• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan Zat Aditif Pada Makanan Jajanan Serta Dampaknya Terhadap Kesehatan di SMP Negeri 6 Kota Banda Aceh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengenalan Zat Aditif Pada Makanan Jajanan Serta Dampaknya Terhadap Kesehatan di SMP Negeri 6 Kota Banda Aceh"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

164

Pengenalan Zat Aditif Pada Makanan Jajanan Serta Dampaknya

Terhadap Kesehatan di SMP Negeri 6 Kota Banda Aceh

Ibrahim, Jalaluddin, Azwir, Nurul Akmal, M Ridhwan Pendidikan Biologi Univesrsitas Serambi Mekkah Banda Aceh Email : Ibrahim@serambimekkah.ac.id, jalaluddin@serambimekkah.ac.id,

azwir@serambimekkah.ac.id, nurul.akmal@serambimekkah.ac.id.,

Muhammad.ridhwan@serambimekkah.ac.id

ABSTRAK

Pola penambahan bahan pengawet makanan atau zat aditif yang tidak sesuai takaran kesehtan akan menyebabkan bermacam persolaan untuk kesehatan siswa atau masyarakat antara lain keracunan, alergi, gangguan pernafasan atau terjadi musibah kematian. Upaya kita dalam mengurangi kesan negatif yang disebabkan oleh pemakaian zat tambahan untuk pengawet makanan, perlu dilakukan literasi terhadap masyarakat atau siswa dengan bantuan pihak kampus. Siswa-siswi SMP Negeri 6 Banda Aceh sangat banyak yang menggunakan kue, cemilan atau mie instan sebagai sarapan pagi yang dijual pada kantin sekitar sekolah. Kondisi ini telah berjalan dalam tempo yang lama tetapi tanpa edukasi dari pihak-pihak sekolah, pemerintah atau ormas lain yang peduli terhadap kesehatan warga, begitu juga pemahaman dari masyarakat yang berbisnis dalam sektor ini. Ada beberapa keluhan dari warga atas banyaknya zat aditif dalam makanan atau pengawet yang digunakan oleh pembuat kue dapat merusak kesehatan siswa. Dari hasil survei kami ada sekiatr 80% siswa mengeluh setelah lama mengkonsumsi makanan jajanan sekitar sekolah tetapi mereka tidak mengetahui secara pasti jenis makanan yang mana. Ada kesan positif bahwa iswa paham akan informasi atas pilihan jajanan yang tanpa pengawet atau zat aditif yang mengandungi bahan berbahaya untuk kesehatan.

Kata kunci: Makanan jajanan, zat aditif, kesehatan, siswa SMP PENDAHULUAN

Bahan makanan olahan saat ini menjadi salah satu pilihan paling umum dalam masyarakat untuk mencukupi kebutuhan gizi dalam kehidupan. Semua manusia adalah pengkomsumsi bahan makanan baik makanan karbohidrat maupun protein untuk beraktivitas (Sari & Pratiwi, 2020). Menurut (Ibrahim, 2015) bahwa asupan makan pada setiap pagi siang dan sore hari merupakan kebutuhan dasar yang dipenuhi oleh setiap individu berupaka makanan sehat bergizi bebas zat aditif/pengawet dengan kriteria halalan taibah. Syarat utama makan sehat dan bergizi harus dimulai dari cara pengolahan yang bersih sesuai dengan aturan dinas kesehatan sehingga tidak bertentangan dengan keshatan tubuh kita. Untuk konsumsi makanan yang sehat dengan gizi seimbang bersih dan bebas bahan pengawet atau racun pemprosesan yang tepat agar mudah mudah untuk dicerna, rasanya sedap dan bentuk/warna yang menarik (Anggita R.N, Wachidatul, Davi A, 2019). Pengolahan bahan pengawet

(2)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat September 2020 pISSN 2685-0303

165 makanan atau zat aditif saat ini semakin marak digunakan oleh pihak indutri makanan atau roti terutama dengan ada penemuan bahan kimia yang sangat mudah /praktis disajikan dengan tujuan agar lebih lembut, renyah, lebih tahan terhadap bakteri mudah diperoleh dengan harga yang murah (Raihanaton, Hardiana, & Adriani, 2020). Penambahan zat aditif pada makanan dianggap perlu untuk meningkatkan kualitas sebuah produk sehingga dapat menarik pelanggan segmen pasaran dengan untung yang lebih besar (Zarwinda & Elfariyanti, 2020) . Pada prinsipnya zat aditif ini dapat digolongkan kepada dua jenis utama antara lain: Pertama; bahan tambahan yang tidak sengaja, yaitu bahan alami yang telah ada dalam bahan alami dapat ditambahkan untuk meningkatkan kualitas rasa, mengontrol keaslian dan memperbaiki bentuk dan ukuran yang tepat. Kedua; aditif sengaja yang dipergunakan untuk tujuan meningkatkan kualitas dan konsentrasi asam/basa, kualitas bentuk dan ukuran yang sama (Aris Aryanto,2019).

Berdasarkan PP Nomor 86 tahun 2019 tentang Keamanan Pangan Nasional menyebutkan bahwa Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia. Bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman serta distribusi untuk konsumen. Selanjutnya adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan tercemar zat kimia, racun biologis dan benda lain yang dapat merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Maka untuk itu perlu cara pengelolaan pangan agar tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat setempat yang sesuai syariat Islam (Ibrahim & Cut Morina, 2018). Selanjutnya dalam PP no 86 pasal 1 ayat 10-13 mengatur tentang pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan pangan. Pangan olahan merupakan makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau tehnik tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan. Pangan olahan siap saji adalah makanan dan/atau minuman yang sudah diolah dan siap untuk langsung disajikan di tempat usaha atau hotel, warung, pasar malam dan lainnya.

Bahan tambahan biasanya baik digunakan untuk mengawetkan makanan dari mikroba tetapi beberapa jenis bahan tambahan yang dianggap dapat menyebabkan efek kepada kesehatan. Bahan tambahan makanan adalah semua bahan yang ditambahkan dan dicampurkan ke dalam produk makanan dan minuman saat pembuatan, penyimpanan dan pengemasan (Oktarina, K., & Arsilendra. 2017) ) Bahan pengawet buatan adalah bahan tambahan makanan yang digunakan untuk meningkatkan daya tarik para pelanggan tanpa menghiraukan resiko selanjutnya. Makanan yang segar akan menarik minat orang banyak karena dianggap alami tanpa ada zat kimia yang berbahaya bagi tubuh. Menuru pandangan (Haryono, Surya, & Purnamasari, 2018) manfaat zat aditif yang ditambahkan ke dalam makanan berguna untuk: menunda at proses pembusukan, menjaga nilai kualitas gizi tetap baik, agar roti dan kue lebih mengembang, menjaga rasa, warna, dan bentuk yang standar, konsistensi rasa dan tekstur makanan seperti alami.

Banyak keterangan tentang zat aditif pada makanan biasanya terlampir pada label makanan dengan nama pabrikan seperti sodium atau natrium klorida, vitamin C

(3)

166

adalah ascorbic acid atau asam askorbat, dan vitamin E adalah alpha tocopherol agar oarng lebih percaya akan produk mereka. Produsen biasanya hanya menggunakan zat aditif secukupnya untuk mencapai hasil yang diinginkan tanpa menghiraukan tingkat kerusakan jaringan tubuh konsumen, jika berlebihan antara lain: pemanis buatan, misalnya gula, sorbitol, dan sirop jagung, ada juga asam sitrat, monosodium glutamat atau Vitamin C dan vitamin E (Pramastuti, Rahardjo, & Darundiati, 2017)

Secara substansial zat aditif pada makanan dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni zat aditif alami dan zat aditif sintetis atau buatan. Zat aditif makanan yang bersifat alami bisa berasal dari tumbuhan, hewan atau mineral, serta rempah-rempah dan tanaman herbal yang dapat menambah cita rasa pada makanan. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) dan organisasi pangan dan pertanian internasional (FAO), jenis zat aditif pada makanan dapat digolongkan menjadi 3 kategori utama, yaitu: 1) Zat perasa makanan, zat yang ditambahkan ke dalam makanan untuk meningkatkan aroma dan memperkuat rasa, banyak digunakan dalam berbagai produk camilan, minuman ringan, sereal, kue, dan minuman kaleng. Perasa alami bisa berasal dari bahan kacang, buah-buahan, sayuran, hingga rempah-rempah ada dalam bentuk sintetis yang mirip dengan rasa makanan tertentu. 2) Enziem preparation ini merupakan zat aditif ini biasanya diperoleh lewat proses ekstraksi dari tanaman, produk hewani, atau mikroorganisme seperti bakteri. Proses penggunaan dalam untuk memperbaiki adonan, fermentasi anggur, pembuatan jus buah, serta pembuatan keju. Jenis enzim preparation umumnya digunakan sebagai alternatif zat aditif yang berbahan kimia. 3) Zat aditif lainnya meliputi zat pengawet, zat pewarna, dan zat pemanis, agar dapat memperlambat pembusukan yang disebabkan oleh jamur, udara, bakteri, atau ragi banyak di gunakan pada ikan, susu alami dll, (Najamudin, N.2018; Wijaya, 2018) Beberapa kajian menunjukkan bahwa pewarna tiruan dapat meningkatkan kemungkinan alergi pada anak-anak atau kerusakan bagian gigi, usus dapat meningkatkan risiko tumor tiroid jika dimakan oleh manusia. Kesalahan dalam pemakaian zat aditif pada makanan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan misalnya keracunan, kerusakan ginjal, cacat bawaan bagi bayi, gangguan getah bening bahkan bisa jadi kematian (Hafizah, N. (2017; Maindra, M.,Harmen, 2019). Keracunan yang disebabkan oleh asam borat (boraks) memperlihatkan gejala batuk, iritasi mata dan mulut, dan muntah karena ada pada mie dan sebagian diberikan untuk ikan –ikan laut. Menurut pendapat (Endyani, I. D., & Putra, T. D. 2019), penggunaan pewarna sintetik untuk pewarna tekstil seperti Rhodamin B pada makanan dan minuman, sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat memicu terjadinya kanker serta tumor otak. Perlu ada upaya menghindari dampak negatif seperti tersebut di atas dari pihak perguruan tinggi untuk mengadakan penyuluhan mengenai Zat aditif pada makanan dan dampaknya terhadap Kesehatan pada siswa dan siswi SMP di Banda Aceh. dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kesehatan masyarakat agar tercipta generasi muda yang sehat dan kuat untuk melaksanakan pembangunan bangsa (Ariantini, N. S. 2020).

Tujuan dari kegiatan PKM ini adalah untuk memberikan informasi dalam bentuk penyuluhan kepada siswa- siswi (Hernawan, E., 2017). Guru dan komite sekolah serta masyarakat sekitar agar faham tentang Zat Aditif pada Makanan dan untuk menumbuhkan kesadaran kepada siswa-siswi mengenai dampak negatif dari mengkonsumsi makanan/jajanan di sekolah yang mengandung zat aditif makanan agar masyarakat sekitar sekolah. Kondisi kekinian banyak

(4)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat September 2020 pISSN 2685-0303

167 siswa-siswi jarang sarapan pagi dirumah lebih terbiasa dengan jajanan di dalam sekolah maupun di luar sekolah yang belum terjamin hgenisnya. Disini perlu ada edukasi untuk orang tuan dan masyarakat agar mau menyiapkan sarapan atau bekal untuk anak mereka di sekolah (Anggita, Wachidatul, Davi A, 2019).

METODE PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilaksanakan di Aula SMP Negeri Banda Aceh pada tanggal 5 - 6 M a r e t 2 0 2 0 . K a m i m e n g g u n a k a n c a r a penyuluhan dengan pemberian materi yang dilakukan dengan cara presentasi, untuk guru, siswa dan masyarakat lainnya terutama pengertia zat aditif, kegunaan dan kerugian Zat Aditif pada Makanan, solusi bagi orang tua untuk mengurangi dampak Negatif dari Penggunaan Zat Aditif Makanan, Kesadaran pihak produsen bahan jajanan atas Penggunaan Zat Aditif Makanan dan testimoni oleh pakar kesehatan dan higenis dalam makanan yang mengandung zat pengawet. Setelah pemberian materi dilanjutkan dengan melibatkan siswa/siswi dalam sesi tanya jawab atau diskusi dan diberikan simulasi berupa tampilan bahan makan yang cepat saji dan jajanan yang ada sekitar sekolah atau warung kopi terdekat, terakhir kami berikan angket atau survei atas respon siswa, guru dan komite sebagai masyarakat (Meilani .& Munayang, H,2019).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diikuti oleh 25 orang siswa, 10 orang guru, 7 orang masyarakat atau komite sekolah SMP Negeri Banda Aceh. Kegiatan awal peserta diberikan penyuluhan atau pemberian materi tentang pengenalan zat aditif pada makanan dan dampaknya terhadap kesehatan. Para peserta dapat mengikuti dengan serius dalam interaksi dengan pematri lihat Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Aktivitas pesrta dalam kegiatan PKM

No. Interaksi yang diamati Persen (%) 1 Mendengarkan penjelasan dosen 100 2 Terlibat bertanya atau menjawab soal

dari dosen atau rekan 86%

3 Melakukan testimoni dengan nara sumber

80% 4 Melakukan follow up dengan zat aditif

85% 5 Melakukan pengisian angket

98%

Berdasarkan data awal pada tabel 1 memperlihatkan bahwa semua peserta aktif dan serius atas lima kegiatan awal penjelasan tentang pengenalan zat aditif pada makanan dan dampaknya terhadap kesehatan. Keaktifan peserta kegiatan dibuktikan dengan adanya pertanyaan dari para siswa, yang mana persentase siswa yang bertanya adalah sebanyak 86 %, testimoni dengan pematri 80% Melakukan follow up mencapai 85% serta mengisi angket 98% maknanya semua peserta dapat berinteraksi dalam kegian PKM ini.

(5)

168

Gambar 1. Guru sedang mendengarkan arahan pemateri.

Informasi dari gambar 1. Penyampaian penyuluhan oleh pemateri. Tahap berikutnya dilanjutkan dengan diberikan simulasi berupa lembar pertanyaan. Pada tahap ini guru, siswa dan komite antusias mengikuti dan untuk menambah semangat ingin tahu dari apa itu zat aditif banyak yang menyangka itu tidak berefek untuk kesehatan, ada juga yang sudah tahutapi tidak mengenal barangnya. Sementara pemateri juga membuat survei atas dukungan guru agar penyuluhan ini dapat kami lanjutkan dengan adanya dukungan semua pihak baik, kepala sekolah, komite sekolah dan masyarakat yang ada disekitarnya, saat itu kami hadirkan beberapa contoh makanan/minuman yang biasanya diberikan zat aditf seperlunya. Berikut ini grafik jawaban guru tingkat sangat setuju 42-50%, setuju 25-30%, kurang setuju 14% dan tidak setuju ada 4%. Gambaran ini menandakan bahwa guru sangat setuju dan setuju agar semua siswa faham dengan zat aditif mencapai angka 82% hanya 18% yang kurang setuju karena siswa agar dapat jajanan dsisekitar sekolah. Tingkat kepedulian guru pada SMP Kota Banda Aceh cukup bagus agar semua siswa mereka menjadi orang-orang yang sehat

Grafik 1 dukungan guru SMP Banda Aceh.

Berikut ini tampak dalam gambar bahwa siswa aktif dalam mengikuti kegiatan PKM ini mereka bersemangat dalam melihat langsung zat aditif yang boleh digunakan dan zat aditif yang harus dihindari atau jangan dikomsumsi. Selanjutnya

(6)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat September 2020 pISSN 2685-0303

169 kami dapat tampilkan data hasil survei dari dukungan siswa agar lebih faham terhadap zat aditif terutama yang berbahaya, lihat gambar dibawah

Gambar 2. Siswa-sedang melakukan testimoni zat aditif.

Berikut ini kami sajikan jawaban siswa atas dukungan atau respon kegiatan PKM ini apakah berguna atau bermanfaat untuk siswa siswi serta guru dan masyarakat sekitar yang selalu menggunakan jajanan sebagai sarapan pagi dan sore.

Grafik 2 respon siswa

Berdasarkan data dari grafik diatas bahwa siswa sudah faham tentag bahaya dari konsumsi zat aditif ini karena dapat merusak kesehatan, radang tenggorokan, alergi, kulit pecah-pecah dan banyak efek lainnya. Mereka beranggapan bahwa penggunaan zat aditif yang berlebihan dalam jajanan dapat menimbulkan malapetaka atas keluarga siswa oleh sebab itu respon mereka sangat bahaya dan bahaya mencapai angka pada kisaran 78-80%.

(7)

170

Gambar 3. Pemateri dengan masyarakat sekitar.

Tampak dari gambar ini masyarakat dan komite sekolah sangat mendukung penyuluahn atau kegiatan PKM ini yang di lakukan oleh dosen Biologi Universitas Serambi Mekkah dalam mengatasi zat aditif. Semangat masyarakat dapat senang karena melihat langsung bahan makanan yang ada zat aditif yang boleh dimakan ada juga yang harus harus dijauhi oleh keluarga mereka (Emilia, I., Setiawan, A. A., Putri, Y. Haziza, N, 2020).

KESIMPULAN

Kegiatan PKM tentang zat aditif pada makanan dan dampaknya terhadap kesehatan di SMP Negeri dalam Kota Banda Aceh memberikan hasil yang memuaskan berdasarkan dukungan dari siswa, guru dan masyaraka. Kami menyadari bahwa yang mampu kami berikan hanya sedikit saja arti bahwa kegiatan model ini perlu dilakukan oleh pihak lainnya denga cara kerja sama dengan instansi pemerintah. Banyak informasi dari siswa mereka tidak mengerti bahwa ada jenis makanan tertentu yang kadar boraks sangat tinggi tapi meraka beli karena tidak faham begitu juga dalam jajanan jenis gorengan. Kami ingin menumbuhkan kesadaran kepada siswa-siswi, guru dan masyarakat sekitar sekolah dampak negatif dari makanan/jajanan yang mengandung zat aditif yang berbahaya. Kami dan pihak sekolah menghimbau agar siswa mau sarapan pagi, jangan mengandaalkan jajanan di sekitar sekolah agar tidak menggunakan makanan yang kaya zat aditif.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis kami aturkan kepada pihak sekolah, guru,siswa dan komite/masyarakat sekitar yang telah ikut berpartisipasi dalam PKM kami pada priode ini. Bapak kepala sekolah, dewan guru serta siswa yang telah membantu kami untuk menyukseskan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Kepada team dari Universitas serambi Mekkah kami aturkan terimakasih semoga kita dapat berpartisipasi dan turut serta melakukan pengabdian dalam skala yang lebih besar lagi serta bermanfaat bagi orang lain. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Anggita R.N, Wachidatul , Davi A, (2019), Pengembangan Kewirausahaan bagi Mahasiswa Pembudidaya Jamur Tiram melalui Magang di CV Irvan Jamur Madiun. Jurnal Baktimas. 1(1) 6-13.

(8)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat September 2020 pISSN 2685-0303

171 Aris Aryanto, Agus S, Ivantan, Mada, F,A ( 2019) Pengembangan Potensi Destinasi Wisata Curug Angkrek melalui Media Sosial di Kp. Cimuncang, Desa Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Baktimas. 2(2) 95-103.

Ariantini, N. S. (2020). Analisis kadar zat aditif pada minuman sirup rasa marquisa.

International Journal of Applied Chemistry Research.

https://doi.org/10.23887/ijacr.v1i2.28735

Emilia, I., Setiawan, A. A., Putri, Y. Haziza, N. (2020). Pengenalan zat aditif pada makanan dan dampaknya terhadap kesehatan di sma negeri i belimbing muara enim provinsi sumatera selatan. jurnal pengabdian kepada masyarakat. https://doi.org/10.24114/jpkm.v26i2.15510

Endyani, I. D., & Putra, T. D. (2019). Pengaruh penambahan zat aditif pada bahan bakar terhadap emisi gas buang mesin sepeda motor. Jurnal PROTON.

Hafizah, N. (2017). Perilaku konsumsi fast food pada anak dengan kelebihan berat badan di sd islam athirah i kota makassar tahun 2016. Ekp.

Hariyono, A. B., Surya, A., & Purnamasari, E. (2018). Dengan Menggunakan Agregat

Lokal Split Birayang. Jurnal Kacapuri.

https://doi.org/10.34465/jkbth.v17i1.1811.

Hernawan, E. (2017). Analisis Zat Aditif Rhodamin B dan Methanyl Yellow pada Makanan yang Dijual di Pasaran Kota Tasikmalaya Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan Dan Farmasi. https://doi.org/10.36465/ jkbth.v17i1.185

Ibrahim (2015) Bilogi Umum. Bandar Publising Press. Banda Aceh

Ibrahim & Cut Morina Zubainur (2018) Kurikulum Intergatif dalam Melaksankan Pembelajaran bernilai Islami. Aceh Institut Leraning. Banda Aceh.

Maindra, M., Harmen, H., & Susila, M. (2019). Studi Komparasi Dari Zat Aditif Sintetik Dengan Zat Aditif Alami Terhadap Pemakaian Bahan Bakar Dan Emisi Gas Buang Pada Mesin Genset Motor Bensin 4-Langkah. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin FEMA.5(2)45-56.

Meilani, C., Munayang, H., & Kaunang, T. M. D. (2019). Kebiasaan makan pada anak gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) di Manado. E-CliniC.

https://doi.org/10.35790/ecl.4.2.2016.13922

Najamudin, N. (2018). Analisa pengaruh penambahan zat aditif alami pada bensin terhadap emisi gas buang untuk sepeda motor 4 langkah. Machine : Jurnal Teknik Mesin. https://doi.org/10.33019/ jm.v4i1.446

Oktarina, K., & Arsilendra. (2017). Penyuluhan Bahaya Pewarna dan Pengawet ( Zat Adiktif ) Pada Makanan di Dusun Jepang Desa Krawang Sari Kecamatan Natar Lampung Selatan. Jurnal Sosioteknologi Kreatif. 3(2)98-106.

Peraturan Pemerintah Nomor. 86 tahun 2019. Tentang PP Nomor 86 tahun 2019 tentang Keamanan Pangan Nasional. Lembaran peraturan Negara.

Pramastuti, L., Rahardjo, M., & Darundiati, Y. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan zat pewarna dan pengawet terlarang pada makanan jajanan di pasar-pasar tradisional kota semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal). https://doi.org/10.33019/ jo.v4i1.421.

(9)

172

Rorong, J. A., & Wilar, W. F. (2019). Studi Tentang Aplikasi Zat Aditif Pada Makanan Yang Beredar Di Pasaran Kota Manado. Techno Science Journal.7(3)100-109.

Raihanaton, R., Hardiana, H., & Adriani, A. (2020). Identifikasi Rhodamin B dalam Daging Kebab yang dijual di Banda Aceh Secara Kromatografi Lapis Tipis. Serambi Saintia : Jurnal Sains Dan Aplikasi.

https://doi.org/10.32672/jss.v8i1.2043

Sari, R. P., & Pratiwi, A. (2020). Mengkaji Perbedaan Konsumsi Kalori dan Protein pada Perkotaan dan Pedesaan di Daerah Sumatera Utara. Serambi Saintia : Jurnal Sains Dan Aplikasi. https://doi.org/10.32672/jss.v8i1.2070

Zarwinda, I., & Elfariyanti, E. (2020). Analisis Rhodamin B pada Cabai Merah Bubuk yang Dijual di Pasar Beureunun dan Pasar Simpang Peut Nagan Raya Provinsi Aceh. Serambi Saintia : Jurnal Sains Dan Aplikasi.

https://doi.org/10.32672/jss.v8i1.2044

Wijaya. (2018). Bahan Tambahan Pangan Perwarna. Bahan Tambahan Pangan (Food Additive). Sinar Surabaya.

Gambar

Gambar 1. Guru sedang mendengarkan arahan pemateri.
Gambar 2. Siswa-sedang melakukan testimoni zat aditif.

Referensi

Dokumen terkait