LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN
FRAKTUR LUMBAL FRAKTUR LUMBAL
A
A.. DDeeffiinniissi i FFrraakkttuur r LLuummbbaall Frakt
Fraktur ur adalah terputusadalah terputusnya nya kontikontinuitas tulang nuitas tulang yang yang ditenditentukan olehtukan oleh jenis dan luasnya (Brunner and Suddarth, 2000).
jenis dan luasnya (Brunner and Suddarth, 2000).
Trauma pada tulang belakang adalah cedera yang mengenai serikalis, Trauma pada tulang belakang adalah cedera yang mengenai serikalis, erte
ertebra, bra, dan dan lumbalumbal l akibat trauma, seperti jatuh akibat trauma, seperti jatuh dari ketinggiandari ketinggian, , kecelkecelakaanakaan lalu lintas, kecelakaan olahraga, dan sebagainya. (!ri" #utta$in, 200%, hal. lalu lintas, kecelakaan olahraga, dan sebagainya. (!ri" #utta$in, 200%, hal. &').
&').
Fraktur lumbal adalah "raktur yang terjadi pada daerah tulang belakang Fraktur lumbal adalah "raktur yang terjadi pada daerah tulang belakang bagian
bagian baah. baah. Bentuk Bentuk cidera cidera ini ini mengenai mengenai ligament, ligament, "raktur "raktur ertebra,ertebra, kerusakan pembuluh darah, dan mengakibatkan iskemia pada medulla spinalis kerusakan pembuluh darah, dan mengakibatkan iskemia pada medulla spinalis (Batticaca, 200').
(Batticaca, 200').
ertebra lumbalis terletak di region punggung baah antara region ertebra lumbalis terletak di region punggung baah antara region torakal dan sacrum. ertebra pada region ini ditandai dengan corpus ertebra torakal dan sacrum. ertebra pada region ini ditandai dengan corpus ertebra yang berukuran besar, kuat, dan tiadanya costal "acet. ertebra lumbal ke % yang berukuran besar, kuat, dan tiadanya costal "acet. ertebra lumbal ke % (
(*%*%) ) memerurupapakakan n eertrtebebra ra yayang ng memempmpununyayai i gegerarakakan n teterbrbesesar ar dadann menanggung beban tubuh bagian atas (+anuar 2002).
menanggung beban tubuh bagian atas (+anuar 2002).
B
B.. EEttiioollooii .
. #enuru#enurut t !ri" !ri" muttamutta$in (20$in (200%, hal. 0%, hal. &') peny&') penyebab darebab dari "raki "raktur adatur adalah -lah -)
) eececelalakaakaan laln lalu liu lintntasas 2)
2) eececelalakaakaan oln olahahraragaga /)
/) eececelalakaakaan in indndusustrtrii )
) ecelecelakaan laakaan lain, sein, seperti perti jatuh jatuh dari pdari pohon atohon atau banguau bangunannan %)
%) *u*uka tka tususukuk, lu, luka tka temembak bak 1)
1) TrTrauma kauma karena arena tali tali pengamapengaman (Fn (Fraktur raktur hancehance)) 3)
3) eejajatutuhahan ben benda nda kekerarass 2.
2. FaFactctor or papatotollogogiis s - - ""rrakakttur ur yayang ng ttererjjadadi i papada da lalansnsiia a yayang ng memengngalalamamii osteoporosis, tumor tulang, in"eksi, atau penyakit lain.
osteoporosis, tumor tulang, in"eksi, atau penyakit lain. /.
/. FactFactor streor stress - ss - "r"raktaktur jeniur jenis ini s ini dapdapat terjat terjadi pada tulaadi pada tulang normang normal akibat strl akibat stressess tingkat rendah yang berkepanjangan atau berulang. Fraktur stress ini biasanya tingkat rendah yang berkepanjangan atau berulang. Fraktur stress ini biasanya men
menyeryertai tai penipeningkangkatan tan yanyang g cepcepat at 4 4 titingkangkat t latlatihaihan n atlatlet, et, ataatau u perpermulmulaanaan aktiitas "isik yang baru. arena kekuatan otot meningkat lebih cepat daripada aktiitas "isik yang baru. arena kekuatan otot meningkat lebih cepat daripada kekuat
kekuatan an tulang indiidtulang indiidu u dapat merasa dapat merasa mampu melakukan aktiitmampu melakukan aktiitas as melebmelebihiihi sebelumnya, alaupun tulang mungkin tidak mampu menunjang peningkatan sebelumnya, alaupun tulang mungkin tidak mampu menunjang peningkatan tekanan.
tekanan.
!
!.. KKllaassiiffiikkaassii 1.
1. Fraktur kompresiFraktur kompresi (Wedge fractures)(Wedge fractures)
!danya kompresi pada bagian depan corpus ertebralis yang tertekan dan !danya kompresi pada bagian depan corpus ertebralis yang tertekan dan membentuk patahan irisan. Fraktur kompresi adalah "raktur tersering yang membentuk patahan irisan. Fraktur kompresi adalah "raktur tersering yang me
mempmpenengagaruruhi hi kolkolumumna na erertetebrbra. a. FrFrakaktutur r inini i dadapapat t didisesebababkabkan n ololeheh kecelakaan jatuh dari ketinggian dengan posisi terduduk ataupun mendapat kecelakaan jatuh dari ketinggian dengan posisi terduduk ataupun mendapat pukulan di
ke ertebra kemudian membuat bagian ertebra tersebut menjadi lemah dan akhirnya mudah mengalami "raktur kompresi. ertebra dengan "raktur kompresi akan menjadi lebih pendek ukurannya daripada ukuran ertebra sebenarnya
2. Fraktur remuk (Burst fractures)
Fraktur yang terjadi ketika ada penekanan corpus ertebralis secara langsung, dan tulang menjadi hancur. Fragmen tulang berpotensi masuk ke kanalis spinais. Terminologi "raktur ini adalah menyebarnya tepi korpus ertebralis kearah luar yang disebabkan adanya kecelakaan yang lebih berat dibanding "raktur kompresi. tepi tulang yang menyebar atau melebar itu akan memudahkan medulla spinalis untuk cedera dan ada "ragmen tulang yang mengarah ke medulla spinalis dan dapat menekan medulla spinalis dan menyebabkan paralisi atau gangguan syara" parsial. Tipe burst "racture sering terjadi pada thoraco lumbar junction dan terjadi paralysis pada kaki dan gangguan de"ekasi ataupun miksi. 5iagnosis burst "racture ditegakkan dengan 67rays dan T scan untuk mengetahui letak "raktur dan menentukan apakah "raktur tersebut merupakan "raktur kompresi, burst "racture atau "raktur dislokasi. Biasanya dengan scan #89 "raktur ini akan lebih jelas mengealuasi trauma jaringan lunak, kerusakan ligamen dan adanya perdarahan
3. Fraktur dislokasi
Terjadi ketika ada segmen ertebra berpindah dari tempatnya karena kompresi, rotasi atau tekanan. etiga kolumna mengalami kerusakan
sehingga sangat tidak stabil, cedera ini sangat berbahaya. Terapi tergantung apakah ada atau tidaknya korda atau akar syara" yang rusak. erusakan akan terjadi pada ketiga bagian kolumna ertebralis dengan kombinasi mekanisme kecelakaan yang terjadi yaitu adanya kompresi, penekanan, rotasi dan proses pengelupasan. :engelupasan komponen akan terjadi dari posterior ke anterior
dengan kerusakan parah pada ligamentum posterior, "raktur lamina, penekanan sendi "acet dan akhirnya kompresi korpus ertebra anterior. ;amun dapat juga terjadi dari bagian anterior ke posterior. kolumna ertebralis. :ada mekanisme rotasi akan terjadi "raktur pada prosesus transersus dan bagian baah costa. Fraktur akan meleati lamina dan seringnya akan menyebabkan dural tears dan keluarnya serabut syara".
4. edera pisau lipat (Seat belt fractures)
sering terjadi pada kecelakaan mobil dengan kekuatan tinggi dan tiba7tiba mengerem sehingga membuat ertebrae dalam keadaan "leksi, dislokasi "raktur sering terjadi pada thoracolumbar junction. ombinasi "leksi dan distraksi dapat menyebabkan tulang belakang pertengahan menbetuk pisau lipat dengan poros yang bertumpu pada bagian kolumna anterior ertebralis. :ada cedera sabuk pengaman, tubuh penderita terlempar kedepan melaan tahanan tali pengikat. orpus ertebra kemungkinan dapat hancur selanjutnya
kolumna posterior dan media akan rusak sehingga "raktur ini termasuk jenis "raktur tidak stabil.
D. Manifestasi Klinik
. #ani"estasi klinis "raktur antara lain -) <dema=pembengkakan
2) ;yeri- spasme otot akibat re"lek inolunter pada otot, trauma langsungpada jaringan, peningkatan tekanan pada sara" sensori, pergerakan padadaerah
"raktur.
/) Spasme otot- respon perlindungan terhadap injuri dan "raktur ) 5e"ormitas
%) <chimosis- ekstraasasi darah didalam jaringan subkutan 1) ehilangan "ungsi
3) repitasi- pada palpasi adanya udara pada jaringan akibat trauma terbuka 2. #ani"estasi klinis "raktur ertebra berdasarkan lokasi "raktur adalah.
) #ani"estasi klinis "raktur ertebra pada cerical
7/ - gangguan "ungsi dia"ragma (untuk pernapasan) - gangguan "ungsi biceps dan lengan atas
% - gangguan "ungsi tangan dan pergelangan tangan 1 - gangguan "ungsi tangan secara komplit
3 - gangguan "ungsi jari serta otot trisep
' - gangguan "ungsi jari>angguan motoriknya yaitu kerusakan setinggi serical menyebabkankelumpuhan tetrapareseb.
2) #ani"estasi klinis "raktur ertebra pada torakal T - gangguang "ungsi tangan
T7T' - gangguan "ungsi pengendalian otot abdominal, gangguanstabilitas tubuh
T&7T2 - kehilangan parsial "ungsi otot abdominal dan batang tubuh /) #ani"estasi klinis "raktur ertebra pada lumbal
>angguan motorik yaitu kerusakan pada thorakal sampai dengan lumbal memberikan gejala paraparese
* - !bdominalis
*2 - >angguan "ungsi ejakulasi */ - ?uadriceps
*7*% - >anguan @amstring dan knee, gangguan "leksi kaki dan lutut ) #ani"estasi klinis "raktur ertebra pada sacral
>angguang motorik kerusakan pada daerah sacral menyebabkan gangguanmiksi A de"ekasi tanpa para parese
%) Segmen lumbar dan sacral
edera pada segmen lumbar dan sakral dapat mengganggu pengendaliantungkai, sistem saluran kemih dan anus. Selain itu gangguan "ungsisensoris dan motoris, cedera ertebra dapat berakibat lain sepertispastisitas atau atro"i otot.
S - >angguan pengendalian tungkai S27S - :enile <rection
E. Patofisiolois
Trauma pada tulang belakang
Fraktur pada tulang lumbal
PerdarahanmikroskopikF Mengeblok saraf parasimpatis Mengeblok saraf parasimpatis Kerusakan jalur apatetik desending Penekanan saraf & pembuluh darah
Syok spinal paralitik,Ileus gangguan fungsi rektum Nyeri akut Penurunan perfusi jaringan angguan eliminasi Iskemia dan hipoksemia Terputusnya jaringan saraf medulla spinalis angguan pola napas Paralisis & paraplegi !ipo"entilasi !ambatan mobilitas fisik agal napas Kematian Kelumpuhan otot napas #eaksia nantetik #eaksi peradangan $dema
olumna ertebralis tersusun atas seperangkat sendi antara korpus ertebra yang saling berdekatan. 5iantaranya korpus ertebra mulai dari ertebra seikalis kedua sampai ertebra sakralis terdapat discus interertebralis. 5iscus7discus ini membentuk sendi "ibrokartilago yang lentur antara korpus pulposus ditengah dan annulus "ibrosus di sekelilingnya. ;ucleus pulposus merupakan rongga interertebralis yang terdiri dari lapisan tulang raan dalam si"atnya semigelatin, mengandung berkas7berkas serabut kolagen, sel 4 sel jaringan penyambung dan sel7sel tulang raan.
at7Cat ini ber"ungsi sebagai peredam benturan antara korpus ertebra yang berdekatan, selain itu juga memainkan peranan penting dalam pertukaran
cairan antara discus dan pembuluh7pembuluh kapiler.
!pabila kontuinitas tulang terputus, hal tersebut akan mempengaruhi berbagai bagian struktur yang ada disekelilingnya seperti otot dan pembuluh darah. !kibat yang terjadi sangat tergantung pada berat ringannya "raktur, tipe, dan luas "raktur. :ada umumnya terjadi edema pada jaringan lunak, terjadi perdarahan pada otot dan persendian, ada dislokasi atau pergeseran tulang, ruptur tendon, putus persyara"an, kerusakan pembuluh darah dan perubahan bentuk tulang dan de"ormitas. Bila terjadi patah tulang, maka sel 4 sel tulang mati. :erdarahan biasanya terjadi disekitar tempat patah dan kedalaman jaringan lunak disekitar tulang tersebut dan biasanya juga mengalami
kerusakan. 8eaksi peradangan hebat timbul setelah "raktur.
F. Kom"likasi . Syok
Syok hipoolemik akibat perdarahan dan kehilangan cairan ekstrasel ke jaringan yang rusak sehingga terjadi kehilangan darah dalam jumlah besarakibat trauma.
2. #al union
:ada keadaan ini terjadi penyambungan "raktur yang tidak normal sehinggamenimbulkan de"ormitas. >erakan ujung patahan akibat imobilisasi yang jelek menyebabkan mal union, selain itu in"eksi dari jaringan lunak yangterjepit diantara "ragmen tulang, akhirnya ujung patahan dapat saling beradaptasi dan membentuk sendi palsu dengan sedikit gerakan (non union) juga dapat menyebabkan mal union.
/. ;on union
5imana secara klinis dan radiologis tidak terjadi penyambungan tulang.;on union dapat di bagi menjadi beberapa tipe,
yaitu-) Tipe 9 (@ypertrophic non union), tidak akan terjadi prosespenyembuhan "raktur dan diantara "ragmen "raktur tumbuh jaringan"ibros yang masih mempunyai potensi untuk union dengan melakukankoreksi "iksasi dan bone gra"ting.
2) Tipe 99 (atropic non union), disebut juga sendi palsu (pseudoartrosis)terdapat jaringan synoial sebagai kapsul sendi beserta
ronga cairanyang berisi cairan, proses union tidak akan tercapai alaupundilakukan imobilisasi lama.Beberapa "aktor yang menimbulkan non union seperti disrupsi periosteumyang luas, hilangnya askularisasi "ragmen7"ragmen "raktur, aktuimobilisasi yang tidak memadai, distraksi interposisi, in"eksi dan penyakittulang ("raktur patologis).;on union adalah jika tulang tidak menyambungdalam aktu 20 minggu. @al ini diakibatkan oleh reduksi yang kurangmemadai.
. 5elayed union
5elayed union adalah penyembuhan "raktur yang terus berlangsung dalamaktu lama atau lambat dari aktu proses penyembuhan "raktur secaranormal. :ada pemeriksaan radiogra"i tidak terlihat bayangan sklerosispada ujung7ujung "raktur.
%. Tromboemboli, in"eksi, koagulopati intraaskuler diseminata (95). 9n"eksi terjadi karena adanya kontaminasi kuman pada "raktur terbuka ataupada saat pembedahan dan mungkin pula disebabkan oleh pemasanganalat seperti plate, paku pada "raktur.
1. <mboli lemak
Saat "raktur, globula lemak masuk ke dalam darah karena tekanan sumsumtulang lebih tinggi dari tekanan kapiler. >lobula lemak akan bergabungdengan trombosit dan membentuk emboli yang kemudian menyumbat pembuluh darah kecil, yang memasok ke otak, paru, ginjal, dan organlain.
3. Sindrom ompartemen
Terjadi akibat tekanan intra kompartemen otot pada tungkai atas maupuntungkai baah sehingga terjadi penekanan neuroaskuler sekitarnya.Fenomena ini disebut ischemi olkmann. 9ni dapat terjadi pula padapemasangan gips yang terlalu ketat sehingga dapatmengganggu alirandarah dan terjadi edema didalam otot.!pabila ischemi dalam 1 jam pertama tidak mendapatkan tindakan dapatmengakibatkan kematian atau nekrosis otot yang nantinya akan diganti dengan jaringan "ibros yang secara perlahan7lahan menjadi pendek dan disebutdengan kontraktur
olkmann.>ejala klinisnya adalah % : yaitu :ain (nyeri), :arestesia, :allor (pucat),:ulseness (denyut nadi hilang) dan :aralisis.
'. edera ascular dan kerusakan syara" yang dapat menimbulkan iskemia,dan gangguan syara".
eadaan ini diakibatkan oleh adanya injuri ataukeadaan penekanan syara" karena pemasangan gips, balutan ataupemasangan traksi.
&. 5ekubitus
Terjadi akibat penekanan jaringan lunak tulang oleh gips, oleh karena ituperlu diberikan bantalan yang tebal pada daerah7daerah yang menonjol.
:emeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada pasien "raktur lumbal menurut #ahadea dan #aliaan (200&) adalah
-. Foto :olos
:emeriksaan "oto polos terpenting adalah !: *ateral dan Dbli$ue ie. :osisi lateral dalam keadaan "leksi dan ekstensi mungkin berguna untuk melihat instabilitas ligament. :enilaian "oto polos, dimulai dengan melihat kesegarisan pada !: dan lateral, dengan identi"ikasi tepi korpus ertebrae, garis spinolamina, artikulasi sendi "acet, jarak interspinosus. :osisi obli$ue berguna untuk menilai "raktur interartikularis, dan subluksasi "acet.
2. T Scan
T scan baik untuk melihat "raktur yang kompleks, dan terutama yang mengenai elemen posterior dari tulang belakang. Fraktur dengan garis "raktur sesuai bidang horiContal, seperti hane "raktur, dan "raktur kompresi" kurang baik dilihat dengan T scan aksial. 8ekonstruksi tridimensi dapat digunakan untuk melihat pendesakan kanal oleh "ragmen tulang, dan melihat "raktur elemen posterior.
/. #89
#89 memberikan isualisasi yang lebih baik terhadap kelainan medula spinalis dan struktur ligamen. 9denti"ikasi ligamen yang robek seringkali lebih mudah dibandingkan yang utuh. elemahan pemakaian #89 adalah terhadap penderita yang menggunakan "iksasi metal, dimana akan memberikan arti"act
yang menggangu penilaian.
ombinasi antara "oto polos, T Scan dan #89, memungkinkan kita bisa melihat kelainan pada tulang dan struktur jaringan lunak (ligamen, diskus dan medula spinalis). 9n"ormasi ini sangat penting untuk menetukan klasi"ikasi cedera, identi"ikasi keadaan instabilitas yang berguna untuk memilih instrumentasi yang tepat untuk stabilisasi tulang.
. <lektromiogra"i dan :emeriksaan @antaran Sara"
edua prosedur ini biasanya dikerjakan bersama7sama 72 minggu setelahterjadinyacedera. <lektromiogra"i dapat menunjukkan adanya denerasi pada ekstremitas baah. :emeriksaan pada otot paraspinal dapat membedakan lesi pada medula spinalis atau cauda e$uina, dengan lesi pada pleksus lumbal atau sacral.
%. :emeriksaan *aboratorium
:emeriksaan laboratorium klinik rutin dilakukan untuk menilai komplikasi pada organ lain akibat cedera tulang belakang.
Sedangkan menurut !ri" #uta$in (200%) pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut-. :emeriksaan 8ontgen. :ada pemeriksaan 8ontgen, rnanipulasi penderita hams dilakukan secara hati7hati. :ada "raktur 72, pemeriksaan posisi !: dilakukan secara khusus dengan membuka mulut. :emeriksaan posisi !: secara lateral dan kadang7kadang oblik dilakukan untuk menilai hal7hal sebagai berikut.
) 5iameter anteroposterior kanal spinal 2) ontur, bentuk, dan kesejajaran ertebra
/) :ergerakan "ragmen tulang dalam kanal spinal
) eadaan simetris dari pedikel dan prosesus spinosus etinggian ruangan diskus interertebralis :embengkakanjaringan lunak
2. :emeriksaan T7scan terutama untuk melihat "ragmentasi tan dan pergeseran "raktur dalam kanal spinal.
/. :emeriksaan T7scan dengan mielogra"i.
. :emeriksaan #89 terutama untuk melihatjaringanlunak, yaitu diskus interertebralis dan ligamentum "laum serta lesi dalam sumsum tulang belakang.
H. Penatalaksanaan
. :ertolongan pertama dan penanganan darurat-) Surey primer
a. :ertahankan airay dan imobilisasi tulang belakang b. Breathing
c. Sirkulasi dan perdarahan
d. 5isabilitas- !:E =>S, pupil e. <6posure - cegah hipertermi 2) 8esusitasi
a. :astikan paten=intubasi b. entilasi adapti"
c. :erdarahan berhenti nadi, 8T, urin output /) Surey sekunder
a. >S
b. aji TT nadi, tekanan darah, suhu, 88
Terapi pada "raktur ertebra diaali denganmengatasi nyeri dan stabilisasi untuk cegah kerusakan yang lebih parah.
2. Tindakan rehabilitasi
:enatalaksanaan pada "raktur ertebra lumbal diaali dengan mengatasi nyeri dan stabilisasi untuk mencegah kerusakan yang lebih parah lagi. Semuanya tergantung dengan tipe "raktur. Beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan, antara lain sebagai
berikut-) Braces dan orchotics. Fraktur yang yang si"atnya stabil membutuhkan stabilisasi, sebagai contoh - thoracolumbar7sacral (T*SD) untuk "raktur punggung bagian baah.
2) 8eduksi "raktur (seting tulang) Berarti mengembalikan "ragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi anatomis. 8eduksi tertutup, traksi atau reduksi terbuka dapat dilakukan untuk mereduksi "raktur. Biasanya dokter melakukan reduksi "raktursesegera mungkin untuk mencegah jaringan lunak kehilangan elastisitasnya akibat in"iltrasi karena edema dan perdarahan.
a. 8eduksi tertutup
:ada kebanyakan kasus, teduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan "ragmen ke posisinya (ujung7ujungnya saling berhubungan) dengan manipulasi dan traksi manual.
5engan pendekatan bedah, "ragmen tulang direduksi. !lat "iksasi interna dalam membentuk pen, kaat, sekrup, plat, paku, atau batang logam.
/) Traksi !dalah alat yang digunakan untuk mendapatkan e"ek reduksi dan imobilisasi. Beratnya "raksi disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi. ) 9mobilisasi "raktur !dalah reduksi "raktur, "ragmen tulang harus
diimobilisasikan atau dipatahkan dalam posisi kesejajarannya yang benar sampai terjadi penyatuan. 9mobilisasi dapat dilakukan dengan "iksasi interna atau eksterna. #etode "iksasi eksterna meliputi pembalutan, gips, bidai, "raksi, pen, tekhnik gips atau "iksator eksterna. Fiksasi interna dengan implan logam yang berperan sebagai bidai interna untuk mengimobilisasi "raktur.
%) #empertahankan dan mengembalikan "ungsi 5ilakukan dengan berbagai pendekatan perubahan posisi, strategi, peredaran nyeri, pemberian analgetik, latihan atau aktiitas sehari7hari yang diusakan untuk memperbaiki "ungsi.
%. Penka$ian
#enurut !ri" #utta$in (200%) hal7hal yang perlu dikaji pada pasien "raktur lumbal adalah sebagai berikut
-. :engkajian.
) 9dentitas klien, meliputi nama, usia (kebanyakan terjadi pada. usia muda), jenis kela min (kebanyakan laki7laki karena sering mengebut saat mengendarai motor tanpa pengaman helm), pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit (#8S), nomor register, dan diagnosis medis.
2) eluhan utama yang sering menjadi alasan klien meminta pertolongan kesehatan adalah nyeri, kelemahan dan kelumpuhan ekstremitas, inkontinensia urine dan inkontinensia ali, nyeri tekan otot, hiperestesia tepat di atas daerah trauma, dan de"ormitas pada daerah trauma.
/) 8iayat penyakit sekarang. aji adanya riayat trauma tulang belakang akibat kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olahraga, kecelakaan industri, jatuh dari pohon atau bangunan, luka tusuk, luka tembak, trauma karena tali pengaman ("raktur chance), dan kejatuhan benda keras. :engkajian yang didapat meliputi hilangnya sensibilitas,paralisis (dimulai dari paralisis layu disertai hilangnya sensibilitas secara total dan melemah=menghilangnya reeks alat dalam) ileus paralitik, retensi urine, dan hilangnya re"leks7re"leks.
) #asalah penggunaan obat7obatan adikti" dan alkohol. :eraat perlu menanyakan masalah penggunaan obat7obatan adikti" dan penggunaan alkohol kepada klien atau keluarga yang mengantar klien (bila klien tidak
sadar) karena sering terjadi beberapa klien yang suka kebu t7kebu tan meneeunakan obat7oba tan adikti" atau alkohol.
%) 8iayat penyakit dahulu. :engkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riayat penyakit degenerati" pada tulang belakang, seperti osteoporosis dan osteoartritis yang memungkinkan terjadinya kelainan pada tulang belakang. :enyakit lainnya, seperti hipertensi, riayatcedera tulang belakang sebelumnya, diabetes melitus, penyakit jantung, anemia, penggunaan obat7obat antikoagulan, aspirin, asodilator, dan obat7obat
adikti" perlu ditanyakan agar pengkajian lebih komprehensi".
1) :engkajian psikososiospiritual. :engkajian mengenai mekanisme koping yang digunakan klien diperlukan untuk menilai respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya, perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat, serta respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari7 hari, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat.
3) :emeriksaan "isik. Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan klien, pemeriksaan "isik sangat berguna untuk mendukung data pengkajian anamnesis. :emeriksaan "isik sebaiknya dilakukan per sistem (B7B1) dengan "okus pemeriksaan B/ (Brain) dan B1 (Bone) yang terarah dan dihubungkan dengan keluhan klien.
Emumnya, klien yang mengalami cedera tulang belakang tidak mengalami penurunan kesadaran. Tanda7tanda ital mengalami perubahan, seperti bradikardia, hipotensi, dan tandatanda syok neurogenik, terutama trauma pada
serikal dan toraks bagian atas. ) :ernapasan.
:erubahan sistem pernapasan bergantung pada gradasi blok sara" parasimpatis (klien mengalami kelumpuhan otototot pernapasan) dan perubahan karena adanya kerusakan jalur simpatik desenden akibat trauma pada tulang belakang sehingga jaringan sara" di medula spinalis terputus. 5alam beberapa keadaan trauma sumsum tulang belakang pada daerah serikal dan toraks diperoleh hasil pemeriksaan "isik sebagai
berikut-a. 9nspeksi. 5idapatkan klien batuk, peningkatan produksi sputum, sesak napas, penggunaan otot bantu napas, peningkatan "rekuensi pemapasan, re traksi interkostal, dan pengembangan paru tidak
simetris. :ada obserasi ekspansi dada dinilai penuh a tau tidak penuh dan kesimetrisannya. etidaksimetrisan mungkin menunjukkan adanya atelektasis, lesi pada paru, obstruksi pada bronkus, "raktur tulang iga, dan pneumotoraks. Selain itu, juga dinilai retraksi otot7otot interkostal, substernal, dan pernapasan abdomen.
b. 8espirasi paradoks (retraksi abdomen saat inspirasi). :ola napas ini dapat terjadi jika otot7otot interkostal tidak mampu mcnggerakkan dinding dada akibat adanya blok sara" parasimpatis.
c. :alpasi. Fremitus yang menurun dibandingkan dengan sisi yang lain akan didapatkan apabila trauma terjadi pada rongga toraks.
d. :erkusi. 5idapatkan adanya suara redup sampai pekak apabila trauma terjadi pada toraks=hematoraks.
e. !uskultasi. Suara napas tambahan, seperti napas berbunyi, stridor, ronki pada klien dengan peningkatan produksi sekret, dan kemampuan batuk menu run sering didapatkan pada klien cedera tulang belakang
yang mengalami penurunan tingkat kesadaran (koma).
Saat dilakukan pemeriksaan sistem pemapasan klien cedera tulang belakang dengan "raktur dislokasiertebra lumbalis dan protrusi diskus interertebralis *7% dan S7, klien tidak mengalami kelainan inspeksi pemapasan. :ada palpasi toraks, didapatkan taktil "remitus seimbang kanan
dan kin. :ada auskultasi, tidak didapatkan suara napas tambahan.
2) ardioaskular :engkajian sistem kardioaskular pada klien cedera tulang belakang didapatkan renjatan (syok hipoolemik) dengan intensitas sedang dan berat. @asil pemeriksaan kardioaskular klien cedera tulang belakang pada beberapa keadaan adalah tekanan darah menurun, bradikardia, berdebar7debar, pusing saat melakukan perubahan posisi, dan ekstremitas dingin atau pucat. Bradikardia merupakan tanda perubahan per"usi jaringan otak. ulit yang tampak pucat menandakan adanya penurunan kadar hemoglobin dalam darah. @ipotensi menandakan adanya perubahan per"usi jaringan dan tanda7tanda aal dari suatu renjatan.
/) :ersyara"an
a. Tingkat kesadaran. Tingkat keterjagaan dan respons terhadap 9ingkungan adalah indika tor paling sensiti" untuk dis"ungsi sistem persara"an. Beberapa sistem digunakan untuk membuat peringkat perubahan dalam keaspadaan dan keterjagaan. :ada keadaan lanjut, kesadaran klien cedera tulang belakang biasanya berkisar dari letargi, stupor, semikoma sampai koma.
b. :emeriksaan "ungsi serebral. :emeriksaan dilakukan dengan mengobserasi penampilan, tingkah laku, gaya bicara, ekspresi ajah, dan aktiitas motorik klien. lien yang telah lama mengalami cedera tulang belakang biasanya mengalami perubahan status mental.
c. :emeriksaan Sara"
kranial-() Sara" 9. Biasanya tidak ada kelainan pada klien cedera tulang belakang dan tidak ada kelainan"ungsi penciuman.
(2) Sara" 99. Setelah dilakukan tes, ketajaman penglihatan dalam kondisi normal.
(/) Sara" 999, , dan 9. Biasanya tidak ada gangguan mengangkat kelopak mata dan pupil isokor.
() Sara" . lien cedera tulang belakang umumnya tidak mengalami paralisis pada otot ajah dan re"leks komea biasanya tidak ada
(%) Sara" 99. :ersepsi pengecapan dalam batas normal dan ajah simetris.
(1) Sara" 999. Tidak ditemukan adanya tuli kondukti" dan tuli persepsi.
(3) Sara" 9. Tidak ada atro"i otot sternokleidomastoideus dan trapeCius. !da usaha klien untuk melakukan "leksi leher dan kaku kuduk
(') Sara" 99. *idah simetris, tidak ada deiasi pada satu sisi dan tidak ada "asikulasi. 9ndra pengecapan normal.
d. :emeriksaan
re"leks-() :emeriksaan re"leks dalam. 8e"leks !chilles menghilang dan re"leks pa tela biasanya melemah karena kelemahan pada otot hamstring.
(2) :emeriksaan re"leks patologis. :ada "ase akut re"leks "isiologis akan menghilang. Se telah beberapa hari re"leks "isiologis akan muncul kembali yang didahului dengan re"leks patologis.
(/) 8e"leks Bullbo aemosus positi" e. :emeriksaan sensorik.
!pabila klien mengalami trauma pada kauda ekuina, is mengalami hilangnya sensibilitas secara me7netap pada kedua bokong, perineum, dan anus. :emeriksaan sensorik super"isial dapat memberikan petunjuk mengenai lokasi cedera akibat trauma di daerah tulang belakang
) :erkemihan
aji keadaan urine yang meliputi arna, jumlah, dan karakteristik urine, termasuk berat jenis urine. :enurunan jumlah urine dan peningkatan retensi cairan dapat terjadi akibat menurun7nya per"usi pada ginjal.
%) :encernaan.
:ada keadaan syok spinal dan neuropraksia, sering dida7patkan adanya ileus paralitik. 5ata klinis menunjukkan hilangnya bising usus serta kembung dan de"ekasi tidak ada. @al ini merupakan gejala aal dari syok spinal yang akan berlangsung beberapa ha ri sampai beberapa minggu. :emenuhan nutrisi berkurang karena adaGnya mual dan kurangnya asupan nutrisi. :emeriksaan rongga mulut dengan menilai ada tidaknya lesi pada mulut atau perubahan pada lidah dapat menunjukkan adanya dehidrasi. 1) #uskuloskletal.
:aralisis motor A dan paralisis alat7alat dalam bergantung pada ketinggian terjadinya trauma. >ejala gangguan motorik sesuai dengan distribusi segmental dari sara" yang terkena.
99. 5iagnosa keperaatan
5iagnosa keperaatan secara teoritis menurut 5oengoes, 2000 untuk klien dengan gangguan tulang belakang, yaitu
-a. >angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan agen pencedera "isik kompresi sara"- spasme otomatis.
b. >angguan per"usi jaringan peri"er berhubungan dengan penurunan atau interupsi aliran darah- cidera askuler langsung, edema berlebihan, pembentukan trombus dan hipoolemia.
c. @ambatan mobilitas "isik berhubungan dengan nyeri-ketidaknyamananH spasme ototH kerusakan neuromuscular.
d. >angguan eliminasi urinarius berhubungan dengan cedera ertebra
999. :erencanaan keperaatan
:erencanaan keperaatan secara teoritis menurut 5oengoes, 2000 adalah sebagai berikut
-a. 5iagnosa keperaatan 9
>angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan agen pencedera "isik kompresi sara"- spasme otomatis.
Tujuan - ;yeri hilang atau terkonrol riteria hasil
-. lien melaporkan nyeri hilang atau terkontrol
2. lien dapat mengungkapkan yang dapat menghilangkan
/. lien dapat mendomenstrasikan penggunaan interensi terapeutik seperti keterampilan relaksasi, modi"ikasi perilaku untuk menghilangkan nyeri. 8encana tindakan
-) aji adanya keluhan nyeri, catat lokasi, lama serangan, "aktor pencetus atau memperberat. #inta klien untuk mendapatkan skala nyeri 4 0.
8asional - #embantu menentukan interensi dan memberikan dasar untuk perbandingan dan ealuasi terhadap terapi.
2) :ertahankan tirah baring selama "ase akut. *etakkan klien dalam posisi semi "oler dengan tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keadaan "leksiH posisi telentang dengan atau tanpa meninggikan kepala 0I 7 /0I atau pada posisi lateral.
8asional - Tirah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan klien untuk menurunkan penekanan pada bagian tubuh tertentu dan interertebralis.
/) Batasi aktiitas selama "ase akut sesuai kebutuhan
8asional - #enurunkan gaya graitasi dan gerak yang dapat menghilangkan spasme otot dan menurunkan edema dan tekanan pada struktur sekitar discus interertebralis yang terkena.
) *etakkan semua kebutuhan, termasuk bel panggil dalam batas yang mudah dijangkau atau diraih klien.
8asional - #enurunkan resiko peregangan saat meraih %). !jarkan teknik distraksi dan relaksasi
8asional - #em"okuskan perhatian klien dan membantu menurunkan tegangan otot dan meningkatkan proses penyembuhan.
1). 9nstruksikan atau anjurkan klien untuk melakukan mekanisme tubuh atau gerakan yang tepat.
8asional - #enghilangkan stress pada otot dan mencegah trauma lebih lanjut.
3) Berikan kesempatan untuk berbicara atau mendengarkan masalah klien 8asional - Berbicara dapat menurunkan strees atau rasa takut selama dalam keadaan sakit dan diraat.
') Berikan tempat tidur ortopedik atau letakan papan dibaah kasur atau matras.
8asional - #emberikan sokongan dan menurunkan "leksi spinal yang menurunkan spasme.
&) Berikan obat sesuai kebutuhan- relakskan otot seperti 5iaCepam (alium) 8asional - #erelaksasikan otot dan menurunkan nyeri
b. >angguan per"usi jaringan peri"er berhubungan dengan penurunan atau interupsi aliran darah- cidera askuler langsung, edema berlebihan, pembentukan trombus dan hipoolemia.
Tujuan - #empertahankan per"usi jaringan
riteria hasil - Terabanya nadi, kulit hangat=kering, sensasi normal, sensasi biasa, tanda ital stabil dan haluaran urine adekuat untuk situasi indiidu.
9nterensi
-) *epaskan perhiasan dari ekstremitas yang sakit
8asional - 5apat membendung sirkulasi bila terjadi edema.
2) aji aliran kapiler, arna kulit dan kehangatan distal pada "raktur
8asional - embalinya arna harus cepat (/7% detik), arna kulit putih menunjukkan gangguan arterial, sianosis diduga adanya gangguan ena. /) !asi posisi atau lokasi cincin penyokong bebat
8asional - !lat traksi dapat menyebabkan tekanan pada pembuluh darah atau sara", terutama pada aksila dan lipat paha, mengakibatkan iskemia dan kerusakan sara" permanen.
) !mbulasi sesegera mungkin
8asional - #eningkatkan sirkulasi dan menurunkan pengumpulan darah, khususnya pada ekstremitas baah.
%) !asi tanda ital. :erhatikan tanda7tanda pucat atau sianosis umum, kulit dingin, perubahan mental
8asional - etidakadekuatan olume sirkulasi akan mempengaruhi sistim per"usi jaringan.
1) Berikan kompres es di sekitar "raktur sesuai indikasi
8asional - #enurunkan edema atau pembentukan hematoma yang dapat mengganggu sirkulasi.
c. @ambatan mobilitas "isik berhubungan dengan nyeri- ketidaknyamananH spasme ototH kerusakan neuromuscular.
Tujuan - erusakan mobilitas "isik tidak terjadi riteria hasil
-. lien mengungkapkan pemahaman tentang situasi atau "aktor resiko dan aturan pengobatan indiidu.
2. #endemonstrasikan teknik atau perilaku yang mungkin
/. #empertahankan atau meningkatkan kekuatan dan "ungsi bagian tubuh yang sakit atau kompensasi.
8encana tindakan
-) Berikan tindakan pengamanan sesuai indikasi dengan situasi yang spesi"ik.
8asional - Tergantung pada bagian tubuh yang terkena atau jenis prosedur, aktiitas yang kurang berhati7hati akan meningkatkan kerusakan spinal. 2) atat respon7respon emosi atau perilaku pada immobilisasi, berikan aktiitas yang disesuaikan dengan klien.
8asional - 9mmobilisasi yang dipaksakan dapat memperbesar kegelisahan, peka rangsangan. !ktiitas pengalihan dapat membantu dalam
mem"okuskan perhatian dan meningkatkan koping dengan batasan tersebut. /) Bantu klien untuk melaksanakan latihan rentang gerak akti" dan pasi" 8asional - #emperkuat otot abdomen dan "leksor tulang belakang, memperbaiki mekanika tubuh.
) !njurkan klien untuk melatih kaki bagian baah dan lutut
8asional - Stimulasi sir ena atau arus balik ena menurunkan keadaan ena yang statis dan kemungkinan terbentuknya trombus.
%) Bantu klien dalam melakukan ambulasi progresi"
8asional - eterbatasan aktiitas tergantung pada kondisi yang khusus, tapi biasanya berkembang dengan lambat sesuai toleransi.
d. >angguan elimanasi urinarius berhubungan dengan cedera ertebra Tujuan - Setelah dilakukan tindak keperaatan retensi urinarius teratasi. riteria hasil - #engosongkan kandung kemih secara adekuat sesuai kebutuhan indiidu.
8encana tindakan
-) Dbserasi dan catat jumlah "rekuensi berkemih
8asional - #enentukan apakah kandung kemih dikosongkan dan saat kapan interensi itu diperlukan.
2) *akukan palpasi terhadap adanya distensi kandung kemih 8asional - #enandakan adanya retensi urine
/) Tingkat pemberian cairan
8asional - #empertahankan "ungsi ginjal
) Berikan stimulasi terhadap pengosongan urine dengan mengalirkan air hangat diarea suprapubis.
9mplementasi eperaatan
:elaksanaan keperaatan adalah pengelolaan dan perujudan dari rencana keperaatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. (5rs. ;asrul <""endi, 2000). !da tiga "ase dalam tindakan keperaatan, yaitu
-. Fase :ersiapan
#eliputi pengetahuan tentang rencana, alidasi rencana, pengetahuan dan keterampilan menginterpretasikan rencana, persiapan klien dan lingkungan. 2. Fase 9nterensi
#erupakan puncak dari implementasi yang berorientasi pada tujuan dan "okus pada pengumpulan data yang berhubungan dengan reaksi klien termasuk reaksi "isik, psikologis, sosial dan spiritual. Tindakan keperaatan dibedakan berdasarkan keenangan dan tanggung jaab secara pro"essional, yaitu
- Secara #andiri (9ndependen)
!dalah tindakan yang diprakarsai sendiri oleh peraat untuk membantu pasien dalam mengatasi masalahnya atau menanggapi reaksi karena adanya
stressor (penyakit), misalnya
2) #elakukan peraatan kulit untuk mencegah dekubitus
/) #emberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya secara ajar.
) #enciptakan lingkungan terapeutik
b. Saling ketergantungan= kolaborasi (9nterdependen)
!dalah tindakan keperaatan atas dasar kerja sama sesama tim peraatan atau kesehatan lainnya seperti dokter, "isiotherapy, analisis kesehatan, dsb. c. 8ujukan= etergantungan
!dalah tindakan keperaatan atas dasar rujukan dari pro"esi lain diantaranya dokter, psikologis, psikiater, ahli giCi, "isiotherapi, dsb.
:ada penatalaksanaanya tindakan keperaatan dilakukan secara -). *angsung - 5itangani sendiri oleh peraat
2). 5elegasi - 5iserahkan kepada orang lain= peraat lain yang dapat dipercaya
/. Fase 5okumentasi
#erupakan terminasi antara peraat dan klien. Setelah implementasi dilakukan dokumentasi terhadap implementasi yang dilakukan. !da tiga sistem pencatatan yang digunakan
- Sources Driented 8ecord :roblem Driented 8ecord omputer !ssisted 8ecord
%. <aluasi eperaatan
!dalah mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperaatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Teknik penilaian yang didapat dari beberapa cara, yaitu
-. Jaancara - 5ilakukan pada klien dan keluarga
2. :engamatan - :engamatan klien terhadap sikap, pelaksanaan, hasil yang dicapai dan perubahan tingkah laku klien.
Kenis ealuasi ada dua macam, yaitu -a. <aluasi Formati"
<aluasi yang dilakukan pada saat memberikan interensi dengan respon segera.
b. <aluasi Sumati"
#erupakan rekapitulasi dari hasil obserasi dan analisis status pasien pada saat tertentu berdasarkan tujuan rekapitulasi dari hasil yang direncanakan pada tahap perencanaan. !da tiga alternati" yang dapat dipergunakan oleh peraat dalam memutuskan= menilai
-) Tujuan tercapai - Kika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian - Kika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar dan kriteria yang telah ditetapkan.
/) Tujuan tidak tercapai - Kika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali dan akan timbul masalah baru.