• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mcleod (2001, p250), hirarki data adalah :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mcleod (2001, p250), hirarki data adalah :"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Data

Data merupakan fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian (event) dan hal-hal yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. (Whitten&Bentley&Dittman,2004, p27)

2.1.1 Hierarki Data

Menurut Mcleod (2001, p250), hirarki data adalah : 1. File.

File adalah suatu kumpulan catatan data (data record) yang berhubungan dengan suatu subjek tertentu. Semua catatan yang sejenis disusun menjadi satu file.

2. Catatan (record).

Sebuah record terdiri dari semua elemen data yang berhubungan dengan suatu objek atau kegiatan tertentu.

3. Elemen data.

Elemen data (data element) adalah suatu unit data terkecil dan tidak dapat dibagi lagi menjadi unit yang berarti.

2.2 Definisi Basis-data

(2)

sebuah basis-data yang tidak hanya memilki sebuah koleksi file saja. Akan tetapi record dalam setiap file harus memperbolehkan hubungan (sebagai pointer) dengan record yang terdapat di dalam file lain.

Basis-data adalah kumpulan data logikal yang saling berhubungan dan merupakan deskripsi dari data tersebut, yang didesain untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan (Connoly&Begg,2002,p14). Selain itu basis-data merupakan sebuah media yang besar untuk penyimpanan data yang dapat digunakan secara bersamaan oleh berbagai departemen dan pengguna.

Menurut Mcleod (2001,p258), tujuan utama dari konsep basis-data adalah meminimumkan pengulangan data dan mencapai independensi data. Pengulangan data (data redudancy) adalah duplikasi data yang berarti data yang sama disimpan dalam beberapa file. Independensi data adalah kemampuan untuk membuat perubahaan dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada program yang memproses data.

Keuntungan dari basis-data menurut Date(2000,p15), adalah : 1. Compactness.

2. Kecepatan (speed).

3. Mengurangi pekerjaan (less drudgery). 4. Currency.

2.2.1 Database Management System (DBMS)

DBMS adalah sebuah piranti lunak yang digunakan sebagai perantara antara program aplikasi dan sistem operasi dan memperluas kemampuan sistem operasi untuk mengorganisir data (Valacich&George&Hoffer,1999,p666).

(3)

Menurut Whitten&Bentley&Dittman (2004,p550), DBMS adalah piranti lunak khusus yang digunakan untuk membuat, mengakses, mengontrol dan mengatur sebuah basis-data.

Sedangkan menurut Connolly&Begg (2002,p16), DBMS adalah sebuah piranti lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke basis-data.

2.2.1.1 Komponen DBMS

Menurut Connolly&Begg (2002,p18), terdapat 5 komponen utama yang terdapat dalam lingkungan DBMS, yaitu :

a. Perangkat Keras.

Perangkat keras dapat berupa sebuah personal computer, single mainframe, hingga jaringan komputer. Perangkat keras yang digunakan tergantung pada kebutuhan organisasi dan DBMS yang digunakan. Beberapa DBMS hanya dapat berjalan pada perangkat keras atau sistem operasi tertentu.

b. Perangkat Lunak.

Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS itu sendiri dan program aplikasi bersama dengan sistem operasi termasuk perangkat lunak jaringan jika DBMS digunakan melalui sebuah jaringan.

c. Data.

Data merupakan komponen terpenting dari DBMS, terutama dari sudut pandang end-user. Data merupakan penghubung antara komponen mesin dan komponen manusia. Basis-data memiliki data operasional dan meta-data

(4)

d. Prosedur (Procedure).

Prosedur mengacu pada instruksi-instruksi dan aturan-aturan yang mengatur desain dan penggunaan dari basis-data. Pengguna dari sistem dan staff yang mengatur basis-data memerlukan dokumentasi prosedur (documented procedures) mengenai cara untuk menggunakan atau menjalankan program.

e. Pengguna

Komponen terakhir adalah pengguna yang terlibat dalam sistem. Dalam DBMS terdapat 4 tipe pengguna, yaitu :

1. Data and Database Administrators.

Data Administrator (DA) bertanggung jawab atas pengaturan sumber data termasuk perencanaan basis-data, pengembangan dan pemeliharaan standar, aturan dan prosedur, dan konseptual/logikal desain basis-data.

Database Administrator (DBA) bertanggung jawab atas realisasi fisikal dari basis-data, termasuk desain basis-data dan implementasi, keamanan dan intergritas kontrol, pemeliharaan dari sistem operasional, dan menjamin performa dari aplikasi yang dapat memuaskan pengguna.

2. Perancang Basis-data (Database Designer) Ada 2 tipe dari database designer, yaitu : i. Logical Database Designer.

Logical Database Designer mengarah pada indentfikasi data (entitas dan atribut), hubungan antar data, dan batasan-batasan (constraint) data yang akan disimpan dalam basis-data.

(5)

ii. Physical Database Designer.

Physical Database Designer menentukan bagaimana desain logikal dari basis-data untuk direalisasikan dalam bentuk fisikal.

3. Pengembang Aplikasi (Application Developer).

Pengembang aplikasi bertanggung untuk mengimplementasikan aplikasi program yang memenuhi kebutuhan end-user.

4. End-User.

End-user merupakan ‘klien’ dari basis-data yang telah didesain, diimplementasikan, dan dipelihara untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan. End-User dapat diklarifikasikan berdasarkan cara menggunakan sistem, yaitu :

i. Naive user.

Naive user adalah pengguna yang tidak mengerti mengenai basis-data dan DBMS. Naive user menggunakan basis-basis-data dengan memasukkan perintah sederhana atau memilih dari menu.

ii. Sophisticated user.

Sophisticated user adalah pengguna yang sudah mengerti mengenai basis-data dan DBMS. Sophisticated user menggunakan high-level query language seperti SQL untuk menampilkan kebutuhan operasi.

2.2.1.2 Keuntungan dan Kerugian DBMS

2.2.1.2.1 Keuntungan DBMS

(6)

Redundansi data yang lebih terkontrol adalah pendekatan basis-data yang berusaha untuk mengurangi duplikasi dengan mengintegrasikan file-file sehingga salinan data yang sama tidak akan disimpan.

b. Kekonsistensi Data.

Resiko atas data yang tidak konsisten dapat dikurangi dengan mengontrol atau mengurangi duplikasi.

c. More information from the same amount of data.

Dengan integritas dari data operasional, memungkinkan organisasi untuk menurunkan informasi tambahan dari data yang sama.

d. Sharing of data.

Basis-data dimiliki oleh keseluruhan perusahaan dan dapat digunakan secara bersamaan oleh semua user yang berhak.

e. Integritas data yang lebih baik.

Integritas basis-data mengacu pada validitas dan konsistensi dari data yang tersimpan. Integritas umumnya digunakan sebagai konstrain atau batasan, yang merupakan aturan yang konsisten bahwa basis-data tidak diperbolehkan untuk diubah.

f. Keamanan yang lebih baik.

Keamanan basis-data adalah proteksi basis-data dari pengguna yang tidak terotorisasi. Tanpa ukuran keamanan yang cocok, integrasi membuat data menjadi lebih rapuh dibandingkan sistem berbasis file.

g. Enforcement of standards.

Integrasi memperbolehkan DBA untuk mendefinisikan dan melaksanakan kebutuhan standar.

(7)

h. Economy of scale.

Menyatukan seluruh data operasional organisasi kedalam satu basis-data dan menciptakan satu set aplikasi yang bekerja pada satu sumber data, dan dapat mengurangi pengeluaran.

i. Balance of conflicting requirements.

Setiap pengguna atau departemen memiliki kebutuhan-kebutuhan yang berbeda dengan kebutuhan dari pengguna yang lain.

j. Improved data accessbility and responsiveness.

Sebagai hasil dari intergrasi data yang melewati batasan-batasan departemental dapat diakses secara langsung oleh end user.

k. Meningkatkan produktivitas.

DBMS menyediakan banyak fungsi standar yang dapat memudahkan programmer.

l. Improved maintenance through data independence.

DBMS memisahkan deskipsi data dari aplikasi sehingga membuat aplikasi tidak dapat merubah deskripsi data. Hal ini disebut data independence.

m. Konkurensi lebih baik.

DBMS mengatur akses basis-data yang secara terus menerus dan memastikan permasalahan tidak terjadi.

n. Improved back up and recovery services.

DBMS menyediakan fasilitas untuk meminimalkan jumlah proses yang dapat menyebabkan kegagalan.

(8)

2.2.1.2.2 Kerugian DBMS a. Kompleksitas. b. Ukuran.

c. Cost of DBMSs.

d. Biaya tambahan untuk perangkat keras. e. Cost of conversion.

f. Performance.

g. High impact of a failure.

2.2.1.3 Karakteristik dari DBMS dan Basis-data

Menurut Atzeni (2003,p4), DBMS dan basis-data memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Basis-data dapat berukuran besar.

Basis-data dapat mengandung ribuan hingga jutaan bytes, secara umum, lebih besar daripada memori utama yang tersedia. Sebagai hasilnya, DBMS harus mengatur data dalam secondary memory.

b. Basis-data dapat digunakan bersama-sama.

Berbagai aplikasi dan user harus dapat mendapatkan akses ke data yang bersifat yang umum.

c. Database are persistent.

Basis-data memiliki waktu hidup yang tidak terbatas untuk menjalankan sebuah program yang digunakan.

(9)

d. DBMSs ensure reliability.

Kapasitas dari sistem berguna untuk melestarikan isi dari basis-data. Dalam kasus ini kegagalan perangkat keras dan lunak.

e. DBMS menjamin kerahasiaan data.

Setiap user yang mengatur dengan menggunakan username yang spesifik, pengguna tersebut dapat mengakses ke DBMS.

f. DBMS memperhatikan keefisienan.

Kapasitas untuk membawa dengan mengunakan operasional yang sesuai dengan sumbernya untuk setiap user.

g. DBMS meningkatkan kefektifan.

Kapasitas dari basis-data dapat membuat aktifitas user lebih produktif disetiap waktu.

2.2.1.4 Fungsi-fungsi dari DBMS

Menurut Codd (1982), DBMS memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: a. Data storage, retrieval, and update.

Sebuah DBMS harus dapat melayani pengguna dengan kemampuan untuk menyimpan, mengambil, mengambil, dan meng-update data dalam basis-data. b. User accessible catalog.

Sebuah DBMS harus dapat menyediakan sebuah katalog yang mendeskripsikan data yang dapat disimpan dan yang dapat diakses oleh user. c. Mendukung transaksi.

(10)

d. Concurrency control service.

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa basis-data di-update dengan benar ketika multiple user meng-update basis-data secara bersamaan.

e. Pelayanan recovery.

Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme untuk perbaikan basis-data pada saat kejadian yang memungkinkan basis-data menjadi rusak.

f. Authorization service.

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang memiliki hak untuk mengakses basis-data.

g. Mendukung komunikasi data.

Sebuah DBMS harus berintregasi dengan komunikasi perangkat lunak.

2.2.1.5 Multi User DBMS Architectures

2.2.1.5.1 Teleprocessing

Teleprocessing adalah sebuah arsitektur tradisional untuk sistem multi-user, dimana sebuah CPU terhubung dengan beberapa workstastion.

(11)

Berikut adalah topologi dari teleprocessing :

Gambar 2.1 Teleprocessing Topology ( Sumber : Connolly, 2002, p56)

2.2.1.5.2 File-Server

File-server dihubungkan dengan beberapa workstation melaui jaringan (network). Basis-data diletakkan pada file-server, DBMS dan aplikasi dijalankan pada masing-masing workstation.

Namun file-server memiliki beberapa kerugian sebagai berikut : 1. Jaringan yang padat.

2. Diperlukan copy DBMS pada setiap workstation.

(12)

Arsitektur dari file-server adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2 File-Server Architecture ( Sumber : Connolly, 2002, p57)

2.2.1.5.3 Client-server

Client-server adalah sebuah server yang menangani basis-data dan DBMS. Client mengatur user interface dan menjalankan aplikasi.

Beberapa keuntungan dari client-server : 1. Akses yang lebih luas terhadap basis-data. 2. Dapat meningkatkan performa.

3. Mengurangi biaya untuk perangkat keras. 4. Mengurangi biaya untuk komunikasi. 5. Dapat meningkatkan konsistensi.

L

workstation 1 workstation 3

file-server workstation 2

request for data files returned

(13)

Arsitektur dari client-server adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3 Client-Server Architecture ( Sumber : Connolly, 2002, p58 )

2.2.2 Database Languages

2.2.2.1 Data Definition Language (DDL)

Data Definition Language (DDL) merupakan sebuah bahasa yang memungkinkan DBA maupun pengguna untuk menggambarkan dan menamai entity, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan pada aplikasi bersamaan dengan beberapa associated integrity dan batasan keamanan (Connolly, 2002, p40). Hasil dari kompilasi perintah DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan dalam file khusus yang disebut Kamus Data (Data Dictionary).

LAN

client 1 client 3

Server (with DBMS)

request for data selected data returned

database client 2

(14)

Menurut McLeod (1998, p308), Kamus Data adalah suatu penjelasan tertulis mengenai data yang berada di dalam basis-data. Kamus data ini dimaksudkan untuk melengkapi pembuatan model proses yang menggunakan diagram aliran data.

Beberapa statement DDL (Connolly, 2002, p167 ) : 1. Create Table.

Untuk membuat tabel dengan mengidentifikasikan tipe data untuk tiap kolom.

2. Alter Table.

Untuk menambah atau membuang kolom dan constraint. 3. Drop Table.

Untuk membuang atau menghapus tabel beserta semua data yang terkait di dalamnya.

4. Create Index.

Untuk membuat indeks pada suatu tabel. 5. Drop Index.

Untuk membuang atau menghapus indeks yang telah dibuat sebelumnya.

2.2.2.2 Data Manipulation Language (DML)

Menurut Connolly (2002, p41), DML (Data Manipulation Language) adalah suatu bahasa yang menyediakan kumpulan operasi yang akan diinginkan untuk mendukung operasi manipulasi data utama pada data yang diperoleh dalam basis-data. Menyediakan operasi dasar manipulasi data pada data yang ada dalam basis-data, yaitu :

(15)

1. Penyisipan data baru ke dalam basis-data (insertion).

2. Mengubah atau modifikasi data yang disimpan di dalam basis-data (modify).

3. Pemanggilan data yang ada dalam basis-data (retrieve). 4. Menghapus data dari basis-data (delete).

Menurut Connolly (2002, p41-42), kita dapat membedakan DML menjadi 2 tipe yang berbeda yaitu :

a. Procedural DML

Procedural DML adalah suatu bahasa yang memungkinkan pengguna (umumnya programmer) untuk memberi instruksi ke sistem mengenai data apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara pemanggilannya (retrieve). Artinya pengguna harus menjelaskan operasi pengaksesan data yang akan digunakan dengan menggunakan prosedur yang ada untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

b. Non-Procedural DML

Non-Procedural DML adalah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk menentukan data apa yang dibutuhkan dengan menyebutkan spesifikasinya tanpa men-spesifikasikan bagaimana cara mendapatkannya.

2.2.2.3 Fourth Generation Language (4GL)

Bahasa yang lebih dekat ke bahasa manusia dibandingkan dengan high-level programming languages. Biasanya dipakai untuk mengakses basis-data. 4GL meliputi :

(16)

a. Query languages.

Suatu bahasa pemrograman yang digunakan untuk memanipulasi data dalam suatu basis-data.

b. Form Generators.

Merupakan fasilitas interaktif untuk membuat form input data dan tampilannya. Mendefinisikan desain tampilan, informasi apa yang akan disajikan, komponen warna pada layer dan karakteristik lainnya.

c. Report Generators.

Membuat laporan (report) yang datanya diambil dari basis-data. Memungkinkan user untuk mengambil data yang diperlukan untuk laporan. Lebih menekankan kepada rancangan hasil atau output, yaitu bagaimana suatu laporan akan disajikan.

d. Graphics Generators.

Digunakan untuk mengambil data dari basis-data, dan menampilkannya dalam bentuk grafik.

e. Application Generators.

Fasilitas untuk menghasilkan program yang berhubungan dengan data, menentukan bagaimana menampilkan fungsi-fungsi.

2.2.3 Siklus Hidup Aplikasi Basis-data (Database Application Lifecycle)

Untuk merancang aplikasi sistem basis-data diperlukan beberapa tahapan terstruktur yang harus diikuti dan dinamakan dengan Siklus Hidup Aplikasi Basis-data (Database Application Lifecycle) atau disingkat dengan DBLC. Dikarenakan sistem basis-data adalah komponen dasar dalam sistem informasi

(17)

organisasi yang lebih besar dan luas, daur hidup aplikasi basis-data berkembang terhubung dengan daur hidup sistem informasi.

Adalah penting untuk mengetahui bahwa tahapan daur hidup sistem informasi tidaklah harus berurutan, tetapi melibatkan beberapa jumlah pengulangan tahap sebelumnya melalui feed-back loops.

(18)

Berikut ini akan ditunjukkan tahapan daur hidup aplikasi basis-data pada gambar 2.4, yaitu :

Gambar 2.4 Tahap - Tahap Siklus Hidup Aplikasi Basis Data ( Sumber : Connolly, 2002, p272 )

(19)

Adapun penjelasan dari database application life cycle di atas : a. Database Planning

Perencanaan basis-data (database planning) adalah aktivitas manajemen yang merencanakan tahapan dari siklus hidup sistem basis-data (database apllication life cycle) agar dapat direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin.

Terdapat tiga hal penting yang dalam merumuskan strategi sistem informasi dengan perencanaan basis-data, antara lain :

1. Pengidentifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan penentuan sistem informasi yang diperlukan

2. Pengevaluasian sistem informasi yang sedang digunakan pada saat ini untuk menentukan kekuatan dan kelemahan

3. Penilaian tentang peluang teknologi informasi yang memungkinkan untuk menghasilkan keuntungan yang kompetitif

b. System Definition

Pendefinisian sistem (system definition) adalah mendeskripsikan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi basis-data dan user view utama.

Menurut Connolly and Begg (2002, p275) User View mendefinisikan apa yang dibutuhkan oleh suatu aplikasi basis-data dari sudut pandang pekerjaan tertentu atau area aplikasi perusahaan atau organisasi.

c. Requirements Collection and Analysis

Analisis dan pengumpulan kebutuhan (requirements collection and analysis) adalah proses pengumpulan dan analisis informasi mengenai bagian dari organisasi yang akan didukung oleh aplikasi basis-data, dan menggunakan

(20)

Ada banyak cara yang digunakan untuk memperoleh informasi. Teknik ini disebut Fact Finding Techniques (Connolly dan Begg, 2002, p276).

Terdapat lima teknik Fact Finding yang umum digunakan : 1. Mengevaluasi dokumen

2. Wawancara

3. Mengobservasi jalannya kegiatan kerja perusahaan 4. Penelitian

5. Kuesioner

Informasi yang diambil dari tiap user view antara lain : • Deskripsi tentang bagaimana data digunakan atau dibuat • Detil dari bagaimana data akan digunakan atau dibuat • Kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis-data baru d. Database Design

Desain basis-data (database design) adalah proses pembuatan desain suatu basis-data yang akan mendukung operasi dan tujuan suatu perusahaan.

Pendekatan dalam desain basis-data yang paling sering digunakan : • Pendekatan top-down

Pendekatan top-down diawali dengan perkembangan model data yang mengandung beberapa entiti level tinggi dan relasi dan lalu turun untuk mengidentifikasi entiti level rendah, relasi dan atribut yang berhubungan. • Pendekatan bottom-up

(21)

Pendekatan bottom-up diawali dengan level atribut dasar dimana melalui analisis atribut yang berhubungan, yang dikelompokkan kedalam relasi yang merepresentasi tipe entiti dan relasi antar entiti.

Desain basis-data dibuat dalam tiga fase utama, yaitu :

• Desain konseptual basis-data (conceptual database design)

Proses membangun suatu model informasi yang digunakan dalam sebuah enterprise, terbebas dari semua pertimbangan fisik

• Desain logikal basis-data (logical database design)

Proses membangun suatu model informasi yang digunakan dalam sebuah enterprise berdasarkan sebuah data model spesifik, tetapi terbebas dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya.

• Desain fisikal basis-data (physical database design)

Proses memproduksi sebuah deskripsi dari implementasi basis-data dalam secondary storage, yang menjelaskan relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien ke data, dan setiap integrity constraint yang saling berhubungan dan juga pengukuran keamanan (security).

e. DBMS selection

Pemilihan DBMS (DBMS selection) adalah penyeleksian terhadap penggunaan DBMS yang mendukung aplikasi basis-data.

Pertimbangan dalam pemilihan DBMS dipengaruhi beberapa faktor : • Kemudahan penggunaan (Ease of Use)

(22)

DBMS sebaiknya mampu mengamankan data apabila terjadi kegagalan piranti lunak atau keras serta kineja yang baik dalam penanganan transaksi peyimpanan data.

• Biaya (Cost)

Tidak melebihi anggaran yang diperkirakan dan ditetapkan oleh perusahaan.

• Keamanan (Security)

Memiliki mekanisme kontrol akses data oleh user dan DBMS dapat membedakan pengguna dari segi hak akses.

• Kompatibel (Compatibility)

DBMS dapat bekerja dengan komponen piranti keras dan lunak • Stabilitas vendor (Vendor Stability)

Vendor memiliki kredibilitas yang bagus di bidang DBMS dan menyediakan support yang baik terhadap pemakai produk.

• Pengembangan (Development)

Mudah disesuaikan untuk pengembangan lebih lanjut, misalnya perubahan peraturan dan prosedur

• Kebutuhan sistem (System Requirement)

Harus sesuai dengan kebutuhan sistem yang telah ditetapkan perusahaan f. Application Design

Desain aplikasi (application design) yaitu rancangan tampilan pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis-data.

(23)

• Desain transaksi (transaction design)

Menurut Connolly and Begg (2002, p.551), transaksi dapat juga diartikan sebagai sebuah atau rangkaian aksi, yang dilakukan oleh seorang pengguna atau program aplikasi, yang mengakses atau mengubah isi dari basis-data.

Terdapat tiga tipe utama transaksi, antara lain:

o Retrieval Transaction, digunakan untuk penarikan data yang sudah ada untuk ditampilkan, contohnya operasi untuk mencari detil data properti.

o Update Transaction, digunakan untuk memasukan record baru, menghapus atau mengubah record yang sudah ada dalam basis-data, contohnya operasi untuk menampilkan data properti kemudian mengupdate nilainya.

o Mixed Transaction, gabungan antara Retrieval Transaction dan Update Transaction, contohnya operasi untuk mencari detil data properti, menampilkannya dan kemudian mengupdate nilainya

• Desain Antarmuka (user interface design) g. Prototyping

Prototyping adalah proses membangun sebuah model kerja (working model) dari aplikasi basis-data.

Tujuan utama dari membangun prototype aplikasi basis-data adalah

• Untuk mengidentifikasi feature dari sistem yang berjalan dengan baik atau tidak.

(24)

• Untuk evaluasi feasibilitas (kemungkinan yang akan terjadi) dari desain sistem khusus.

h. implementation

Implementasi (implementation) adalah realisasi fisik dari basis-data dan desain aplikasi.

i. Data Conversion and Loading

Konversi dan pembawaan data (data conversion and loading) adalah mentransfer semua data yang ada ke dalam basis-data yang baru dan mengkonversi aplikasi yang ada untuk dijalankan di basis-data yang baru. Tahap ini dibutuhkan ketika sistem basis-data baru menggantikan sistem yang lama. j. Testing

Pengujian (testing) adalah proses mengeksekusi program aplikasi dengan tujuan menemukan kesalahan

k. Operational Maintenance

Perawatan operasional (operasional maintenance) adalah proses memonitor dan merawat sistem setelah dilakukan instalasi.

Pada tahap maintenance (perawatan) ini melibatkan beberapa aktivitas : • Memonitor performa sistem. Apabila performa sistem sudah berada di

level bawah, maka dibutuhkan tuning atau reorganisasi basis-data

• Pemeliharaan dan pembaruan (upgrade) aplikasi basis-data (apabila dibutuhkan). Kapanpun dibutuhkan, kebutuhan-kebutuhan baru dimasukkan ke dalam aplikasi basis-data melalui tahapan-tahapan daur hidup sebelumnya.

(25)

2.2.4 Entity Relationship Modeling

2.2.4.1 Tipe-tipe Entity

Konsep dasar dari model ER adalah Entity Types yaitu kumpulan dari objek-objek dengan sifat (property) yang sama, yang diidentifikasi oleh enterprise mempunyai eksistensi yang independen. Keberadaannya dapat berupa fisik maupun abstrak. Entity occurence, yaitu pengidentifikasian objek yang unik dari sebuah tipe entity. Setiap entitas diidentifikasikan dan disertakan property-nya.

2.2.4.2 Tipe-tipe Relasi.

Kumpulan keterhubungan yang mempunyai arti antara tipe entitas yang ada

2.2.4.3 Derajat Relasi.

Yaitu jumlah entitas yang berpatisipasi dalam suatu relationship. Derajat relasi terdiri dari :

a. Binary Relationship.

Keterhubungan antar 2 tipe entitas. b. Ternary Relationship.

Keterhubungan antar 3 tipe entitas. c. Quaternary Relationship.

Keterhubungan antar 4 tipe entitas. d. Unary Relationship.

(26)

Keterhubungan antar 1 tipe entitas, dimana tipe entitas tersebut berpartisipasi lebih dari 1 kali dengan peran yang berbeda.

2.2.4.4 Atribut

Merupakan sifat-sifat dari sebuah entity atau tipe relasi. Attribute domain adalah himpunan nilai yang diperbolehkan untuk 1 atau lebih atribut. Macam-macam atribut adalah

a. Simple Attribute.

Yaitu attribute yang terdiri dari satu komponen tunggal dengan keberadaan yang independent yang tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi. b. Composite Attribute.

Yaitu atribut yang terdiri dari beberapa komponen, dimana masing masing komponen memiliki keberadaan yang independent.

c. Single-Valued Attribute.

Yaitu atribut yang memiliki nilai tunggal untuk setiap kejadian. d. Multi-Valued Attribute.

Yaitu atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian. e. Derived Attribute.

Yaitu atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya, dan tidak harus berasal dari satu entitas.

2.2.4.5 Key

Yaitu yang digunakan untuk menentukan suatu entitas secara. unik, dan descriptor. Jenis-jenis key adalah sebagai berikut :

(27)

a. Candidate Key.

Yaitu jumlah minimal atribut-atribut yang dapat mengidentifikasi setiap kejadian atau record secara unik.

b. Primary Key.

Yaitu candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasi atau record dari suatu entitas secara unik.

c. Composite key.

Yaitu candidate key yang terdiri dari 2 atau lebih atribut.

2.2.4.6 Strong and Weak Entity Types

Tipe entitas terbagi menjadi 2 jenis yaitu : a. Strong Entity.

Yaitu entitas yang keberadaannya tidak tergantung pada entitas lain, tipe entitas ini biasa disebut dengan parent, owner dominant.

b. Weak Entity.

Yaitu entitas yang keberadaanya tergantung pada entitas lainnya, type entitas ini biasa disebut dengan child, dependent, subordinate.

2.2.4.7 Structural Constraints

Batasan utama pada relasi disebut multiplicity, yaitu jumlah atau range, dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu entitas yang terhubung ke satu kejadian dari entitas lain yang berhubungan melalui suatu relasi.

Relasi yang paling umum adalah binary relationship. Macam-macam binary relationship adalah sebagai berikut :

(28)

Tabel 2.1 Tipe Binary Relationship Entity 1 Entity 2 Tipe Binary Relationship

a. 1..1 1..1 One-to-one Relationship

b. 1..* 1..* One-to-Many Relationship

c. *..* *..* Many-to-Many Relationship

2.2.4.8 Multiplicity for Complex Relationship

Merupakan jumlah atau range dari kejadian yang mungkin dari suatu entitas dalam relasi n-ary ketika nilai entitas yang lain (n-1) diketahui. Multiplicity dibentuk dari 2 macam batasan pada relasi, yaitu :

a. Kardinalitas.

Menjelaskan jumlah maksimum dari kejadian relasi yang mungkin untuk entitas yang berpartisipasi didalam relasi tersebut.

b. Participation.

Yaitu menetapkan apakah seluruh atau sebagian entitas yang berpartisipasi dalam suatu relasi.

2.2.5 Normalisasi

Normalisasi adalah suatu teknik analisis data yang mengatur atribut data dalam kelompok untuk membentuk entitas yang non-redundan, stabil, fleksibel, dan mudah beradaptasi. Normalisasi merupakan teknik atau langkah yang menempatkan model data menjadi first normal form (1NF), second normal form (2NF), third normal form (3NF), Boyce-Codd Normal Form (BCNF), dan seterusnya.

(29)

Berikut ini merupakan pengertian dari setiap tahapan normalisasi : 1. First Normal Form (1NF).

Secara sederhana sebuah entitas berada dalam kondisi first normal form (1NF) jika tidak ada atribut yang dapat memiliki lebih dari satu nilai untuk contoh entitas tunggal. Atribut yang dapat memiliki banyak nilai sebenarnya mendeskripsikan entitas terpisah, mungkin sebuah entitas dan hubungan.

2. Second Normal Form (2NF).

Sebuah entitas berada dalam kondisi second normal form (2NF) jika sudah berada dalam 1NF dan jika nilai semua atribut nonprimary-key tergantung pada primary-key lengkap bukan hanya sebagian. Atribut non-key yang hanya tergantung pada sebagian primary key seharusnya dipindahkan ke entitas lain dimana partial key tersebut sebenarnya merupakan full key.

3. Third Normal Form (3NF).

Entitas berada dalam third normal form (3NF) jika telah berada dalam 2NF dan jika nilai atribut nonprimary-key nya tidak tergantung pada atribut nonprimary-key lainnya. Atribut nonkey yang tergantung pada atribut nonkey lainnya harus dipindahkan atau dihapus.

4. Boyce-Codd Normal Form (BCNF).

Menurut Connolly (2002, p398) BCNF adalah sebuah relasi dimana setiap penentu atau determinan adalah candidate key. Untuk menguji apakah suatu relasi sudah dalam bentuk BCNF, dilakukan identifikasi semua determinan dan memastikan bahwa determinan tersebut adalah candidate key. Determinan adalah sebuah atribut, atau kumpulan atribut, dimana beberapa atribut yang lain

(30)

Perbedaan antara 3NF dan BCNF dalam hal functional dependency. A→B, 3NF mengizinkan ketergantungan ini dalam sebuah relasi jika B adalah atribut primary key dan A bukan candidate key. Sedangkan dalam BCNF ketergantungan ini tetap ada di dalam sebuah relasi, dimana A harus sebuah candidate key.

5. Fourth Normal Form (4NF).

Menurut Connolly dan Begg (2002, p407), normalisasi keempat dilakukan untuk menghilangkan multi-valued dependency.

6. Fifth Normal Form (5NF).

Menurut Connolly dan Begg (2002, p407), normalisasi kelima menyebabkan relasi tidak mempuyai join dependency.

2.2.6 Fase Rancangan Basis-data

2.2.6.1 Perancangan Basis-data Konseptual.

Proses konstruksi model informasi yang digunakan dalam suatu perusahaan secara independent dari seluruh pertimbangan fisikal.

2.2.6.2 Perancangan Basis-data Logikal.

Proses konstruksi model informasi yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan data model yang spesifik, tetapi tidak tergantung kebutuhan DBMS dan pertimbangan fisikal.

2.2.6.3 Perancangan Basis-data Fisikal.

Proses memproduksi penjelasan implementasi basis-data pada secondary storage; menguraikan basis relasi, organisasi file, rancangan index agar akses

(31)

data menjadi efisien, dan segala hal yang berhubungan dengan batasan integritas, dan ukuran keamanan.

2.2.6.4 Faktor Kesuksesan Rancangan Basis-data

1. Kemungkinan bekerja secara interaktif dengan users.

2. Mengikuti metodologi yang telah terstruktur terhadap seluruh proses pembangunan model data .

3. Penggunaan pendekatan data-driven.

4. Pertimbangan struktur perusahaan dan kendala integritas ke dalam model data.

5. Pengkombinasian konseptualisasi, normalisasi, dan teknik validasi transaksi ke dalam metodologi pemodelan data.

6. Menggunakan diagram untuk merepresentasikan model data sebanyak mungkin.

7. Menggunakan Database Design Language (DBDL) untuk menunjukkan data semantik tambahan yang tidak dapat dengan mudah ditunjukkan dalam bentuk diagram.

8. Membangun kamus data untuk menambah diagram model data dan DBDL. 9. Berkeinginan untuk mengulangi langkah-langkah yang telah dilakukan.

(32)

2.2.6.5 Garis Besar Metodologi Perancangan Basis-data

2.2.6.5.1 Membangun Model Konseptual Data Lokal Untuk Setiap User View Perancangan basis-data konseptual adalah sebuah proses konstruksi sebuah model informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan, tidak tergantung terhadap semua perbandingan fisikal. Memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Identifikasi tipe entity.

Mengindentifikasi tipe utama entity yang dibutuhkan oleh view. 2. Identifikasi tipe relasi.

Mengindentifikasi hubungan utama yang terdapat diantara tipe-tipe entity yang telah diidentifikasi. Langkah-langkah yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

a. Menggunakan Entity-Relationship (ER) diagram. b. Menentukan multiplicity constraint dari tipe relasi. c. Memeriksa fan dan chasm trap.

d. Memeriksa setiap entity mempunyai relasi minimal satu.

3. Identifikasi tipe dan menggabungkan attribut-atribut pada tiap entity.

Menghubungkan atribut-atribut dengan entity atau tipe relasi yang cocok. 4. Menentukan atribut domain.

Menentukan domain-domain untuk atribut dalam model data konseptual. 5. Menentukan attribute dari candidate dan primary key.

(33)

Mengidentifikasi candidate key untuk setiap tipe entity. Jika terdapat lebih dari satu candidate key, maka akan dipilih salah satu untuk menjadi primary key dari entity tersebut.

6. Mempertimbangkan konsep pemodelan enhanced (optional step). Menentukan penggunaan konsep pemodelan yang lebih baik, seperti specialization/ generalization, aggregation, dan composition.

7. Cek model terhadap redundancy.

Mengecek apakah terdapat redundancy pada model.

8. Validasi model konseptual lokal terhadap transaksi user.

Untuk memastikan model konseptual lokal menyediakan transaksi yang dibutuhkan oleh view.

9. Meninjau ulang model konseptual data lokal terhadap user.

Untuk meninjau ulang model konseptual data lokal terhadap user untuk memastikan model merupakan representasi yang sebenarnya dari view.

2.2.6.5.2 Membangun dan Memvalidasi Model Logikal Data Lokal Untuk Setiap View

Bertujuan untuk membangun model data logikal lokal dari data model konseptual data lokal yang mewakili view tertentu dari perusahaan dan kemudian memvalidasi model guna memastikan model tersebut benar secara struktur (menggunakan teknik normalisasi) dan untuk memastikan model pendukung transaksi yang dibutuhkan. Berikut ini merupakan tahapan dalam membuat model logikal data lokal :

(34)

1. Menghilangkan fitur yang tidak sesuai dengan model relasi (optional step).

Untuk memperbaiki model konseptual data lokal dengan menghilangkan fitur-fitur yang tidak cocok dengan model relasional. Meliputi :

a. Menghilangkan tipe relasi binary many-to-many (*:*). b. Menghilangkan tipe relasi recursive many-to many (*:*). c. Menghilangkan tipe relasi yang kompleks.

d. Menghilangkan tipe atribut multi-valued.

2. Menentukan relasi untuk model logikal data lokal.

Terdapat tiga stuktur yang terdapat dalam model data setelah relasi ditentukan, yaitu :

a. Strong Entity Types b. Weak Entity types

c. One-to-many (1:*) binary relationship types d. One-to-one (1:1) binary relationship types

Menentukan bagaimana membuat relasi untuk menunjukkan keikutsertaan dari batasan-batasan berikut ;

1. Tipe Relasi Partisipasi Mandatory Dua Sisi. Relasinya disatukan seperti terlihat di bawah ini :

Client (clientNo, fName, lName, telNo, prefType, maxRent, staffNo)

Primary Key clientNo

(35)

2. Tipe Relasi Partisipasi Mandatory Satu Sisi.

Relasinya dirancang dengan menggunakan identifikasi entity parent dan child.

Gambar 2.5 Tipe Relasi Mandatory Satu Sisi

3. Tipe relasi One to One Partisipasi Optional Dua Sisi.

Untuk relasi One to One partisipasi Optional dua sisi tidak dapat digabung seperti pada mandatory dua sisi dalam satu relasi sehingga penanganannya seperti pada relasi One to One Partisipasi Satu Sisi.

Client (clientNo, fName, lName, telNo, staffNo) Primary Key clientNo

Foreign key staffNo references Staff(staffNo)

Preferences (clientNo, prefType, maxRent) Primary Key clientNo

Foreign key clientNo references Client(clientNo)

Untuk relasi mandatory satu sisi Primary pada entity parent dijadikan Primary Key pada entity child

Staff (StaffNo, fName, lName, Sex, Position, DOB )

Client (clientNo, fName, lName, telNo, staffNo)

Primary Key (ClientNo) Taruh Primary Key StaffNo kedalam attribute Client untuk relasi 1:*

(36)

e. One-to-one (1:1) recursive relationship types

Penanganan relasi seperti ini mengikuti aturan relasi One- to-One. f. Superclass/subclass relationship types

Mengidentifikasi superclass entity sebagai parent entity dan subclass entity sebagai child entity. Pedoman untuk menunjukkan hubungan adalah merupakan sebuah hubungan superclass/subclass berdasarkan pada participation dan disjoint constraint, seperti yang ditunjukkan pada table berikut.

Tabel 2.2 Superclass/Subclass Relationship Types Participation

Constraint Disjoint Constraint Relasi Yang Dibutuhkan Mandatory Nondisjoint { AND } Satu relasi

Optional Nondisjoint { AND } Dua relasi : satu relasi untuk

superclass dan satu lagi untuk semua subclass yang dihubungkan dengan foreign key.

Mandatory Disjoint { OR } Banyak relasi dimana setiap kombinasi superclass dan subclass mempunyai satu relasi tanpa dihubungkan dgn foreign key.

Optional Disjoint { OR } Banyak relasi satu untuk superclass dan setiap subclass mempunyai satu relasi yang dihubungkan dgn foreign key.

3. Validasi relasi dengan menggunakan normalisasi

Melakukan validasi relasi model logikal data lokal dengan menggunakan teknik normalisasi.

(37)

4. Validasi relasi terhadap transactions user

Penjaminan relasi pada model logikal data lokal menyokong semua kebutuhan user view.

5. Mendefinisikan batasan-batasan integritas

Menentukan batasan integritas yang diberikan oleh user view, yaitu : a. kebutuhan data.

b. integritas entity. c. integritas referensial. d. attribute domain constraint. e. batasan perusahaan.

6. Meninjau ulang model logikal data lokal terhadap NEED user

Bertujuan untuk memastikan model logikal data lokal dan mendukung dokumentasi yang menjelaskan model tersebut sebagai representasi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

2.2.6.5.3 Membangun dan Memvalidasi Model Logikal Data Global

Tujuannya adalah mengkombinasikan suatu model logikal data lokal individual ke dalam sebuah model logikal data global yang merepresentasikan suatu perusahaan. Memiliki tahapan sebagai berikut :

1. Menggabungkan model logikal data lokal kedalam model logikal data global.

Bertujuan untuk menggabungkan suatu model logikal data lokal ke dalam suatu global data model dari suatu perusahaan. Beberapa tugas dari

(38)

a. Meninjau ulang nama dan isi dari suatu entity atau relasi dan candidate key.

b. Meninjau ulang nama dan isi dari relasi atau foreign key. c. Menggabungkan entity atau relasi dari model data lokal.

d. Memasukkan (tanpa penggabungan) entity atau relasi yang unik pada setiap model data lokal.

e. Menggabungkan relasi atau foreign key dari model data lokal.

f. Memasukkan (tanpa penggabungan) relasi atau foreign key yang unik pada setiap model data lokal.

g. Periksa untuk entity, relasi, foreign key yang hilang. h. Periksa foreign key.

i. Memeriksa batasan integritas.

j. Membuat ER global atau diagram relasi. k. Meng-update dokumentasi.

2. Memvalidasi model logikal data global

Bertujuan untuk memvalidasi relasi yang dibuat dari model logikal data global dengan menggunakan teknik normalisasi dan juga memastikan bahwa relasi yang dibuat mendukung transaksi.

3. Memeriksa model untuk pengembangan di masa yang akan datang. Menentukan bagian mana yang akan berubah di masa yang akan dating dan juga memperhatikan supaya model logikal data global dapat mengakomodasi perubahan tersebut.

(39)

4. Meninjau ulang model logikal data global dengan user.

Memastikan model data global merepresentasikan kebutuhan perusahaan yang sebenarnya.

2.2.6.5.4 Menerjemahkan Model Logikal Data Global Menjadi Target DBMS Untuk memproduksi sebuah skema relasional basis-data dari model logikal data global yang dapat diimplementasikan sebgai target DBMS. Memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Merancang basis relasi

Bertujuan untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan base relation yag diidentifikasi dalam model logikal data global pada DBMS yang digunakan.

2. Merancang representasi derived data

Bertujuan untuk menentukan bagaimana merepresentasikan suatu data turunan pada model logikal data global pada target DBMS.

3. Merancang enterprise constraint

Merancang batasan perusahaan untuk target DBMS.

2.2.6.5.5 Merancang Representasi Fisikal.

Menentukan file organization yang optimal untuk menyimpan base relation dan index yang dibutuhkan untuk mencapai performa yang dapat diterima,cara dimana relasi dan tuple akan ditempatkan pada secondary storage. Tahapan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

(40)

1. Analisis Transaksi

Bertujuan unut mengerti fungsi dari suatu transaksi yang akan dijalankan pada basis-data dan untuk menganalisis transaksi yang penting.

2. Memilih organisasi file

Menentukan organisasi file yang paling efisien untuk masing-masing base relation.

3. Pemilihan indeks

Menentukan apakah penambahan indeks akan meningkatkan kinerja dari suatu sistem.

4. Memperkirakan kebutuhan kapasitas penyimpanan Memperkirakan disk space yang diperlukan untuk basis-data.

2.2.6.5.6 Perancangan User View

Merancang user view yang telah diidentifikasi selama pengumpulan kebutuhan dan menganalisis tingkat siklus hidup aplikasi basis-data relasional.

2.2.6.5.7 Perancangan Mekanisme Security

Bertujuan untuk merancang tingkat keamanan untuk basis-data yang dispesifikan oleh user. Ada 2 tipe keamanan basis-data :

a. Keamanan sistem, yaitu keamanan system mencakup akses dan penggunaan basis-data pada tingkatan sistem, seperti username dan password.

(41)

b. Keamanan data, yaitu menangani akses dan penggunaan objek basis-data (seperti relasi dan tampilan) dan tindakan yang user dapat diperoleh pada objek.

2.3 Data Flow Diagram (DFD)

Data flow diagram atau diagram aliran data adalah merupakan model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan tugas atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem. Sinonimnya antara lain bagan bubble atau grafik transformasi. Data flow diagram memiliki beberapa simbol, antara lain :

Persegi empat menyatakan agen eksternal – batasan sistem tersebut. Simbol tersebut digambarkan dengan warna interface dari kerangka kerja sistem informasi.

Persegi panjang bersudut tumpul menyatakan proses atau bagaimana tugas dikerjakan. Simbol tersebut digambarkan dalam warna proses dari kerangka kerja sistem informasi.

(42)

2.4 State Transition Diagram (STD)

Menurut Whitten (Whitten, 2004, p673), state transition diagram merupakan suatu alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat terjadi selama satu sesi pengguna.

1. State, disimbolkan dengan segi empat. Simbol state :

2. Transition state atau state perubahan disimbolkan dengan panah berarah. Simbol transition state :

3. State adalah kumpulan keadaan atau atribut yang mencirikan seseorang atau suatu benda pada waktu tertentu atau kondisi tertentu. Contohnya adalah menunggu user mengisi password, menunggu instruksi berikutnya, menunggu nada panggilan dan sebagainya.

4. Condition adalah suatu kejadian pada lingkungan eksternal yang dapat dideteksi oleh sistem. Contohnya adalah sebuah sinyal, interrupt, atau data. Hal ini akan menyebabkan perubahan terhadap state dari state menunggu X ke state menunggu Y atau memindahkan aktifitas X ke aktifitas Y.

Simbol aliran data, di atas tanda panah dituliskan nama aliran data.

Kotak dengan ujung terbuka menyatakan data store, terkadang disebut file atau basis-data. Simbol tersebut digambarkan dengan warna data dari kerangka kerja sistem informasi.

(43)

5. Action adalah yang dilakukan sistem bila terjadi perubahan state atau merupakan reaksi terhadap kondisi. Aksi akan menghasilkan keluaran atau tampilan.

6. Display pada layar (screen) akan menghasilkan kalkulasi dan sebagainya.

Gambar 2.7 Condition dan Action

2.5 Arsitektur Sistem Basis-data

Menurut Connoly (2002, p34), Arsitektur Basis-data (Three-Level ANSI-SPARC Architecture ):

1. External level

Merupakan tingkatan user setiap grup user mempunyai view-nya masing-masing tergantung pada kebutuhan informasi tiap grup.

2. Conceptual level

Menggambarkan data apa saja yang tersimpan di dalam basis-data dan hubungan antar data tersebut.

3. Internal level

Representasi fisik dari basis-data, pada level ini dijelaskan bagaimana data disimpan dalam basis-data.

Tujuan dari Three-Level ANSI-SPARC Architecture adalah untuk menghasilkan data independence. Data independence artinya basis-data

Condition Action

State 1

(44)

program komputer, formulir, dan laporan). Pemisahan identitas tersebut memungkinkan untuk mengubah basis-data yang telah didefinisikan tanpa mempengaruhi aplikasi terkait.

2.6 Perancangan Basis-data Berbasiskan Web.

Terdapat 2 hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang web database (Eaglestone,2002,p262):

1. Desain web-page.

a. Menampilkan web-data; mengambil dari basis-data atau inputan dari user. b. Kumpulan web-data; desain hubungan untuk petunjuk didalam maupun

diantara web pages.

c. Desain antarmuka web; merancang fitur-fitur antarmuka dari web. 2. Desain hubungan antara web-page dan basis-data.

a. Web database logical mapping

Definisi pemetaan antara data yang ditampilkan dalam halaman web dan data yang tersimpan dalam basis-data.

b. Web database physical

Implementasi mekanisme dimana data dilakukan diantara web pages dan basis-data dengan kinerja cepat dan bebas kesalahan.

2.6.1 Struktur Pada Basis-data Berbasiskan Web

Struktur ditampilkan berdasarkan tingkatan abstraksi yang mirip dengan basis-data secara konvensional, yaitu :

(45)

Memperlihatkan susunan informasi yang ditampilkan oleh halaman web. 2. Model data web logikal

Memperlihatkan struktur konseptual halaman web yang akan ditampilkan. 3. Model data web fisikal

Memperlihatkan implementasi dari model logikal pada halaman web. Berikut ini akan ditunjukkan design basis-data pada gambar 2.8, yaitu :

Gambar 2.8 Web-Database Design 2.6.2 Teknologi Web

Menurut Abdul Kadir (2005), dari sisi teknologi yang digunakan untuk membentuk web dinamis, terdapat 2 macam pengelompokkan, yaitu :

The Organization

Requirement Analysis

Description of The Organizations and System Requirement

Data Analysis Web Data Analysis

Logical Database Design Logical Web Database Design

Conceptual Web Data Model

Logical Data Model Logical Web Data Model

Physical Web Data Model

Physical Web Database Design Physical Database Design

Conceptual Data Model

Physical Web-Database Design

Logical Web-Database Design

(46)

a. Teknologi pada sisi klien

Teknologi web pada sisi klien diimplementasikan dengan mengirimkan kode perluasan HTML atau program tersendiri dan HTML ke klien. Kelemahan pendekatan ini adalah terdapat kemungkinan bahwa browser pada klien tidak mendukung fitur kode perluasan HTML. Kelebihannya yaitu memungkinkan penampilan yang bersifat dinamis.

b. Teknologi pada sisi server

Teknologi web pada sisi server memungkinkan pemrosesan kode di dalam server sehinga kode yang sampai pada pemakai berbeda dengan kode asli pada server. Beberapa keuntungan pada sisi server, yaitu :

a. Mengurangi lalu lintas jaringan dengan cara menghindari percakapan bolak-balik antara antara klien dan server.

b. Mencegah masalah yang tidak kompatibel.

c. Klien dapat berinteraksi dengan data yang ada pada server. d. Mencegah klien mengetahui rahasia kode.

2.6.3 Metode Analisis Data 1. Bottom-up data analysis. 2. Top-down data analysis.

2.7 Informasi

Menurut McLeod (2001,p15), informasi adalah data yang telah diproses atau data yang mempunyai arti.

(47)

2.8 Sistem

Menurut McLeod (2001,p.11), sistem didefinisikan sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

2.9 Akademik

Menurut situs online ceritadk.blogspot.com, pengertian akademik yang disimpulkan secara bahasa, yaitu hal yang berhubungan dengan teori, persekolahan, perkuliahan, belajar (di sekolah dan sejenisnya).

2.10 Administrasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2004, p9), administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai tujuan.

Menurut situs online Wikipedia.org, administrasi merujuk pada kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan. Administrasi memiliki pengertian sebagai berikut: • Administrasi adalah proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha

kelompok, pemerintah atau swasta, sipil atau militer, besar atau kecil.

• Administrasi sebagai kegiatan kelompok yang mengadakan kerjasama guna menyelesaikan tugas bersama.

• Administrasi didefinisikan sebagai bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan usaha kelompok individu guna mencapai tujuan bersama.

(48)

• Pengertian Administrasi dalam bahasa Indonesia ada dua:

1. Administrasi berasal dari bahasa Belanda, “Administratie” yang merupakan pengertian administrasi dalam arti sempit, yaitu sebagai kegiatan tata usaha kantor (catat-mencatat, mengetik, menggandakan, dan sebagainya). Kegiatan ini dalam bahasa Inggris disebut : Clerical works.

2. Administrasi dalam arti luas, berasal dari bahasa Inggris, “Administration”, yaitu proses kerjasama antara dua orang atau lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan.

Berdasarkan hal tersebut diatas, administrasi ialah proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit di dalam penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

Jadi administrasi adalah penyelenggaraannya, dan manajemen adalah orang-orang yang menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah penyelenggaraan kerja yang dilakukan oleh orang-orang secara bersama-sama (kerjasama) untuk mencapai tujuan yang yang telah ditetapkan.

2.11 Internet

Menurut Eaglestone (2001), merupakan kumpulan sedunia seluruh jaringan komputer yang saling berhubungan. Internet terbagi menjadi dua yaitu :

a. Intranet

Situs web atau grup dari situs yang dimiliki oleh suatu organisasi, hanya dapat diakses oleh anggota-anggota organisasi terdekat.

(49)

b. Extranet

Sebuah internet yang dapat diakses oleh lingkungan luar yang memiliki wewenang.

2.12 World Wide Web (WWW)

WWW dibuat pertama kali oleh sir Tim-Berner Lee pada tahun 1989 pada organisasi CERN di Jenewa, Swiss. WWW merupakan sistem yang tehubung ke luar dan terdiri dari dokumen hypertext yang diakses melalui internet. Untuk mengakses diperlukan web browser atau melalui hyperlink. Web browser kemudian meminta sumber yang diinginkan dengan mengirimkan permintaan HTTP ke web server pada alamat tertentu.

Pada beberapa kasus tertentu, HTML akan diminta terlebih dahulu dan segera dikirimkan melalui web browser. Web browser kemudian akan menampilkan sesuai dengan HTML dan bahasa lainnya. Berbagai gambar dan sumber daya lainnya disertakan pada layar yang dilihat oleh pengguna. Sebagian besar halaman web memilki hyperlink ke halaman lain yang berhubungan atau untuk mengambil data, dokumen sumber, penjelasan atau keterangan serta sumber-sumber lainnya.

2.12.1 HyperText Transfer Protocol (HTTP)

Merupakan aturan atau protokol yang digunakan untuk transfer halaman web melalui internet. Transaksi HTTP terdiri dari tahapan yaitu

a. Koneksi.

(50)

b. Permintaan.

Client mengirim permintaan ke web-server. c. Respon.

Web-server mengirim respon kepada client. d. Selesai.

Koneksi ditutup oleh web-server.

2.12.2 HyperText Markup Language (HTML)

HTML merupakan bahasa dokumen utama yang digunakan untuk mendesain hampir seluruh halaman di web.

2.12.3 Browser

Browser adalah perangkat lunak navigasi yang berfungsi sebagai penunjuk dan penuntun sekaligus menampilkan apa yang dijumpai di internet bagi pengguna .

2.12.4 Web-server

Program Komputer yang bertanggung jawab untuk menerima permintaan HTTP dari klien dan menyediakan respon HTTP beserta data-data tambahannya.

2.13 PHP

PHP merupakan bahasa penulisan pada sisi server (server-side scripting language) yang didesain khusus untuk jaringan. Dalam halaman HTML, dapat disertakan kode PHP yang akan dieksekusi setiap kali halaman web dikunjungi.

(51)

Kode PHP akan diinterpretasikan pada web-server dan membuat HTML atau output yang akan dilihat oleh pengunjung.

PHP merupakan produk open source sehingga semua orang memiliki akses terhadap source code. Seluruh orang dapat menggunakan, mengubah atau memodifikasi, dan mendistribusikan ulang tanpa dikenakan biaya.

2.13.1 Sejarah PHP

PHP diciptakan pada tahun 1994. Pada mulanya PHP merupakan hasil kerja dari Rasmus Lerdorf. PHP diadaptasikan oleh banyak orang berbakat dan telah mengalami tiga kali penulisan utama yang membawa kita pada produk siap pakai seperti saat ini. Pada bulan Januari tahun 2001, digunakan pada lima juta domain diseluruh dunia dan angka ini bertambah secara cepat.

PHP pada mulanya merupakan singkatan dari Personal Home Page, namun diubah dengan persetujuan konvensi GNU (Gnu’s Not Unix) recursive naming. Saat ini, dinamakan PHP Hypertext Preprocessor.

2.13.2 Keunggulan PHP

PHP memiliki banyak keunggulan dibandingkan produk sejenis, yaitu : 1. Performa yang tinggi.

2. Antarmuka dengan banyak system basis-data.

3. Library yang telah disertakan untuk banyak tugas umum pada jaringan. 4. Murah.

5. Mudah dipelajari dan digunakan. 6. Portabilitas.

(52)

7. Ketersediaan source code.

2.14 MySQL

MySQL merupakan sebuah sistem manajemen basis-data relasional yang tangguh dan sangat cepat. Sebuah basis-data yang memungkinkan untuk menyimpan secara efisien, mencari, menyusun, dan retrieve data. MySQL server mengendalikan akses terhadap data untuk memastikan pengguna yang berbeda dapat bekerja pada waktu yang bersamaan, menyediakan akses yang cepat, dan memastikan hanya pengguna yang terotorisasi yang mendapatkan akses. Maka dapat dikatakan MySQL sebagai multi-user, multi-threaded server.

MySQL menggunakan SQL (Structured Query Language), yang merupakan bahasa query standar yang digunakan di seluruh dunia. MySQL dipublikasikan pada tahun 1996. MySQL tersedia secara open source, akan tetapi tersedia juga dalam lisensi komersil.

2.14.1 Keunggulan MySQL 1. Performa.

2. Murah.

3. Mudah digunakan. 4. Portabilitas.

(53)

2.15 Perancangan Layar

2.15.1 Tujuan Perancangan Layar

Menurut Shneiderman (1998), tujuan perancangan layar adalah sebagai berikut :

1. Penentuan sasaran masyarakat pemakai dan tugas-tugas masing-masing. 2. Menentukan desain yang baik bagi suatu komunitas.

3. Menentukan desain yang efisien bagi sekumpulan tugas.

2.15.2 Pedoman Membangun Homepage

Menurut Jakob Nielsen (2002), terdapat 10 pedoman kegunaan terpenting dari suatu homepage , yaitu :

1. Menyertakan satu tagline kalimat .

2. Menulis judul window pada ketertampakan yang baik pada search engine dan bookmark.

3. Mengelompokkan informasi perusahaan dalam tempat yang dapat dibedakan. 4. Menegaskan tugas utama situs.

5. Menyertakan kotak pencarian. 6. Tampilkan contoh isi situs.

7. Awali nama link dengan kata kunci terpenting.

8. Tawarkan akses yang mudah untuk fitur homepage yang baru. 9. Jangan memformat isi kritis secara berlebihan.

Gambar

Gambar 2.1 Teleprocessing Topology   ( Sumber : Connolly, 2002, p56)
Gambar 2.2 File-Server Architecture   ( Sumber : Connolly, 2002, p57)
Gambar 2.3 Client-Server Architecture  ( Sumber : Connolly, 2002, p58 )
Gambar 2.4 Tahap - Tahap Siklus Hidup Aplikasi Basis Data   ( Sumber : Connolly, 2002, p272 )
+4

Referensi

Dokumen terkait

Faktor lingkungan internal dalam penelitian ini dilihat dari sumberdaya yang ada di Puskesmas Padangsari, menggunakan 6M yang terdiri dari Man (staf yang ditugaskan

Dari hasil diatas ternyata setelah melakukan tindakan dengan menggunakan model eliciting activities dalam pelajaran matematika kelas X SMK YPK Medan materi pelajaran nilai

Gambar simplisia rimpang cabang kunyit (Curcuma longa L.) Lampiran 3 : Gambar minyak atsiri hasil destilasi air... Gambar minyak atsiri hasil

(4) Penunjukan langsung mitra KSP atas BMD yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Pengelola Barang atau Pengguna Barang terhadap

Tahap pekerjaan lapangan terdiri dari pekerjaan survey pendahuluan, survey inventarisasi kondisi dan geometrik jalan, survey inventarisasi.. kondisi jembatan, survey topografi,

Pembangkit yang digunakan untuk merubah panas bumi menjadi tenaga listrik secara umum mempunyai komponen yang sama dengan power plant lain yang bukan berbasis panas bumi,

Pada scene 1, makna yang ingin disampaikan oleh AQUA dalam scene tersebut menunjukkan bahwa anak-anak adalah generasi bangsa yang harus mendapatkan kehidupan