• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANTAMI PUTRI PUJIASTUTI ILMU KOMUNIKASI E FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANTAMI PUTRI PUJIASTUTI ILMU KOMUNIKASI E FUNGSI KOMUNIKASI MASSA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

Fungsi utama komunikasi massa pada mulanya dipaparkan oleh Lasswell (1948). Ia memberikan

ringkasan/kesimpulan mengenai fungsi dasar komunikasi sebagai fungsi pengawasan lingkungan; pertalian

(korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respon terhadap lingkungannya; dan transmisi

warisan budaya.

• Fungsi pengawasan sosial merujuk pada upaya penyebaran informasi dan interpretasi yang obyektif

mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan sosial dengan tujuan kontrol

sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

• Fungsi korelasi sosial merujuk pada upaya pemberian interpretasi dan informasi yang

menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya atau antara satu pandangan

dengan pandangan lainnya dengan tujuan mencapai konsensus.

• Fungsi sosialisasi merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi lainnya, atau

dari satu kelompok ke kelompok lainnya.

Sasa Sendjaja (2003), memberikan ilustrasi tentang fungsi komunikasi massa dari Lasswell sebagai berikut.

contoh:

Pemberitaan tentang “konflik” yang sekarang sangat dominan dikemukakan oleh berbagai media cetak

mapun elektronik. Menurut fungsi pengawasan sosial, pemberitaan konflik yang terjadi itu seharusnya

ditujukan agar masyarakat waspada dan mencegah agar konflik tersebut tidak meluas. Menurut fungsi

korelasi sosial, penyajian opini dari elit-elit atau kelompok-kelompok yang bertikai seharusnya

dikorelasikan dengan opini-opini dari berbagai kalangan masyarakat lainnya. Ini berarti, isi pemberitaan

jangan hanya menyajikan pandangan dari pihak-pihak yang bertengkar saja. Pandangan-pandangan dari

berbagai kalangan masyarakat baik yang berasal dari lapisan atas, menengah, atau kalangan masyarakat

bawah perlu disajikan secara eksplisit termasuk dampak konflik terhadap kondisi kehidupan nyata

sehari-hari. Tujuannya mencapai konsensus agar konflik dapat segera berakhir karena yang akan menjadi korban

adalah masyarakat. Sementara itu, media massa juga seharusnya menjalankan fungsi sosialisasi. Pesan

utama yang perlu disosialisasikan dalam konteks konflik yang terjadi sekarang ini adalah perlunya menjaga

integrasi bangsa. Pesan-pesan lainnya yang relevan disosialisaikan antara lain adalah toleransi dan

apresiasi terhadap perbedaan pandangan, perlunya menegakkan supremasi hukum, serta anti segala

bentuk tindakan kekerasan.

Charles Robert Wright (1960) menambahkan fungsi entertainment (hiburan) dalam fungsi komunikasi massa.

Jay Black dan frederick C, Whitney (1988) memaparkan bahw fungsi komunikasi massa adalah:

(a) to inform (menginformasikan),

(b) to entertaint (memberi hiburan),

(c) to persuade (membujuk), dan

(d) transmission of the culture (transmisi budaya).

John Vivian dal bukunya The Media of Mass Communication (1991) mendefinisikan fungsi komunikasi massa

sebagai:

(a) providing information,

(b) providing entertainment,

(c) helping to persuade, dan

(2)

Joseph R. Dominick dalam bukunya The Dynamics of Mass Communication (1981) mengatakan bahwa

komunikasi massa memiliki fungsi:

(a) surveillance (pengawasan),

(b) interpretation (interpretasi),

(c) linkage (hubungan),

(d) socialitation (sosialisasi), dan

(e) entertainment (hiburan)

Onong Uchjana Effendy (1994) berpendapat bahwa fungsi komunikasi massa adalah:

(a) menyampaikan informasi (to inform),

(b) mendidik (to educate),

(c) menghibur (to entertain), dan

(d) mempengaruhi (to influence).

Beberapa definisi lanjutan fungsi komunikasi massa tersebut di atas walaupun secara tersurat berbeda-beda,

namun pada hakekatnya mempunyai kesamaan dan bersifat melengkapi definisi fungsi komunikasi massa dari

Lasswell, seiring dengan perkembangan produk (pesan-pesan) yang dibawakan oleh media massa itu sendiri.

Sebagai ilustrasi, kita ambil contoh definisi fungsi komunikasi massa dari Dominick, fungsi pengawasan dan

interpretasi dari dominick hakekatnya sama dengan fungsi pengawasan sosial dari Lasswell, fungsi hubungan

dari dominick hakekatnya mempunyai kesamaan dengan fungsi korelasi sosial dari Lasswell, sedangkan fungsi

hiburan dari Dominick merupakan fungsi tambahan dari ketiga fungsi komunikasi massanya Lasswell, seperti

definisi fungsi komunikasi massa “lanjutan”nya Wright atau yang lainnya. Sifat melengkapi dengan lebih detail,

dikemukakan oleh McQuail (1987), ia melihat fungsi komunikasi massa dalam dua kategoris:

a. fungsi komunikasi massa untuk masyarakat; dan

b. fungsi komunikasi massa untuk individu.

McQuail menyatakan bahwa fungsi komunikasi massa untuk masyarakat meliputi:

1. Informasi

• Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia.

• Menunjukkan hubungan kekuasaan.

• Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan

2. Korelasi

• Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi.

• Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.

• Melakukan sosialisasi.

• Mengkoordinasi beberapa kegiatan. Membentuk kesepakatan.

• Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.

3. Kesinambungan

• Mengepresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta

perkembangan budaya baru.

• Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

4. Hiburan

• Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi.

• Meredakan ketegangan sosial.

5. Mobilisasi

• Mengampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi,

pekerjaan, dan kadang kala juga dalam bidang agama.

(3)

Sedangkan fungsi komunikasi massa untuk individu meliputi:

1. Informasi

• Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat

dan dunia.

• Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal yang berkaitan dengan

penentuan pilihan.

• Memuaskan rasa ingin tahu dan minat minum.

• Belajar, pendidikan diri sendiri.

• Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

2. Identitas pribadi

• Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.

• Menemukan model perilaku.

• Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).

• Meningkatkan pemahamna tentang diri-sendiri.

3. Integrasi dan interaksi sosial

• Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial.

• Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.

• Menemukan bahan percakapan dan interkasi sosial.

• Memperoleh teman selain dari manusia.

• Membantu menjalankan peran sosial.

• Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak –keluarga, teman, dan masyarakat.

4. Hiburan

• Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.

• Bersantai.

• Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.

• Mengisi waktu.

• Penyaluran emosi.

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Secara yuridis formal, fungsi

komunikasi massa di atur dalam UU RI no 40 tahun 1999 pasal 3 ayat (1) dan (2), juga pada UU RI no 32 tahun

2003 pasal 4 ayat (1) dan (2). Masing-masing pasal berbunyi sebagai berikut:

UU 40/1999 Pasal 3

(1) Pers Nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.

(2) Di samping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi.

UU 32/2003 Pasal 4

(1) Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi,

pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial.

(2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), penyiaran juga mempunyai fungsi

ekonomi dan kebudayaan.

Dalam menjalankan fungsi komunikasi massa, institusi media massa menjalankan peran mediasi

(penengah/penghubung). Dalam hal ini, McQuail (1987) menyebutkan peran media massa sebagai berikut:

• Jendela pengalaman yang meluaskan pandangan kita dan memungkinkan kita mampu memahami apa

yang terjadi di sekitar diri kita, tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memihak.

• Juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna terhadap peristiwa atau hal yang terpisah dan

kurang jelas.

(4)

• Pembawa atau penghantar informasi dan pendapat.

• Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dengan penerima melalui berbagai macam umpan

balik.

• Pan penunjuk jalan yang secara aktif menunjukkan arah, memberikan bimbingan atau intruksi.

• Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberi perhatian khusus dan menyisihkan aspek

pengalaman lainnya, baik secara sadar dan sistematis atau tidak.

• Cermin yang memantulkan citra masyarakat terhadap masyarakat itu sendiri; biasanya pantulan citra itu

mengalami perubahan (distorsi) karena adanya penonjolan terhadap segi yang ingin dilihat oleh para

anggota masyarakat, atau seringkali pula segi yang ingin mereka hakimi atau cela.

• Tirai atau penutup yang menutupi kebenaran demi pencapai tujuan propaganda atau pelarian dari suatu

kenyataan (escapism).

Perkembangan masyarakat yang dipacu oleh kemajuan teknologi komunikasi yang semakin canggih

menunjukkan pengaruh yang kuat terhadap kemekaran media massa. Tetapi di pihak lain, secara timbal balik

ini menimbulkan dampak yang teramat kuat pula terhadap masyarakat. Dari beberapa paparan fungsi

komunikasi massa menurut ahli, didapatkan bahwa Komunikasi Massa memiliki fungsi sebagai berikut.

A. Informasi

Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen

paling penting untuk mengetahui fungsi informasi dari berita-berita yang disajikan. Fakta-fakta yang

dicari wartawan di lapangan kemudian dituangkannya dalam tulisan juga merupakan informasi. Fakta

yang dimaksud adalah adanya kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat. Dalam istilah

jurnalistik, fakta tersebut diringkas dalam istilah 5 W + 1 H (what, who, where, when, why, how).

Dalam paradigma lama, buku adalah media komunikasi massa yang juga mempenyai fungsi informasi.

Buku yang dimaksud bukan buku fiksi, tetapi buku lain yang bisa dipertanggungjawabkan

keilmiahannya. Misalnya buku petunjuk atau kiat–kiat tertentu yang juga memberikan informasi

berdasarkan fakta.

Dalam perkembangan jurnalistik saat ini, media massa yang hanya menulis atau menyajikan berita

dengan mengemukakan fakta – fakta tidak mencukupi lagi. Jacob Oetama (2001) sebuah berita

bukanlah kejadian yang aktual dan bermakna, kejadiannya sendiri merupakan sesuatu yang obyektif.

Membicarakan sebuah berita yang bermakna, C.P Scott dari the Manchester guardian (Jacob 2003)

pernah menyatakan bahwa reportase yang berkembang saat ini adalah reportase faktual, yakni

laporan yang memisahkan fakta dan opini berkembang sebagai reportase interpretasi, reportase yang

mendalam dan reportase yang komprehensif. Dengan demikian, jurnalisme makna sudah seharusnya

dijalankan pers untuk menjelaskan lebih lanjut fungsi informasi. Artinya fungsi pers adalah

melaporkan peristiwa di dalam masyarakat yang lebih kompleks dan memberikan makna terhadap

peristiwa – peristiwa tersebut.

B. Hiburan

Fungsi hiburan untuk media eletronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan

fungsi–fungsi yang lain. Misalnya masyarakat menjadikan televisi sebagai media hiburan. Dalam

sebuah keluarga, Televisi bisa sebagai perekat keintiman keluarga. Oleh karena itu, jangan heran jika

prime time, akan disajikan acara-acara hiburan, entah kuis atau acara jenaka lainnya.

Sangat sulit diterima penonton seandainya pada prime time disajikan acara dialog politik. Tentu itu

akan menimbulkan penolakan masyarakat. Sebagai contoh, Televisi Pendidikan Indonesia (TPI),

Televisi Nasional yang di awal perkembangannya mengklaim diri sebagai televisi pendidikan.

Persentase terbesarnya diisi acara pendidikan. Pukul 09.00 – 12.00 diisi acara pendidikan. Hiburan

ada, tetapi relatif sedkit. Hal ini berbeda dengan media cetak, media cetak biasanya tidak

menempatkan hiburan pada posisi paling atas, tetapi informasi. Namun demikian, media cetak pun

harus menyajikan hiburan.

(5)

C. Persuasi

Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan.

Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan

secara lebih jeli ternyata terdapat fungsipersuasif. Aktivitas publik relations dan promosi khusus dalam

komunikasi tatap muka juga menjadi bentuk dari fungsi persuasi bahkan jika aktivitas publik relation

dan promosi khusus dilakukan melalui media massa. Semua itu tidak lepas dari usaha untuk

mempengaruhi orang lain, misalnya iklan shampo di TV yang menyatakan boleh keramas tiap hari.

Bagi Joseph nA. Devito (1997), fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dari

komunikasi massa. Persuasi bisa dalam berbagai bentuk, yaitu:

1. Mengukuhkan atau meperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang,

2. Menegubah sikap, kepercayan atau nilai seseorang,

3. Menggerakanseseorang untuk melakukan sesuatu,

4. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu

Media massa sering kali membuat atau mengukuhkan nilai–nilai yang sudah tidak yakin

sebelumnya.Media massa juga mampu menggerakan seseorang untuk berbuat sesuatu hal atau tidak

berbuat sesuatu hal tersebut. Media massa dalam beberapa kasus dapat mewujudkan sebuah etika

yang baik dan yang buruk.

Tanpa publikasi media massa memunculkan tuntutan masyarakat. Hal demikian pernah dialami oleh

Lazerfeld dan merton (1951), mereka menyatakan dalam masyarakat fungsi pemaparan terbuka

dikembangkan dalamkomunikasi media massa, pers,TV dan radiomemberikan penyimpangan dari

opini publik secara cukup terbuka dan akibat dari pemaparan ini menggerakan masyarakat untuk

bertindak.

D. Tranmisi Budaya

Tranmisi buudaya mengambil tempat dalam dua tingkatan, kotemporer dan historis. Di dalam

tingkatan kontemporer media massa memperkuat konsensus nilai masyarakat dengan selalu

memperkenalkan bibit perubahan secara terus menerus. Misalnya, televisi tidak hanya cermin tetapi

juga pengikat waktu. Sebagaimana program televisi atau film yang mempertontonkan kekerasan akan

merefleksikan perubahan di dalam struktur sosial atau perubahan dimana televisi bertanggungjawab

terhadap semua sebab tersebut.

Ada dua hal tentang komunikasi sebagai sesuatu yang unik misalnya dalam teori Semantik Umum dan

Ilmu Pengetahuan dan Kesehatan Alfred Korzybski (1962) menamakannya kemampuan pengikatan

waktu (time – binding) manusia yang didasarkan pada ingatan. Manusia sebgai makhluk di bumi telah

dapat menyimpan secara sadar dan melupakannya dari generasi ke generasi. Sementara itu, secara

historis umat manusia telah dapat melewati atau menambahkan pengalaman baru membimbingnya

ke masa depan.

E. Mendorong Kohesi Sosial

Kohesi yang dimaksud adalah penyatuan. Artinya media massa mendorong masyarakat untuk bersatu.

Dengan kata lain, media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai

berai bukan kedaan yang bagi kehidupan mereka. Dalam bahasa yang populer, kohesi sosial sama

artinya dengfan integrasi.

Akan tetapi, ketika media massa mempunyai fungsi untuk menciptakan integrasi sosial, disisi lain juga

memiliki fungsi untuk menciptakan disintegrasi sosial. Jadi peluang untuk menciptakan keduanya

seimbang. Dengan kata lain, kalau kita membicarakan fungsi media massa sebagai penyatu

masyarakat, juga perlu membicararakan munculnya permusuhan dan konflik di masyarakat akibat dari

pemberitaan media massa tersebut. Paul Lazaferd dan Robbert K.Merton pernah mengatakan bahwa

media massa juga mempunyai narcotising dysfunction (racun pembius). Oleh karena itu media massa

yang tidak dikelola secara moral yang baik sangat berbahaya bagi masrayatkat. Sehingga media massa

sama dengan racun yang mematikan seperti yang telah diungkapkan oleh Lazarfeld dan Merton.

(6)

F. Pengawasan

Bagi Laswell, komunikasi masssa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya menunjuk pada

pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi

pengawasan terbagi dua yaitu warning or beware surveilance atau pengawasan peringatan dan

instrumental surveilance atau pengawasan instrumen.

Fungsi pengawasan dapat dilihat dari pemberitaan tentang munculnya badai,topan,gelombang laut

yang mengganas, angin ribut dan sebagainya. Bahkan tercermin juga pada kondisi ekonomi yang tidak

menentu, selain itu informai tentang suatu wabah penyakit yang menyebar dalam suatu lingkungan

juga merupakan contoh pengawasan peringatan. Sedangkan mengenai harga kebutuhan sehari – hari

informasi penting yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat yaitu aktualisasi dari fungsi pengaawasan

instrumental (instrumental surveilance).

G. Korelasi

Korelasi dapat diartikan sebagai penghubung antara nara sumber dengan penerima (receiver).

Sedangkan fungsi korelasi yang dimaksud di sini adalah fungsi yang menghubungkan bagian-bagian

dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Hal ini erat kaitannya dengan fungsi peran media

massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Sebagai contoh sebuah berita

yang disajikan oleh seorang reporter akan dihubungkan antara nara sumber (salah satu unsur bagian

masyarakat) dengan pembaca surat kabar (unsur bagian masyarakat yang lain. Dan antar unsur dalam

masyarakat ini bisa saling berkomunikasi satu sm lain melalui media massa. Misalnya masyarakat

menginginkan agar pemerintah dijalankan dengan prinsip–prinsip demokrasi yang berat.

Seorang ilmuwan yang bernama Charles R. Wright mengatakan bahwa fungsi korelasi juga termasuk

menginterpretasikan pesan yang menyangkut ligkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi

kejadian–kejadian. Salah satu bagian penting dalam menjalankan fungsi korelasi yang termasuk

interpretasi bisa dilihat dari tajuki rencana atau Hoofd Artikel (Belanda), leader writer (Inggris) sebuah

surat kabar meskipun tajuk rencana yang mempunyai fungsi persuasi. Tajuk rencana yang biasanya

ditulis oleh redaktur senior itu bagi Djafar H. Assegaff (1983) mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Menjelaskan berita. Dalam posisi ini penulis tajuk memposisikan dirinya sebagai seorang guru

yang mencoba menjelaskan suatu berita atau peristiwa kepada pembacanya.

2. Mengisi latar belakang. Tajuk rencana mempunyai fungsi untuk memberikan kaitan suatu

berita dengan kenyataan–kenyataan sosial lainnya. Penulis tajuk rencana bisa melengkapi

berita yang ditulisnya itu dengan faktor–faktor lainnya yang mempengaruhinya.

3. Meramalkan masa depan. Dengan penulis tajuk rencana, penulis bermaksud untuk

memberikan gambaran dampak–dampak yang terjadi di masa datang dari bahaya yang

disajikan. Bahan–bahan dikumpulkan dari kejadian yang berlangsung, kemudian ia akan

meramalkan apa yang akan terjadi di masa datang.

4. Meneruskan suatu penilaian moral. Sejak lama terdapat anggapan bahwa penulis tajuk

rencana mencerminkan apa yang terasa oleh hati nurani masyarakat. Oleh karena itu, penulis

tajuk diharapkan memihak dan memberikan penilaian dan argumentasi atas penilaiannya.

Dengan demikian, tajuk rencana mempunyai fungsi untuk interprestasi kejadian–kejadian

yang ada dalam masyarakat.

(7)

Charles R.Wright mencoba mendeskripsikan fungsi korelasi komunikasi massa dalam tabel berikut:

Tabel Aktivitas Komunikasi Massa: korelasi

(pemilihan, intepretasi, dan perspektif)

Masyarakat Individu Subkelompok

tertentu Kebudayaan Fungsi Meningkatkan mobilisasi, Mengurangi ancaman terhadap stabilitas sosial, Mengurangi kepanikan, Agenda setting. Memberi efisiensi, mengasimiliasi berita. Mengurangi stimulasi yang berlebihan, kecemasan, apatis. Agenda setting Membantu mempertahankan kekuasaan. Memelihara konsensus. Mengurangi investasi kebudayaan Disfungsi Meningkatkan konfomisme social, Merintangi perubahan sosial jika sosial diabaikan.

Meningkatkan hak kritik. Meningkatkan kapasitas. Meningkatkan tanggung jawab. Menghalangi pertumbuhan kebudayaan

Sumber: Charles R. Wright 1998

H. Pewarisan Sosial

Dalam hal ini, media massa berfungsi sebagai seorang pendidik baik yang menyangkut pendidikan

formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai,

norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Misalnya cara berpakaian yang sudah sedemikian berubah pada anak muda berubah merupakan

dampak dari apa yang dipertontonkan dalam televisi. Dengan demikian, media massa memiliki peran

pewarisan sosial dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Bukan mustahil pula, jika kita membaca

buku-buku aliran kiri secara tidak langsung kita sedang melaksanakn proses pewarisan atau

mentransfer ide itu ke dalam benak kita. Hal ini juga termasuk fungsi pewarisan dari sebuah buku.

Bagi Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) dua diantara ilmuwan komunikasi yang menyatakan

fungsi pewarisan sosial ini dengan transmisi budaya. Sebab yang namanya budaya meliputi tiga hal,

yakni ide atau gagasan, aktivitas dan benda – benda hasil kegiatan. Ide yang diwariskan dari satu

generasi ke generasi selanjutnya termaksud budaya. Artinya, ide sebagai sebuah warisan merupakan

unsure dalam budaya. Dengan kata lain, media massa yang sedang membahas ide–ide sama saja

melakukan pewarisan budaya pada generasi selanjutnya.

Di samping itu, transmisi budaya media massa bisa memperkust kesepakatan nilai–nilai soail yang ada

dalam masyarakat dan media juga berperan untuk selalu memperkenalkan ide–ide perubahan yang

perlu dilakukan masyarakat secara terus menerus. Televisi, misalnya tidak hanya menjadi cermin

masyarakat tetapi juga pembentuk sikap dan perilaku Audience.

Alfred Korzybski dalam bukunya Science and Sanity (1962) mengatakan bahwa manusia pada dasarnya

bisa merekan dan membiarkan informasi yang diterimanya. Kemapuan ini akan mempengaruhi

transmisi budaya yang dilakukan manusian dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Kajian sama

persis seperti yang dilakukan media massa bahwa media juga menjadi alat untuk melaksanakan fungsi

transmisi budaya. Jadi dalam hal ini media massa tak lepas dari fungis transmisi budaya kepada

masyarakat atau sama persis yang bisa dilakukan manusia.

(8)

I. Melawan kekuasaan Dan Kekuatan Represif

Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetapi informasi yang di ungkapkan ternyata

mempunyai motif–motif tertentu untuk melawan kemapanan. Memang diakui bahwa komunikasi

massa juga bisa berperan untuk memperkuat kekuasan tetapi juga bisa sebaliknya. Media massa tidak

lagi memberitakan kejadian–kejadian yang berasal dari informasi resmi pemerintah, tetapi melakukan

investigasi di lapangan.

Media massa tidak sekedar meneruskan perkataan pejabat pemerintah yang cenderung menutup–

nutupi suatu kejadian yang sebenarnya, tetapi justru iktu membongkar kasus ketidakadilan yang

dilakukan pemerintah. Tidak tanggung-tanggung setiap kejahatn yang dilakukan di lingkungan pejabat

negara ditelanjangi habis habisan. Hal ini menjadi sebuah bukti bahwa media massa ikut melawam

kekuasaan dan kekuatan represif.

J. Menggugat Hubungan Trikotomi

Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian

komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers dan masyarakat. Ketiga pihak ini

dianggapi tidak pernah mencapai sepakat karena perbedaan kepentingan masing–masing pihak. Oleh

karena itu, bisa disebut dengan hubungan trikotomi. Hal demikian bisa dimaklumi karena ketiganya

mempunyai tuntutan yang berbeda satu sama lain ketika menghadapi suatu persoalan. Pemerintah

biasanya memposisikan diri sebagai pihak yang paling berkuasa dan menentukan atas masyarakat dan

pers.

Hubungan trikotomi tersebut tidak demokratis. Disinilah komunikasi massa melalui media massa

memiliki tugas penting untuk mengubah hubungan trikotomi yang tidak adil tersebut. Media massa

melalui berita–berita yang berbobot mengungkap peritiwa yang bertendensi politik tinggi, tetapi

mampu memngungkapkan, mengkritik kebobrokan pemerintah yang korup dan tidak adil manifestasi

dari fungsi tersebut.

Daftar Pustaka

McQuail, 1987, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Jakarta: Erlangga

Nurudin, 2003, Komunikasi Massa, Malang: CESPUR.

Sasa Sendjaja, 2002, Fungsi Komunikasi Massa, hand out Pascasarjana Ilmu Komunikasi, Surakarta: FISIP UNS

Werner J. Severin & James W. Tankard, 2001, Communication Theories: Origins, Methods, & Uses in the Mass

Media, ed. 5th, penerj. Sugeng Hariyanto, Addison Wesley Longman Inc.

Salmawati, Wa Ode, 2010, Sistem Komunikasi Massa, hand out Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian,

Kendari: Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo

Rafsanjani, Saddam. 2011. Fungsi Komunikasi Massa,

http://muslimpoliticians.blogspot.com/2011/10/fungsi-komunikasi-massa.html

diakses pada Rabu, 14 Maret 2012 pukul 20.00WIB

P, Adi. 2008. Fungsi Komunikasi Massa (MT Kommas2),

Gambar

Tabel Aktivitas Komunikasi Massa: korelasi  (pemilihan, intepretasi, dan perspektif)

Referensi

Dokumen terkait

Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan tiap-tiap siklus (post tes) dengan memberikan

Program ini merupakan program penyuluhan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat se-Kabupaten Sukoharjo, dengan cara mendatangi setiap sekolahan untuk

tentang tanggung jawab orang tua dalam mengawasi anak mereka pada kegiatan marching band Keadaan orang tua yang pentingnya sebuah peran pengawasan mereka yang

To improve students writing skill of descriptive text, have applied an interesting learning method, the method that support in writing activity especially on

Hasil analisis sesuai dengan hipotesis yang terdapat dalam penelitian yaitu bayi yang diberi ASI Eksklusif memiliki perkembangan yang lebih baik dibanding yang diberi ASI

kung pula oleh Abbott (4) yang menyatakan bahwa Vectobac 12 AS (formulasi cair) dan Vectobac G (formulasi granula ) dapat mengendalikan semua instar larva, dan efi-

Hasil ini merupakan rata-rata dari tiga tanaman pisang berbunga yang diamati untuk tiap strata penggunaan lahan dari lima daerah pengamatan (Menggermalang, Kayu Gede, Dukuh, Jati

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan rumah tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya Hal ini