• Tidak ada hasil yang ditemukan

FRAKTUR ZYGOMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FRAKTUR ZYGOMA"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

FRAKTUR ZYGOMA

FRAKTUR ZYGOMA

Tim jaga selasa, 10 april 2012 Tim jaga selasa, 10 april 2012

dr. Tjendono, dr. Ario B dr. Tjendono, dr. Ario B dr. Yosef, dr. Vito, dr. Endro dr. Yosef, dr. Vito, dr. Endro dr. Jose, dr. Hery, dr. Moser dr. Jose, dr. Hery, dr. Moser

(2)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Fraktur maksilofasial : fraktur yang terjadi pada

Fraktur maksilofasial : fraktur yang terjadi pada

tulang-tulang

wajah

(os

frontal,

temporal,

tulang-tulang

wajah

(os

frontal,

temporal,

orbitozig

orbitozigomatikus, nasal, maksila

omatikus, nasal, maksila dan mandibula)

dan mandibula)

Etiologi : KLL, trauma olahraga, kekerasan

Etiologi : KLL, trauma olahraga, kekerasan

Fraktur midfasial :

Fraktur midfasial :

1.

1. ffrrak

aktu

tur zig

r zigom

oma

ati

tikkom

omak

aksi

sila

larr

(zygomaticomaxillry

(zygomaticomaxillry comple

complex 

/ZMC)

/ZMC)

2

2.. ffrra

akkttu

urr

Le fort 

Le fort 

3.

3. F

Frrak

aktu

tur

r n

nas

asoo

oorb

rbiittoe

oeth

thm

moi

oid

d

(nasoorbitalethmoid 

(nasoorbitalethmoid 

/NOE)

/NOE)

Fraktur zigoma merupakan salah satu fraktur

Fraktur zigoma merupakan salah satu fraktur

midfasial yang paling sering terjadi

midfasial yang paling sering terjadi

(3)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Fraktur maksilofasial : fraktur yang terjadi pada

Fraktur maksilofasial : fraktur yang terjadi pada

tulang-tulang

wajah

(os

frontal,

temporal,

tulang-tulang

wajah

(os

frontal,

temporal,

orbitozig

orbitozigomatikus, nasal, maksila

omatikus, nasal, maksila dan mandibula)

dan mandibula)

Etiologi : KLL, trauma olahraga, kekerasan

Etiologi : KLL, trauma olahraga, kekerasan

Fraktur midfasial :

Fraktur midfasial :

1.

1. ffrrak

aktu

tur zig

r zigom

oma

ati

tikkom

omak

aksi

sila

larr

(zygomaticomaxillry

(zygomaticomaxillry comple

complex 

/ZMC)

/ZMC)

2

2.. ffrra

akkttu

urr

Le fort 

Le fort 

3.

3. F

Frrak

aktu

tur

r n

nas

asoo

oorb

rbiittoe

oeth

thm

moi

oid

d

(nasoorbitalethmoid 

(nasoorbitalethmoid 

/NOE)

/NOE)

Fraktur zigoma merupakan salah satu fraktur

Fraktur zigoma merupakan salah satu fraktur

midfasial yang paling sering terjadi

midfasial yang paling sering terjadi

(4)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Fraktur midfasial merupakan tantangan di bidang bedah

Fraktur midfasial merupakan tantangan di bidang bedah

Cedera zygomatik bervariasi dengan demografi pasien dan

Cedera zygomatik bervariasi dengan demografi pasien dan

lokasi institusi yang melaporkan

lokasi institusi yang melaporkan

Tujuan utama perawatan fraktur fasial adalah rehabilitasi

Tujuan utama perawatan fraktur fasial adalah rehabilitasi

penderita secara maksimal :

penderita secara maksimal :

1.

1. P

Pen

enyem

yembuh

buhan tu

an tulang

lang ya

yang

ng cepa

cepatt

2.

2. P

Peng

engemb

embali

alian fu

an fung

ngsi ok

si okule

ulerr

3.

3. Fu

Fung

ngsi

si pe

peng

ngun

unyyah

ah

4.

4. Fu

Fung

ngsi

si hi

hidu

dun

ng

g

5.

5. P

Perb

erbaik

aikan f

an fun

ungsi

gsi bic

bicar

ara

a

6.

6. Menc

Mencapai s

apai susun

usunan w

an wajah d

ajah dan gig

an gigi-ge

i-geligi

ligi ya

yang

ng

memenuhi estetis, oklusi dan mengurangi rasa sakit

(5)

TINJAUAN ANATOMI

TINJAUAN ANATOMI

Zygoma

Zygoma

memiliki

memiliki

empat

empat

proyeksi

proyeksi



bentuk

bentuk

quadrangular atau tetrapod

quadrangular atau tetrapod

1

1.. B

Biid

da

an

ng

g ffrro

on

ntta

all

2

2.. T

Te

em

mp

po

orra

all

3

3.. M

Ma

akkssiilla

a

4

4.. S

Sp

ph

he

en

no

oiid

d

Fraktur komplek zygoma melibatkan dasar orbita

Fraktur komplek zygoma melibatkan dasar orbita

(6)

Os zygoma, pandangan submental (A) dan

frontolateral (B)

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

PENEGAKAN DIAGNOSA

Kebanyakan fraktur zygoma berhubungan

dengan cedera lainnya

Initial assessment :

1. Penanganan komplikasi yang mengancam

nyawa

Perdarahan

Gangguan airway

Aspirasi

Cedera cervical

2. Setelah pasien stabil

pemeriksaan

 facial 

(12)

PENEGAKAN DIAGNOSA

Mekanisme trauma

Gejala :

1. Nyeri, oedem periorbital, dan ekimosis

2. Paresthesia / anesthesia

Diatas pipi,hidung lateral, bibir atas, dan gigi

anterior maksila

3.Trismus

4.Epistaksis

(13)
(14)

PENEGAKAN DIAGNOSA

Pemeriksaan fisik :

1. Evaluasi cedera tulang dan

soft tissue

2. Ketajaman visual, status bola mata dan retina

3. Pemeriksaan Nn. Craniales (II, III, IV, V, VI)

Tanda :

1. Ekimosis dan oedem

2. Depresi eminensia + infraorbita rim

penurunan pipi

3. Hemoragi subkonjungtiva

4. Lateral canthal dystopia

5. Diplopia dan enophthalmos

6. Gangguan gerak mandibula

(15)

PENEGAKAN DIAGNOSA

Pemeriksaan radiologis

1. CT Scan

gold standart

2. Foto polos :

a.

Water’s View

b.

Caldwell’s View

(16)

CT scan axial of the orbit demonstrating disruption of the zygomatic arch.

(17)

CT Scan Coronal, terlihat gambaran zygomaticomaxillary buttress dekstra dan fraktur dasar orbital dengan

(18)

The Waters view

A. Schematic showing positioning for a Waters projection. (CM, canthomeatal line; CR, central ray) B. Radiograph of a Waters projection. The petrous ridge lies below the maxillary sinus. (a, frontal sinus; b, medial orbital wall; c, innominate line; d, inferior orbital rim; e, orbital floor; f, maxillary antrum; g, superior orbital fissure; h, zygomatic-frontal suture; i, zygomatic arch)

(19)

Caldwell projection

A. Schematic showing positioning for a Caldwell projection. (CM, canthomeatal line; CR, central ray) B. Radiograph of a Caldwell projection. The petrous ridge is positioned at the orbital floor. Detail of the orbital floor and maxillary sinus is blocked. C. The radiograph is taken at a steeper angle so the petrous ridge is now positioned lower within the maxillary antrum. (a, frontal sinus; b, innominate line; c, inferior orbital rim; d, posterior orbital floor; e, superior orbital fissure; f, greater wing of sphenoid;g, ethmoid sinus; h, medial orbital wall; i, petrous ridge; j, zygomatic-frontal suture; k,

(20)

BASAL PROJECTION (SUBMENTO-VERTEX)

A. Schematic showing positioning for a basal projection. (CR, central ray; IM, infraorbitomeatal line) B. Radiograph of a basal projection. (a, zygomatic arch; b, orbit; c, lateral orbital wall; d, posterior wall of maxillary sinus; e, pterygoid plate; f, sphenoid sinus)

(21)

KLASIFIKASI FRAKTUR

Manson et.al. ( tahun 1990)

didasarkan pada pola segmentasi dan pergeseran

1.

Low-energy zygoma fractures

Fraktur yang memperlihatkan sedikit atau tidak

ada pergeseran

2. Middle-energy zygoma fractures

Fraktur complete pada seluruh artikulasi

dengan pergeseran ringan hingga moderat

3.

High-energy zygoma fractures

Ditandai dengan serpihan pada orbita lateral

dan pergeseran lateral dengan segmentasi pada

(22)

KLASIFIKASI FRAKTUR

(23)

KLASIFIKASI FRAKTUR

• Middle-energy fracture. A. axial CT scan, terlihat gambaran

displacement pada lateral orbital wall. B. Coronal CT scan terlihat gambaran fraktur dan minimal displacement pada infraorbital rim. C. coronal CT scan terlihat gambaran mild displacement pada zygomaticomaxillary buttress.

(24)

KLASIFIKASI FRAKTUR

High-energy zygoma fractures

.A. Axial CT scan terlihat gambaran pada lateral bowing and

segmentation pada arkus zygomatikus. B. Coronal CT reconstruction terlihat gambaran comminution pada zygomaticomaxillary buttress, infraorbital rim dan dasar orbita

(25)

PENATALAKSANAAN

Penanganan fraktur kompleks zygomatik dan arcus

zygomatik bergantung pada tingkat pergeseran dan

resultan estetik dan defisit fungsional

Fraktur Arcus Zygomatik

Fraktur arcus zygomatik yang tidak bergeser

dan tergeser minimal (

Low-energy)

Konservatif 

Middle/High-energy zygoma fractures

:

1. Gillies temporal approach

2. Supraorbital approach

3. Buccal sulcus approach

less popular

(26)

PENATALAKSANAAN

Gillies’s approach to reduce zygomatic arch fracture. A, Temporal 

incision through subcutaneous and superficial fascia down to the deep temporal fascia. B , Reduction of fracture with elevator 

(27)

PENATALAKSANAAN

Algoritm for Zygomatic complex fracture without need for  internal orbit reconstruction

(28)

PENATALAKSANAAN

Carroll-Girard screw placed Transcutaneously untuk fraktur  komplek zygomaticus

(29)

PENATALAKSANAAN

Frontal view illustrating periorbital incision sites. A, Four 

different incisions for repair of zygoma fractures. B, Upper eyelid  incision within the lateral supratarsal fold. C, Transconjuctival 

(30)

PENATALAKSANAAN

1. Intraoral exposure dan fiksasi pada fraktur zygomaticomaxillary buttress

2. Fiksasi pada fraktur zygomaticofrontal buttress dengan insisi supratarsal fold

3. Fiksasi pada fraktur infraorbital rim dengan insisi subciliary incision.

(31)

KOMPLIKASI

1. Paresthesia Infraorbita

2. Malunion dan asimetris

3. Enophtahlmos

4. Diplopia

5. Hyphema Traumatik

6. Trauma Neuropathy Optik

7. Sindrom Superior Orbital Fissure

8. Perdarahan retrobulbar

(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

Laporan kasus

Seorang laki-laki 17 th datang ke IRDA bedah dengan keluhan utama nyeri kepala setelah terjatuh dari sepeda motor 2 hari yang lalu.Kiriman dari RS Bakti Asih, Brebes dengan diagnosa EDH terpasang infus RL 1 jalur.

RPS

 2 hari smrs saat penderita sedang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan sedang, helm (-), tanpa disadari motor melewati  jalan yang berlubang, penderita berusaha menghindar ke kiri,

tiba-tiba dari arah belakang muncul motor lain dengan kecepatan tinggi, penderita tertabrak, motor terjatuh ke arah kiri, pingsan (+), muntah (+), keluar darah dari kepala sebelah kiri depan, lalu oleh penolong dibawa ke RS. Bakti Asih, dirawat 2 hr , dilakukan CT Scan dan didiagnosa EDH, oleh karena tidak ada ahli bedah saraf, penderita dirujuk ke RSDK

(37)

P F :

Keadaan umum : sadar,GCS E3M6V5:14 Tanda vital : T : 120/90 mmhg

N: 64 x/mnt RR: 28 x/mnt

t : 36,8 ºC (A) Kepala dan leher :

• Conjungtiva palpebra anemis (-) • Pupil isokor 3mm, RC +/+

• Hematom periorbita +/+

• Diplopia , penurunan visus

(38)

Dada : Jejas (-)

Jantung : I : IC tak tampak 

P : IC teraba di ICS 5, 2 cm medial LMCS P : Konfigurasi w.n.l

A : Sj murni Paru : I : SSD

P : Stem fremitus ka = ki P : Sonor seluruh lap.paru

A :Suara dasar vesikuler,St (-) Abdomen :I : Datar,jejas (-)

P : Supel, NT (-), DM (-)

P : Timpani, PH (+), PS (+), PA (-) A : BU + N

(39)

Genital : Pria, dbn

Ekstremitas : Superior Inferior

motorik +5+5+5/+5+5+5 +5+5+5/+5+5+5 sensibilitas + / + + / +

Status lokalis : Regio frontal

I : Tampak 1 buah luka sudah dijahit, rembes (-), warna seperti kulit sekitar

Pa : Panjang luka 5 cm Regio temporal sinistra

I : Tampak 1 buah luka sudah dijahit, rembes (-), warna seperti kulit sekitar

Pa : Panjang luka 4 cm Regio facial

I : Tampak asimetri wajah

(40)

DX :

• EDH regio frontobasal sinistra ± 42cc, GCS E3M6V5 :14 • Fraktur basis cranii fossa anterior

• Fr. os zygoma sinistra

(41)

Lab : Hb : 10,25 g/dL Na : 136 mmol/L Ht : 29,9 % K : 4,5 mmol/L WBC : 7.860 /mm3 Cl : 108 mmol/L Plt : 177.600/mm3 GDS : 95 mg/dL PPT : 10,3/10,4 dtk Ureum : 46 mg/dL PTTK : 21,2/32,5 dtk Creatinin : 1,03 mg/dL X-foto cranium AP/Lat (RSU Brebes)

CT-Scan (RSU Brebes) DX :

• EDH regio frontobasal sinistra ± 42cc, GCS E3M6V5 :14 • Fraktur basis cranii fossa anterior

• Fr. os zygoma sinistra

(42)

Management : • Informed concent • Inf RL 20 tpm • Inj Ceftriakson 2 gr IV • Inj Ketorolak 30 mg IV • Inj Ranitidin 50 mg IV

• Pro kraniotomi evakuasi, lapor senior on site dan senior

(43)

Laporan Operasi.

 – 

Penderita tidur terlentang dalam GA

 – 

Desinfeksi lapangan operasi, persempit dengan doek steril

 – 

Insisi lmelanjutkan luka lama, lapis demi lapis

 – 

Burr hole pada empat tempat, pada frontobasal dan depan sutura

coronaria

 – 

EDH (+), dilakukan craniotomi

 – 

Gantung dura keliling pada delapan tempat

 – 

Evakuasi EDH, vol ± 40 cc, sumber perdarahan dari arteri

meningea anterior dan frakture site

 – 

Rawat perdarahan, cuci dengan perhidrol dan NaCl 0,9 %

 – 

Kembalikan tulang, pasang drain dengan NGT no 12

 – 

Jahit lapis demi lapis,

 – 

Operasi selesai

(44)

Dx. :

• EDH frontobasal sinistra ± 42 cc, GCS E3M6V5=14, post

craniotomi evakuasi hematom

• Fraktur basis cranii fossa anterior • Fraktur os zygoma sinistra

• Multipel VL (regio frontal sisi sinistra, regio temporal

sinistra)

(45)
(46)
(47)
(48)
(49)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan fraktur maksilofasial dan kelainan intrakranial pada CT-scan kepada di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Pada penelitian ini juga ditemukan hubungan yang bermakna antara beberapa marker koagulasi dengan gambaran Head CT-scan dan juga ada tidaknya perdarahan pada gambaran Head

Gambaran CT scan sangat tergantung stadium penyakit .akan terlihat gambaran mulai dari penebalan dinding yang setempat karena edema ,pada stadium lebih lanjut

Tanda klinik yang nampak pada anjing yang mengalami fraktur adalah kesulitan dan kesakitan ketika anjing bergerak, hewan terlihat mengangkat kaki yang mengalami fraktur

Problematika fisioterapi yang dapat ditemukan pada kasus fraktur colles dekstra diantaranya adalah imparment (1) nyeri tekan dan nyeri gerak pada daerah wrist

artefak yang ada pada citra ct scan Sinus Paranasal pengguna gigi

Pada penelitian ini juga ditemukan hubungan yang bermakna antara beberapa marker koagulasi dengan gambaran Head CT-scan dan juga ada tidaknya perdarahan pada gambaran Head

Oleh karena mahalnya suatu pemeriksaan penunjang seperti CT scan ataupun foto polos hidung dan sinus paranasal, dan sering nya overlapping gambaran pada penyakit