• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,

DAN MODEL PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Untuk memperjelas dan memantapkan ruang lingkup permasalahan, sumber data, dan kerangka teoretis penelitian ini, maka kajian pustaka merupakan upaya penting untuk dilakukan. Kajian pustaka pada penelitian ini membahas beberapa pustaka konseptual dan pustaka hasil penelitian, terutama menyangkut wacana lingkungan.

Penulis belum menemukan kajian ilmiah yang dilakukan terhadap Pupulan Puisi Bali Modern Denpasar Lan Don Pasar dengan teori linguistik dan sastra. Akan tetapi, terdapat beberapa kajian yang membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. Berikut ini beberapa penelitian yang membahas mengenai lingkungan sebagai berikut.

Sudewa dalam desertasinya yang berjudul ―Kritik Sosial dlam Puisi dan Drama W.S. Rendra 1970-an─1990-an‖ (2012). Penelitian ini menekankan pada lima tema, yaitu harkat perempuan, pendidikan, kapitalisme, dan kemiskinan, serta politik dan hukum. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian Sudewa adalah pendekatan sosiologi sastra dan semiotik yang ditekankan lewat gaya bahasa atau kata yang terdapat dalam puisi dan drama karya Rendra yang mengandung makna tertentu. Penelitian ini menerapkan teori politik, kapitalisme, dan feminisme. Relevansi penelitian Sudewa dengan penelitian ini adalah

(2)

sama meneliti dan analisis isi, mendeskripsikan, menafsirkan makna-makna yang terkandung dalam puisi yang dikaji. Perbedaan dalam penelitian ini terdapat pada objek yang diteliti.

Suryaningrat (2014) dalam tesis berjudul ―Harmonisasi Alam Dalam Teks Kidung Jerum Kundangdya‖. menggunakan objek material teks kidung. Fokus penelitian ini adalah mengenai bentuk, fungsi, dan makna harmonisasi alam dalam Kidung Jerum Kundangdya. Teori yang digunakan adalah teori Semiotik dari Riffaterre. Dalam penelitian ini, digunakan metode deskriptif-analitik yang dibantu oleh teknik pencatatan dan metode informal dalam tahap penyajian. Hasil yang diperoleh dari analisis ini adalah mengetahui bentuk harmonisasi alam dalam ―Kidung Jerum Kundangdya‖ berkaitan dengan keberadaan alam beserta isinya sehingga diciptakanlah keseimbangan yang menjadikan harmonis. Mengenai fungsinya adalah landasan cinta yang mampu sebagai penyeimbang alam semesta sekaligus penetralisasi dan kebahagiaan kehidupan. Selanjutnya, maknanya adalah harmonisasi ajaran Hindu, Budha, Siwa Budha dan pencerahan Siwa-Budha Tantra. Persamaan atara penelitian Ayu dengan penelitian ini yaitu sama-sama membahas mengenai lingkungan. Perbedaan antara penelitian Ayu dengan penelitian ini terletak pada objek kajian yang dibahas, penelitian Ayu menggunakan objek teks ―kidung‖ sedangkan penelitian ini menggunakan teks puisi.

Penelitian Widiastuti tahun 2015 berjudul ‖Wacana Konflik Lingkungan Dalam Teks Film Animasi Mononoke Hime Karya Hayao Miyazaki‖. Penelitian ini mengkaji wacana konflik lingkungan dalam teks film animasi Mononoke Hime

(3)

karya Hayao Miyazaki. Analisis teks film animasi Mononoke Hime bertujuan untuk menguraikan bentuk, fungsi, dan makna wacana konflik lingkungan yang berkaitan dengan sumber daya alam. Dialog antartokoh dalam film animasi yang telah dipilih dalam penelitian ini, ditranskripsi dengan teknik catat lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Data dianalisis dengan metode deskriptif analitik, lalu disajikan dengan metode informal. Penelitian ini menggunakan teori semiotika dan teori konflik. Hasil analisis menunjukkan bahwa Mononoke Hime terjadi pada zaman Muromachi. Pada saat alam dikuasai oleh manusia dengan teknologi, maka rasa hormat terhadap penguasa alam yang disebut Kami semakin hilang. Pada saat itu terjadi konflik antara kelompok Kami dan kelompok manusia. Kelompok Kami memiliki gagasan bahwa sumber daya alam harus dilindungi agar dapat dinikmati seluruh makhluk hidup dalam jangka waktu panjang. Namun, populasi manusia terus bertambah sehingga kebutuhan terus meningkat. Oleh karena itu, kelompok manusia memiliki gagasan bahwa sumber daya alam harus dieksploitasi untuk kesejahteraan hidup. Apabila sumber daya alam-terus menerus dieksploitasi, maka persediaannya akan habis dan berdampak pada kerusakan lingkungan. Konflik ini disebabkan oleh faktor lingkungan sehingga konflik lingkungan menjadi wacana utama dalam penelitian ini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa konflik lingkungan berfungsi positif yaitu untuk memperkuat solidaritas dalam kelompok internal. Selain itu, konflik juga berfungsi sebagai pengendalian sosial agar tercipta integrasi sosial. Konflik lingkungan memiliki makna penghormatan atas alam sehingga terwujud harmonisasi alam. Namun, konflik ini juga mengakibatkan kerusakan lingkungan

(4)

yang dapat menimbulkan bencana bagi kehidupan seluruh makhluk hidup. Oleh karena itu, harmonisasi yang disertai penghormatan atas alam harus segera diwujudkan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Persamaan atara penelitian Widiastuti dengan penelitian ini yaitu sama-sama membahas mengenai lingkungan. Perbedaan antara penelitian Widiastuti dengan penelitian ini terletak pada objek kajian yang dibahas, penelitian Widiastuti menggunakan objek teks film animasi sedangkan penelitian ini menggunakan teks puisi.

Kajian pustaka di atas dapat memberikan suatu gambaran dan pemahaman kepada peneliti mengenai analisis puisi. Meskipun di antara tulisan tersebut menyinggung masalah wacana lingkungan, tetapi penelitian tersebut berbeda. Hal ini dapat dilihat dari judul, teori, dan metode yang digunakan. Akan tetapi, secara tersirat, tulisan-tulisan di atas membantu dalam meneliti. Perlu dikemukakan bahwa kelebihan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian karya sastra puisi yang telah ada, yaitu penelitian ini mengungkap tema (1) lingkungan, (2) lingkungan sosial, (3) sosial, dan (4) urbanisasi yang belum pernah diteliti oleh peneliti lain.

2.2 Konsep

Konsep merupakan hasil abstraksi dan sintesis teori yang dikaitkan dengan masalah penelitian yang dihadapi untuk menjawab dan memecahkan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat sejumlah konsep yang perlu dijelaskan untuk mendapatkan suatu pemahaman bersama. Konsep-konsep tersebut meliputi (a) Wacana Lingkungan dan (b) Puisi Bali Modern. Selanjutnya, konsep-konsep tersebut dijelaskan sebagai berikut.

(5)

2.2.1 Wacana Lingkungan

Menurut Samsuri (dalam Sobur, 2012:11) wacana merupakan rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi, yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi tersebut dapat menggunakan bahasa lisan, dan dapat pula menggunakan bahasa tulisan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, lingkungan berarti ‗segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung‘. Berdasarkan pengertian tersebut wacana lingkungan berarti rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi yang mengungkapkan tentang segala sesuatu yang ada di sekitar manusia.

Wacana lingkungan merupakan bentuk wacana sastra tulis berupa puisi yang di dalamnya memuat ide, harapan, permasalahan, serta gagasan lain berupa amanat dan nilai-nilai sosial budaya. Muatan-muatan yang dikandung dalam wacana lingkungan sangat berguna bagi para penikmatnya, dengan harapan memberikan cara pandang berupa pola pikir yang dapat mengarahkan kepada sikap maju dan membangun.

2.2.2 Puisi Bali Modern

Puisi Bali modern dapat diberikan pengertian sebagai gendre (ragam) sastra berbahasa Bali yang terikat oleh irama serta penyusunan tipografi yang berupa larik atau larik-larik dan bait atau bait-bait. Gendre (ragam) ini menyerap unsur atau nilai-nilai sastra Bali tradisional dan bahkan puisi Jawa Kuna (kakakwin) dalam pengungkapan yang baru. Bentuk pengungkapan yang baru

(6)

tersebut menunjukkan adanya suatu pengaruh dari puisi Barat, yang antara lain terwujud dalam bentuk yang tidak lagi terikat oleh jumlah suka kata tiap larik, jumlah larik tiap bait, jumlah bait, bunyi akhir larik. Bentuk yang bebas menyebabkan irama menjadi bebas pula, dalam artian tidak terikat pada pola tertentu.

2.3 Landasan Teori

Sebagai satu bentuk kegiatan ilmiah, penelitian sastra memerlukan landasan kerja dalam bentuk teori. Teori sebagai hasil perenungan yang mendalam, tersistem, dan terstruktur yang berfungsi sebagai pengarah dalam kegiatan penelitian dan berfungsi sebagai alat untuk memecahkan masalah. Dalam penelitian ini beberapa teori digunakan untuk mempertajam analisis dan mencari pemahaman yang lebih memadai. Sebagai landasan teori penelitian ini, yaitu teori hermeneutika dan semiotik.

2.3.1 Teori Hermeneutik

Menurut Ricoeur (dalam Endraswara, 2011:42), hermeneutik berusaha memahami makna sastra yang ada di balik struktur. Pemahaman makna tidak hanya pada simbol, tetapi memandang sastra sebagai teks. Di dalam teks ada konteks yang bersifat polisemi. Jadi, haruslah menukik ke arah teks dan konteks sehingga ditemukan makna utuh.

Penafsiran teks sastra setidaknya mengikuti salah satu atau lebih dari enam rambu-rambu penafsiran berikut.

1) Penafsiran yang bertitik tolak dari pendapat, bahwa teks sendiri sudah jelas. 2) Penafsiran yang berusaha menyusun kembali arti historik.

(7)

3) Penafsiran hermeneutik baru yang terutama diwakili oleh Gadamer berusaha memadukan masa silam dan masa kini.

4) Penafsiran yang bertolak pada pandangannya sendiri mengenai sastra.

5) Penafsiran yang berpangkal pada problematik tertentu, misalnya dari aspek politik, psikologis, moral, dan sebagainya.

6) Tafsiran yang tak langsung berusaha agar memadai sebuah teks diartikan, tetapi hanya ingin menunjukkan kemungkinan-kemungkinan yang tercantum dalam teks sehingga pembaca dapat menafsirkannya.

Secara garis besar, jika karya sastra telah jelas kapan ditulis dan tanpa mengalami transformasi, maka akan digunakan penafsiran melalui empat langkah utama. Keempat langkah yang dimaksud yaitu.

1) menentukan arti langsung yang primer; 2) bila perlu menjelaskan arti-arti implisit; 3) menentukan tema;

4) memperjelas arti-arti simbolik dalam teks.

Teori hermeneutik ini digunakan dalam proses penafsiran tanda-tanda pada teks Pupulan Puisi Bali Modern Denpasar Lan Don Pasar. Caranya dengan melihat arti berdasarkan pendapat teks, pandangan masa silam dan masa kini berdasarkan situasi dan kondisi masyarakat Kota Denpasar. Problematika yang ditemukan di dalam teks. Selain itu, teori ini digunakan dalam membantu teori inti untuk membedah seluruh masalah di antara bentuk, fungsi, dan makna.

(8)

2.3.2 Teori Semiotik

Hoed (2014:5) menyatakan bahwa semiotik adalah ilmu tentang tanda. Tanda adalah segala hal, baik fisik maupun mental, baik di dunia maupun di jagat raya, baik di dalam pikiran manusia maupun sistem biologi manusia dan hewan , yang diberi makna oleh manusia. Jadi tanda adalah tanda hanya apabila bermakna bagi manusia.

Menurut Pierce (dalam Zoest, 1992:1) teori semiotik merupakan ilmu tentang tanda. Tanda-tanda yang dimaksud Pierce ini memungkinkan manusia untuk berpikir, berhubungan dengan manusia lain, dan memberikan makna tentang apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu dapat berupa gagasan, pikiran, perasaan. Salah satu sistem tanda yang mempunyai konvensi sendiri adalah sistem tanda dalam karya sastra.

Menurut Pradopo (2007:120), karya sastra merupakan struktur yang bermakna. Hal ini mengingat bahwa karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang menggunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra sudah merupakan sistem semiotik atau ketandaan, yaitu sistem ketandaan yang mempunyai arti. Medium karya sastra bukanlah bahan yang bebas (netral) seperti bunyi pada seni musik ataupun warna pada lukisan. Warna cat sebelum digunakan dalam lukisan masih bersifat netral, belum mempunyai arti apa-apa; sedangkan kata-kata (bahasa) sebelum digunakan dalam karya sastra sudah merupakan lambang yang mempunyai arti yang ditentukan oleh perjanjian masyarakat (bahasa) atau ditentukan oleh konvensi masyarakat.

(9)

Lambang-lambang atau tanda-tanda kebahasaan tersebut berupa satuan-satuan bunyi yang mempunyai arti oleh konvensi masyarakat. Bahasa tersebut merupakan sistem ketandaan yang berdasarkan atau ditentukan oleh konvensi (perjanjian) masyarakat. Sistem ketandaan disebut sebagai semiotika. Begitu juga ilmu yang mempelajari sistem tanda-tanda disebut semiotik atau semiologi.

Pertama kali yang penting dalam lapangan semiotik, lapangan sistem tanda adalah pengertian tanda. Ada dua prinsip dalam pengertian tanda, yaitu: penanda dan petanda. Penanda yang menandai yang merupakan bentuk tanda, sedangkan petanda atau yang ditandai, yang merupakan arti tanda. Di dalam hubungan penanda dan petanda ada tiga jenis tanda pokok, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda hubungan antara penanda dan petanda bersifat persamaan bentuk alamiah, misalnya potret orang menandai orang yang dipotret (berarti orang yang dipotret), gambar kuda tersebut menandai kuda yang nyata (Budiman, 2006:51--55).

Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat. Misalnya, asap itu menandai api, suara itu menandai orang atau sesuatu yang mengeluarkan suara. Simbol adalah tanda yang tidak menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Hubungan di antaranya bersifat arbitrer atau semau-maunya, hubungannya berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat. Sebuah sistem tanda yang utama yang menggunakan lambang adalah bahasa. Arti simbol ditentukan oleh masyarakat. Misalnya kata ibu berarti ‘orang yang melahirkan

(10)

kita‘ itu terjadinya atas konvensi atau perjanjian masyarakat bahasa Indonesia (Budiman, 2006:56--60).

Teori semiotik adalah teori inti yang digunakan dalam menganalisis makna wacana lingkungan dalam Pupulan Puisi Bali Modern Denpasar Lan Don Pasar. Dianalisis tanda-tanda dalam teks puisi sehingga dapat diperoleh arti dan makna Pupulan Puisi Bali Modern Denpasar Lan Don Pasar.

(11)

2.4 Model Penelitian

Pupulan Puisi Bali Modern Denpasar Lan

Don Pasar

Teori Hermeneutik dan Teori Semiotik

Wacana Lingkungan

Fungsi Wacana Lingkungan dalam Pupulan Puisi Bali Modern Denpasar

Lan Don Pasar Bentuk Wacana

Lingkungan dalam Pupulan Puisi Bali Modern Denpasar

Lan Don Pasar

Makna Wacana Lingkungan dalam Pupulan Puisi Bali Modern Denpasar

Lan Don Pasar Metode Penelitian

Kualitatif

(12)

Keterangan Model Penelitian = Objek Penelitian = Teori = Metode penelitian = Objek Kajian = Hasil Penelitian = Hubungan langsung = Hubungan langsung = Hubungan langsung = Hubungan langsung = Hubungan langsung = Saling Berhubungan

Pupulan Puisi Bali Modern Denpasar Lan Don Pasar adalah objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Kumpulan puisi ini dibedah dengan menggunakan teori semiotika dan pendekatan strukturalisme semiotik. Penelitian ini terfokus kepada masalah lingkungan yang ada dalam buku kumpulan puisi tersebut. Dari hasil penelitian nantinya diperoleh bagaimana bentuk, fungsi, dan makna wacana lingkungan yang terdapat dalam Pupulan Puisi Bali Modern Denpasar Lan Don Pasar.

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi dan persepsi pengunjung/jamaah pada Masjid Agung Jawa Tengah adalah pengunjung Masjid Agung Jawa Tengah mayoritas adalah jamaah domestik yang berasal dari

(2006), “Analisis faktor psikologis konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian roti merek Citarasa di Surabaya”, skripsi S1 di jurusan Manajemen Perhotelan, Universitas

Menganalisis akurasi metode non-parametrik CTA dengan teknik data mining untuk klasifikasi penggunaan lahan menggunakan citra Landsat-8 OLI serta menerapkan hasil dari KDD

Setelah menentukan tingkat resiko kontrol, auditor akan melakukan pengujian terhadap kontrol, dalam hubungannya dengan audit sistem informasi maka yang diuji adalah kontrol

Manfaat secara akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pengembangan ilmu pengetahuan di bidang teknik pertambangan khususnya

e-ASPIRASI KEMENKES 2015 atau Anugerah Situs Inspirasi Sehat Indonesia merupakan kegiatan penilaian website unit di lingkungan Kementerian Kesehatan RI kedua

Pada saat seorang mufassir melakukan penafsiran terhadap teks agama, maka mereka dipengaruhi oleh lingkungan budaya-primordial 5 yang telah melekat di dalam dirinya, oleh