• Tidak ada hasil yang ditemukan

USTEK PUSKESMAS.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USTEK PUSKESMAS.doc"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

A.1 LATAR BELAKANG.

Dalam pelaksanaannya, pengelola proyek perlu memperhatikan program kerja dan pengendalian seluruh proses pembangunan serta memperhatikan tahapan-tahapan pembangunan yang sedang diselenggarakan. Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan pembangunan Puskesmas. Perlu kiranya dilakukan pengamatan dan penelitian yang cermat dan teliti dari berbagai aspek. Hal tersebut dilakukan demi tercapainya efisiensi pembiayaan pembangunan tanpa harus mengurangi arti dan tujuan pembangunannya sendiri.

Karena itu, dibutuhkan sesuatu progran perencanaan yang sangat diperlukan untuk menyusun rekomendasi-rekomendasi agar sasaran pembangunan tercapai. Maka perencanaan tersebut harus dapat memenuhi asas manfaat dan fungsi secara efisien dan optimal sesuai dengan harapan dan tujuan pembangunan. Dengan demikian hasli pekerjaan konsultan perencana harus memenuhi persyaratan dan kebutuhan yang mencakup fasilitas utama, fasilitas penunjang dan utilitas sesuai dengan fungsinya.

Untuk mempersiapkan pelaksanaan pembangunan ini konsultan perencana mempersiapkan metode-metode yang akan digunakan untuk menyusun dan menyelesaikan pekerjaan serta disertai jadwal yang akan dilaksanakan nantinya berdasarkan peraturan penyelenggaraan dan pedoman teknis perencanaan. Selain itu hasil pekerjaannya harus disusun dalam dokumen

A.2 MAKSUD DAN TUJUAN. A. Maksud

Kegiatan ini dimaksudkan sebagai pemenuhan kelengkapan persyaratan penyusunan Dokumen Penawaran Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi Sehingga dalam Proposal Teknis ini harus mampu menginterprretasikan masukan, azas, kreteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi ke dalam pelaksanaan tugas Perencanaan.

B. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan

(2)

Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi, sehingga dapat dilaksanakan dengan baik, dengan keluaran sebagai berikut:

o Perencanaan gedung Puskemas Geyer I sesuai dengan Standarisasi Bangunan Pemerintahan

o Perencanaan gedung baru untuk pemenuhan kebutuhan dan peningkatan mutu kualitas kesehatan

A.3 LINGKUP KEGIATAN.

1. Bangunan yang direncanakan adalah bangunan Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi Kabupaten Wonogiri

2. Hasil Kerja perencanaan yang harus dipersiapkan, meliputi : a. Dokumen Pelelangan (3 Ganda).

- Gambar-gambar rancangan pelaksanaan. - Syarat umum pelaksanaan.

- Syarat Administrasi. - Syarat Teknis Pelasanaan

- Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) 5 Ganda. b. Laporan Perhitungan Strutur (3 Ganda).

c. Laporan Perencanaan (5 Ganda)

d. Membantu proses pelelangan pekerjaan konstruksi (pemborongan)

(3)

BAB II

PENGALAMAN PEKERJAAN

Untuk menjalankan Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi, yang di selenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, diperlukan Konsultan Perencanaan dengan pengalaman perusahaan yang sesuai dengan tuntutan kegiatan.

Dalam pada itu, kami Konsultan CV. ASCA AMOGHASIDA yang beralamat di Jl. Kusumawardani Semarang akan menyampaikan pengalamannya yang pernah dilakukan ataupun dikerjakan yang sekiranya dapat menjadikan suatu pertimbangan nantinya.

(4)

BAB III

PEMAHAMAN KAK

C.1. Pemahaman Terhadap Latar Belakang

Sebagai calon Konsultan perencana Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi, kami mencoba memahami apa yang menjadi latar belakang dari diselenggarakannya kegiatan tersebut. Seperti yang sudah dikemukakan dalam sub bab Latar Belakang dalam KAK yang menjadi latar belakang utama adalah :

 Perkembangan Pembangunan di bidang kesehatan yang pesat diartikan sebagai suatu hal yang positif yang membuat tingkat daya dukung kemampuan untuk semakin baik. Dampak dari hal tersebut adalah kekuatan dan kesempatan Pemerintah dalam menentukan kebijaksanaan pembangunan secara lebih mandiri. Dalam bidang Kesehatan, mulai dapat menentukan program pembangunan di bidang kesehatan yang lebih progresif, yang secara kualitas dan kuantitas semakin mampu profesional dengan teknologi yang aktual, sesuai kemampuan dan kekuatannya yang lebih baik.

 Tantangan masa depan di bidang Kesehatan adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat, diantaranya melalui bidang kesehatan. Untuk itu seiring dengan tingkat kemampuan yang semakin membaik, maka sudah selayaknya Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan menempatkan bidang Pembangunan gedung sebagai prioritas utama pembangunan di Lingkunganya.

Berdasarkan Latar belakang tersebut diatas, kami sebagai calon Konsultan perencana sangat mendukung Kebijaksanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan menetapkan perlunya dilakukan pengembangan pembangunan gedung baru sebagai peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas dan memenuhi standart kebutuhan yang cukup representative, sehingga dapat berfungsi sebagai sarana kesehatan yang lebih baik dan professional. Dukungan tersebut kami respon dengan sangat positif dengan ikut serta pada kegiatan Seleksi Umum untuk Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan

(5)

Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi yang diselenggarakan pada tahun anggaran 2016

C.2. Pemahaman Terhadap Maksud dan Tujuan Kegiatan Maksud

Kami Selaku calon konsultan perencana menyadari dan sependapat dengan maksud dari kegiatan ini adalah menyeleksi konsultan perencana yang akan di tugaskan untuk menyusun Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi

Kabupaten Grobogan melalui seleksi Seleksi umum tersebut, mengingat

Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku mengatur dan mengarahkan demikian.

Tujuan

Kami Selaku calon konsultan perencana sependapat dengan Tujuan dari seleksi konsultan perencana adalah untuk mendapatkan penyedia jasa konsultan yang berkualitas dan profesional maksud tersebut, mengingat pekerjaan perencanaan yang akan dilaksanakan memiliki bobot nilai dan kapasitas baik secara kwalitas maupun kwantitas yang cukup tinggi, sehingga yang melaksanakan pekerjaan perencanaan tersebut memang haruslah konsultan perencana yang berkualitas dan profesional.

C.3. Pemahaman Terhadap Sasaran Kegiatan

Secara umum kami sependapat dengan sasaran yang dimuat di dalam KAK dengan pemahaman sebagai berikut :

1. Pengikut sertaan konsultan perencana dalam upaya menghasilkan desain baik dan optimal. Konsultan Perencana yang menangani pekerjaan tersebut adalah konsultan perencana yang memenuhi syarat-syarat teknis maupun administratif serta berkemampuan yang profesional.

2. Perencanaan dan perancangan yang mengikuti standart pembangunan gedung Kesehatan dan standart bangunan gedung negara yang berlaku. Standart-standart tersebut dikeluarkan oleh lembaga-lembaga resmi Pemerintah, badan atau lembaga resmi yang diakui Pemerintah yang berwenang mengeluarkan peraturan standart-standart di bidang Bangunan Pelayanan Publik dan Bangunan Spesifik.

3. Memberikan nuansa bentuk arsitektur bangunan Gedung kesehatan yang representative dengan fungsi dan kebutuhan standart yang berlaku,

(6)

sehingga dapat bermanfaat dan memenuhi kebutuhan akan kesehatan yang berkualitas

C.4. Pemahaman Terhadap Nama dan Organisasi Pengguna Jasa

Nama dan Organisasi Pengguna jasa dari kegiatan ini adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan

C.5 Pemahaman Terhadap Lingkup, Lokasi Kegiatan, Data dan Fasilitas Penunjang

Secara umum kami sependapat dengan sasaran yang dimuat di dalam KAK dengan pemahaman sebagai berikut:

a. Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan ini adalah : 1. Konsep Perancangan

Pekerjaan perencanaan dimulai konsultan perencana harus mengolah data informasi, melakukan identifikasi permasalahan dan penyusunan program kegiatan perencanan meliputi :

- inventarisasi permasalahan dan kenutuhan.

- Melakukan evaluasi keadaan lahan secara lengkap termasuk pengukuran dilapangan.

- Mengolah data dan informasi yang diterima dari pemberi tugas atau pihak ketiga, menganalisa dan membuat konsep perencanaan yang baik.

- Membuat sketsa gagasan alternatif skala kecil dengan memberi gambaran cukup jelas.

- Menyusun program perencanaan dan membuat perkiraan biaya untuk memperoleh persetujuan dari pemberi tugas.

- Penyusunan jadwal dan proses kegiatan perencanaan. 2. Konsep Perancangan

Untuk membantu pemberi tugas memperoleh pengertian yang lebih mendalam atas program yang diputuskan, maka konsultan perencana akan melakukan :

- membuat gambar situasi.

- Membuat gambar rancangan tapak. - Membuat gambar denah dan ukurannya. - Membuat gambat potongan-potongan. - Membuat perhitungan kasar biaya lengkap. 3. Penyusunan RKS.

(7)

Penyusunan RKS bagi pelaksanaan pekerjaan fisik bangunannya meliputi ketentuan-ketentuan administrasi dan persyaratan teknis.. ketentuan administrasi meliputi : peraturan penyelenggaraan, jangka waktu pelaksanaan, penyerahan pekerjaan, syarat pembayaran, sanksi-sanksi, kelambatan atau kelalaian, besarnya jaminan penawaran dan jaminan pelaksanaan serta penguji-pengujian teknis dan bahan.

4. Penyusunan RAB.

Penyusunan RAB, meliputi daftar macam-macam pekerjaan berikut Bill of Quantity dari masing-masing jenis pekerjaan, harga satuan bahan, harga saruan upah, biaya masing-masing pekerjaan, biaya keseluruhan dan analisa harga satuan pekerjaan.

5. Penyusunan Perhitungan Struktur

C.6. Pemahaman Terhadap Metodologi

Secara umum, kami selaku calon konsultan perencana Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi sependapat terhadap uraian metodologi yang ditawarkan. Pemahaman kami terhadap Metodologi yang ditawarkan dalam Pelaksanaan kegiatan Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi terdiri dari beberapa tahapan pekerjaan sebagai berikut :

1. Persiapan.

Merupakan langkah awal yang menentukan untuk langkah selanjutnya. Persiapan dan konsolidasi tim perencana menyangkut pemahaman terhadap job description oleh setiap anggota tim perencana, pematangan program rencana kerja menyangkut detail program dan jadwal kerja. Menyangkut persiapan program survey dan studi banding. Selain itu perencana harus melakukan inventarisasi data, mencakup data primer dan data sekunder, baik yang diberikan Pengguna Jasa maupun data-data teknis pendukung lainnya. Inventarisasi tersebut untuk mengetahui sejauh mana tingkat kecukupan data awal baik yang bersifat data primer dan sekunder.

2. Survey dan studi banding

Pada awal pekerjaan, konsultan perencana harus melakukan survey dan studi banding untuk mendapatkan data-data teknis primer dan sekunder.

(8)

Data Primer yang dibutuhkan minimal :

- Data Ukur terhadap Site (site existing), lengkap yang memuat posisi batas site, posisi bangunan dalam site existing, peil elevasi tanah (contour) dan bangunan serta hal-hal lain penting lainnya yang dapat termuat posisinya secara jelas. Untuk mendapatkan data ukur harus dilakukan dengan survey pengukuran lahan eksisting, yang selanjutnya dipetakan menjadi site existing.

- Dalam pengumpulan data tanah, meliputi data-data sondir dan borring dengan jumlah sesuai kebutuhan pada-titik-titik yang penting di dalam site yang akan didirikan bangunan.

Data Sekunder yang dibutuhkan :

Standart-standart teknis yang berkaitan dengan bangunan gedung dan mekanikal elektrikal. Meliputi data-data standart dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan lembaga atau badan resmi baik pemerintah atau yang diakui pemerintah. Feasibility study (Studi Kelayakan) yang menguraikan kelayakan proyek, mencakup di dalamnya kebutuhan-kebutuhan tata ruang yang dibutuhkan, syarat-syarat ruang sampai manajemen operasional suatu bangunan publik dan kesenian. Sedangkan hasil studi banding dapat menjadi masukan atau perbandingan bagi semua pihak baik perencana, pengguna jasa maupun instansi terkait, sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

3. Penyusunan pra Rencana

Kami memahami dalam penyusunan Pra Rencana Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi diharapkan memenuhi kriteria antara lain : Berpedoman pada standar-standar kebutuhan tata ruang dan operasional Bangunan Pendidikan. Kesesuaian system fungsional dan operasional antara lingkup tata ruang didalam bangunan, maupun antar bangunan. Selain itu harus memenuhi prinsip-prinsip dan peraturan tata ruang kota (setempat) dan peraturan teknis lainnya (termasuk standart-standart) untuk bangunan gedung yang dikeluarkan instansi atau badan resmi pemerintah atau yang diakui oleh pemerintah yang berlaku. Untuk mendukung sisi fungsi dan sisi arsitektural maka penerapan arsitektur modern yang tetap memuat nilai-nilai arsitektur lokal dan kesesuaian terhadap lingkungan sekitarnya dapat dipadukan dengan arsitektur tradisional/local dengan batasan bahwa keterpaduan

(9)

tersebut dapat mendukung sisi fungsi dan operasional gedung kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pra rencana yang dibuat oleh konsultan perencana harus melalui proses asistensi dan pembahasan tim teknis untuk kemudian diajukan kepada pihak pengguna jasa untuk mendapatkan persetujuan.

(10)

BAB IV

TANGGAPAN KAK

D.1. Tanggapan terhadap Latar Belakang, Maksud dan Tujuan serta Sasaran.

Berdasarkan latar belakang yang tercantum dalam KAK, dan kemudian kami pahami (seperti yang kami bahas pada bab sebelumnya), maka kami menanggapi sebagai berikut :

a. Pemerintah menempatkan bidang kesehatan sebagai prioritas pembangunan di Kabupaten Grobogan. Prioritas tersebut akan direalisasikan dengan menyelenggarakan Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi Program tersebut perlu didukung oleh semua pihak agar terealisir sampai dengan pelaksanaan konstruksi hingga operasionalnya.

b. Kebutuhan Pembangunan Gedung yang sudah cukup mendesak memerlukan konsepsi perencanaan yang mampu menjawab tuntutan dan kebutuhan akan Prasarana Kesehatan.

Maksud dan tujuan dari KAK merupakan respon terhadap latar belakang yaitu menyeleksi konsultan perencana sehingga diperoleh konsultan perencana yang mampu melaksanakan Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi Adapun Sasaran yang telah dikemukakan dalam KAK adalah sudah jelas dan dapat kami cermati dengan penekanan-penekanan sebagai berikut:

a. Pengikutsertaan konsultan perencana ditujukan untuk menghasilkan desain yang baik dan optimal serta bertanggung jawab secara mutu dan kualitas.

b. Diharapkan Konsultan Perencana dapat mewujudkan unsur fungsional bangunan sesuai standart-standart operasional pendidikan dan perencana diharapkan dapat menampilkan nuansa/bentuk arsitektural lokal/setempat yang dapat dipadukan didalam perencanaan asal tidak bertentangan dengan standart dan fungsional operasional bangunan pendidikan yang berlaku.

(11)

D.2. Tanggapan terhadap Lingkup dan Lokasi Kegiatan, Data dan Fasilitas Pendukung

Mengenai Lingkup dan Lokasi Kegiatan, Data dan Fasilitas tanggapan kami adalah sebagai berikut dibawah ini :

D.2.1. Lingkup Kegiatan

Berdasarkan lingkup kegiatan yang dikemukakan dalam KAK, kami mempunyai anggapan bangunan yang beroperasi saat ini sudah kurang dalam menampung aktifitas yang ada, apalagi untuk beberapa kurun waktu yang akan datang. Kegiatan yang ada di setiap unit atau instalasi pelayanan Kesehatan yang ada sudah melampaui kapasitas yang tersedia sehingga cenderung menghambat pelayanan medis kepada pasien atau masyarakat. Selain itu seiring dengan waktu, teknologi dan standart - standart yang diterapkan semakin maju. Penyesuaian-penyesuaian terhadap standart dan teknologi tersebut sedikit banyak merubah sistem dan standart operasional, hal ini menyebabkan penyesuaian kebutuhan, besaran dan tata ruang yang ada saat ini.

Selanjutnya berdasarkan lingkup kegiatan perencanaan yang telah dijabarkan dalam KAK, maka kami memahami bahwa yang harus dilaksanakan dalam lingkup kegiatan tersebut adalah:

 Perencanaan bangunan gedung seluas dengan program ruang seperti yang telah diuraikan di dalam KAK, meliputi desain Arsitektur, Struktur dan Mekanikal Elektrikal dalam bangunan.  Pekerjaan desain Mekanikal Elektrikal antar bangunan dan Sentral

Equipment Mechanical Electrical sebagai suatu bagian sistem ME

dari seluruh area perencanaan yaitu dalam gedung yang direncanakan dan diluar gedung.

 Pekerjaan desain Infrastruktur dengan program seperti dalam KAK, yang mencakup infrastruktur lingkungan yang berkaitan dengan gedung-gedung yang direncanakan dengan penyesuaian infrastruktur lama yang ada di dalam lokasi site.

Keseluruhan tersebut diatas harus dibuat dalam perhitungan-perhitungan teknis dengan memperhatikan standart-standart dan peraturan-peraturan resmi yang berlaku dan juga disesuaikan dengan dana atau anggaran pelaksanaan konstruksi yang disediakan.

(12)

D.2.2. Lokasi Kegiatan, Data dan Fasilitas Penunjang

Memperhatikan KAK tentang lokasi kegiatan, maka kami selaku calon Konsultan perencana memberi masukan tentang lokasi kegiatan (site) sebagai berikut :

a. Mengingat Obyek Perencanaan tidak mencakup seluruh site yang ada, maka kami memberi masukan agar wilayah perencanaan yang berada dalam lokasi site sebagai obyek perencanaan harus jelas batas-batasnya, sehingga memudahkan dan mengoptimalkan kegiatan dalam perencanaan.

b. Bangunan-bangunan saat ini beserta instalasi yang mengikutinya sebagai suatu obyek eksisting yang berada dalam wilayah perencanaan harus ditinjau keberadaannya (disurvei keadaannya) dengan seksama dan direkomendasi sebagai posisi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Posisi 0% tersebut harus didokumentasi dengan baik oleh konsultan perencana terpilih.

c. Konsultan Perencana yang terpilih nanti, harus mengadakan survei pengukuran yang cermat terhadap site eksisting tersebut. Hasil pengukuran lapangan harus dapat menunjukkan posisi batas site, posisi peil tanah, arah kontur yang ada, posisi bangunan, peil ketinggian lantai bangunan, instalasi-instalasi baik dalam tanah maupun di luar dan di udara yang melintas, serta posisi-posisi penting lainnya yang berpengaruh terhadap perencanaan bangunan nantinya

Dalam hal ini Konsultan Perencana yang terpilih harus mencari dan mendapatkan data yang dibutuhkan baik melalui survey ataupun meminta masukan melalui interview, kuisioner dan koordinasi dengan instansi terkait. Data-data yang harus didapatkan konsultan perencana adalah:

a. Data Primer, yaitu data utama yang didapatkan langsung melalui survey dan penelitian di lapangan pada obyek yang akan direncanakan, antara lain :

 Data Pengukuran Eksisting.

 Data penyelidikan daya dukung tanah.

 Data situasi kondisi kualitas eksisting, menyangkut instalasi yang melintas, vegetasi, kondisi bangunan eksisting dsb.  Survey aksesibilitas (pencapaian site).

(13)

b. Data Sekunder, yaitu data pendukung yang didapat dari pihak lain instansi terkait yang ada hubungan langsung terhadap perencanaan, antara lain:

 Data Manajemen Operasional

 Data kegiatan dan perkembangan kegiatan Operasional  Data Referensi atau Literatur berupa standart-standart,

peraturan-peraturan perundang-undangan, teori-teori yang diperlukan.

 Data dan survey melalui interview dan Kuisioner.

 Data dan Studi banding ke bangunan kesehatan yang setipe.

Untuk memperlancar perolehan data tersebut, yang diharapkan dari pengguna jasa adalah bantuan koordinasi dengan unsur intern dan instansi terkait agar memudahkan pencarian atau pengumpulan data. D.3. Tanggapan terhadap Metodologi Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan

Perencanaan (DED)

Secara umum, kami selaku calon konsultan perencana Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi sependapat terhadap uraian metodologi yang ditawarkan. Namun demikian, metodologi pelaksanaan pekerjaan harus dibuat secara sistematis yang harus dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku secara komprehensif. Metodologi yang ditawarkan dalam KAK pekerjaan ini telah dapat kami pahami.

Untuk itu sebagai respon langsung dari bagian tanggapan terhadap metodologi, perlu sekali dijabarkan terlebih dahulu mengenai Flow Chart atau alur proses tahapan pekerjaan (lebih sering disebut bagan alir). Dengan adanya Flow Chart tersebut akan tampak alur proses yang jelas dari aliran pekerjaan. Disamping itu akan memudahkan pula control atau kendali terhadap aliran pekerjaan pada setiap tahapan proses. Adalah sangat tepat, bila di dalam proposal usulan teknis, flow chart tersebut dapat dijabarkan dan dijelaskan alur prosesnya untuk memperjelas kualitas dari kedalaman metodologi yang di usulkan.

D.3.1. Persiapan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengawali pelaksanaan adalah persiapan pekerjaan yang matang. Pematangan persiapan diawali dengan Start Up (titik mula). Pada posisi ini, tim inti pelaksana pekerjaan harus sudah terbentuk dan segera melakukan langkah-langkah

(14)

persiapan selanjutnya seperti yang sudah dikemukakan dalam KAK dengan penyempurnaan sebagai berikut:

a. Persiapan umum dan koordinasi

Tim pelaksana pekerjaan sudah terbentuk dipimpin team leader, melakukan langkah-langkah persiapan baik yang bersifat internal menyangkut kesiapan dukungan operasional pekerjaan oleh intern konsultan yang bersangkutan dan eksternal dengan melakukan pengenalan tim pelaksana pekerjaan kepada pengguna jasa dan instansi terkait. kepada Pengguna Jasa.

b. Melakukan Inventarisasi data

Seperti yang sudah kami pahami dalam pemahaman terhadap KAK, Inventarisasi data diperlukan untuk mengetahui tingkat kecukupan data-data primer awal dan data sekunder awal yang didapat pada permulaan start up pelaksanaan pekerjaan. Setelah itu dapat diketahui data-data mana yang belum ada dan dapat segera disiapkan langkah-langkah pekerjaan pencarian atau pengumpulan data yang dibutuhkan, baik itu data primer maupun data sekunder melalui serangkaian proses survey atau penyelidikan dan penelitian terhadap obyek-obyek yang perlu diketahui kondisinya.

Data-data yang harus diinventarisir dalam masa persiapan minimal meliputi :

a. Data-data Primer. b. Data-data sekunder.

c. Persiapan program survey dan studi banding.

Persiapan survey meliputi mobilisasi kelengkapan peralatan survey maupun prosedur dan metodologi survey serta unit pelaksana survey. Setelah persiapan ini terbentuk, pelaksanaannya dapat segera dilaksanakan sesuai dengan jadwal pekerjaan mengikuti alur prosesnya. Sedangkan menyangkut persiapan studi banding dapat terlebih dahulu dilakukan penentuan obyek yang akan di studi banding, termasuk didalamnya disiapkan sasaran-sasaran yang ingin dicapai dalam studi banding yang merupakan data-data sekunder berupa informasi-informasi yang diperlukan tentang gedung kesehatan yang akan distudi banding dan juga persiapan lain

(15)

Langkah berikutnya setelah tahap Persiapan adalah pelaksanaan Survey dan Studi Banding untuk memperoleh data-data primer dan data-data sekunder. Seperti yang sudah kami pahami dalam bagian pemahaman KAK mengenai poin ini, kami sependapat namun kami perlu memberi penekanan bahwa didalam melaksanakan survey, konsultan perencana harus menjamin kualitas dan validitas survey baik dari sisi prosedur, metodologi dan standart-standart yang dipakai sebagai tolak ukur yang utama. Dengan demikian akan dapat dijamin keaslian dan obyeksitas dari data survey tersebut, sehingga diperoleh suatu kepastian yang menentukan bagi proses analisis data dan masalah.

Sedangkan menyangkut program studi banding, yang menjadi penekanan kami adalah kesesuaian karakteristik dan tipe obyek yang akan distudi banding. Lebih lanjut tentang uraian dan penekanan-penekanan tersebut dapat kami uraikan lebih dalam pada bab selanjutnya mengenai Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan.

D.3.3. Penyusunan pra Rencana

Secara umum kami sepaham terhadap kriteria yang dikemukakan dalam KAK, karena sudah mencakup konsepsi dasar dari Pra Rencana. Namun kami perlu menambahkan alur proses pra rencana termasuk penekanan-penekanannya sebagai berikut:

A. Kebijaksanaan yang Dipakai Sebagai Acuan sebagai dasar Perencanaan:

 Peraturan-peraturan pembangunan yang berlaku, yang dikeluarkan oleh pemerintah dan instansi/lembaga resmi yang diakui Pemerintah.

 Pengelolaan Bangunan pada masa operasional, menyangkut kemudahan dalam operasional bangunan.  Pemeliharaan Bangunan yang efisien dan ekonomis

 Peluang Pengembangan yang akomodatif terhadap perkembangan jaman

 Pembiayaan konstruksi yang sesuai standart dan peraturan yang berlaku.

 Mutu kwalitas desain konstruksi yang memenuhi standart-standart kenyamanan, keamanan dan kekuatan bangunan. B. Prinsip-prinsip Pekerjaan Prarencana Bangunan.

Pra-rencana Bangunan cenderung mengemukakan gagasan-gagasan Arsitektur yang dikerjakan menurut proses yang berawal dari aktifitas (operasional dan fungsi) dan kebutuhan

(16)

(kapasitas dan ruang gerak) yang melalui proses pendekatan dan pemikiran Arsitektur, Struktur (Sipil Bangunan Gedung) dan Utilitas (Mekanikal Elektrikal dan Equipment), yang kemudian bergerak memunculkan ketata-ruangan yang berakhir pada pembentukan wujud dan bentuk bernama bangunan.

Begitu pula di dalam Proses Pra Rencana Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi, Gagasan-gagasan tersebut harus melalui proses pendekatan yang komprehensif diantara bidang-bidang keilmuan tersebut dengan memperhatikan aspek Fungsional dan arsitektural serta aspek teknologis. Adapun yang perlu diproses dalam masa Pra Rencana adalah:

 Pendekatan-pendekatan berupa analisa aktivitas dan kebutuhan harus sesuai dengan struktur organisasi dan prosedur operasional Puskesmas yang berlaku.

 Pendekatan dan konsep program ruang dan besaran ruang, harus mengacu standart dan kriteria dengan prediksi pengembangan yang ditetapkan.

 Pendekatan dan konsep program tata ruang dan Zoning harus memperhatikan kondisi eksisting yang ada dan harus diarahkan antisipatif terhadap perkembangan di masa mendatang baik dari sisi internal gedung kesehatan g. Pendekatan dan konsep bentuk arsitektur bangunan, struktur dan Mekanikal Elektrikal, mencakup pilihan alternatif yang paling layak untuk dilaksanakan dengan memperhatikan mutu, kualitas, metoda pelaksanaan konstruksi maupun biaya pelaksanaan konstruksinya.  Usulan desain Gubahan masa, bentuk bangunan dan tata

ruang/tata bangunan, yang menampilkan bentuk yang adaptatif terhadap kebutuhan fungsi dan bentuk, sehingga terdapat sinergi yang saling mendukung antara format fungsi dan bentuk arsitektur bangunan.

 Usulan Sistem Struktur bangunan beserta prinsip perhitungan struktur dan spesifikasi teknis secara umum, yang mampu menjadi kerangka utama dari bentuk dan fungsi arsitektur yang diusulkan sehingga didapat kesatuan yang kompak dan logis.

(17)

 Usulan Sistem Mekanikal Elektrikal beserta prinsip-prinsip perhitungannya dan spesifikasi teknis secara umum, yang memperhatikan kebutuhan fungsi dan prosedur operasional melalui hirarki jaringan yang sistematis sesuai standart-standart.

 Usulan infrastruktur dalam site, dan spesifikasi teknis secara umum, yang mampu menjawab kebutuhan-kebutuhan sebagai pendukung dasar bagi peletakan tata bangunan dan fungsi yang menyertainya.

 Usulan desain Rencana Anggaran Biaya, berupa RAB global dan usulan-usulan analisa perhitungan untuk pekerjaan tertentu, yang antisipatif peraturan-peraturan dan perundang-undangan tentang yang berlaku tentang anggaran biaya pembangunan bangunan gedung negara. Selanjutnya, proses yang cukup penting untuk diperhatikan dalam tahap pra rencana ini, adalah proses pengambilan keputusan tentang persetujuan atas usulan Pra Rencana. Untuk itu ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu proses koordinasi pada waktu asistensi dan proses persetujuan pra Rencana. Pada saat asistensi perlu dikoordinasikan dan dibahas hal-hal teknis-teknis sampai mendapat persetujuan dan selanjutnya untuk persetujuan terhadap Pra rencana sebaiknya diadakan pemaparan Pra Rencana dihadapan rapat pleno. Di dalam rapat pleno tersebut dapat diambil keputusan persetujuan termasuk apresiasi-apresiasi terhadap Pra Rencana menyangkut masukan-masukan untuk pengembangan desain lebih lanjut.

(18)

BAB V

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

E. 1. Pendekatan Konsep Perencanaan

Sesuai dengan apa yag dikemukakan dalam KAK mengenai Ketentuan-ketentuan dari Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi, yang kemudian kami pahami dan kami tanggapi dan juga memperhatikan Visi Politeknik Kesehatan Semarang yaitu terwujudnya suatu sarana pendidikan masyarakat sebagai Pusat Layanan Masyarakat Umum dan Kebudayaan yang Mandiri dan Bermutu Tinggi, maka konsep yang dikemukakan haruslah sesuai dan selaras dengan prinsip yang ada.

Adapun prinsip-prinsip dasar yang harus dipegang dalam pendekatan konsep perencanaan yaitu :

1. Berdaya Citra

 Kesesuaian dengan kedinamisan Ruang dan Waktu

Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis, sesuai dengan tuntutan ruang dan waktu saat ini dan masa mendatang.

 Kesesuaian dengan kedinamisan Teknologi

Perencanaan yang dihasilkan dinamis, sesuai dengan pemanfaatan maupun penerapan teknologi yang tepat guna.

 Kesesuaian dengan kedinamisan Simbol

Perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan simbol atau makna yang sesuai dengan fungsi yang diembannya.

2. Berdaya Guna, meliputi :

 Kesesuaian dengan kedinamisan Fungsi,

Perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan fungsi bangunan yang dapat menjalankan proses fungsi terhadap aktifitas yang melekat di dalamnya.

 Kesesuaian dengan kedinamisan Keruangan

Perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan unsur Keruangan yang dapat melakukan peranannya mewadahi fungsi yang terjadi dalam batas kapasitas besaran ruang yang optimal.

(19)

Prinsip-prinsip tersebut merupakan dasar-dasar yang dilakukan dalam pendekatan-pendekatan terhadap konsep Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi

Kabupaten Wonogiri. Adapun pendekatan-pendekatan terhadap konsep

perencanaan yang perlu dilakukan adalah :

a. Pendekatan Aspek Fungsi dan Aktifitas Gedung b. Pendekatan Aspek Kebutuhan dan Program Ruang.

c. Pendekatan Konsep Perencanaan Site dan Tata Bangunan.

d. Pendekatan Konsep Perencanaan Tata Ruang dan Bentuk Arsitektur. e. Pendekatan Konsep Perencanaan Sistem Struktur Bangunan.

f. Pendekatan Konsep Perencanaan Mekanikal Elektrikal.

Untuk itu kami bahas satu-persatu pendekatan-pendekatan yang diperlukan dalam perencanaan itu, antara lain :

E.1.1. Pendekatan Aktivitas dan Fungsi

Hubungan antara Fungsi dan Aktifitas (Operasional) adalah sangat erat, dimana aktifitas dan fungsi yang tepat untuk menampung aktifitas yang sesuai dengan sifat aktifitas tersebut.

Dari gambaran tersebut kita pahami lebih lanjut bahwa Aktifitas terjadi melalui suatu atau serangkaian kegiatan yang berproses melalui langkah-langkah tertentu dari langkah awal sampai tujuan akhir. Langkah-langkah tersebut menggambarkan suatu pergerakan proses yang disebut fungsi. Setiap aktivitas yang dijalankan memerlukan prasyarat-prasyarat, aturan-aturan yang melekat dalam fungsi agar aktivitas tersebut dapat berjalan sesuai proses tersebut. Semakin rumit aktifitas yang dijalankan, semakin rumit pula aturan dan prasyarat terhadap fungsi tersebut.

E.1.2. Pendekatan Rencana Kebutuhan dan Program Ruang

Dalam melakukan perencanaan kebutuhan dan program ruang, diperlukan kemampuan membaca serta menganalisa kebutuhan dan aktivitas yang sedang dan akan berlangsung dalam bangunan yang akan direncanakan. Sebuah fasilitas pendidikan haruslah mencakup beberapa syarat sesuai dengan syarat –syarat dari tingkatan bangunan tersebut :  Gedung Puskemas Geyer I Kabupaten Grobogan sesuai dengan

syarat bangunan pendidikan.

 Pengembangan yang dimaksud adalah Pembangunan Gedung baru untuk menampung operasional dan pelayanan bangunan kesehatan di lingkungan kabupaten Grobogan.

(20)

1. Pembangunan gedung baru yang terdiri dari beberapa lantai dan harus mampu menampung luasan dari kebutuhan ruang yang diperlukan.

2. Program ruang (tingkat zoning) pelayanan yang dioperasionalkan di dalam Gedung haruslah representatif, antara lain :

Zoning Publik - Hall / Entrance, - Ruang Tunggu. Zoning Semi Private

- Ruang Periksa - Apotek

Zoning Private - R. Administrasi

3. Bangunan tersebut dilengkapi system dan instalasi Mekanikal Elektrikal serta infrastruktur luar bangunan yang lengkap.

E.1.3. Pendekatan Konsep Perencanaan Site

E.1.3.1. Potensi Site Eksisting dan Lingkungan Sekitarnya

Pada saat ini bangunan yang akan direncanakan merupakan bagian dari area puskesmas, dengan kapasitas, pelayanan serta infrastruktur yang telah ada dan mendekati fungsi pelayanan ideal.

Seperti yang telah kita tinjau di lapangan pada saat anwijzing (penjelasan pekerjaan), potensi yang terdapat dalam site puskesmas meliputi potensi fisik dan non fisik yang mempengaruhi perencanaan Site dan Tata Bangunan Pengembangan Bangunan Baru. Berdasarkan pengamatan terhadap site eksisting, potensi-potensi yang harus mendapat perhatian adalah:

a. Potensi Fisik, meliputi:

1. Luas, Bentuk dan Orientasi Site,. Bentuk umum persegi dengan sisi alas memanjang berada di bagian samping. Orientasi site searah dengan peredaran matahari..

2. Kontour permukaan tanah, relative datar dan memudahkan penataan bangunan secara horizontal maupun vertical.

3. Kondisi fisik tanah,

4. Kondisi artefak fisik di atas tanah (bangunan-bangunan fisik dan instalasi ME),

5. Rona hijau lingkungan,

6. Aksesibilitas terhadap site,

(21)

8. Kondisi Iklim (curah hujan, kecepatan angin, temperature udara dan kelembaban)

b. Potensi Non Fisik, meliputi:

a. Kebijaksanaan Pembangunan puskesmas

b. Kebijaksanaan terhadap asset bangunan dan instalasi yang ada diatas site eksisting saat ini.

E.1.3.2. Adaptasi terhadap Kondisi Eksternal

Bangunan Gedung puskems yang akan direncanakan diletakkan pada suatu lingkungan dengan kondisi tata tapak yang sebagian telah terolah/tertata, sehingga ruang luarnya telah tergolong suatu ruang luar terolah.

Kaidah penempatan massa dan perencanaan bentuk massa bangunan sudah terikat karenanya. Disamping itu, masih ada batasan lain mengenai kondisi tapak, dimana karakter dari lahan sangat menonjol. Perancang bangunan adalah biasa memudahkan kondisi tersebut dengan cara “urugan”, tetapi melihat tuntutan suatu kebutuhan penataan ruang

Dari pemikiran tersebut, pemikiran fungsional suatu ruang dimulai dari perancang berpikir ke arah hubungan ke luar dan ke dalam ruang saat bangunan dimulai. Suatu bangunan haruslah mampu memberikan image baik terhadap lingkungan dimana bangunan tersebut dibangun. Bangunan haruslah mampu menjelaskan kepada lingkungan eksternalnya baik melalui fungsi ataupun bentuk dari bangunan tersebut. Untuk itu bangunan Gedung puskesmas yang akan dibangun haruslah dapat dikenali dan mampu memberikan corak/identitas yang merupakan bagian dari bangunan kesehatan secara umumnya.

E.1.4. Pendekatan Konsep Perencanaan Bangunan (Arsitektural) E.1.4.1. Perencanaan Arsitektur Bangunan

Secara umum

Merupakan kelanjutan dari pekerjaan perencanaan site plan, bertitik tolak pada pola tata letak, komposisi massa dan ruang, pola sirkulasi yang telah ditentukan dalam site. Perencanaan suatu bangunan, haruslah memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :

 Aktivitas serta Peralatan yang diwadahi secara wajar pada luas ruang yang dialokasikan dengan beban jumlah pemakai dapat tertampung didalamnya secara ideal.

(22)

 Lay out furniture, peralatan dan tata letak ketinggian merupakan persyaratan utama. Hal tersebut didekati dengan pendalaman karakter dan perilaku dari penggunanya.

Prinsip-prinsip perancangan

Perancangan bangunan dikerjakan menurut proses yang berawal dari site plan dan berakhir dengan desain prarancangan melalui tahap-tahap sebagai berikut :

 Konsep dasar perancangan.  Pra-rancangan bangunan  Perancangan gambar kerja  Perhitungan teknis

 Perhitungan pembiayaan

 Penyusunan rencana kerja dan syarat-syarat. Tema Arsitektural

Hal ini merupakan titik tolak dalam perancangan bangunan dan dilengkapi dengan masukan - masukan baru yang lebih detail.

Façade Arsitektural

Berbicara fasade (facade), orang berpikir kecantikan rupa bangunan dari berbagai sisi yang bisa ternikmati, tidak salah memang, arsitektur dalam satu pendalamannya selalu berbicara rupa terkait kondisi ruang dalam yang menuntutnya? Jawabnya, bahwa hanya aspek yang ikut mengadakan penawaran (bargaining) sesuai tuntutan karakter aspek masing-masing, yaitu :

 Aspek kebisingan justru menuntut isolasi total terhadap segenap fasade bangunan supaya kebisingan didalam ruang tidak mempengaruhi lingkungan.

 Aspek pencahayaan adalah lain, yaitu tetap menginginkan cahaya diffus masuk ruang.

Sehingga tampak bangunan yang baik adalah dalam berhias dirinya simultan terhadap tuntutan aspek-aspeknya, pemikiran tersebut pun baru dari aspek fungsi berkala, masih banyak aspek-aspek lain yang dipertimbangkan dan penataan fasade. Masih dari aspek rupa, bahwa faktor lingkungan berpengaruh berdaya pengaruh, sehingga dari aspek tersebut akan membuat spesifikasi tampak tersendiri (klas/tempat) tersebut.

(23)

Bentuk bangunan sebagai bangunan pemerintah, dimana fasadenya lebih banyak dipengaruhi oleh fungsi biaya terkait oleh kualitas bangunan yang diberikan pemerintah, kualitas C tentunya sangat terbatas (minimum dari aspek pembiayaan, sehingga penampilan bangunanpun terbatas karenanya, kualitas bangunan B sedikit bisa memberikan keleluasaan arsitek dalam mengolah tampak bangunannya, kualitas bangunan dan tentunya memberikan harapan lebih bagus lagi.

Diharapkan bangunan Gedung puskesmas yang akan dirancang telah ditentukan dengan kualitas A, berarti sedikit banyak memberikan kesempatan bagi calon desainer untuk mengolah usulan tampak yang bisa mencakup aspek rencananya.

Dari wawasan tersebut diatas desainer membuat langkah-langkah strategis dalam menata tampak bangunan, dengan menggali aspek-aspek dasar dalam facade bangunan yang paling sering dikemukakan sebagai konsep desain arsitektur kental muatan lokal tradisionalnya adalah :

1) Penonjolan unsur bawah sebagai unsur “kaki” 2) Perwujudan unsur badan (tengah)

3) Penonjolan unsur mahkota (kepala) atau atap. Pola Sirkulasi Ruang

Prinsip-prinsip Penentuan Pola Sirkulasi a) Identifikasi pemakai gedung

b) Mempelajari perilaku pemakai gedung c) Menghitung kuantitas pemakai gedung

d) Memperhitungkan hubungan antar ruang dan antar gedung/ bagian-bagian gedung dan halaman.

Skala dan Proporsi

Proporsi adalah tempat dimana keseimbangan yang merupakan proses dari kesimetrian, kesederhanaan atau kerumitan, serta keseimbangan lainnya.

Dalam merencanakan bangunan, skala dan proporsi merupakan kaidah arsitektural yang sangat mendasar. Dengan adanya skala dan proporsi bangunan, dapat direncanakan bangunan berdasarkan sudut pandang skalatis dan proporsional, dengan pertimbangan tersebut diharapkan ukuran dan ketinggian bangunan lebih proporsional dari berbagai sudut pandang sehingga dapat menguatkan citra bangunan yang akan ditampilkan.

Keamanan dan kenyamanan Pengguna

Keamanan yang terjamin bagi pengguna bangunan dalam melakukan aktivitas sangatlah penting, untuk itu dalam perencanaannya

(24)

penyediaan fasilitas keamanan baik eksternal (diluar bangunan) maupun internal (dalam bangunan) perlu diperhatikan. Adanya gardu jaga di luar bangunan dan ruang keamanan dalam bangunan merupakan usaha penyediaan fasilitas keamanan.

Didalam perancangan bangunan yang tidak secara penuh dikondisikan secara buatan atau sebagian dikondisikan secara buatan dan sebagian lainnya dirancang secara alami, diperlukan pemikiran terhadap kaedah-kaedah perencanaan perancangan ruang secara alami.

Kenyamanan alami biasanya selain pemikiran terhadap dimensi tebal tipis bangunan. Lay out bangunan, proporsi panjang terhadap lebar bangunan, juga diperhitungkan secara matang perlindungan bangunan terhadap sinar matahari langsung, kepejalan keporosan dinding bangunan dan juga jenis kekerasan material bangunan dan sifat penghantaran penolakan pengaruh dari luar bangunan terhadap kondisi kenyamanan dalam bangunan.

Perencanaan emperan/tritisan (over hang) lebar dan diperhitungkan secara cermat terhadap lintasan matahari akan memberikan perlingdungan terhadap panas matahari masuk ke dalam ruang, sehingga selain memberikan andil perencanaan kenyamanan alami kedalam ruang juga efisiensi energi perencanaan kenyamanan buatan terhadap ruang-ruang tertentu.

Perencanaan emperan lebar juga berfungsi untuk melindungi bangunan dari pengaruh tampu air hujan yang bersudut 56 derajat terhadap garis datar, berarti juga perlindungan terhadap keawetan bahan dan elemen bangunan. Perencanaan tebal bangunan diperhitungkan terhadap bukaan-bukaan (ventilasi dan jendela dan pintu) dan keporosannya, akan melancarkan pergantian udara kedalam bangunan.

Perencanaan ventilsi silang (cross ventilation) juga memperlancar pergerakan udara masuk keluar ruang dengan kecepatan bisa dirancang, sehingga kenyamanan udara alamipun bisa dirancang karenanya.

E.1.5. Pendekatan Konsep Perencanaan Sistem Struktur Bangunan

 Harus memenuhi persyaratan-persyaratan :  Kekuatan (strength).

Kekakuan (stiffness).Kesetabilan (stability).

(25)

 Harus berdasarkan peraturan-peraturan teknis yang berlaku di Indonesia antara lain :

 Peraturan Beton Bertulang di Indonesia (PBI) - SNI 1991.  Peraturan Muatan Indonesia (PMI 1970).

 Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung (PTGIUG 1983).

 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia (PPBBI).  Peraturan lainnya tentang Bahan Bangunan struktural

yang dikeluarkan oleh DTPI / Depatemen Pekerjaan Umum.

 Perhitungan struktur pondasi harus dilakukan berdasarkan laporan dan hasil penyelidikan tanah yang dilakukan untuk Proyek ini.

E. 2. Metodologi Konsep Perencanaan.

Berdasarkan pendekatan-pendekatan yang kami kemukakan diatas untuk Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Puskemas Geyer 1 nantinya, yang dapat kami pahami dengan memperhatikan Visi Gedung Kesehatan Kabupaten Grobogan. Adapun perencanaan bangunan harus mencakup bebebrapa aspek, yaitu :

a) Berdaya Citra

Perencanaan bangunan Gedung Kesehatan Kabupaten Grobogan nantinya harus mampu sesuai dan mengaplikasikan kemajuan dan kedinamisan

 Ruang dan Waktu  Teknologi

 Simbol

b) Berdaya Guna, meliputi :

 Kesesuaian dengan kedinamisan Fungsi,  Keseuaian dengan kedinamisan Keruangan E.2.1. Metodologi Perencanaan terhadap Aktivitas

Hubungan antara Fungsi dan Aktifitas (Operasional) adalah sangat erat, dimana aktifitas dan fungsi yang tepat untuk menampung aktifitas yang sesuai dengan sifat aktifitas tersebut.

Dari gambaran tersebut kita pahami lebih lanjut bahwa Aktifitas terjadi melalui suatu atau serangkaian kegiatan yang berproses melalui langkah-langkah tertentu dari langkah awal sampai tujuan akhir. Langkah-langkah tersebut menggambarkan suatu pergerakan proses yang disebut fungsi. Setiap aktivitas yang dijalankan memerlukan prasyarat-prasyarat, aturan-aturan yang melekat dalam fungsi agar aktivitas tersebut dapat

(26)

berjalan sesuai proses tersebut. Semakin rumit aktifitas yang dijalankan, semakin rumit pula aturan dan prasyarat terhadap fungsi tersebut.

E.2.2. Metodologi Rencana Kebutuhan dan Program Ruang

Dalam melakukan perencanaan kebutuhan dan program ruang, diperlukan kemampuan membaca serta menganalisa kebutuhan dan ktivitas yang sedang dan akan berlangsung dalam bangunan yang akan direncanakan. Sebuah rumah sakit haruslah mencakup beberapa syarat sesuai dengan syarat –syarat dari tingkatan kelas Puskemas tersebut :  Pengembangan Gedung Puskemas Kabupaten Grobogan sesuai

dengan syarat pelayanan Pendidikan.

 Pengembangan yang dimaksud adalah Pembangunan Gedung baru untuk menampung operasional dan pelayanan kesehatan di kecamatan masing-masing

 Untuk persyaratan dari perencanaan gedung sendiri, antara lain : 1. Pembangunan gedung baru yang terdiri dari beberapa lantai

dan harus mampu menampung luasan dari kebutuhan ruang yang diperlukan.

2. Program ruang (tingkat zoning) Pelayanan publik yang dioperasionalkan di dalam Gedung haruslah representatif,

E.2.3. Metodologi Konsep Perencanaan Site

Setelah melihat potensi-potensi yang ada, maka potensi yang terdapat meliputi potensi fisik dan non fisik dapat mempengaruhi perencanaan Site dan Tata Bangunan Pengembangan Puskemas Kabupaten Grobogan. Berdasarkan potensi-potensi ini terdapat beberapa referensi yang dapat dikembangkan, antara lain :

1. Luas, Bentuk dan Orientasi Site,.

2. Kontour permukaan tanah, memudahkan dalam perencanaan dan perancangan desain bangunan.

3. Kondisi fisik tanah,

4. Kondisi artefak fisik di atas tanah (bangunan-bangunan fisik dan instalasi ME),

5. Rona Hijau Lingkungan,

6. Aksesibilitas terhadap site,

7. Instalasi infrastruktur tingkat kota,

8. Kondisi Iklim (curah hujan, kecepatan angin, temperature udara dan kelembaban)

Dilihat dari keberadaannya lokasi/site yang tersedia, terletak ditengah kota dengan mobilitas dan aksesibilitas yang cukup memadai, sehingga memberikan potensi bagi perkembangan dan kemajuan Puskesmas.

(27)

E.2.4. Metodologi Konsep Perencanaan Bangunan (Arsitektural) E.2.4.1. Perencanaan Arsitektur Bangunan

Prinsip-prinsip perancangan

Perancangan bangunan dikerjakan menurut proses yang berawal dari site plan dan berakhir dengan desain prarancangan melalui tahap-tahap sebagai berikut :

 Konsep dasar perancangan.  Pra-rancangan bangunan  Perancangan gambar kerja  Perhitungan teknis

 Perhitungan pembiayaan

 Penyusunan rencana kerja dan syarat-syarat.

1. Aspek bentuk rangka bangunan (frame work) :

suatu bangunan secara kasar akan kelihatan baik secara proporsional telah terlihat sejak rangka bangunan telah terbentuk, selain proporsi, rangka bangunan juga mengekpresikan bentuk yang sederhana ataupun bentuk bervariasi, rangka bangunan juga mengekspresikan tampak bangunan kelihatan ringan atau kelihatan berat. Untuk Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung

Puskemas Geyer 1, struktur utamanya dengan konstruksi beton

bertulang, struktur beton bertulang selain mengekspresikan kekokohan bangunan juga mengekspresikan relatif kerampingan bangunan.

2. Aspek kekasaran bidang pengisi rangka bangunan :

Pengisi rangka bangunan bisa dibuat rata dalam atau pun rata luar atau pun kombinasi rata luar dalam, atau bahkan sama sekali, dinding pengisi dibuat menutupi secara total ruang bangunan, sehingga yang terlihat dari luar adalah dinding-dinding bangunan yang dipermainkan, sebaliknya , dinding pengisi struktur bisa disembunyikan dibelakang struktur bangunan, sehingga yang terlihat dari luar adalah tampak penonjolan rangka bangunan.

Untuk Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung

Puskemas Geyer 1, dinding-dinding bangunan direncanakan relatif

dias-as rangka struktur bangunan, hanya kolom struktur yang menonjol.

3. Aspek penyelesaian akhir (finishing) :

Penyelesaian akhir tampak bangunan dicapai dengan warna dinding dan tempelan-tempelan material perindahan lainnya. Untuk pembangunan puskesmas, unsur warna akan menyangkut selera

(28)

pemakai (user), sehingga akan dipertimbangkan pada masa konstruksi, sedang untuk baik rupa lainnya diusahakan dengan bahan tempelan bangunan, yaitu dari batu alam. Pemilihan warna dan jenis batu alampun selain rupa yang akan dipertimbangkan pada masa konstruksi, juga dipikirkan pemilihan bahan dari aspek kualitas.

4. Aspek bentuk bangunan :

Aspek bentuk bangunan secara keseluruhan bisa mengekspresikan suatu latar belakang budaya setempat, untuk daerah Kabupaten Grobogan dan sekitarnya, ekspresi bangunan tradisional diwakili oleh berbagai bentuk bangunan lokal, sedang untuk ekspresi bangunan modern banyak variasinya, secara umum dicapai selain dengan warna juga dengan pemilihan sistem struktur dan pemilihan material bangunan. Untuk pembangunan Puskesmas, desain bentuk bangunan secara total mengekspresikan langgam modern.

5. Aspek skala dan proporsi tampak bangunan :

Aspek skala tampak bangunan bermacam-macam, skala manusia diterapkan untuk perencanaan bangunan-bangunan yang bersifat ‘profan’, skala diluar manusia diterapkan untuk perencanaan bangunan religius dan ataupun bangunan monumental lainnya. Untuk pembangunan puskesmas, skala manusia diterapkan untuk segenap perancangan, baik tampak luar dan tampak dalam. Skala manusia dalam perencanaan-perancangan bangunan bisa dilihat dari perencanaan ketinggian kosen, ketinggian pintu-pintunya, perencanaan tinggi plafond, perencanaan dimensi-dimensi elemen bangunan. Pengangkatan peil lantai bangunan.

E.2.5. Metodologi Perencanaan Sistem Struktur Bangunan Konsep Perencanaan Sistem Struktur

a. Modul struktur dan pembebanan b. Struktur Pondasi (bawah)

c. Struktur Badan Bangunan d. Struktur Atap Bangunan

Didalam perencanaan bangunan, baik untuk bertingkat ataupun tidak bertingkat, pemikiran terhadap struktur bangunan adalah salah satu pokok permasalahan yang harus diperhitungkan secara matang, aspek-aspek yang berpengaruh terhadap perancangan struktur bangunan adalah kekuatan struktur yang sering dinyatakan dengan kekuatan tekan atau tarik (bahan baja atau beton bertulang), disamping itu juga

(29)

dipertimbangkan terhadap aspek efektifitas, efisiensi dan ekonomis didalam perancangan dan penggunaan bahan/material.

Pemikiran terhadap struktur bangunan menjadi lebih urgen manakala kita meninjau distribusi biaya pembangunan terhadap biaya struktur bangunan yangs ekitar 20-35%, sehingga pemilihan sistem struktur tepat berpengaruh terhadap pengiritan biaya pembangunan.

Sub struktur utama dan super struktur utama bangunan digunakan konstruksi beton bertulang dengan K225, sedang untuk struktur tidak utama dan beton-beton bertulang praktis digunakan K125, baja tulangan yang digunakan direncanakan mutu U22, untuk tulangan utama dipergunakan tulangan baja ulir, sedang untuk tulangan tidak utama digunakan tulangan baja polos, keduanya dengan Standart Nasional Indonesia (SNI/SII).

Perencanaan struktur kuda-kuda bangunan, bentang lebih dari 9 m menggunakan kuda-kuda rangka baja, baja digunakan jenis baja siku sama sisi dan baja canal dan untuk keperluan konstruksi dan struktur, juga dipergunakan pipa-pipa baja, begitu juga penggunaan gordingnya.

Untuk dinding pengisi dan penyekat ruangan, digunakan material bangunan bervariasi yaitu sebagian besar dinding batu bata diplester, dan juga terdiri dari rangka-rangka kosen kayu dan partisi.

(30)

BAB VI

RENCANA KERJA

F.1. Rencana Kerja Perencanaan

Dalam memulai perencanaan serta pembuatan Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi, diperlukan beberapa langkah efektif yang harus dilakukan untuk menghasilkan tata kerja, gambar desain dan pelaporan sesuai dengan yang diharapkan, untuk itu beberapa hal yang harus dilakukan antara lain : Rencana Kerja Yang Perlu Disusun

a). Rencana Jadwal Waktu Pembuatan Dokumen-dokumen Perencanaan.

Rencana jadwal waktu disusun secara Network Diagram atau Bar chart. Pekerjaan pembuatan dokumen-dokumen perencanaan dapat meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

 Perumusan kebutuhan

Penyusunan konsepsi-konsepsi perencanaan (Conceptuals)

Penyusunan pendekatan skematis (Schematic Approach)

Penyusunan rancangan skematis (schematis design)

Penyusunan dokumen-dokumen pelaksanaan (Construction

documents)

Penyusunan dokumen-dokumen pelaksanaan (Construction

documents)

 Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat - syarat (Specification)

 Penyusunan Rencana Anggaran Biaya

(31)

 Pengurusan ijin-ijin.

b). Rencana Penugasan Tenaga Ahli

Contoh penugasan tenaga ahli (Manning schedule) dapat dilihat dalam lampiran. Konsultan Perencana melengkapi rencana ini dengan Curiculum Vitae (CV) untuk setiap tenaga ahli yang ada didalamnya. Setiap perubahan/penggantian tenaga ahli melalui persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas melalui permintaan tertulis dari Konsultan Perencana yang dilengkapi CV dari Tenaga Ahli baru.

c). Rencana Penyediaan dan Penggunaan Informasi

Informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan adalah sebagai berikut :

1) informasi/hasil perumusan kebutuhan

2) informasi/hasil survey data yang dibutuhkan 3) informasi/hasil analisa konsepsi perencanaan 4) informasi/hasil analisa pendekatan skematis

Informasi-informasi tersebut harus dituangkan oleh Konsultan Perencana dalam laporan-laporan yang bersangkutan sebagai berikut :

1) laporan hasil perumusan kebutuhan 2) laporan hasil survey

3) laporan konsepsi perencanaan 4) laporan pendekatan skematis

F.2. Metodologi Pengendalian Perencanaan (DED) a. Metode Pengendalian Perancangan

Pada garis besarnya, Konsultan Perencana pada tahap perancangan ini akan melaksanakan tugasnya melalui 2 (dua) jalan yaitu :

a. Pekerjaan pengelolaan tahap perencanaan Pekerjaan ini dilakukan pada tahap-tahap :

1. Tahap Program

2. Tahap Perancangan

3. Tahap Pelelangan

Sinkronisasi pekerjaan pengelolaan tahap perancangan ini dilakukan melalui Rapat Intern Konsultan Perencana.

b. Pembahasan bersama-sama dengan pemberi tugas dan Konsultan Perencana dilakukan melalui :

(32)

1. Rapat koordinasi yang membahas masalah program (perumusan kebutuhan, jadwal waktu dan dana), penyusunan rencana (teknis perancangan, jadwal waktu dan anggaran biaya). Serta masalah proses pelelangan (peraturan-peraturan, jadwal waktu dan penyelenggaraan pelelangan).

2. Rapat pembahasan perancangan sasaran proyek, teknologis, spesifikasi teknis, teknis penggambaran dan kelengkapan dokumen), jadwal waktu dan anggaran biaya.

BAB VII

TENAGA AHLI DAN

TANGGUNG JAWABNYA

H.1. Latar Belakang

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari fungsi Konsultan Perencana diperlukan suatu organisasi yang handal dan sanggup menjawab kebutuhan yang muncul.

Menyadari hal ini, Perencana menyusun Staf pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi dengan memilih Tenaga Ahli yang sudah cukup berpengalaman di dalam pekerjaan perencanaan. Didalam Tim pelaksanaan tugas ini dipimpin oleh Team Leader yang membawahi para berbagai bidang Tenaga Ahli dan berada di bawah koordinasi Team Leader yang ditunjuk oleh perusahaan. Dimana Team Leader ini bertanggung jawab secara langsung kepada Pemberi Tugas (Owner).

H.2. Tenaga Ahli dan Tanggungjawabnya

Kebutuhan personil tenaga ahli, guna tercapai hasil kerja maksimal dan berjalannya proses sesuai dengan schedule yang telah disepakati maka perlu dipertimbangkan sesuai dengan lingkup kegiatan yang ada.

1. Ketua Tim (Team Leader)

Ketua Tim disyaratkan seorang sarjana Teknik Minimal Stara I (S1) Jurusan Teknik Arsitektur/Sipil Lulusan Universitas Negeri atau yang telah disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan Arsitektur sub bidang Bangunan Gedung sekurang-kurangnya 5 (lima)

(33)

tahun. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan selama 30 (Tiga Puluh) hari kalender penuh sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.

2. Tenaga Ahli Arsitektur

Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Arsitektur Stara I (S1) Jurusan Teknik arsitekturl Lulusan Universitas Negeri atau yang telah disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan sipil/konstruksi sekurang-kurangnya 3 tahun

3. Tenaga Ahli Sipil/Konstruksi

Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Minimal Stara I (S1) Jurusan Teknik Sipil Lulusan Universitas Negeri atau yang telah disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan sipil/konstruksi sekurang-kurangnya 3 tahun.

H.3. Uraian Kerja, Wewenang dan Tanggung Jawab Tim A. Team Leader

Tugas :

- Melakukan Koordinasi Proyek baik secara internal maupun secara eksternal.

Secara Internal, Team Leader bertugas melakukan koordinasi dengan anggota Tim Perencanan (tenaga ahli dan tenaga pendukung), sejak dari langkah persiapan, pendataan awal, survay lapangan, pengawasan di lapangan, pembuatan DED dari awal hingga akhir.

Secara Eksternal, Team Leader bertugas melakukan koordinasi dengan instansi yang terkait dengan kegiatan Perencanaan, dalam hal ini Dinas yang terkait selaku pengguna anggaran. - Melaksanakan spesifikasi teknis perencanaan sesuai yang

dipersyaratkan dalam Term of Reference (TOR) dari perkerjaan - Memberi pengarahan dan pengendalian kegiatan Perencanaan, baik yang berkaitan dengan masalah teknis maupun administrasi.

- Menghadiri rapat koordinasi dan rapat-rapat lain dengan Pemberi Tugas.

- Mengelola keseluruhan pelaksanaan tugas Perencanaan. - Memimpin Rapat Perencanaan dan pembuatan risalahnya.

(34)

- Memimpin Rapat Pembahasan (Rapat Koordinasi Proyek) beserta pembuatan risalahnya.

Wewenang :

- Mengelola kegiatan keseluruhan anggota tim perencana.

- Melakukan komunikasi lisan dan tertulis langsung kepada Pemberi Tugas mengenai pelaksanaan pekerjaan Perencanaan yang tidak melibatkan akibat-akibat kon-traktual dalam hubungan kerja antara Pemberi Tugas dengan Pemberi Tugas,

- Hadir dalam rapat Koordinasi dengan Pemberi tugas, Rapat pembahasan dan Rapat evaluasi serta menyusun risalahnya. - Secara Intern, setelah melakukan koordinasi dengan

Perusahaan, dapat memberi keputusan-keputusan yang berkaitan dengan tim.

Tanggung jawab :

- Secara Intern Team Leader bertanggung jawab kepada Perusahaan.

- Bertanggung jawab kepada Proyek, atas kebenaran, ketepatan waktu, mutu dan biaya, kelancaran dan selesainya pekerjaan perencanaan tersebut.

B. Tenaga Ahli dalam Berbagai Disiplin Ilmu (Tenaga Ahli Sipil/ Konstruksi, )

Tugas Secara Umum :

- Memberikan analisa dan saran-saran kepada Team Leader dan Pemberi Tugas mengenai proses pelaksanaan Pekerjaan perencanaan, Evaluasi dan pekerjaan perencanaan serta masalah-masalah yang mungkin timbul dalam berbagai disiplin ilmu masing-masing.

- Membantu melakukan penyusunan DED dalam Perencanaan - Hadir dalam rapat Koordinasi dengan Pemberi Tugas, Rapat

evaluasi serta menyusun risalahnya.

- Memberikan argumentasi dan masukan-masukan dalam rapat yang menyangkut efisiensi serta efektifitas dalam pelaksanaan pekerjaan Perencanaan

Tanggung Jawab :

- Bertanggung jawab untuk mengambil keputusan atas masalah-masalah yang timbul dalam pekerjaan perencanaan sesuai dengan bidang disiplin keahlian masing-masing.

(35)

- Bertanggung jawab kepada Team Leader atas kebenaran dan ketepatan masukan yang berkaitan dengan pekerjaan perencanaan yang diberikan sesuai dengan disiplin keahlian masing-masing.

Wewenang :

- Mengambil keputusan atas masalah-masalah yang timbul dalam pekerjaan perencanaan sesuai dengan bidang disiplin keahlian masing-masing.

BAB VIII

PENUTUP

Dalam Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi, harus dilakukan perkerjaan yang refresentatif agar dalam penanganan Pekerjaan Perencanaan ini dapat berjalan dengan lancar.

Dokumen Usulan Teknis ini sebagai salah satu syarat guna terselenggaranya kegiatan ini dan digunakan untuk pedoman Konsultan Perencanaan dalam melakukan pekerjaan sehingga kaidah – kaidah teknis guna terwujudnya perkerjaan yang sesuai dengan perencanaan awal. Diharapkan dengan adanya dokumen usulan teknis yang kami susun ini, kami sebagai salah satu konsultan Perencana yang memiliki pengalaman dalam Perencana dan dapat memberikan sumbangsih bagi terwujudnya saran dan prasarana yang memadai.

Besar harapan kami agar kami dipercaya untuk Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melaksanakan tahapan evaluasi KELOMPOK KERJA (POKJA) JASA KONSULTAN PERENCANAAN TEKNIS DINAS KESEHATAN terhadap Dokumen Penawaran Pekerjaan Jasa Konsultan Perencana (Dau+Dak)

Untuk melaksanakan tahapan evaluasi KELOMPOK KERJA (POKJA) JASA KONSULTAN PERENCANAAN TEKNIS DINAS KESEHATAN terhadap Dokumen Penawaran Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan

Studi meliputi latar belakang dipilihnya topik, maksud dan tujuan dilakukan studi atau manfaat yang diperoleh dari studi, teori yang mendasari studi, serta studi

Pada bab ini dijelaskan uraian umum mengenai latar belakang pembangunan Bendungan Tugu, maksud dan tujuan dibangunnya Bendungan, maksud dan tujuan

Latar Belakang.

Latar Belakang ( memuat maksud dan tujuan PPL, permasalahan yang timbul dari hasil observasi kelas)..

pertama ini berisikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan laporan, tinjauan wilayah yang diidentifikasi, tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman

1 LATAR BELAKANG : - - - 2 MAKSUD DAN TUJUAN : MAKSUD : TUJUAN 3 TARGET DAN SASARAN : TARGET SASARAN KERANGKA ACUAN KERJA Pelaksanaan Kegiatan fisik dapat dilakukan sesuai