KAT
KATA PENGA PENGANTAR ANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai telah memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada
tepat pada waktuwaktunya. Adapnya. Adapun un tujuatujuan n dari penyusudari penyusunan makalah nan makalah ini adalah ini adalah untuk untuk me
mememenunuhi tughi tugas as MaMakakalalah h dedengngan judan judul ul ““penpengagawaswasan an DPRDPRD D teterharhadapdap pelaksanaan Perda APBD”.
pelaksanaan Perda APBD”. Pen
Penuliulis s menmengucgucapkapkan an teriterima ma kasikasih h kepkepada ada semsemua ua pihpihak ak yayang ng teltelahah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.
membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang memban
perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.gun sangat dibutuhkan. Akhir
Akhir kata, kata, semoga semoga makalah makalah ini ini dapat dapat bermanaat bbermanaat bagi agi para para pembacapembaca dan semua pihak.
dan semua pihak.
!atinangor,
!atinangor, "ebruari "ebruari #$%&#$%&
Penulis, Penulis,
DAFTAR ISI
'ATA PE()A(TA*...i +A"TA* -...ii A PE(+A/010A(...% A. 1atar elakang Masalah...% . Perumusan Masalah...2 A PEMA/A-A(... 3
A. Pengaturan ungsi pengawasan +P*+ terhadap pelaksanaan
Perda AP+... . mplementasi ungsi pengawasan +P*+ terhadap pelaksanaan
Perda AP+... A PE(0T0P...%$ A. 'esimpulan...%$ . -aran...%% +A"TA* P0-TA'A...%# ii
BAB I
PENDAHUUAN
A. atar Belakang !asalah
+alam mewujudkan pelaksanaan pemerintahan daerah tentunya harus diatur dalam suatu peraturan perundang4undangan yang berlaku, dalam hal ini adalah 0ndang40ndang (omor 5# Tahun #$$2 Tentang Pemerintahan +aerah. +alam menjalankan ungsi4ungsi pemerintahan daerah adalah lembaga pemerintahan daerah dalam hal ini pemerintah daerah dan +ewan Perwakilan *akyat +aerah. /ubungan antara pemerintah daerah dan +P*+ merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersiat kemitraan, artinya bahwa diantara lembaga pemerintahan daerah tersebut memiliki kedudukan yang sama atau sejajar dan tidak saling membawahi.
Adapun tujuan dibentuknya 0ndang40ndang pemerintahan daerah ini adalah agar daerah dapat secara mandiri menyelenggarakan pemerintahan daerah dalam mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dalam system dan prinsip (egara 'esatuan *epublik ndonesia sebagaimana dimaksud dalam 0ndang60ndang +asar (egara *epublik ndonessia Tahun %723 Pasal %8 ayat 9%: (egara kesatuan
*epublik ndonesia dibagi atas daerah4daerah pro;insi dan daerah pro;insi itu dibagi atas kebupaten dan kota, yang tiap4tiap pro;insi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang4undang. Pasal %8 ayat 9#: pemernitahan daerah pro;insi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
+ewan Perwakilan *akyat +aerah dalam rangka meningkatkan peran dan tanggung jawab lembaga perwakilan daerah untuk mengembangkan kehidupan demokrasi, menjamin keterwakilan rakyat dan daerah dalam melaksanakan tugas dan wewenang lembaga, serta mengembangkan mekanisme checks and balances antara lembaga legislati dan eksekuti, serta meningkatkan kualitas, produkti;itas, dan kinerja.
Menurut ran "achrudin<
Pelaksanaan pengawasan terhadap pemerintah, dapat ditentukan oleh beberapa teori konsekuensi pengawasan yang berpeluang dapat menjelaskan penyebab keberhasilan dan kegagalan atau eekti;itas suatu sistem pengawasan. Perta"a# teori kekuatan yuridis. Ked$a# teori tipe pengawasan. +ikenal dua tipe pengawasan yang paling menonjol, 9a: pengawasan represi, oleh A. +unsire diartikan sebagai pengawasan yang menggunakan cara memaksa dan mengancam dengan sanksi untuk mencapai tujuannya= dan 9b: pengawasan normati, pengawasan ini oleh A. Et>ioni dimaksudkan sebagai pengawasan yang menggunakan cara sinkronisasi pemahaman nilai4nilai dan tujuan. Ket%ga# teori otoritas pengawasan, yang mencakup< 9a: keabsahan 9legitimiteit:, pengawasan dilakukan oleh badan yang diakui berwenang= 9b: pengawasan dilakukan oleh suatu keahlian 9deskundigheid:, 9c: pengawasan yang mendapat kepercayaan 9geloo:, dan 9d: kesadaran hukum 9rechsbewust>ijn:. Kee"pat# teori komunikasi, yaitu proses penyampaian dan penerimaan pesan atau lambing4lambang yang mengandung arti tertentu. Kel%"a# teori publisitas, yaitu mempublikasikan masalah kepada khalayak ramai yang dapat memberi pengaruh kepada tekanan public akibat dari opini publik 9public opinion: Keena"# teori arogansi kekuasaan.
"ungsi pengawasan tidak hanya dilaksanakan oleh +P*+ tetapi juga dilaksanakan oleh pemerintah itu sendiri yaitu didalam Pasal #%8 ayat 9%: dan 9#: 0ndang40ndang 5# Tahun #$$2 Tentang Pemerintahan +aerah yang berbunyi Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh
Pemerintah yang meliput< a. Pengawasan atas pelaksanaan4urusan pemerintahan di daerah= b. Pengawasan terhadap peraturan daerah dan peraturan kepala daerah. +i dalam ayat 9#: berbunyi Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 9%: huru a dilaksanakan oleh aparat pengawas intern Pemerintah sesuai petaturan perundang4undangan.
+alam sistem pemerintahan di ndonesia pengawasan dapat dilakukan oleh lembaga4lembaga diluar organ pemerintahan yang diawasi 9pengawasan eksternal: dan dapat pula dilakukan oleh lembaga4lembaga dalam lingkungan pemerintahan itu sendiri 9pengawasan internal:. Pengawasan yang bersiat
eksternal dilakukan oleh lembaga4lembaga (egara seperti +ewan Perwakilan *akyat 9+P*:, adan Pemeriksa 'euangan 9P':, Mahkamah Agung dan lembaga4lembaga peradilan dibawahnya. Pengawasan eksternal ini juga dilakukan oleh masyarakat, yang dapat dilakukan oleh orang perorangan, kelompok masyarakat, 1embaga -wadaya Masyarakat 91-M: dan media massa 9pers:. +alam pengawasan internal, pengawasan dapat dilakukan oleh lembaga4 lembaga yang dibuat khusus oleh pemerintah seperti adan pengawasan keuangan dan pembangunan 9P'P:, pengawasan yang dilakukan oleh nspektorat !enderal +epartemen, adan Pengawas +aaerah 9awasda:. Pengawasan internal dalam lingkungan pemerintah juga dilakukan oleh atasan langsung pejabat?badan tata usaha (egara. Pengawasan ini sering juga dinamakan pengawasan melekat 9@askat:.
"ungsi pengawasan +P*+ seharusnya memberikan suatu tujuan tercapainya pemerintahan yang baik dan berjalan sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai. 'epala daerah untuk melaksanakan Perda dan atas kuasa peraturan perundangundangan, kepala daerah menetapkan peraturan kepala daerah dan atau keputusan kepala daerah. +P*+ dalam menjalankan ungsi pengawasannya jika ada suatu peraturan kepala daerah yang bertentangan dengan Perda, +P*+ tidak mempunyai kewenangan untuk mencabut atau membatalkan peraturan kepala daerah tersebut. dengan kata lain ungsi pengawasan tidak
didukung dengan tindakan penegakan hukum. -eharusnya ungsi pengawasan +P*+ juga harus bersiat pengawasan represi, sebagai pengawasan yang menggunakan cara memaksa dan mengancam dengan sanksi untuk mencapai tujuannya.
B. Per$"$san !asalah
erdasarkan latar belakang masalah tersebut dirumuskan permasalahan sebagai berikut<
%. agaimana pengaturan ungsi pengawasan +P*+ terhadap pelaksanaan Perda AP+
#. agaimana mplementasi ungsi pengawasan +P*+ terhadap pemerintah daerah dalam pelaksanaan Perda AP+
BAB II PE!BAHASAN
A. Pengat$ran &$ngs% pengawasan DPRD terhadap pelaksanaan Perda APBD
+i dalam 0ndang40ndang (omor 5# Tahun #$$2 Tentang Pemerintahan +aerah Pasal % angka<
9#: Pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan +P*+ menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas4luasnya dalam sistem dan prinsip (egara 'esatuan *epublik ndonesia sebagaimana dimaksud
dalam 0ndang40ndang +asar *epublik ndonesia Tahun %723.
95: Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 92: +ewan Perwakilan *akyat +aerah yang selanjutnya disebut +P*+
adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
9%$: Peaturan daerah selanjutnya disebut Perda adalah peraturan daerah pro;insi dan?atau peraturan daerah kabupaten?kota.
9%2: Anggaran pendapatan dan belanja daerah selanjutnya disebut AP+, adalah rencana tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah.
+i dalam Pasal 2$ 0ndang40ndang (omor 5# Tahun #$$2 Tentang Pemerintahan +aerah ditegaskan bahwa +P*+ merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah. -elanjutnya dalam Pasal 2% +P*+ memiliki ungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. "ungsi +P*+ dipertegas dalam Pasal 2# ayat 9%: mengenai tugas dan wewenang menegaskan bahwa<
a. membentuk Perda yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapat persetujuan bersama=
b. membahas dan menyetujui rancangan Perda tentang AP+ bersama dengan kepala daerah=
c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan perundang4undangan lainnya, peraturan kepala daerah, AP+, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah,
dan kerja sama internasional di daerah=
+ari ketentuan Pasal 2% dan 2# 0ndang40ndang 5# Tahun #$$2 Tentang Pemerintahan +aerah tersebut diatas, +P*+ mempunyai ungsi salah satunya adalah pengawasan. +alam hal pengawasan, +P*+ melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan perundang4undangan lainnya, peraturan kepala daerah, AP+, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah, dan kerja sama internasional di daerah.
+i dalam Pasal 25 Peraturan Pemerintah (omor B7 Tahun #$$3 Tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggara Pemerintahan +aerah menyatakan bahwa “+ewan Perwakilan *akyat +aerah sesuai dengan ungsinya dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan urusan Pemerintahan +aerah di dalam wilayah kerjanya sesuai dengan peraturan perundang4undanganC.
+i dalam Peraturan Menteri +alam (egeri (omor %5 Tahun #$%$ Tentang Pedoman Pelaksanaan "ungsi Pengawasan +ewan Perwakilan *akyat +aerah Terhadap Tindak 1anjut /asil Pemeriksaan adan Pemeriksa 'euangan Pasal % angka<
3. Pengawasan +P*+ adalah pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah pro;insi?kabupaten?kota.
7. "ungsi Pengawasan +P*+ adalah pengawasan terhadap Pemerintah +aerah yang bersiat pengawasan kebijakan dan bukan pengawasan teknis.
Pasal #7# 0ndang40ndang (omor #B Tahun #$$7 Tentang Majelis Permusyawaratan *akyat, +ewan perwakilan *akyat, +ewan Perwakilan +aerah dan +ewan Perwakilan *akyat +aerah menegaskan bahwa<
9%: +P*+ pro;insi mempunyai ungsi< a. legislasi=
b. anggaran= dan c. pengawasan.
9#: 'etiga ungsi sebagaimana dimaksud pada ayat 9%: dijalankan dalam kerangka representasi rakyat di pro;insi.
+i dalam Pasal #78 0ndang40ndang (omor #B Tahun #$$7 Tentang Majelis Permusyawaratan *akyat, +ewan perwakilan *akyat, +ewan Perwakilan +aerah dan +ewan Perwakilan *akyat +aerah menegaskan bahwa<
9%: +P*+ pro;insi mempunyai hak< a. interpelasi=
b. angket= dan
c. menyatakan pendapat.
95: /ak angket sebagaimana dimaksud pada ayat 9%: huru b adalah hak +P*+ pro;insi untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah pro;insi yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah, dan negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal #75 0ndang40ndang (omor #B Tahun #$$7 Tentang Majelis Permusyawaratan *akyat, +ewan perwakilan *akyat, +ewan Perwakilan +aerah dan +ewan Perwakilan *akyat +aerah menegaskan bahwa<
9%: +P*+ pro;insi mempunyai tugas dan wewenang<
a. membentuk peraturan daerah pro;insi bersama gubernur=
b. membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah pro;insi yang diajukan oleh gubernur=
c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah pro;insi=
B. I"ple"entas% &$ngs% pengawasan DPRD terhadap pelaksanaan Perda APBD
Pengawasan merupakan tugas dan wewenang +P*+ yang bersiat politisi 9terhadap kebijakan: dan bukan merupakan pemeriksaan, sedangkan pemeriksaan merupakan ungsi dan tugas aparat pengawasan ungsional pemerintah. +alam pengawasan pengelolaan keuangan daerah +P*+ memiliki kendala dan keterbatasan sumber daya manusia yang ahli dalam hal itu, kondisi itu menjadi hal yang sangat memprihatinkan apabila dewan keliru dalam memberikan penilaan terhadap kinerja eksekuti apalagi menyangkut pengelolaan keuangan daerah yang sangat rentan terhadap penyelewengan. adan pengawas keuangan dan pembangunan 9P'P: dan adan Pengawas +aerah 9awasda: yang merupakan lembaga intern yang membantu +P*+ dalam Pemeriksaan keuangan daerah. Peran kedua lembaga intern ini untuk mengantisipasi kelemahan ataupun kendala4kendala yang ada dalam pengawasan yang dilakukan oleh +P*+. Pengawasan yang dilakukan pemerintah pusat hanya menekankan pada aspek pengawasan represi guna lebih memberi kebebasan kepada daerah otonom
dalam mengambil keputusan, sehingga peran legeslati daerah dalam melaksanakan ungsi pengawasannya terhadap pelaksanaan pemerintah daerah dapat berjalan dengan baik. "ungsi pengawasan dalam pemerintahan sangat diperlukan karena dengan adanya pengawasan akan terciptanya suatu usaha untuk menjamin keserasian dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan antara pusat
dan daerah selain itu juga untuk menjamin pemerintahan yang berdaya guna dan berhasil guna. +alam melaksanakan ungsi pengawasan terhadap AP+, +P*+ dapat melakukan pengawasan pre;enti yaitu ketika penyusunan *encana Anggaran Pendapatan +aerah 9*AP+: dan pengawasan represi yaitu ketika pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan elanja +aerah 9AP+:. +alam pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah prosedur pengelolaan keuangan daerah ditetapkan kepala daerah sesuai Perda dan kepala daerah mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah kepada dewan.
Partisipasi masyarakat tersebut dapat dilihat pada saat Perumusan AP+ yakni melalui perwakilan tokoh4tokoh masyarakat atau ketua ormas maupun 1-M lainya dan partisipasi pada saat Proses penganggaran yakni melalui system hearing dimana +P*+ lebih pro akti untuk mengundang publik bila ada proyekproyek yang akan dibangun. AP+ adalah dokumen publik artinya publik
dalam hal ini masyarakat berhak mempengaruhinya melalui +P*+, meski tidak terlibat dalam Tim Teknis Anggaran. Pengaruh publik tersebut tidak saja membuat pemerintah dan +P*+ bisa memperoleh masukan dari masyarakat, namun merupakan bentuk keseriusan dari pemerintah dan +P*+ dalam melaksankan akuntabilitas publik, transparansi anggaran sekaligus menjadi suatu uji publik. entuk konsultasi yang dilakukan publik terhadap drat perencanaan dan pemanaatan AP+ bukan untuk mewujudkan penyetujuaan melainkan lebih mengarah dan mempengaruhi pada keputusan pengambil kebija kan.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Paradigma pengawasan politik telah mengakibatkan ungsi pengawasan yang sesungguhnya terabaikan, sehingga hasil pengawasan kurang memberikan manaat bagi pengelolaan pemerintahan daerah. Pengawasan yang dilakukan, belum memberikan umpan balik 9eed back: yang substansial bagi pengelolaan pemerintahan daerah, Pengawasan belum mampu untuk mDencegah terjadinya penyimpangan dan melakukan koreksi perbaikan. -aluran melalui para wakilnya tidak mampu masuk dan menembus gedung parlemen. -ementara keberanian masyarakat untuk langsung menyarakan haknya ke pemerintahan masih belum muncul karena takut atau apatis. /ak masyarakat untuk mengawasi belum sepenuhnya diberikan atau dijamin oleh negara, sementara +P*+ sebagai wakil rakyat, belum optimal mengkoordinasikan serta menyalurkan hak4hak pengawasan masyarakat.
Pengawasan +P*+ terhadap pelaksanaan peraturan daerah terdapat dalam 0ndang40ndang (omor 5# tahun #$$2 pasal 2# huru c 0ndang40ndang (omor 5# tahun #$$2 menyatakan bahwa< Tugas dan wewenang +P*+ melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan perundang4
undangan lainya peraturan 'epala +aerah, AP+, 'ebijakan Pemerintah +aerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah dan kerjasama nternasional di daerah. Tanpa dirinci lebih lanjut tentang batas kewenangan serta cara pengawasan. Akibatnya masing4masing +P*+ menjabarkan ungsi pengawasan
sesuai dengan apa yang diinginkanya. Adanya tumpang tindih terhadap kegiatan pengawasan siapa yang seharusnya disebut aparat pengawasan didaerah adanya
P' ini dikenal sebagai pemeriksaan ekstren.
B. Saran
Pengawasan dilaksanakan selama ini terkesan sporadis dan reakti, tanpa program Pengawasan lebih banyak terokus dan CterjebakC pada akti;itas pemeriksaan yang berupa kunjungan kerja. Akibatnya, permasalahan masyarakat tak terselesaikan dan sering tak muncul jalan keluar menuju perbaikan yang diharapkan oleh masyarakat. 0paya tindak lanjut itu dapat eekti, jika monitoring terus dilakukan oleh +P*+ secara berkelanjutan. +P*+ juga dapat menggunakan hak angket dan interpelasinya dalam memantau dan mendorong tindak lanjut hasil pengawasannya.
+alam rangka penguatan peran +P*+ di bidang pengawasan, sebaiknya +P*+ secara institusional melakukan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan, konsepsional dan operasional tentang pengawasan Anggaran dan Pendapatan elanja +aerah. )una memudahkan ungsi pengawasan yang bersiat kebijakan, sebaiknya +P*+ memakai tenaga ahli yang memiliki kemampuan di masing4masing bidang yang bertugas melakukan pengkajian guna memberikan input. Tenaga ahli ini dapat diambil dari perguruan tinggi yang memang ahli dibidangnya +engan menggunakan hasil kajian itu diharapkan +P*+ tidak salah dalam mengambil kebijakan.
DAFTAR PUSTAKA
Arie -idaharta, ernard. %777. Re&leks% Tentang Str$kt$r Il"$ H$k$", Mandar Maju< andung.
Asmara, )alang. #$$3. '"($ds"an Nas%)nal dala" S%ste" Pe"er%ntahan Negara Rep$(l%k Ind)nes%a, 1aksbang Pressindo< Yogyakarta.
+jumhana, Muhamad. #$$B. Pengantar H$k$" Ke$angan Daerah dan H%"p$nan perat$ran Per$ndang*$ndangan d% B%dang Ke$ngan Daerah, PT. itra Aditya akti< andung.
"achrudin, ran. #$$2. Pengawasan Perad%lan Ad"%nstras% Terhadap T%ndakan Pe"er%ntah, P.T Alumni< andung.
Mahmud Mar>uki, Peter. #$%$. !et)de Penel%t%an H$k$", 'encana< !akarta. Muchsan. #$$B. S%ste" Pengawasan Terhadap Per($atan Aparat Pe"er%ntah
dan Perad%lan Tata Usaha Negara d% Ind)nes%a, 1iberty< Yogyakarta.