• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Agrotekno Majalah Ilmiah Teknologi Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Agrotekno Majalah Ilmiah Teknologi Pertanian"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Agrotekno Vol. 17, No. 2, Agustus 2015

Jurnal Agrotekno

Majalah Ilmiah Teknologi Pertanian

Volume 17, Nomor 2, Agustus 2015 ISSN: 2088-6497

Daftar Isi Rahmat Fadhil Mustaqimah

Bambang Sukarno Putra Syafriandi

Andriani Lubis Al-Qudri Muntaha Fikri

1-7

Evaluasi kinerja gerobak sorong bermesin untuk pengangkutan tandan buah segar kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq.) Performance evaluation of motorized wheelbarrow to transport fresh fruits bunch of palm oil (Elaeis guineensis Jacq.)

NM. Indri Hapsari A. IDP.Kartika P. AAI. Sri Wiadnyani IW. Rai Widarta

8-11 Kajian nilai gizi minuman tradisional Bali

Study of nutritional value of traditional Balinese drinks

Raida Agustina

Bambang Sukarno Putra Edy Setiawan

12-21 Kajian pengeringan cabe merah (Capsicum annum L) tanpa blansir dan blansir menggunakan alat pengering surya tipe efek rumah kaca dengan penambahan kipas (blade fan)

Study drying of unblanched and blanched red chili (Capsicum annum L) using solar dryer with blade fan

I Putu Gede Budisanjaya Ni Nyoman Sulastri I Wayan Tika

I Putu Agus Sumi Antara

22-28 Otomatisasi irigasi terputus berdasarkan konduktivitas elektrik tanah

Intermittent Irrigation Automation Based On Soil Electrical Conductivity

Gede Arda

P.K.Diah Kencana

29-36 Pemodelan konsentrasi gas pada pengemasan tertutup jamur tiram (Pleurotus ostreatus ) segar

Gases concentration modeling of closed packaging of fresh Oyster mushrooms (Pleurotus ostreatus )

Mega Ayu Yusuf Ni Luh Sri Suryaningsih

37-43 Pengolahan air permukaan tercemar menggunakan mikroorganisme dari limbah Rumah Potong Hewan (RPH) Polluted surface water treatment using microorganism from abattoir waste

I Made Sugitha, Deprilia Eka Dewata Ni Nyoman Puspawati

44-48 Preservation of ribbon fish (trichiurus lepturus) using lactic acid bacteria cultured isolated from wild horse milk

Ni Luh Yulianti

I Made Anom S. Wijaya Yohanes Setiyo

49-59 Studi Komparasi Pengeringan rumput laut (Eucheuma cottonii) dengan metode dan tebal lapisan yang berbeda

Comparison study of sea weed drying using different methods and thickness

IDP Kartika P

Ni Made Indri Hapsari A

60-65 Penentuan nilai indeks glikemiks roti bun yang diolah dari tepung suweg (Amorphophallus campanulatus BI)

Determination of the Glycemic index of Bread Bun made from Suweg (Amorphophallus campanulatus BI)

(3)

Agrotekno Vol. 17, No. 2, Agustus 2015 Pelindung

Dr. Ir. I Dewa Gde Mayun Permana, MS. Penanggung Jawab

Dr. Ir. Ida Bagus Putu Gunadnya, MS. Pemimpin Redaksi

I Putu Suparthana, SP., M.Arg.,PhD Penelaah

Prof. Dr. Ir. I Ketut Suter, MS. Prof. Dr. Ir. Made Sugitha, M.Sc. Prof. Dr. Ing. Ir. Made Merta, DAA. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sucipta, MP. Prof. Ir. I Made Supartha Utama, MS.,PhD. Prof. Dr. Ir. I Ketut Satriawan, MT.

Prof. Ir. Nyoman Semadi Antara, MP.,PhD. Prof. Dr. Ir. G.P. Ganda Putra, MP.

Prof. Dr. Ir. Bambang Atmadi H., MP.

Prof. Ir. I Made Anom Sutrisna Wijaya, M.App.Sc. PhD. Redaksi Pelaksana

Gede Arda, STP.,M.Sc.

Wayan Gede Sedana Yoga, STP., M.Agb Produksi dan Distribusi

Ni Nyoman Marheni, S.Sos I Kadek Adiguna, SE Ni KAdek Pindari, S.Kom

Perkembangan ilmu teknologi pertanian dewasa ini sudah sangat berkembang dikarenakan berbagai aspek kehidupan membutuhkan sentuhan teknologi termasuk dalam pemenuhan terhadap kebutuhan pangan. Oleh karena itu, ilmu teknologi pertanian sudah mengembangkan dirinya ke arah yang tidak terpikirkan sebelumnya. teknologi informasi, robotic bahkan teknologi nano pun tidak melepaskan dirinya dalam berkontribusi memajukan teknologi pertanian. Kedepan tantangan yang dihadapi manusia dalam usaha pemenuhan kebutuhan pangan akan bisa dijawab oleh interkoneksi antara berbagai sub teknologi yang secara konsisten menuju pada efektivitas dan efesiensi yang lebih baik. Untuk itu, kami redaksi sangat membuka diri untuk menyebarluaskan segala hasil penelitian terkait dengan teknologi pertanian, sehingga hasil penelitian semakin dekat dengan para pembaca yang pada akhirnya mampu berperan dalam upaya peningkatan kesejahteraan pertanian dalam arti luas. Mari jadikan jurnal ini sebagai media berbagi dan menyebarkan ilmu yang berguna bagi masyarakat.

(4)

Jurnal Agrotekno

Volume 17, No 2, Agustus 2015

ISSN 2088-6497

Korespondensi penulis: hp. +62 81805636209 60

e-mail: idpkartika@gmail.com

Penentuan nilai indeks glikemiks roti bun yang diolah dari tepung umbi Suweg (Amorphophallus campanulatus BI)

Determination of the glycemic index of bread bun made from Suweg (Amorphophallus campanulatus bi) tuber flour

IDP Kartika P1Ni Made Indri Hapsari A.1

1Jurusan Ilmu dan Teknologi, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana

INFO ARTIKEL: diterima 10 Agustus 2015;disetujui 30 Agustus 2015; terbit online 30 Oktober 2015

Abstract

The objective of this research was to determine tha glycemix index of Suweg bun bread which is made from the mixture of 85% wheat and 15% Suweg flour. The index glycemix of the bun bread was measured based finger prick capillary blood sample method (El, 1999 modified) which involves 5 healthy volunteers. The results shows that glychemix index of Suweg bun bread is 74.89 which is considered highly affect the blood glucose of the consumer. Therefore this kind of bread bun is not recommended for people with diabetes.

Keywords : bun bread, Suweg flour, Glycemix Index (GI) Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan nilai indeks glikemik dari roti bun Suweg yang dibuat dari campuran 85% terigu dan 15% tepung Suweg. Pengujian indeks glikemik menggunakan finger prick capillary blood sample method (El, 1999 yang dimodifikasi) yang melibatkan 5 orang relawan dengan nilai glukosa darah normal. Berdasarkan hasil analisis, nilai indeks glikemik roti bun Suweg sebesar 74,89 dan tergolong pangan dengan nilai indeks glikemik tinggi (>70) sehingga roti bun Suweg memiliki resiko meningkatkan nilai glukosa darah bagi yang mengkonsumsi. Oleh karena itu, roti bun yang terbuat dari campuran 85% terigu dan 15% tepung Suweg tidak direkomendasikan bagi orang yang menderita diabetes.

Kata kunci : roti bun, tepung umbi Suweg, indek glikemik PENDAHULUAN

Nilai indeks glikemik dari suatu pangan merupakan salah satu acuan untuk mengontrol makanan sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan dalam metabolisme glukosa. Indeks glikemik adalah tingkatan pangan menurut efeknya terhadap gula darah. Kelebihan asupan karbohidrat berkaitan dengan kemampuan tubuh untuk memanfaatkannya. Karbohidrat dalam pangan yang dirombak dengan cepat selama pengolahan memiliki indeks glikemik tinggi, sebaliknya karbohidrat yang dirombak dengan lambat memiliki indekd glikemik rendah sehingga pelepasan glukosa ke dalam darah juga lambat (Haliza, et al, 2006). Mengkonsumsi makanan yang memiliki nilai indeks glikemik (IG) sedang (55-70) sampai dengan rendah (IG<55) dapat mengurangi resiko meningkatnya gula darah sehingga aman bagi penderita diabetes.

Suweg (Amorphophallus campanulatus BI) merupakan salah satu jenis Araceae yang biasanya dipelihara untuk dimakan umbinya. Umbi Suweg memiliki nilai IG yaitu sebesar 36, dengan beban glikemik 10 sehingga Suweg digolongkan sebagai pangan dengan indeks glikemik rendah, yang lebih dianjurkan dalam mengatur diet penderita diabetes (Utami, 2008). Peningkatan keanekaragaman produk makanan dewasa ini terus mengalami perkembangan, salah satunya adalah peningkatan produk makanan yang memiliki nilai fungsional, karena selain memberikan nilai gizi dapat meningkatkan kesehatan bagi yang mengkonsumsi. Penggunaan tepung Suweg dalam beberapa produk pangan didasari karena tepung Suweg merupakan salah satu sumber pangan lokal yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti terigu dan juga memiliki kandungan nilai indeks glikemik rendah sehingga dapat menjadi alternatif pangan yang sehat. Faridah, et al., (2007) menyatakan

(5)

Kartika dan Hapsari/Jurnal Agrotekno Vol. 17, No. 2 Agustus 2015 ISSN 2088-6497

61

bahwa diet penderita diabetes dapat dikontrol dengan pangan fungsional yang bermanfaat untuk menekan peningkatan kadar glukosa darah yaitu pangan dengan nilai indeks glikemik (IG) rendah. Roti bun atau yang lebih dikenal dengan sebutan roti burger merupakan salah satu pangan sumber karbohidrat yang populer di Indonesia. Roti bun berbentuk setengah lingkaran dengan permukaan yang berwarna kecoklatan, merupakan roti yang paling sering dikonsumsi sehari-hari selain roti tawar, roti bun dapat dikonsumsi langsung ataupun dapat diberi isian daging (burger). Aplikasi tepung Suweg dalam pembuatan roti bun merupakan suatu upaya mengurangi penggunaan terigu. Roti bun dengan kualitas sensoris yang terbaik dimiliki oleh roti bun dengan penggunaan terigu (85%) dan tepung Suweg (15%) (Pratiwi, et al, 2015).

Nilai IG dari roti bun Suweg belum diketahui, akan tetapi penggunaan tepung Suweg dalam pembuatan roti bun diharapkan menghasilkan roti bun dengan nilai indeks glikemik rendah sehingga memungkinkan masyarakat untuk memilih makanan (sumber karbohidrat) sesuai dengan kebutuhannya dan aman untuk dikonsumsi oleh semua kalangan tidak terkecuali seseorang yang memiliki masalah dengan glukosa darah. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai indeks glikemik dari roti bun dengan sifat sensoris terbaik yaitu penggunaan terigu (85%) dan tepung Suweg (15%).

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Analisa Hasil Pangan, Laboratorium Pengolahan Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana Bali, dan Laboratorium Klinik dan Sarana Medik Quantum, Denpasar Bali . Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Agustus sampai dengan Desember 2013

Bahan Penelitian

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Umbi Suweg, terigu, gula, telur, mentega, garam, dan ragi instan (fermipan), HCl, Natrium bikarbonat. Bahan kimia yang digunakan untuk analisis meliputi : NaOH, asam asetat–kloroform, Petroleum eter (PE), kalium iodide, natrium thiosulfat, alcohol, Na2S2O3, zink, indikator methilen blue, dan alkohol. Analisis gula darah

menggunakan metode Accui-check yang diperoleh dari laboraturium klinik dan sarana medik Quantum.

Alat Penelitian

Alat penelitian yang digunakan adalah slicer, blender, lumpang, pisau, waskom plastik, kain, ayakan 60 mesh, timbangan roti, kertas roti, oven, rol roti, sendok, pengaduk, gelas ukur, kompor, sentrifuse, pompa hidrolik, peralatan ekstraksi dan peralatan analisa kimia, kapas, jarum suntik, dan accui-check test.

Metode Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu pembuatan tepung Suweg, pembuatan roti bun (85% terigu : 15% tepung Suweg), dan penentuan nilai indeks glikemik dari roti bun.

Tahap 1. Proses Pembuatan Tepung Suweg Proses pembuatan tepung Suweg (Kurdi, 2002 yang telah dimodifikasi), yaitu : umbi Suweg dikupas dan dicuci dengan air, kemudian diiris tipis dengan ukuran 0,3 cm. Irisan umbi basah direndam dalam larutan asam klorida 0,25% selama 4 menit dan kemudian ditiriskan selanjutnya direndam dalam larutan natrium bikarbonat 1%, selama 5 menit dan dicuci kembali dengan air mengalir hingga bersih. Irisan umbi dikeringkan dengan oven pengering pada suhu 60oC selama 5 jam atau sampai chips mudah dipatahkan kemudian digiling sampai halus dan kemudian diayak menggunakan saringan 60 mesh. Tahap 2. Proses pembuatan roti bun

Proses pembuatan roti bun : Bahan-bahan ditimbang dan ditakar, selanjutnya terigu, tepung Suweg diaduk bersama ragi, garam dan gula pasir. Kemudian ditambahkan telur, diaduk rata sambil dituangi air sedikit demi sedikit. Setelah adonan setengah kalis, dimasukkan margarin, selanjutnya adonan diuleni kembali sampai lentir dan kalis. Adonan dibulatkan kemudian didiamkan selama 30 menit, setelah 30 menit adonan dipotong-potong seberat 50 g, kemudian bulatkan adonan dan didiamkan kembali ± 15 menit. Kemudian, adonan diolesi dengan telur kocok dan dipanggang dalam oven panas 200oC selama 20 menit.

Tahap 3. Penentuan Indeks Glikemik Roti Bun Pengujian nilai IG menggunakan metode finger prick cappilary blood sample method (El, 1999

(6)

Kartika dan Hapsari/Jurnal Agrotekno Vol. 17, No. 2 Agustus 2015 ISSN 2088-6497

62

yang dimodifikasi). Penentuan IG dari sampel roti bun diawali dengan proses analisis proksimat terhadap roti bun, hal ini bertujuan untuk menentukan jumlah sampel yang harus dikonsumsi relawan. Sampel roti bun yang ditentukan harus mengandung 50g karbohidrat. Pengujian ini menggunakan minimal 5 orang subjek sebagai relawan (kadar glukosa puasa normal 70-120 mg/dl) untuk diambil sampel darahnya pada menit ke - 0, 30, 60, 90 dan 120 setelah mengkonsumsi produk sampel roti bun dan produk pangan standar (glukosa murni). Sebelum diambil darahnya, relawan harus menjalani puasa selama 8-10 jam, kecuali air putih. Pengambilan darah relawan dilakukan melalui ujung jari sebanyak ± 5 µl untuk diukur menggunakan alat accui-check. Relawan kemudian akan diambil darah sebanyak 5 kali, yaitu pertama pada menit ke-0 (sebelum konsumsi/ gula darah puasa), kemudian berturut-turut pada menit ke-30, 60, 90, dan 120 setelah meng-konsumsi sampel roti bun dan glukosa murni. Pengukuran respon kadar gula darah untuk glukosa murni sebanyak 50 g dilakukan setelah 3 hari wash-out period.

Data yang diperoleh ditebar pada grafik dengan kadar glukosa darah (mg/dl) pada sumbu y dan waktu (menit) pada sumbu x, lalu dibuat kurva respon kadar glukosa darah untuk masing-masing relawan. Dari kurva yang terbentuk, dihitung luas area dibawah kurva dan ditentukan nilai IG masing-masing sampel dari setiap relawan, lalu dihitung rataannya. Selain nilai IG, ditentukan pula nilai beban indeks glikemik (BG) untuk takaran saji roti bun sebanyak 100 g.

!" = !!

!!"!100%

Dimana As adalah luas area di bawah kurva respon glikemik sampel dan Ast adalah luas area di bawah kurva glikemik standar glukosa

HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nilai Gizi Roti Bun Suweg

Nilai kandungan gizi dari roti bun yang dibuat dari 85% terigu dan 15% tepung Suweg ditampilkan pada Tabel 1. Nilai karbohidrat dari roti bun, dipergunakan sebagai acuan dalam penentuan jumlah sampel yang akan dikonsumsi oleh relawan pada saat pengujian nilai indeks glikemik. Nilai karbohidrat dari roti bun Suweg yaitu sebesar 64,61% yang berarti untuk mendapatkan kandungan karbohidrat setara dengan 50g maka jumlah sampel yang dipergunakan adalah sejumlah 77,39 gr roti bun.

Tabel 1

Nilai kandungan zat gizi roti bun Komposisi zat gizi per 100 gram Jumlah (%) Kadar Air 25,65 Kadar Abu 0,92 Kadar Protein 7,13 Kadar Lemak 1,69 Kadar Karbohidrat 64,61 Kadar Serat 10,13 Tabel 2

Rerata kadar glukosa darah responden pada saat puasa (0), 30, 60, 90, dan 120 menit setelah konsumsi makanan standar (glukosa) dan roti bun Suweg

Jenis Pangan Respon glukosa darah pada menit ke- (mg/dL)

0 30 60 90 120

Glukosa 83,4 124,8 115,2 107,6 104,2

Roti bun Suweg 84,2 102,6 100,6 92,4 91,4

Respon Glukosa Darah

Hasil rerata respon gula darah dari responden terhadap pemberian roti bun Suweg dapat dilihat pada Tabel 2. Pemberian bahan pangan standar (glukosa) pada relawan dapat meningkatkan kadar glukosa darah dari 83,4 mg/dL menjadi 124,8

mg/dL pada menit ke 30, dan perlahan mengalami penurunan sampai dengan 104,2 mg/dL pada menit ke-20. Berbeda dengan kadar glukosa darah responden setelah mengkonsumsi roti bun Suweg, kadar glukosa puasa (0 menit) sebesar 84,2 mg/dL kemudian meningkat menjadi 103,6 (menit ke 30),

(7)

Kartika dan Hapsari/Jurnal Agrotekno Vol. 17, No. 2 Agustus 2015 ISSN 2088-6497

63

dan mengalami penurunan hingga kadar glukosa darah pada menit ke 120 mencapai 91,4 mg/dL. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa konsumsi glukosa memberikan efek terhadap lamanya kadar glukosa darah mencapai nilai kadar glukosa darah yang normal.

Nilai Indeks Glikemik Roti Bun

Perhitungan nilai indeks glikemik roti bun dilakukan terhadap sampel roti bun Suweg dengan perbandingan antara terigu dan tepung Suweg (85 : 15). Roti bun tersebut memiliki kualitas sensoris yang masih dapat diterima oleh panelis (Pratiwi, et al, 2015). Nilai indeks glikemik (IG) ditentukan berdasarkan luas area di bawah kurva respon glukosa. Berdasarkan hasil kadar glukosa darah selama 2 jam setelah konsumsi roti bun dan pangan standar (glukosa), maka didapatkan nilai indeks glikemik dari roti bun sebesar 74,89.

Gambar 1

Grafik kadar Indeks Glikemik antara produk pangan acuan dan roti bun

Berdasarkan nilai indeks glikemik, roti bun Suweg tergolong pangan dengan indeks glikemik tinggi (>70). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi indeks glikemik pangan cara pengolahan (tingkat gelatinisasi pati dan ukuran partikel), rasio amilosa dan amilopektin, tingkat keasaman dan daya osmotik, kadar serat, kadar lemak dan protein, serta kadar zat anti gizi pangan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan indeks glikemik dari pangan yang sama (Rimbawan dan Siagian, 2004). Roti bun Suweg masih memiliki indeks glikemik tinggi hal ini dikarenakan jumlah tepung Suweg yang

dipergunakan dalam pembuatan roti bun hanya 15% dari total penggunaan tepung. Suweg merupakan bahan pangan yang memiliki nilai indeks glikemik rendah, Faridah (2005) menyatakan umbi Suweg kukus memiliki indeks glikemik sebesar 42, sedangkan terigu memiliki nilai indeks glikemik 70. Sebelum dipergunakan sebagai bahan pembuatan roti, umbi Suweg mengalami beberapa tahapan proses yang seperti penggilingan sehingga menyebabkan struktur pangan menjadi lebih halus. Nilai indeks glikemik antara pangan yang satu berbeda dengan yang lainnya, dan berlaku bagi pangan yang sama jika pangan tersebut diolah dengan cara yang berbeda. Proses pengolahan seperti proses penggilingan pada pangan menyebabkan struktur pangan menjadi halus sehingga mudah dicerna dan diserap, pangan yang mudah dicerna dan diserap akan menaikkan kadar gula darah dengan cepat (Rimbawan dan Siagian, 2004). Selanjutnya dikemukakan oleh Arif, et al, (2013) bahwa cara pengolahan seperti pemanasan (pengukusan, perebusan, dan penggorengan) dan penggilingan (penepungan) untuk memperkecil ukuran partikel merupakan faktor yang mempengaruhi nilai indeks glikemik dari suatu produk.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Roti bun Suweg (terigu 85% : tepung Suweg 15%) memiliki kandungan karbohidrat 64,61%, Protein 1,69 %, lemak 7,13% dan serat kasar 10,13%. Nilai indeks glikemik roti bun Suweg adalah sebesar 74,89. Roti bun termasuk kategori pangan yang memiliki indeks glikemik tinggi (>70) sehingga mungkin perlu dipertimbangkan kembali dalam diet penderita diabetes.

Saran

Studi lebih lanjut terhadap tepung Suweg sangat diperlukan, melalui modifikasi tepung Suweg sehingga diharapkan aplikasi tepung Suweg pada pengolahan pangan lebih optimal, dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan.

DAFTAR PUSTAKA

AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of The Association Analytical Chemist. Inc. Washintong D.C.

Arif, Bin A, A. Budiyanto dan Hoerudin. 2013. Nilai Indeks Glikemik Produk Pangan dan

0 20 40 60 80 100 120 140 0 30 60 90 120 G lu k os a (mg/ d L) Waktu (menit) Glukosa Roti Bun Suweg

(8)

Kartika dan Hapsari/Jurnal Agrotekno Vol. 17, No. 2 Agustus 2015 ISSN 2088-6497

64

Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Litbang Pert. 32 (3):91-99

El, S.N. 1999. Determination of glicemic index for some breads. Journal Food Chemistry. 67:67-69.

Faridah, D.N. 2005. Kajian Sifat Fungsional Umbi Suweg (Amorphophallus campanulatus B1) secara in Vivo Pada Manusia. Laporan Akhir Penelitian Dosen Muda-IPB. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Haliza, W., E.Y. Purwani dan S, Yuliani. 2006. Evaluasi Kadar Pati Tahan Cerna (PTC) dan Nilai Indeks Glikemik Mi Sagu. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 17 (2) : 149-152

Koswara, S. 2009. Teknologi Pengolahan Roti, e-Book Pangan.

Kurdi, W. 2002. Reduksi Kalsium Oksalat pada Talas Bogor Sebagai Upaya Meningkatkan

Mutu Keripik Talas. (Skripsi S1), Bogor : Institute Pertanian Bogor

Pratiwi, IDPK, NMI Hapsari, dan AAGN Anom Jambe. 2014. Evalusai sifat kimia dan Sensoris Roti Bun yang Memanfaatkan Tepung Suweg (Amorphophallus campanulatus B1) Sebagai Bahan Pensubstitusi Terigu. Prosiding Seminar Nasional Biosains I, Univ Udayana. Bali. Rimbawan, dan A. Siagian. 2004. Indeks Glikemik

Pangan. Cara Mudah Memilih Pangan Yang Menyehatkan. Jakarta : Penebar Swadaya.

Utami, Asih Ratna. 2008. Kajian Indeks

Glikemik dan Kapasitas in vitro

Pengikatan Kolesterol Dari Umbi Suweg

(Amorphophallus campanulatus B1.) dan

Umbi Garut (Maranta arundinaceae L.).

(Skripsi S1). Bogor : Institut Pertanian

Bogor.

(9)

Penentuan nilai indeks glikemiks

roti bun yang diolah dari tepung

umbi Suweg (Amorphophallus

campanulatus BI)

by I Dp Kartika

FILE

TIME SUBMITTED 31-JUL-2016 02:55PM

SUBMISSION ID 692786307

WORD COUNT 2375

CHARACTER COUNT 13922

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)

15

%

SIMILARIT Y INDEX

15

%

INT ERNET SOURCES

2

%

PUBLICAT IONS

4

%

ST UDENT PAPERS

1

5

%

2

2

%

3

2

%

4

1

%

5

1

%

6

1

%

7

1

%

8

1

%

9

<

1

%

Penentuan nilai indeks glikemiks roti bun yang diolah dari

tepung umbi Suweg (Amorphophallus campanulatus BI)

ORIGINALITY REPORT

PRIMARY SOURCES

dokumen.tips

Int ernet Source

digilib.unila.ac.id

Int ernet Source

anggaru208.blogspot.com

Int ernet Source

eprints.undip.ac.id

Int ernet Source

Submitted to Universitas Diponegoro

St udent Paper

es.scribd.com

Int ernet Source

repository.ipb.ac.id

Int ernet Source

Submitted to Unika Soegijapranata

St udent Paper

docslide.us

(16)

10

<

1

%

11

<

1

%

12

<

1

%

13

<

1

%

EXCLUDE QUOTES OFF

EXCLUDE BIBLIOGRAPHY

OFF

EXCLUDE MATCHES OFF

www.pps.unud.ac.id

Int ernet Source

eprints.uns.ac.id

Int ernet Source

etheses.uin-malang.ac.id

Int ernet Source

ejournal-s1.undip.ac.id

Int ernet Source

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis Regresi Linier Berganda yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel reliability terhadap loyalitas pelanggan, didapat bahwa nilai koefisien

Penilaian kemampuan guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar/media pembelajaran pada pertemuan pertama mendapatkan skor 4 dengan predikat sangat baik, pada

Ujaran yang bergaris bawah dari contoh ketiga caption tersebut terdapat bentuk alih kode inter-sentential switching berdasarkan teori Hoffman (1991: 112) karena terdapat satu

Tabel 3.12 Nilai Koefisien r Metode Aritmatik, Geometrik dan Requesi Eksponensial Kelurahan Kemang Manis .... Tabel 3.16 Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien

Tujuan dari desain ini adalah untuk merancang buku katalog kuliner bagi wisatawan domestik sebagai pendukung promosi pariwisata dengan obyek utama yaitu semua kuliner tradisional

Timbulnya pro dan kontra setelah melihat komentar tersebut ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana opini remaja Surabaya mengenai konten kekerasan

Pada penelitian ini didapatkan dari 40 responden ditemukan bahwa lebih banyak ibu hamil yang tidak memiliki riwayat DM pada keluarga yaitu sebanyak 27 orang

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang