• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kepemimpinan dalam bidang Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Kepemimpinan dalam bidang Kesehatan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat ramat dan kasih-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP KEPEMIMPINAN (Leadership)”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Organisasi Manajemen dan pelayanan Kesehatan dari ibu “Hj. Syahrianti, S.Si.T, M.Kes ” Sebagai dosen pembimbing.

Kami mengharapkan dengan adnya makalah ini dapat membantu teman-teman dalam proses pembelajaran.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dan hal-hal yang belum sempurna, oleh karena itu kami mohon maaf serta kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan.

Kendari, 05 April 2016 Kelompok

(2)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... 1 DAFTAR ISI ... 2 BAB I PENDAHULUAN... 3 A. Latar Belakang ... 3 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penulisan ... 4 D. Manfaat Penulisan...4 BAB II PEMBAHASAN...5 A. Pengertian Kepemimpinan ...5

B. Sifat – Sifat Kepemimpin...10

C. Teori Lahirnya Seorang Pemimpin ... 10

D. Tipe-Tipe Kepemimpinan... 12

E. Unsur Dan Gaya Kepemimpinan...14

BAB III PENUTUP ...19

A. Kesimpulan ...19

B. Saran ...19

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Menurut kodrat-Nya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Dan manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.

Dan Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain :

1. Mengetahui dan menjelaskan pengertian kepeminpinan dalam menejemen pelayanan kesehatan.

2. Mengetahui teori lahirnya seorang pemimpin.

3. Mengetahui sifat-sifat pemimpin dalam menejemen kesehatan. 4. Mengetahui Tipe-tipe kepemimpinan

(4)

Adapun tujuan penulisan makalah ini supaya para pembaca khususnya mahasiswa mampu untuk :

ü Mampu mengetahui Pengertian kepemimpinan ü Mampu mengetahui Sifat-sifat pemimpin

ü Mampu mengetahui teori lahirnya seorang pemimpin ü Mampu mengetahui tipe-tipe kepemimpinan

D. MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat yang dapat kita peroleh pada penulisan makalah ini yaitu :

Ø sebagai pelajar kita semua dapat menerapkan pengetahuan dan informasi – informasi yang kita dapatkan dari isi makalah ini .

Ø untuk mendapatkan berbagai gambaran yang lebih jelas terhadap kepemimpinan itu sendiri.

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah proses yang sangat penting dalam setiap organisasi karena kepemimpinan inilah yang akan menentukan sukses atau gagalnya suatu organisasi.

Menurut Robbins (1993), kepemimpinan itu didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk memengaruhi sebuah kelompok menuju kepeda pencapaian tujuan kelompok tersebut.

Kepemimpinan telah didefinisikan dalam kaitannya dengan ciri-ciri individual, perilaku, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan peran, tempatnya pada suatu posisi administrasi, serta persepsi oleh orang lain mengenai keabsahan dari pengaruh. (Azrul Azwar, 1998).

JAMES A.F. Stonner dan Henry Mintzber menyampaikan, bahwa kepemimpinan berkaitan erat dengan fungsi manajemen yang amat penting yaitu penggerakkan pelaksana (actuating), pengarahan (directing), atau memerintah (command), kemampuan koordinasi (coordinating), pengawasan dan pengendalian (controlling), berkomunikasi (communicating), menuntut, membimbing (leading : memimpin) dan mengambil keputusan (decision making) dan menjadi nara sumber (resourcing).

G.R. Terry mengungkapkan, kebanyakan pemimpin-pemimpin efektif merupakan orang yang bermotivasi tinggi dan menetapkan standar-standar prestasi tinggi bagi mereka sendiri. Mereka ingin mengetahui banyak hal, bersifat energik dan merasa di tantang oleh problem –problem yang sulit di pecahkan oleh mereka. Seorang pemimpin mengugah keinginan seseorang untuk melaksanakan suatu hal. Ia menunjukkan arah

(6)

yang harus di tempuh dan ia membina anggota-anggota kelompok kearah penyelesaian hasil pekerjaan kelompok.

George R.Terry : “kepemimpinan adalah kegiatan

mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemampuan untuk tujuan kelompok”

“kepemimpinan adalah hubungan dimana satu orang yakni pemimpinan mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama secara sukarela di dalam mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan untuk mencapai hal yang di inginkan oleh pemimpin tersebut”.

Dubin :“ Kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang

kekuasaan dan membuat keputusan.

Harold koontz dan cyrillo’donnell : “Kepemimpinan adalah

mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum”. “Kepemimpinan adalah seni membujuk bawhan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan merekA dengan semangat keyakinan.”

Orwalay Tead : “Kepemimpinan adalahn aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan”.

Seorang tujuan dapat mempengaruhi bawahannya untuk melaksanakan kehenaknya untuk mencapai organisasi, menurut Jhon Frech, Bertram Raven, Lenc magginsa, Amitzai, etzioni dan lain-lain, antara lain karena adanya daya kekuatan (power) :

1. Daya kekuatan memaksa (coercive power) 2. Daya kekuatan memberi (reward power) 3. Daya kekuatan yang sah (legitimate power) 4. Daya kekuatan karena keahlian (expert power)

5. Daya kekuasaan refrensi (kekuatan menjadi nara sumber, acuan/ sumber referensi)

6. Daya kekuatan kharisma (charismatic power) 7. Data kekuatan jabatan (position power)

8. Daya kekuatan pribadi (personal power) 9. Daya kekuatan informasi (information power) 10.Daya kekuatan informasi (information power)

(7)

Ralph M. Stogdill : “ Kepemimpinan adalah proses

mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang terorganisir dalam usaha mereka menetapkan tujuan dan mencapai tujuan”.

Kepemimpinan sebagai konsep menejemen seperti dikemukakan oleh Ralph M. Stogdill dapat dirumuskan ke dalam berbagai macam defenisi, bergantung dari mana titik tolak pemikirannya.

1. Suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham 2. Suatu bentuk persuasi dan inspirasi

3. Sesuat kepribadian yang mempunyai pengaruh 4. Tindakan dan prilaku

5. Titik sentral proses kegiatan kelompok 6. Hubungan kekuatan atau kekuasaan 7. Sarana pencapaian tujuan

8. Suatu hasil dari interaksi

9. Adalah peranan yang dipolakan 10. Sebagai inisiasi (permulaan) struktur.

Untuk mendalami arti dan lingkup pengertian dan butir – butir kepemimpinan di atas, dikemukakan beberapa uraian serta penjelasan secara singkat sebagai berikut :

1. Kepemimpinan sebagai suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham. Ini berarti bahwa setiap pemimpin (leader) melalui kerja sama yang sebaik – baiknya harus mampu membuat para bawahan mencapai hasil yang telah ditetapkan. Peranan pimpinan memberikan dorongan terhadap bawahan untuk mengerjakan apa yang dikehendaki pemimpin. 2. Kepemimpina sebagai suatu bentuk persuai dan inspirasi. Adalah suatu

kemampuan untuk mempengaruhi orang lain yang dilakukan bkan melalui paksaan melaingkan himbauan dan persuasi.

3. Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang memiliki pengaruh, kepribadian dapat diartikan sebagai sifat – sifat (traits) dan watak

(8)

pemimpin yang menunjukkan keunggulan, sehingga menyebabkan pemimpin tersebut memiliki pengaruh terhadap bawahan.

4. Kepemimpinan adalah tindakan atau perilaku ini digambarkan

sebagai serangkaian perilaku seseorang yang mengarahkan kegiatan – kegiatan bersama. Dari serangkaian perilaku tersebut dapat berupa menilai anggota kelompok , menentukan hubungan kerjasama, mampu memperhatikan kepentigan bawahan,dsb.

5. Kepemimpinan merupakan titiksentral proses kegiatan kelompok, dalam kehidupan organisasi dari kepemimpinan diharapkan lahir sebagai gagasan baru, memberikan dorongan lahirnya perubahan, kegiatan dan seluruh proses kegiatan kelompok.

6. Kepemimpinan merupakan hubungan kekuatan dan kekuasaan sekelompok orang antara yang memimpin dan yang dipimpin, hubungan tersebut mencermingkan seseorang atau sekelompok orang berprilaku karna akibat adanya kebiwaan/ kekuasaan yang ada pada orang yang memimpin.

7. Kepemimpinan sebagai sarana penciptaan tujuan. Dalam Hal ini pemimpin merupakan seseorang yang memiliki suatu program dan berprilaku secara bersama – sama dengan anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai perana sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan mengkoordinasi organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

8. Kepemimpinan merupakan hasil dari interaksi, kepemimpinan adalah merupakan suatu proses social, merupakan hubungan antara pribadi dimana pihak lain mengadakan pentesuaian.

9. Kepemimpinan adalah peranan yang dibedakan dalam oganisasi setiap anggota mempunyai perana yang berbeda – beda.

(9)

10. Kepemimpinan adalah sebagai inisiasi struktur. Kepemimpinan jangan diaggap sebagai jabatan pasif, melainkan harus berperan sebagai suatu jabatan yang terlibat dalam suatu tindakan.

Menurut Sullivan dan Decker Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya. Kepemimpinan merupalan interaksi antar kelompok, proses mempengaruhi kegiatan suatu organisasi dalam pencapaian tujuan. Claus dan Bailey dalam Lancaster mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu kelompok kegiatan yang mempengaruhi anggota kelompok, bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan. Stogdill mendefinisikan sebagai suaru proses mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan.

Berdasarkan pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Kadang-kadang ada kecenderungan menggunakan istilah kepemimpinan dan manajemen untuk pengertian yang sama. Sebenarnya kedua istilah ini mempunyai pengetian yang berbeda. Manajemen merupakan pengkoordinasian dan pengintegrasian semua sumber yang ada melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pencapaian tujuan. Sebaliknya konsep kepemimpinan menekankan pada proses perilaku yang berfungsi di dalam dan di luar sutu organisasi. Dalam konteks organisasi, kepemimpinan terutama menekankan pada funsi pengarahan yang meliputi memberitahu, menunjukkan dan memotivasi bawahan. Fungsi manajemen ini sangat terkait dengan faktor manusia dalam suatu organisasi yang mencakup interaksi antar manusia dan berfokus pada kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan penggunaan keterampilan seorang pemimpin (perawat) dalam mempengaruhi perawat lain dibawah pengawasannya untuk pembagian tugas dan tanggungjawabnya dalam

(10)

memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai. Setiap perawat mempunyai potensi yang berbeda dalam kepemimpinan, namum keterampilan ini dapat dipelajari sehingga selalu dapat ditingkatkan.

Kepemimpinan adalah proses dalam mempengaruhi kegiatan – kegiatan seseorang atau keleompok dalam usahanya mencapai tujuan di dalam suatu situasi tertentu. Dari berbagai pendapat tersebut, memberikan gambaran bahwa kepemimpinan dilihat dari sudut pendakatan apapun mempunyai sifat universitas dan merupakan suatu gejala sosial yang memberikan makna:

1. Kepemimpianan adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang pemimpin berupa sifat-sifat tertentu : kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan (capabilility).

2. Kepemimpianan adalah serangkaian kegiatan (activity) pemimpin tidak dapat di pisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemeimpin itu sendiri.

3. Kepemimpinan adalah sebagai proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, bawahan, and sutuasi.

B. SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN

1. Kompeten. Menunjukkan kompetensi kepemimpinan dalam mengambil keputusan yang tepat.

2. Berwawasan ke Depan. Dapat menetapkan tujuan secara menyeluruh; memiliki visi yang dapat dikomunikasikan dengan baik dan kemudian dimiliki oleh seluruh anggota organisasi; mempunyai gambaran bagaimana cara untuk meraih keberhasilan dan menetapkan prioritas berdasarkan nilai-nilai inti perusahaan.

3. Menginspirasi. Memperlihatkan kepercayaan diri dalam semua interaksi; memegang kendali; memiliki daya tahan; senantiasa

(11)

berkomunikasi, memberi inpsirasi, dan memberdayakan para karyawan untuk terus berprestasi.

4. Mengaktualisasi Diri. Terus mengembangkan potensi diri dan mencari tantangan baru.

5. Jujur & Rendah Hati. Selalu bersikap tulus, rendah hati, dapat diandalkan, dan jujur dalam menjaga kepercayaan.

C. TEORI KEPEMIMPINAN MENURUT KI HJAR DEWANTARA 1. Ing ngarso sung tulodo

a. Di depan memberi teladan

b. Pemimpin harus bisa menjadikan dirinya panutan dan diikuti orng-orng yang dipimpinnya.

2. Ing madya mangun karso

a. Di tengah menumbuhkan karsa (inisiatif)

b. Dapat membangkitkan semangat swakarsa dan kreatifitas orng-orang yang dipimpinnya

3. Tut wuri handayani

a. Mengikuti dari belakang dengan mengikuti

b. Memberi kesempatan dan mendorong orang-orang yang dipimpin untuk berani didepan dan bertanggung jawab

D. TEORI LAHIRNYA SEORANG PEMIMPIN

Para ahli teori kepemimpinan telah mengemukakan beberapa teori tentang timbulnya Seorang Pemimpin. Dalam hal ini terdapat 3 [tiga] teori yang menonjol [Sunindhia dan Ninik Widiyanti, 1988:18], yaitu:

1. Teori Genetik

Penganut teori ini berpendapat bahwa, “pemimpin itu dilahirkan dan bukan dibentuk” [Leaders are born and not made]. Pandangan terori ini bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin karena “keturunan” atau ia telah dilahirkan dengan “membawa bakat” kepemimpinan. Teori keturunan ini, dapat saja terjadi, karena seseorang dilahirkan telah “memiliki

(12)

potensi” termasuk “memiliki potensi atau bakat” untuk memimpin dan inilah yang disebut dengan faktor “dasar”.

Dalam realitas, teori keturunan ini biasanya dapat terjadi di kalangan bangsawan atau keturunan raja-raja, karena orang tuanya menjadi raja maka seorang anak yang lahir dalam keturunan tersebut akan diangkan menjadi raja.

2. Teori Sosial

Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang yang menjadi pemimpin dibentuk dan bukan dilahirkan [Leaders are made and not born]. Penganut teori berkeyakinan bahwa semua orang itu sama dan mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin. Tiap orang mempunyai potensi atau bakat untuk menjadi pemimpin, hanya saja paktor lingkungan atau faktor pendukung yang mengakibatkan potensi tersebut teraktualkan atau tersalurkan dengan baik dan inilah yang disebut dengan faktor “ajar” atau “latihan”.

Pandangan penganut teori ini bahwa, setiap orang dapat dididik, diajar, dan dlatih untuk menjadi pemimpin. Intinya, bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin, meskipun dia bukan merupakan atau berasal dari keturunan dari seorang pemimpin atau seorang raja, asalkan dapat dididik, diajar dan dilatih untuk menjadi pemimpin.

3. Teori Ekologik

Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin yang baik “manakala dilahirkan” telah memiliki bakat kepemimpinan. Kemudian bakat tersebut dikembangkan melalui pendidikan, latihan, dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang telah dimiliki.

Jadi, inti dari teori ini yaitu seseorang yang akan menjadi pemimpin merupakan perpaduan antara faktor keturunan, bakat dan

(13)

lungkungan yaitu faktor pendidikan, latihan dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan bakat tersebut dapat teraktualisasikan dengan baik.

Selain ketiga teori tersebut, muncul pula teori keempat yaitu Teori Kontigensi atau Teori Tiga Dimensi. Penganut teori ini berpendapat bahwa, ada tiga faktor yang turut berperan dalam proses perkembangan seseorang menjadi pemimpin atau tidak, yaitu:

1. Bakat kepemimpinan yang dimilikinya.

2. Pengalaman pendidikan, latihan kepemimpinan yang pernah diperolehnya, dan

3. Kegiatan sendiri untuk mengembangkan bakat kepemimpinan tersebut.

Teori ini disebut dengan teori serba kemungkinan dan bukan sesuatu yang pasti, artinya seseorang dapat menjadi pemimpin jika memiliki bakat, lingkungan yang membentuknya, kesempatan dan kepribadian, motivasi dan minat yang memungkinkan untuk menjadi pemimpin

Menurut Ordway Tead, bahwa timbulnya seorang pemimpin, karena :

1. Membentuk diri sendiri [self constituded leader, self mademan, born leader]

2. Dipilih oleh golongan, artinya ia menjadi pemimpin karena jasa-jasanya, karena kecakapannya, keberaniannya dan sebagainya terhadap organisasi.

3. Ditunjuk dari atas, artinya ia menjadi pemimpin karena dipercaya dan disetujui oleh pihak atasannya [Imam Mujiono, 2002: 18].

E. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

Ada beberapa tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya ialah :

1. Tipe Otokratik

Dilihat dari segi persepsinya, seorang pemimpin yang otokratik adalah seorang yang sangat egois. Seorang pemimpin

(14)

yang otokratik cenderung mengadung nilai organisasional yang berkisar pada pembenaran segala cara yang ditempuh untuk pencapaian tujuannya. Sesuatu tindakan akan dinilainya benar apabila tindakan itu mempermudah tercapainya tujuan dan semua tindakan yang menjadi penghalang akan dipandangnya sebagai sesuatu yang tidak baik dan dengan demikian akan disingkirkannya, apabila perlu dengan tindakan kekerasan.

2. Tipe yang Paternalistik

Persepsi seorang pemimpin yang paternalistic tentang peranannya dalam kehidupan organisasional dapat dikatakan dawarnai oleh harapan para pengikutnya kepadanya. Harapan itu pada umumnya berwujud keinginan agar pemimpin meraka mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk.

3. Tipe yang Kharismatik

Tipe kepemimpinan kharismatik mempunyai karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara kongkret mengapa orang tertentu itu dikagumi.

4. Tipe yang Laissez Faire

Seorang pemimpin yang laissez faire adalah pemimpin yang berkisar pada pandangannya bahwa pada umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing

(15)

anggota dn seorang pimpinan tidak perlu terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.

Seorang pemimpin laissez faire cenderung memilih peranan yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri tanpa banyak mencampuri bagaimana organisasi harus dijalankan dan digerakkan.

5. Tipe yang Demokratis

Pemimpin yang demokratis biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga bergerak sebagai suatu totalitas. Seorang pemimpin yang demokratis perilakunya mendorong para bawahannya menumbuhkan dan mengembangkan daya inovasi dan kreativitasnya. Dengan sungguh-sungguh ia mendengarkan pendapat, saran dan bahkan kritikan orang lain, terutama para bawahannya. Bahkan seorang pemimpin yang demokratis tidak akan takut membiarkan para bawahannya berprakarsa. Karakteristik seorang pemimpin yang demokratis lainnya yang sangat positif adalah dengan cepat ia menunjukkan penghargaannya kepada para bawahannya yang berprestasi tinggi.

F. UNSUR DAN GAYA KEPEMIMPINAN

 Kepeminpinan hanya akan muncul jika ditemukan sekurang-kurangnya 4 unsur pokok,yaitu :

1. Adanya pemimpin

Adanya pemimpin yakni seseorang yang mendorong dan atau mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang lain,sehingga tercipta hubungan kerja yang serasi dan menguntungkan.

2. Adanya pengikut

Adanya pengiku yakni seseorang atau sekelompok orang yang mendapat dorongan atau pengaruh sehingga bersedia melakukan berbagai aktifitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(16)

3. Adanya sifat dan ataupun perilaku tertentu

Adanya sifat atau perilaku tertentu yang dimiliki oleh pemimpin yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong ataupun memperngaruhi seseorang atau sekelompok orang.

4. Adanya situasi dan kondisi tertentu

Adanya situasi dan kondisi tertentu yang memungkinkan terlaksananya kepemimpinan. Situasi dan kondisi yang dimaksud dibedakan atas dua macam.

a. situasi dan kondisi yang terdapat dalam organisasi.

b. Situasi yang terdapat diluar organisasi yakni lingkungan secara keseluruhan.

 GAYA KEPEMIMPINAN

Karena dan sifat antara perilaku seseorang dengan orang lainnya tidak pasti sama,maka gaya kepemimpinan (leadership style) yang telah diperlihatkan pun tidak sama pula. Ada beberapa gaya kepemimpinan :

a. Diktator

Pada gaya kepemimpinan diktator,ini upaya pencapai tujuan dilakukan dengan menimbukan ketakutan serta ancaman. Tidak ada hubungan dengan bawahan,karena mereka dianggap hanya sebagai pelaksana dan pekerja saja.

c. Autokratis (Autocratic)

Kepemimpinan gaya otokratis, otoriter, atau diktator adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang dilakukan diputuskan oleh pimpinan semata-mata. Ciri kepemimpinan gaya otokratis antara lain adalah :

(17)

2. Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan 3. Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan

4. Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan

5. Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan

6. Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat.

7. Tugas-tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif. 8. Lebih banyak kritik daripada pujian

9. Pimpinan menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat 10.Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman 11. Kaku dalam bersikap

12.Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan.

Penerapan kepemimpinan gaya otoriter dapat mendatangkan keuntungan antara lain berupa kecepatan serta ketegasan dalam pembuatan keputusan dan bertindak sehingga untuk sementara mungkin produktifitas dapat naik. Akan tetapi disisi lain menimbulkan kerugian antara lain berupa suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan sehingga dapat berakibat lebih lanjut yakni timbulnya ketidakpuasan.

d. Demokratis (Democratic)

Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dengan peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan secara musyawarah. Ciri kepemimpinan gaya demokratis antara lain adalah :

1. Wewenang pimpinan tidak mutlak

2. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan

(18)

4. Komunikasi berlangsung timbal balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan maupun antara sesama bawahan. 5. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan

6. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat.

7. Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif.

8. Pimpinan meminta kesetiaan para bawahan secara wajar

9. Terdapat suasana saling percaya, saling hormat menghormati dan saling menghargai

10.Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan bawahan.

Penerapan kepemimpinan gaya demokratis dapat mendatangkan keuntungan antara lain berupa keputusan serta tindakan yang lebih obyektif, tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinanya moral yang tinggi. Sedang kelemahan gaya ini antara lain keputusan serta tindakan kadang-kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang, keputusan yang dibuat bukan merupakan keputusan terbaik.

e. Kebebasan (Laissez-faire)

Kepemimpinan gaya kebebasan atau gaya liberal adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam hal ini peranan pimpinan hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan kepada bawahan. Setiap orang dapat melakukan kegiatan masing-masing sesuai dengan kehendak masing-masing-masing-masing pula. Ciri kepemimpinan gaya liberal antara lain adalah :

1). Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan 2). Keputusan lebih banyak dibuat oleh para bawahan

(19)

4). Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahannya

5). Prakarsa selalu datang dari bawahan

6). Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok 7). Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan kelompok 8). Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang-perorang.

Penerapan pemimpin gaya liberal dapat mendatangkan keuntungan antara lain para anggota atau bawahan akan dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Tetapi kepemimpinan jenis ini membawa kerugian bagi organisasi antara lain berupa kekacauan karena tiap pejabat bekerja menurut selera masing-masing.

Tidaklah mudah menentukan macam gaya kepemimpinan yang terbaik, karena gaya kepemimpinan tersebut tergantung dari situasi dan kondisi yang dihadapi. Lester R. Bitel menyebutkan bahwa semua gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan karena itu dapat mendatangkan keuntungan atau kerugian tergantung dari penggunaannya yang tepat atau tidak.

(20)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Kadang-kadang ada kecenderungan menggunakan istilah kepemimpinan dan manajemen untuk pengertian yang sama. Sebenarnya kedua istilah ini mempunyai pengetian yang berbeda. Manajemen merupakan pengkoordinasian dan pengintegrasian semua sumber yang ada melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pencapaian tujuan. Sebaliknya konsep kepemimpinan menekankan pada proses perilaku yang berfungsi di dalam dan di luar sutu organisasi.

B. Saran

Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Azrul Azwar (1994), Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi ketiga, PPT Bina Rupa Aksara.

Departemen Kesehatan RI (1999), Pembangunan Kesehatan Menuju

Indonesia Sehat 2010, Jakarta.

James.AF Stoner (1982), Management , edisi kedua, Prentice/ Hall International, Inc. Englewood Cliffs, New York

Masruroh, 2015. Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan

Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Saleha, dkk, 2009. organisasi dan manajemen pelayanan kesehatan serta

kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel gaya kepemimpinan (X2) merupakan kemampuan seseorang atau cara pemimpin untuk mempengaruhi orang lain atau bawahan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi..

Gaya kepemimpinan merupakan model serta cara yang diwujudkan melalui kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan

Gaya kepemimpinan otokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang

Menurut Handoko (1992 ) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah kemampuan yang dipunyai seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain agar mau bekerja demi

Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang-orang untuk bekerja mencapai tujuan dan sasaran bersama.Yukl (1989) memandang bahwa

Gaya kepemimpinan otokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan

pada dasarnya kepemimpinan adalah sebagai berikut: • Aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya mau bekerja sama guna mencapai tujuan • Kemampuan untuk mengajak atau mengarahkan

Laissez-Faire Gaya laissez-faire adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang