• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA HARGA TIMAH, PRODUKSI TIMAH, DAN PDRB SEKTOR PERTAMBANGAN PROVINSI BANGKA BELITUNG PERIODE SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA HARGA TIMAH, PRODUKSI TIMAH, DAN PDRB SEKTOR PERTAMBANGAN PROVINSI BANGKA BELITUNG PERIODE SKRIPSI"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA HARGA TIMAH, PRODUKSI TIMAH, DAN PDRB SEKTOR PERTAMBANGAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

PERIODE 2010 - 2017

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

oleh :

Gita Rahmatillah Apsari 11140840000071

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Gita Rahmatillah Apsari 2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 06 Januari 1997

3. Alamat : Jalan Parkit Blok A 10 No. 5

RT 10/RW007 Komplek Kunciran Mas Permai Kec. Pinang Kota Tangerang Banten 15144

4. Telepon : 087880640510

5. E-mail : gitarapsari@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri Bojong 02 Kunciran Tahun 2002-2008 2. SMP Negeri 111 Kemanggisan, Jakarta Barat Tahun 2008-2011 3. SMA Negeri 33 Cengkareng, Jakarta Barat Tahun 2011-2014 4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014-2018 III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tahun 2015-2016 IESP Divisi Olahraga dan Seni

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Drs. H. Wawan Setiawan, M.M (Alm.) 2. Ibu : Dra. Hj. Maryun Nasriati

3. Abang Pertama : Gelar Muhammad Nugraha S.E, M.M 4. Abang Kedua : Gemar Ahmad Jembarnata S.Kom

(7)

vi

ABSTRACT

The aims of this research to analyze the short and long term relationship, causality relationship and contribution between Tin Price, Tin Production and Regional Gross Domestic Product (GDP)Mining Sector in Bangka Belitung island province. This research uses time series data analysis in 2010-2017 which is processed using Vector Error Correction Model (VECM) method.

The result shows that in short term Regional GDP has significant positive effect towards Tin Production and Tin Production has significant negative effect towards Tin Price and in long term Tin Price has significant positive effect towards Regional GDPMining Sector. The Granger Causality test result shows that there are 2 one-way relationship namely Tin Price towards Tin Production, and Tin Price towards Regional GDP Mining Sector. The Variance Decomposition test result shows that Tin Price contribute the most towards Tin Price itself, Tin Production contribute the most towards Tin Production itself, and Regional GDP Mining Sector contribute the most towards Regional GDP Mining Sector itself.

Keywords : Tin Price, Tin Production, Regional GDP Mining Sector, Vector Error Correction Model (VECM).

(8)

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan jangka pendek dan jangka panjang, hubungan kausalitas, dan kontribusi antara Harga Timah, Produksi Timah, dan PDRB Sektor Pertambangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian ini menggunakan analisis data runtut waktu pada tahun 2010 sampai 2017 yang diolah dengan menggunakan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Hasil menunjukkan bahwa pada jangka pendek PDRB sektor Pertambangan berpengaruh signifikan positif terhadap Produksi Timah dan Produksi Timah berpengaruh signifikan negatif terhadap Harga Timah, lalu pada jangka panjang Harga Timah berpengaruh signifikan positif terhadap PDRBsektor Pertambangan. Hasil Uji Kausalitas Granger menunjukkan terdapat 2 hubungan satu arah, yaitu Harga Timah terhadap Produksi Timah, dan Harga Timah terhadap PDRB sektor Pertambangan. Hasil Uji Variance Decomposition menunjukkan bahwa Harga Timah berkontribusi paling besar terhadap Harga Timah itu sendiri, Produksi Timah berkontribusi paling besar terhadap Produksi Timah itu sendiri, dan PDRB sektor Pertambangan berkontribusi paling besar terhadap PDRB sektor Pertambangan itu sendiri.

Kata Kunci : Harga Timah, Produksi Timah, PDRB Sektor Pertambangan, Vector Error Correction Model (VECM)

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahi Robbil'Alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia yang berlimpah kepada penulis, sehingga penulsi dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul "Hubungan Antara Harga Timah, Produksi Timah, dan PDRB Sektor Pertambangan Provinsi Bangka Belitung Periode 2010-2017" dengan lancar tanpa halangan apapun. Shalawat serta salam terlimpahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan ajaran Islam yang telah terbukti kebenarannya dan terus terbukti kebenarannya.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat-syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses pembuatan skripsi ini, berbagai hambatan dan kesulitan telah penulis hadapi. Berkat petunjuk dari Allah SWT, doa keluarga, dukungan, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.

Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung, secara spiritual maupun materil. Ucapan terima kasih penulis ssampaikan kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat dan karunia yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Keluarga, Alm Abah, Mama, Kaka Gelar, dan Aa Gemar yang selalu memberikan rasa cinta, kasih sayang, perhatian, motivasi, semangat, doa dan segala pelajaran yang tiada henti diberikan kepada penulis. Semoga Mama Kaka dan Aa selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT.

(10)

ix

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, M.Si, Lc selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Arief Fitrijanto, S.Si, M. Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Drs. Rusdianto, M.Sc selaku Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan waktu, pikiran dan memberikan ilmu, bimbingan, serta arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga segala kebaikan dan ketulusan yang bapak berikan akan menjadi amal shaleh, dan semoga Allah membalas kebaikan bapak. 6. Bapak Fahmi Wibawa, SE, MBA, selaku Dosen Pembimbing II, yang

telah meluangkan waktu, pikiran dan memberikan ilmu, bimbingan, serta arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga segala kebaikan dan ketulusan yang bapak berikan akan menjadi amal shaleh, dan semoga Allah membalas kebaikan bapak.

7. Ibu Najwa Khairina selaku Dosen yang juga telah meluangkan waktu, pikiran, dan memberikan ilmu, bimbingan, serta arahan kepada penulis dalam pembuatan skripsi meskipun ibu bukan sebagai dosen pembimbing skripsi. Semoga segala kebaikan ibu menjadi amal shaleh dan Allah membalas kebaikan ibu.

8. Bapak Aizirman Djusan selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam menjalani perkuliahan.

9.

Seluruh dosen, staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman.

10. Terima kasih kepada keluarga kedua, Andarwati, Riska Amelia, Raras Kirana Candra Nitama, Kautsar Aditya Rahman, Muhammad Dhova Ovia Putra, Rizki Patria, Hasan Halomoan Tarihoran yang senantiasa memberikan doa, semangat, sindiran dan ejekan demi melupakan beban sejenak dan melanjutkan hidup. Jadi, kapan jalan-jalan?

(11)

x

11. Terima kasih kepada sahabat seperjuangan, Asetia Puti Andini, Evi Andini Asbiyanti, Muhammad Malik Ibrahim, Tri Haryadi, Shavinia Fitri, Fiqi Afrig Rizaldi, Dwi Rahma Kurnianto, dan Hilmi Baskoro Eko yang telah memberikan dukungan, bantuan, serta pelajaran berharga selama ini.

12. Terima kasih kepada Effa Safirah sebagai sahabat satu kost yang datang dan pergi namun selalu memberikan bantuan, saran, dan pelajaran yang tepat pada waktu yang diperlukan.

13. Terima kasih juga kepada teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2014 yang telah banyak memberi bantuan dan kenangan berharga.

14. Dan semua pihak yang ikut membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk masukan, pembelajaran, dan kenangan lainnya

Meskipun penulis telah berusaha dengan segenap hati dan kemampuan yang dimiliki untuk menyempurnakan skripsi ini, namun penulis sadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharap segala bentuk saran dan masukan serta kritik yang membangun kepada penulis dari berbagai pihak.

Akhirnya dengan segala keterbatasan yang dimiliki, maka penulis ingin mempersembahkan skripsi ini kepada semua pihak agar bermanfaat baik untuk penulis dan semua pihak yang berkesempatan untuk membaca skripsi ini.

Jakarta, November 2018

Gita Rahmatillah Apsari 11140840000071

(12)

xi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi... i

Lembar Pengesahan Komprehensif ... ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iv

Daftar Riwayat Hidup ... v

Abstract ... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... xi

Daftar Grafik ... xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Landasan Teori ... 11

1. Harga ... 11

(13)

xii

3. Teori Penawaran... 13

4. Produk Domestik Regional Bruto ... 15

5. Perdagangan Internasional ... 18

6. Hubungan Antara Harga Timah, Produksi Timah, dan PDRB Sektor Pertambangan ... 19

B. Penelitian Terdahulu ... 20

C. Kerangka Pemikiran ... 28

D. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 31

B. Metode Penentuan Sampel ... 31

C. Metode Pengumpulan Data ... 31

D. Metode Analisis Data ... 31

1. Uji Stasioneritas ... 34

2. Uji Lag Length ... 35

3. Uji Kointegritas Data ... 35

4. Uji Kausalitas Engel-Granger... 36

5. Estimasi dan Analisis VECM ... 37

a. Analisis Impulse Response Function ... 37

b. Analisis Variance Decomposition ... 37

E. Operasional Variabel Penelitian ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 39

B. Hasil dan Pembahasan... 40

1. Uji Stasioneritas ... 40

2. Uji Lag Length ... 42

3. Uji Kointegrasi ... 43

4. Uji Kausalitas Engel-Granger... 44

5. Estimasi dan Analisis VECM ... 45

a. Hasil Uji Impulse Response Function ... 50

(14)

xiii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(15)

xiv

DAFTAR GRAFIK

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Harga Rata-rata Timah Tahun 2010-2014 (USD/Mton) ... 4 1.2 Presentase Pemasaran Timah ... 5 4.1 Hasil IRF Respon Harga terhadap Harga, Produksi

dan PDRB ... 51 4.2 Hasil IRF Respon Produksi terhadap Harga, Produksi

dan PDRB ... 53 4.3 Hasil IRF Respon PDRB terhadap Harga, Produksi

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kurva Penawaran ... 14 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 29 3.1 Diagram Alur Pembentukan Model VAR dan VECM ... 33

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 10 Negara Pemasok Timah Dunia... 3

1.2 Harga Rata-rata Timah Tahun 2010-2014 (USD/Mton) ... 4

1.3 Produksi Bijih Timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2010-2014 (Ton Sn) ... 6

1.4 Produksi Domestik Regional Bruto Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), tahun 2010-2017 ... 7

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 25

3.1 Operasional Variabel Penelitian ... 38

4.1 Luas Wilayah Kabupaten/Kota Provinsi Bangka Belitung ... 40

4.2 Hasil Uji Stasioneritas Data Tingkat Level ... 41

4.3 Hasil Uji Stasioneritas Data Tingkat First Difference ... 41

4.4 Hasil Uji Lag Length ... 42

4.5 Hasil Uji Kointegrasi... 43

4.6 Hasil Uji Kausalitas Engel Granger ... 44

4.7 Hasil Estimasi VECM Hubungan Jangka Panjang antara Harga Timah, Produksi Timah, dan PDRB Pertambangan ... 46

4.8 Hasil Estimasi VECM Hubungan Jangka Pendek antara Harga Timah, Produksi Timah, dan PDRB Pertambangan ... 47

4.9 Hasil Uji Variance Decomposition dari Harga ... 57

4.10 Hasil Uji Variance Decomposition dari Produksi ... 58

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Keterangan Halaman

Lampiran I : Hasil Estimasi VECM ... 71

a. Uji Stasioneritas Level Harga timah Produksi Timah dan PDRB Sek. Pertambangan ... 71

b. Uji Stasioneritas First Difference Harga Timah, Produksi Timah, dan PDRB Sek. Pertambangan ... 74

c. Uji Lag Length ... 77

d. Uji Kointegrasi ... 78

e. Uji Kausalitas Engel-Granger... 79

f. Signifikansi VECM ... 80

g. Uji Impulse Response Function ... 81

h. Uji Variance Decomposition ... 83

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya adalah berkah yang dimiliki suatu negara. Berdasarkan Undang Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Bab I Pasal 1 dijelaskan bahwa Sumber daya merupakan unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam, baik hayati maupun non hayati, dan sumber daya buatan. Sumber daya tersebut dapat digunakan atau dimanfaatkan secara maksimal tergantung pada bagaimana cara menggunakannya, apakah digunakan secara besar-besaran tanpa memikirkan kondisi lingkungan dan kondisi di masa depan, atau dipergunakan dengan baik dan memikirkan kondisi ke depannya. Sumber daya alam sendiri dalam proses pemanfaatannya dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan teknologi yang handal.

Fauzi (2004) berpendapat bahwa sumber daya alam merupakan faktor produksi alam yang dapat digunakan untuk menyediakan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi. Lalu menurut Yakin (2004) sumber daya alam adalah sumbangan bumi berupa benda hidup maupun benda mati yang dapat digunakan oleh manusia sebagai sumber makanan, bahan mentah dan energi.

Yakin (2004) mengklasifikasikan sumber daya menjadi 3 yaitu, sumber daya yang dapat diperbaharui, sumber daya yang dapat tidak dapat diperbaharui dan sumber daya yang potensial untuk diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable perpectual resources)merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui atau dapat memperbaharui dirinya sendiri sehingga bisa digunakan terus menerus serta merupakan sumberdaya yang tersedia sepanjang waktu misalnya lahan pertanian, sinar matahari, angin dan gelombang. Sumberdaya alam yang tidak bisa diperbaharui (non renewable resources) merupakan sumberdaya yangjumlahnya terbatas atau dibatasi penggunaannya karena tidak dapat diperbaharui atau memperbaharui dirinya

(20)

2

sendiri karena butuh jutaan tahun dalam proses pembentukannya dan bisa digunakan sebagai bahan bakar energi seperti logam mulia, timah, besi, belerang, gas alam, dan minyak bumi. Dan terakhir yaitu sumberdaya alam yang potensial untuk diperbaharui (potentially renewable resources).

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang dapat digunakan dalam kegiatan perekonomian negara, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Hal ini dapat dilihat dari daerah-daerahnya yang memiliki kekayaan dalam berbagai sumber daya alam, seperti Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Namun, ada juga daerah yang hanya memiliki 1 jenis sumber daya alam yang diunggulkan, seperti Provinsi Bangka Belitung dengan timahnya.

Provinsi Bangka Belitung merupakan yang daerah terkenal dengan sumber daya timah yang melimpah (Kusmanto pada Bangka,tribunnews.com, 2015). Timah merupakan salah satu sumber daya yang tidak dapat diperbaharui dan termasuk dalam sumber daya yang digunakan dalam sektor pertambangan. Indonesia sendiri merupakan produsen kedua terbesar dunia setelah Cina (Investasi.kontan.co.id, 2018 dan Timah.com). Daerah yang menjadi pemasok terbesar timah di Indonesia adalah pulau Bangka Belitung, Singkep, Karimun, dan Kundur dengan perusahaan bernama PT. Timah (Persero) Tbk. Namun, aktivitas penambangan timah lebih banyak dilakukan di Pulau Bangka dan Belitung (PT Timah Tbk, 2008). Kegiatan penambangan timah di pulau-pulau ini telah berlangsung sejak zaman kolonial Belanda hingga sekarang. Dari sejumlah pulau penghasil timah itu, Pulau Bangka Belitung merupakan pulau penghasil timah terbesar di Indonesia (PT Timah Tbk, 2008).

Orang awam akan berpikir sebenarnya apa penggunaan dari Timah itu sendiri. Penggunaan timah di dunia sudah cukup banyak digunakan, biji timah cenderung digunakan untuk pembuatan senjata api, baju anti api, barang elektronik bahkan komponen pesawat. Selain itu, timah bisa digunakan menjadi lapisan untuk produk baja, produk makanan kaleng, produk aluminium foil,

(21)

3

penyambung logam dengan solder, dan komponen logam ringan. Oleh karena itu, dengan banyaknya manfaat dari penggunaan timah, membuat timah menjadi salah satu bahan galian tambang yang dibutuhkan oleh dunia.

Namun pada akhir tahun 2011, harga timah mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena adanya krisis ekonomi yang terjadi di daerah Eropa. Dengan permasalahan tersebut, memberikan dampak terhadap daya beli masyarakat terhadap barang-barang yang memiliki pangsa pasar di daerah Eropa, seperti Timah. Sehingga dari krisis tersebut, timah ikut mengalami kepaitan yang membuat harga timah mengalami penurunan (Viva.co.id, 2011).

Tabel 1.1.

10 Negara Pemasok Timah Dunia

Urutan Negara Nama Perusahaan

1 China Yunnan Tin

2 Indonesia PT Timah Tbk

3 Malaysia Malaysia Smelting Corp

4 China Yunnan Chengfeng

5 Peru Minsur

6 Bolivia EM Vinto

7 China Guangxi China Tin

8 Thailand Thaiserco

9 Belgium Metallo

10 China Gejiu Zi Li

Sumber : Annual Report PT Timah, Tbk, tahun 2017

Indonesia sebagai negara kedua pemasok timah terbesar di dunia, tentu merasakan dampak dari menurunnya nilai timah dunia. PT. Timah (Persero) Tbk sebagai perusahaan utama Indonesia yang bergerak di bidang timah, merasakan kepaitan dari turunnya nilai timah dunia. Turunnya nilai timah di bursa timah London atau London Metal Exchange (LME) membuat harga timah nasional ikut mengalami penurunan, hal ini mengacu kepada data di Tabel 1.2 dan Grafik 1.1.

(22)

4 Tabel 1.2.

Harga Rata-rata Timah Tahun 2010-2014 (USD/Mton)

Tahun Harga Rata-rata Timah Dunia Harga Rata-rata Timah Lokal 2010 20,425 19,981 2011 26,021 26,714 2012 21,093 21,505 2013 22,287 22,751 2014 21,965 21,686

Sumber : PT. Timah, Tbk, tahun 2010-2014.

Grafik 1.1.

Harga Rata-rata Timah Tahun 2010-2014 (USD/Mton)

Sumber : PT. Timah, Tbk, tahun 2010-2014, data diolah.

Pada Tabel 1.2 menunjukkan bahwa tahun 2012, harga timah mengalami penurunan yang cukup jauh dari USD 26,021/matriks ton (mton) menjadi USD 21,093/mton. Hal tersebut menunjukkan bahwa krisis yang terjadi di Eropa memberikan dampak yang jelas terhadap nilai timah dunia. Merujuk kepada Annual Report PT Timah Tbk Tahun 2011, menjelaskan bahwa pada paruh

0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 2010 2011 2012 2013 2014

Harga Rata-rata Timah (USD/Mton)

Harga Rata-rata Timah Dunia

Harga Rata-rata Timah Lokal

(23)

5

pertama tahun 2011 harga timah dunia berhasil mencapai titik USD 32.625/mton tetapi kemudian turun tajam hingga titik terendahnya menjadi USD 19,000/mton, pada paruh kedua yang bertahan hingga akhir tahun 2011. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh maraknya spekulasi oleh pelaku bursa (trader) di tengah isu krisis ekonomi Eropa.

Grafik 1.2.

Presentase Pemasaran Timah

Sumber : PT. Timah, Tbk (www.timah.com)

Fenomena penurunan harga tersebut juga disebabkan oleh banyaknya stok timah PT Timah di gudang yang berada di luar negeri, yang terletak di Kota Rotterdam, Belanda; Baltimore, Amerika Serikat; dan Singapura. Pada tahun 2015, Jumlah stok PT Timah mencapai lebih dari 40% volume timah di gudang LME yang mencapai 9.955 ton. Dan dari volume itu sekitar 8.400 ton tersimpan di gudang Malaysia (Tempo, 2015).

Pemasaran dan distribusi timah yang dilakukan oleh PT Timah, Tbk hampir 95% dilaksanakan untuk memenuhi pasar di luar negeri (ekspor) dan sekitar 5% untuk memenuhi pasar domestik. Negara-negara yang menjadi tujuan ekspor timah antara lain Asia yang meliputi Jepang, Korea, Taiwan, Cina, dan Singapura. Untuk wilayah Eropa, meliputi Inggris, Belanda, Perancis, Spanyol, dan Italia serta wilayah Amerika dan Kanada (Timah.com). Negara Belanda, Perancis, Spanyol, dan Italia masuk ke dalam Euro Area. Dengan krisis yang

95%

5%

Pemasaran

Ekspor Domestik

(24)

6

terjadi di wilayah tersebut, tentu akan memberi dampak pada kegiatan ekspor timah Indonesia.

Tabel 1.3.

Produksi Bijih Timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2010-2014 (MTon)

Tahun Total Produksi Bijih Timah 2010 37,682.20 2011 37,316.60 2012 22,124.23 2013 15,403.86 2014 19,719.32

Sumber : BPS Provinsi Bangka Belitung dan PT. Timah, Tbk (data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.3. dapat dilihat bahwa produksi timah pada tahun 2012 mengalami penurunan sebagai dampak dari turunnya harga timah pada tahun 2011. Produksi timah pada tahun 2011 sebesar 37,316.60 Mton, lalu dengan krisis Eropa yang terjadi pada tahun tersebut, membuat jumlah produksi timah pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 22,124.23 Mton. ITRI menjelaskan produksi timah dunia menurun dikarenakan rendahnya permintaan terhadap timah dalam industri barang-barang elektronik sebagai dampak dari krisis ekonomi yang terjadi di Eropa (Annual Report PT Timah, 2012).

(25)

7 Tabel. 1.4.

PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah) Tahun 2010-2014

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 6,097,691 7,070,641 8,111,873 9,269,574 10,836,589

B Pertambangan dan Penggalian 6,077,439 6,810,151 6,975,347 7,097,644 7,622,768 C Industri Pengolahan 9,174,668 10,321,935 11,043,826 12,088,178 12,877,313 D Pengadaan Listrik dan Gas 24,117 26,151 27,089 27,336 42,610 E

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

6,160 7,296 8,155 9,149 10,372 F Konstruksi 2,531,855 2,927,077 3,523,145 4,139,267 4,712,365 G

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

4,720,707 5,477,835 6,193,487 6,671,668 7,613,531 H Transportasi dan Pergudangan 1,161,976 1,349,922 1,577,156 1,864,593 2,125,569

I Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 742,772 852,232 992,568 1,152,121 1,321,437

J Informasi dan Komunikasi 578,288 634,381 708,586 770,240 849,135 K Jasa Keuangan dan Asuransi 499,641 615,803 728,770 902,449 998,520 L Real Estate 987,085 1,178,229 1,388,288 1,602,870 1,823,418 M,N Jasa Perusahaan 85,435 99,908 116,138 134,448 153,990

O

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1,597,081 1,993,797 2,243,456 2,618,023 3,025,640 P Jasa Pendidikan 706,120 823,969 997,994 1,172,218 1,362,821 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 360,425 417,347 487,637 552,657 625,879

R,S,

T,U Jasa lainnya 210,443 242,367 276,713 315,929 371,658

Produk Domestik Regional Bruto 35,561,904 40,849,043 45,400,228 50,388,364 56,373,615 Produk Domestik Regional Bruto

Nonmigas 35,188,011 40,429,877 44,959,750 49,916 876 55,873,812 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Tabel 1.4 menunjukkan bahwa pada tahun 2010-2014 PDRB sektor Pertambangan dan Penggalian menjadi sektor terbesar ketiga setelah Perkebunan, Kehutanan, dan Perikanan serta Industri Pengolahan dalam kontribusi terhadap PDRB Bangka Belitung, lalu pada tahun 2015-2016 turun menjadi sektor terbesar keempat. Meskipun Bangka Belitung dikenal dengan melimpahnya sumber daya

(26)

8

timah, namun data tersebut menunjukkan bahwa sektor pertambangan tidak menjadi kontributor terbesar dalam PDRB Bangka Belitung itu sendiri. Jika dilihat pada tabel, menunjukkan bahwa kontribusi yang diberikan dari sisi pertambangan tidak terlalu mengalami peningkatan ataupun penurunan yang cukup jauh, lebih ke posisi stagnan yang jika dibandingkan dengan kontribusi dari sisi lapangan usaha perkebunan, kehutanan dan perikanan serta usaha industri pengolahan, kedua sisi lapangan usaha tersebut terus mengalami peningkatan yang baik.

. Dalam jangka pendek kegiatan pertambangan timah memberikan pendapatan bagi PT Timah dan PDRB Bangka Belitung yang termasuk ke dalam sektor pertambangan. Dengan mempertimbangkan sumber daya timah yang melimpah di Bangka Belitung, maka pertambangan timah merupakan salah satu sektor yang penting dalam perekonomian Bangka Belitung (BPS, 2017)

Mideksa (2013) pada penelitiannya menyatakan bahwa sumber daya alam merupakan hal yang penting bagi negara karena sumber daya alam merupakan sumber daya ekonomi, yang berarti bahwa sumber daya alam sendiri berkontribusi besar dalam perekonomian negara. Ada beberapa bukti yang mendukung pernyataan tersebut seperti Weitzman (1999) menyimpulkan bahwa kehabisan mineral yang tidak dapat diperbaharui, seperti minyak mentah, batubara, timah, gas alam, bauksit tembaga, fosfat, besi, nikel, seng, emas dan perak akan mengurangi GDP dunia sekitar 1% dengan asumsi bahwa harga historis benar mencerminkan nilai kelangkaan. Lalu, dalam kajian lintas negara yang berfokus pada determinan kuat pertumbuhan ekonomi, Sala-i-Martin (2014) menemukan bahwa ternyata fraksi PDB di sektor pertambangan memiliki hubungan yang kuat dengan pertumbuhan ekonomi, dan hasilnya konsisten dengan karya-karya empiris yang terbaru oleh Brunn Schweiler dan Bulte (2008) serta Alexeev dan Conrad (2009) yang juga menyatakan bahwa sumbangan besar minyak dan sumber daya mineral lainnya berkorelasi positif dengan kesejahteraan ekonomi jangka panjang rata-rata.

(27)

9

Berdasarkan data-data yang telah dipaparkan sebelumnya masalah terjadinya penurunan harga timah dunia mempengaruhi produksi timah yang lalu berdampak kepada PDRB sektor pertambangan Bangka Belitung yang dikenal akan melimpahnya sumber daya timah. Belum lagi, sektor pertambangan itu sendiri justru hanya berperan sebagai kontributor terbesar ketiga untuk PDRB. Sedangkan jika didasari dengan logika yang sederhana, dengan sumber daya timah yang melimpah seharusnya sektor pertambangan bisa menjadi kontributor utama bagi PDRB Bangka Belitung.

Dengan permasalahan yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk membuat penelitian tentang HUBUNGAN ANTARA HARGA TIMAH, PRODUKSI TIMAH, DAN PDRB SEKTOR PERTAMBANGAN PROVINSI BANGKA BELITUNG.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan, maka identifikasi masalah yang dapat diambil adalah :

1. Apakah terdapat hubungan jangka panjang dan jangka pendek antara variabel harga timah, jumlah produksi timah dan PDRB sektor Pertambangan provinsi Bangka Belitung?

2. Apakah terdapat hubungan kausalitas antara variabel harga timah, jumlah produksi timah, dan PDRB sektor Pertambangan Provinsi Bangka Belitung?

3. Bagaimana kontribusi antara harga timah, jumlah produksi timah, dan PDRB sektor Pertambangan provinsi Bangka Belitung?

(28)

10 C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk melihat dan menganalisis hubungan jangka panjang dan jangka pendek antara harga timah, jumlah produksi timah dan PDRB sektor Pertambangan provinsi Bangka Belitung.

2. Untuk melihat dan menganalisis hubungan kausalitas antara harga timah, produksi timah, dan PDRB sektor Pertambangan Bangka Belitung.

3. Untuk melihat dan menganalisis kontribusi antara harga timah, jumlah produksi timah, dan PDRB sektor Pertambangan provinsi Bangka Belitung. D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai masukan bagi Pemerintah di Provinsi Bangka Belitung yang menjadi lokasi penelitian terkait bagaimana mengambil keputusan dalam permasalahan timah.

2. Bagi peneliti, mendapatkan pengembangan dan melatih diri dalam penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh.

3. Bagi civitas akademik, dapat memberikan referensi dalam sumbangan pemikiran dan bahan kajian penelitian, terutama pada bidang penelitian yang sejenis.

4. Bagi masyarakat, dapat dijadikan sebagai referensi dan menambah wawasan tentang situasi dan kondisi daerahnya terkait sumber daya timah.

(29)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Harga

Harga menurut BPS merupakan jumlah uang yang menyatakan nilai tukar suatu kesatuan benda tertentu. Menurut KBBI, Harga merupakan jumlah uang atau alat tukar lain yang senilai, yang harus dibayarkan untuk produk atau jasa, pada waktu tertentu dan di pasar tertentu. Sedangkan menurut Kamus Terbaru Bahasa Indonesia Dilengkapi Ejaan Yang Benar(2008) harga merupakan nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan jumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dan barang atau jasa berikut pelayanannya.

Dalam Marius (2002) terdapat dua pendapat mengenai harga. William J. Stanton menjelaskan bahwa harga merupakan jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya, dan menurut Jerome Mc Cartgy, harga adalah apa yang dibebankan untuk sesuatu. Kotler dan Armstrong (2001) juga memberikan pendapat dimana harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa harga merupakan sesuatu kesepakatan terkait transaksi jual beli barang dan/atau jasa dimana kesepakatan tersebut disetujui oleh kedua belah pihak.

Suherman (2001 : 238) mengatakan bahwa tidak semua barang memiliki harga karena yang memiliki harga hanya barang ekonomis (economic goods), tetapi barang-barang bebas (free goods) tidak memiliki harga. Sedangkan mengapa barang-barang memiliki harga karena dalam satu sisi barang tersebut berguna atau memiliki manfaat, selain itu di sisi lain jumlah barang tersebut

(30)

12

sedikit. Karena itu harga dibentuk karena dua kategori yang dipenuhi yaitu kekuatan kegunaan dan kelangkaan dari barang tersebut.

2. Produksi

Dalam KBBI, Produksi diartikan sebagai proses yang mengeluarkan hasil. Sumiarti (1987) menjelaskan bahwa produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa, dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor-faktor produksi. Joesron dan Fathorrozi (2003) pada penelitian Rugian (2013) menyatakan bahwa produksi merupakan hasil akhir dalam proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input, dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengombinasikan berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output.

Menurut Miller (2000:295) produksi adalah sebagai penggunaan atau sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama. Sedangkan Sugianto, dkk, (2000:314) berpendapat bahwa produksi merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapat sejumlah input yaitu secara akuntansi sama dengan jumlah uang keluar yang dicatat. Boediono (2005:166-159) mengatakan produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

Teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara kuantitas produk dan faktor-faktor produksi yang digunakan. Sadono Sukirno (2009:193) menyatakan bahwa fungsi produksi adalah hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya. Lalu Rahardja (2006) menyatakan bahwa ekonom membagi faktor produksi barang menjadi barang modal (capital) dan tenaga kerja (labour).

Fungsi produksi merupakan hubungan amtematis dari penggunaan hal-hal yang berhubungan dengan produksi dalam rangka menghasilkan output maksimum,dan fungsi produksi dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut :

(31)

13 Q=f(K, L) dimana : Q = Tingkat output K = kapital L = tenaga kerja

Denny Afrianto (2010) menjelaskan bahwa pada dasarnya faktor-faktor produksi meliputi :

a. Faktor Produksi Alam

Sumber daya alam merupakan dasar yang diperlukan dalam kegiatan produksi di sektor produksi primer seperti pertanian, kehewanan, perikanan dan sektor pertambangan. Faktor produksi ini terdiri dari :

1. Tanah dan keadaan iklim 2. Kekayaan hutan

3. Kekayaan di bawah tanah

4. Kekayaan air, sebagai sumber tenaga, pengangkutan, sumber bahan makanan, pengairan, dsb.

b. Tenaga Kerja c. Modal

3. Teori Penawaran

Mankiw (2003) menjelaskan Penawaran adalah sejumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu dan pada waktu tertentu. Penawaran bersangkut paut dengan penyediaan dan penjualan (Arsyad, 2014). Jadi penawaran merupakan jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat harga dan situasi.

Keinginan penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor yaitu(Sadono, 2005) :

(32)

14 a. Harga

b. Harga barang lain c. Biaya faktor produksi d. Teknologi

e. Tujuan perusahaan f. Ekspektasi (ramalan)

Hukum penawaran mengatakan bahwa semakin tinggi harga suatu barang maka jumlah barang yang ditawarkan akan semakin banyak. Sebaliknya, semakin rendah harga suatu barang maka jumlah barang yang ditawarkan juga semakin sedikit (Arsyad, 2014). Lalu Oka A. Yoeti (2008) menjelaskan hal tersebut terjadi karena dengan semakin rendah harga barang membuat produsen enggan memproduksi lebih banyak karena sedikitnya pembeli. Secara sederhana dapat dikatakan bila harga (P) maka penawaran naik (Qs) , dan bila P turun maka Qs juga turun, dengan menganggap seluruh faktor penentu lainnya konstan atau tidak terjadi perubahan (ceterus paribus).

Jika harga dari suatu barang naik, sedangkan harga-harga lainnya tetap sama maka para produsen cenderung untuk menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah (quantity) jauh lebih besar dari sebelumnya. Jika satu dari faktor-faktor tersebut berubah, maka kurva penawaran akan bergeser (Mankiw, 2000).

Gambar 2.1 Kurva Penawaran

(33)

15

Kurva penawaran pada gambar 2.1 menjelaskan tentang kondisi hukum penawaran yaitu semakin tinggi harga yang ditawarkan maka akan semakin banyak kuantitas yang ditawarkan, dan hal ini ditunjukkan dengan kurva yang bergerak ke kanan atas.

Teori Penawaran atau Supply dapat digunakan sebagai teori yang mendukung fenomena yang terjadi di Bangka Belitung terkait produksi timah yang menurun setelah terjadinya penurunan harga timah. Hal ini berarti bahwa PT Timah menurunkan produksi timah dengan alasan rendahnya pembeli timah dikarenakan penurunan harga timah.

4. Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah keseluruhan nilai bersih barang dan jasa yang dihasilkan dari semua kegiatan perekonomian disuatu daerah atau provinsi dalam periode waktu tertentu. Produk domestik regional bruto menunjukkan kemampuan sebuah negara untuk menciptakan distribusi pendapatan yang merata di setiap bidang kehidupan. (Sukirno, 2010).Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), perhitungan PDRB dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu pendekatan pendapatan, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan produksi.

Perhitungan PDRB dengan pendekatan pendapatan dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan semua balas jasa yang diterima oleh faktor produksi, yaitu gaji, upah, dan surplus dari usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung neto. Dalam sektor pemerintahan dan usaha yang sifatnya bukan untuk mencari untung, surplus usaha tidak akan diperhitungkan.

Perhitungan PDRB dengan pendekatan pengeluaran dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran para pelaku ekonomi atas barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian satu daerah. Perhitungan PDRB menurut pengeluaran dibagi menjadi 6 kelompok yaitu :

(34)

16 a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga

b. Pengeluaran konsumsi lembaga swadaya yang tidak mencari keuntungan c. Pengeluaran konsumsi pemerintah

d. Pembentukan modal tetap bruto/ Investasi e. Perubahan stok

f. Net Ekspor (Ekspor dikurangi Impor)

Dan perhitungan output pada perekonomian dengan pendekatan pengeluaran dijelaskan oleh persamaan berikut :

Y = C + I + G + NX (X-M) dimana :

Y = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) C = Konsumsi

I = Investasi

G = Pengeluaran Pemerintahan

NX = Net Ekspor (Ekspor dikurangi Impor)

Perhitungan PDRB dengan pendekatan produksi dilakukan dengan menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan atau diproduksi oleh sektor-sektor suatu negara selama satu periode tertentu. Menurut Tarigan (2009) perhitungan dari PDRB dengan pendekatan produksi dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi oleh sektor-sektor dalam perekonomian dengan cara mengurangkan biaya antara dari nilai total produksi bruto sektor antara atau sub-sektor tersebut, dimana nilai tambah merupakan selisih antara nilai produksi (output) dengan biaya antara (intermediate cost).

Perekonomian dengan PDRB/PDB tahun dasar 2000 terbagi menjadi 9 sektor atau lapangan usaha, yaitu :

(35)

17 a. Pertanian.

b. Pertambangan dan Penggalian. c. Industri.

d. Listrik, Gas, dan Air Minum. e. Bangunan.

f. Perdagangan, Hotel, dan Restoran. g. Pengangkutan dan Komunikasi.

h. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan dan Tanah serta Jasa Perumahan.

i. Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan.

Lalu, pada tahun 2010, BPS mengeluarkan PDB tahun dasar 2010, yang membagi lapangan usahanya menjadi 17 sektor, yaitu :

a. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. b. Pertambangan dan Pengolahan. c. Industri Pengolahan.

d. Pengadaan Listrik dan Gas. e. Pengadaan Air.

f. Konstruksi.

g. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor.

h. Transportasi dan Pergudangan.

i. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum. j. Informasi dan Komunikasi.

k. Jasa Keuangan. l. Real Estate. m. Jasa Perusahaan.

n. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib. o. Jasa Pendidikan.

p. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. q. Jasa Lainnya.

(36)

18

Perhitungan PDRB dengan pendekatan produksi didasarkan pada fungsi produksi Cobb-Douglas. Fungsi produsi Cobb-Douglas menyatakan bahwa pendapatan nasional yang dibagi diantara modal dan tenaga kerja adalah tetap konstan selama periode yang panjang. Fungsi Cobb-Douglas memiliki skala hasil konstan, yaitu jika modal dan tenaga kerja meningkat dalam proporsi yang sama, maka output meningkat menurut proporsi yang sama pula (Mankiw, 2006).

Jika PDRB suatu wilayah menunjukkan nilai yang semakin besar maka berarti jumlah barang dan jasa yang diproduksi semakin banyak sehingga kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat dan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.

5. Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional merupakan perdagangan yang dilakukan oleh penduduk sebuah negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud bisa berupa individu (individu antar individu), individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, maupun individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah negara dengan pemerintah negara lain. Perdagangan yang dilakukan bukan hanya semata-mata demi bidang ekonomi saja, tapi bisa juga bermanfaat bagi bidang lain seperti sosial, politik maupun keamanan. Dengan pentingnya kegiatan perdagangan internasional ini, maka muncullah teori-teori perdagangan internasional yang dapat dijadikan sebagai panduan sebelum menentukan kebijakan di bidang perdagangan internasional.

Teori perdagangan menurut Hecksher-Ohlin menjelaskan bahwa perdagangan internasional ditentukan oleh adanya perbedaan relatif dalam kekayaan alam sehingga akan menunjukkan bahwa adanya perbedaan harga faktor produksi antar negara, yang dimana jika suatu negara akan membuat dan mengekspor barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif lebih berlimpah dibandingkan negara lain makan membuat biaya produksi menjadi relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara lain.

(37)

19

Basri (2010) berpendapat model H-O mengabaikan perbedaan teknologi dengan menekankan bahwa keuntungan komparatif ditentukan oleh perbedaan relatif kekayaan faktor produksi dan penggunaan faktor tersebut secara relatif intensif dalam kegiatan produksi barang ekspor. Hady (2001) mengatakan dalam teori H-O perbedaan opportunity cost suatu produk antara satu negara dengan negara yang lain dapat terjadi dikarenakan perbedaan jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki dari masing-masing negara, dan perbedaan itulah yang dapat menimbulkan terjadinya perdagangan internasional. Negara yang memiliki faktor produksi yang relatif banyak akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barangnya.

Bangka Belitung bisa dikatakan sebagai daerah yang dapat didukung oleh teori Hecksher-Ohlin. Hal ini terjadi karena Bangka Belitung melakukan perdagangan internasional dengan sumber daya timah yang melimpah yang dimiliki oleh pulau Bangka sendiri.

6. Hubungan Antara Harga Timah, Produksi Timah, dan PDRB Sektor Pertambangan

Secara sederhana harga timah, produksi timah dan PDRB sektor pertambangan tentu memiliki hubungan karena timah sendiri merupakan salah satu sumber daya yang menjadi pendapatan bagi daerah Bangka Belitung. Harga timah dan produksi timah sendiri menjadi salah satu faktor penting dalam pendapatan timah, hal ini didukung oleh teori penawaran. Teori penawaran menjelaskan bahwa jika harga suatu barang mengalami peningkatan, maka barang yang ditawarkan atau diproduksi juga akan semakin banyak, dan sebaliknya, semakin rendah harga suatu barang maka jumlah barang yang ditawarkan atau diproduksi juga semakin sedikit. Oka (2008) menjelaskan hal tersebut terjadi karena dengan rendahnya harga barang membuat produsen enggan memperoduksi lebih banyak karena sedikitnya pembeli. Hal ini juga berarti bahwa dengan rendah atau tingginya harga timah bisa membuat produsen mengambil keputusan apakah akan memproduksi timah lebih banyak atau lebih sedikit. Lalu, jika harga timah

(38)

20

tinggi, maka produsen bisa memutuskan untuk memproduksi timah lebih banyak, sehingga bisa membuat pendapatan timah juga ikut meningkat.

Selanjutnya, semakin tinggi harga timah berarti pendapatan yang didapatkan dari penjualan timah juga ikut meningkat. Dengan pendapatan dari penjualan timah yang meningkat, tentu berpengaruh pada PDRB sektor pertambangan. Hal ini juga sesuai dengan teori PDRB dengan pendekatan produksi. Jika harga meningkat maka barang yang di produksi juga meningkat. Dengan begitu pendapatan yang akan didapatkan juga akan meningkat.

Lalu dari sisi PDRB sektor pertambangan juga bisa dijadikan acuan oleh produsen. Hal ini dikarenakan produsen akan melihat hasil pendapatan yang diperoleh pada periode sebelumnya sebagai acuan untuk menetapkan jumlah produksi. Jika pada periode sebelumnya produsen mendapatkan profit yang tinggi maka produsen akan meningkatkan jumlah produksi pada periode berikutnya. Dan sebaliknya, jika profit yang didapatkan rendah maka produsen akan mengurangi jumlah produksi pada periode berikutnya. Namun, produsen juga harus menyesuaikan dengan kuantitas yang ada di pasar, yang nantinya akan berdampak ke harga timah. Jika produsen memproduksi timah secara besar-besaran, hal ini juga bisa mempengaruhi harga timah yang ada. Semakin banyak produksi timah juga bisa membuat harga timah mengalami penurunan.

B. Penelitian Terdahulu

Pada Penelitian Sulaksono (2014) yang berjudul Pengaruh Produksi Batubara Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat pada Era Otonomi Daerah di Indonesia menggunakan alat analisis regresi linier berganda, dimana produksi batubara sebagai variabel independen (X) dan terdapat dua dependen, yaitu PDRB (Y1) dan Kesejahteraan masyarakat (Y2). Dengan data sekunder dari tahun 2000-2013 yang didapatan melalui internet dan KSDM. Berdasarkan tabel dari hasil regresi berganda, menunjukkan produksi batubara (X) terhadap kesejahteraan masyarakat mempunyai nilai signifikan 0,000 < 0,05 maka produksi batubara berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat di

(39)

21

Indonesia. produksi batubara (X) terhadap PDRB sektor pertambangan (Y2) mempunyai nilai signifikan 0,000 < 0,05 maka produksi batubara berpengaruh positif terhadap PDRB sektor pertambangan di Indonesia. Pengaruh produksi batubara (X) terhadap kesejahteraan masyarakat (Y1) adalah sebesar koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0,715 atau 71,5%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 28,5% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar model. Pengaruh produksi batubara (X) terhadap PDRB sektor pertambangan (Y2) adalah sebesar koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0,914 atau 91,4,%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 8,6% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar model.

Penelitian kedua dilakukan oleh Hassan dan Abdullah (2015) dengan judul Effect of Oil Revenue and the Sudan Economy: Econometric Model for Services Sector GDP. Penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi dampak dari pendapatan minyak dan GDP sektor layanan dari Sudan dengan periode 2000 - 2012. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang didapatkan dari Ministry of Finance (MOF) dan The Central Bank of Sudan (CBOS) dan dianalisis dengan metode regresi linear (SLRM) dan Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian dari pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat hubungan kausal antara pendapatan minyak (variabel independent) dan GDP sektor layanan (variabel dependen). Hasil menunjukan estimated R square sebesar 0.78 dan regresi koefisien sebesar 0.000246. Tingginya nilai R square mendukung prinsip kuat adanya hubungan kausal antara kedua variabel tersebut. Hasil analisis regresi tersebut menunjukkan bahwa pendapatan minyak mempengaruhi GDP sektor layanan secara positif, yang dimana pendapatan minyak diperkirakan berkontribusi sebesar 78.8% dari variasi dalam GDP antara 2000 dan 2012. Selain itu, perubahan satu unit dalam pendapatan minyak akan menyebabkan perubahan .0246% dalam GDP sektor layanan.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Gokmenoglu, Azin, dan Taspinar (2015), dengan judul The Relationship between Industrial Production, GDP, Inflation and Oil Price: The Case of Turkey. Pengujian dilakukan untuk menguji hubungan

(40)

22

antara harga minyak, inflasi, GDP, dan produksi industri dari periode 1961 ke 2012 dalam kasus Turki. Data yang digunakan diambil dari World Bank Development Indicators and the OPEC. Untuk menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan 3 (tiga) tes berbeda, Unit Root, co-integration dan tes kausalitas. Hasil dari test Phillips-Perron (PP) sebagai tes unit root menunjukkan bahwa semua variabel yang diuji diintegrasikan dalam order satu; I(1). Hasil tes Johansen co-integration menegaskan adanya hubungan jangka panjang antara variabel tersebut dan tes Granger causality mengkonfirmasi bahwa perubahan harga minyak mempengaruhi produksi industri Turki, yang adalah sebuah negara importir minyak.

Penelitian keempat dilakukan oleh Sirdon, Evi Susanti Tasri, Drs. Firdaus SY,MP (2016) dengan judul Pengaruh Tenaga Kerja, Jumlah Produksi dan Luas Lahan terhadap PDRB sektor Pertanian di Kabupaten Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan untuk menganilisis pengaruh dari tenaga kerja, jumlah produksi, dan luas lahan dari produk domestik bruto regional sektor pertanian di kabupaten Sumatera Barat. Data yang digunakan berupa data sekunder dan data panel dari periode 2006-2012 dengan metode analisis yang digunakan adalah ordinary least square (OLS) dan variabel yang digunakan adalah tenaga kerja, jumlah produksi, luas lahan dan PDRB sektor pertanian di Kabupaten Sumatera Barat. Hasil menunjukkan bahwa pada perhitungan uji-t, tenaga kerja dan luas lahan berpengaruh signifikan terhadap PDRB sektor Pertanian, namun jumlah produksi tidak berpengaruh signifikan terhadap PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten Sumatera Barat.

Penelitian kelima dilakukan oleh Achmad Irfanurrochim (2016) dengan judul Analisis Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja, Jumlah Investasi, dan Jumlah Hasil Produksi Industri Pengolahan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Bontang Tahun 2004-2014. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh dari jumlah tenaga kerja, jumlah investasi dan jumlah hasil produksi industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Bontang pada tahun 2004-2014. Metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel dengan model

(41)

23

fixed effect yang diambil melalui uji Chow test dan uji Hausman test, dengan menggunakan program Eviews 9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jumlah tenaga kerja dan jumlah hasil produksi industri pengolahan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Bontang, sedangkan variabel jumlah investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Bontang. Secara simultan, variabel jumlah tenaga kerja, jumlah investasi, dan jumlah hasil produksi industri pengolahan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Bontang selama tahun 2004-2014.

Penelitian keenam dilakukan oleh Rodriguez dan Sánchez (2004) dengan judul Oil Price Shocks and Real GDP Growth; Empirical Evidence for some OECD Countries, Working Paper Series, European Central Bank. Paper ini dilakukan untuk menilai secara empiris dampak dari shock harga minyak pada Real GDP. Dengan data yang digunakan dari tahun 1972 triwulan ke-3 - 2001 triwulan ke-4. Analisis VAR multivariat dilakukan dengan menggunakan model linear maupun non-linear. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat bukti-bukti dampak yang non-linear dari harga minyak terhadap GDP. Secara khusus, kenaikan harga minyak ditemukan memiliki dampak yang sangat besar pada pertumbuhan GDP lebih besar daripada penurunan harga minyak, dan akhirnya secara statistik hal ini tidak signifikan dalam berbagai kasus. Diantara negara-negara pengimpor minyak, kenaikan harga minyak yang ditemukan memiliki dampak negatif pada kegiatan ekonomi di semua kasus kecuali Jepang. Selain itu, efek guncangan guncangan (shock) minyak pada pertumbuhan GDP berbeda antara kedua negara pengekspor minyak dalam sampel yang digunakan, dengan harga minyak meningkat dapat mempengaruhi Inggris secara negatif dan Norwegia secara positif.

Penelitian ketujuh dilakukan oleh Martin L. Weitzman (2004) dengan judul Pricing the Limits to Growth from Minerals Depletion. Penelitian ini mengevaluasi hilangnya kesejahteraan global dari pengurusan sumber daya tidak terbarukan seperti minyak. Metodologi yang mendasari mewakili sebuah

(42)

24

penerapan empiris beberapa perkembangan terkini dalam teori akuntansi hijau dan keberlajutan. Penelitian ini memperkirakan bahwa dunia dapat mengalami kehilangan setara dengan sekitar 1 persen dari konsumsi akhir per tahun dari kelimpahan sumber daya bumi, dibangkan dengan lintasan kontra faktual di mana ekstraksi mineral global diziinkan untuk tetap selamanya konstan pada laju aliran dan biaya ekstraksi hari ini.

Penelitian kedelapan dilakukan oleh Xavier Sala-I-Martin, Gernot Doppelhofer, dan Ronald I. Miller (2004) dengan judul Determinants of Long-Term Growth: A Bayesian Averaging of Classical Estimates (BACE) Approach. Penelitian ini dilakukan untuk menguji ketahanan variabel penjelas di regresi pertumbuhan ekonomi lintas negara. Penelitian ini memperkenalkan dan menggunakan pendekatan baru, BayesianAveraging of the Classical Estimates (BACE), yang mengkontruksi estimasi dengan cara merata-ratakan koefisien OLS di seluruh model. Bobot yang diberikan untuk regresi individumemiliki justifikasi Bayesian yang mirip dengan kriteria pemilihan model Schwarz. Dari67 variabel penjelas, para peneliti menemukan 18 variabel yang secara signifikan dan kuat secara parsialberkorelasi dengan pertumbuhan jangka panjang dan tiga variabel lainnya menjadi sedikitterkait. Bukti terkuat adalah untuk harga relatif investasi, primerpendaftaran sekolah, dan tingkat awal PDB riil per kapita.

Penelitian kesembilan dilakukan oleh Christa N. Brunnschweiler dan Erwin H. Bulte (2008) dengan judul The Resource Curse Revisited and Revised: A Tale of Paradoxes and Red Herrings. Penelitian ini dilakukan dan dievaluasi secara kritis dasar empiris untuk apa yang disebut kutukan sumber daya dan menemukan bahwa, terlepas dari popularitas topik diilmu ekonomi dan penelitian ilmu politik, paradoks yang tampak ini mungkin adalah kesesatan logika. Ukuran yang paling umum digunakan ‘‘Kelimpahan sumber daya’dapat lebih berguna diartikan sebagai proxy untuk ‘‘ketergantungan sumber daya’’- endogen ke faktor struktural yang mendasarinya. Dalam beberapa estimasi yang menggabungkan kelimpahan sumber daya dan ketergantungan, kelembagaan, danvariabel konstitusional, kami menemukan bahwa (i) kelimpahan sumber daya, konstitusi,

(43)

25

dan lembaga menentukan sumber dayaketergantungan, (ii) ketergantungan sumber daya tidak mempengaruhi pertumbuhan, dan (iii) kelimpahan sumber daya secara positif mempengaruhi pertumbuhan dankualitas kelembagaan.

Penelitian terakhir dilakukan oleh Michael Alexeev dan Robert Conrad (2009) dengan judul The Elusive Curse of Oil. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menunjukkan hal yang bertentangan dengan klaim yang dibuat dalam beberapa makalah baru-baru ini, efek dari sumbangan besar minyak dan sumber daya mineral lainnyapada pertumbuhan ekonomi jangka panjang negara telah seimbang positif. Apalagi, klaim dari efek negatif minyak dan mineral kekayaan di lembaga-lembaga negara dipertanyakan.

Tabel. 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul Variabel Metode Hasil Penelitian

1 Agus Sulaksono (2014) Pengaruh Produksi Batubara Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat pada Era Otonomi Daerah di Indonesia Produksi batubara (X), PDRB (Y1) dan Kesejahteraan masyarakat (Y2). Analisis Regresi Linier Berganda Hasil penelitian menunjukkan produksi batubara berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat dan PDRB sektor pertambangan di Indonesia 2 Khalid Hassan dan Azrai Abdullah (2015) Effect of Oil Revenue and the Sudan Economy: Econometric Model for Services Sector GDP Oil Revenue (X) dan Service GDP (Y) Metode regresi linear (SLRM) dan Ordinary Least Square (OLS).

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa terdapatan hubungan kausal antara kedua variabel dan pendapatan minyak mempengaruhi GDP sektor layanan secara positif 3 Korhan Gokmenog lu, Vahid Azin, Nigar Taspinar (2015) The Relationship between Industrial Production, GDP, Inflation, and Oil Price: The Case of Turkey

The oil price, inflation, GDP and industrial production

Metode 3 test berbeda, unit Root Phillips-Perron (PP), Johansen co-integration, dan Granger Causality

Hasil dari test menunjukkan bahwa semua variabel yang diuji diintegrasikan dalam order satu; I(1), adanya hubungan jangka panjang antara variabel tersebut dan perubahan harga minyak

(44)

26

No Nama

Peneliti Judul Variabel Metode Hasil Penelitian

mempengaruhi produksi industri Turki. 4 Sirdon, Evi Susanti Tasri, Drs. Firdaus SY,MP (2016) Pengaruh Tenaga Kerja, Jumlah Produksi dan Luas Lahan terhadap PDRB sektor Pertanian di Kabupaten Sumatera Barat Tenaga Kerja, Jumlah Produksi, Luas Lahan dan PDRB sektor Pertanian Metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil menunjukkan bahwa pada perhitungan uji-t, tenaga kerja dan luas lahan berpengaruh signifikan terhadap PDRB sektor Pertanian, namun jumlah produksi tidak berpengaruh signifikan terhadap PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten Sumatera Barat. 5 Achmad Irfanurroc him (2016) Analisis Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja, Jumlah Investasi, dan Jumlah Hasil Produksi Industri Pengolahan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Bontang Tahun 2004-2014. Jumlah Tenaga Kerja, Jumlah Investasi, Jumlah Hasil Produksi Industri Pengolahan dan PDRB Kota Bontang

Regresi data panel dengan model fixed effect yang diambil melalui uji Chow test dan uji Hausman test

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jumlah tenaga kerja dan jumlah hasil produksi industri pengolahan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Bontang, sedangkan variabel jumlah investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Bontang. Secara simultan,jumlah tenaga kerja, jumlah investasi, dan jumlah hasil produksi industri pengolahan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Bontang selama tahun 2004-2014. 6 Dan Rebeca Jiménez-Rodríguez Marcelo Sánchez (2004)

Oil Price Shocks and Real GDP Growth; Empirical Evidence for some OECD Countries

Oil Price shocks dan Real GDP Metode analisis VAR multivariat Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat bukti-bukti dampak yang non-linear dari harga minyak terhadap GDP. Secara khusus, kenaikan harga minyak ditemukan memiliki dampak yang sangat besar pada

(45)

27

No Nama

Peneliti Judul Variabel Metode Hasil Penelitian

pertumbuhan GDP lebih

besar daripada

penurunan harga minyak, dan akhirnya secara statistik hal ini tidak signifikan dalam berbagai kasus.

7 Martin L. Weitzman (2004)

Pricing the Limits to Growth from Minerals Depletion. Harga, kuantitas, dan jenis-jenis biaya dari 14 jenis sumber daya mineral dan total konsumsi serta GDP dan NDP dunia Metode analisis deskriptif dan persamaan adaptasi dari model agregat ekonomidan penerapan empiris beberapa perkembangan terkini dalam teori akuntansi hijau dan keberlajutan

Berdasarkan metodologi yang digunakan, peneliti memperkirakan bahwa dunia dapat mengalami kehilangan setara dengan sekitar 1 persen dari konsumsi akhir per tahun dari kelimpahan sumber daya bumi, dibangkan dengan lintasan kontra faktual di mana ekstraksi mineral global diziinkan untuk tetap selamanya konstan pada laju aliran dan biaya ekstraksi hari ini. 8 Xavier Sala-I-Martin, Gernot Doppelhof er, dan Ronald I. Miller (2004) Determinants of Long-Term Growth: A Bayesian Averaging of Classical Estimates (BACE) Approach 67 variabel dengan 88 negara Metode Bayesian Averaging of Classical Estimates (BACE) Hasil menunjukkan beberapa variabel ekonomi yang memiliki korelasi parsial yang

kuat dengan

pertumbuhan jangka panjang, bukti terkuat didapati dari variabel harga relatif barang investasi, tingkat pendapatan. Variabel lain seperti dummy regional, pengukuran modal manusia dan kesehatan, dummy agama, dan beberapa variabel sektoral seperti pertambangan. 9 Christa N. Brunnsch weiler dan Erwin H. Bulte (2008)

The Resource Curse Revisited and Revised: A Taleof Paradoxes and Red Herrings

10 variabel Metode 3

persamaan analisis regresi

Dalam beberapa estimasi yang menggabungkan kelimpahan sumber daya dan ketergantungan, kelembagaan, dan variabel konstitusional, kami menemukan bahwa (i) kelimpahan sumber daya, konstitusi, dan lembaga menentukan sumber daya

(46)

28

No Nama

Peneliti Judul Variabel Metode Hasil Penelitian

ketergantungan,

ketergantungan sumber

daya tidak

mempengaruhi

pertumbuhan, dan kelimpahan sumber daya

secara positif mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas kelembagaan. 10 Michael Alexeev dan Robert Conrad (2009)

The Elusive Curse of Oil

18 variabel Metode analisis regresi Berdasarkan hasil peneliti mengambil kesimpulan bahwa kesejahteraan mineral mungkin memiliki konsekuensi negatif untuk sebuah negara, kutukan umum dari sumber daya alam yang dipahami di beberapa literatur terakhir sepertinya tidak benar-benar ada.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu dan teori yang telah dipaparkan mengenai hubungan tentang variabel yang digunakan yaitu Harga Timah, Produksi Timah dan Produk Domestik Regional Bruto sektor Pertambangan, yang kemudian dikembangkan menjadi kerangka pemikiran teoritis yang ditunjukkan sebagai berikut

(47)

29

Gambar. 2.2. Kerangka Pemikiran Penelitian

Hubungan antara Harga Timah, Produksi Timah, dan PDRB Sektor Pertambangan

Teori Penawaran

Teori Perdagangan Internasional Hecksher Ohlin

Harga Timah Produksi Timah PDRB Sektor Pertambangan

Analisis Deskriptif Analisis VECM

Uji Stasioneritas Uji Lag Length Uji Kointegrasi Uji Kausalitas

Uji VECM

Uji Impulse Response Function

Uji Variance Decomposition

Hasil dan Kesimpulan

(48)

30 D. Hipotesis Penelitian

Adapun perumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. H0 : Tidak ada hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara variabel Harga Timah, Jumlah Produksi Timah dan PDRB sektor Pertambangan Provinsi Bangka Belitung.

H1: Ada hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara variabel Harga Timah, Jumlah Produksi Timah dan PDRB sektor Pertambangan Provinsi Bangka Belitung.

2. H0 : Tidak ada hubungan kausalitas antara variabel harga timah, jumlah produksi timah, dan PDRB sektor Pertambangan Provinsi Bangka Belitung.

H1: Ada hubungan kausalitas antara variabel harga timah, jumlah produksi timah, dan PDRB sektor Pertambangan Provinsi Bangka Belitung.

3. H0 : Tidak ada kontribusi antara variabel harga timah, jumlah produksi timah, dan PDRB sektor Pertambangan Provinsi Bangka Belitung. H1: Ada kontribusi antara variabel harga timah, jumlah produksi timah,

(49)

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan jangka panjang dan jangka pendek, hubungan kausalitas, dan kontribusi antara Harga Timah, Produksi Timah, dan PDRB sektor Pertambangan Provinsi Bangka Belitung. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data time series triwulan dengan periode waktu 2010-2017. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari publikasi yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Bangka Belitung, PT Timah, dan London Metal Exchange Tin.

B. Metode Penentuan Sampel

Metode dari penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Purposive sampling merupakan pengambilan data sampel yang didasarkan pada penilaian yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian. Peneliti menggunakan metode ini didasarkan pada kriteria yang dimiliki Bangka Belitung sebagai daerah dengan kekayaan alam Timah terbanyak dan sesuai dengan tujuan dari penelitian yang dilakukan.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder (data yang diperoleh bukan dari sumber aslinya) yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Bangka Belitung, PT Timah, dan London Metal Exchange Tin. D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif dilakukan menggunakan analisis data time series

Gambar

Tabel  1.4  menunjukkan  bahwa  pada  tahun  2010-2014  PDRB  sektor  Pertambangan dan Penggalian menjadi sektor terbesar ketiga setelah Perkebunan,  Kehutanan,  dan  Perikanan  serta  Industri  Pengolahan  dalam  kontribusi  terhadap  PDRB Bangka Belitung
Gambar 2.1   Kurva Penawaran
Gambar 3.1. Diagram Alur Pembentukan Model VAR dan VECM
Tabel 3.1. Operasional Variabel Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, penyelidik juga memantau latihan yang dilakukan oleh subjek dari semasa ke semasa bagi memastikan mereka dapat meningkatkan prestasi dengan mengikuti program latihan yang

Berdasarkan hasil pengujian tabung kolimator pesawat sinar-X merk Toshiba type E2739, dapat disimpulkan bahwa hasil uji iluminensi lampu kolimator adalah 124,75 lux,

Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi tidak optimalnya pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kecamatan

PT TIMAH Tbk merupakan produsen timah terkemuka sekaligus eksportir timah terbesar di dunia dengan wilayah operasional pertambangan dan peleburan logam timah di provinsi

1) Pasir timah diketemukan pada pelapukan batuan granit Formasi Klabat yang berumur Permo-Karbon dan endapan koluvial dan aluvial. Bangka pada umumnya merupakan

Pada model sederhana dimana input SMS dan output SMS kecil jumlahnya dan dapat ditampung didalam sebuah telepon seluler maka dapat dilakukan komunikasi antara komputer dengan

Strategi apakah yang paling relevan dalam merumuskan pemberdayaan koperasi tani berbasis agribisnis pada Koperasi Tani Subak Uma Lambing, Sibang Kaja