• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1

IMPLEMENTASI PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN MENURUT PERATURAN NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

DI BAPEDALDA KOTA PADANG ( BAGI KEGIATAN YANG WAJIB UKL/UPL)

JURNAL

Oleh ZAHIRMAN NPM : 1010005600029

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG

(2)

i

IMPLEMENTASI PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN

LINGKUNGAN DI BAPEDALDA KOTA PADANG (BAGI KEGIATAN YANG WAJIB UKL/UPL )

(Zahirman, NPM : 1010005600029, Fakultas Hukum Universitas Taman Siswa Padang)

ABSTRAK

Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan terkait dengan rekomendasi Dokumen UKL-UPL. Pemilihan judul ini dilatarbelakangi karena para pemrakarsa atau pemilik kegiatan dan/atau usaha masih banyak yang tidak mengetahui bahwa kegiatan usahanya tersebut masuk dalam kegiatan yang wajib UKL-UPL. Permasalahan yang diangkat adalah Apakah Pelaksanaan penerbitan izin lingkungan UKL/UPL di Kota Padang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 dan Apa kendala dalam penerbitan izin lingkungan UKL/UPL di Kota Padang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012, serta bagaimana cara mengatasi kendala izin lingkungan UKL/UPL di Kota Padang, serta bagaimana upaya yang dilakukan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Padang dalam menghadapi hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum sosiologis atau penelitian yuridis empiris, dengan spesifikasi penelitian deskriptif analisis yang mengambarkan tentang pelaksanaan hukum di masyarakat dengan menggunakan data primer dan sekunder seperti data di peroleh dengan wawancara dan data tidak langsung dari studi kepustakaan berupa undang-undang, karya ilmiah dan literatur lainya yang mendukung penelitian.Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa Pelaksanaan Penerbitan Dokumen UKL-UPL di Kota Padang telah dilakukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin lingkungan, namun belum efektif karena adanya kendala dalam faktor penegak hukumnya, serta kendala dari faktor masyarakat (pemilik usaha dan/ atau kegiatan). Hambatan dalam mengimplementasika adalah wilayah kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Padang yang sangat luas, sosialisasi yang belum optimal, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Dokumen UKL-UPL, lamanya waktu perbaikan atau penyempurnaan sehingga pengembalian UKL-UPL melebihi batas waktu yang telah ditentukan sehingga proses penerbitan dokumen UKL-UPL oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah juga menjadi terhambat. Upaya dalam mengatasi kendala tersebut yaitu dengan cara mengoptimalkan Sumber Daya Manusia yang ada, mengoptimalkan fasilitas yang ada, berkoordinasi dengan instansi yang terkait, melakukan sosialisasi, serta seminar.

(3)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pelestarian lingkungan hidup mempunyai arti bahwa lingkungan hidup

harus dipertahankan sebagaimana keadaannya. Sedangkan lingkungan hidup itu

justru dimanfaatkan dalam kerangka pembangunan. Hal ini berarti bahwa

lingkungan hidup mengalami proses perubahan. Dalam proses perubahan ini perlu

dijaga agar lingkungan hidup itu tetap mampu menunjang kehidupan yang

normal, sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Mas Achmad Santoso mengatakan bahwa, penegakan hukum lingkungan

(environmental enforcement) harus dilihat sebagai sebuah alat (an end). Tujuan

penegakan hukum lingkungan yaitu penataan (compliance) terhadap nilai-nilai

perlindungan daya dukung ekosistem dan fungsi lingkugan hidup yang pada

umumnya diformalkan kedalam peraturan perundang-undangan, termasuk

ketentuan yang mengatur baku mutu limbah atau emisi.

Sistem perizinan lingkungan sebagai instrumen pencegahan kerusakan

dan/atau pencemaran lingkungan hidup hakikatnya merupakan pengendalian

aktivitas pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karena itu, pengaturan dan

penyelenggaraan perizinan lingkungan harus didasarkan norma keterpaduan pada

UUPPLH.

Perizinan terpadu bidang lingkungan hidup dalam hal ini tidak hanya

tentang teknis administrasi (prosedur, waktu dan biaya) sebagaimana dipahami

(4)

2

substansi perizinan bidang lingkungan hidup itu sendiri. Mencermati

ketentuan-ketentuan berkaitan dengan perizinan dalam UU ini, pada satu sisi, yang

dimaksudkan adalah izin lingkungan sebagai syarat mendapat izin usaha dan/atau

kegiatan (sektoral).

Berdasarkan latar balakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk

mengetahui lebih lanjut tentang penerbitan izin lingkungan. Oleh karena itu,

penulis merencanakan menyusun skripsi dengan judul " Implementasi

Penerbitan Izin Lingkungan Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan di Bapedalda Kota Padang Bagi Kegiatan Yang Wajib UKL/UPL”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi penerbitan izin lingkungan UKL/UPL di Kota

Padang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012?

2. Apa kendala dalam penerbitan izin lingkungan UKL/UPL di Kota Padang

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012, serta bagaimana

cara mengatasi kendala izin lingkungan UKL/UPL di Kota Padang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerbitan izin lingkungan UKL/UPL di

(5)

3

2. Untuk mengetahui kendala dalam penerbitan izin lingkungan UKL/UPL di

Kota Padang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012,

serta cara mengatasi kendala tersebut.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya akan teori-teori di bidang

ilmu hukum, dan bermanfaat bagi perkembangan hukum lingkungan.

Merupakan bahan penelitian lanjutan, baik sebagai bahan dasar ataupun

sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lebih luas.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan pemikiran dan

saran atau langkah yang lebih baik dalam hukum lingkungan, bermanfaat

untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan penyelesaian

masalah perizinan lingkungan, dan sebagai bahan masukan bagi pembuat

dan untuk penyempurnaan aturan-aturan tentang perizinan lingkungan dan

AMDAL.

E. Metode Penelitian

Dalam melaksanakan pendekatan permasalahan yang berhubungan

dengan topik penelitian ini, digunakan metode sebagai berikut :

1. Metode Pendekatan

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah yuridis

sosiologis yaitu smenekankan pada aspek hukum yang berlaku dikaitkan

(6)

4

mengumpulkan data dari peraturan perundang-undangan yang erat kaitannya

dengan penelitian serta melihat norma-norma yang berlaku tersebut

kemudian dihubungkan dengan kenyataan dan fakta-fakta yang ditemui

dilapangan.

2. Sifat Penelitian

Sifat Penelitian yang dipergunakan adalah deskriptif analisis yaitu

penelitian yang dilakukan dengan mengupayakan untuk memberikan

gambaran secara konkrit, sistematis dan menyeluruh mengenai obyek

penelitian dan mengelompokkan, menghubungkan, membandingkan dan

juga memberikan makna dengan segala hal yang berhubungan dengan

permasalahan izin lingkungan.

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini terbagi atas :

a. Data Primer yaitu Data yang dikumpulkan oleh peneliti dari

berbagai sumber, data ini diperoleh dengan wawancara dan

pengamatan dilapangan, wawancara dilakukan dengan

pejabat-pejabat berwenang pada instansi yang terkait yang berkaitan

dengan pokok masalah dan akibat hukumnya.

b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh melalui penelitian

kepustakaan dalam bentuk :

1. Bahan hukum primer

yaitu Data berupa ketentuan hukum positif tentang izin

(7)

5 2. Bahan hukum sekunder

Yaitu bahan hukum yang bersifat menjelaskan bahan hukum

primer berupa buku-buku, tentang hasil penelitian yang

berkaitan dengan objek penelitian.

3. Bahan hukum Tersier

Yaitu berupa bahan hukum yang akan menjelaskan tentang bahan

hukum primer dan bahan hukum sekunder.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Yaitu dengan melakukan wawancara yaitu mempergunakan

wawancara terstruktur dengan menyiapkan daftar pertanyaan sebagai

pedoman wawancara

b. Studi Dokumen

Dalam studi dokumen penulis mengumpulkan berbagai literatur yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti

c. Pengamatan/observasi

Dalam studi lapangan penulis melakukan penelitian mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan permasalahan dengan melakukan tanya jawab

dengan pejabat dan pegawai Bapedalda Kota Padang

5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data a. pengolahan data

(8)

6

pengolahan data diperlukan dalam usaha merapikan data yang telah

dikumpulkan sehingga memudahkan dalam menganalisis. Adapun

teknik pengolahan data yang dipakai dalam penulisan skripsi ini

adalah sebagai berikut:

1. Editing yaitu data yang diperoleh akan disusun dan disesuaikan

dengan keterangan yang diberikan sehingga dapat dideteksi

kesalahan dan kekurangan data yang diperoleh.

2. Coding yaitu melakukan pemilahan dan pengkodean data serta pengelompokan untuk memudahkan dalam penulisan.

3. Tabulating yaitu pengelompokan data sesuai tujuan penelitian kemudian dimasukan kedalam table-tabel yang telah ditentukan.

b. analisis data

untuk menganalisis data, diperlukan metode analisis kualitatif yaitu

suatu cara menilai informasi atau data dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, pendapat para ahli dan logika untuk

(9)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Perizinan

1. Pengertian Izin

Izin (vergunning) adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan

undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu

menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan peraturan perundang-undangan.

Izin juga bisa diartikan sebagai dispensasi atau pelepasan/pembebasan dari suatu

larangan. Utrecht memberikan pengertian vergunning sebagai berikut : “Bilamana

pembuat peraturan tidak umumnya melarang suatu perbuatan, tetapi masih juga

memperkenankannya asal saja diadakan secara yang ditentukan untuk

masing-masing hak konkret, maka perbuatan administrasi negara yang memperkenankan

perbuatan tersebut bersifat suatu izin (vergunning).”

2. Tujuan suatu perizinan

Dengan mengikat tindakan tindakan pada suatu sistem perizinan, pembuat

undang-undang dapat mengejar berbagai tujuan. Motif-motif untuk menggunakan

sistem izin dapat berupa :

a. Keinginan mengarahkan (mengendalikan-sturen) aktivitas-aktivitas

tertentu (misalnya izin bangunan).

b. Mencegah bahaya bagi lingkungan (izin-izin lingkungan)

c. Keinginan melindungi obyek-obyek tertentu (izin tebang, izin

(10)

8 3. Sifat Izin

Pada dasarnya izin merupakan keputusan pejabat/badan tata usaha Negara

yang berwenang, yang isinya atau substansinya mempunyaii sifat sebagai berikut :

a. Izin bersifat bebas, adalah izin sebagai keputusan tata usaha negara yang

penerbitannya tidak terikat pada aturan dan hukum tertulis serta organ

yang berwenang dalam izin memiliki kadar kebebasan yang besar dalam

memutuskan pemberian izin.

b. Izin bersifat terikat, adalah izin sebagai keputusan tata usaha negara yang

penerbitannya terikat pada aturan dan hukum tertulis dan tidak tertulis

serta organ yang berwenang dalam izin kadar kebebasannya dan

wewenangnya tergantung pada kadar sejauhmana peraturanperundang

undangan mengaturnya. Misalnya dalam Izin yang bersifat mengikat

adalah HO, IMB, Izin Usaha Industri dan lain-lain.

4. Fungsi Pemberian Izin

Ketentuan tentang perijinan mempunyai fungsi yaitu sebagai fungsi

penertib dan sebagai fungsi pengatur. Sebagai fungsi penertib dimaksudkan agar

izin atau setiap izin atau tempat-tempat usaha, bangunan dan bentuk kegiatan

masyarakat lainnya tidak bertentangan satu sama lain, sehingga ketertiban dalam

setiap segi kehidupan masyarakat dapat terwujud. Sebagai fungsi mengatur

dimaksudkan agar perizinan yang ada dapat dilaksanakan sesuai dengan

peruntukannya, sehingga terdapat penyalahgunaan izin yang telah diberikan,

dengan kata lain, fungsi pengaturan ini dapat disebut juga sebagai fungsi yang

(11)

9 5. Izin Usaha Industri

Setiap kegiatan usaha atau industri wajib memiliki Izin Usaha Industri.Hal

tersebut sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang Undang Nomor 5 Tahun

1984 tentang Perindustrian.Pasal 13 angka (1) Undang Undang Perindustrian

tersebut menyebutkan setiap pendirian perusahaan industri baru maupun

perluasannya wajib memiliki Izin Usaha Industri.

B. Tinjauan PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

Pemerintah telah mensahkan dan mengundangkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan pada tanggal 23 Pebruari

tahun 2012. Sejak saat itu PP Nomor 27 Tahun 1999 tentang amdal telah dicabut

dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Peraturan ini merupakan PP pertama yang selesai dibuat dari 20 PP yang

dimandatkan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPH) harus selesai satu tahun setelah

UUPPH diundangkan. Artinya setelah hampir 3 Tahun usia UUPPH baru 1

peraturan pelaksananya berupa PP yang diselesaikan.

C. Pengertian AMDAL dan Pengaturannya dalam Tata Hukum Indonesia Analisis mengenai dampak lingkungan atau Environmental Impact

Analysis (EIA) muncul sebagai jawaban atas keprihatinan tentang dampak negatif dari kegiatan manusia, khususnya pencemaran lingkungan akibat kegiatan industri

pada tahun 1960-an. Sejak itu AMDAL telah menjadi alat utama untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan manajemen yang bersih lingkungan dan selalu

(12)

10

AMDAL pertama kali diperkenalkan pada tahun 1969 oleh National

Environmental Policy Act di Amerika Serikat. Menurut UU No. 32 tahun 2009 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP no 27 tahun 2012 tentang Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Jika Indonesia mempunyai Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang harus dibuat jika seseorang ingin

mendirikan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan dampak besar dan

penting terhadap lingkungan, Belanda pun mempunyai milieu effect apportage

disingkat m.e.r. Sebenarnya Indonesia dan Belanda bukanlah penemu sistem ini,

tetapi ditiru dari Amerika Serikat yang diberi nama Environmental Impact

Assesment (EIA). AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang

diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha

(13)

11 BAB III

Penerbitan Izin Lingkungan UKL/UPL di Kota Padang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012

A. Implementasi Penerbitan Izin Lingkungan UKL/UPL di Kota Padang Efektivitas pelaksanaan AMDAL dan UKL UPL merupakan tanggung

jawabsemua pihak sesuai dengan fungsi dan kewenangannya masing-masing.

UKL-UPL harus dilakukan sebagai bagian dari studi kelayakan dan UKL-UPL

harus diintegrasikan dengan pemberian ijin usaha kegiatan yang terkait dengan

operasi usaha dan atau kegiatan. Pelaksanaan UKL UPL yang efektif dan efisien

diharapkan dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan.

Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah terlaksananya pembangunan

berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara

bijaksana. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka sejak awal

perencanaan sudah harus memperkirakan perubahan kondisi lingkungan baik yang

positif maupun yang negatif, dengan demikian dapat dipersiapkan

langkah-langkah pengelolaannya, cara untuk mengkaji perubahan kondisi tersebut melalui

studi UKL-UPL. Dalam suatu kegiatan pembangunan, studi kelayakan umumnya

meliputi analisis dari aspek teknis dan ekonomis. Bagi usaha atau kegiatan yang

menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup harus

ditambahkan dengan studi kelayakan lingkungan. Oleh karena itu UKL-UPL

sudah harus disusun dan mendapatkan persetujuan sebelum kegiatan konstruksi /

(14)

12

kemungkinankemungkinan perubahan kondisi lingkungan baik dari aspek geologi

fisika kimia, biologi maupun sosial ekonomi budaya kesehatan masyarakat akibat

adanya suatu kegiatan pembangunan.

B. Kendala Dalam Penerbitan Izin Lingkungan UKL/UPL di Kota Padang, serta bagaimana cara mengatasi kendala izin lingkungan UKL/UPL di Kota Padang

Hambatan yang di hadapi Bapedalda Kota Padang dalam

mengimplementasikan penerbitan izin lingkungan terkait dengan Rekomendasi

Dokumen UKL-UPL dalam proses rekomendasi UKL-UPL yang dilakukan oleh

Bapedalda Kota Padang terdapat beberapa faktor yang menjadi hambatan

terhadap pemberian rekomendasi UKL-UPL tersebut. Adapun hambatan yang di

hadapai Bapedalda Kota Padang ini berasal dari faktor internal, yaitu berasal dari

dalam Bapedalda Kota Padang dan faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari

luar Bapedalda Kota Padang. Faktor-faktor hambatan tersebut ialah:

1 Faktor Hambatan Internal

Faktor hambatan internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam

Bapedalda Kota Padang yang menjadi hambatan didalam melakukan rekomendasi

UKL-UPL yang dilakukan. oleh Bapedalda Kota Padang. Hambatan-hambatan

tersebut adalah:

a. Wilayah kerja Bapedalda Kota Padang yang sangat luas. Wilayah kerja

Bapedalda Kota Padang sangat luas karena merupakan termasuk Kota

terluas di Sumatera Barat, sehingga daerah yang letaknya jauh dari

(15)

13

menuju dan menjangkau lokasi atau tempat kegiatan atau usaha yang

masuk dalam wajib UKL-UPL yang meliputi wilayah kerja Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Padang.

b. Koordinasi dengan instansi yang terkait dengan UKL-UPL Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Hidup Kota Padang sebagai

pihak yang berwenang baik dalam mengatur dan mengawasi serta meliputi

pencegahan, penanggulangan dan pemulihan lingkungan di wilayah Kota

Padang sekaligus juga bertugas mengawasi mengendalikan pecemaran dan

kerusakan lingkungan, dalam hal ini tidak dapat bekerja sendiri, ikut

melibatkan banyak pihak terkait, jadi dapat dikatakan bahwa Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Padang hanya mengawasi

dan mengendalikan secara administratif yaitu mengatur secara yuridis.

2 Faktor Hambatan Eksternal

Faktor hambatan eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar

Badan Lingkungan Hidup Kota Padang yang menjadi hambatan dalam melakukan

rekomendasi UKL-UPL yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota

Padang. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya adalah:

a. Banyak pemrakarsa yang belum paham dan mengerti tentang UKL/UPL

sehingga pemrakarsa kesulitan dalam membuat dokumen UKL/UPL

Pemrakarsa baru mengetahui bahwa kegiatan dan/atau usaha yang

dimilikinya tersebut masuk dalam kategori wajib UKL-UPL setelah

mereka mengurus izin lingkungan karena UKL-UPL merupakan prasyarat

(16)

14

b. Lamanya waktu perbaikan UKL-UPL oleh pemrakarsa, lamanya waktu

perbaikan atau penyempurnaan sehingga pengembalian UKL-UPL

melebihi batas waktu yang telah di tentukan sehingga proses penerbitan

dokumen UKL-UPL oleh Badan Lingkungan Hidup juga menjadi

terhambat.

Upaya Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Padang dalam Menghadapi Hambatan terkait dengan Rekomendasi UKL-UPL

Untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaaan rekomendasi UKL-UPL

maka diperlukan suatu upaya yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota

Padang dalam menghadapi hambatan-hambatan pelaksanaan Peraturan

Pemerintah No. 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan terkait dengan

Rekomendasi UKLUPL. Adapun upaya yang di lakukan Badan Lingkungan

Hidup Kota Padang ialah sebagai berikut:

1. Internal

Dengan berbagai permasalahan yang ada yang dapat mempengaruhi

kinerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Padang maka

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Padang melakukan

berbagai upaya sehingga dapat memperbaiki kinerjanya dengan cara:

a. Sehubungan dengan luasnya wilayah kerja Badan Pengendalian Dampak

Lingkungan Daerah Kota Padang, upaya yang dilakukan Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Padang adalah

mengoptimalkan Sumber Daya Manusia yang ada. Untuk

(17)

15

Manusia yang lebih paham dan tanggap akan pengelolaan lingkungan,

khususnya pada UKL-UPL yaitu dengan menambahkan Sumber Daya

Manusia yang ahli tentang lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut

maka dengan Sumber Daya Manusia yang lebih paham dan ahli, proses

rekomendasi UKLUPL dapat ditangani dengan tepat sesuai dengan

peraturan perundangundangan yang berlaku.

b. Mengoptimalkan fasilitas yang ada di Badan Pengendal;ian Dampak

Lingkungan Daerah Kota Padang guna menunjang terselenggaranya tugas

dan fungsi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota

Padang secara optimal. Fasilitas, sarana dan prasarana yang ada di Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Padang harus

dimanfaatkan secara optimal serta mengembangkan fasilitas, sarana dan

prasarana yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan serta melakukan

penambahan fasilitas, fasilitas yang dimaksud ialah berbagai peralatan

atau alat yang lebih canggih yang dapat digunakan sebagai pendukung

yang diperlukan untuk melengkapi dan mengoptimalkan terselenggaranya

fungsi dan tugas dari Badan Lingkungan Hidup Kota Padang yang

kemudian dapat melaksanakan pembangunan berkelanjutan yang

berwawasan lingkungan.

2. Eksternal

Upaya yang dilakukan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah

(18)

16

a. Dengan mengadakan sosialisasi, seminar, dan pelatihan secara berkala

diharapkan masyarakat akan mengetahui dan memahami pentingnya

dokumen UKL-UPL.

b. Bila pemrakarsa dalam memperbaiki dokumen UKL-UPL memerlukan

waktu yang lama maka pihak Badan Lingkungan Hidup membantu

pemrakrsa dan memberikan arahan serta bimbingan agar pemrakarsa tidak

memerlukan waktu yang lama dalam memperbaiki dokumen UKL-UPL

(19)

17 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

1. Implementasi penerbitan izin lingkungan berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan terkait dengan

rekomendasi Dokumen UKL-UPL telah dilakukan sesuai dengan

Pelaksanaan Penerbitan Dokumen UKL-UPL di Kota Padang telah sesuai,

namun belum efektif karena adanya kendala dalam faktor penegak

hukumnya, serta kendala dari faktor masyarakat (pemilik usaha dan/ atau

kegiatan).

2. Hambatan dari Imlementasi Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012

tentang Izin Lingkungan terkait dengan rekomendasi Dokumen UKL-UPL

yang dihadapi oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Kota

Padang berupa adanya kendala-kendala dalam pelaksanaan di lapangan

diantaranya kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Dokumen

UKL-UPL, kesadaran masyarakat yang masih kurang akan pentingnya

lingkungan, lamanya waktu perbaikan atau penyempurnaan sehingga

pengembalian UKL-UPL melebihi batas waktu yang telah di tentukan

sehingga proses penerbitan dokumen UKL-UPL oleh Badan Pengendalian

Dampak Lingkungan Hidup juga menjadi terhambat. Upaya yang

dilakukan Badan Pengendalian Dampak lingkungan Hidup Kota Padang

terkait dengan hambatan yang ada yaitu dengan cara mengoptimalkan

(20)

18

dengan instansi yang terkait dengan dokumen UKL-UPL yang dibuat oleh

pemrakarsa.

B. Saran

1. Untuk BadanPengendalian Dampak Lingkungan Hidup Kota Padang

sehubungan dengan luasnya wilayah kerja Badan Pengendalian Dampak

Lingkungan Hidup Kota Padang maka diperlukannya penambahan sumber

daya manusia khususnya dalam Bidang Analisis Pencegahan Dampak

Lingkungan, melengkapi fasilitas guna menunjang terselenggaranya tugas

dan fungsi Bapedalda Kota Padang, mengadakan sosialisasi, seminar, dan

pelatihan secara berkala agar masyarakat mengerti dan paham tentang

dokumen UKL-UPL.

2. Bagi pengusaha yang usahanya masuk dalam kategori wajib UKL-UPL

diharapkan mengurus dokumen UKL-UPL yang digunakan sebagai

(21)

19

DAFTAR PUSTAKA

1. BUKU

Adrian Sutedi, Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik, Sinar Grafika, Jakarta, 2010.

AlviSyahrin, Ketentuan Dalam UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Cetakan PT. Sofmedia, 2011.

Bagir Manan. 2005. Menyongsong Fajar Otonomi Daerah. Pusat Studi Hukum, FH UII-Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Daud Silalahi, Hukum Lingkungan Dalam Sistem penegakan Hukum Lingkungan Indonesia. (Alumni Bandung, 2001).

Helmi, Hukum Lingkungan dan Perizinan Bidang Lingkungan Hidup, Sinar Grafika, Unpad Press, Bandung, 2010.

Ilyas Asaad,Penegakan Hukum yang berkaitan dengan Hukum Lingkungan di Indonesia, 2008.

Jimly Asshiddiqie, Penegakan Hukum secara Umum, 2005.

Kaelan M.S., Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat (Paradigma bagi Pengembangan Penelitian Interdisipliner Bidang Filsafat, Budaya, Sosial, Semiotika, Sastra, Hukum dan Seni), Yogyakarta: Paradigma, 2005).

Mas AchmadSantosa, Peran Reformasi Hukum dalam Mewujudkan Good Environmental Governance, Makalah disampaikan pada Environmental Law and Enforcement Training in Indonesia, Indonesia-Australia Specialised Training Project (IASTP) III. Manado, 19-24 September 2005.

Otto Soemarwoto, Atur Diri Sendiri, Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2001.

Philipus Hadjon, M. et al. 2005. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogjakarta.

Peter MahmudMarzuki, SH, MS, LL.M, Penelitian Hukum, Prenada Media, Jakarta, Indonesia, 2005.

Ridwan, HR., Hukum Administrasi Negara, UII press, Yogyakarta, 2003.

Siti SundariRangkuti, Keterbukaan dan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan, Majalah OZON Volume 3 No.5, Januari 2002.

(22)

20

SoerjonoSukanto dan SriMamudi, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995).

Suparto Wijoyo, Karakteristik Hukum Acara Peradilan Administrasi (PTUN), FH. Universitas Airlangga, Surabaya, 2005.

Supriadi, Hukum Lingkungan di Indonesia: Sebuah Pengantar, Sinar Grafika, Jakarta, 2008.

Syamsul Arifin, Hukum Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia, PT. Sofmedia, Jakarta, 2012.

Syahrul Machmud, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2012.

Warta Penegakan Hukum Lingkungan, Edisi Kompilasi II Tahun 2004, Kementerian Lingkungan Hidup.

WidiaEdorita, Peranan Amdal Dalam Penegakan Hukum Lingkungan Di Indonesia Dan Perbandingannya dengan Beberapa Negar Asia Tenggara, Universitas Andalas, 2007

WijoyoSuparto, Karakteristik Hukum Acara Peradilan Administrasi (PTUN), Fakultas Hukum, Universitas Airlangga, Surabaya, 2005.

2. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

3. ARTIKEL DALAM FORMAT ELEKTRONIK

http://taufiqnugroho.blogspot.com/2009/02/penegakan-hukum-lingkungan.html diakses pada tanggal 9 April 2013

AlviSyahrin, Isu Hukum: Izin Lingkungan dan Penerapan Sanksi Administratif Berdasarkan UUPPLH,http://alviprofdr.blogspot.com/2013/02/izin-lingkungan-dan-sanksi-administratif.html. diakses pada tanggal 2 Maret 2013.

AlviSyahrin, Izin Lingkungan dan Penerapan Sanksi Administratif Berdasarkan UUPPLH Terhadap Usaha/Kegiatan yang Telah Memiliki Izin

(23)

21

Usaha/Kegiatan,http://alviprofdr.blogspot.com/2013/03/izin-lingkungan-dan-isuhukumnya.html. diakses pada tanggal 9 Maret 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mengetahui hasil dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dengan mengetahui jenis strategi kesopanan dan konteks situasi yang digunakan dalam percakapan

Bila ditinjau dari banyaknya rumah tangga miskin, menurut data Dinas Sosial, di Kabupaten Sorong Selatan tahun 2012 Distrik yang memiliki rumah tangga miskin terbanyak

Dalam skripsi ini akan menganalisis model antrian pada Terminal Berlian khususnya Berlian Barat dengan menghitung probabilitas waktu sibuk, probabilitas waktu

mengajar di sekolah, setiap guru Kristen, dalam relasi pribadi yang dekat dengan Tuhan, dapat.. memahami

Hasil pengujian tarik dan impak komposit dengan perendaman NaOH ataupun tanpa perendaman NaOH memperlihatkan tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap nilai kekuatan

[r]

Hasil implementasi dari sistem yang dibangun dari penulisan penelitian ini adalah sebuah sistem pakar untuk mendiagnosa kerusakan Ginjal, sistem pakar kerusakan

[r]