..MENOPAUSEMENOPAUSE A. Defenisi Monopause
A. Defenisi Monopause
Monopause berasal dari bahasa yunani yaitu “Mens” yang artinya siklus mentruasi dan Monopause berasal dari bahasa yunani yaitu “Mens” yang artinya siklus mentruasi dan “pausis” yang artinya penghentian. Dapat disimpulkan menopause merupakan masa “pausis” yang artinya penghentian. Dapat disimpulkan menopause merupakan masa berhentinya
berhentinya siklus siklus mentruasi mentruasi seorang seorang wanita. wanita. Monopause Monopause merupakan merupakan pengertian pengertian daridari berhentinya
berhentinya masa masa kesuburan kesuburan dan dan masa masa reproduksi reproduksi wanita wanita ditandai ditandai dengan dengan berhentinya berhentinya masamasa menstruasi atau siklus bulanan seiring bertambahnya usia dan penurunan hormon. Diagnosis menstruasi atau siklus bulanan seiring bertambahnya usia dan penurunan hormon. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenovera sekurang-kurangnya satu tahun atau tidak menopause dibuat setelah terdapat amenovera sekurang-kurangnya satu tahun atau tidak mengalami mentruasi selama satu tahun.
mengalami mentruasi selama satu tahun.
Monopause dalam bahasa biologis merupakan akhir dari siklus kehidupan mentruasi Monopause dalam bahasa biologis merupakan akhir dari siklus kehidupan mentruasi seorang wanita yang terjadi dipertengahan usia 40 tahun ke atas. Selama masa transisi ini, seorang wanita yang terjadi dipertengahan usia 40 tahun ke atas. Selama masa transisi ini, ovarium mulai melemah sehingga tingkat gairah seksual pun semakin menurun secara alami ovarium mulai melemah sehingga tingkat gairah seksual pun semakin menurun secara alami dari hormon esterogen dan progesteron.Hormon esterogen berfungsi sebagai pengawas siklus dari hormon esterogen dan progesteron.Hormon esterogen berfungsi sebagai pengawas siklus ovulasi yakni saat induk telur mulai melepas sel telur ke dalam tuba falopi dan ovulasi yakni saat induk telur mulai melepas sel telur ke dalam tuba falopi dan menggembangkan payudara wanita serta rahim. Hormon estrogen memiliki pengaruh yang menggembangkan payudara wanita serta rahim. Hormon estrogen memiliki pengaruh yang cukup besar dalam tingkat kesehatan wanita baik fisik maupun psikologis (emosional). cukup besar dalam tingkat kesehatan wanita baik fisik maupun psikologis (emosional). Hormon progesteron bertugas mengawasi mentruasi dan mempersiapkan rahim untuk Hormon progesteron bertugas mengawasi mentruasi dan mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur yang telah dibuahi.
menerima sel telur yang telah dibuahi.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menopause B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menopause
1 Usia Saat Haid Pertama Kali (Menarche) 1 Usia Saat Haid Pertama Kali (Menarche)
Beberapa ahli yang melakukan penelitian menemukan adanya hubungan antara usia Beberapa ahli yang melakukan penelitian menemukan adanya hubungan antara usia pertama
pertama kali kali mendapat mendapat haid haid dengan usia dengan usia seorang seorang wanita wanita memasuki memasuki menopause. Kesimenopause. Kesi mpulanmpulan dari penelitian-penelitian ini mengungkapkan, bahwa semakin muda seorang mengalami haid dari penelitian-penelitian ini mengungkapkan, bahwa semakin muda seorang mengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.
pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause. 2 Jumlah Anak
2 Jumlah Anak
Meskipun belum ditemukan hubungan antara jumlah anak dan menopause, tetapi Meskipun belum ditemukan hubungan antara jumlah anak dan menopause, tetapi beberapa peneliti me
beberapa peneliti menemukan bahwa makin sering seorang nemukan bahwa makin sering seorang wanita melahirkan maka wanita melahirkan maka semakinsemakin tua atau lama mereka memasuki masa menopause.
tua atau lama mereka memasuki masa menopause. 3 Usia Melahirkan
3 Usia Melahirkan
Masih berhubungan dengan melahirkan anak, bahwa semakin tua seseorang melahirkan Masih berhubungan dengan melahirkan anak, bahwa semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki usia menopause. Penelitian yang dilakukan Beth Israel anak, semakin tua ia mulai memasuki usia menopause. Penelitian yang dilakukan Beth Israel Deaconess Medical Center in Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan Deaconess Medical Center in Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan di atas usia 40 tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua. Hal ini terjadi karena di atas usia 40 tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi. Bahkan akan kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi. Bahkan akan memperlambat proses penuaan tubuh.
memperlambat proses penuaan tubuh. 4 Faktor Psikis
Perubahan-perubahan psikologis maupun fisik ini berhubungan dengan kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya konsentrasi dan kemampuan akademik, timbulnya perubahan emosi seperti mudah tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, rasa kesunyian, ketakutan keganasan, tidak sabar lagi dll. Perubahan psikis ini berbeda-beda tergantung dari kemampuan wanita untuk menyesuaikan diri.
5 Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Apabila faktor-faktor di atas cukup baik, akan mengurangi beban fisiologis, psikologis. Kesehatan akan faktor klimakterium sebagai faktor fisiologis.
6 Budaya dan Lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase klimakterium dini.
C.Jenis-jenis Monopause
Monopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause alamiah dan menopause premature (dini).
1. Monopause Alamiah
Monopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun. Monopause alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-10 tahun. Meskipun seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu mentruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi. Mentruasi dating secara fluktuatif. Lama intensitasnya dan alirannya mungkin bertambah atau berkurang. Wanita yang mengalami menopause alamiah mungkin membutuhkan perawatan atau mungkin tidak membutuhan perawatan apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik. Selain itu proses menopause berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause.
2. Monopause Dini
Monopause dini ini terjadi sebelum usia 45 tahun dianggap sebagai menopause yang cepat, tetapi menopause dini biasanya didefenisikan sebagai menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Kadang-kadang, menopause dini juga disebut sebagai kegagalan ovarium dini (premature ovarian failure, POF), karena hal tersebut adalah masalah yang telah menyebabkan menopause dating lebih cepat. Namun demikian, sangat penting untuk mencatat bahwa POF dan menopause dini tidak selalu merupakan hal yang sama. Tidak semua kasus POF adalah permanen pada beberapa kasus, fungsi ovarium dapat dipulihkan dan mentruasi dapat berlangsung kembali. Seperti yang kita ketahui, menopause ditentukan oleh masa mentruasi yang paling akhir, dan hal ini hanya dapat terjadi jika POF bersifat permanen
Monopause ini disebabkan oleh gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan yang tidak sehat, dan kurang berolahraga. Gejala menopause dini dengan menopause biasa tidak ada bedanya, walaupun setiap orang mengalami gejala dalam waktu yang sama. Tetapi dari segi perubahan fisik penderita menopause biasanya tampak lebih parah. Ini terlihat dari keluhan-keluhan yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung koroner yang dating lebih cepat. Oleh karena itu datangnya menopause dini perlu diwaspadai.
D. Tahap-Tahap Monopause
Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause, menopause, dan pasca menopause.
1. Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan masa siklus haid benar- benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan fisik
yang berarti.
2. .Monopause
Masa monopause menandakan menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun.
3. Pascamenopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain, pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya keadaan fisik dan psikologisnya
sudah dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan hormonalnya. E.PATOFISIOLOGI MENOPAUSE
Sebelum seorang wanita mengalami menopause, telah terjadi perubahan anatomis pada ovarium berupa sclerosis vaskuler, pengurangan jumlah folikel primordial, serta penurunan aktivitas sintesa hormon steroid. Penurunan hormon estrogen akan berlangsung dimulai pada awal masa klimakterium dan makin menurun pada menopause, serta mencapai kadar t erendah pada saat pascamenopause.
Penurunan ini menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hypothalamus, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan produksi gonadotropin sehingga membuat pola hormonal wanita klimakterium menjadi hipergonadotropin, hipogonadisme. Dengan menurunnya kadar estrogen di dalam tubuh maka fungsi fisiologis hormon tersebut akan menjadi terganggu. Perubahan fisiologik sindroma kekurangan estrogen akan menampilkan gambaran klinis berupa gangguan neurovegetatif, gangguan palkis, gangguan somatic, dan gangguan siklus haid.
Haid adalah peristiwa yang terjadi secara khas pada individu, baik dalam awal pertama kali terjadi dalam siklus,jumlah darah yang keluar, maupun dalam gejala-gejala yang menyertai. Demikian pula ketika terjadi menopause akan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda pada setiap orang.Meskipun demikian, dapatlah dikatakan bahwa gejala-gejala menopause dapat berupa antara lain: insomnia, rasa panas (hot flash), banyak berkeringat, depresi, berkurangnya daya ingat, sulit menahan dorongan untuk kencing (inkontinensia).
Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesterone. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen/progesterone dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan
gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium.
E.Tanda Awal Monopause 1. Perubahan kejiwaan
Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah merasa tua, mudah tersinggung, mudah kanget sehingga jantung berdebar, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan, dan juga merasa tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu.
2. Perubahan fisik
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam. Pada kulit tumbuh bintik- bintik hitam, kelenjer kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput. Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang air besar berupa obstipasi.
F.Gangguan pada saat menopause
Gangguan menopause ialah jadwal menopause. 1. Monopause premature
Terhentinya haid pada umur 40 tahun. Terdapat gejala premonopause hot flushes (rasa panas), dan gonadotropin.
Pada kira-kira usia 45 tahun, empat dari lima wanita akan mengalami menopause. Akan tetapi, jika menopause tertunda sampai setelah usia 55 tahun, maka hal tersebut dianggap terlambat. Kemungkinan disebabkan oleh kelebihan berat badan.Seperti yang kita ketahui, sebagian besar estrogen juga dibuat didalam ovarium. Akan tetapi, sejumlah kecil estrogen juga dibuat dibagian dibagian tubuh lain, termasuk di sel-sel lemak.
E.PENEGAKAN DIAGNOSA
a. Anamnesis : riwayat fungsi reproduksi yang lengkap ,riwayat keluarga,riwayat pemakaian obat serta sosial ekonomi.
b. Meneliti faktor-faktor resiko untuk terjadi kanker endometrium,kanker payudara,osteoporosis,dan penyakit kardiovaskular.
c. Pemeriksaan fisik diagnostik lengkap
d. Pemeriksaan laboratorium terutama untuk lipid,gula darah, kalsium,fungsi hati dan ginjal
e. Bila perlu dilakukan biopsi endometrium bila ada riwayat perdarahan pervaginam yang tidak teratur.
F. PENATALAKSANAAN MENOPAUSE
Estrogen hanya digunakan untuk bila ada indikasi,dengan dosis yang rendah dan dalam waktu singkat mungkin sesuai dengan keluhan.Estrogen digunakan untuk mengobati atau mencegah gangguan vasomotor ,atrofi genital ,osteoporosis serta penyakit jantung.Bila uterus utuh maka estrogen dikombinasikan dengan progestin pada setiap akhir siklus.Terapi estrogen tidak boleh diberikan pada wanita dengan estrogen dependent tumor.Sebelum terapi hormonal pengganti dilaksanakan pasien harus diberikan keterangan tentang keuntungan dan kerugiannya.
Pemberian Hormon pengganti Indikasi :
Belum merupakan kebijakan umum bahwa setiap wanita menopouse mendapatkan hormon pengganti sebagai upaya pencegahan sindroma menopouse .Indikasi utama adalah pada wanita dengan pembedahan kedua indung telur pada usia reproduksi,serta wanita
dengan resiko osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Kontraindikasi :
a. Perdarahan per vagianam yang belum diketahui penyebabnya b. rombosis emboli vaskuler akut
c. Riwayat kanker payudara dan kanker endometrium Jenis estrogen yang dipakai
a. .Estrogen alami : Estradisol 17 beta ,estrone dan estriol b. .Estrogen Konjugasi : Estro Sulfat,equiilin,equilenin
Jenis Progesteron yang dipakai
a. Progestron alami : 17 alfa hidroksi progestron valerat,kaproat b. progestron sintesis : MPA
Hal – hal yang dapat timbul selama pengobatan : a). Perdarahan bercak
b). Perdarahan banyak c).Mual
d).Sakit Kepala ,nyeri payudara,lekore dan peningkatan berat badan F. Komplikasi Monopause
Banyak wanita melewati menopause tanpa perlu nasihat atau pengobatan medis untuk menghilangkan gejala-gejalanya. Akan tetapi,perubahan kadar hormone ( khususnya estrogen) yang member ciri menopause dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi dikemudian hari. Komplikasi yang menyertai menopause seperti berikut:
1.Osteoporosis
Merupakan pengeroposan tulang yang membuat rasa nyeri dan berpotensi mengalami patah tulang.
2. Masalah urogenital
Merupakan masalah seksual, ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil (inkontinensia), dan infeksi dalam saluran kemih selama masa p erimonopause, tetapi tidak seperti gejala menopause lainnya, hal ini mungkin menjadi masalah keseha tan jangka panjang setelah munculnya menopause, oleh karena itu perlu ditangani dengan baik.
3.Penyakit Kardiovaskular
Merupakan permasalahan yang meliputi jantung dan sistem pembuluh darah yang memasok darah keseluruh tubuh. Di dalamnya termasuk permasalahan seperti vangina, serangan jantung, dan stroke. Dan kemungkinan bisa juga mengalami peningkatan kadar kolesterol setelah menopause, dan penumpukan kolesterol LDL (dikenal sebagai kolesterol „jahat‟) yang dapat mempersempit dan menyumbat pembuluh arteri sehingga meningkatkan resiko terkena penyakit kardiovaskuler.
4. Obesitas
Memasuki menopause mengubah cara tubuh untuk menyimpan lemak. Sebelum menopause, wanita biasanya menyimpan kelebihan lemak di sekitar panggul dan paha, yang menyebabkan bentuk tubuh wanita seperti “buah pear”. Namun demikian, setelah menopause kelebihan lemak disimpan di sekitar pinggang dan perut, yang menyebabkan bentuk tubuh seperti “buah apel”. Bentuk tubuh seperti “buah apel” ini diikuti dengan peningkatan resiko terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker tertentu (misalnya kanker payudara).
5.Demensia
Hubungan antara menopause dengan masalah memori tidak sepenuhnya jelas, tetapi tampaknya hormon-hormon wanita memainkan beberapa peran dalam fungsi otak yang normal. Meskipun demensia secara normal tidak mempengaruhi wanita sampai mereka berada pada masa pascamenopause, munculnya menopause bisa jadi memiliki peran dalam
DAFTAR PUSTAKA
Kasdu, D. 2004. Kiat Sehat dan Bahagia Diusia Menopause. Jakarta: Puspa Swara. Luciana. 2005. Menopause. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran UI
Prawirohardjo, Sarwono. (2003). Menopause dan Andropause. Jakarta : Y ayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawihardjo,sarwono.2008. Ilmu kebidnan. Jakarta: Bina pustaka sarwono prawihardjo. Manuaba,Ida Bagusn Gede.2004. ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana. Jakarta: EGC