• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tarif Bea Masuk Dan Kurs Terhadap Penerimaan Bea Masuk Di Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Merak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Tarif Bea Masuk Dan Kurs Terhadap Penerimaan Bea Masuk Di Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Merak"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Received Mei 8th, 2020, 1st Revision Juni 18th, 2019, Accepted for

publication June 29th, 2020.

Copyright ©2020 Published by LP2M Bina Bangsa University E-ISSN: 2723-6501,

Pengaruh Tarif Bea Masuk Dan Kurs Terhadap Penerimaan Bea

Masuk Di Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe

Madya Pabean Merak

Ade Arwati1

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Bangsa *Email : Utami_dhea@rocketmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh tarif bea masuk terhadap realisasi penerimaan bea masuk tahun 2007-2013, (2) untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh nilai kurs rupiah atas dollar Amerika Serikat terhadap realisasi penerimaan bea masuk tahun 2007-2013, dan (3) untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh tarif bea masuk dan nilai kurs terhadap realisasi penerimaan bea masuk tahun 2007-2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif assosiatif dengan menggunakan data berkategori sekunder.Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik, sebelum menggunakan analisis regresi berganda dan uji t dan uji F pada level 5% (α = 0,05). Hasil penelitian yang penulis dapat dari uji t menunjukkan Thitung untuk Tarif Bea Masuk adalah 3,306 > Ttabel nya 2,77 dengan nilai probabilitas signifikan 0,21 < α = 0,05, maka H0 ditolak. Thitunguntuk Kurs adalah -2,530 < Ttabel nya 2,77 dengan nilai probabilitas signifikan 0,53 > α = 0,05, maka H0diterima. Maka untuk penelitian uji F menunjukkan Fhitung Tarif Bea Masuk dan Kurs adalah 16,433 > Ftabel 6,94 dengan probabilitas 0,12 < α = 0,05, maka H0 ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Tarif Bea Masuk berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Bea Masuk.Sedangkan Kurs atas dollar Amerika Serikat tidak berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Bea Masuk.tarif bea masuk dan k urs rupiah atas dollar Amerika Serikat berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Bea Masuk.

Kata Kunci : Tarif Bea Masuk, Kurs dan Penerimaan Bea Masuk

ABSTRACT

The target of reception duties, as the target o the other budget lines such as PPH, PPN and the excise always experiencing the famous the upside in proportion to the developing of APBN as the demand of national development. . This research aims to(1) to determine whether any effect of tariffs on the import duties revenue realization in year 2007-2013, (2) to determine whether there is any effect of the exchange rate on the of the US dollar against the realization of revenue from customs duties year in 2007-2013, and (3) to determine whether any effect of tariffs and exchange rate against the realization of revenue from customs duties year in 2007-2013.This method used the associative quantitative research using secondary categorical data. The analysis of technique used in this study is the classical assumption, before using multiple regression analysis t test and F test at the level of 5% (α= 0,05).From the dataof research the researcher can determine t test for t count import tariff is 3,306> t table 2,77 with significant probability value 0,21< α = 0,05, then H0 rejected. T count for the exchange rate is -2,530< t table her 2,77 with significant probability value 0,53 > α = 0,05, H0 accepted. So this study the F test showed F count customs tariff and exchange are 16,433> F table

(2)

2

6,94 with probability 0,12 < α = 0,05 then H0 rejected.The conclusion of this research is the import tariff significant effect on the accepted duties. Whereas exchange rate on the US dollar does not effect significantly influence the reception duties. Tariff and the exchange rate on US dollar significantly influence of reception duties.

(3)

3 PENDAHULUAN

Pada perkembangannya target dan realisasi bea masuk sudah cukup mencapai target, walaupun pada tahun 2013 mengalami penurunan dengan jumlah Rp.9.308.431,98 dikarenakan barang dalam negeri sudah melimpah sehingga volume impor menurun. Dalam pencapaian target penerimaan bea masuk kadang mengalami permasalahan pada saat importir melakukan penginputan data dengan menggunakan tarif yang lama. Atau terjadinya perubahan tarif dari yang tadinya 5% menjadi 0% dimana dari perubahan tersebut akan membuat hilangnya penerimaan sehingga target kemungkinan tidak tercapai.

Dalam tarif bea masuk terdapat dua jenis tarif yaitu pertama tarif advalorum yang mana dalam tarif ini semua barang impor dikenakan berdasarkan persentase tertentu, mulai dari terendah 0% sampai tertinggi 200%. Dalam tarif advalorum sering mengalami perubahan yang mana membuat hilangnya penerimaan bea masuk dan kemungkinan target tidak tercapai. Kemudian yang ke dua tarif spesifik yang mana dalam tarif ini dikenakan berdasarkan nilai rupiah tertentu dari satuan jumlah barang, contohnya ialah gula yang dikenakan Rp. 550/Kg. presentase tarif bea masuk sebagai penyumbang kepada penerimaan bea masuk cenderung mengalami penurunan pada tahun 2009-2011. Hasil tersebut membuat penerimaan bea masuk akan meningkat apabila tarif bea masuk tinggi dan akan berkurang penerimaan bea masuk apabila tarif bea masuk menurun (Hartoko, Gatot; Chaerudin 2010).

nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US $ per tahunnya dimana seperti kita ketahui bersama bahwa nilai tukar mata uang bersifat dinamis yang mana dapat berubah sewaktu-waktu setiap harinya sehingga untuk mempermudah diambillah angka rata-rata per tahunnya saja. Kurs Rupiah terhadap US $ dalam kurun waktu 2007-2013 relatif stabil karena apresiasi maupun depresiasi mata uang Rupiah tidak terlalu jauh berbeda.

DESKRIPSI TEORITIK

BEA MASUK

bea itu sendiri ialah sebuah kegiatan pemungutan bea masuk dan pajak dalam kegiatan impor dan ekspor khususnya barang-barang tertentu. Selain itu bea juga dapat diartikan sebagai sesuatu kegiatan yang berhubungan dengan pengawasan atau lalu lintas barang yang masuk dan keluar daerah serta pemungutan bea masuk dan bea keluar (Yusuf, Furtasan Ali; Nurhayati 2010).

pengertian bea masuk berdasarkan Pasal 1 UU No. 17/2006 perubahan dari UU No. 10/1995 adalah “Pungutan negara berdasarkan undang-undang ini yang dikenakan terhadap barang yang diimpor”. Dalam penjelasan pasal 2 ayat (1) disebutkan bahwa pengertian impor secara yuridis, yaitu pada saat barang memasuki daerah pabean dan menetapkan saat barang tersebut wajib bea masuk. Jadi bea masuk merupakan pajak yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atas barang-barang yang memasuki daerah pabean.

TARIF BEA MASUK

(4)

4

Menurut Ibrahim Pranoto K (1997) mendefinisikan tarif sebagai berikut: tarif disebut juga bea atau duty yaitu sejenis pajak yang dipungut atas barang-barang yang melewati batas negara. Bea yang dibebankan pada impor barang disebut bea impor atau bea masuk (import tarif, import duty) dan bea yang dibebankan pada ekspor disebut bea ekspor, sedangkan bea yang dikenakan pada barang-barang yang melewati daerah pabean negara pemungut disebut bea transitu atau transit duty. Menurut Hamdy Hady (2000) tarif adalah pungutan bea masuk yang dikenakan atas barang impor yang masuk untuk dipakai/ dikonsumsi habis di dalam negeri. Sedangkan menurut Tulus T.H. Tambunan (2004:328) tarif adalah salah satu instrumen dari kebijakan perdagangan luar negeri yang membatasi arus perdagangan internasional.

Dari pendapat-pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tarif merupakan pungutan yang dibebankan untuk semua barang-barang yang melewati batas negara baik untuk barang yang masuk maupun keluar. Tarif merupakan salah satu kebijakan pemerintahan dalam mengatasi perdagangan dalam negeri dan merupakan salah satu devisa negara.

KURS

Kurs adalah jumlah satuan atau unit dari mata uang tertentu yang diperlukan untuk memperoleh atau membeli satu unit atau satuan jenis mata uang lainnya.

Menurut Sawaldjo Puspopranoto (2004:212) definisi kurs adalah: “Harga dimana mata uang suatu negara dipertukarkan dengan mata uang negara lain disebut nilai tukar (kurs).”

Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut sebagai hard currency, yaitu mata uang yang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai terhadap mata uang lainnya. Hard currency pada umumnya berasal dari negara-negara industri maju, seperti USD, JPY, DEM, GBP, FRF, AUD, dan SFR. Sedangkan soft currency adalah mata uang lemah yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung karena nilainya relatif tidak stabil dan sering mengalami depresiasi atau penurunan nilai terhadap mata uang lainnya. Soft currency ini pada umumnya berasal dari negara-negara yang sedang berkembang, seperti Rupiah - Indonesia, Peso - Filipina, Bath - Thailand, dan Rupee – India.

Dari definisi-definisi tersebut diatas dapatlah disimpulkan secara singkat bahwa kurs adalah nilai suatu mata uang dibandingkan degan mata uang lainnya. Misalnya nilai mata uang rupiah terhadap Dollar AS. Pemerintah Indonesia biasanya berperan dalm penentuan kurs agar sampai pada tingkat yang kondusif bagi dunia usaha. Kurs khususnya kurs rupiah per Dollar sangat berkaitan erat dan mempengaruhi arus barang dan jasa serta modal dari dalam dan keluar Indonesia.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif assosiatif dengan menggunakan data berkategori sekunder. Bertujuan (1) untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh tarif bea masuk terhadap realisasi penerimaan bea masuk tahun 2007-2013, (2)

(5)

5

untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh nilai kurs rupiah atas dollar Amerika Serikat terhadap realisasi penerimaan bea masuk tahun 2007-2013, (3) untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh tarif bea masuk dan nilai kurs terhadap realisasi penerimaan bea masuk tahun 2007-2013

Adapun populasi dalam penelitian ini ialah laporan realisasi penerimaan bea masuk tahun 2007-2013, dan Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan data time-series atau biasa disebut deret waktu yang merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan (Hamidah; Kusuma 2020). sampel dalam penelitian ini ialah laporan realisasi penerimaan bea masuk, data perkembangan tarif bea masuk, data perkembangan kurs rupiah atas dollar Amerika Serikat.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Persamaan matematis dari model regresi berganda sebagai berikut: Y = 17147483.303 + 46846.275X1 - 86115.465X2 + 4512309.127e

Keterangan : Y = Penerimaan Bea Masuk α = Constant

X1 = Tarif Bea Masuk

X2 = Kurs

e = error

a. Konstant sebesar 17147483.303 menyatakan bahwa jika tarif bea masuk (X1) dan Kurs (X2)

dianggap konstan, maka rata-rata Penerimaan Bea Masuk sebesar 17147483.303.

b. Koefisien regresi X1 sebesar 46846.275 menyatakan bahwa setiap penambahan X1 sebesar 1

point, dan X2 konstan, maka penerimaan bea masuk akan meningkat sebesar 46846.275.

c. Koefisien regresi X2 sebesar -86115.465 menyatakan bahwa setiap penambahan X2 sebesar 1

point, dan X1 konstan, maka penerimaan bea masuk akan mengalami penurunan sebesar

-86115.465.

Dari pengujian ini peneliti memperoleh hasil sebagai berikut :

1. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,944. Hal ini berarti hubungan antara Tarif Bea Masuk (X1) dan

Kurs (X2) terhadap Penerimaan Bea Masuk (Y) adalah sangat kuat.

2. Nilai koefisien determinasi (R Square=R2) adalah 0,891 atau 89,1%. Hal ini berarti bahwa 89,1%

Penerimaan Bea Masuk (Y) dijelaskan oleh Tarif Bea Masuk (X1) dan Kurs (X2), sedangkan

sisanya 10,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh Tarif Bea Masuk dan Kurs terhadap Penerimaan Bea Masuk sebesar 89,1%

Pengujian Hipotesis

Dari pengujian antara tarif bea masuk terhadap penerimaan bea masuk maka diperoleh thitung = 3,306 sedangkan ttabel sebesar 2,77645, (dengan pengujian 2 sesi, signifikansi 0,021) sehingga

(6)

6

terdapat pengaruh yang signifikan antara tarif bea masuk terhadap Penerimaan Bea Masuk di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Merak. Dengan demikian H0 di tolak

dan H1 diterima.

Sedangkan untuk hasil pengujian antara kurs terhadap penerimaan bea masuk maka diperoleh thitung = -2,530 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,77645, (dengan pengujian 2 sesi, signifikansi

0,053) sehingga thitung ≤ ttabel (-2,530 ≤ 2,77645) dan nilai sig t > α (0,053 > 0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kurs terhadap Penerimaan Bea Masuk di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Merak. H0 di

terima dan H2 ditolak.

Hasil dari pengujian ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 16.433 dengan nilai

signifikan 0,012 dan Ftabel (df1 = k – 1 = 3 – 1 = 2) dan (df2 = n – k = 7 – 3 = 4) adalah sebesar 6,94.

Maka Fhitung > Ftabel yaitu 16,433 > 6,94 nilai signifikansinya adalah 0,012 < 0,05 menunjukkan

bahwa nilai F sangat signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima dengan

demikian berarti variabel Tarif Bea Masuk (X1) dan Kurs (X2) bersama-sama mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap Penerimaan Bea Masuk (Y).

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan setelah diadakan pengujian hipotesis dengan SPSS versi

20,0, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tarif bea masuk (X1) secara parsial diketahui bahwa berpengaruh signifikan terhadap

Penerimaan Bea Masuk (Y).

2. Kurs rupiah atas dollar Amerika Serikat (X2) secara parsial bahwa tidak berpengaruh signifikan

terhadap Penerimaan Bea Masuk (Y).

3. Tarif bea masuk (X1) dan kurs rupiah atas dollar Amerika Serikat (X2) secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Bea Masuk. menunjukkan bahwa nilai F sangat signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima dengan demikian berarti

berpengaruh signifikan.

Berdasarkan kesimpulan dan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dimplikasikan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Tipe Madya Pabean Merak (KPPBC TMP Merak) diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan dengan mempertimbangkan pengenaan tarif bea masuk terhadap barang-barang impor yang sesuai, pengendalian sistem kurs, serta pengetatan kualitas terhadap produk-produk impor yang mana produk impor itu sendiri harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, saran untuk Kantor Pengawasan dan Pelayanan Tipe Madya Pabean Merak (KPPBC TMP Merak) yaitu sebaiknya untuk mengatasi menurunnya realisasi penerimaan bea masuk tahun 2013 salah satunya dengan cara meningkatkan volume impor dan pengenaan tarif bea masuk memiliki tujuan guna meningkatkan daya saing

(7)

7

industri dalam negeri dan mendorong adanya investasi, agar dapat lebih teliti lagi agar tidak terjadinya faktor kesengajaan bagi importir dalam memanipulasi nilai pabean dan penginputan tarif yang lama demi mendapatkan keuntungan agar dapat membayar bea masuk serendah mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Universitas Diponegoro

Hamidah; Kusuma, Jaka Wijaya. 2020. “KOLABORASI PEMBELAJARAN ASSURANCE-RELEVANCE-INTEREST-ASSESSMENT-SATISFACTION DENGAN THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN KREATIF MATEMATIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA.” Jurnal Lebesgue : Jurnal

Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika 1(1): 7–16.

http://lebesgue.lppmbinabangsa.id/index.php/home/article/view/13.

Hartoko, Gatot; Chaerudin, AR. 2010. “Pengaruh Pembinaan Disiplin Dan Motivasi Kerja Pegawai Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Serang.”

Jurnal Bina Bangsa Ekonomika 1(01): 1–9.

http://jbbe.lppmbinabangsa.id/index.php/jbbe/article/view/21.

Yusuf, Furtasan Ali; Nurhayati, Lilis. 2010. “PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI UPTD KOTA SERANG.” Jurnal Bina Bangsa

Ekonomika 1(01): 10–16. http://jbbe.lppmbinabangsa.id/index.php/jbbe/article/view/22.

Sugiyono. 2010, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sutedi, Adrian. 2012, Aspek Hukum Kepabeanan. Jakarta: Sinar Grafika.

Tandjung, Marolop. 2011, Aspek Prosedur Ekspor-Impor. Jakarta: Salemba Empat.

Umar, Husein. 2014, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

UU No. 10 Tahun 1995 tentang kepabean juncto yang telah diperbarui menjadi UU No. 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan

Universitas Udayana Denpasar. 2011, Pengaruh Tarif Bea Masuk, Kurs dan Volume Impor

Terhadap Penerimaan Bea Masuk di Indonesia. (www.pps.unud.ac.id). di akses 22 oktober

Referensi

Dokumen terkait

Obstacles experienced by researchers both from the teacher and students as an effort to improve student learning outcomes through the use of mind mapping method in social

Rikang menjelaskan dana riset bagi kalangan akademik UAJY selama ini tidak memenuhi standar anggaran universitas untuk memenuhi World Class University.. Berbeda dengan

Berkaitan dengan aspek pengembangan ilmu, studi ini berguna untuk mengetahui perbedaan aktivitas antioksidan yang terdapat dalam teh kombucha rosella yang berasal

Otak sebuah komputer biasanya dikenal sebagai pemroses data (processor), karena bentuknya yang kecil lebih sering di sebut sebagai prosesor mikro, atau

Untuk indikator kuesioner variabel kesadaran merek yang kedua yaitu “Saya mengetahui sepatu Converse dalam kehidupan sehari - hari”, dengan rincian. 10 orang responden

James Hellyward, Ms yang telah memberikan kepercayaan kepada tim kami sehingga dapat didanai proposal ini melalui dana DIPA, semoga dengan ini kami akan tetap

Kesimpulan: (1) Dari 25 jenis penyakit hewan menular strategis yang teridentifikasi, terdapat beberapa jenis diantaranya yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia

his Policy Brief focuses on support to democracy within international development aid, drawing its recommendations from a more extended book (Development First, Democracy