• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter 7 Analisis Arus Kas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Chapter 7 Analisis Arus Kas"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

A.

A. PendahuluanPendahuluan

Uang tunai atau kas (

Uang tunai atau kas (cashcash) merupakan saldo sisa dari arus kas masuk dikurangi arus kas) merupakan saldo sisa dari arus kas masuk dikurangi arus kas keluar yang berasal dari periode-periode lalu. Arus kas bersih (

keluar yang berasal dari periode-periode lalu. Arus kas bersih (net cash flowsnet cash flows), mengacu pada), mengacu pada arus kas masuk dikurangi arus kas keluar periode berjalan. Arus kas berbeda dengan kinerja arus kas masuk dikurangi arus kas keluar periode berjalan. Arus kas berbeda dengan kinerja akrual. Ukuran arus kas mengakui arus masuk saat kas diterima walaupun belum dihasilkan dan akrual. Ukuran arus kas mengakui arus masuk saat kas diterima walaupun belum dihasilkan dan mengakui arus keluar

mengakui arus keluar saat kas dibayarkan walaupun beban saat kas dibayarkan walaupun beban belum belum terjadi.terjadi.

Laporan arus kas melaporkan ukuran arus kas untuk tiga aktivitas utama dalam bisnis, Laporan arus kas melaporkan ukuran arus kas untuk tiga aktivitas utama dalam bisnis, yaitu operasi, investasi dan pendanaan. Secara lebih umum, informasi arus kas membantu kita yaitu operasi, investasi dan pendanaan. Secara lebih umum, informasi arus kas membantu kita menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, membayar dividen, menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, membayar dividen, meningkatkan kapasitas dan mendapatkan pendanaan. Informasi kas juga membantu kita menilai meningkatkan kapasitas dan mendapatkan pendanaan. Informasi kas juga membantu kita menilai kualitas laba dan ketergantungan laba pada estimasi dan asumsi tentang arus kas dan kualitas laba dan ketergantungan laba pada estimasi dan asumsi tentang arus kas dan relevansinya

relevansinya untuk untuk laporan laporan keuangan.keuangan.

B.

B. Laporan Arus KasLaporan Arus Kas

Tujuan laporan arus kas adalah menyediakan informasi arus kas masuk dan arus kas Tujuan laporan arus kas adalah menyediakan informasi arus kas masuk dan arus kas keluar untuk satu periode. Laporan tersebut juga membedakan sumber dan penggunaan arus kas keluar untuk satu periode. Laporan tersebut juga membedakan sumber dan penggunaan arus kas dengan memisahkan arus kas dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas dengan memisahkan arus kas dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas  pendanaan.

 pendanaan. a.

a. Relevansi KasRelevansi Kas

Kas merupakan aktiva yang paling likuid serta menawarkan likuiditas dan Kas merupakan aktiva yang paling likuid serta menawarkan likuiditas dan fleksibilitas bagi perusahaan. Kas merupakan awal sekaligus akhir siklus operasi perusahaan. fleksibilitas bagi perusahaan. Kas merupakan awal sekaligus akhir siklus operasi perusahaan. Aktivitas operasi perusahaan melibatkan konversi kas menjadi berbagai aktiva (seperti Aktivitas operasi perusahaan melibatkan konversi kas menjadi berbagai aktiva (seperti  persediaan) yang

 persediaan) yang digunakan digunakan untuk menghasilkn untuk menghasilkn piutang dari piutang dari penjualan kredpenjualan kredit. Siklus opit. Siklus operasierasi menjadi lengkap saat kas kembali ke perusahaan melalui proses penagihan, yang menjadi lengkap saat kas kembali ke perusahaan melalui proses penagihan, yang memungkinkan dimulainya siklus operasi baru.

memungkinkan dimulainya siklus operasi baru.

Analisis arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan sumber operasi, investasi Analisis arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan sumber operasi, investasi dan pendanaan merupakan salah satu pekerjaan investigasi yang paling penting, analisis dan pendanaan merupakan salah satu pekerjaan investigasi yang paling penting, analisis membantu kita menilai likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas.

(2)

 pada saat jatuh tempo. Fleksibilitas keuangan  adalah kemampuan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap kesempatan dan kesulitan.

b. Pelaporan Berdasarkan Aktivitas

Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pembayaran kas berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan yang merupakan aktivitas utama dalam bisnis perusahaan.

Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Selain  pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi juga meliputi

arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berkaitan dengan kegiatan operasi tersebut. Aktivitas investasi merupakan cara untuk memperoleh dan menghentikan aktiva nonkas (dan aktiva setara nonkas). Meliputi aktiva yang diharapkan untuk menghasilkan  pendapatan bagi perusahaan, serta pemberian pinjaman dan penagihan pokok pinjaman.

Aktivitas pendanaan merupakan cara untuk mendistribusikan, menarik, dan mendapatkan dana untuk mendukung aktivitas bisnis. Meliputi mendapatkan pinjaman dari kreditor dan pembayaran pokok pinjaman, serta kontribusi dan penarikan oleh pemilik, serta  pengembalian atas investasi (dividen).

c. Menyusun Laporan Arus Kas

Ada dua metode dalam pelaporan arus kas dari operasi, yaitu metode tidak langsung dan metode langsung. Dalam metode tidak langsung, laba bersih disesuaikan dengan pos  penghasilan nonkas dengan akrual untuk menghasilkan arus kas dari operasi. Keunggulan metode ini adalah adanya rekonsiliasi perbedaan antara laba bersih dan arus kas operasi yang membantu penguna laporan untuk memprediksi arus kas melalui prediksi laba yang kemudian disesuaikan untuk jarak laba bersih dengan arus kas, yaitu menggunakan akrual nonkas.

Arus kas yang disiapkan dengan metode langsung disediakan setelah itu sebagai  perbandingan. Metode ini menyesuaikan tiap pos laporan laba rugi untuk akrual terkait,

sehingga menghasilkan format yang lebih baik untuk menilai jumlah arus kas masuk (keluar) operasi.

(3)

a) Mempersiapkan Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan campuran antara laporan laba rugi dan neraca. Laba bersih mula-mula disesuaikan untuk penghasilan dan beban nonkas untuk menghasilkan laba kas. Laba kas ini kemudian disesuaikan untuk kas yang dihasilkan dan digunakan untuk transaksi neraca untuk menghasilkan arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

Titik awal laporan arus kas adalah laba bersih yang mula-mula disesuaikan untuk beban penyusutan dan amortisasi nonkas. Arus kas keluar terjadi saat dibelinya aktiva berwujud dan aktiva tak berwujud. Proses penyusutan kemudian mengalokasikan  biaya perolehan tersebut selama masa manfaatnya untuk menandingkan atau

mengaitkan beban terhadap pendapatan yang dihasilkan oleh aktiva bersangkutan.

Karena laporan arus kas berfokus pada arus kas, beban nonkas yang diakui dalam perhitungan laba bersih tersebut harus dihilangkan, yaitu dengan menambahkan kembali beban penyusutan dan amortisasi. Penambahan beban penyusutan dan amortisasi tersebut tidak meningkatkan arus kas operasi, melainkan hanya menihilkan (menghapuskan) beban yang dikurangkan dalam perhitungan laba bersih.

Cara yang sama juga digunakan untuk menyesuaikan laba bersih terhadap keuntungan (kerugian) penjualan aktiva. Namun tujuan penyesuaian ini bukanlah untuk mengeliminasi keuntungan (kerugian) secara keseluruhan, melainkan memindahkannya dari bagian operasi laporan arus kas. Arus masuk dari penjualan aktiva yang  bersangkutan disajikan dalam arus kas bersih dari aktivitas investasi. Penyesuaian terakhir adalah analisis kas yang dihasilkan dan digunakan oleh perubahan dalam aktiva lancar dan kewajiban lancar.

C. Analisis Implikasi Arus Kas

a. Keterbatasan Pelaporan Arus Kas

Keterbatasan pelaporan arus kas, meliputi:

 Tidak diharuskannya pengungkapan terpisah untuk arus kas yang terkait dengan pos luar  biasa atau operasi dalam penghentian.

(4)

 Bunga dan dividen yang diterima serta bunga yang dibayarkan dikelompokkan sebagai arus kas operasi.

 Pajak dikelompokkan sebagai arus kas operasi

 Pemindahan laba atau rugi penjualan aktiva tetap atau investasi sebelum pajak dan dari aktivitas operasi mendistorsi analisis atas aktivitas operasi dan aktivitas investasi.

b. Interpretasi arus kas dan laba bersih

Fungsi laporan laba rugi adalah untuk mengukur profitabilitas perusahaan untuk suatu periode. Laporan laba rugi mencatat pendapatan saat dihasilkan dan beban saat terjadi. Arus kas dari operasi merupakan pandangan yang lebih luas atas aktivitas operasi dibandingkan dengan laba bersih. Arus kas meliputi seluruh aktivitas perusahan yang terkait dengan laba. Tidak hanya pendapatan dan beban, tetapi kebutuhan kas operasi juga.

D. Analisis Arus Kas

Analisis harus menetapkan sumber dan penggunaan kas masa lalu. Analisis ukuran sama (common-size analysis) atas laporan arus kas membantu penilaian ini.

a. Ukuran Arus Kas Alternatif

Akuntansi akrual memungkinkan alternatif perlakuan akuntansi yang beragam dan memungkinkan potensi manajemen laba. Manfaat arus kas seringkali hilang karena  penyalahgunaan. Ketidakpuasan manajemen atas laba yang dilaporkan kadang menyebabkan

anggapan bahwa arus kas adalah ukuran kinerja yang lebih baik. Hal ini sama saja dengan menganggap bahwa penyusutan (atau biaya lainnya) tidak memerlukan penggunaan kas, yang sebenarnya tidak nyata.

b. Arus kas bebas

Turunan analitis laporan arus kas yang bermanfaat adalah perhitungan arus kas bebas ( Free Cash Flow - FCF ). Sebagaimana ukuran analisis lainnya, komponen perhitungan juga harus diperhatikan. Arus kas bebas positif mencerminkan jumlah yang tersedia bagi aktivitas  bisnis setelah penyisihan untuk pendanaan dan investasi yang diperlukan untuk

(5)

c. Arus Kas sebagai Validasi

Laporan arus kas berguna untuk memprediksi hasil operasi berdasarkan kapasitas  produksi yang dimiliki dan direncanakan. Juga digunakan untuk menilai kapasitas ekspansi  perusahaan di masa depan, kebutuhan modalnya, dan sumber arus kas masuknya. Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar, serta kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Laporan arus kas juga menyediakan petunjuk penting tentang :

 Kelayakan pendanaan pengeluaran modal  Sumber kas dalam pendanaan ekspansi  Ketergantungan pada pendapatan eksternal  Kebijakan dividen di masa depan

 Kemampuan untuk memenuhi persyaratan utang

 Fleksibitas keuangan untuk menghadapi kebutuhan dan kesempatan yang tidak diantisipasi

 Praktik keuangan oleh manajemen  Kualitas laba rugi

E. Rasio Arus Kas

a. Rasio Arus Kas Khusus

1. Rasio Kecukupan Arus Kas

Rasio kecukupan arus kas merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasi yang cukup untuk menutup pengeluaran modal, investasi dalam persediaan dan dividen tunai. Untuk menghilangkan pengaruh siklus dan  pengaruh acak lainnya, total tiga tahun biasanya digunakan untuk menghitung rasio ini.

Rasio kecukupan arus kas dihitung:

      

(6)

2. Rasio Reinvestasi Kas

Rasio reinvestasi kas adalah ukuran atas persentase investasi dalam aktiva yang mencerminkan kas operasi yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk mengganti aktiva dan menumbuhkan operasi. Rasio dapat dihitung sebagai  berikut:

    

         

Rasio ini memandingkan arus kas yang ditahan untuk melakukan investasi kembali dengan jumlah kotor dari aset tidak lancar ditambah dengan modal kerja. Rasio ini berguna untuk menggantikan aset yang ada dan tersedia untuk ekspansi. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan kemampuan reinvestasi yang tinggi dari arus kas operasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio ini dikatakan baik apabila  berkisar dari 7% sampai 11%.

 Non current asset (gross) diperoleh dari neraca d engan cara menjumlahkan semua aktiva tidak lancar termasuk akumulasi penyusutan aktiva tetap. Sedangkan modal kerja merupakan selisih antara total aktiva lancar dengan total hutang lancar.

b. Rasio Arus Kas Lainnya

Analisis laporan arus kas menurut Plewa dan Friedlob terdiri atas rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan pengeluaran modal serta rasio pengembalian kas, yang dijabarkan sebagai berikut :

1. L iquidity Ratios 

Rasio ini memfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo dengan menggunakan kas dari aktivitas operasi serta digunakan untuk menilai tingkat likuiditas suatu perusahaan. Analisis rasio likuiditas atas arus kas terdiri dari :

(7)

a) Current Cash Debt Coverage

Adalah rasio dari arus kas hasil operasi terhadap hutang lancar rata-rata. Rasio ini menunjukkan berapa besar kas yang dihasilkan dari aktifitas operasi dapat menutupi kewajiban lancar rata-rata.

Current Cash Debt Coverage = Cash Flow From Operational Activities  Average Current Liabilities

Hutang lancar rata-rata diperoleh dengan cara menambah saldo awal dengan saldo hutang lancar, kemudian dibagi dengan dua. Menurut penelitian-penelitian, rasio ini termasuk dalam kategori baik, apabila perusahaan menghasilkan nilai rasio diatas atau sama dengan 40%.

 b) Cash Dividend Coverage

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen dengan menggunakan arus kas dari operasi.

Cash Divident Coverage = Operating Cash Flow Per Share  Dividend Per Share

Rasio ini dapat dimodifikasi untuk menunjukkan pembayaran dividen kepada semua pemegang saham atau hanya kepada pemegang saham biasa. Apabila penutupan arus kas atas pembayaran dividen hanya kepada pemegang saham biasa, maka rasio ini dapat dicari dengan mengurangkan dividen saham preferen dari arus kas operasi dibagi dengan dividen saham biasa.

Semakin tinggi rasio ini,menunjukkan semakin likuid suatu perusahaan, akibatnya akan menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.

(8)

2. Solvency Rati o 

Analisis terhadap rasio solvabilitas pada analisis rasio arus kas bertujuan untuk menilai kecukupan arus kas untuk memenuhi kewajiban jangka pebdek maupun jangka  panjang. Analisis ini terdiri dari :

a) Cash Long –  Term Debt Coverage

Rasio ini menunjukkan kecukupan arus kas yang diperoleh dari aktifitas operasi yang digunakan untuk membayar utang perusahaan.

Cash Long-Term Debt Coverage = Cash Flow From Operational Activities  Average Total Current Liabilities Average total liabilities diperoleh dengan cara menambah saldo awal dengan saldo akhir total kewajiban, kemudian dibagi dengan dua. Suatu bentuk alternatif dari rasio ini adalah dengan mengurangkan arus kas dari operasi dengan pembayaran dividen. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan semakin solvent suatu perusahaan. Dari kebanyakan literatur yang ada menyarankan bahwa 20% adalah ukuran yang memadai untuk rasio ini.

b) Cash Interest Coverage

Adalah rasio arus kas dari operasi ditambah dengan pembayaran bunga dan  pajak terhadap pembayaran bunga aktual. Semakin besar rasio ini, maka perusahaan

dikatakan semakin baik.

Cash Interest Coverage =  Earning Before Interest and Taxes (EBIT)  Interest Expense

Beban bunga (interest paid) dan beban pajak pada laporan arus kas metode langsung dapat diperoleh langsung dari aktifitas operasi. Sedangkan arus kas yang menggunakan metode tidak langsung, beban-beban ini dapat diperoleh dari ungkapan tambahan yang menyertai laporan arus kas.

(9)

c) Capital Expenditure Ratio

Untuk menjadi sukses dan kompetitif, suatu perusahaan harus memenuhi semua kewajibannya. Sebagai tambahan, perusahaan juga dapat mempertahankan aset modalnya serta pengeluaran pendanaan untuk meningkatkan dasar aset tersebut. Untuk menentukan apakah perusahaan dapat menutupi pengeluaran-pengeluaran ini ada  beberapa rasio yang dikembangkan, yaitu :

1) Capital Acquisition Ratio

Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan dapat membayar pengeluaran modalnya dengan segera.

Capital Acquisition Ratio = Cash Flow From Operation - dividends Cash Paid for Acquisitions

Apabila rasio ini sama dengan 100% atau lebih, maka menunjukkan bahwa  perusahaan kurang bersandar pada pembiayaaan eksternal dan kontribusi pemilik untuk memindahkan dan menambahkan modal yang ada. Sebaliknya, apabila rasio yang dihasilkan lebih kecil dari 100%, berarti perusahaan tidak mampu menutupi biaya  pengeluaran modal dari aktifitas operasi.

2)  Invesment / Cash Flow From Operating Plus Finance Ra tio

Rasio ini menunjukkan bagaimana investasi dibiayai dengan membandingkan arus kas bersih dari aktifitas investasi dengan arus kas bersih dari operasi dan  pendanaan.

Current Cash Debt Coverage = Cash Flow From Operating Activities  Net Cash Flow From Investing Activities Dalam mengevaluasi rasio ini, semakin rendah nilai rasio berarti semakin rendah proporsi investasi dibiayai dari aktifitas operasi dan pendanaan, hal ini menunjukkan tanda yang baik.

(10)

3) Operation / Invesment Ratio

Rasio ini mengukur potensial perusahaan dalam membiayai ekspansi dari dana yang dihasilkan secara internal. Semakin tinggi rasio ini, berarti semakin kecil ketergantungan perusahaan pada pendanaan eksternal.

 Investment / Cash From Operating  Finance Ratio =

Cash Flow From Investing Activities Cash Flow From Operating + Financing

 Activities d) Cash Flow Return Ratios

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas pada saat sekarang maupun di masa depan. Rasio ini terdiri dari :

1) Overall Cash Flow Ratio

Rasio ini digunakan untuk kemampuan menghasilkan kas dari aktifitas operasi yang dapat digunakan untuk aktifitas pendanaan dan investasi.

Overall Cash Flow Ratio =

Cash Flow From Operating Activities Cash Flow From Investing + Financing

 Activities 2) Cash Return On Sales Ratio

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk mengubah nilai penjualan atau pendapatan ke dalam kas, semakin tinggi rasio ini semakin baik. Kadang kala rasio ini disebut juga sebagai Cash Rasio Margin.

Current Return On Sales Ratio = Cash Flow From Operating Activities Sales

(11)

3) Cash Flow To Net Income Ratio

Melalui rasio ini diketahui seberapa besar kas dari aktifitas operasi dibandingkan dengan laba bersih yang diperoleh.

Cash Flow to Net Income Ratio = Cash Flow From Operating Activities  Net Income

4) Quality Of Sales Ratio

Rasio ini digunakan hanya apabila perusahaan menggunakan metode langsung dalam menyajikan laporan arus kasnya. Melalui rasio ini dapat diketahui alasan  perbedaan antara laba bersih dengan penerimaan dan pengeluaran kas. Pengukuran ini

sebagai dasar untuk mengevaluasi kualitas dari pendapatan perusahaan.

Quality Of Sales Ratio = Cash Received From Cutomers Sales

5) Quality Of Income Ratio

Apabila suatu perusahaan tidak menggunakan metode langsung dalam menyajikan laporan arus kasnya, maka kualitas pendapatannya dapat dihitung dengan rasio ini. Melalui rasio ini dapat diketahui mengapa terdapat perbedaan antara laba  perusahaan yang berbasis akrual dengan arus kas dari operasi.

Quality of Income Ratio = Cash Flow From Operating Activities Operating Income

6) Cash Return On Assets Ratio

Rasio ini digunakan sebagai pembanding dengan rata-rata industri dan dengan rasio ini periode sebelumnya untuk menilai tingkat efisiensi dalam penggunaan aktiva  perusahaan.

(12)

Cash Return On Assets Ratio =  Arus Kas operasi + Pajak + Bunga Total asset 

7) Cash Return On Stockholder’s Equity Ratio

Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan mampu menghasilkan pengembalian kas yang cukup bagi para pemegang saham. Rasio ini dihitung sebagai berikut :

Cash Return On Stockholder’s Equity  Ratio =

 Arus kas operasi + Deviden Total Modal  Keseluruhan

8) Cash Flow Per Share

Arus kas per lembar saham dihitung dengan cara membagi arus kas dari aktifitas operasi yang tersedia dengan jumlah rata-rata jumlah lembar saham yang  beredar selama periode tersebut. Apabila terdapat prefferen deviden, jumlah ini harus

dikurangkan dari arus kas operasi untuk menunjukkan arus kas dari aktifitas operasi yang tersedia dari saham biasa.

Cash Flow Per Share = Operating Cash Flow –  Preffered Dividends Common Shares Outstanding

Rasio ini berguna untuk menelusuri perubahan arus kas sepanjang waktu yang menunjukkan tingkat profitabilitas serta prospek pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Rasio hanya akan meberikan informasi yang berguna apabila diperbandingkan dengan rasio industri atau rasio tahun sebelumnya.

(13)

Daftar pustaka

Referensi

Dokumen terkait

mendapatkan nilai tertinggi dapat dilihat pada hasil ketersediaan tenaga pelaksana dengan nilai 230 kategori “A”, untuk urutan kedua pada hasil kerja dengan nilai 210 kategori

Jika anda menggunakan pelurus dengan cara yang salah atau jika anda menggunakan pada tetapan suhu yang salah, anda boleh menyebabkan rambut menjadi terlampau panas, bahkan

Adakah informasi tentang abu batubara dari public relations/pegawai PLTU Suralayaa. Tidak, lanjut

Keadaan ini menunjukkan bahwa alat penukar kalor tipe shell and tube yang dianalisa wajib dibersihkan karena memiliki kualitas yang kurang baik, dimana nilai

Universitas Udayana yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan fasilitas yang memadai dalam menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Menurut Mulyadi (2016:130) komponen – komponen yang ada dalam pengendalian internal ialah 1) Struktur Organisasi yang mampu memisahkan tanggungjawab antara masing – masing bagian

Pengembangan tebal berbanding lurus dengan daya serap air karena setiap penambahan komposisi perekat akan terjadi penurunan nilai pengembangan tebal, seperti

Tingkat kehilangan berat contoh uji kayu pengumpan yang sudah diberi bahan pengawet terhadap serangan rayap tanah sangat berbeda nyata dengan perlakuan pembanding