• Tidak ada hasil yang ditemukan

kuantitatif deskriptif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "kuantitatif deskriptif"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Posting di bawah ini akan menjelaskan mengenai

Posting di bawah ini akan menjelaskan mengenai Pengertian Penelitian Deskriptif 

Pengertian Penelitian Deskriptif .. Penelitian

Penelitian

deskriptif 

deskriptif adalah salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan

adalah salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan

menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya ( Best,1982 : 119). Penelitian Deskriptif ini juga

menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya ( Best,1982 : 119). Penelitian Deskriptif ini juga

sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan

sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan

manipulasi variabel penelitian. Dengan

manipulasi variabel penelitian. Dengan penelitian metode deskriptif 

penelitian metode deskriptif , memungkinkan peneliti untuk

, memungkinkan peneliti untuk

melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan

melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan

mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (west, 1982). Di samping itu,

mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (west, 1982). Di samping itu, penelitian

penelitian

deskriptif 

deskriptif juga merupakan penelitian dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan

juga merupakan penelitian dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan

penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan

penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan

keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

Pada umumnya tujuan utama

Pada umumnya tujuan utama penelitian deskriptif adalah

penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematis

untuk menggambarkan secara sistematis

fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangannya,

fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangannya,

akhir-akhir ini metode penelitian deskriptif banyak digunakan oleh peneliti karena dua alasan. Pertama, dari

akhir ini metode penelitian deskriptif banyak digunakan oleh peneliti karena dua alasan. Pertama, dari

pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk

pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk

deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang

deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang

berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.

berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.

Di samping kedua alasan tersebut di atas, penelitian deskriptif pada umumnya menarik bagi para

Di samping kedua alasan tersebut di atas, penelitian deskriptif pada umumnya menarik bagi para

peneliti muda, karena bentuknya sangat sederhana dengan mudah dipahami tanpa perlu memerlukan

peneliti muda, karena bentuknya sangat sederhana dengan mudah dipahami tanpa perlu memerlukan

teknik statiska yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian kenyataannya. Karena

teknik statiska yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian kenyataannya. Karena

penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam

penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam

penelitian penggambaran secara faktual perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun

penelitian penggambaran secara faktual perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun

perkembangan individual. Penenelitian deskriptif juga dapat dikembangkan ke arah penenelitian

perkembangan individual. Penenelitian deskriptif juga dapat dikembangkan ke arah penenelitian

naturalistic yang menggunakan kasus yang spesifik malalui deskriptif mendalam atau dengan

naturalistic yang menggunakan kasus yang spesifik malalui deskriptif mendalam atau dengan

penelitian seting alami fenomenologis dan dilaporkan secara thick description (deskripsi mendalam)

penelitian seting alami fenomenologis dan dilaporkan secara thick description (deskripsi mendalam)

atau dalam penelitian ex-postfacto dengan hubungan antarvariabel yang lebih kompleks.

atau dalam penelitian ex-postfacto dengan hubungan antarvariabel yang lebih kompleks.

Penelitian deskriptif 

Penelitian deskriptif yang baik sebenarnya memiliki proses dan sadar yang sama seperti penelitian

yang baik sebenarnya memiliki proses dan sadar yang sama seperti penelitian

kuantitatif lainnya. Disamping itu,

kuantitatif lainnya. Disamping itu, penelitian

penelitian

ini juga memerlukan tindakan yang teliti pada setiap

ini juga memerlukan tindakan yang teliti pada setiap

komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau objek yang diteliti mendekati kebenaranya.

komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau objek yang diteliti mendekati kebenaranya.

Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara jelas, permasalahan yang diteliti signifikan, variabel

Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara jelas, permasalahan yang diteliti signifikan, variabel

penelitian dapat diukur, teknik sampling harus ditentukan secara hati-hati, dan hubungan atau

penelitian dapat diukur, teknik sampling harus ditentukan secara hati-hati, dan hubungan atau

komparasi yang tepat perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran objek atau subjek yang diteliti

komparasi yang tepat perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran objek atau subjek yang diteliti

secara lengkap dan benar.

secara lengkap dan benar.

Dalam

Dalam penelitian deskriptif 

penelitian deskriptif 

,, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak menetapkan

peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak menetapkan

peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini.

peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini.

Dengan penelitian deskriptif, memungkinkan peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian yang

Dengan penelitian deskriptif, memungkinkan peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian yang

berkaitan dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi antar 

berkaitan dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi antar 

variabel.

variabel.

Keunikan yang ada pada metode penelitian deskriptif antara lain seperti berikut :

Keunikan yang ada pada metode penelitian deskriptif antara lain seperti berikut :

1.

1. Penelitian deskriptif Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner menggunakan kuesioner dan wawdan wawancara, seringkali ancara, seringkali memperoleh rmemperoleh responden yag esponden yag sangatsangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.

sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan. 2.

2. Penelitian deskriptif Penelitian deskriptif yang menggunayang menggunakan observasi, kan observasi, terkadang daterkadang dalam pengumpulan lam pengumpulan data tidak data tidak memperoleh dmemperoleh dataata yang memadai. Untuk itu diperlukan para observer yang terlatih dalam observasi, dan jika perlu membuat chek yang memadai. Untuk itu diperlukan para observer yang terlatih dalam observasi, dan jika perlu membuat chek list lebih dahulu tentang objek yang perlu dilihat, sehingga peneliti memperoleh data yang diinginkan secara list lebih dahulu tentang objek yang perlu dilihat, sehingga peneliti memperoleh data yang diinginkan secara objektif dan reliable.

(2)

3. Penelitian deskriptif juga membutuhkan permasalahan yang harus diindentifikasi dan dirumuskan dengan jelas, agar peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data ketika di lapangan.

Itulah penjelasan lengkap mengenai pengertian penelitian deskriptif . Semoga penjelasan di atas

dapat bermanfaat bagi kamu yang membutuhkan.

Metode kuantitatif dan kualitatif berkembang terutama dari akar filosofis dan teori sosial abad ke-20. Kedua metode penelitian di atas mempunyai paradigm teoritik, gaya, dan asumsi paradigmatik

penelitian yang berbeda. Masing-masing memuat kekuataan dan keterbatasan, mempunyai topik dan isu penelitian sendiri, serta menggunakan cara pandang berbeda untuk melihat realitas sosial.

Penelitian pada hakikatnya adalah berusaha mendapatkan informasi tentang sistem yang ada (dan beroperasi) pada obyek yang sedang diteliti, maka peneliti perlu menentukan cara menemukan

informasi tentang sistem yang sedang dicari itu. Cara menemukan informasi itulah yang bervariasi baik dengan menggunakan metode kuantitatif, kualitatif maupun menggabungkan dari kedua metode

tersebut. Perbedaan yang berawal dari paradigma pengetahuan yang berbeda itu nampak pada praktek kegiatan penelitiannya, yaitu dalam penentuan tujuan (masalah), penentuan macam data yang dicari, penentuan sumber data, penentuan instrumen pengumpul data, kegiatan pengumpulan dan analisis data.

A. PENELITIAN KUANTITATIF

Metode kuantitatif berakar pada paradigma tradisional, positivistik, eksperimental atau empiricist. Metode ini berkembang dari tradisi pemikiran empiris Comte, Mill, Durkeim, Newton dan John Locke.  ―Gaya‖ penelitian kuantitatif biasanya mengukur fakta objektif melalui konsep yang diturunkan pada variabel-variabel dan dijabarkan pada indikator-indikator dengan memperhatikan aspek reliabilitas. Penelitian kuantitatif bersifat bebas nilai dan konteks, mempunyai banyak ―kasus‖ dan subjek yang diteliti, sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk data statistik yang berarti. Hal penting untuk dicatat di sini adalah, peneliti ―terpisah‖ dari subjek yang ditelitinya.

Pada hakikatnya setiap penelitian kuantitatif dalam ilmu-ilmu sosial menerapkan filosofi yang disebut deducto hipothetico verifikatif artinya, masalah penelitian dipecahkan dengan bantuan cara berpikir deduktif melalui pengajuan hipotesis yang dideduksi dari teori-teori yang bersifat universal dan umum, sehingga kesimpulan dalam bentuk hipotesis inilah yang a kan diverifikasi secara empiris melalui cara berpikir induktif dengan bantuan statistika inferensial.

Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan, pengamat harus mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu itu. Untuk itu pengamat mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua, tiga dan seterusnya.

Berdasarkan pertimbangan dangkal demikian, kemudian peneliti menyatakan bahwa penelitian kuantitatif mencakup setiap penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentase, rata-rata dan perhitungan statistik lainnya. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau angka atau kuantitas. Hasil analisis kuantitatif cenderung membuktikan maupun memperkuat teori-teori yang sudah ada.

Ciri-ciri penelitian kuantitatif: 1. Asumsi

Asumsi ontologis: realitas bersifat objektif dan singular terpisah dari peneliti; peneliti independen dari yang diteliti (asumsi epistemologis), bebas nilai dan menghindarkan bias (asumsi aksiologis); formal, berdasar definisi, impersonal dan menggunakan bahasa kuantitatif (asumsi retoris); proses deduktif, sebab akibat, desain statis kategori membatasi sebelum studi, bebas konteks, g eneralisasi mengarah pada prediksi, eksplanasi dan pemahaman, akurasi dan reliabilitas melalui validitas dan reliabilitas (asumsi metodologis).

(3)

Penelitian kuantitatif memiliki ciri khas berhubungan dengan data numerik dan bersifat obyektif. Fakta atau fenomena yang diamati memiliki realitas obyektif yang bisa diukur. Variabel-variabel penelitian dapat diidentifikasi dan interkorelasi variabel dapat diukur. Peneliti kuantitatif menggunakan sisi

pandangannya untuk mempelajari subyek yang ia teliti (etik). Keunggulan penelitian kuantitatif terletak pada metodologi yang digunakan.

2. Tujuan penelitian

Penelitian kuantitatif memiliki tujuan menjeneralisasi temuan penelitian sehingga dapat digunakan untuk memprediksi situasi yang sama pada populasi lain. Penelitian kuantitatif juga digunakan untuk

menjelaskan hubungan sebab-akibat antar variabel yang diteliti, menguji teori, mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.

3. Pendekatan

Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori dan hipotesis. Peneliti Peneliti menggunakan teknik manipulasi dan mengkontrol variabel melalui instrumen formal untuk melihat interaksi kausalitas. Peneliti mencoba mereduksi data menjadi susunan numerik selanjutnya ia melakukan analisis terhadap komponen penelitian (variabel). Penarikan kesimpulan secara deduksi dan menetapkan norma secara konsensus. Bahasa penelitian dikemas dalam bentuk laporan.

4. Peran peneliti

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti secara ideal berlaku sebagai observer subyek penelitian yang tidak terpengaruh dan memihak (obyektif).

5. Pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekwensi tinggi

6. Kebenaran dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik dan dapat digeneralisasi.

7. Penelitian kuantitatif menggunakan paradgma positivistik-ilmiah. Segala sesuatu dikatakan ilmiah bila dapat diukur dan diamati secara obyektif yang mengarah kepada kepastian dan kecermatan (Sunarto, 1993: 3). Karena itu, paradigma ilmiah-positivisme melahirkan berbagai bentuk percobaan, perlakuan, pengukuran dan uji-uji statistik.

8. Penelitian kuantitatif sering bertolak dari teori, sehingga bersifat reduksionis dan verifikatif, yakni hanya membuktikan teori (menerima atau menolak teori).

9. Penelitian kuantitatif khususnya eksperimen, dapat menggambarkan sebab-akibat. Peneliti seringkali tertarik untuk mengetahui: apakah X mengakibatkan Y? atau, sejauh mana X mengakibatkanY? Jika peneliti hanya tertarik untuk mengetahui pengaruh X terhadap Y, penelitian eksperimen akan

mengendalikan atau mengontrol berbagai variabel (X1, X2, X3 dan seterusnya) yang diduga akan

berpengaruh terhadap Y. Kontrol dilakukan sedemikian rupa bukan hanya melalui teknikteknik penelitian melainkan juga melalui a nalisis statistik.

10. Mengenai waktu pengumpulan dan analisis data sudah dapat d ipastikan. Peneliti dapat menentukan berbagai aturan yang terkait dengan pengumpulan data; jumlah tenaga yang diperlukan; berapa lama pengumpulan data akan dilakukan; dan jenis data yang akan dikumpulkan sesuai hipotesis yang dirumuskan. Hal ini sejalan dengan instrumen yang sudah baku dan sudah dipersiapkan. Demikian halnya model analisis data, uji-uji statistik, dan penyajian data – termasuk tabel-tabel yang akan dipergunakan — sudah dapat ditentukan.

B. PENELITIAN KUALITATIF 1. Definisi

(4)

Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian

kualitatif http://www.Wikipedia.com. Menurut Strauss dan Corbin yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan.

Bogdan dan Taylor (1992: 21 -22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasil kan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau

organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perpektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan

terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian. Berdasarkan analisis tersebut kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum yang sifatnya abstrak tentang kenyataan-kenyataan (Hadjar, 1996 dalam Basrowi dan Sukidin, 2002: 2) 2. Model – model Kualitatif 

Model-model kualitatif dapat dikelompokkan menjadi 4 model: a. Grounded research – Glaser & Strauss

Grounded research banyak memberi sumbangan operasional kualitatif, terutama dalam mencari dan merumuskan teori berdasarkan data empiric. Glaser & Strauss member p eluang pengembangan teori substantive menjadi teori formal.

b. Etnometodologi – Bodgan

Etnometodologi lebih banyak sumbangannya terhadapmetode kualitatif, tetapi banyak hal masih terpaku pada metode kuantitatif, antara lain dengan validasi, reliabilitas.

c. Paradigma naturalistic – Guba & Lincoin

Paradigma naturalistic dapat dibandingkan dengan latar alami dalam kualitatif. Model ini digunakan dengan model Grounded research dan Etnometodologi menjadi cirri kualitatif yang paling konsekuen adalah model ini.

d. Interaksi simbolik –Blumer

Model interaksi simbolik menjurus ke kuantitatif-statistik-positivistik. Pendekatan positivistic yang dikritik oleh pendekatan rasionalisme karena tidak adanya grand-theory (yang dihasilkan hanya tesis-tesis spesifik yang tidak direkonstruksi).

3. Karakteristik penelitian kualitatif 

Guba (1985: 39 – 44) mengetengahkan empat belas karakteristik penelitian naturalistik, yaitu : a. Konteks natural (alami), yaitu suatu konteks keutuhan (entity) yang tak akan dipahami dengan membuat isolasi atau eliminasi sehingga terlepas dari konteksnya.

(5)

b. Manusia sebagai instrumen. Hal ini dilakukan karena hanya manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan berbagai ragam realitas dan menangkap makna, sedangkan instrumen lain seperti tes dan angket tidak akan mampu melakukannya.

c. Pemanfaatan pengetahuan tak terkatakan. Sifat naturalistic memungkinkan mengungkap hal-hal yang tak terkatakan. Sifat naturalistic memungkinkan mengungkap hal-hal yang tak terkatakan yang dapat memperkaya hal-hal yang diekspresikan oleh responden.

d. Metoda kualitatif. Sifat naturalistik lebih memilih metode kualitatif dari pada k uantitatif karena lebih mampu mengungkap realistas ganda, lebih sensitif dan adaptif terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. e. Pengambilan sample secara purposive.

f. Analisis data secara induktif, karena dengan cara tersebut konteksnya akan lebih mudah

dideskripsikan. Analisis data induktif menurut paradigma kualitatif adalah analisis data spesifik dari lapangan menjadi unit-unit dan dilanjutkan dengan kategorisasi.

g. Grounded theory. Sifat naturalistik lebih mengarahkan penyusunan teori diangkat dari empiri, bukan dibangun secara apriori. Generalisasi apriorik nampak bagus sebagai ilmu nomothetik, tetapi lemah untuk dapat sesuai dengan konteks idiographik.

h. Desain bersifat sementara. Penelitian kualitatif naturalistic menyusun desain secara terus menerus disesuaikan dengan realita di lapangan tidak menggunakan desain yang telah disusun secara ketat. Hal ini terjadi karena realita di lapangan tidak dapat diramalkan sepenuhnya.

i. Hasil dirundingkan dan disepakati bersama antara peneliti dengan responden. Hal ini dilakukan untuk menghindari salah tafsir atas data yang diperoleh karena responden lebih memahami konteksnya daripada peneliti.

 j. Lebih menyukai modus laporan studi kasus, karena dengan demikian deskripsi realitas ganda yang tampil dari interaksi peneliti dengan responden dapat terhindar dari bias. Laporan semacam itu dapat menjadi landasan transferabilitas pada kasus lain.

k. Penafsiran bersifat idiographik (dalam arti keberlakuan khusus), bukan ke nomothetik (dalam arti mencari hukum keberlakuan umum), karena penafsiran yang berbeda nampaknya lebih member makna untuk realitas yang berbeda konteksnya.

l. Aplikasi tentatif, karena realitas itu ganda dan berbeda Ikatan konteks terfokus. Dengan pengambilan fokus, ikatan keseluruhan tidak dihilangkan, tetap terjaga keberadaannya dalam konteks, tidak

dilepaskan dari nilai lokalnya.

n. Kriteria keterpercayaan. Dalam penelitian kuantitatif keterpercayaan ditandai dengan adanya validitas dan reliabilitas.

Menurut Kirk dam Miller ciri-ciri Penelitian Kualitatif adalah sbb: Ciri- ciri pokok Penelitian Kualitatif 

Naturalistic Inquiry Mempelajari situasi dunia nyata secara alamiah, tidak melakukan manipulasi,; terbuka pada apapun yang timbul.

Inductive analysis Mendalami rincian dan kekhasan data guna menemukan kategori, dimensi, dan kesaling hubungan.

Holistic perspective Seluruh gejala yang dipelajari dipahami sebagai sistem yang kompleks lebih dari sekedar penjumlahan

(6)

Qualitative data Deskriptif terinci, kajian dilakukan secara mendalam

Personal contact dan insight Peneliti memounyai hubungan langsung dan bergaul erat dengan orang-orang dan situasi, gejala yang sedang dipelajari

Dynamic system Memperhatikan proses; menganggap perubahan bersifat konstan dan terus berlangsung baik secara individu maupun budaya secara keseluruhan

Unique case orientation Menganggap setaip kasus bersifat khusus dan khas

Context sensitivity Menempatkan temuan dalam dalam konteks sosial, historis dan waktu Emphatic netrality Penelitian dilakukan secara netral agar objektif tapi bersifat empati

Design flexibility Design penelitiannya bersifat fleksibel, terbuka, b eradaptasi sesuai perubahan yang terjadi (tidak bersifat kaku.

(sumber: Patton, 1990: 40-41).

Setelah mensintesiskan pendapat Bogdan & Biklen dengan pendapat Lincoln & Guba, Moleong mengemukakan sebelas karakteristik penelitian kualitatif yaitu :

a. Latar alamiah (penelitian dilakukan pada situasi alamiah dalam suatu keutuhan)

b. Manusia sebagai alat (Manusia/peneliti merupakan alat pengumpulan data yang utama) c. Metode kualitatif (metode yang digunakan adalah metode kualitatif)

d. Anslisa data secara induktif (mengacu pada temuan lapangan)

e. Teori dari dasar/grounded theory (menuju pada arah penyusunan teori berdasarkan data) f. Deskriptif (data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka) g. Lebih mementingkan proses daripada hasil

h. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus (perlunya batas penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalajh dalam penelitian)

i. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data (punya versi lain tentang validitas, reliabilitas dan obyektivitas)

 j. Desain yang bersifat sementara (desain penelitian terus berkembang sesuai dengan kenyataan lapangan)

k. Hasil penelitiaan dirundingkan dan disepakati bersama (hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama antar peneliti dengan sumber data)

Dengan memperhatikan karakteristik penelitian kualitatif yang dikemukakan para ahli sebagaimana dikemukakan di atas, nampaknya lebih bersifat saling melengkapi dan menambah, karakteristik yang dikemukakan oleh Patton lebih bersipat umum yang merupakan ciri-ciri dasar, rumusan Moleong sudah menambahkan hal-hal yang bersifat operasional penelitian. Dengan beberapa variasi tersebut maka akan lebih menambah pemahaman mengenai metode penelitian kualitatif.

Menurut Sugiyono, metode kuantitatif dan metode kualitatif dapat digunakan bersama-sama atau digabungkan tetapi dengan catatan:

(7)

1. Untuk meneliti pada objek yang sama, tetapi tujuan yang berbeda. Metode kualitatif dapat digunakan untuk menemukaan hipotesis, sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis.

2. Digunakan secara bergantian. Pada tahap pertama menggunakan metode kualitatif sehingga ditemukan hipotesis. Selanjutnya, hipotesis tersebut diuji dengan metode kuantitatif.

3. Metode penelitian tidak dapat digabungkan Karena paradigmanya berbeda. Tetapi dalam penelitian kuantitatif dapat menggabungkan penggunaan teknik pengumpulkan data (bukan metodenya), seperti penggunaan triangulasi dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif misalnya, teknik

pengumpulan data yang dperoleh adalah data kuantitatif. Selanjutnya untuk memperkuat dan mengecek validitas data kuesioner tersebut, maka dapat dilengkapi dengan observasi atau wawancara kepada responden yang telah memberikan angket tersebut atau orang lain yang memahami masalah yang diteliti. Bila data antara kuesioner dan wawancara tidak sama, maka dilacak terus sampai ditemukan kebenaran data tersebut. Bila sudah demikian maka proses pengumpulan data seperti trianggulasi dalam penelitian kualitatif.

4. Dapat menggunakan metode tersebut secara bersamaan, asal kedua metode tersebut telah difahami dengan jelas dan seseorang telah berpengalaman luas dalam melakukan penelitian.

PENUTUP

Dengan adanya perbedaan dari metode penelitain kuantitaif dan k ualitatif maka peneliti akan dapat menentukan pendekatan mana yang akan digunakan, apakah pendekatan kuantitaif, kualitatif ataupun gabungan dari keduanya. Dalam penentuan metode penelitian yang akan digunakan tergantung pada tujuan penelitian yang akan dilakukan dan hasil yang diharapkan. Pendekatan metode kuantitatif dan kualitatif, keduanya benar dan ilmiah sesuai dengan paradigmanya masing-masing.

DAFTAR RUJUKAN

Musianto L.S, Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif dalam Metode Penelitian, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 4, No. 2, September 2002: 123 -136

Somantri G.R, Memahami metode Kualitatif, Makara Sosial Humaniora, Volume 9, No.2 Desember 2005, 57-65

Sofyani I, Rangkuman hakekat penelitian kuantitaitf, kualitatif dan penelitian tindakan (action research) http://www.imansofyani.co.cc/Penelitian/penelitian1.pdf 

Sugiyono, Metode penelitian bisnis

Strauss and Corbin, Basics of Qualitative Research: Grounded Theory Procedures and Technique, Newbury Park, Sage Publication, 1990

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian kuantitatif menggunakan statistik deskriptif. 207) statistik deskriptif untuk mendeskripsikan dan analisis data yang sebagaimana sudah dikumpulkan tanpa

Unit analisis dalam penulisan ini adalah berupa teks, yaitu Headline, lead, latar informasi, kutipan sumber, pernyataan penutup, kelengkapan 5W +1H,

Melalui analisis deskriptif diperoleh hasil bahwa variabel motivasi belajar diperoleh hasil bahwa tekun menghadapi tugas dalam kategori tinggi, Ulet menghadapi kesulitan dalam

Dan juga banyak anggapan bahwa pelaksanaan ritual Mangokal Holi ini bertujuan untuk mendapatkan Hagabean, Hasangapan dan Hamoraon (panjang umur, kehormatan, dan

Yang dimaksud dengan dukungan atau significance of support, ada pada golden rule yang telah digunakan di atas yaitu ; sebuah item atau itemset disebut sering dibeli jika dibeli

HASIL DAN PEMBAHASAN Tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai tanaman pewarna alam oleh masyarakat penenun di Desa Batu Lintang Kecamatan Embaloh Hulu Kabupaten Kapuas Hulu

Memiliki NPWP dan BpJS Kesehatan aktif (tidak terhutang ¡uran) atau bersedia menjadi anggota BPJS serta membayar iuran jika diterimaa. Tenaga Pendukung Teknis

Simpulan penelitian ini adalah penerapan Reading Workshop dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman cerita anak pada siswa kelas V SDN Tunggulsari I No.. Kata kunci