)

2.1. Tension-type headache episodik yang infrequent (G44.2)

2.1.1 Tension-type headache episodik yang infrequent berhubungan dengan nyeri tekan perikranial (G44.20)

2.1.2 Tension-type headache episodik yang infrequent tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial. (G44.21)

2.2. Tension-type headache episodik yang frequent (G44.2)

2.2.1 Tension-type headache episodik yang frequent berhubungan dengan nyeri tekan perikranial (G44.20)

2.2.2 Tension-type headache yang frequent tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial (G44.21)

2.3. Tension-type headache Kronik (G44.2)

2.3.1 Tension-type headache kronik berhubungan dengan nyeri tekan perikranial (G44.22)

2.3.2 Tension-type headache kronik tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial (G44.28)

(2)

2

2.4.3 Probable tension-type headache kronik (G44.28)

3. Nyeri Kepala Klaster dan Sefalalgia Trigeminal-otonomik yang lainnya (G44.0) 3.1. Nyeri kepala Klaster(G44.0)

3.1.1 Nyeri kepala Klaster episodik (G44.01) 3.1.2 Nyeri kepala Klaster Kronik (G44.02) 3.2. Hemikrania paroksismal (G44.03)

3.2.1 Hemikrania paroksismal episodik (G44.03) 3.2.2 Hemikrania paroksismal Kronik (G44.03)

3.3. Short-lasting unilateral neuralgiform headache with conjunctival injection and

tearing (SUNCT) (G44.08)

3.4. Probable sefalalgia trigeminal otonomik (G44.08) 3.4.1 Probable nyeri kepala klaster (G44.08) 3.4.2 Probable Hemikrania paroksismal (G44.08) 3.4.3 Probable SUNCT (G44.08)

4. Nyeri Kepala Primer lainnya (G44.80) 4.1 Primary stabbing headache (G44.800) 4.2 Primary cough headache (G44.803) 4.3 Primaryexertionalheadache (G44.804)

4.4 Nyeri kepala primer sehubungan dengan aktifitas seksual(G44.805) 4.4.1 Nyeri kepala Preorgasmik(G44.805)

4.4.2 Nyeri kepala Orgasmik (G44.805) 4.5 Hypnicheadache (G44.80)

4.6 Primary thunderclap headache (G44.80) 4.7 Hemikrania kontinua (G44.80)

4.8 New daily-persistent headache (NDPH) (G44.2)

5. Nyeri Kepala yang berkaitan dengan trauma kepala dan/atau leher(G44.88) 5.1. Nyeri kepala akut pasca trauma (G44.880)

5.1.1 Nyeri kepala akut pasca trauma yang berkaitan dengan trauma kapitis sedang atau berat(G44.880)

5.1.2 Nyeri kepala akut pasca trauma yang berkaitan dengan dengan trauma kapitis ringan (G44.880)

5.2. Nyeri kepala kronik pasca trauma (G44.3)

5.2.1 Nyeri kepala kronik pasca trauma yang berkaitan dengan trauma kapitis sedang atau berat (G44.30)

5.2.2 Nyeri kepala kronik pasca trauma yang berkaitan dengan trauma kapitis ringan (G44.31)

5.3. Nyeri kepala akut yang berkaitan dengan whiplash injury headache (G44.841) 5.4. Nyeri kepala kronik yang berkaitan dengan whiplash injury headache (G44.841) 5.5. Nyeri kepala yang berkaitan dengan hematoma intrakranial traumatik (G44.88)

5.5.1 Nyeri kepala yang berkaitan dengan hematoma epidural (G44.88) 5.5.2 Nyeri kepala yang berkaitan dengan hematoma subdural (G44.88)

5.6. Nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma kepala dan/atau leher yang lainnya (G44.88)

5.6.1 Nyeri kepala akut yang berkaitan dengan trauma kepala dan/atau leher yang lainnya (G44.88)

5.6.2 Nyeri kepala kronik yang berkaitan dengan trauma kepala dan/atau leher yang lainnya (G44.88)

(3)

5.7. Nyeri kepala pasca kraniotomi (G44.88)

5.7.1 Nyeri keoala pasca kraniotomi akut (G44.880) 5.7.2 Nyeri kepala pasca kraniotomi kronik (G44.30)

6. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler kranial dan/atau servikalis (G44.81)

6.1. Nyeri kepala yang berkaitan dengan stroke iskemik dan transient ischemic attacks (G44.810)

6.1.1 Nyeri kepala yang berkaitan dengan stroke iskemik (infark serebri) (G44.810)

6.1.2 Nyeri kepala yang berkaitan dengan transient ischemic attacks (TlA) (G44.810)

6.2. Nyeri kepala yang berkaitan dengan perdarahan intrakranial nontraumatik (G44.810)

6.2.1 Nyeri kepala yang berkaitan dengan perdarahan intraserebral (G44.810) 6.2.2 Nyeri kepala yang berkaitan dengan perdarahan subarakhnoid (G44.810) 6.3. Nyeri kepala yang berkaitan dengan Unruptured maiformasi vaskuler (G44.811)

6.3.1. Nyeri kepala yang berkaitan dengan aneurisma sakuler (G44.811)

6.3.2. Nyeri kepala yang berkaitan dengan arterio-venus maiformasi (G44.811) 6.3.3. Nyeri kepala yang berkaitan dengan fistula arterio-venous Dural (G44.811) 6.3.4. Nyeri kepala yang berkaitan dengan angioma kavernosus (G44.811)

6.3.5. Nyeri kepala yang berkaitan dengan Ensefalotrigeminal atau leptomeningeal angiomatosis (Sturge Weber Syndrome) (G44.811)

6.4. Nyeri kepala yang berkaitan dengan arteritis (G44.812)

6.4.1 Nyeri kepala yang berkaitan dengan Giant cell arteritis (GCA) (G44.812) 6.4.2 Nyeri kepala yang berkaitan dengan Angiitis sistem saraf pusat primer

(G44.812)

6.4.3 Nyeri kepala yang berkaitan dengan Angiitis sistem saraf pusat sekunder (G44.812)

6.5. Nyeri arteri karotis atau vertebral (G44.810)

6.5.1 Nyeri kepala daripada nyeri facial atau leheryang berkaitan dengan diseksi arterial (G44.810)

6.5.2 Nyeri kepala Pasca-endarterektomi (G44.814) 6.5.3 Nyeri kepala angioplasti karotis (G44.810)

6.5.4 Nyeri kepala yang berkaitan dengan prosedur endovaskuler intracranial (G44.810)

6.5.5 Nyeri kepala angiografi (G44.810)

6.6. Nyeri kepala yang berkaitan dengan trombosis venosus serebral(G44.810)

6.7. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler intrakranial lainnya (G44.81) 6.7.1 CADASIL (Cerebral Autosomal Dominant Arteriopathy with Subcortical

Infarctsand Leukoencephalopathy) (G44.81)

6.7.2 MELAS (Mitochondrial Encephalopathy, Lactic Acidosis and Stroke like

episodes) (G44.81)

6.7.3 Nyeri kepala yang berkaitan dengan angiopati benigna sistem saraf pusat (G44.81)

6.7.4 Nyeri kepala yang berkaitan dengan apopleksi hipofise (G44.81)

(4)

4

7.1.1. Nyeri kepala yang berkaitan dengan hipertensi intrakranial Idiopatik (G44.820)

7.1.2. Nyeri kepala yang berkaitan dengan hipertensi intrakranial sekunder akibat faktor metabolik, toksik ataupun hormonal (G44.820)

7.1.3. Nyeri kepala yang berkaitan dengan hipertensi intrakranial sekunder akibat hidrosefalus (G44.820)

7.2. Nyeri kepala yang berkaitan dengan penurunan tekanan cairan serebrospinal (G44.820)

7.2.1 Nyeri kepala pasca pungsi dural (G44.820)

7.2.2 Nyeri kepala fistula likuor serebro spinal (G44.820)

7.2.3 Nyeri kepala yang berkaitan dengan penurunan tekanan cairan serebrospinal spontan (idiopatik) (G44.820)

7.3. Nyeri kepala yang berkaitan dengan Penyakit Inflamasi yang non infeksius (G44.82)

7.3.1 Nyeri kepala yang berkaitan dengan Neurosarkoidosis (G44.823)

7.3.2 Nyeri kepala yang berkaitan dengan Aseptik (non-infeksius) meningitis (G44.823)

7.3.3 Nyeri kepala yang berkaitan dengan penyakit inflamasi non infeksius yang lainnya(G44.823)

7.3.4 Nyeri kepala yang berkaitan dengan limfositik hipofisitis (G44.82) 7.4. Nyeri kepala yang berkaitan dengan neoplasma intracranial (G44.822)

7.4.1 Nyeri kepala yang berkaitan dengan peninggian tekanan intrakranial atau hidrosefalus oleh sebab neoplasma (G44.822)

7.4.2 Nyeri kepals yang berkaitan langsung dengan neoplasma (G44.822) 7.4.3 Nyeri kepala yang berkaitan dengan karsinomatous meningitis (G44.822) 7.4.4 Nyeri kepala yang berkaitan dengan hiper/hiposekresi hipotalamus atau

hipofise (G44.822)

7.5. Nyeri kepala yang berkaitan dengan injeksi intratekal (G44.824) 7.6. Nyeri kepala yang berkaitan dengan epileptic seizure (G44.82)

7.6.1 Hemikrania epileptika (G44.82) 7.6.2 Nyeri kepala Post-seizure (G44.82)

7.7. Nyeri kepala yang berkaitan dengan Chiarimalformation type I (CM1) (G44.82) 7.8. Sindrom nyeri kepala dan defisit neurologi yang sepintas disertai limpositosis likuor

serebro spinal (G44.82)

7.9. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan non vaskuler intrakranial lainnya (G44.82)

8. Nyeri kepala yang berkaitan dengan suatu substansi atau proses withdrawal nya (G44.4 atau G44.83)

8.1. Nyeri kepala akibat induksi penggunaan atau pemaparan substansi akut (G44.40) 8.1.1. Nyeri kepala akibat induksi Nitricoxide donor (NO) (G44.400)

8.1.1.1 Nyeri kepala Immediate akibat induksi NO donor (G44.400) 8.1.1.2 Nyeri kepala De/ayedakibat NO donor (G44.400)

8.1.2. Nyeri kepala akibat induksi Phosphodiesterase (PDE) inhibitor (G44.40) 8.1.3. Nyeri kepala akibat induksi Karbon monoxide (G44.402)

8.1.4. Nyeri kepala akibat induksi Alkohol (G44.83)

8.1.4.1 Nyeri kepala Immediate akibat induksi alkohol (G44.83) 8.1.4.2 Nyeri kepala De/ayedakibat induksi alkohol (G44.83)

8.1.5. Nyeri kepala akibat induksi komponen makanan dan zat adiktif (G44.4) 8.1.5.1. Nyeri kepala akibat induksi Monosodium gluta.nat (G44.401) 8.1.6. Nyeri kepala akibat induksi kokain (G44.83

(5)

8.1.7. Nyeri kepala akibat induksi Cannabis (G44.83) 8.1.8. Nyeri kepala akibat induksi Histamin (G44.40)

8.1.8.1 Nyeri kepala Immediate akibat induksi histamin (G44.40) 8.1.8.2 Nyeri kepala Delayed akibat induksi histamin (G44.40)

8.1.9. Nyeri kepala akibat induksi Calcitonin gene related peptide (CGRP) (G44.40)

8.1.9.1 Nyeri kepala Immediate akibat induksi CGRP (G44.40) 8.1.9.2 Nyeri kepala Delayed akibat induksi CGRP (G44.40)

8.1.10. Nyeri kepala akut akibat reaksi tidak baik yang dapat dikaitkan dengan penggunaan obat2an untuk indikasi lain (G44.41)

8.1.11. Nyeri kepala akut akibat induksi penggunaan substansi atau pemaparannya berilah nama substansi secara spesifik) (G44.4 or G44.83)

8.2. Nyeri kepala akibat penggunaan obatyang berlebihan (Medication Overuse=MOH) (G44.41 or G44.83)

8.2.1 Nyeri kepala akibat penggunaan berlebihan Ergotamine (G44.411) 8.2.2 Nyeri kepala akibat penggunaan berlebihan Triptan (G44.41) 8.2.3 Nyeri kepala akibat penggunaan berlebihan Analgesik (G44.410) 8.2.4 Nyeri kepala akibat penggunaan berlebihan opioid (G44.83)

8.2.5 Nyeri kepala akibat penggunaan kombinasi analgesik berlebihan (G44.410) 8.2.6 Nyeri kepala akibat penggunaan obat berlebihan yang berkaitan dengan

penggunaan obat kombinasi secara akut (berilah nama substansi secara spesifik) (G44.410)

8.2.7 Nyeri kepala yang berkaitan dengan penggunaan obat berlebihan lainnya 8.2.8 Nyeri kepala Probable penggunaan obat berlebihan (berilah nama

substansi secara spesifik) (G44.41 atau G44.83)

8.3. Nyeri kepala akibat reaksi tidak baik yang dapat dikaitkan dengan pemberian obat-obatan kronik (berilah nama substansi secara spesifik) (G44.4)

8.3.1. Nyeri kepala akibat induksi Hormon eksogen (G44.418)

8.4. Nyeri kepala akibat withdrawal dan ketergantungan substansi (G44.83) 8.4.1 Nyeri kepala Kafein withdrawal (G44.83)

8.4.2 Nyeri kepala Opioids-withdrawal (G44.83) 8.4.3 Nyeri kepala Oestrogen withdrawal (G44.83)

8.4.4 Nyeri kepala yang berkaitan dengan withdrawal penggunaan kronik substansi lainnya. (berilah nama substansi secara spesifik) (G44.83)

9. Nyeri kepala yang berkaitan dengan infeksi

9.1. Nyeri kepala yang berkaitan dengan infeksi intrakranial (G44.821)

9.1.1 Nyeri kepala yang berkaitan dengan meningitis bakteriil (G44.821) 9.1.2 Nyeri kepala yang berkaitan dengan meningitis limpositik (G44.821) 9.1.3 Nyeri kepala yang berkaitan dengan ensefalitis(G44.821)

9.1.4 Nyeri kepala yang berkaitan dengan abses otak(G44.821)

9.1.5 Nyeri kepala yang berkaitan dengan empyeiia subdural(G44.821 9.2. Nyeri kepala yang berkaitan dengan infeksi sistemik(G44.881)

9.2.1 Nyeri kepala yang berkaitan dengan infeksi bakteriil sistemik (berilah nama etiologi secara spesifik) (G44.881)

9.2.2 Nyeri kepala yang berkaitan dengan infeksi virus sistemik (berilah nama etiologi secara spesifik) (G44.881)

(6)

6 atau 44.881)

9.4.1. Nyeri kepala pasca meningitis bakteriil kronik (G44.821)

10. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan Hemostasis (G44.882)

10.1. Nyeri kepala yang berkaitan dengan hipoksia dan/atau hiperkapnia (G44.882) 10.1.1 Nyeri kepala High altitude (G44.882)

10.1.2 Nyeri kepala O/V/ng (G44.882) 10.1.3 Nyeri kepala SleepApnoea(G44.882) 10.2. Nyeri kepala Dialisis (G44.882)

10.3. Nyeri kepala yang berkaitan dengan hipertensi arterial (G44.813)

10.3.1 Nyeri kepala yang berkaitan dengan pheochromocytoma(G44.813)

10.3.2 Nyeri kepala yang berkaitan dengan hipertensif krisis tanpa hipertensif ensefalopati. (G44.813)

10.3.3 Nyeri kepala yang berkaitan dengan hipertensif ensefalopati. (G44.813) 10.3.4 Nyeri kepala yang berkaitan dengan pre-eklampsi (G44.813)

10.3.5 Nyeri kepala yang berkaitan dengan eklampsi(G44.813)

10.3.6 Nyeri kepala yang berkaitan dengan respons pressor akut terhadap agen eksogen (berilah nama etiologi secara spesifik) (G44.813)

10.4. Nyeri kepala yang berkaitan dengan hipotiroidism(G44.882) 10.5. Nyeri kepala yang berkaitan dengan puasa (G44.882)

10.6. Cardiac Cephalalgia(G44.882) (berilah nama etiologi secara spesifik)

10.7. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan homeostasis lainnya. (G44.882) (berilah nama etiologi secara spesifik)

11. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan kranium, leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulutatau strukturfacial atau kranial lainnya. (G44.84)

11.1 Nyeri kepala yang berkaitan dengan tulang kranium (G44.840) 11.2 Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan leher (G44.841)

11.2.1 Nyeri kepala servikogenik (cervicogenicheadache) (G44.841J

11.2.2 Nyeri kepala yang berkaitan dengan tendinitis retrofaringeal(G44.842) 11.2.3 Nyeri kepala yang berkaitan dengan distonia kranioservikal (G44.841) 11.3Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan mata (G44.843)

11.3.1 Nyeri kepala yang berkaitan dengan glaukoma akut (G44.843) 11.3.2 Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan refraksi (G44.843)

11.3.3 Nyeri kepala yang berkaitan dengan Heteroforia or hoterotropia (latent

ormanifest squint) (G44.843)

11.3.4 Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan inflamasi okuler (berilah nama etiologi secara spesifik) (G44.843)

11.4 Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan telinga (G44.844) 11.5 Nyeri kepala yang berkaitan dengan rhinosinusitis (G44.845)

11.6 Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan gigi, rahang dan struktur sekitamya (G44.846)

11.7 Nyeri kepala atau nyeri facial yang berkaitan dengan kelainan artikulasi Temporomandibular (G44.846)

11.8 Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan kranium, leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut atau struktur facial atau servikal lainnya. (berilah nama etiologi secara spesifik) (G44.84)

12. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan psikiatrik (R51) 12.1 Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan somatisasi (R51)

(7)

secara spesifik) (R51)

13. Neuralgia kranial dan penyebab sentral nyeri facial (G44.847, G44.848 atau G44.85) 13.1. Neuralgia Trigeminal (G44.847)

13.1.1 Neuralgia Trigeminal klasik(G44.847)

13.1.2 Neuralgia Trigeminal simptomatik(G44.847) (berilah nama etiologi secara spesifik)

13.2. Neuralgia Glossofaringeal (G44.847)

13.2.1 Neuralgia glossofaringeal klasik(G44.847)

13.2.2 Neuralgia glossofaringeal simptomatik (berilah nama etiologi secara spesifik) (G44.847)

13.3. Neuralgia Nervus intermedius (G44.847) 13.4. Neuralgia laringeal superior(G44.847) 13.5. Neuralgia Nasociliary (G44.847) 13.6. Neuralgia Supraorbital (G44.847)

13.7. Neuralgia cabang terminal lainnya(G44.847) 13.8. Neuralgia Oksipital (G44.847)

13.9. Neck-tongue syndrome (G44.851)

13.10. Nyeri kepala kompresi eksternal (G44.801) 13.11. Nyeri kepala stimulus dingin(G44.802)

13.11.1 Nyeri kepala yang berkaitan dengan aplikasi eksternal stimulus dingin(G44.8020)

13.11.2 Nyeri kepala yang berkaitan dengan menghirup stimulus dingin (G44.8021)

13.12. Nyeri konstan akibat kompresi, iritatif atau distorsi nervi kranialis atau radiks servikalis bagian atas oleh lesi struktural (G44.848)(berilah nama etiologi secara spesifik)

13.13. Neuritis optikus (G44.848)

13.14. Diabetik neuropati okuler.(G44.848)

13.15. Nyeri di kepala atau fasial yang berkaitan dengan Herpes zoster.(G44.881 atau G44.847)

13.15.1 Nyeri di kepala atau facial yang berkaitan dengan herpes zoster akut.(G44.881)

13.15.2 Neuralgia Post-herpetik.(G44.847) 13.16. Tolosa-Hunt syndrome.(G4.850)

13.17. Migren Oftalmoplegik.(G43.80)

13.18. Kausa sentral nyeri fasial.(G44.810 atau G44.847) 13.18.1 Anestasia dolorosa.(G44.847)

13.18.2 Nyeri sentral post-stroke.(G44.810)

13.18.3 Nyeri facial yang berkaitan dengan muitipel sklerosis.(G44.847) 13.18.4 Nyeri facial idiopatik persisten(G44.847)

13.18.5 Burning mouth syndrome (berilah nama etiologi secara spesifik) (G44.847)

13.19. Neuralgia kranial lainnya ataupun nyeri facial sentral lainnya (berilah nama etiologi secara spesifik) (G44.847

14. Nyeri kepala, neuralgia kranial, sentral atau nyeri facial primer lainnya (R51) 14.1 Nyeri kepala yang tidakdapat dimasukkan pada klasifikasi tsb diatas(R51)

(8)

8 RINGKASAN KLASIFIKASI

Secara garis besar klasifikasi nyeri kepala dibagi atas: I. Nyeri Kepala Primer

1. Migren

2. Tension type Headache

3. Nyeri kepala klaster dan sefalalgia trigeminal-otonomik yang lain 4. Nyeri kepala primer lainnya

II. Nyeri Kepala Sekunder

1. Nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma kepala dan/atau leher

2. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler kranial atau servikal 3. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan non vaskuler intracranial 4. Nyeri kepala yang berkaitan dengan substansi atau withdrawal nya 5. Nyeri kepala yang berkaitan dengan infeksi

6. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan homeostasis

7. Nyeri kepala atau nyeri vaskuler yang berkaitan dengan kelainan kranium, leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut, atau strukturfacial atau kranial lainnya.

8. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan psikiatrik

III. Neuralgia kranial, sentral atau nyeri fasial primer dan nyeri kepala lainnya 1. Neuralgia kranial dan penyebab sentral nyeri fasial

(9)

BAB 2

NYERI KEPALA PRIMER Nyeri Kepala Primer

1. Migren

2. Tension type Headache

3. Nyeri kepala klaster dan sefalalgia trigeminal-otonomik yang lain 4. Nyeri kepala primer lainnya

1. Migren(G43)

1.1. Migren tanpa aura(G43.0) 1.2. Migren dengan aura (G43.1)

1.2.1. Nyeri Kepala Migren dengan aura tipikal (G43.10) 1.2.2. Nyeri Kepala non migren dengan aura tipikal (G43.10) 1.2.3. Aura tipikal tanpa Nyeri kepala (G43.104)

1.2.4. Familial HemiplegikMigren(FHM)(G.43.105) 1.2.5. Sporadik hemiplegik migren (G43.105) 1.2.6. MigrentipeBasiler(G43.106)

1.3. Sindroma periodik pada anak yang sering menjadi prekursor migren (G43.82) 1.3.1. Cyclical vomiting (G43.82)

1.3.2. Migren abdominal (G43.920)

1.3.3. Benigna paroksismal vertigo pada anak (G43.821) 1.4. Migren Retinal (G43.81)

1.5. Komplikasi migren (43.3) 1.5.1. Migren Kronik(G43.3) 1.5.2. Status migrenosus (G43.2)

1.5.3. Aura persisten tanpa infark (G43.3) 1.5.4. Migrenous infark (G43.3)

1.5.5. Migraine-triggered seizures (G43.3)+(G40.Xatau G41 .X) 1.6. Probable migren (G43.83)

1.6.1. Probable migren tanpa aura (G43.83) 1.6.2. Probable migren dengan aura (G43.83) 1.6.3. Probable migren kronik (G43.83)

1.1. Migren Tanpa Aura (G43.0)

Istilah sebelumnya : Common migraine, Hemicrania simplex. Deskripsi :

Nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama 4-72 jam. Karakteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang atau berat, bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti dengan nausea dan atau fotofobia dan fonofobia.

Kriteria diagnostik

A. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D

B. Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4 – 72 jam (tidak diobati atau tidak berhasil diobati).

C. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut : 1. Lokasi unilateral

2. Kualitas berdenyut

(10)

10

D. Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini : 1. Nausea dan atau muntah

2. Fotofobia dan fonofobia

E. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain

1.2. Migren dengan aura (G43.1)

Istilah sebelumnya : Classic migraine, ophthalmic, hemiparaesthetic, hemiplegic atau

aphasic migraine, migraine accompagnée, complicated migraine

Deskripsi :

Suatu serangan nyeri kepala berulang dimana didahului gejala neurologi fokal yang

reversible secara bertahap 5 – 20 menit dan berlangsung kurang dari 60 menit. Gambaran

nyeri kepala yang menyerupai migren tanpa aura biasanya timbul sesudah gejala aura.

Kriteria diagnostik :

A. Sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan yang memenuhi kriteria B.

B. Migren dengan aura yang memenuhi kriteria B dan C satu diantara 1.2.1-1.2.6 C. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.

1.2.1. Migren dengan aura tipikal (G43.10) Deskripsi :

Aura tipikal terdiri dari gejala visual dan/atau sensoris dan/atau berbahasa. Yang berkembang secara bertahap, durasi tidak boleh lebih dari 1 jam, bercampur gambaran positif dan negatif, kemudian menghilang sempurna yang memenuhi kriteria 1.1 dari migren tanpa aura.

Kriteria diagnostik

A. Sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan yang memenuhi kriteria B-D

B. Adanya aura yang terdiri paling sedikit satu dari dibawah ini tetapi tidak dijumpai kelemahan motorik:

1. Gangguan visual yang reversible seperti : positif (cahaya yang berkedip-kedip, bintik-bintik atau garis-garis) dan negatif (hilangnya penglihatan).

2. Gangguan sensoris yang reversible termasuk positif (pins and needles), dan atau negatif (hilang rasa/kebas).

3. Gangguan berbicara disfasia yang reversible sempurna. C. Paling sedikit dua dari dibawah ini :

1. Gejala visual homonim dan/atau gejala sensoris unilateral

2. Paling tidak timbul satu macam aura secara gradual ≥ 5 menit dan/atau jenis aura yang lainnya ≥ 5 menit.

3. Masing-masing gejala berlangsung ≥ 5 dan ≤ 60 menit

D. Nyeri kepala memenuhi kriteria B-D 1.1 migren tanpa aura dimulai bersamaan dengan aura atau sesudah aura selama 60 menit.

E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.

1.2.2. Nyeri kepala non migren dengan aura tipikal (G43.10) Deskripsi :

Aura berisikan gangguan visual dan atau gangguan sensoris dan atau gangguan bicara. Perkembangan gradual, durasi tidak melebihi 1 jam, bercampur dengan gambaran positif dan negatif dan berisikan semua dari karakteristik dengan aura yang tidak memenuhi syarat migren tanpa aura.

(11)

Kriteria diagnostik :

A. Sekurang-kurangnya 2 serangan yang memenuhi kriteria B – D

B. Adanya aura yang berisikan paling sedikit satu dari dibawah ini tetapi tidak dijumpai kelemahan motorik:

1. Gangguan visual yang berulang seperti : positif (cahaya yang berkedip-kedip, bintik-bintik, atau garis-garis) dan negatif (hilangnya penglihatan).

2. Gangguan sensoris termasuk positif (pins and needles), dan atau negatif (hilang rasa).

3. Gangguan bicara disfasia. C. Paling sedikit dua dari dibawah ini :

1. Gejala visual homonim dan atau gejala sensoris unilateral

2. Paling sedikit 1 gejala aura timbul secara gradual ≥ 5 menit dan / atau gejala aura yang lainnya terdapat ≥ 5 menit.

3. Setiap gejala berlangsung ≥ 5 dan ≤ 60 menit

D. Nyeri kepala yang tidak memenuhi kriteria B – D pada 1.1. migren tanpa aura yang dimulai selama aura atau diikuti aura selama 60 menit.

E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.

1.2.3. Aura tipikal tanpa nyeri kepala(G43.104) Deskripsi :

Aura yang tipikal berupa gangguan visual dan/atau sensorik dengan atau tanpa gangguan bicara. Timbul secara gradual, durasi tidak melebihi dari 1 jam, campuran gambaran positif dan negatif dan akan pulih secara reversible sempurna dan tidak berhubungan dengan nyeri kepala.

Kriteria diagnostik

A. Sekurang-kurangnya 2 serangan yang memenuhi kriteria B – D

B. Adanya aura paling sedikit satu dari dibawah ini dan tidak dijumpai kelemahan motorik :

1. Gangguan visual yang reversible seperti : positif (cahaya yang berkedip-kedip, bintin-bintik atau garis-garis) dan/atau negatif (hilangnya penglihatan).

2. Gangguan sensoris yang reversible seperti positif (pins and needles), dan/ atau negatif (hilang rasa/numbness/kebas)

C. Paling sedikit dua dari dibawah ini :

1. Gejala visual homonim dan/atau gejala unilateral sensoris

2. Paling tidak ada satu gejala aura yang timbul secara gradual ≥ 5 menit dan/atau aura yang lainnya ≥ 5 menit

3. Setiap gejala berlangsung ≥ 5 dan ≤ 60 menit

D. Tidak didapati nyeri kepala selama aura atau sesudah timbulnya aura dalam waktu 60 menit.

E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.

1.2.4. Familial hemiplegik migren (FHM)(G.43.105) Deskripsi

Migren dengan aura termasuk kelemahan motorik dan paling tidak ada satu keturunan pertama atau kedua dari keluarga menderita migren dengan aura termasuk kelemahan motorik.

(12)

12 Kriteria diagnostik

A. Sekurang-kurangnya 2 serangan yang memenuhi kriteria B dan C

B. Adanya aura berupa kelemahan motorik yang reversible disertai paling sedikit satu dari dibawah ini :

1. Gejala visual yang reversible sempurna berupa gejala : positif (cahaya yang berkedip-kedip, bintik-bintik atau garis-garis) dan/atau negatif (hilangnya penglihatan).

2. Gejala sensoris yang reversible sempurna berupa gejala : positif (pins and needles), dan/ atau negatif (hilang rasa/numbness/kebas)

3. Gangguan bicara disfasia yang reversible C. Paling sedikit dua dari dibawah ini :

1. Paling tidak ada satu gejala aura yang timbul secara gradual ≥ 5 menit dan/atau aura yang lainnya ≥ 5 menit.

2. Setiap gejala berlangsung ≥ 5 dan < 24 jam.

3. Nyeri kepala yang memenuhi kriteria B – D pada 1.1. migren tanpa aura dimulai selama aura atau sesudah onset aura selama 60 menit.

D. Paling tidak ada satu dari keluarga keturunan pertama atau kedua yang menderita serangan yang memenuhi kriteria A – E

E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.

1.2.5. Sporadik hemiplegik migren (G.43.105) Deskripsi :

Migren dengan aura termasuk kelemahan motorik tetapi tidak terdapat pada keluarga pada keturunan pertama atau kedua yang mempunyai aura termasuk juga kelemahan motorik.

Kriteria diagnostik:

A. Sekurang-kurangnya 2 serangan yang memenuhi kriteria B dan C.

B. Adanya aura yang terdiri atas kelemahan motorik yang reversible sempurna dan disertai paling tidak satu dibawah ini:

1. Gejala visual yang reversible sempura seperti : positif ( cahaya yang berkedip-kedip, bintik-bintik atau garis-garis) dan negatif (hilangnya penglihatan).

2. Gejala sensoris yang reversible sempurna termasuk positif (pins and needles), dan/atau negatif (hilang rasa).

3. Gangguan bicara disfasia yang reversible sempurna. C. Paling sedikit dua dari di bawah ini:

1. Paling tidak ada satu gejala aura yang timbul secara gradual ≥5 menit dan/atau gejala aura lain ≥5 menit.

2. Setiap gejala aura berlangsung ≥5 menit dan < 24 jam.

3. Nyeri kepala yang memenuhi kriteria B-D pada 1.1. migren tanpa aura dimulai selama adanya aura atau sesudah onset aura dalam waktu 60 menit.

D. Tidak ada riwayat keluarga keturunan pertama atau kedua mengalami serangan yang memenuhi kriteria A-E.

E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain

1.2.6. Migren tipe basiler.(G43.106)

Istilah sebelumnya : Migren arteri basiler, basiler migren. Deskripsi:

Migren dengan aura yang berasal dari keterlibatan brain stem dan atau keterlibatan kedua hemisfer secara simultan tetapi tidak dijumpainya kelemahan motorik.

(13)

Kriteria diagnostik:

A. Sekurang-kurangnya 2 serangan yang memenuhi kriteria B-D.

B. Dijumpainya paling tidak 2 serangan aura yang reversible sempurna, tanpa ada kelemahan motorik: 1. disartria 2. vertigo 3. tinitus 4. hypacusia 5. diplopia

6. gejala visual yang simultan kedua lapang pandang temporal dan nasal dari kedua mata.

7. ataksia

8. kesadaran menurun

9. parestesis bilateral simultan. C. Paling sedikit satu dari dibawah ini :

1. paling tidak satu gejala aura yang timbul secara gradual > 5menit dan/ atau gejala aura lain yang terjadi lebih dari 5 menit.

2. Tiap gejala aura berlangsung > 5 menit dan < 60 menit.

D. Nyeri kepala yang memenuhi kriteria B-D pada 1.1. migren tanpa aura timbul pada waktu bersaman dengan aura ataupun sesudah onset aura dalam waktu 60 menit. E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.

1.3. Sindroma periodik pada anak yang sering menjadi prekursor migren (G43.82) 1.3.1 Cyclical vomiting (G43.82)

Deskripsi :

• Cyclic vomiting adalah suatu serangan episodik yang berulang, biasanya stereotipik pada pasien secara individual berupa muntah & mual terus menerus.

• Serangan serangan tersebut disertai pucat dan lethargi. Di antara serangan-serangan di dapatkan resolusi gejala yang lengkap.

Kriteria Diagnostik:

A. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi criteria B & C

B. Serangan episodik, stereotipik pada seseorang berupa mual terus menerus, muntah berlangsung dari 1 jam sampai 5 hari.

C. Muntah selama serangan terjadi sekurang-kurangnya 4x/jam paling tidak selama 1 jam D. Di antara serangan-serangan tidak terdapat gejala.

E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.

Catatan:

Cyclical vomiting adalah kondisi episodic yang sembuh dengan sendirinya pada anak, disertai periode normal secara komplit diantara episode-episode serangan.

.

Terapi:

Terapi saat serangan

1. Erythromycin ethylsuccinate 20 mg/kg/hr dalam dosis terbagi 2x/hari selama 7 hari 2. Anti migren

3. Anti muntah Terapi profilaksis:

(14)

14 1.3.2. Migren abdominal (G43.920)

Deskripsi :

Suatu gangguan idiopatik dan berulang terutama pada anak-anak yang ditandai dengan nyeri abdomen bagian tengah, dan manifestasi serangan-serangan berlangsung antara 1-72 jam dengan keadaan normal diantara episode-episode. Intensitas nyeri sedang sampai berat disertai gejala-gejala vasomotor, mual dan muntah.

Kriteria Diagnostik :

A. Sekurang-kurangnya serangan memenuhi kriteria B-D

B. Serangan nyeri abdominal berlangsung antara 1-72 jam (tanpa terapi / gagal terapi) C. Nyeri abdominal mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a) Lokasi midline, periumbilikal atau poorly localised

b) Nyeri tumpul

c) Intensitas sedang sampai berat.

D. Selama nyeri abdominal sekurang-kurangnya ada 2 gejala yang menyertai berikut : a) Anoreksia

b) Nausea c) Muntah d) pucat

E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain

Catatan :

Nyeri cukup berat untuk dapat melakukan aktifitas hidup secara normal. Pada anak-anak didapatkan kesulitan untuk membedakan terjadinya anoreksia sampai mual.Pucat sering disertai bayangan hitam dibawah mata dan pada beberapa kasus didapatkan gejala vasomotor yang dominan yaitu flushing. Pada kebanyakan pasien anak-anak dengan abdominal migren akan menjadi nyeri kepala migren pada kehidupan selanjutnya.

Serangan migren abdominal bisa diprovokasi oleh : stress, kelelahan, kurang tidur, salah makan. Biasanya tidak dijumpai aura spesifik. Pada beberapa anak dilaporkan mengalami gejala prodromal non spesifik : perubahan perilaku, perasaan tidak enak, nyeri kepala dan anoreksia.

Terapi:

• Anti emetik : metoclopramide

• Analgesik : parasetamol, diklofenak, kodein • Ergotamin

• Triptans

• Terapi cairan bila muntah berat • Hidroterapi

• Abdominal castor oil

• Pemberian asam valproat (secara IV) • Hindari pemakaian NSAID

Terapi profilaksis :

• Beta blockers, cyproheptadin, tricyclic antidepresan, pizotifen, aspirin, diet tinggi serat, anti konvulsan.

1.3.3. Benigna paroksismal vertigo pada anak (G43.821) Deskripsi:

Suatu gangguan heterogen dengan karakteristik serangan vertigo episodik, rekuren yang terjadi tanpa ada peringatan dan biasanya membaik secara spontan.

(15)

Kriteria Diagnostik:

A. Sekurang-kurangnya 5x serangan yang memenuhi kriteria B.

B. Episode multiple dan vertigo yang berat, terjadi tanpa peringatan dan membaik spontan setelah beberapa menit sampai beberapa jam.

C. Pada pemeriksaan neurologis, audiometri dan fungsi vestibular normal selama serangan.

D. EEG normal

Catatan:

Menurut umur saat kejadian, BPV dibagi menjadi 2 bentuk: 1. Early Childhood BPV

Gejala:

a) Gangguan keseimbangan, nistagmus, kepucatan yang terjadi mendadak dan berat b) Tidak didapatkan nyeri kepala maupun penurunan kesadaran

c) Pada usia <1 tahun didapatkan tortikolis selama beberapa jam sampai beberapa hari disertai dengan muntah dan kepala berputar kesatu sisi

2. Idiopatic BPV

Gejala: Kepucatan dan mual serta vertigo yang berlangsung 5-10 menit dan bisa memanjang sampai 2 jam.

Terapi:

Tidak ada terapi spesifik

Biasanya sembuh spontan dengan istirahat

1.4 Migren Retinal (G43.81) Deskripsi:

• Serangan berulang dari gangguan visual monokuler termasuk skintilasi, skotoma atau kebutaan pada serangan migren

Kriteria Diagnostik

A. Sekurang-kurangnya 2 serangan memenuhi kriteria B dan C

B. Fenomena visual positif dan/negatif monokuler yang reversibel penuh (misalnya scintilasi, scotoma dan kebutaan ) dikonfirmasi dengan pemeriksaan sesuai gambaran pasien dari gangguan lapang pandang monokuler selama serangan.

C. Nyeri kepala memenuhi kriteria B-D untuk 1.1 Migren tanpa aura berlangsungnya tak lebih dari 60 menit

D. Pemeriksaan oftalmologi normal diantara serangan

E. Nyeri kepala dan gejala visual monokuler tidak berkaitan dengan kelainan lain.

Terapi:

• Akut: pemberian triptan atau ergot tidak berguna

• Terapi profilkasis: Calcium-chanel blocker, antidepresan trisiklik (amitriptilin atau nortriptilin), beta-bloker, aspirin, antiepilepsi (topiramat atau sodium divalproat)

1.5.Komplikasi migren (G43. 3) 1.5.1. Migren Kronik (G.43.3)

Deskripsi :

(16)

16 Kriteria Diagnostik

A. Nyeri kepala (tension type headache and/or migraine) dalam > 15 hari per bulannya, dan berlangsung lebih dari 3 bulan.

B. Didapati pada pasien yang mendapat > 5 serangan yang memenuhi kriteria 1.1 migren tanpa aura.

a. Mempunyai gejala paling tidak 2 dari 1 – 4 dibawah ini; 1. lokasi unilateral

2. berdenyut

3. intensitas nyeri sedang-berat

4. bertambah berat apabila melakukan aktifitas fisik rutin seperti berjalan atau naik tangga.

b. Mempunyai gejala paling tidak 1 dari 1-2 dibawah ini 1. mual dan /atau muntah

2. fotofobia dan fonofobia

D. Didapati perbaikan apabila diberi obat triptan atau ergot pada saat sebelum, yang diduga akan timbul gejala B.a. tersebut diatas.

E. Tidak ada penggunaan obat berlebihan dan tidak berkaitan dengan penyebab gangguan lain.

1.5.2. Status Migren Deskripsi:

Suatu serangan migren berat yang berlangsung > 72 jam.

Kriteria Diagnostik :

A. Adanya serangan pada pasien 1.1.Migren tanpa Aura yang khas seperti serangan sebelumnya kecuali lama serangannya.

B. Gambaran nyeri kepala adalah 2 hal berikut ini : 1. Tidak hilang > 72 jam

2. Intensitas berat

C. Tidak berkaitan dengan gangguan lain

1.5.3. Aura persisten tanpa infark Deskripsi:

Tanda aura yang persisten lebih dari 1 minggu tanpa adanya gambaran infark pada pemeriksaan radiologis. Gejala aura dapat berupa gejala motorik, sensorik, atau visual.

Kriteria Diagnostik:

A. Adanya serangan pada pasien 1.2. Migren dengan aura yang khas seperti serangan sebelumnya kecuali satu atau lebih tanda-tanda aura yang berlangsung selama > 1 minggu.

B. Tidak berkaitan dengan gangguan lain

1.5.4. Migrenous infark Deskripsi:

Satu atau lebih tanda - tanda aura migren sehubungan dengan lesi iskemia otak pada teritori yang sesuai, dibuktikan dengan pemeriksaan neuroimaging

Kriteria Diagnostik:

A. Adanya serangan pada pasien migren dengan aura yang khas seperti serangan sebelumnya kecuali satu atau lebih tanda-tanda aura yang menetap lebih dari 60 menit

(17)

B. Pemeriksaan neuroimaging menunjukkan infark iskemia dengan area yg sesuai C. Tidak berkaitan dengan kelainan yg lain

1.5.5. Migraine triggered seizure Deskripsi:

Suatu bangkitan yang dicetuskan oleh migraine aura.

Kriteria Diagnostik:

A. Migren yang memenuhi kriteria 1.2 Migren dengan aura

B. Suatu bangkitan yang memenuhi kriteria diagnostik untuk satu tipe serangan epilepsi yang terjadi selama / dalam 1 jam sesudah suatu aura migren

1.6.Probable migren

1.6.1. Probable migren tanpa aura 1.6.2. Pribabale mugren dengan aura

Kriteria diagnostik:

A. Serangan nyeri kepala memenuhi semua kriteria A s/d D dari Migren dengan aura ataupun jenis-jenis dibawah nya, kecuali ada salah satu yang tidak sama.

B. Tidak ada berkaitan dengan kelainan lainnya.

1.6.5. Probable migren kronik Kriteria diagnostik:

A. Serangan nyeri kepala memenuhi semua kriteria C dan D dari Migren tanpa aura dalam waktu > 15 hari/ bulannya dan lebih dari 3 bulan.

B. Tidak ada berkaitan dengan kelainan lainnya yang terdaftar dalam grup 5 - 12, meskipun pada penderita didapati pemakaian obat berlebihan dalam 2 bulan terakhir ini.

Penatalaksanaan Pengobatan Migren Sasaran Pengobatan Migren

Sasaran pengobatan tergantung lama dan intensitas nyeri, gejala penyerta, derajat disabilitas serta respon awal dari pengobatan dan mungkin pula ditemukan penyakit lain seperti epilepsi, ansietas, stroke, infark miokard. Karena itu harus hati-hati memberikan obat. Bila ada gejala mual/muntah, obat diberikan rektal, nasal, subkutan atau intra vena. Tatalaksana pengobatan migren dapat dibagi menjadi 3 kategori :

A. Langkah umum

Perlu menghindari pencetus nyeri, seperti perubahan pola tidur, makanan, stress, dan rutinitas sehari-hari, cahaya terang, kelap kelip, perubahan cuaca, berada di tempat yang tinggi seperti gunung atau di pesawat udara.

B. Terapi abortif

Abortif non spesifik: Pada serangan ringan sampai sedang atau serangan berat atau berespon baik terhadap obat yang sama dapat dipakai : analgetik OTCs (Over The

Counters), NSAIDs (oral)

Abortif spesifik : Bila tidak respon terhadap analgetik/NSAIDs, dipakai obat spesifik seperti : Triptans (naratripants, rizatriptan, sumatriptan, zolmitriptan).

(18)

18 Terapi Abortif migren non spesifik

Obat abortif migren spesifik :

Situasi Klinik Pilihan obat

Gagal dengan analgetik/NSAIDS Pilihan pertama menurut urut:

Sumatriptan 50 mg p.o. Rizatriptan 10 mg p.o. Zolmitriptan 2.5 mg p.o. Almotriptan 12.5 mg p.o. Eletriptan 40 mg p.o.

Efek lambat,tapi tolerability lebih baik

Naratriptan 2.5 mg Frovatriptan 2.5 mg

Nyeri kepala yg tidak terlampau sering:

Ergotamine 1-2 mg p.o.

Dihydroergotamine nasal spray 2mg Gejala awal mual muntah atau sulit

menelan obat

Sumatriptan 20 mg nasal spray Rizatriptan 10 mg MLT wafer Zolmitriptan 5 mg nasal spray* Nyeri kepala yang sering berulang Ergotamine 1-2 mg

(perhaps most effective pr/usually with

caffeine)

Naratriptan 2.5 mg p.o. Almotriptan 12.5 mg p.o. Eletriptan 80 mg p.o.

Dihydroergotamine 1 mg i.m. pengobatan akut yang kurang toleran Naratriptan 2.5 mg

Almotriptan 12.5 mg p.o. Eletriptan 20 mg p.o.

Muntah awal yang terus menerus Zolmitriptan 5 mg nasal spray*

Sumatriptan 6 mg s.c.

Dihydroergotamine 1 mg i.m.i.

Menstrually-related headache Short-term prevention Ergotamine p.o. nocte Oestrogen patches Short-term NSAIDs Acute treatment Triptans Parasetamol 500- 1000 mg/6-8 jam

Aspirin 500-1000 mg /4-6 jam, dosis maksimal 4 gr/hr Ibuprofen 400-800 mg/6 jam, dosis maksimal 2.4 gr/hari

Naproxen sodium 275-550 mg/2-6 jam/hari, dosis maksimal 1.5 gr/hari Diklofenak potasium 50mg -100mg/hr dosis tunggal

Metoclopramide 10 mg IV atau oral 20-30 min sebelum atau bersamaan dengan pemberian analgetik, NSAID, atau ergotamine derivative, menghilangkan nyeri disertai mual, muntah dan memperbaiki motilitas gastrik, mempertinggi absorbsi obat dalam usus dan efektif di kombinasikan dengan dihidroergotamine i.v.

Ketorolac 60 mg IM/ 15-30 menit/ 15-30 min Dosis maksimal: 120 mg/hr. Tidak lebih dari 5 hari Butorphanol spray (1 mg) sediaan nostril, dapat diulang 1 jam lagi, Maksimal 4 spray/hr. Penggunaan

terbatas 2x seminggu

Prochlorperazine 25 mg oral atau suppose. Dosis maks 3 dosis per 24/jam

(19)

Dihydroergotamine nasal spray/i.m. Gejala yang timbul sangat cepat dan

berkembang cepat

Zolmitriptan 5 mg nasal spray*

Sumatriptan 6 mg s.c.

Dihydroergotamine 1 mg i.m.i.

Yang tidak respon terhadap obat-obat diatas dapat dipakai opiate dan analgetik yang mengandung butalbital.

Definisi pengobatan akut migren dianggap berhasil jika memenuhi kriteria dibawah ini:

1. Analgetik

Obat pilihan pertama untuk serangan migren ringan dan sedang adalah analgetik. Untuk mencegah drug overuse headache penggunaan analgetik tunggal sebaiknya tidak lebih dari 15 hari per bulan dan penggunaan analgetik kombinasi tidak lebih dari 10 hari dalam sebulan. Pada tabel dibawah ini dicantumkan daftar obat analgetik untuk pengobatan serangan migren akut disertai level of

recommendation dari masing-masing obat.

Tabel 1. Analgetik/NSAID’s

NAMA OBAT DOSIS, mg LEVEL OF

EVIDENCE

EFEK SAMPING

Asam asetil salisilat (ASA) Asam asetil salisilat (ASA) Ibuprofen Naproxen Diclofenac Parasetamol ASA+Mol+caffeine Metamizol Phenazon Tolfenamic acid 1000, oral 1000, IV 200-800, oral 500-1000, oral 50-100 oral 1000, oral 1000, supp 250+250+50 1000, oral 1000, iv 1000, oral 200, oral A A A A A A A A B B B B GI tract Perdarahan GI tract GI tract GI tract

Liver, kidney failure GI tract+liver, kidney failure

agranulositosis Hipotensi

Liver, kidney failure GI tract

2. Antiemetik

Penggunaan antiemetik pada serangan migren akut direkomendasikan untuk pengobatan nausea dan potensial emesis karena diasumsikan bahwa obat-obat antiemetik ini meningkatkan resorbsi analgetik. Metoclopramide 20 mg direkomendasikan untuk dewasa dan remaja. Untuk anak anak sebaiknya diberikan domperidon 10 mg karena kemungkinan timbulnya efek samping ekstrapiramidal pada penggunaan metoclopramide.

1. Bebas nyeri sesudah 2 jam pengobatan

2. Perbaikan nyeri dari skala nyeri kepala 2 (sedang) atau 3(berat) menjadi skala nyeri kepala 1(ringan) atau skala 0 (tidak ada nyeri kepala) sesudah 2 jam

3. Efikasi pengobatan konsisten pada 2 – 3 x serangan

4. Tidak ada nyeri kepala rekuren/berulang dan tidak ada pemakaian obat lagi dalam waktu/pada 24 jam sesudah pengobatan berhasil.

(20)

20

Tabel 2. Antiemetik yang direkomendasikan untuk pengobatan serangan migren akut.

Nama Obat Dosis, mg Level Keterangan

Metoclopramide 10-20 (oral) B Efek samping: dyskinesia;

20 (supp.) kontra indikasi pada anak-anak

10 (i.m., i.v., s.c.) dan kehamilan; juga efek analgetik

Domperidon 20-30 (oral) B Efek samping lebih ringan

daripada metoclopramide; dapat diberikan pada anak- anak

3. Alkaloid ergot

Penelitian komperatif melaporkan bahwa triptan memiliki efikasi yang lebih baik daripada alkaloid ergot. Keuntungan penggunaan alkaloid ergot adalah angka rekurensinya lebih rendah pada beberapa pasien. Oleh karena itu obat golongan ini sebaiknya penggunaan terbatas pada pasien dengan serangan migren yang sangat panjang atau dengan rekurensi yang reguler. Senyawa satu-satunya yang memiliki bukti efikasi yang cukup adalah ergotamin tartrat dan dihydroergotamine 2 mg ( oral dan suppositoria ). Alkaloid ergot dapat menginduksi drug

overuse headache sangat cepat pada dosis yang sangat rendah. Oleh karena itu panggunaannya

harus dibatasi hanya sampai 10 hari saja perbulan. Efek samping terutama adalah nausea, muntah, parestesi, dan ergotisme.

Kontra indikasi pemberian obat ini pada pasien dengan penyakit kardiovaskuler dan serebrovaskuler, penyakit Raynaud, hipertensi, gagal ginjal, kehamilan dan masa laktasi.

4. Triptans (5-HT1B/1D-agonists)

Untuk migren sedang sampai berat atau migren ringan sampai sedang yang tidak respon terhadap analgesik atau NSAIDs. Sumatriptan s.c lebih efektif karena cepat mencapai terapeutik efek (± 15 menit) pada 70 – 82% penderita. Penderita harus mencoba satu macam obat untuk 2 – 3 kali serangan sebelum ingin menukar obat dengan jenis triptan lain.

Tabel 3. Obat-obat golongan triptan yang digunakan untuk pengobatan serangan migren akut

Nama Obat Dosis, mg Level dosis maksimal/hr

Sumatriptan 25, 50, 100 (oral A 200

Termasuk rapid-release)

25 (supp.) A

10, 20 (nasal spray) A 40

6 (s.c.) A

Zolmitriptan 2,5; 5 (oral termasuk A 10

bentuk desintegrating) 2,5; 5 (nasal spray) A 10 Naratriptan 2,5 (oral) A 5 Rizatriptan 10 (oral) A 30 Almotriptan 12,5 (oral) A 25 Eletriptan 20, 40 (oral) A 80 Frovatriptan 2,5 (oral) A 7.5

Efek samping yang umum terjadi pada penggunaan semua jenis triptan: gejala-gejala dada, nausea, paraesthesia distal, fatigue. Kontra indikasi umumnya pada: hipertensi arterial (untreated), penyakit jantung koroner, penyakit serebro vaskuler, Raynaud’ disease, kehamilan

(21)

dan laktasi, usia di bawah 18 tahun (kecuali sumatriptan nasal spray) dan usia diatas 65 tahun, penyakit hati atau gagal ginjal.

C. Terapi preventif /profilaksis Prinsip umum terapi preventif :

1. Mengurangi frekuensi berat dan lamanya serangan. 2. Meningkatkan respon pasien terhadap pengobatan

3. Meningkatkan aktivitas sehari-hari, serta pengurangan disabilitas.

Indikasi kriteria pemberian terapi preventif berdasarkan :

1. Serangan berulang > 2x/minggu yang mengganggu aktivitas, meskipun telah diberikan pengobatan akut yang adekwat

2. Nyeri kepala migren yang sering atau berlangsung > 48 jam 3. Pengobatan akut gagal/tidak efektif,

4. Ada kontra indikasi obat, efek samping obat muncul, atau cenderung over use terhadap terapi akut

5. Munculnya gejala-gejala dan kondisi yang luar biasa, umpamanya migren

basiler hemiplegik, aura yang memanjang.

6. Keinginan permintaan penderita sendiri

Formula Prevensi Migren

Pemakaian obat dosis rendah yang efektif dinaikkan pelan-pelan (start low go slow) sampai dosis efektif. Efek klinik setelah 2 – 3 bulan.

Pendidikan terhadap penderita

Teratur memakai obat, perlu diskusi rasional tentang pengobatan, efek samping Evaluasi

Headache diary merupakan suatu gold standart evaluasi serangan, frekuensi, lama,

beratnya serangan, disabilitas dan respon obat. Kondisi penyakit lain

Pedulikan kelainan yang sedang diderita seperti stroke, infark myocard, epilepsi dan ansietas, penderita hamil (efek teratogenik), hati-hati interaksi obat-obat.

Obat-obat profilaksis migren yang memiliki efikasi dan tolerabilitas meliputi betablocker, calcium channel blocker, antiepilepsi, NSAID, antidepresan. Akan tetapi penggunaan obat-obat ini lebih berdasarkan kepada data empiris dari pada bukti konsep patofisiologik. Obat-obat yang direkomendasikan sebagai obat pilihan pertama untuk profilaksis migren tercantum dalam tabel 4. Obat profilaksis pilihan kedua pada tabel 5 dan obat pilihan ketiga pada tabel 6 dapat diberikan apabila obat-obat pada tabel 4 tidak efektif.

Tabel 4. Obat pilihan pertama untuk profilaksis migren

Nama Obat Dosis sehari (mg) Level

Betablockers

Metoprolol 50-200 A

Propanolol 40-240 A

Calcium channel blockers

Flunarizine 5-10 A

Antiepiletic drugs

Valproic acid 500-1800 A

(22)

22

Tabel. 5. Obat pilhan kedua untuk profilaksis migren

Nama Obat Dosis sehari (mg) Level

Amitriptyline 50-150 B

Venlafaxine 75-150 B

Naproxen 2 x 250-500 B

Petasites 2 x 75 B

Bisoprolol 5-10 B

Tabel 6. Obat pilihan ketiga untuk profilaksis migren

Nama Obat Dosis sehari Level

Aspirin 300 mg C Gabapentin 1200-1600 mg C Magnesium 24 mmol C Tanacetum parthenium 3 x 6,25 mg C Riboflavin 400 mg C Coenzyme Q10 300 mg C Candesartan 16 mg C Lisinopril 20 mg C Methysergide 4-12 mg C

Obat preventif berdasarkan pertimbangan kondisi penderita. -blokers, menurunkan frekuensi serangan.

Kontra indikasi penderita asma, diabetes melistus, penyakit vaskuler perifer, heart block, ibu hamil.

Calcium-channel blockers, efeknya agak lambat sampai beberapa bulan mengurangi frekuensi serangan ± 50%. Kontra indikasi : ibu hamil, hipertensi, aritmia dan

congestive heart failure.

Serotonin receptor antagonists, (pizotifen) efektif mengurangi frekuensi sampai 50% - 64%, efek sampingnya lesu, berat badan meningkat.

Methysergide, untuk profilaksis serangan berat, yang tidak respon terhadap obat-obat abortif. Kontra indikasinya : hipertensi, kelainan liver, ginjal, paru, jantung, kehamilan, tromboflebitis. Efek samping : mual, kaku otot, batuk, halusinasi. Pemakaiannya tidak lebih dari 6 bulan.

Tricyclic

Amitriptiline dosisnya 25 mg tiap malam sampai 50 mg. Nortriptiline efek anticholinergik ngantuknya lebih rendah.

Kontra indikasi; kelainan liver, ginjal, paru, glaukoma, hipertensi. Anti – epileptics drugs

Sodium Valproat/Valproic acid suatu obat anti epilepsy mempunyai bukti efikasi pada lebih dari 1 placebo controlled trial sebagai profilaksis migren. Telah di approved oleh

FDA sejak tahun 2000, Efikasinya setara dengan obat profilaksis lain yang telah di approved sebelumnya.

Prevensi migren dianggap berhasil jika memenuhi kriteria dibawah ini:

Profilaksis migraine dianggap berhasil apabila frekuensi serangan migren menurun setidaknya 50% perbulan selama 3 bulan.

(23)

Menstrual Migren.

a. Pure Menstrual Migraine (PMM) tanpa aura Deskripsi

Migren tanpa aura yang timbul pada hari 1 2 hari sebelum menstruasi sampai tiga hari setelah keluarnya haid dan paling sedikit pada dua dari tiga siklus haid serta tidak ada serangan tambahan serangan nyeri migren pada hari lain dalam siklus tersebut.

b. Menstrual-related migren (MRM) tanpa aura Deskripsi

Migren tanpa aura yang timbul pada satu sampai dua hari sebelum sampai hari ketiga setelah keluarnya haid pada paling sedikit dua dari tiga siklus haid dan bisa timbul tambahan serangan nyeri migren kapan saja pada hari lain dalam siklus haid.

c. Non migren menstrual tanpa aura Deskripsi

Serangan nyeri kepala migren tanpa aura pada wanita sedang haid tetapi tidak berhubungan dengan haidnya

Pengobatan migren akut pada menstrual sama saja dengan non menstrual. a. Obat pilihan Naproxen sodium 2 x 550 mg /hari.

b. Triptan dapat diberikan sebagai short term prophylaxis, yaitu

i. Naratriptan (2 x 1 mg/hari selama 5 hari, dimulai saat 2 hari sebelum onset menstruasi)

ii. Frovatriptan (2 x 2.5 mg/hari diberikan selama 6 hari masa menstruasi)

Migren pada Kehamilan

Hampir semua obat migren adalah kontraindikasi pada kehamilan. Kecuali : 1. Parasetamol dapat diberikan pada segala masa kehamilan.

2. NSAIDs boleh diberikan pada masa trimester ke 2 masa kehamilan

3. Pilihan Obat profilaksis migren hanya magnesium dan Metoprolol diperbolehkan pada masa kehamilan. (Level B).

Migren pada anak-anak dan remaja.

o Obat analgetik yang di rekomendasi hanya:  Ibuprofen 10 mg /kg BB

 Parasetamol 15 mg/ kg BB

o Antiemetikum pada anak dibawah umur 12 tahun adalah domperidon.

o Sumatriptan nasal spray 5 – 20 mg hanya satu-satunya yang dianjurkan mempunyai nilai positip pada placebo controlled trial pada anak-anak dan remaja.

o Oral triptan tidak menunjukkan efikasi yang signifikan.

o Ergotamine dilarang diberikan pada anak dan remaja karena efek samping dan juga cenderung jatuh pada drug induced headache.

(24)

24 PENANGANAN KOMPLIKASI MIGREN ALUR SKEMA PENANGANAN MIGREN

Aspirin or paracetamol NSAID p.o + anti emetic

(25)
(26)

26 2. Tension Type Headache (TTH) (G44.2)

2.1. Tension-type headache episodik yang infrequent (G44.2)

2.1.1. Tension-type headache episodik yang infrequent berhubungan dengan nyeri tekan perikranial (G44.20)

2.1.2. Tension-type headache episodik yang infrequent tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial. (G44.21)

2.2. Tension-type headache episodik yang frequent (G44.2)

2.2.1. Tension-type headache episodik yang frequent berhubungan dengan nyeri tekan perikranial (G44.20)

2.2.2. Tension-type headache yang frequent tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial (G44.21)

2.3. Tension-type headache Kronik (G44.2)

2.3.1. Tension-type headache kronik berhubungan dengan nyeri tekan perikranial (G44.22)

2.3.2. Tension-type headache kronik tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial (G44.28)

2.4. Probable tension-type headache (G44.28)

2.4.1. Probable tension-type headache episodik yang infrequent (G44.28) 2.4.2. Probable tension-type headache episodik yang freqrivenf(G44.28) 2.4.3. Probable tension-type headache kronik (G44.28)

Istilah sebelumnya:

Tension headache, muscle contraction headache, psychomyogenic headache, stress headache, ordinary headache, essential headache, idiopathic headache, psychogenic headache.

2.1. Tension Type Headache episodik yang Infrequent Deskripsi:

Nyeri kepala episodik yang infrequent berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari. Nyeri bilateral, rasa menekan atau mengikat dengan intensitas ringan sampai sedeng. Nyeri tidak bertambah pada aktifitas fisik rutin, tidak didapatkan mual tapi bisa ada fotofobia atau fonofobia.

Kriteria diagnostik:

A. Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata - rata < 1 hr/bln (< 12 hr/thn), dan memenuhi kriteria B-D.

B. Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari. C. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejalakhas:

1. Lokasi bilateral.

2. Menekan/mengikat (tidak berdenyut). 3. Intensitasnya ringan atau sedang.

4. Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga. D. Tidak didapatkan:

1. Mual atau muntah (bisa anoreksia).

2. Lebih dari satu keluhan: foto fobia atau fonofobia. E. Tidak berkaitan aengan kelainan yang lain (dalamgrup 5-12).

(27)

2.1.1. Tension Type Headache episodik yang infrequent berhubungan dengan nyeri tekan perikranial

Kriteria diagnostik:

A. Memenuhi kriteriaA-E dari 2.1.

B. Nyeri tekan perikranial meningkat pada palpasi manual.

2.1.2. Tension type headache episodik yang infrequent tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial

Kriteria diagnostik:

A. Memenuhi kriteriaA-Edari2.1. (Tension type headache yang infrequent) B. Nyeri tekan perikranial tidak meningkat

Catatan:

Pericranial tenderness = nyeri tekan pada otot perikranial (otot frontal, temporal,

masseter, pterygoid, sternokleidomastoid, spleniusdan trapezius) pada waktu palpasi manual yaitu dengan menekan secara keras dengan gerakan kecil memutar oleh jari-jari tangan kedua dan ketiga pemeriksa. Hal ini merupakan tanda yang paling signifikan pada pasien TTH.

2.2. Tension Type Headache episodik yang frequent Deskripsi :

Nyeri kepala berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari. Nyeri kepala bilateral menekan atau mengikat, tidak berdenyut. Intensitas Ringan atau sedang, tidak bertambah berat dengan aktifitas fisik rutin, tidak ada mual/muntah, tetapi mungkin terdapat fotofobia/fonofobia.

Kriteria Diagnostik :

A. Paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam 1-15 hari/bulan selama paling tidak 3 bulan (12-180 hari/thn) dan memenuhi kriteria B-D.

B. Nyeri kepala berlangsung selama 30 menit sampai 7 hari.

C. Nyeri kepala yang memiliki paling tidak 2 dari karakteristik, berikut: 1. Lokasinya bilateral.

2. Menekan/mengikat (tidak berdenyut). 3. Intensitas ringan atau sedang.

4. Tidak bertambah berat dengan aktifitas fisik yang rutin seperti berjalan atau naik tangga.

D. Tidak didapatkan:

1. Mual atau muntah (bisa anoreksia).

2. fotofobia dan fonofobia secara bersamaan.

E. Tidak berkaitan dengan penyakit lain (dalam group 5-12).

2.2.1. Tension Type Headache episodik yang frequent berhubungan dengan nyeri tekan perikranial.

Kriteria Diagnostik:

A. Termasuk dalam kriteria A-E dari 2.2. tension-type headache episodik yang frequent.

(28)

28

2.2.2. Tension Type Headache episodik yang frequent tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial.

Kriteria Diagnostik:

A. Termasuk dalam kriteria A-E dari 2.2. tension type headache episodik yang

frequent.

B. Nyeri tekan perikranial tidak meningkat.

2.3. Tension Type Headache Kronik Deskripsi :

Nyeri kepala yang berasal dari ETTH, dengan serangan tiap hari atau serangan episodic nyeri kepala yang lebih sering yang berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari. Nyeri kepala bersifat bilateral, menekan atau mengikat dalam kualitas dan intensitas ringan atau sedang, dan nyeri tidak bertambah memberat dengan aktivitas fisik yang rutin. Kemungkinan terdapat mual, fotofobia atau fonofobia ringan.

Kriteria Diagnostik :

A. Nyeri kepala timbul ≥ 15 hari/bln. berlangsung > 3 bin (≥180 hari/thn) dan juga memenuhi kriteria B-D.

B. Nyeri kepala berlangsung beberapa jam atau terus menerus. C. Nyeri kepala memiliki paling tidak 2 karakteristik berikut:

1. Lokasi bilateral.

2. Menekan/mengikat (tidak berdenyut). 3. Ringan atau sedang.

4. Tidak memberat dengan aktivitas fisik yang rutin. D. Tidak didapatkan:

1. Lebih dari satu: fotofobia, fonofobia atau mual yang ringan. 2. Mual yang sedang atau berat, maupun muntah.

E. Tidak ada kaitan dengan penyakit lain (group 5-12).

2.3.1. Tension Type Headache kronik yang berhubungan dengan nyeri tekan perikranial. Kriteria Diagnostik:

A. Nyeri kepala yang memenuhi dalam kriteria A-E dari 2.3 CTTH. B. Nyeri tekan perikranial yang meningkat pada palpasi manual.

2.3.2. Tension type headache kronik yang tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial.

Kriteria Diagnostik:

A. Nyeri kepala yang termasuk dalam kriteria A-E dari 2.3. CTTH. B. Nyeri tekan perikranial tidak meningkat.

2.4. Probable Tension-type headache.

Penderita yang memenuhi satu dari kelompok kelompok kriteria ini mungkin juga memenuhi kriteria dari salah satu sub form dari 1.6 probable migren. Dalam hal demikian semua informasi lain yang bisa didapat hams dipakai untuk menentukan kemungkinan mana yang lebih tepat.

2.4.1. Probable tension type headache episodik yang infrequent Kriteria Diagnostik:

A. Episode yang memenuhi semua kriteria A-D dari 2.1 ETTH kecuali satu kriteria saja.

(29)

B. Episodenya tidak memenuhi kriteria dari 1.1. migren tanpa aura. C. Tidak berkaitan dengan penyakit lain.

2.4.2. Probable tension type headache episodik yang frequent Kriteria Diagnostik:

A. Episoder.ya memenuhi semua kecuali satu dari semua kriteria A-D dari 2.2. tension type headache episodik yang frequent.

B. Episodenya tidak memenuhi kriteria 1.1. migren tanpa aura. C. Tidak berkaitan dengan penyakit lain.

2.4.3. Probable tension-type headache kronik Kriteria Diagnostik:

A. Nyeri kepala dalam rata-rata > 15 hari/bln selama > 3 bin (> 180 hari/thn) dan memenuhi kriteria B-D.

B. Nyeri kepala berlangsung beberapa jam atau terus menerus. C. Nyeri kepala memiliki paling tidak dua dari karakteristik berikut:

1. Bilateral .

2. Menekan/mengikat (tidak berdenyut). 3. Intensitasringanatausedang.

4. Tidak diperberat oleh aktivitas fisik yang rutin (berjalan atau naik tangga).

D. Tidak didapatkan:

1. Tidak lebih dari satu gejala fotofobia, fonofobia atau mual yang ringan. 2. Mual yang sedang atau berat maupun muntah.

E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain tapi ada atau telah ada dalam dua bulan terakhir penggunaan obat yang berlebihan yang memenuhi kriteria 8.2. Medication overuse headache.

Penanganan Tension Type Headache I. Terapi farmakologikal

II. Terapi non farmakologikal III. Terapi preventif

I. Terapi Farmakologis Tension Type Headache

I.1. Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2 hari/minggu.

1. Analgetik : aspirin 1000 mg/hari, acetaminophen 1000 mg/hr, NSAIDs (Naproxen 660-750 mg/hciri, Ketoprofen 25-50 mg/hari, tolfenamic 200^400 mg/hari, asam mefenamat, fenoprofen, ibuprofen 800 mg/hari, diclofenac 50-100 mg/hari). Pemberian analgetik dalam waktu lama dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal, penyakit ginjal dan hepar, gangguan fungsi platelet.

2. Caffein (analgetik ajuvan) 65 mg.

(30)

30 Catatan:

Telah diteliti bahwa sekedar pemakaian obat analgesik yang mengandung kafein saja oleh penderita sudah cukup untuk memberi kecenderungan pemakaian yang semakin lama semakin meningkat.

I.2. Pada tipe kronik: 1. Antidepresan

Jenis trisiklik : amitriptilin, sebagai obat terapeutik maupun sebagai pencegahan tension type type headache. Obat ini mempunyai efek analgetik dengan cara mengurangi firing rate of trigeminal nucleus caudatus. Dalam jangka lama semua trisiklik dapat menyebabkan penambahan berat badan (merangsang nafsu makan), mengganggu jantung, orthostatic hipotensi dan efek anticholinergik seperti mulut kering, mata kabur, tremor dan dysuria, retensi urinae, konstipasi.

2. Antiansietas

Baik pada pengobatan kronik dan preventif terutama pada penderita dengan komorbid ansietas. Golongan benzodiazepin dan butalbutal sering dipakai. Kekurangannya obat ini bersifat adiktif, dan sulit dikontrol sehingga dapat memperburuk nyeri kepalanya.

II. Terapi Non farmakologikal 1. Kontrol diet.

2. Terapi fisik

3. Hindari pemakaian harian obat analgetik, sedatif dan ergotamin. 4. Behaviour Treatment.

Pengobatan Fisik

1. Latihan postur dan posisi.

2. Massage, ultrasound, manual terapi, kompres panas/dingin. 3. AkupunturS TENS (transcutaneus electrical stimulation).

Obat anastesi ataupun bahan lain pada trigger point.

Terapi Behaviour

Bisa dilakukan biofeedback, stress management terapi, reassurance, konseling, relaxation terapi, kognitif behaviour terapi).

Harus diberikan penerangan yang jelas mengenai patofisiologi sederhana dan pengobatannya dan tension type headache bukanlah penyakit yang serius seperti tumor otak, perdarahan otak dan sebagainya sehingga dapat mengurangi ketegangannya.

Penanganan Psikologis

Dalam hal ini harus diberikan penerangan agar penderita bisa menerima hasil yang didapat yang sekedar cukup realistik.

III. Terapi preventif farmakologis Indikasi :

Perlu diberikan pada penderita yang sering mendapat serangan nyeri kepala pada Tension type headache Episodik dan serangan yang lebih dari 15 hari dalam satu bulan ( Chronic tension type headache ).

Prinsip-prinsip pengobatan dipilihkan:

1. Obat berdasarkan lini (first line) efektivitas, efek samping dan komorbid penderita. 2. Mulai dengan dosis rendah, dinaikkan sampai efektif atau tercapai dosis maksimal.

Gambar

Tabel 3. Obat-obat golongan triptan yang digunakan untuk pengobatan serangan migren akut
Tabel 4. Obat  pilihan pertama untuk profilaksis migren
Tabel 6. Obat pilihan ketiga untuk profilaksis migren

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil disimpulkan bahwa pendekatan Inquiry adalah pendekatan yang

Menurut Siregar (2003) analisis korelasional adalah suatu bentuk analisis data untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, yang merupakan hubungan antara

Emisi tersebut dihasilkan dari aktivitas alami dan aktivitas penduduk (antropogenik) seperti emisi hasil konsumsi bahan bakar kendaraan dan aktivitas

selain membuka layanan 7 hari dalam seminggu, perpustakaan Daerah Kabupaten Purwakarta menyediakan fasilitas berupa Wireless hotspot dan beberapa komputer yang

Saya berpendapat demikian kerana aktiviti kebahasaan yang dianjurkan oleh pihak sekolah dapat menarik minat para pelajar untuk menggunakan bahasa kebangsaan yang betul

Simbol Aljabar p pada contoh-1, U pada contoh-2, dan a pada contoh-3 di atas adalah contoh variabel karena p mewakili banyak pohon yang mungkin dimiliki Pak Amir, U

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya kepada penulis sehingga penulis dapat dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh

Sekuen ITS beserta 5.8S rDNA tidak dapat memisahkan semua sampel, baik berasal dari rumput maupun padi yang digunakan pada penelitian ini. Oleh karena itu, data tersebut