• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI LOKASI DAN RENCANA PEMBANGUNAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II DESKRIPSI LOKASI DAN RENCANA PEMBANGUNAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DESKRIPSI LOKASI DAN RENCANA PEMBANGUNAN

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Kabupaten Samosir merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Toba Samosir yang dibentuk dengan UU No. 36 tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara, yang diresmikan tanggal 7 Januari 2004 oleh Menteri Dalam Negeri RI dan Pelantikan Penjabat Bupati Samosir oleh Gubernur Sumatera Utara atas nama. Menteri Dalam Negeri tanggal 15 Januari 2004 serta roda Pemerintahan mulai berjalan tanggal 27 Pebruari 2004. Pada tanggal 13 September 2005, Bupati dan Wakil Bupati defenitif hasil Pilkada 2005 telah dilakukan pelantikan oleh Gubernur Sumatera Utara atas nama Menteri Dalam Negeri.22

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1.1 Geografi

Kabupaten Samosir berada pada 2˚21’38” - 2˚49’48” LU dan 98˚24’00”-99˚01’48” BT, dengan batas wilayah di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Pakpak Barat (Gambar 1 Peta Administrasi Kabupaten Samosir).

22 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir 2012, II-4 (Evaluasi Pelaksanaan Rkpd Tahun

(2)

Gambar 2.1

Peta Administrasi Kabupaten Samosir

Kabupaten Samosir memiliki luas wilayah 206,905 Ha yang terdiri dari luas daratan 144,425 Ha dan perairan Danau Toba 62,480 Ha. Secara administratif terdiri dari 9 Kecamatan, 111 Desa dan 6 Kelurahan. Lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kabupaten Samosir Berdasarkan Kecamatan Tahun 2009

Sumber : Samosir Dalam Angka 2010

No. Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Kelurahan Luas Wil (Km²) % Luas 1 Sianjur Mula-mula 11 - 140,20 9,71 2 Harian 11 - 560,45 38,81 3 Sitio-tio 6 - 50,76 3,51 4 Onan Runggu 12 - 60,89 4,22 5 Nainggolan 10 2 87,86 6,08 6 Palipi 13 - 129,55 8,97 7 Ronggurnihuta 8 - 94,87 6,57 8 Pangururan 25 3 121,43 8,41 9 Simanindo 15 1 198,20 13,72 Jumlah 111 6 1.444,25 100

Kab. Humbang Hasundutan Kab. Pakpak Barat

Kab. Dairi Kab. Karo Kab. Simalungun Kab. Toba Samosir K a b u p a t e n S a m o s i r Danau Toba

Kab. Tapanuli Utara Danau Toba

(3)

Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian 904– 2.157 m dpl, topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam yaitu datar (± 10%), landai (± 20%), miring (± 55%) dan terjal (± 15%). Struktur tanahnya labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik. Komposisi tanah didominasi tanah Diatomea, pasir bercampur tanah liat, dan kapur. Daerah Kabupaten Samosir tergolong ke dalam daerah beriklim tropis basah dengan suhu berkisar antara 170C - 290C dan rata-rata kelembaban udara sebesar 85,04 persen.

Sementara itu, rata-rata banyaknya hari hujan tiap bulan selama tahun 2009 yang tertinggi terdapat di Kecamatan Onan Runggu yaitu 14,17 hari hujan, disusul oleh Kecamatan Ronggur Nihuta 13,75 hari hujan, Kecamatan Sianjur Mula-mula 13,00 hari hujan, Kecamatan Palipi 12,42 hari hujan, Kecamatan Pangururan 10,67 hari hujan, Kecamatan Harian 10,58 hari hujan, Kecamatan Nainggolan 10,33 hari hujan, Kecamatan Simanindo 8,58 hari hujan, dan yang terkecil adalah di Kecamatan Sitiotio 7,42 hari hujan.23

2.1.1.2 Demografi

Kabupaten Samosir dengan luas daratan 1.444,25 km2 didiami 132.023 jiwa penduduk dengan kepadatan 91,41 jiwa/km2pada tahun 2009. Penduduk laki-laki sebanyak 65.023 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 67.000 jiwa. Sebagai ibukota kabupaten, Kecamatan Pangururan merupakan kecamatan dengan penduduk terbanyak yaitu 30.178 jiwa dan Kecamatan Harian merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu 6.859 jiwa. Begitu juga halnya dengan kepadatan penduduk, Kecamatan Pangururan merupakan kecamatan terpadat penduduknya yaitu 248,52 jiwa/km2 dan Kecamatan Harian merupakan kecamatan paling jarang penduduknya yaitu 12,24 jiwa/km2. Jumlah rumah tangga terbanyak

23 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir 2012, II-5 (Evaluasi Pelaksanaan Rkpd Tahun

(4)

ada di Kecamatan Pangururan yaitu sebanyak 7.074 RT dan rumah tangga yang paling sedikit ada di Kecamatan Harian yaitu 1.996 RT.24

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Samosir Menurut Kecamatan Tahun 2009

No. Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km2) Rumah Tangga 1. Sianjur Mula-mula 11.138 79,42 2.639 2. Harian 6.859 12,24 1.996 3. Sitiotio 8.780 172,97 2.095 4. Onan Runggu 12.768 209,69 2.987 5. Nainggolan 13.350 151,95 3.419 6. Palipi 18.963 146,38 4.154 7. Ronggur Nihuta 10.003 105,44 2.103 8. Pangururan 30.178 248,52 7.074 9. Simanindo 19.984 100,83 5.301 TOTAL 2009 132.023 91,41 31.768 2008 131.549 91,08 31.274 2007 131.205 90,85 29.744 2006 130.662 90,47 27.215 2005 130.568 90,41 27.086

Sumber : Samosir Dalam Angka, 2010

2.1.1.3 Pariwisata

a. Wisata Pantai

Dengan keindahan Danau Toba yang didukung oleh pantai yang ada hampir semua pinggiran daratan Kabupaten Samosir merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan berbagai event wisata dan olahraga antara lain ; Jet Sky, Volley Pantai, Dayung dan Renang serta olahraga pantai lainnya.

b. Wisata Budaya

Kabupaten Samosir terkenal dengan sebutan asal-muasal bagi semua orang batak sehingga banyak terdapat situs budaya dan adat-istiadat yang sangat unuk dan menarik yang dapat disajikan sebagai objek tujuan wisata seperti : Batu hobon dan

24 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir 2012, II-5 (Evaluasi Pelaksanaan Rkpd Tahun

(5)

perkampungan si Raja Batak di Kecamatan Sianjur Mula-mula, Makam Raja Sidabutar, Meja persidangan Siallagan, Tari tradisional, Tortor, Sigale-gale di Kecamatan Simanindo.

c. Wisata Alam

Alam Kabupaten Samosir yang didominasi pegunungan, sehingga menciftakan suatu panorama alam yang sangat indah sangat berpotensi dijadikan sebagai wisata alam antara lain : Danau Sidihoni (danau diatas danau), Pea Porongan berada di Kecamatan Ronggur Nihuta; Mata air tanjungan pemandangan indah Tuktuk Siadong, pulo Malau berada di Kecamatan Simanindo; Tano Ponggol, pemandian air panas berada di kecamatan Pangururan,; Air tujuh rasa berada di kecamatan Sianjur mula-mula. Disamping Panorama alam di atas masih banyak dijumpai objek wisata alam yang lain seperti : Goa alam yang beraada di Kecamatan Palipi dan Simanindo, Air Terjun Efrata di Kecamatan Harian, Air Terjun Bonandolok di kecamatan Sianjur mula-mula, Panjat Tebing di Kecamatan Onan Runggu, dan mata air pemandian Boru Saroding di Kecamatan Sitio-tio. Alam Kabupaten Samosir juga sangat sesuai dikembangkan sebagai arena olahraga tantangan seperti : gantole, sepeda gunung, festival Layang-layang, dan lain-lain.

d. Wisata Rohani

Beberapa tempat di Kabupaten Samosir mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai wisata rohani antara lain : pegunungan Pusuk Buhit saat ini sudah banyak dikunjungi untuk wisata rohani yang berada di kecamatan Palipi. 25

2.1.2 Pemerintahan Umum

Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, kelembagaan perangkat daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah mendapat Persetujuan Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Samosir dan klarifikasi dari Gubernur Sumatera Utara. Pembentukan organisasi perangkat daerah tersebut berdasarkan PP

25 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir 2012, III-89 (Rancangan Kerangka Ekonomi

(6)

No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Berdasarkan ketentuan tersebut maka dibentuk dan ditetapkan kelembagaan perangkat daerah Kabupaten Samosir yang terdiri dari :

a) Sekretariat Daerah Kabupaten Samosir dan Sekretariat DPRD Kabupaten Samosir

b) 12 Dinas Daerah

c) 7 Badan (Lembaga Teknis Daerah) dan Inspektorat setara Badan d) 2 Kantor dan Satpol PP serta RSU setingkat Kantor

e) 9 Kantor Kecamatan

Adapun Satuan Kerja Perangkat Daerah kabupaten Samosir yaitu :

1. Dinas Pendidikan

2. Unit sekolah SMP/SMA/SMK 3. Dinas Kesehatan

4. Rumah Sakit Umum Daerah 5. Dinas Pekerjaan Umum

6. Dinas Tata Ruang, Permukiman, Kebersihan dan Pertamanan 7. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

8. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

9. Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Pengembangan 10. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

11. Kantor Keluarga Berencana

12. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Pemuda dan Olah Raga 13. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan 14. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 15. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik

16. Satuan Polisi Pamong Praja 17. DPRD

(7)

19. Sekretariat Daerah 20. Sekretariat DPRD

21. Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah 22. Inspektorat Kabupaten

23. Kantor Kecamatan Pangururan 24. Kantor Kecamatan Simanindo 25. Kantor Kecamatan Palipi 26. Kantor Kecamatan Nainggolan 27. Kantor Kecamatan Onan Runggu 28. Kantor Kecamatan Ronggur Nihuta 29. Kantor Kecamatan Sianjur Mulamula 30. Kantor Kecamatan Harian

31. Kantor Kecamatan Sitiotio 32. Badan Kepegawaian Daerah

33. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

34. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Otonomi Desa 35. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

36. Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan 37. Dinas Kehutanan dan Perkebunan

38. UPTD Kebun Raya Samosir 39. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

2.2 Pembangunan Kabupaten Samosir

Pembangunan di Indonesia pada dasarnya adalah melalui beberapa tahapan dan proses yang meliputi proses perencanaan, pengerjaan atau implementasi, evaluasi dan pertanggungjawaban. Maka demikian halnya dalam pembangunan di kabupaten Samosir adalah berdasarkan beberapa proses yang telah diatur dalam perundang-undangan yaitu Peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tatacara

(8)

penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah sebagai pedoman setiap daerah menjalankan pembangunan di daerah masing-masing.

Kepala daerah menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas perencanaan pembangunan daerah di daerahnya. Dalam menyelenggarakan pembangunan dan perencanaan daerah, kepala daerah dibantu oleh Bappeda, sedangkan pimpinan satuan kerja perangkat daerah menyelenggarakan perencanaan dan pembangunan daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya.26

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, setiap daerah diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang memuat rencana pembangunan daerah untuk 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang memuat penjabaran RPJPD dalam 5 tahunan dan Rencana Kerja Tahunan yang sering disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Fungsi manajemen terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu adanya proses perencanaan, tahapan pelaksanaan dan tahapan pengendalian dan pengawasan. Maka hal-hal yang berkaitan dengan proses perencanaan pembangunan dilakukan berdasarkan sebuah musyawarah (Musrenbang) di tingkatan desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan secara nasional. Sedangkan untuk tahapan pelaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan dan stabilitas perekonomian maka belanja daerah dirinci sampai unit organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja.

RPJMD Kabupaten merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati/Wakil Bupati yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Kabupaten dan memperhatikan RPJM Provinsi, memuat arah kebijakan keuangan, strategi pembangunan, kebijakan umum dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten dan program kewilayahan disertai dengan 26 Pasal Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

(9)

rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif dalam kurun waktu 5 tahun.

RKPD Kabupaten merupakan penjabaran dari RPJM Kabupaten dan mengacu pada RKPD Provinsi, memuat rancangan kerangka ekonomi, prioritas pembangunan, rencana kerja dan pendanaan, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dalam kurun waktu 1 tahun.

Renstra-SKPD Kabupaten memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah serta berpedoman kepada RPJMD Kabupaten dan bersifat indikatif dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

Renja-SKPD Kabupaten disusun dengan berpedoman kepada Renstra SKPD Kabupaten dan mengacu kepada RKPD Kabupaten, memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dalam kurun waktu 1 tahun.

2.2.1 RPJMD

Visi pembangunan Kabupaten Samosir pada RPJMD tahap II adalah “Samosir

Menjadi Daerah Tujuan Wisata Lingkungan yang Inovatif 2015”.

Dalam rangka mewujudkan visi dimaksud, maka ditetapkan misi pembangunan daerah Kabupaten Samosir sebagai berikut:

1. Memantapkan Good Governance dengan dukungan SDM yang berkualitas serta prasarana dan sarana yang memadai dan berstandart;

2. Mengembangkan ekonomi kerakyatan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat dengan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang berkelanjutan dan terkendali;

(10)

3. Meningkatkan infrastruktur dan konservasi alam yang handal berdasarkan tata ruang yang mantap untuk mendukung industri pariwisata berbasis lingkungan dan budaya;

4. Meningkatkan kondusifitas daerah dengan mendorong pelaksanaan demokrasi dan penegakan hukum;

5. Mengembangkan jejaring yang sinergis kepada semua pihak.

2.2.2 RKPD

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan Dokumen Perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Utara. Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dihasilkan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Musrenbang RKPD di tingkat Kabupaten merupakan forum koordinasi antar instansi pemerintah dan partisipasi seluruh pelaku pembangunan untuk mengharmoniskan dan menyelaraskan program dan kegiatan pembangunan di daerah. Pembangunan daerah merupakan bagian dari kesatuan sistem pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh semua komponen masyarakat dan pemerintah menurut prakarsa daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Samosir tahun 2012 ini merupakan pedoman kebijakan untuk penyelenggaraan pembangunan, pelayanan dan pemberdayaan masyarakat Samosir yang tersusun dengan pendekatan

Partisipatif, Bottom Up Planning dan Top Down Planning yaitu dengan menampung

aspirasi masyarakat yang dijaring lewat musyawarah perencanaan pembangunan yang dilaksananakan secara berjenjang mulai dari Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi dan Nasional dan disinkronisasikan dengan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Samosir, Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Propinsi Sumatera Utara, Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(11)

Provinsi Sumatera Utara dan Rencana Kerja Pemerintah, sehingga mempunyai keterkaitan yang jelas dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara dan Rencana Kerja Pemerintah.

Perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Samosir dengan paradigma baru, yang lebih melibatkan peran serta masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan, menuju terwujudnya tata pemerintahan yang baik (good governance), dengan proses yang lebih partisipatif, memungkinkan masyarakat menyalurkan aspirasinya dan mampu memantau kinerja pemerintah, sehingga semakin meningkatkan transparansi dan akuntabilitas aparat pemerintah dalam mengakomodasi berbagai kepentingan masyarakat.

Tantangan dan persoalan Kabupaten Samosir yang dihadapi dalam membangun daerah ini tentu sangat banyak, namun Pemerintah Kabupaten Samosir konsisten untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga pada suatu saat dapat sejajar dengan daerah lain. Dalam mewujudkan prioritas pembangunan tersebut, pemerintah Kabupaten Samosir telah menyusun Grand Strategy dan Sasaran Strategy yang menjadi pedoman dalam menetapkan kegiatan-kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Samosir.

2.2.2.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan RKPD

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Pemerintah Kabupaten Samosir tahun 2012 dimaksudkan untuk memberikan pedoman kepada Pemerintah Kabupaten Samosir dalam menyusun Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Penetapan Prioritas Plafond Anggaran Sementara (PPAS) yang selanjutnya akan menjadi pedoman dalam menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD) Tahun Anggaran 2012. Adapun tujuan penyusunan RKPD ini adalah memberi landasan bagi terwujudnya pembangunan Kabupaten Samosir yang seimbang dan berkesinambungan dengan skala prioritas, baik antar SKPD dalam Kabupaten maupun Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.

(12)

Fungsi RKPD adalah :

1. Memberi arah bagi seluruh stakeholder dalam merumuskan dan menyusun rencana pembangunan daerah tahun 2012.

2. Menyatukan tujuan kegiatan semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka pencapaian visi dan misi yang telah dituangkan dalam RPJM-D Kabupaten Samosir 2011-2015.

3. Menjabarkan rencana strategis ke dalam rencana operasional.

4. Memberi arah dan pedoman kepada semua SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Samosir dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) masing-masing. 5. Instrumen bagi Pemerintah Daerah untuk mengukur kinerja penyelenggaraan

fungsi maupun urusan wajib dan pilihan daerah.

6. Memberi pedoman dasar pengawasan, monitoring dan evaluasi pada perencanaan serta penganggaran tahun berikutnya.

2.2.2.2 Proses dan Sistematika Penyusunan RKPD

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan dokumen yang digunakan sebagai pedoman bagi penyelenggaraan pemerintahan di daerah dan menjadi acuan bagi setiap SKPD dalam menyusun rencana kerja (Renja). RKPD memuat tiga substansi pokok yaitu: (1) Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah (RKED); (2) Prioritas Pembangunan Daerah; dan (3) Pagu Indikatif. Masing-masing substansi tersebut memuat rincian dan proses penyusunannya mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) 2011-2015, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2012 serta Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Utara tahun 2012. Proses Penyusunan RKPD Pemerintah Kabupaten Samosir tahun 2012 menggunakan lima pendekatan yaitu : teknokratik (ilmiah), partisipatif (peran serta stakeholders), bottom-up, top-down (proses musrenbang) dan politik.

(13)

2.2.3 RKPD Kabupaten Samosir Tahun 2012

2.2.3.1 Agenda Pengembangan Tata Kelola Pemerintahan, Meningkatkan Kapasitas SDM Aparatur dan Masyarakat

Agenda pengembangan tata kelola pemerintahan dan pengembangan kapasitas SDM aparatur dan masyarakat meliputi 5 (lima) tujuan yang hendak dicapai, yaitu:

a. Tujuan pertama : Menyelenggarakan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan. Untuk mencapai tujuan menyelenggarakan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan, maka sasaran yang ditetapkan adalah :

1. Meningkatnya kualitas pelayanan publik, dengan indikator sasaran : - SKPD menerapkan SPM;

- SKPD memiliki SOP.

2. Meningkatnya kualitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, dengan indikator sasaran :

- Pelaksanaan pembangunan tepat waktu;

- Pelaporan dan evaluasi yang akuntabel (LPJK, LKPJ, ILPPD dan LAKIP) tepat waktu;

- Pengawasan dan tindaklanjut temuan.

3. Meningkatnya penatausahaan keuangan dan pengelolaan anggaran berbasis kinerja, dengan indikator sasaran :

- Penyusunan APBD tepat waktu; - Peningkatan pendapatan daerah; - Menurunnya SiLPA;

- Tertibnya administrasi asset.

b. Tujuan kedua : Meningkatkan kualitas SDM

Untuk mencapai tujuan meningkatkan kualitas SDM, maka sasaran yang ditetapkan adalah:

(14)

- Tuntas wajib belajar 12 tahun;

- Meningkatnya tingkat kelulusan siswa;

- Meningkatnya rasio guru, murid dan ruang kelas; - Meningkatnya standar kompetensi guru;

- Meningkatnya rata-rata lama sekolah; - Angka Melek Huruf;

- Menurunnya angka Buta Huruf; - Meningkatnya APK dan; - Meningkatnya APM.

2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, dengan indikator sasaran : - Meningkatnya Angka Harapan Hidup;

- Menurunnya angka kematian ibu saat melahirkan; - Menurunnya angka kematian bayi;

- Tingkat prevalence gizi anak (garis merah); - Penerapan PHBS.

3. Meningkatnya partisipasi KB, dengan indikator sasaran : - Peningkatan jumlah PUS aktif KB;

- Laju pertumbuhan penduduk;

- Tingkat pertumbuhan keluarga pra sejahtera.

4. Meningkatnya kuantitas dan kapabilitas aparatur, dengan indikator sasaran: - Recruitmen SDM aparatur;

- Pendidikan dan pelatihan; - Pendidikan penjenjangan; - Reward and punishment.

5. Meningkatnya fungsi Rumah Sakit dan Puskesmas untuk menyelesaikan kasus pesakitan, dengan indikator sasaran :

- Jumlah tenaga medis dan para medis; - Jumlah peralatan medis dan non medis; - Berkurangnya kasus rujukan.

(15)

6. Meningkatnya ketrampilan masyarakat, dengan indikator sasaran : - Jumlah petugas pendamping lapangan;

- Jumlah masyarakat yang dilatih;

- Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG).

7. Meningkatnya prestasi di bidang olahraga, seni budaya dan Iptek dengan indikator sasaran :

- Prestasi bidang olahraga; - Prestasi ekonomi kreatif; - Prestasi bidang seni budaya.

8. Meningkatnya pembinaan kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), dengan indikator sasaran :

- Jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB); - Berkurangnya PMKS.

c. Tujuan ketiga : Meningkatkan pembinaan demokrasi dan supremasi hukum

Untuk mencapai tujuan meningkatkan pembinaan demokrasi dan supremasi hukum, maka sasaran yang ditetatapkan adalah :

1. Terwujudnya kebebasan berpolitik, dengan indikator sasaran : - Pembinaan organisasi politik;

- Jumlah organisasi politik.

2. Terwujudnya transparansi informasi, dengan indikator sasaran : - Peningkatan mitra jurnalistik;

- Kelompok Informasi Masyarakat (KIM); - Media cetak dan elektonik;

3. Terwujudnya kebebasan berorganisasi, dengan indikator sasaran : - Jumlah organisasi kemasyarakatan;

- Pembinaan organisasi masyarakat.

4. Meningkatnya wawasan kebangsaan, dengan indikator sasaran : - Pembinaan keagamaan;

(16)

- Cinta tanah air.

d. Tujuan keempat : Meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat

Untuk mencapai tujuan meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat, maka sasaran yang ditetapkan adalah:

1. Menurunnya angka kriminalitas, dengan indikator sasaran: - Fasilitasi pendampingan kasus traficking;

- Penyalah gunaan NAPZA (narkotik dan penggunaan zat aditif lainnya).

2. Meningkatnya pam swakarsa, dengan indikator sasaran : - Jumlah gardu siaga pengaman swakarsa.

3. Menurunnya pelanggaran PERDA, dengan indikator sasaran: - Penertiban perizinan;

- Rekomendasi BKPRD.

e. Tujuan kelima : Meningkatkan kemitraan dan kerjasama pembangunan

Untuk mencapai tujuan meningkatkan kemitraan dan kerjasama pembangunan, maka sasaran yang ditetapkan adalah :

1. Meningkatnya kerjasama antar lembaga pemerintahan, dengan indikator sasaran :

- Pengembangan kerjasama.

2. Meningkatnya kerjasama dengan dunia usaha dan anak rantau, dengan indikator sasaran:

- Investasi.

2.2.3.2 Agenda Pengembangan Ekonomi Lokal Untuk Job, Poor dan

Pro-Growth dengan Menerapkan Prinsip Partisipatif

Agenda pengembangan ekonomi lokal untuk pro job, pro poor dan pro growth dengan menerapkan prinsip partisipatif meliputi 3 (tiga) tujuan yang hendak dicapai, yaitu:

(17)

a. Tujuan pertama : Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal

Untuk mencapai tujuan mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal, maka sasaran yang ditetapkan adalah :

1. Meningkatnya pekonomian masyarakat, dengan indikator sasaran : - Laju pertumbuhan ekonomi;

- Pendapatan perkapita;

- Indeks Pembangunan Manusia (IPM); - Tingkat kemiskinan;

- Tingkat pengangguran terbuka.

b. Tujuan kedua : Mengembangkan dunia usaha

Untuk mencapai tujuan mengembangkan dunia usaha, maka sasaran yang ditetapkan adalah:

1. Meningkatnya lembaga pembiayaan, dengan indikator sasaran : - Jumlah lembaga keuangan.

2. Meningkatnya wirausaha, dengan indikator sasaran : - Jumlah wirausaha;

- Fasilitasi wirausaha;

- Jumlah petugas pendamping.

3. Terbentuknya badan usaha, dengan indikator sasaran : - Jumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD); - Jumlah usaha dalam bentuk kerjasama.

c. Tujuan ketiga : Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat

Untuk mencapai tujuan meningkatkan ketahanan pangan masyarakat, maka sasaran yang ditetapkan adalah :

1. Meningkatnya ketersediaan pangan, dengan indikator sasaran : - Luas areal;

- Produksi pangan; - Produksi perikanan;

(18)

- Produksi peternakan; - Produksi perkebunan; - Diversifikasi pangan.

2.Meningkatnya kesejahteraan petani, dengan indikator sasaran : - Nilai tukar petani;

- Jumlah kelompok usaha tani; - Jumlah subsidi/fasilitasi.

d. Tujuan keempat : Meningkatkan produktivitas masyarakat

Untuk mencapai tujuan meningkatkan produktivitas masyarakat, maka sasaran yang ditetapkan adalah :

1. Meningkatnya industri kerajinan yang mendukung sektor pariwisata, dengan indikator sasaran :

- Fasilitasi industri kerajinan; - Penyerapan tenaga kerja.

2. Meningkatnya pertumbuhan industri makanan dan minuman, dengan indikator sasaran :

- Fasilitasi industri makanan dan minuman; - Penyerapan tenaga kerja.

3. Meningkatnya industri kecil dan menengah, dengan indikator sasaran : - Fasilitasi industri kecil dan menengah;

- Penyerapan tenaga kerja.

2.2.2.3 Agenda Pemantapan Infrstruktur dan Pengembangan Konservasi SDA Untuk Meningkatkan Industri Pariwisata

Agenda pemantapan infrstruktur dan pengembangan konservasi SDA untuk meningkatkan industri pariwisata meliputi 3 (tiga) tujuan yang hendak dicapai yaitu :

(19)

Untuk mencapai tujuan meningkatkan kualitas infrsastruktur, maka sasaran yang ditetapkan adalah :

1. Meningkatnya kualitas jalan dan jembatan, dengan indikator sasaran : - Tingkat kemantapan jalan;

- Tingkat kemantapan jembatan.

2. Meningkatnya kualitas sumber daya air, dengan indikator sasaran : - Irigasi;

- Air mikro; - Penataan sungai; - Penataan pantai;

- Konservasi DTA (Chactment Area); - Sarana air bersih.

3. Meningkatnya sarana dan prasarana fasilitas umum, dengan indikator sasaran :

- Sarana dan prasarana perkantoran yang berstandar; - Sarana dan prasarana pasar;

- Sarana dan prasarana perhubungan dan komunikasi; - Sarana dan prasarana perikanan;

- Sarana dan prasarana pertanian; - Sarana dan prasarana pendidikan - Sarana dan prasarana kesehatan;

- Sarana dan prasarana sanggar seni dan budaya; - Sarana dan prasarana Balai Latihan Kerja (BLK); - Sarana dan prasarana olahraga;

- Sarana dan prasarana panti sosial; - Sarana dan prasarana peternakan; - Sarana dan prasarana Dekranasda; - Sarana dan prasarana lingkungan hidup;

(20)

- Sarana dan prasarana pemadam kebakaran;

- Sarana dan prasarana ketenagalistrikan dan energi; - Sarana dan prasarana ke-PU-an.

b. Tujuan kedua : Meningkatkan pengelolaan dan konservasi SDA

Untuk mencapai tujuan meningkatkan pengelolaan dan konservasi SDA, maka sasaran yang ditetapkan adalah :

1. Meningkatnya pelestarian lingkungan dan mitigasi bencana, dengan indikator sasaran :

- Ruang Terbuka Hijau (RTH); - Peralatan peringatan dini bencana;

- Pencegahan dan penanggulangan bencana; - Reboisasi dan penghijauan;

- Konservasi tanah.

2. Terwujudnya pemanfaatan ruang sesuai RTRW, dengan indikator sasaran : - Regulasi pemanfaatan ruang;

- Pemetaan kawasan rawan bencana; - Pengembangan kawasan strategis daerah;

- Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang. c. Tujuan ketiga : Meningkatkan industri pariwisata

Untuk mencapai tujuan meningkatkan industri pariwisata, maka sasaran yang ditetapkan adalah :

1. Meningkatnya kunjungan wisata, dengan indikator sasaran : - Jumlah wisatawan;

- Kelompok sadar wisata; - Lama tinggal wisatawan.

2. Meningkatnya pelestarian dan pengembangan seni dan budaya, dengan indikator sasaran:

(21)

- Jumlah inovasi seni dan budaya; - Fasilitasi seni dan budaya.

3. Meningkatnya pelestarian dan pengembangan destinasi, dengan indikator sasaran :

- Jumlah destinasi unggulan; - Jumlah inovasi destinasi; - Penyerapan tenaga kerja; - Fasilitas pendukung destinasi.

2.2.4 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah (RKED) Kabupaten Samosir Tahun 2012

Pada tahun 2012, kebijakan ekonomi diarahkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkualitas melalui pengembangan potensi lokal serta memantapkan infrastruktur wilayah dalam rangka mendukung pemerataan dan pertumbuhan ekonomi demi tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Samosir diarahkan pada “peningkatan nilai tambah segenap sumber daya ekonomi melalui pengembangan pariwisata, agribisnis, kerajinan, jasa, pertanian, perikanan dan peternakan yang didukung oleh pengembangan dunia usaha, infrastruktur, investasi dan keuangan daerah”. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkualitas dilakukan melalui pengembangan pariwisata dan pertanian dan penguatan sisi hilir untuk meningkatkan nilai tambah dan produktivitas baik di kegiatan agribisnis maupun industri pengolahan. Peningkatan kemitraan antar usaha kecil dan menengah dan jejaringnya merupakan kekuatan penggerak pertumbuhan ekonomi. Penguasaan teknologi informasi yang didukung pembangunan infrastruktur wilayah yang strategis merupakan upaya akselerasi perwujudan dan pencapaian kesejahteraan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan akan meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus meningkatkan ketahanan ekonomi perdesaan.27

27 Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Samosir Tahun 2012, III-86 (Rancangan kerangka ekonomi

(22)

Tabel 2.3

Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Samosir

Sumber: Samosir dalam Angka

NO. FAKTOR REALISASI PROYEKSI

2009 2010 2011 2012 1 Pertumbuhan ekonomi 5,10 5,58 6,33 6,57 - PDRB ADHB 1.287.457 1.674.207 1.945.597 2.211.661 - PDRB ADHK 1.002.460 1.053.806 1.120.476 1.190.453 3 Tingkat inflasi 11,30 10,36 10,00 9,95 4 Struktur PDRB pendekatan produksi atau sektoral 1. Pertanian 60,65 60,42 59,70 59,16 2. Pertambangan dan Penggalian 0,06 0,06 0,06 0,06 3. Industri Pengolahan 1,43 1,41 1,35 1,34

4. Listrik, gas dan air bersih 0,15 0,16 0,15 0,16 5. Konstruksi 0,31 0,32 0,34 0,35 6. Perdagangan, hotel dan restoran 9,73 9,39 9,81 9,82 7. Pengangkutan dan komunikasi 1,20 1,22 1,21 1,23 8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

2,24 24,79 2,19 2,12 9. Jasa-jasa 24,23 24,79 25,18 25,76 5 Tingkat Investasi 430.675.56 2.677,47 410.870.76 8.521,40 431.414.30 6.947,47 452.985.02 2.294,84

(23)

2.2.5 Tantangan Perekonomian Daerah Tahun 2012

Perekonomian Kabupaten Samosir baik secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh fenomena-fenomena yang berkembang saat ini dan yang akan datang, baik pada tatanan perkembangan lingkungan eksternal maupun internal.

Perkembangan lingkungan eksternal perekonomian Kabupaten Samosir sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah Propinsi dan Nasional bahkan turut dipengaruhi kondisi perekonomian Internasional(global) sebagaimana pada saat ini terjadi krisis global yang dimulai dari Amerika Serikat. Berdasarkan kondisi tersebut, faktor eksternal yang mempengaruhi perekonomian Kabupaten Samosir pada Tahun 2012 diperkirakan adalah: pertama, kelangkaan pupuk bersubsidi dan non subsidi pemerintah yang terjadi saat musim tanam akan menurunkan hasil produksi pertanian, hal ini akan mengakibatkan terjadinya ketergantungan pangan terhadap produk dari luar (impor); Kedua, terjadinya krisis ekonomi global, dimana hal ini akan sangat berdampak terhadap perekonomian nasional dan daerah. Ketiga, makin beratnya beban pemerintah dalam penyediaan subsidi komoditas seperti energi dan pangan serta produk lainnya akan menuntut peran daerah semakin besar dalam pengelolaan pembangunan daerahnya termasuk untuk mengatasi rawan pangan dengan menggalakkan peningkatan produksi dan konsumsi pangan lokal; Keempat, Pemerintah daerah akan mengalami kesulitan dalam mendatangkan investor mengingat krisis global yang berkepanjangan; Kelima, makin tingginya desakan implementasi pembangunan yang berkelanjutan serta ramah lingkungan; Keenam, regulasi perekonomian nasional dan alokasi anggaran pusat masih belum sebanding dengan biaya yang akan digunakan untuk pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Samosir.

Sedangkan faktor internal yang akan mempengaruhi perekonomian Kabupaten Samosir untuk Tahun 2012 diperkirakan adalah Pertama, persentase belanja Tidak Langsung terhadap Belanja Langsung diperkirakan akan meningkat karena kebijakan pemerintah pusat yang menaikkan gai PNS/CPNS serta penerimaan CPNS sebanyak 227 orang, sementara transfer dari pusat tidak signifikan pertambahannya; Kedua, Minimnya sarana dan prasarana perkantoran yang akan digunakan pemerintah daerah dalam melaksanakan pelayanan: Ketiga, masih banyaknya sarana prasarana umum yang harus dibenahi dan dibangun demi tercapainya visi dan misi RPJM-D yang ditetapkan; Keempat, kurang siapnya aparat pemerintah desa untuk ikut memacu pembangunan; Kelima, banyaknya masyarakat yang belum menyadari arti pembangunan yang dilaksanakan pemerintah sehingga sering menjadi kendala dalam pelaksanaan pembangunan dilapangan dan hal ini juga sering menyebabkan adanya beberapa kegiatan yang harus dirubah dari rencana sebelumnya.28

28 Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Samosir Tahun 2012, III-88 (Prioritas dan sarana

(24)

2.2.6 Prioritas Pembangunan Daerah

Dalam rangka mewujudkan visi Kabupaten Samosir menjadi “Samosir Menjadi

Daerah Tujuan Wisata Lingkungan Yang Inovatif 2015”,29

1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola;

maka ditetapkan 14 (empat belas) prioritas pembangunan Kabupaten Samosir tahun 2012 yaitu :

2. Pendidikan; 3. Kesehatan;

4. Pariwisata dan Budaya; 5. Ketahanan Pangan; 6. Penanggulangan Kemiskinan; 7. Pengembangan Infrastruktur; 8. Pelestarian Lingkungan; 9. Pembangunan Perdesaan; 10. Pemberdayaan Masyarakat; 11. Penanggulangan Bencana; 12. Penanaman Modal;

13. Pengembangan Ekonomi Kreatif; 14. Pembinaan Pemuda dan Olah raga.

2.2.7 Pagu Indikatif

Dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2012 ini, total anggaran belanja langsung yang dibutuhkan untuk pelaksanaan usulan program dan kegiatan dari seluruh SKPD adalah sebesar Rp.211.812.676.997,00 (dua ratus sebelas milyar delapan ratus dua belas juta enam ratus tujuh puluh enam ribu sembilan ratus sembilan puluh tujuh rupiah). Belanja ini akan dijelaskan pada tabel 5.1. yaitu pagu indikatif belanja langsung masing-masing SKPD tahun 2011 dan rencana tahun 2012

(25)

serta tabel 5.2. yaitu rencana program dan kegiatan SKPD Kabupaten Samosir tahun 2012.30

Tabel 2.4

Pagu Indikatif Belanja Langsung Masing-Masing SKPD Kabupaten Samosir Tahun 2011 dan Rencana Tahun 2012

30 Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Samosir Tahun 2012, V-101 (Rencana program dan

kegiatan prioritas daerah)

No Satuan Kerja Perangkat Daerah Belanja Langsung (Rp)

2011 2012

1 Dinas Pendidikan 47.372.449.374 17.170.795.524

2 Unit sekolah SMP/SMA/SMK 4.704.592.010 4.704.592.010

3 Dinas Kesehatan 6.917.437.613 7.824.538.635

4 Rumah Sakit Umum Daerah 5.436.427.500 6.318.335.500

5 Dinas Pekerjaan Umum 36.316.963.000 45.996.453.000

6 Dinas Tata Ruang, Permukiman,

Kebersihan dan Pertamanan

11.929.539.150 16.987.699.968

7 Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah

3.648.513.250 4.004.587.750

8 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

3.167.442.460 7.541.163.460

9 Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Pengembangan

3.096.099.125 3.118.935.000

10 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 1.604.713.300 2.390.975.000 11 Kantor Keluarga Berencana 1.074.878.600 1.953.982.050 12 Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Pemuda dan

Olah Raga

2.794.506.750 7.229.868.750

13 Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan

1.992.181.750 5.219.645.000

14 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu

1.293.647.500 2.263.050.000

(26)

Sumber: Samosir dalam Angka

16 Satuan Polisi Pamong Praja 1.396.042.250 1.585.810.000

17 DPRD 0 0

18 KDH dan WKDH 0 0

19 Sekretariat Daerah 17.543.375.520 17.791.632.050

20 Sekretariat DPRD 7.618.059.000 6.148.059.000

21 Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah

7.125.136.825 7.116.251.500

22 Inspektorat Kabupaten 1.401.324.000 1.561.586.500

23 Kantor Kecamatan Pangururan 704.611.000 704.611.500

24 Kantor Kecamatan Simanindo 599.980.000 599.980.000

25 Kantor Kecamatan Palipi 531.538.300 531.538.500

26 Kantor Kecamatan Nainggolan 634.025.000 634.025.000

27 Kantor Kecamatan Onan Runggu 470.450.000 470.450.000

28 Kantor Kecamatan Ronggur Nihuta 405.525.000 405.525.000

29 Kantor Kecamatan Sianjur Mulamula 447.135.000 447.135.000

30 Kantor Kecamatan Harian 355.150.000 356.900.000

31 Kantor Kecamatan Sitiotio 459.590.000 459.590.000

32 Badan Kepegawaian Daerah 3.086.393.644 3.370.591.000

33 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 1.954.058.500 2.806.356.000 34 Badan Pemberdayaan Masyarakat,

Perempuan dan Otonomi Desa

3.570.757.000 7.997.835.000

35 Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

3.114.153.797 3.673.771.300

36 Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan

10.865.251.000 9.900.600.000

37 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 3.741.344.102 3.660.250.000

38 UPTD Kebun Raya Samosir 977.699.000 977.699.000

39 Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya 4.440.160.000 6.679.695.000

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisis regresi moderator dapat diketahui bahwa kompetensi kepribadian bukan merupakan..

• Untuk melihat bagaimana pengaruh faktor jumlah uang yang beredar, suku bunga bank, dan nilai tukar rupiah terhadap laju inflasi dengan analisis regresi berganda dan mengetahui

Salah satu hal yang dapat yang dilakukan yaitu dengan melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang penatalaksanaan fraktur yang benar dan komplikasi

Memahami dan mampu menyusun proposal penelitian tindakan kelas (PTK) Tugas Individu Semulasi Kehadiran Keaktifan mahasiswa 15% Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis (1) perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil belajar

Proses yang terjadi dalam menonton film dapat diketahui dengan memahami alur cerita dan karakter tokoh dalam sebuah film, menimbulkan kerja aktif dalam otak yang

Pengelolaan obat yang meliputi perencanaan, permintaan dan pendistribusian sudah memenuhi standar pengelolaan obat di Puskesmas kecuali penyimpanan obat masih belum

Kegiatan penelitian yang dilaksanakan di P2ET pada T.A 2017 sebanyak 5 (lima) kegiatan penelitian Penguatan Kompetensi (Tematik), 5 (lima) kegiatan unggulan, 1