• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N Nomor 212/PID.SUS-LH/2017/PT PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N Nomor 212/PID.SUS-LH/2017/PT PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor 212/PID.SUS-LH/2017/PT PBR

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara pidana pada Pengadilan Tingkat Banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dibawah ini dalam perkara Terdakwa :

Nama Lengkap : H. Thamrin Basri; Tempat lahir : Buatan II;

Umur/tgl. Lahir : 65 Tahun/18 Agustus l951; Jenis Kelamin : Laki-Laki;

Kebangsaan : Indonesia;

Tempat Tinggal : Dusun Batin Pandan, RT 014/RW 005, Desa Buatan II, Kecamatan Koto Gasip, Kabupaten Siak,Propinsi Riau; A g a m a : Islam;

Pekerjaan : Kayawan PT Wana Subur Sawit Indah (PT WSSI) dengan jabatan Pimpinan Kebun pada Perkebunan Kelapa Sawit PT WSSI, di Kabupaten Siak Sri Indrapura, Propinsi Riau;

Pendidikan : SMEA Negeri Pekanbaru (Tamat);

Terdakwa di tingkat banding memberikan Kuasa kepada Penasihat Hukum Renta Simanullang, SH dan Elfreth Simamora, SH, Advokat/Pengacara pada Kantor Hukum RENTA SIMANULLANG, SH & REKAN, berkantor di Jalan Sidorukun Gang Lestari Sigunggung Kelurahan Bandar Raya Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru-Riau, bertindak berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 74/SK-ADV-RS/IX/2017 tertanggal 04 September 2017, yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pekanbaru pada tanggal 4 September 2017 Reg. No 75/SK/IX/2017/PN.Sak;

Terdakwa berada dalam tahanan berdasarkan Surat Penetapan/Penahanan oleh :

1. Ditangkap Penyidik berdasarkan Surat Perintah Penangkapan Nomor: SP. Kap/06/II/2017/Reskrimsus tertanggal 23 Februari 2017 dengan masa

(2)

berlaku Perintah Penangkapan dari tanggal 23Februari 2017 s/d tanggal 25Februari 2017;

2. Penahanan oleh Penyidik berdasarkan Surat Perintah Penahanan tertanggal 24 Februari 2017 No.Pol: SP.Han/04/II/2017/Reskrimsus, sejak tanggal 24 Februari 2017 s/d 15 Maret 2017;

3. Perpanjangan Penahanan Penuntut Umum berdasarkan Surat Perpanjangan Penahanan Nomor : B-853/N.4.1/Euh.1/03/2017 tanggal 15 Maret 2017, sejak tanggal 16 Maret 2017 sampai dengan tanggal 24 April 2017 ;

4. Penahanan oleh Penuntut Umum berdasarkan Surat Perintah Penahanan Nomor : PRINT-658/ N.4.14.8/Euh.2/03/2017, sejak tanggal 27 Maret 2017 sampai dengan tanggal 15 April 2017 ;

5. Penahanan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Siak Sri Indrapura Nomor 101/Pid.Sus/2017/PN.Sak, sejak tanggal 05 April 2017 sampai dengan tanggal 04 Mei 2017 ;

6. Perpanjangan Penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri Siak Sri Indrapura Nomor 107/Pid.Sus/2017/PN.Sak tanggal 25 April 2017. sejak tanggal 05 Mei 2017 sampai dengan tanggal 03 Juli 2017 ;

7. Perpanjangan Penahanan ke-1 oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru Nomor 458/Pid.Sus/2017/PT.PBR tanggal 15 Juni 2017 sejak tanggal 04 Juli 2017 sampai dengan tanggal 02 Agustus 2017 ;

8. Perpanjangan Penahanan ke-2 oleh Plh. Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru Nomor 458/Pid.Sus/2017/PT.PBR tanggal 24 Juli 2017, sejak tanggal 03 Agustus 2017 sampai dengan tanggal 28 Agustus 2017 ;

9. Penahanan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru, Penetapan Nomor 458/PEN.PID/2017/PT PBR tanggal 31 Agustus 2017, sejak tanggal 29 Agustus 2017 sampai dengan tanggal 27 September 2017;

10. Perpanjangan Penahanan oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru, Penetapan Nomor 458/PEN.PID/2017/PT PBR tanggal 13 September 2017, sejak tanggal 28 September 2017 sampai dengan tanggal 26 Nopember 2017;

PENGADILAN TINGGI TERSEBUT ; Telah membaca :

1. Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru Nomor 212/PID.SUS-LH/2017/PT PBR tanggal 3 Oktober 2017 tentang penunjukan majelis hakim dalam perkara ini;

(3)

2. Berkas perkara Nomor 212/PID.SUS-LH/2017/PT PBR dan surat-surat lainnya yang berhubungan dengan perkara ini;

3. Salinan putusan Pengadilan Negeri Siak Sri Indrapura Nomor 101/Pid.Sus-LH/2017/PN Sak, tanggal 24 Agustus 2017;

4. Surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum dimana Terdakwa didakwa dengan dakwaan sebagai berikut :

PERTAMA :

Bahwa ia Terdakwa H. THAMRIN BASRI selaku Pengurus ; yang bertindak oleh, untuk atau atas nama PT. WANA SUBUR SAWIT INDAH (PT.WSSI.) sebagai Badan Usaha, yakni dalam jabatannya sebagai Pimpinan Kebun pada Perkebunan Kelapa Sawit PT.WSSI. di Kabupaten Siak Sri Inderapura, sebagaimana Struktur Organisasi PT.WSSI. Priode Juni 2015 s/d Agustus 2015 dan Priode September 2015 s/d Maret 2016, pada kurun waktu antara tanggal 23 Agustus 2015 sekira pukul 16.00 WIB sampai dengan tanggal 8 Oktober 2015 atau setidak tidaknya pada suatu waktu tertentu yang masih dalam tahun 2015, bertempat di lahan areal Plasma Perkebunan PT. WSSI. di Dusun Lingkar Naga RT.18. RK 06. Desa Buatan II, Kecamatan Koto Gasip, Kabupaten Siak Sri Inderapura, Propinsi Riau ; yang merupakan bagian areal pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit PT. WSSI. berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 579/Kpts/HK.350/Dj.Bun/VII/2001, Tanggal 24 Juli 2001 Tentang Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT.WSSI. untuk lahan seluas 5.000 Ha., atau setidak-tidaknya Pengadilan Negeri Siak di Siak Sri Inderapura berwenang mengadilinya, sebagai orang yang memberi perintah atau orang bertindak sebagai pimpinan kegiatan ; yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Perbuatan tersebut terdakwa lakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

- Bahwa selaku badan usaha, PT.WANA SUBUR SAWIT INDAH (PT.WSSI.), didirikan berdasarkan Akta Nomor : 86, Tanggal 30 September 1983 yang dibuat dihadapan SINGGIH SUSILO, SH., Notaris di Pekanbaru ; yang tempat kedudukan Perseroan di Pekanbaru, dan bergerak menjalankan usaha dalam bidang perkebunan kelapa sawit, pengolahan kelapa sawit dan memperdagangkan hasil-hasil produksi kelapa sawit tersebut, dengan susunan pengurus perseroan : Direktur Tuan FARCHAN ISMAIL, dan Komisaris Tuan HO KIARTO. ;

(4)

- Bahwa terhadap Akta Pendirian PT. WSSI. dimaksud, sudah mendapat Pengesahan Badan Hukum Perseroan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : C2-11273 HT.01.01 TH.96, Tanggal 23 Desember 1996 ; yakni setelah sebelumnya dilakukan perubahan Akta Pendirian tersebut dengan Akta No. : 188 tanggal 23 September 1996 dihadapan SINGGIH SUSILO, SH., Notaris yang sudah berkedudukan di Jakarta. ;

- Bahwa kemudian PT.WSSI. beberapa kali telah melakukan perubahan Angaran Dasar dan Perubahan Susunan Pengurus Perseroan, yakni diantaranya : pada tanggal 1 April 2014 berdasarkan Akta Nomor : 1, yang dibuat dihadapan ANDI ISMAWATI ACHMAD, SH., Notaris di Jakarta ; sehingga berdasarkan akta dimaksud susunan pengurus perseroan, yaitu : · Mengangkat Tuan JUNAIDI DARLIS sebagai Direktur Perseroan

menggantikan Tuan HO KIARTO.

· Mengangkat Tuan NARYONO, sebagai Komisaris Perseroan menggantikan Nona HO HARIATY.

Perubahan data Perseroan PT WSSI berdasarkan akta dimaksud telah diterima pemberitahuannya dan dicatat didalam Sistem Administrasi Badan Hukum pada Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia sebagaimana Surat Nomor : AHU-05000.40.22.2014, Tanggal 30 April 2014 ;

- Bahwa sebagai badan usaha yang berkedudukan di Pekanbaru, perizinan yang dimiliki PT. WSSI. dalam melakukan kegiatan usaha utamanya, yakni kegiatan budi daya tanaman perkebunan kelapa sawit, antara lain adalah : 1. Persetujuan Pencadangan Kawasan Hutan seluas ± 6.100 ha untuk

budidaya perkebunan atas nama PT. WSSI di Propinsi Dati I Riau, sebagaimana Surat Menteri Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia Nomor : 1797/MENHUTBUN-VIII/1999, Tanggal 14 Oktober 1999 ;

2. Pelepasan Kawasan Hutan Produksi yang dapat Dikonversi seluas 6.096 ha yang terletak di Kelompok Hutan Sungai Siak, Kabupaten Siak Propinsi Riau untuk Usaha Budidaya Perkebunan atas nama PT.WSSI, sebagaimana Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. : SK.373/Menhut-II/2005, tanggal 1 Nopember 2005 ;

3. Izin Usaha Perkebunan (IUP), sebagaimana Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 579/Kpts/HK.350/Dj.Bun/VII/2001, Tanggal 24 Juli 2001 yangberdasarkan Surat Keputusan tersebut kepada PT.WSSI

(5)

diberikan IUP dengan luas areal tanaman 5.000 ha. yang pelaksanaannya dilakukan dengan Pola Patungan Investor-Koperasi ; - Bahwa sesuai IUP yang telah diberikan kepada PT.WSSI. yang

pelaksanaan pembangunan perkebunannya dilakukan dengan pola kemitraan dengan Koperasi ; maka sesuai dengan lokasi lahan areal PT. WSSI yang berada di Desa Buatan I, Desa Buatan II, Desa Sri Gemilang dan Desa Rantau Panjang Kecamatan Koto Gasip, Kabupaten Siak Sri Inderapura; maka PT WSSI telah menanda-tangani MoU dengan Koperasi Buatan Makmur, tanggal 5 Maret 2013 yang pada kesepakatannya mengatur bahwa PT. WSSI akan membangun perkebunan Kelapa Sawit pada Kebun Plasma yang luas keseluruhannya ± 1.596 ha dan lokasinya tersebar di masing-masing 4 (empat) desa itu dan menjadi petak kerja PT. WSSI;

- Bahwa meskipun kemitraan dengan koperasi baru ditanda-tangani dalam tahun 2013, namun sesungguhnya PT.WSSI. telah memulai melakukan kegiatan perkebunan sejak tahun 2006 dengan membuat petak-petak blok tanaman dengan membuat batas antara blok dengan parit kanal, termasuk petak blok tanaman yang merupakan lahan kemitraan tadi dan terhadap kebun Inti PT. WSSI telah ditanam kelapa sawit seluas ± 1.200 ha dengan usia tanaman 10 tahun. Sedangkan kebun Plasma yang juga merupakan petak-petak kerja PT. WSSI. masih ditumbuhi semak yang didominasi tanaman pakis dan terhadap kebun Plasma PT.WSSI yang berada di Desa Buatan II ; parit kanalnya jebol sehingga airnya mengalir ke Sungai Siak, sehingga pada musim kemarau pada bulan Juli–Agustus 2015 parit pembatas antara petak atau blok itu mengalami kekeringan;

- Bahwa sesuai dengan luas areal tanaman 5.000 ha. sebagaimana Izin Usaha Perkebunan yang dimiliki PT.WSSI. tersebut, maka selaku badan usaha PT.WSSI. wajib memiliki Analisis Dampak Lingkungan, (ANDAL) Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Terhadap kewajiban ini PT.WSSI. telah memiliki Dokumen ANDAL, UKL, dan UPL Pekanbaru, April 2009, sehingga luasan areal tanaman berdasarkanANDAL, UKL, dan UPL PT.WSSI. dimaksud, menjadi tanggung jawab PT.WSSI. dalam Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup kegiatan usahanya, termasuk juga areal sempadan kebun dengan kawasan hutan sekitarnya.Dokumen ANDAL, UKL, dan UPL PT.WSSI. tersebut sudah mendapat Persetujuan dari Bupati Siak, sebagaimana Surat Keputusan Nomor : 117/HK/KPTS/2009, tanggal 14 April 2009 ;

(6)

- Bahwa PT.WSSI. selaku pemrakarsa, ketika mengajukan Dokumen ANDAL, UKL, dan UPL yang dibuat Konsultan Penyusun CV. Mitra Riau Lestari, sehingga kemudian Dokumen ANDAL, UKL, dan UPL mendapat Persetujuan dari Bupati Siak ; sebelumnyatelah membuatSurat Pernyataan yang pada pokoknya : “bersedia melaksanakan Program Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disusun berdasarkan studi ANDAL yang dituangkan kedalam Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dan bersedia memenuhi segala kewajiban yang berkaitan dengan kepentingan lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku”; sebagaimana Surat Pernyataan yang dibuat dan ditanda-tangani DR. Ir. ADJAT SUDRAJAT MS., Direktur Operasional PT.WSSI., pada bulan April 2009 ;

- Bahwa dengan telah disetujuinya Dokumen ANDAL, UKL, dan UPL PT.WSSI. dan adanya Surat Pernyataan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup dari Direktur Operasional PT.WSSI. sebagaimana diatas ; maka pada Dokumen RKL ; BAB II Pendekatan Pengelolaan Lingkungan, Sub angka 2.1.1 ; Pendekatan Pengelolaan Potensi Kebakaran Lahan dan Kabut Asap ; PT. WSSI menyadari “Secara Struktur Organisasi, diperlukan tim khusus tanggap darurat yang menangani kebakaran lahan“ serta menetapkan pedoman kepada Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 yang mengatur mengenai Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup, Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan dan atau Lahan ; - Bahwa didalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun

2001 yang dijadikan Pedoman oleh PT. WSSI sebagai Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup, Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan dan atau Lahan, maka seharusnya PT.WSSI. sebelum memulai kegiatan perkebunannya sudah mempersiapkan :

1. Sistem deteksi dini untuk mengetahui terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan.

2. Alat pencegahan kebakaran hutan dan atau lahan.

3. Prosedur operasi standar untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan.

4. Perangkat organisasi yang bertanggungjawab dalam mencegah dan menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan.

5. Pelatihan penanggulangan kebakaran hutan dan atau lahan secara berkala.

(7)

- Bahwa pada kenyataannya walaupun kegiatan perkebunan telah dilakukan sejak tahun 2006 dan perseroan telah memiliki ANDAL, UKL dan UPL, namun sampai bulan Juni-September 2015 ; ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2001 tersebut tidak pernah dilaksanakan dan dipedomani PT.WSSI. dalam melindungi lahan arealnya dari ancaman bahaya kebakaran, yakni :

· Manara pemantau api sebagai sistem deteksi dini yang seharuskan ditempatkan pada beberapa posisi strategis sebagaimana dokumen RKL ; tidak pernah dibangun ;

· Belum dimilikinya Tim khusus Tanggap Darurat beserta fasilitas alat komunikasi dan peralatan yang lengkap ; yang Tim Khusus ini bertanggungjawab dalam mencegah dan menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan. Dengan demikian tentunya pelatihan penanggulangan kebakaran hutan dan atau lahan secara berkala juga tidak pernah dilaksanakan oleh PT.WSSI

· Tidak dimilikinya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam mencegah dan menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan ;

· Terhadap sarana dan prasarana pencegahan dan penangulangan kebakaran hutan dan atau lahan yang dimiliki PT.WSSI hanya berupa : - 4 (empat) unit mesin pompa air, merk Robin dan ;

- 1 (satu) unit alat berat escapator W.06 Pc. 200 Strip 7 Galio Merk Komatsu warna kuning ;

Jumlah dan jenis sarana dan prasarana dimaksud, sangat jauh dari memadai jika dibandingkan dengan sarana dan prasarana pencegahan dan penangulangan kebakaran hutan dan atau lahan yang telah diatur didalam Buku Pedoman Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun yang Dikeluarkan oleh Direktorat Perlindungan Kebun, Ditjen. Perkebunan, Kementrian Pertanian Tahun 2010

· Selain itu ketersedian embung (kolam persediaan air) untuk memadamkan api kebakaran yang seharusnya dibangun sebagaimana yang dimuat didalam RKL PT. WSSI tidak pernah benar-benar dibangun dan hanya mengandalkan sumber air dari parit kanal pembatas antara blok yang kondisinya telah jebol sehingga aliran airnya lepas ke sungai siak sehingga ketinggian muka airnya hanya 20 cm ; disamping banyak parit kanalnya yang telah mengering ketika musim kemarau.

(8)

- Bahwa sejak ditetapkannya JUNAIDI DARLIS sebagai Direktur Perseroan menggantikan HO KIARTO berdasarkan Akta Nomor : 1, tanggal 1 April 2014 yang dibuat dihadapan Notaris ANDI ISMAWATI ACHMAD, SH. sebagai mana diuraikan diatas, maka pengelolaan operasional PT.WSSI. dilakukan Direktur dengan struktur organisasi kerja perkebunan, sebagai berikut :

1. Direkturdijabat : JUNAIDI DARLIS ; 2. Humas : EDY RESMAN S. ;

3. Kasir : DIAN NOFITA A.md. 4. Administrasi ; SURYADI ILHAM 5. Humas : H. THAMRIN BASRI ;

- Bahwa untuk menggerakan pengelolaan operasional perkebunan dilapangan dilakukan JUNAIDI DARLIS selaku Direktur ; dengan pengajuan rekapitulasi permintaan dana operasional kebun dan pembayaran gaji karyawan melalui email kepada NUKE ATENA WIJAYA selaku accounting yang berkantor di Mangga Dua Jakarta. Selanjutnya setelah mendapat persetujuan HO KIARTO selaku Owner PT.WSSI. dilakukan pengiriman ke rekening PT.WSSI. Kantor Pekanbaru.

- Bahwa pada tanggal 11 September 2014 JUNAIDI DARLIS berhenti selaku Direktur PT.WSSI. sehingga sejak tanggal tersebut posisi jabatan Direktur pada Struktur kerja kebun PT. WSSI. tidak ada penjabatnya dan pada posisi struktur kerja kebun dilakukan penambahan bidang yaitu :

· Manager Kebun : DHARMA PUTRA · Asisten Kepala : PARULIAN PARDEDE

Dengan demikian untuk pengajuan rekapitulasi permintaan dana operasional kebun dan pembayaran gaji karyawan dilanjutkan oleh beberapa orang yakni DHARMA PUTRA (yang kemudian berhenti bekerja pada bulan Desember 2014) dan PARULIAN PARDEDE (yang selanjutnya juga berhenti bekerja pada bulan Juni 2015).

- Bahwa sekira bulan Juni 2015, terdakwa H. THAMRIN BASRI yang sudah bekerja pada PT.WSSI sejak tahun 2012, (yang semula dengan jabatan pembantu Humas kemudian menjadi Humas mendampingi EDY RESMAN S ); mengajukan permohonan kepada HO KIARTO selaku owner PT.WSSI. untuk menjadi Pimpinan Kebun PT. WSSI. dan HO KIARTO menyetujui terdakwa H. THAMRIN BASRI selaku Pimpinan Kebun PT. WSSI. sebagaimana Struktur Organisasi PT. WSSI. periode Juni 2015 s/d Agustus 2015 dan periode September 2015 s/d Maret 2016. Dan sejak bulan Juni

(9)

2015 tersebut, selaku Pimpinaan Kebun PT. WSSI. terdakwa H. THAMRIN BASRI mengambil alih tugas tugas pengajuan rekapitulasi permintaan dana operasional kebun dan pembayaran gaji karyawan sebagaimana tugas JUNAIDI DARLIS pada saat masih menjabat selaku Direktur PT. WSSI. Untuk jabatan selaku Pimpinaan Kebun PT. WSSI. terdakwa mendapat kenaikan gaji dari semula Rp.6.000.000,- menjadi Rp. 8.000.000,- yang diterimnya langsung dari Accounting di Jakarta atas penetapan gaji oleh HO KIARTO dan dibayarkan melalui transfer kerekening Terdakwa. Hal ini berbeda dengan pembayaran gaji karyawan lainnya yang dibayarkan melalui kasir di Pekanbaru.

- Bahwa terdakwa H. THAMRIN BASRI selaku Pimpinaan Kebun PT. WSSI dalam ‘memimpin kegiatan’ operasional kebun memiliki tugas-tugas yaitu: · Melakukan pengontrolan supaya karyawan perkebunan PT.WSSI.

bekerja disiplin sesuai tugasnya dan dalam pelaksanaan tugas itu, terdakwa dibantu oleh pimpinan didalam yaitu Sdr. Hermanto, Sdr. Asril dan Sdr. Suryadi untuk membuat daftar kerja sesuai tugas pokok kerjanya masing-masing ;

· Memberikan arahan kepada karyawan perkebunan PT.WSSI. agar menjaga aset-aset perusahaan dengan memerintahkan melakukan pengontrolan diseluruh petak/blok perkebunan melalui patroli menggunakan fasilitas yang ada diperkebunan ;

· Melakukan pengontrolan terhadap kondisi kebun, supaya tidak terjadi penyerobotan lahan dan terjadinya kebakaran lahan ;

- Bahwa dalam pelaksanaan tugasnya memimpin kegiatan operasional kebun PT. WSSI ; terdakwa H. THAMRIN BASRI pernah beberapa kali menanda-tangani Surat sebagai Pimpinan Kebun PT.WSSI , yaitu antara lain Surat Mutasi Kerja; surat-surat peringatan terhadap karyawan yang tidak disiplin kerja, surat yang ditujukan kepada Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Siak, perihal Mediator Hubungan Industrial dan surat surat lainnya.

- Terhadap pelaksanaan tugas terdakwa, yang memimpin kegiatan operasional kebun PT. WSSI tersebut terdakwa laporkan dan pertanggung-jawabkan kepada HO KIARTO selaku owner PT. WSSI. ;

- Bahwa terdakwa H. THAMRIN BASRI yang bertindak oleh, untuk dan atas nama PT. WSSI dalam jabatan sebagai Pimpinan Kebun ; mengetahui PT.WSSI ada memiliki ANDAL, RKL dan RPL. Dokumen tersebut diketahui terdakwa digunakan oleh PT.WSSI sebagai pedoman dalam kegiatan

(10)

operasional kebun PT. WSSI., agar potensi dampak penting sebagai akibat kegiatan operasional perkebunan dapat diantisipasi tidak terjadi, termasuk antisipasi dini terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran lahan dan gangguan kabut asap atas terjadinya kebakaran lahan tersebut, yang kesemuanya itu merupakan bagian tugas pokok terdakwa untuk melaksanakannya dilapangan, sebagai Pimpinan Kebun PT. WSSI. ;

- Bahwa walaupun terdakwa mengetahui hal demikian, namun terdakwa ‘menerima’(accept)ketidak-adaan : sistem deteksi dini ; perangkat Tim khusus Tanggap Darurat beserta fasilitas alat komunikasi dan peralatan yang lengkap yang dimiliki perseroan ; SOP ; serta serba keterbatasan sarana dan prasarana pencegahan dan pengendalian kebakaran, sedangkan terdakwa kenyataanya memiliki ‘kewenangan’ (power) dan ikut memutuskan kebijakan pada tingkatan operasional kebun dilapangan, ; dengan setidak-tidaknya mengajukan kepada owner pengusulan pemenuhan ketersediaan hal-hal demikian diperkebunan, sehingga dapat diandalkan melindungi lahan areal PT. WSSI dari kemungkinan terjadinya ancaman bahaya kebakaran.

Walaupun kemungkinan kebakaran lahan PT. WSSI. dapat terjadi, sebagai dampak penting seperti yang dimaksudkan dalam dokumen ANDAL, RKL dan RPL PT. WSSI., terdakwa selaku Pimpinan Kebun pun sudah dapat pula membayangkan kemungkinan terjadinya itu, tetapi ia tidak mempergunakan kewenangannya tersebut, dan bahkan cendrung membiarkan ketiadaan sebagaimana dimaksudkan diatas tersebut. ; - Bahwa terhadap penambahan sarana prasarana pencegahan dan

pengendalian kebakaran milik PT.WSSI ; sesunguhnya pernah disarankan oleh ASRIL selaku Asisten Agronomi, tetapi saran tersebut tidak ditanggapi oleh terdakwa dan terdakwa selaku Pimpinan Kebun, yang memimpin kegiatan dilapangan hanya meminta agar memeriksa alat-alat pemadam kebakaran yang sudah dimiliki PT.WSSI yang sebenarnya berdasarkan luasan tanaman perkebunan PT.WSSI. alat-alat tersebut sangat-sangat tidak memadai ;

- Bahwa pada hari Minggu, tanggal 23 Agustus 2015 sekira pukul 16.00 WIB. terjadi kebakaran lahan pada Blok K.3 Kebun Plasma PT.WSSI. yang berlokasi di Dusun Lingkar Naga RT.18., RK 06., Kampung Buatan II, Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak ; yang berdasarkan Dokumen ANDAL, UKL dan UPL PT.WSSI. ; lahan areal yang mengalami kebakaran itu, merupakan lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan PT. WSSI.

(11)

dan menjadi kewajiban PT.WSSI. untuk melakukan pemadaman atas kebakaran yang terjadi, namun kejadian kebakaran dilokasi lahan areal PT.WSSI pada saat itu, tidak diketahui oleh terdakwa H. THAMRIN BASRI; yang kejadian kebakaran itu baru diketahui terdakwa sebagai pimpinan kegiatan perkebunan PT.WSSI pada keesokan harinya ; hari Senin, tanggal 24 Agustus 2015, itupun setelah diberitahukan oleh ARIZAL selaku Kepala Kampung Buatan II. Hal ini menandakan tidak bekerjanya early warning systim dan early detection systim perkebunan PT. WSSI yang dipimpin terdakwa, sehingga kebakaran lahan yang terjadi pada hari Minggu, tanggal 23 Agustus 2015 tersebut, tanpa diambil sikap apapun dari terdakwa selaku Pimpinan Kebun PT.WSSI.

- Bahwa terjadinya kebakaran pada tanggal 23 Agustus 2015 tersebut, yang sumber apinya berada pada petak kerja K.3 PT.WSSI itu, setelah diketahui masyarakat dan Ketua Rukun Kampung (RK) Buatan II, langsung dilakukan upaya pemadaman oleh masyarakat Desa Buatan II, yang tergabung dalam Team Siaga Tanggap Darurat Bencana Desa Buatan II, sehingga walaupun upaya pemadaman telah dilakukan menggunakan 1 unit mesin pemadam portabel milik Team Siaga Tanggap Darurat Bencana Desa Buatan II, namun dikarenakan sumber air yang terbatas diparit kanal dikarenakan jebolnya parit kanal, sehingga airnya menglair ke Sungai Siak dan ketidak tersediaan embung (kolam air) dilokasi, sedangkan tiupan angin yang kencang pada musim kemarau, sehingga tindakan pemadaman menjadi terkendala dan jalaran api pada lahan gambut tersebut sukar dikendalikan, sehingga kebakaran pada hari itu telah menghanguskan luasan lahan areal PT. WSSI. sekira 3-4 ha.

- Bahwa pada keesokan harinya Senin, tanggal 24 Agustus 2015, masyarakat dan pemuka masyarakat serta Team Siaga Tanggap Darurat Bencana, Desa Buatan II tetap melakukan pemadaman kebakaran yang terjadi dan kebakaran telah semakin meluas sekira 15 ha. sehingga pihak Kecamatan Koto Gasip meminta bantuan kepada Team Siaga Tanggap Darurat Bencana Desa Rantau Panjang; untuk ikut melakukan pemadaman dengan membawa 1 unit mesin pemadam portabel milik Team Siaga Tanggap Darurat Bencana, Desa Rantau Panjang. Sedangkan dua orang karyawan PT. WSSI yang diberitahu kemudian oleh ARIZAL selaku Kepala Kampung Buatan II pada tempat terpisah, yakni MUKSIN dan ASRUL kemudian datang kelokasi pemadaman kebakaran lahan, tanpa ada membawa satupun alat pemadam kebakaran. Keduanya kemudian berbaur

(12)

dengan masyarakat kedua desa tersebut untuk bersama memadamkan kebakaran lahan PT. WSSI itu, dengan alat pemadam kebakaran milik Team Siaga Tanggap Darurat Bencana kedua Desa tersebut .;

- Bahwa terdakwa H. THAMRIN BASRI selaku Pimpinan Kebun PT. WSSI baru turun ikut melakukan pemadaman kebakaran pada Kebun Plasma PT. WSSI berlokasi di Dusun Lingkar Naga RT.18 RK 06 Kampung Buatan II Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak itu, setelah sekira lima hari terjadinya kebakaran, sehingga tindakan terdakwa selaku pimpinan kegiatan operasional perkebunan PT. WSSI., terkesan membiarkan kebakaran yang terjadi pada lahan areal kegiatan usaha PT. WSSI sejak tanggal tanggal 23 Agustus 2015 tersebut. Ketika itu jalaran apinya telah membakar Blok J.3 ; dan terdakwa memerintahkan MUCHSIN ; selaku Mandor Alat Berat PT. WSSI untuk membuat kantong air, sekat bakar, bendungan kanal dengan menggunakan 1 (satu) unit alat berat escapator W.06 Pc. 200 Strip 7 Galio Merk Komatsu warna kuning.

- Bahwa karena lokasi kebakaran telah semakin meluas dan telah menghaguskan petak kerja PT. WSSI blok J.2, J.3, J.4, J.5, J.6, J.7 dan Blok I ; yang satu hamparan dengan petak K 3 sebagai sumber api ; kemudian terdakwa H. THAMRIN BASRI padatanggal16 September 2015 memerintahkan untuk membeli 2 (dua) unit alat pemadam api berupa Mesin Robin, yang kemudian setelah dibeli dijemput MUCHSIN dirumah terdakwa dan dipergunakan untuk membantu masyarakat desa,anggota Polri dan TNI yang terus melakukan upaya pemadaman kebakaran sampai dengan tanggal 8 Oktober 2015 ; yang ketika itu telah menghanguskan luasan lahan sekira 70 ha. dari lahan Plasma PT WSSI tersebut ; yang tanpak berwarna hitam pekat akibat permukaannya ditutupi oleh arang bekas kebakaran serta sebagian masih ditutupi oleh abu hasil pembakaran yang tampak memutih.

- Bahwa meskipun upaya-upaya kegiatan pemadaman yang dilakukan terdakwa H. THAMRIN BASRI pada lokasi kebakaran lahan yang membakar Blok-blok yang merupakan petak kerja PT. WSSI tersebut, tetapi itu dinilai sudah terlambat dan pada umumnya pemadaman itu dilakukan ketika api hampir menuntaskan tugasnya membakar areal lahan ;

- Bahwa pada hari Kamis, tanggal 1 Oktober 2015 ; Ahli Kebakaran Hutan dan Lahan Prof. DR. Ir. BAMBANG HERO SAHARJO, M.Agr., dengan didampingi pihak Kepolisian dari Polres Siak, melakukan observasi dan pengambilan barang bukti yang akan dilakukan uji sample terhadap lahan

(13)

yang telah mengalami kebakaran, termasuk melakukan pengecekan apakah sarana dan prasarana pengendalian kebakaran tersedia atau tidak pada lokasi kebakaran. Dalam pengambilan sample ; Ahli memberikan arahan tentang cara-cara pengambilan sample kepada penyidik dan sample sample yang diambil berdasarkan atas permintaan ahli, yakni ; - Meminta kepada penyidik untuk melakukan pengambilan sampel bahan

bakar bekas terbakar di atas permukaan lahan yang telah terbakar ; - Meminta penyidikmelakukan pengambilan sampel tanah gambut

komposit yang terbakar di permukaan ;

- Meminta penyidikmelakukan pengambilan sampel tanah gambut utuh yang telah terbakar ;

- Meminta penyidikmelakukan pegambilan sampel tumbuhan bawah yang tumbuh pada lahan bekas terbakar ;

- Meminta penyidikmelakukan pengambilan tumbuhan bawah tumbuh setelah telah terbakar dan daun kelapa sawit telah terbakar ;

- Meminta penyidikmelakukan penghitungan volume bahan bakar yang telah terbakar ;

- Meminta penyidikmelakukan pengambilan sample tanah/gambut permukaan yang tidak terbakar sebagai kontrol;

- Meminta penyidikmelakukan pengambilan sampel tanah/gambut utuh yang tidak terbakar sebagai kontrol ;

- Bahwa mengenai lokasi pengambilan legal sample tersebut, ditentukan oleh Prof. DR. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr. dengan mengambil 8 Plot Lokasi. sehingga sampling dilakukan paling tidak dianggap mewakili kondisi lapangan, dimana kebakaran tersebut terjadi yang termasuk dalam lahan areal PT. WSSI. di Dusun Lingkar Naga RT.18 RK 06 Kampung Buatan II, Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak ;

- Bahwa setelah dibuatkan Berita Acara Pengambilan Sample pada tanggal 1 Oktober 2015, kemudian dimasukan kedalam kotak/box dan dibawa ke Laboratorium Kebakaran Hutan dan Lahan, Departemen Silvikultur Divisi Perlindungan Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor, untuk kemudian secara deskriptif dilakukan analisis. Dan untuk mendapatkan gambaran lebih detil, maka analisis terkait kerusakan lingkungan akibat kebakaran dilakukan di Laboratorium Pengaruh Hutan ; Bagian Ekologi Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Selain itu untuk menghitung emisi gas rumah kaca yang dihasilkan selama pembakaran berlangsung maka digunakan persamaan Seiler dan Crutzen Tahun 1980.

(14)

Untuk dapat menghitung ini maka beberapa parameter diukur pula dilapangan, seperti luasan areal yang terbakar, kedalaman gambut/tanah yang terbakar serta bahan bakar yang terbakar. Kriteria baku kerusakan yang digunakan adalah menurut PP No. 4 tahun 2001 ;

- Bahwa berdasarkan Surat Keterangan Ahli Kebakaran Hutan dan Lahan Prof. DR. Ir.BAMBANG HERO SAHARJO, M.Agr., menyatakan ; dari hasil Analisa Laboratorium yang dilakukan serta didukung oleh Indikasi data Hotspot Modis yang telah diverifikasi dilapangan serta data hasil pengamatan dilapangan, disimpulkan, sebagai berikut :

1. Bahwa PT. WANA SUBUR SAWIT INDAH (PT.WSSI), telah melakukan pembakaran dengan sengaja, melalui pembiaran terhadap terjadinya kebakaran, hal ini terjadi karena ketidak-mampuan perusahaan untuk segera melakukan upaya pengendalian dalam hal pemadaman, sehingga luas areal yang terbakar mencapai 70 ha. ;

2. Berdasarkan data hotspot yang terdeteksi dilokasi kebakaran memastikan bahwa upaya pengendalian kebakaran yang dilakukan oleh PT.WSSI belum memadai, hal tersebut dipertegas ketika saat verifikasi terjadi kebakaran, namun pihak perusahaan tampak tidak melakukan pemadaman pada seluruh areal yang sedang mengalami kebakaran. Hal itu terjadi karena sarana dan prasarana pengendalian kebakaran seperti early warning system, early detection system ; relatif tidak bekerja, didukung pula oleh sistem komunikasi, pemadam yang tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dan sesuai peruntukannya seperti diatur dalam PP No. 4 Tahun 2001, Pedoman Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun yang dikeluarkan oleh Direktorat Perlindungan Perkebunan, Ditjen Perkebunan, Kementrian Pertanian Tahun 2010, Peraturan Menteri Negera Lingkungan Hidup No. 10 tahun 2010 serta peraturan perundang-undangan lainnya. Hal tersebut didukung pula oleh alat transportasi, akses jalan yang tidak memadai. ; 3. Tidak bekerjanya early warning system, dan early detection system yang didukung oleh tidak tersedianya sarana dan prasarana pendukung sistem tersebut bekerja, serta didukung pula oleh sarana pendukung lainnya termasuk personil dan struktur organisasi yang jelas dan operasional membuat upaya pengendalian kebakaran diareal PT.WSSI tidak sesuai dengan seharusnya ;

4. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diketahui bahwa luas lahan PT. WSSI yang mengalami kebakaran adalah seluas 70 ha yang terjadi

(15)

pada areal yang sebagain besar belum ditanami kelapa sawit dan sebagian kecil saja yang sudah ditanami kelapa sawit ;

5. Selama kebakaran terjadi baik pada petak-petak yang sudah di land clearing dan belum ditanami serta yang sudah ditanami kelapa sawit, maka telah dilepaskan gas-gas rumah kaca sebagai berikut : Gas rumah kaca yang dilepaskan selama kebakaran berlansung diareal PT.WSSI. adalah : 157,5 ton karbon, ; 55,125 ton CO 2 ; 0,57 ton CH4 ; 0,25 ton Nox ; 0,71 ton NH3; 0,58 ton O3 dan 10,2 ton CO serta 36,75 ton Total Bahan Partikel. Gas-gas rumah kaca yang dihasilkan dari kebakaran tersebut telah melebihi baku mutu yang diperkenankan, sehingga dapat dikatakan telah terjadi pencemaran udara ;

6. Bahwa Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka diketahui bahwa biaya kerusakan ekologis, ekonomis dan biaya pemulihan akibat pembakaran seluas 70 Ha di areal PT.WSSI adalah sebesar Rp. 26.392.612,500-.

- Bahwa berdasarkan Keterangan Ahli Kerusakan Tanah dan Lingkungan Akibat Kebakaran Lahan dari Fakultas Kehutanan IPB. ; DR. Ir. BASUKI WASIS, M.Si., sesuai dengan kegiatan investigasi yang dilakukan dilahan areal PT.WSSI. di Dusun Lingkar Naga RT.18 RK 06 Kampung Buatan II, Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak pada tanggal 1 Oktober 2015 tersebut, yang telah mengambil sampel tanah di areal kebakaran pada lahan areal PT.WSSI., yang dianalisa di Laboratorium Pengaruh Hutan, Bagian Ekologi Hutan, Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB, ditarik suatu kesimpulan :

a. Hasil analisa sampel tanah di laboratorium menunjukkan bahwa memang benar pada lokasi penelitian memang telah terjadi kerusakan tanah dan lingkungan di PT. Wana Subur Sawit Indah, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, Provinsi Riau ;

b. Hasil analisa tanah menunjukkan bahwa memang pada tanah terbakar telah terjadi kerusakan lingkungan sifat kimia tanah karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor 4 tahun 2001) untuk parameter pH tanah, dan C organik ;

c. Hasil analisa tanah menunjukkan bahwa memang pada tanah terbakar telah terjadi kerusakan lingkungan sifat biologi tanah karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor 4 tahun 2001) untuk total mikroorganisme, total fungi dan respirasi tanah ;

(16)

d. Hasil analisa tanah menunjukkan bahwa memang pada tanah terbakar telah terjadi kerusakan lingkungan sifat fisik tanah karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor 4 tahun 2001) untuk subsiden, porositas dan bobot isi tanah ;

- Bahwa dari kegiatan budi daya tanaman perkebunan, terutama di lahan areal PT.WSSI. pada petak Blok Kerja J.2, J.3, J.4, J.5, J.6, J.7 dan Blok I ; yang satu hamparan dengan petak K.3, sebagai sumber api; tempat terjadinya kebakaran, TerdakwaH. THAMRIN BASRIsebagaimana dalam jabatan selaku Pimpinan Kebun yakni, yang memimpin Kegiatan Operasional Perkebunan, yang bertindak oleh,untuk atau atas nama PT.WSSIsengaja membiarkan terjadinya kebakaran pada petak yang terbakar tersebut yang sesungguhnya kemungkinan terjadinya kebakaran dan gangguan kabut asap tersebut, dapat dibayangkannya akan terjadi dan dapat mengantisipasi dan atau setidak-tidaknya dapat dikendalikan dengan melaksanakan Dokumen ANDAL, UKL dan UPL secara konsisten tetapi walaupun terdakwa dapat memperkirakannya ; namun terdakwa tidak melaksanakannya, sehingga kebakaran yang terjadi di lahan areal PT.WSSI. tersebut telah mengakibatkan terjadinya pencemaran udara dan/atau kerusakan fungsi lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 4 tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan Lahan ;

Perbuatan Terdakwa H. THAMRIN BASRI sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 98 ayat (1) jo pasal 116 ayat (1) huruf b Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 32 Tahun 2009, Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup .;

A T A U KEDUA :

Bahwa ia Terdakwa H. THAMRIN BASRI selaku Pengurus ; yang bertindak oleh, untuk atau atas nama PT. WANA SUBUR SAWIT INDAH (PT.WSSI.) sebagai Badan Usaha, yakni dalam jabatannya sebagai Pimpinan Kebun pada Perkebunan Kelapa Sawit PT.WSSI. di Kabupaten Siak Sri Inderapura, sebagaimana Struktur Organisasi PT.WSSI. Priode Juni 2015 s/d Agustus 2015 dan Priode September 2015 s/d Maret 2016, pada kurun waktu antara tanggal 23 Agustus 2015 sekira pukul 16.00 WIB sampai dengan tanggal 8 Oktober 2015 atau setidak tidaknya pada suatu waktu tertentu yang masih dalam tahun

(17)

2015, bertempat di lahan areal Plasma Perkebunan PT. WSSI. di Dusun Lingkar Naga RT.18. RK 06. Desa Buatan II, Kecamatan Koto Gasip, Kabupaten Siak Sri Inderapura, Propinsi Riau ; yang merupakan bagian areal pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit PT. WSSI. berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 579/Kpts/HK.350/Dj.Bun/VII/2001, Tanggal 24 Juli 2001 Tentang Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT.WSSI. untuk lahan seluas 5.000 Ha., atau setidak-tidaknya Pengadilan Negeri Siak di Siak Sri Inderapura berwenang mengadilinya, sebagai orang yang memberi perintah atau orang bertindak sebagai pimpinan kegiatan ; yangkarena kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Perbuatan tersebut terdakwa lakukan dengan cara-cara sebagai berikut : - Bahwa PT. WANA SUBUR SAWIT INDAH (PT.WSSI.),selaku badan usaha

didirikan berdasarkan Akta Nomor : 86, Tanggal 30 September 1983 yang dibuat dihadapan Notaris SINGGIH SUSILO, SH., di Pekanbaru ; yang tempat kedudukan Perseroan di Pekanbaru, dan bergerak menjalankan usaha dalam bidang perkebunan kelapa sawit, pengolahan kelapa sawit dan memperdagangkan hasil-hasil produksi kelapa sawit tersebut, dengan susunan pengurus perseroan : Direktur Tuan FARCHAN ISMAIL, dan Komisaris Tuan HO KIARTO. ;

- Bahwa terhadap Akta Pendirian PT. WSSI. dimaksud, sudah mendapat Pengesahan Badan Hukum Perseroan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : C2-11273 HT.01.01 TH.96, Tanggal 23 Desember 1996. Pengesahan Badan Hukum ini, setelah dilakukannya perubahan Akta Pendirian tersebut dengan Akta No. : 188 tanggal 23 September 1996 dihadapan SINGGIH SUSILO, SH., Notaris yang sudah berkedudukan di Jakarta. ;

- Bahwa PT.WSSI. dalam perkembangannya sudah beberapa kali melakukan perubahan Angaran Dasar dan Perubahan Susunan Pengurus Perseroan, yakni diantaranya : pada tanggal 1 April 2014 berdasarkan Akta Nomor : 1, yang dibuat dihadapan ANDI ISMAWATI ACHMAD, SH., Notaris di Jakarta ; sehingga menurut akta dimaksud, susunan pengurus perseroan, yakni :

· Mengangkat Tuan JUNAIDI DARLIS sebagai Direktur Perseroan menggantikan Tuan HO KIARTO.

· Mengangkat Tuan NARYONO, sebagai Komisaris Perseroan menggantikan Nona HO HARIATY.

(18)

Perubahan data Perseroan PT WSSI berdasarkan akta dimaksud telah diterima pemberitahuannya dan dicatat didalam Sistem Administrasi Badan Hukum pada Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, sebagaimana Surat Nomor : AHU-05000.40.22.2014, Tanggal 30 April 2014 ;

- Bahwa perizinan yang dimiliki PT. WSSI. sebagai badan usaha yang berkedudukan di Pekanbaru, dalam melakukan kegiatan usaha utamanya, yakni kegiatan budi daya tanaman perkebunan kelapa sawit, antara lain adalah :

a. Persetujuan Pencadangan Kawasan Hutan seluas ± 6.100 ha untuk budidaya perkebunan atas nama PT. WSSI di Propinsi Dati. I Riau, sebagaimana Surat Menteri Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia Nomor : 1797/MENHUTBUN-VIII/1999, Tanggal 14 Oktober 1999 ;

b. Pelepasan Kawasan Hutan Produksi yang dapat Dikonversi seluas 6.096 ha yang terletak di Kelompok Hutan Sungai Siak, Kabupaten Siak Propinsi Riau untuk Usaha Budidaya Perkebunan atas nama PT.WSSI, sebagaimana Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. : SK.373/Menhut-II/2005, tanggal 1 Nopember 2005 ;

c. Izin Usaha Perkebunan (IUP), sebagaimana Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 579/Kpts/HK.350/Dj.Bun/VII/2001, Tanggal 24 Juli 2001 yangberdasarkan Surat Keputusan tersebut kepada PT.WSSI diberikan IUP dengan luas areal tanaman 5.000 ha. yang pelaksanaannya dilakukan dengan Pola Patungan Investor-Koperasi ; - Bahwa berdasarkan IUP yang telah diberikan kepada PT.WSSI. yang

pelaksanaan pembangunan perkebunannya dilakukan dengan pola kemitraan dengan Koperasi ; maka sesuai dengan lokasi lahan areal PT. WSSI. yang berada di Desa Buatan I, Desa Buatan II, Desa Rantau Panjang dan Desa Sri Gemilang ; Kecamatan Koto Gasip, Kabupaten Siak Sri Inderapura; maka PT WSSI telah menanda-tangani MoU dengan Koperasi Buatan Makmur, tanggal 5 Maret 2013 yang pada kesepakatannya mengatur ; bahwa PT. WSSI akan membangun perkebunan Kelapa Sawit pada Kebun Plasma yang luas keseluruhannya ± 1.596 ha dan lokasinya tersebar di masing-masing 4 (empat) desa itu dan menjadi petak kerja PT. WSSI. ;

- Bahwa meskipun kemitraan dengan koperasi baru ditanda-tangani dalam tahun 2013, namun sesungguhnya PT.WSSI. telah memulai melakukan

(19)

kegiatan perkebunan sejak tahun 2006 dengan membuat petak-petak blok tanaman dengan membuat batas antara blok dengan parit kanal, termasuk petak blok tanaman yang merupakan lahan kemitraan tadi dan terhadap kebun Inti PT. WSSI telah ditanam kelapa sawit seluas ± 1.200 ha dengan usia tanaman 10 tahun. Sedangkan kebun Plasma yang juga merupakan petak-petak kerja PT. WSSI. masih ditumbuhi semak yang didominasi tanaman pakis dan terhadap kebun Plasma PT.WSSI yang berada di Desa Buatan II ; parit kanalnya jebol sehingga airnya mengalir ke Sungai Siak, sehingga pada musim kemarau pada bulan Juli–Agustus 2015 parit pembatas antara petak atau blok itu mengalami kekeringan.

- Bahwa sesuai dengan luas areal tanaman 5.000 ha. sebagaimana Izin Usaha Perkebunan yang dimiliki PT.WSSI. tersebut, maka selaku badan usaha PT.WSSI. wajib memiliki Analisis Dampak Lingkungan, (ANDAL) Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Terhadap kewajiban ini PT.WSSI. telah memiliki Dokumen ANDAL, UKL, dan UPL Pekanbaru, April 2009, sehingga luasan areal tanaman berdasarkanANDAL, UKL, dan UPL PT.WSSI. dimaksud, menjadi tanggung jawab PT.WSSI. dalam Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup kegiatan usahanya, termasuk juga areal sempadan kebun dengan kawasan hutan sekitarnya.Dokumen ANDAL, UKL, dan UPL PT.WSSI. tersebut sudah mendapat Persetujuan dari Bupati Siak, sebagaimana Surat Keputusan Nomor : 117/HK/KPTS/2009, tanggal 14 April 2009 ;

- Bahwa PT.WSSI. selaku pemrakarsa, ketika mengajukan Dokumen ANDAL, UKL, dan UPL yang dibuat Konsultan Penyusun CV. Mitra Riau Lestari, sehingga kemudian Dokumen ANDAL, UKL, dan UPL mendapat Persetujuan dari Bupati Siak ; sebelumnyatelah membuatSurat Pernyataan yang pada pokoknya : “bersedia melaksanakan Program Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disusun berdasarkan studi ANDAL yang dituangkan kedalam Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dan bersedia memenuhi segala kewajiban yang berkaitan dengan kepentingan lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku”; sebagaimana Surat Pernyataan yang dibuat dan ditanda-tangani DR. Ir. ADJAT SUDRAJAT MS., Direktur Operasional PT.WSSI., pada bulan April 2009 ;

- Bahwa dengan telah disetujuinya Dokumen ANDAL, UKL, dan UPL PT.WSSI. dan adanya Surat Pernyataan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup dari Direktur Operasional PT.WSSI. sebagaimana diatas

(20)

; maka pada Dokumen RKL ; BAB II Pendekatan Pengelolaan Lingkungan, Sub angka 2.1.1 ; Pendekatan Pengelolaan Potensi Kebakaran Lahan dan Kabut Asap ; PT. WSSI memandang “Secara Struktur Organisasi, diperlukan tim khusus tanggap darurat yang menangani kebakaran lahan“ serta menetapkan pedoman kepada Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 yang mengatur mengenai Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup, Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan dan atau Lahan ;

- Bahwa didalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2001 yang dijadikan Pedoman oleh PT. WSSI sebagai Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup, Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan dan atau Lahan, maka seharusnya PT.WSSI. sebelum memulai kegiatan perkebunannya sudah mempersiapkan :

1. Sistem deteksi dini, untuk mengetahui terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan.

2. Alat pencegahan kebakaran hutan dan atau lahan.

3. Prosedur operasi standar untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan.

4. Perangkat organisasi yang bertanggungjawab dalam mencegah dan menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan.

5. Pelatihan penanggulangan kebakaran hutan dan atau lahan secara berkala.

- Bahwa pada kenyataannya walaupun kegiatan perkebunan telah dilakukan sejak tahun 2006 dan perseroan telah memiliki ANDAL, UKL dan UPL, namun sampai bulan Juni-September 2015 ; ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2001 tersebut tidak pernah dilaksanakan dan dipedomani PT.WSSI. dalam melindungi lahan arealnya dari ancaman bahaya kebakaran, yakni :

· Manara pemantau api sebagai sistem deteksi dini yang seharuskan ditempatkan pada beberapa posisi strategis sebagaimana dokumen RKL ; tidak pernah dibangun ;

· Belum dimilikinya Tim khusus Tanggap Darurat beserta fasilitas alat komunikasi dan peralatan yang lengkap ; yang Tim Khusus ini bertanggungjawab dalam mencegah dan menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan. Dengan demikian tentunya pelatihan penanggulangan kebakaran hutan dan atau lahan secara berkala juga tidak pernah dilaksanakan PT.WSSI.

(21)

· Tidak dimilikinya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam mencegah dan menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan ;

· Terhadap sarana dan prasarana pencegahan dan penangulangan kebakaran hutan dan atau lahan yang dimiliki PT.WSSI hanya berupa : - 4 (empat) unit mesin pompa air, merk Robin dan ;

- 1 (satu) unit alat berat escapator W.06 Pc. 200 Strip 7 Galio Merk Komatsu warna kuning ;

Jumlah dan jenis sarana dan prasarana dimaksud, sangat jauh dari memadai jika dibandingkan dengan sarana dan prasarana pencegahan dan penangulangan kebakaran hutan dan atau lahan yang telah diatur didalam Buku Pedoman Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun yang Dikeluarkan oleh Direktorat Perlindungan Kebun, Ditjen. Perkebunan, Kementrian Pertanian Tahun 2010

· Selain itu ketersedian embung (kolam persediaan air) untuk memadamkan api kebakaran yang seharusnya dibangun sebagaimana yang dimuat didalam RKL, PT. WSSI tidak pernah benar-benar dibangun dan hanya mengandalkan sumber air dari parit kanal pembatas ; antara blok yang kondisinya telah jebol sehingga aliran airnya lepas ke sungai siak sehingga ketinggian muka airnya hanya 20 cm ; disamping banyak parit kanalnya yang telah mengering ketika musim kemarau.

- Bahwa sejak diangkatnya JUNAIDI DARLIS sebagai Direktur Perseroan menggantikan HO KIARTO menurut Akta Nomor : 1, tanggal 1 April 2014 yang dibuat dihadapan Notaris ANDI ISMAWATI ACHMAD, SH. sebagai mana diuraikan diatas, maka pengelolaan operasional PT.WSSI. dilakukan Direktur dengan struktur organisasi kerja perkebunan, sebagai berikut :

1. Direkturdijabat : JUNAIDI DARLIS ; 2. Humas : EDY RESMAN S. ;

3. Kasir : DIAN NOFITA A.md. 4. Administrasi ; SURYADI ILHAM 5. Humas : H. THAMRIN BASRI ;

- Bahwa selaku Direktur ; JUNAIDI DARLIS dalam menggerakan pengelolaan operasional perkebunan dilapangan dilakukannya ; dengan pengajuan rekapitulasi permintaan dana operasional kebun dan pembayaran gaji karyawan melalui email kepada NUKE ATENA WIJAYA selaku accounting yang berkantor di Mangga Dua Jakarta. Selanjutnya

(22)

setelah mendapat persetujuan HO KIARTO selaku Owner PT.WSSI. dilakukan pengiriman ke rekening PT.WSSI. Kantor Pekanbaru.

- Bahwa pada tanggal 11 September 2014 JUNAIDI DARLIS berhenti selaku Direktur PT.WSSI. sehingga sejak tanggal tersebut posisi jabatan Direktur pada Struktur kerja kebun PT. WSSI. tidak ada penjabatnya dan pada posisi struktur kerja kebun dilakukan penambahan bidang yaitu :

· Manager Kebun : DHARMA PUTRA · Asisten Kepala : PARULIAN PARDEDE

Dengan demikian untuk pengajuan rekapitulasi permintaan dana operasional kebun dan pembayaran gaji karyawan dilanjutkan oleh beberapa orang yakni DHARMA PUTRA (yang kemudian berhenti bekerja pada bulan Desember 2014) dan PARULIAN PARDEDE (yang selanjutnya juga berhenti bekerja pada bulan Juni 2015)

- Bahwa terdakwa H. THAMRIN BASRI yang sudah bekerja pada PT.WSSI sejak tahun 2012, (yang semula dengan jabatan pembantu Humas kemudian menjadi Humas mendampingi EDY RESMAN S ); pada sekira bulan Juni 2015 mengajukan permohonan kepada HO KIARTO selaku owner PT.WSSI. untuk menjadi Pimpinan Kebun PT. WSSI. dan HO KIARTO menyetujui terdakwa H. THAMRIN BASRI selaku Pimpinan Kebun PT. WSSI. sebagaimana Struktur Organisasi PT. WSSI. periode Juni 2015 s/d Agustus 2015 dan periode September 2015 s/d Maret 2016. Dan sejak bulan Juni 2015 tersebut, selaku Pimpinaan Kebun PT. WSSI. terdakwa H. THAMRIN BASRI mengambil alih tugas tugas pengajuan rekapitulasi permintaan dana operasional kebun dan pembayaran gaji karyawan sebagaimana tugas JUNAIDI DARLIS, pada saat masih menjabat selaku Direktur PT. WSSI.

- Bahwa terdakwa dalam jabatan selaku Pimpinaan Kebun PT. WSSI. mendapat kenaikan gaji dari semula Rp.6.000.000,- menjadi Rp. 8.000.000,- yang diterimnya langsung dari Accounting di Jakarta atas penetapan gaji oleh HO KIARTO dan dibayarkan melalui transfer kerekening Terdakwa. Hal ini berbeda dengan pembayaran gaji karyawan lainnya yang dibayarkan melalui kasir di Pekanbaru.

- Bahwa selain itu, terdakwa H. THAMRIN BASRI, selaku Pimpinaan Kebun PT. WSSI dalam ‘memimpin kegiatan’ operasional kebun memiliki tugas-tugas, yaitu :

· Melakukan pengontrolan supaya karyawan perkebunan PT.WSSI. bekerja disiplin sesuai tugasnya dan dalam pelaksanaan tugas itu,

(23)

terdakwa dibantu oleh pimpinan didalam, yaitu Sdr. Hermanto, Sdr. Asril dan Sdr. Suryadi untuk membuat daftar kerja sesuai tugas pokok kerjanya masing-masing ;

· Memberikan arahan kepada karyawan perkebunan PT.WSSI. agar menjaga aset-aset perusahaan dengan memerintahkan melakukan pengontrolan diseluruh petak/blok perkebunan melalui patroli menggunakan fasilitas yang ada diperkebunan ;

· Melakukan pengontrolan terhadap kondisi kebun, supaya tidak terjadi penyerobotan lahan dan terjadinya kebakaran lahan ;

- Bahwa dalam pelaksanaan tugasnya memimpin kegiatan operasional kebun PT. WSSI ; terdakwa H. THAMRIN BASRI pernah beberapa kali menanda-tangani Surat sebagai Pimpinan Kebun PT.WSSI , yaitu antara lain Surat Mutasi Kerja; surat-surat peringatan terhadap karyawan yang tidak disiplin kerja, surat yang ditujukan kepada Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Siak, perihal Mediator Hubungan Industrial dan surat surat lainnya.

- Bahwa terhadap pelaksanaan tugas terdakwa, yang memimpin kegiatan operasional kebun PT. WSSI tersebut ; terdakwa melaporkan dan mempertanggung-jawabkannya kepada HO KIARTO selaku owner PT. WSSI;

- Bahwa dalam jabatannya sebagai Pimpinan Kebun, terdakwa H. THAMRIN BASRI yang bertindak oleh, untuk dan atas nama PT. WSSI ; mengetahui PT.WSSI ada memiliki ANDAL, RKL dan RPL. Dokumen tersebut diketahui terdakwa digunakan oleh PT.WSSI sebagai pedoman dalam kegiatan operasional kebun PT. WSSI., agar potensi dampak penting sebagai akibat kegiatan operasional perkebunan dapat diantisipasi tidak terjadi, termasuk antisipasi dini terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran lahan dan gangguan kabut asap atas terjadinya kebakaran lahan tersebut, yang kesemuanya itu merupakan bagian tugas pokok terdakwa untuk melaksanakannya dilapangan, sebagai Pimpinan Kebun PT. WSSI ;

- Bahwa walaupun terdakwa mengetahui hal demikian, namun terdakwa ‘menerima’(accept)ketidak-adaan : sistem deteksi dini ; Perangkat Tim Khusus Tanggap Darurat beserta fasilitas alat komunikasi dan peralatan yang lengkap yang dimiliki perseroan ; SOP ; serta serba keterbatasan sarana dan prasarana pencegahan dan pengendalian kebakaran, sedangkan terdakwa kenyataanya memiliki ‘kewenangan’ (power) dan ikut memutuskan kebijakan pada tingkatan operasional kebun dilapangan, ;

(24)

dengan setidak-tidaknya mengajukan kepada owner pengusulan pemenuhan ketersediaan hal-hal demikian diperkebunan, sehingga dapat diandalkan melindungi lahan areal PT. WSSI dari kemungkinan terjadinya ancaman bahaya kebakaran, namun terdakwa tidak mempergunakan kewenangannya tersebut, sehingga terhadap perlindungan kebun dari kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran lahan, hanya diandalkan kepada perlengkapan dan kemampuan yang serba tidak memadai tersebut, padahal PT.WSSI didalam RKL-nya menjadikan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2001. sebagai pedoman. ;

- Bahwa terhadap penambahan sarana prasarana pencegahan dan pengendalian kebakaran milik PT.WSSI ; sesunguhnya pernah disarankan oleh ASRIL selaku Asisten Agronomi, tetapi saran tersebut tidak ditanggapi oleh terdakwa dan terdakwa selaku Pimpinan Kebun, yang memimpin kegiatan dilapangan hanya meminta agar memeriksa alat-alat pemadam kebakaran yang sudah ada dimiliki PT.WSSI. ; yang senyatanya tidak standar berdasarkan luasan areal perkebunan sehingga terdakwa tidak ada atau kurang berupaya melaksanakan kewajiban untuk mencegah dan menanggulanginya, jika kemungkinan kebakaran pada lahannya benar-benar terjadi. ;

- Bahwa pada hari Minggu, tanggal 23 Agustus 2015 sekira pukul 16.00 WIB. terjadi kebakaran lahan pada Blok K.3 Kebun Plasma PT.WSSI. yang berlokasi di Dusun Lingkar Naga RT.18., RK 06., Kampung Buatan II, Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak ; yang berdasarkan Dokumen ANDAL, UKL dan UPL PT.WSSI. ; lahan areal yang mengalami kebakaran itu, merupakan lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan PT. WSSI. dan menjadi kewajiban PT.WSSI. untuk melakukan pemadaman atas kebakaran yang terjadi, namun kejadian kebakaran dilokasi lahan areal PT.WSSI pada saat itu, tidak diketahui oleh terdakwa H. THAMRIN BASRI; dan kejadian kebakaran itu baru diketahui terdakwa sebagai pimpinan kegiatan perkebunan PT.WSSI pada keesokan harinya ; hari Senin, tanggal 24 Agustus 2015, itupun setelah diberitahukan oleh ARIZAL selaku Kepala Kampung Buatan II. Hal ini menandakan tidak bekerjanya early warning systim dan early detection systim perkebunan PT. WSSI yang dipimpin terdakwa. ;

- Bahwa terjadinya kebakaran pada tanggal 23 Agustus 2015 tersebut, yang sumber apinya berada pada petak kerja K.3 PT.WSSI itu, setelah diketahui masyarakat dan Ketua Rukun Kampung (RK) Buatan II, langsung dilakukan

(25)

upaya pemadaman oleh masyarakat Desa Buatan II, yang tergabung dalam Team Siaga Tanggap Darurat Bencana Desa Buatan II, sehingga walaupun upaya pemadaman telah dilakukan menggunakan 1 unit mesin pemadam portabel milik Team Siaga Tanggap Darurat Bencana Desa Buatan II, namun dikarenakan sumber air yang terbatas diparit kanal dikarenakan jebolnya parit kanal, sehingga airnya menglair ke Sungai Siak dan ketidak tersediaan embung (kolam air) dilokasi, sedangkan tiupan angin yang kencang pada musim kemarau, sehingga tindakan pemadaman menjadi terkendala dan jalaran api pada lahan gambut tersebut sukar dikendalikan, sehingga kebakaran pada hari itu telah menghanguskan luasan lahan areal PT. WSSI. sekira 3-4 ha.

- Bahwa pada keesokan harinya Senin, tanggal 24 Agustus 2015, masyarakat dan pemuka masyarakat serta Team Siaga Tanggap Darurat Bencana, Desa Buatan II tetap melakukan pemadaman kebakaran yang terjadi dan kebakaran telah semakin meluas sekira 15 ha. sehingga pihak Kecamatan Koto Gasip meminta bantuan kepada Team Siaga Tanggap Darurat Bencana Desa Rantau Panjang ; untuk ikut melakukan pemadaman dengan membawa 1 unit mesin pemadam portabel milik Team Siaga Tanggap Darurat Bencana, Desa Rantau Panjang. Sedangkan dua orang karyawan PT. WSSI yang turut diberitahu ARIZAL selaku Kepala Kampung Buatan II, yakni MUKSIN dan ASRUL kemudian datang kelokasi pemadaman kebakaran lahan, tanpa ada membawa satupun alat pemadam kebakaran. Keduanya kemudian berbaur dengan masyarakat kedua desa tersebut untuk bersama memadamkan kebakaran lahan PT. WSSI itu, dengan alat pemadam kebakaran milik Team Siaga Tanggap Darurat Bencana kedua Desa tersebut .;

- Bahwa sekira lima hari setelah terjadinya kebakaran pada Kebun Plasma PT. WSSI berlokasi di Dusun Lingkar Naga RT.18 RK 06 Kampung Buatan II Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak itu, terdakwa H. THAMRIN BASRI selaku Pimpinan Kebun PT. WSSI yang memimpin kegiatan operasional dilapangan memerintahkan MUCHSIN ; selaku Mandor Alat Berat PT. WSSI untuk membuat kantong air, sekat bakar, bendungan kanal dengan menggunakan 1 (satu) unit alat berat escapator W.06 Pc. 200 Strip 7 Galio Merk Komatsu warna kuning ; yang ketika itu jalaran apinya telah membakar Blok J.3 ;

- Bahwa karena lokasi kebakaran telah semakin meluas dan telah menghaguskan petak kerja PT. WSSI blok J.2, J.3, J.4, J.5, J.6, J.7 dan

(26)

Blok I ; yang satu hamparan dengan petak K 3 sebagai sumber api ; kemudian terdakwa H. THAMRIN BASRI padatanggal16 September 2015 memerintahkan untuk membeli 2 (dua) unit alat pemadam api berupa Mesin Robin, yang kemudian setelah dibeli dijemput MUCHSIN dirumah terdakwa dan dipergunakan untuk membantu masyarakat desa,anggota Polri dan TNI yang terus melakukan upaya pemadaman kebakaran sampai dengan tanggal 8 Oktober 2015 ; yang ketika itu telah menghanguskan luasan lahan sekira 70 ha. dari lahan Plasma PT WSSI tersebut ; yang tanpak berwarna hitam pekat akibat permukaannya ditutupi oleh arang bekas kebakaran serta sebagian masih ditutupi oleh abu hasil pembakaran yang tampak memutih.

- Bahwa pada hari Kamis, tanggal 1 Oktober 2015 ; Ahli Kebakaran Hutan dan Lahan Prof. DR. Ir.BAMBANG HERO SAHARJO, M.Agr. dengan didampingi pihak Kepolisian dari Polres Siak, melakukan observasi dan pengambilan barang bukti yang akan dilakukan uji sample terhadap lahan yang telah mengalami kebakaran, termasuk melakukan pengecekan apakah sarana dan prasarana pengendalian kebakaran tersedia atau tidak pada lokasi kebakaran.

Dalam pengambilan sample ; Ahli memberikan arahan tentang cara-cara pengambilan sample kepada penyidik dan sample sample yang diambil berdasarkan atas permintaan ahli. ;

- Bahwa mengenai lokasi pengambilan legal sample tersebut, ditentukan oleh Prof. DR. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr. dengan mengambil 8 Plot Lokasi. sehingga sampling dilakukan paling tidak dianggap mewakili kondisi lapangan, dimana kebakaran tersebut terjadi yang termasuk dalam lahan areal PT. WSSI. di Dusun Lingkar Naga RT.18 RK 06 Kampung Buatan II, Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak ;

- Bahwa setelah dibuatkan Berita Acara Pengambilan Sample pada tanggal 1 Oktober 2015, kemudian sampel dimasukan kedalam kotak / box dan dibawa ke Laboratorium Kebakaran Hutan dan Lahan, Departemen Silvikultur Divisi Perlindungan Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor, untuk kemudian secara deskriptif dilakukan analisis. Dan untuk mendapatkan gambaran lebih detil, maka analisis terkait kerusakan lingkungan akibat kebakaran dilakukan di Laboratorium Pengaruh Hutan ; Bagian Ekologi Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Selain itu untuk menghitung emisi gas rumah kaca yang dihasilkan selama kebakaran berlangsung maka digunakan persamaan Seiler dan Crutzen Tahun 1980.

(27)

Untuk dapat menghitung ini maka beberapa parameter diukur pula dilapangan, seperti luasan areal yang terbakar, kedalaman gambut / tanah yang terbakar serta bahan bakar yang terbakar. Kriteria baku kerusakan yang digunakan adalah menurut PP No. 4 tahun 2001 ;

- Bahwa berdasarkan Surat Keterangan Ahli Kebakaran Hutan dan Lahan Prof. DR. Ir.BAMBANG HERO SAHARJO, M.Agr., tanggal 23 Oktober 2015 menyatakan ; dari hasil Analisa Laboratorium yang dilakukan serta didukung oleh Indikasi data Hotspot Modis yang telah diverifikasi dilapangan serta data hasil pengamatan dilapangan, diperoleh data dan fakta, sebagai berikut :

1. Bahwa dari verifikasi dan investigasi dilapangan, benar ditemukan lokasi lahan areal perkebunan kelapa sawit PT. WANA SUBUR SAWIT INDAH (PT.WSSI), di Dusun Lingkar Naga RT.18 RK.06 Desa Buatan II, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak Propinsi Riau telah terjadi kebakaran.

2. Lahan yang terbakar berada pada posisi kiri-kanan badan jalan dimana sebagai badan jalan ikut terbakar ;

3. Kondisi semak belukar yang masih mengandung pohon didalamnya sangat menggenaskan karena bertumbangan setelah akarnya ikut terbakar, kondisi seperti ini tanpak pada beberapa areal yang sedang dan telah terbakar ;

4. Tidak ditemui sarana dan prasarana pengendalian kebakaran diwilayah lahan yang sudah dan sedang terbakar ;

5. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diketahui bahwa luas lahan PT.WSSI yang telah terbakar mencapai 70 ha. yang terjadi pada areal yang sebagain besar belum ditanami kelapa sawit dan sebagian kecil saja yang sudah ditanami kelapa sawit ;

6. Ketebalan gambut yang terbakar adalah dengan rata-rata sekitar 5-15 cm. artinya kebakaran yang terjadi dipermukaan lahan gambut ;

7. Berdasarkan data hotspot yang terdeteksi dilokasi kebakaran memastikan bahwa upaya pengendalian kebakaran yang dilakukan oleh PT.WSSI belum memadai, hal tersebut dipertegas ketika saat verifikasi terjadi kebakaran, namun pihak perusahaan tampak tidak melakukan pemadaman pada seluruh areal yang sedang mengalami kebakaran. Hal itu terjadi karena sarana dan prasarana pengendalian kebakaran seperti early warning system, early detection system ; relatif tidak bekerja, didukung pula oleh sistem komunikasi, pemadam yang

(28)

tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dan sesuai peruntukannya seperti diatur dalam PP No. 4 Tahun 2001, Pedoman Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun yang dikeluarkan oleh Direktorat Perlindungan Perkebunan, Ditjen Perkebunan, Kementrian Pertanian Tahun 2010, Peraturan Menteri Negera Lingkungan Hidup No. 10 tahun 2010 serta peraturan perundang-undangan lainnya. Hal tersebut didukung pula oleh alat transportasi, akses jalan yang tidak memadai. ; 8. Tidak bekerjanya early warning system, dan early detection system yang didukung oleh tidak tersedianya sarana dan prasarana pendukung sistem tersebut bekerja, serta didukung pula oleh sarana pendukung lainnya termasuk personil dan struktur organisasi yang jelas dan operasional membuat upaya pengendalian kebakaran diareal PT.WSSI tidak sesuai dengan seharusnya ;

9. Selama kebakaran terjadi baik pada petak-petak yang sudah di land clearing dan belum ditanami serta yang sudah ditanami kelapa sawit, maka telah dilepaskan gas-gas rumah kaca sebagai berikut : Gas rumah kaca yang dilepaskan selama kebakaran berlansung diareal PT.WSSI. adalah : 157,5 ton karbon, ; 55,125 ton CO 2 ; 0,57 ton CH4 ; 0,25 ton Nox ; 0,71 ton NH3; 0,58 ton O3 dan 10,2 ton CO serta 36,75 ton Total Bahan Partikel. Gas-gas rumah kaca yang dihasilkan dari kebakaran tersebut telah melebihi baku mutu yang diperkenankan, sehingga dapat dikatakan telah terjadi pencemaran udara ;

10. Bahwa Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka diketahui bahwa biaya kerusakan ekologis, ekonomis dan biaya pemulihan akibat pembakaran seluas 70 Ha di areal PT.WSSI adalah sebesar Rp. 26.392.612,500-.

- Bahwa berdasarkan Keterangan Ahli Kerusakan Tanah dan Lingkungan Akibat Kebakaran Lahan dari Fakultas Kehutanan IPB. ; DR. Ir. BASUKI WASIS, M.Si., sesuai dengan kegiatan investigasi yang dilakukan dilahan areal PT.WSSI. di Dusun Lingkar Naga RT.18 RK 06 Kampung Buatan II, Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak pada tanggal 1 Oktober 2015 tersebut, yang telah mengambil sampel tanah di areal kebakaran pada lahan areal PT.WSSI., yang dianalisa di Laboratorium Pengaruh Hutan, Bagian Ekologi Hutan, Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB, ditarik suatu kesimpulan :

a. Hasil analisa sampel tanah di laboratorium menunjukkan bahwa memang benar pada lokasi penelitian memang telah terjadi kerusakan tanah dan

(29)

lingkungan di PT. Wana Subur Sawit Indah, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, Provinsi Riau ;

b. Hasil analisa tanah menunjukkan bahwa memang pada tanah terbakar telah terjadi kerusakan lingkungan sifat kimia tanah karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor 4 tahun 2001) untuk parameter pH tanah, dan C organik ;

c. Hasil analisa tanah menunjukkan bahwa memang pada tanah terbakar telah terjadi kerusakan lingkungan sifat biologi tanah karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor 4 tahun 2001) untuk total mikroorganisme, total fungi dan respirasi tanah ;

d. Hasil analisa tanah menunjukkan bahwa memang pada tanah terbakar telah terjadi kerusakan lingkungan sifat fisik tanah karena telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor 4 tahun 2001) untuk subsiden, porositas dan bobot isi tanah ;

- Bahwa dari kegiatan budi daya tanaman perkebunan, terutama di lahan areal PT.WSSI pada petak Blok Kerja J.2, J.3, J.4, J.5, J.6, J.7 dan Blok I ; yang satu hamparan dengan petak K 3 sebagai sumber api; tempat terjadinya kebakaran, TerdakwaH. THAMRIN BASRI selaku Pimpinan Kebun yakni, yang memimpin Kegiatan Operasional Perkebunan, yang bertindak oleh, untuk atau atas nama PT.WSSI tidak melaksanakan kewajibannya dalam melakukan pengawasan untuk melindungi areal kegiatan usaha dari ancaman bahaya kebakaran dan gangguan kabut asap, sehingga kebakaran yang terjadi di lahan areal PT.WSSI. tersebut, telah mengakibatkan terjadinya pencemaran udara dan/atau kerusakan fungsi lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 4 tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan Lahan ;

Perbuatan Terdakwa H. THAMRIN BASRI sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 99 ayat (1) jo pasal 116 ayat (1) huruf b Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 32 Tahun 2009, Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

A T A U KETIGA :

Bahwa ia Terdakwa H. THAMRIN BASRI selaku Pengurus ; yang bertindak oleh, untuk atau atas nama PT. WANA SUBUR SAWIT INDAH (PT.WSSI.)

(30)

sebagai Badan Usaha, yakni dalam jabatannya sebagai Pimpinan Kebun pada Perkebunan Kelapa Sawit PT.WSSI. di Kabupaten Siak Sri Inderapura, sebagaimana Struktur Organisasi PT.WSSI. Priode Juni 2015 s/d Agustus 2015 dan Priode September 2015 s/d Maret 2016, pada kurun waktu antara tanggal 23 Agustus 2015 sekira pukul 16.00 WIB sampai dengan tanggal 8 Oktober 2015 atau setidak tidaknya pada suatu waktu tertentu yang masih dalam tahun 2015, bertempat di lahan areal Plasma Perkebunan PT. WSSI. di Dusun Lingkar Naga RT.18. RK 06. Desa Buatan II, Kecamatan Koto Gasip, Kabupaten Siak Sri Inderapura, Propinsi Riau ; yang merupakan bagian areal pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit PT. WSSI. berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 579/Kpts/HK.350/Dj.Bun/VII/2001, Tanggal 24 Juli 2001 Tentang Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT.WSSI. untuk lahan seluas 5.000 Ha., atau setidak-tidaknya Pengadilan Negeri Siak di Siak Sri Inderapura berwenang mengadilinyayang tidak menerapkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup atau Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ; Analisis Risiko Lingkungan Hidup; dan Pemantauan Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 68. Perbuatan tersebut terdakwa lakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

- Bahwa selaku badan usaha PT. WANA SUBUR SAWIT INDAH (PT.WSSI.), didirikan berdasarkan Akta Nomor : 86, Tanggal 30 September 1983 yang dibuat dihadapan Notaris SINGGIH SUSILO, SH., di Pekanbaru ; yang tempat kedudukan Perseroan di Pekanbaru, dan bergerak menjalankan usaha dalam bidang perkebunan kelapa sawit, pengolahan kelapa sawit dan memperdagangkan hasil-hasil produksi kelapa sawit tersebut, dengan susunan pengurus perseroan : Direktur Tuan FARCHAN ISMAIL, dan Komisaris Tuan HO KIARTO. ;

- Bahwa terhadap Akta Pendirian PT. WSSI. dimaksud, sudah mendapat Pengesahan Badan Hukum Perseroan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : C2-11273 HT.01.01 TH.96, Tanggal 23 Desember 1996. Pengesahan Badan Hukum ini, setelah dilakukannya perubahan Akta Pendirian tersebut dengan Akta No. : 188 tanggal 23 September 1996 dihadapan Notaris SINGGIH SUSILO, SH., yang saat itu sudah berkedudukan di Jakarta. ;

- Bahwa dalam perkembangannya, perseroan ini sudah beberapa kali melakukan perubahan Angaran Dasar dan Perubahan Susunan Pengurus Perseroan, yakni diantaranya : pada tanggal 1 April 2014 berdasarkan Akta

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa ia terdakwa Muhammad Ilham Asri Alias Ilham Bin Wahid Thamrin dan terdakwa Raja Muchdalizar Alias Iqbal Bin Baharuddin pada hari Rabu tanggal 24 Juni 2015 sekira

- Mulanya setelah mendengar bahwa teman terdakwa bernama HENDRA telah dikeroyok oleh pelajar dari SMKN 1 Purwakarta sehingga timbul niat Terdakwa bersama

Semangat Barus maupun Suranatan Barus bahwasannya pertapakan tanah tersebut telah dijual kepada Saidin Sidik, Terdakwa menjual pertapakan tanah seluas 150 meter

Bahwa awalnya terdakwa bersama saksi SODIKIN mengajak Saksi Korban main ke saung/pondok kebun di Jalan Pasir Ipis dan setelah sampai di saung/pondok, saksi SODIKIN yang

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas terbukti bahwa pengiriman sabu-sabu dari Malaysia ke Cirebon melalui Selatpanjang Meranti Riau telah

Menimbang, bahwa setelah membaca dan mempelajari secara saksama berkas perkara yang diajukan banding terdiri dari Berita Acara Pemeriksaan Penyidik, Berita

Bahwa ia terdakwa EDIANTO SIMATUPANG baik bertindak untuk dirinya sendiri maupun secara bersama-sama dengan saksi FOBASO ZEBUA, dan saksi TONANG ARITONANG (keduanya dalam

• Bahwa benar selanjutnya antara terdakwa dengan saksi korban sering janjian untuk ketemuan di rumahnya saksi Andan, kemudian pada waktu dan tempat sebagai mana telah