• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN JARINGAN XII TKJ SKEMA PENGALAMATAN JARINGAN IP HIRARIKAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANG BANGUN JARINGAN XII TKJ SKEMA PENGALAMATAN JARINGAN IP HIRARIKAL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN JARINGAN XII TKJ

SKEMA PENGALAMATAN JARINGAN IP HIRARIKAL

1. Skema Hierarki Pengalamatan IP

ada 3 kelompok hierarki dalam pengalamatan IP (ada 5 sebenernya) 1. Class A : 0.0.0.0 s/d 127.255.255.255

2. Class B : 128.0.0.0 s/d 191.255.255.255 3. Class C : 192.0.0.0 s/d 223.255.255.255 4. Class D : 224.0.0.0 s/d 239.255.255.255 5. Class E : 240.0.0.0 s/d 255.255.255.255

class A, biasanya untuk golongan2 Elit , class B untuk kelas Eksekutif, class C untuk kelas Ekonomi, hahaha

Elit maksudnya adalah yg “punya” ini kelas IP adalah organisasi2 penyedia Backbonekelas kakap (biasanya pemerintah yang punya, secara mereka ngeluarin dana buat gali lobang tutup lobang buat nanem itu “taneman” kabel2 fiber optic..wkwk)

Eksekutif Maksudnya adalah yg memiliki IP golongan kelas ini adalah perusahaan yg bekerja di Internet Service Provider, kek Telkom, FirstMedia, BizNet, Dll…

ada cerita unik, tiap gedung2 di jakarta, mungkin di daerah lain juga, ada yg

namanyaPreman (temen gw nyebutnya begitu), tiap2 gedung…tiap mo didirikan, pasti ada perlombaan antar penyedia akses internet, yg menang tender itu yg bisa bikin/bangun koneksi buat di gedung itu, kek di gedung A, penyedianya internetnya adalah Telkom (kek di ThePlaza IBM – plaza indonesia) , trus di gedung laen di tangerang fastNet (kek di lippo karawaci), so…waktu itu kasusnya kek gini… kita mo naro data center di IBM (taro lah) karena buat di sentralisasikan, sementara di gedung tempat gw kerja pake koneksi BizNet, nah..pas naro data center ke IBM, koq biznet kita ga bisa masuk…?!?! (istilahnya..di stop..”lu ga bole lewat sini”..wkwk), ga taunya di IBM pake Telkom, dan pihak telkom ga mau ada provider laen masuk2 kesono, yg artinya…BAYAR LAGEEE, hahaha

itu dia yg gw sebut preman, satu2nya gedung yg bebas Preman (setahu gw) adalah

gedung CYBER (yak, disitu tempat bercokolnya indosat IM2, XL, Lyto !!!, boleh net, dll..wkwk) yak..td intermezzo, lanjuuut

yang dimaksud Ekonomi adalah yaaa kek kita ini, prusahaan2 yg nyewa dari internet service provider, termasuk orang2 rumahan…

nah..itu dia kelas2 ato golongan2 IP, secara gamblang..kenapa gw bilang secara gamblang, karena ada IP2 yang punya semacam “revervasi” khusus di “restoran” keluarga IP wkwkwk

IP Reservation

127.0.0.1 ato yg kita bilang LocalHost “oi..kok inet gw ga bisa jalan sih ?!?!”

kita bisa cek “ping 127.0.0.1” atau “ping localhost” dari command prompt (cmd klo di windows), klo ini error…TCP/IP nya lo error (jarang gw nemuin kasus kek gini, palingan socket Ethernet Card nya yg lepas..wkwkw)

localhost ?? did you remember something (well..khusus buat orang2 yg suka bikin gameONLINE jadi game OFFLINE tau ini maksudnya..wkkwkwkwkw, ya…jadi secara tidak langsung klo lo klik icon game, pasti langsung mo konek ke server tempat game itu berada kan ?? nah..dengan sedikit “editan”

di localhost.txt di system32 di windows, itu program game larinya ke komputer kita sendiri…) 0.0.0.0 (biasanya salah satu yang muncul klo inet kita error adalah ip ini..kwkwkw)

255.255.255.255 (ini alamat broadcast) IP Private

apa neh ??..IP Private adalah IP yang bisa di gunakan untuk jaringan local saja

lo coba pake buat koneksi keluar ga bakal bisa..”eh gw bisa tuh..”..zzzz, karena uda di konvert ama ISP lo dari IP private ke IP public punya-nya si ISP, pakai NAT (nah..apa lagi tuh…nanti gw jelasin)

(2)

IP private kelas B 172.16.0.0 – 172.31.255.255.255 IP private kelas C 192.168.0.0 – 192.168.255.255

what…192.168 ?? ya..lu tau itu klo sering ngoprek komputer lu di network connectionnya..wkwkw koq 192.168 ?? lu liat aja…pasti sama mo pake ISP apa ja pakenya 192.168 (jarang yg beda)…itu IP private yg dikasi ke kita..nanti pas mo konek ke internet..IP private kita“dibawa” ama modem trus dikasi ke tempat ISP kita berada trus di konvert jadi IP Public..jadi de bisa FACEBOOKAN !!!..hahah

nah..nanya donk…kelas D ma E gimana ??? wkwkkw

Class D itu untuk multi cast (ya multi cast..kayak di DotA maen pakek ogre magi…kwkw) Class E itu buat Experiment Only

==========

bagi yg mo tau lebih detil…nih gw kasi link wiki nya..(yg ga mau gpp…minum kopi nonton pilem ,psst..gw ikut donk..wkwk)

https://en.wikipedia.org/wiki/IP_address

http://belajarcomputernetwork.com/2010/05/08/skema-hierarki-pengalamatan-ip/

2. Apa sih CIDR dan VLSM?

Sebelum mempelajari tentang CIDR dan VLSM, ada baiknya kita lihat perbedaan diantara keduanya. Berikut perbedaan antara CIDR dan VLSM;

 VLSM mirip dengan CIDR

Keduanya sama-sama membagi jaringan besar menjadi jaringan-jaringan yang lebih kecil.

 Tujuan VLSM: menggunakan blok alamat yang ada se-efisien mungkin

Tujuan CIDR: membuat routing table lebih efisien dengan subnet yang sudah ada.

 VLSM:

Pembagian jaringan ini pada alamat yang sudah digunakan pada suatu organisasi dan tidak terlihat di Internet

 CIDR:

CIDR dapat mengalokasikan suatu alamat yang sudah disediakan oleh Internet kepada ISP high-level ke ISP mid-high-level sampai lower-high-level dan akhirnya ke jaringan suatu organisasi.

Dari perbedaan CIDR dan VLSM tersebut diatas terlihat jelas bahwa CIDR dan VLSM memiliki fungsi yang sama. Hanya saja penggunaannya yang berbeda.

Oke, biar tambah jelas, ini penjelasan tentang CIDR dan VLSM yang lebih luas.

CIDR

CIDR adalah singkatan dari Classless Inter-Domain Routing. CIDR dikembangkan pada 1990-an sebagai skema standar untuk routing lalu lintas jaringan di internet.

Sejarah CIDR

Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IP Address yang

dinamakan supernetting atau classless inter domain routing (CIDR), metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif. Menggunakan metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai.

Mengapa menggunakan CIDR?

Sebelum CIDR teknologi dikembangkan, router internet didasarkan pada kelas dari alamat IP. Dalam sistem ini, nilai dari alamat IP menentukan subnetwork untuk keperluan routing.

CIDR merupakan alternatif tradisional subnetting IP yang mengatur alamat IP ke subnetwork independen dari nilai alamat sendiri. CIDR juga dikenal sebagai supernetting karena efektif memungkinkan beberapa subnet harus dikelompokkan bersama untuk jaringan routing.

(3)

Notasi CIDR

CIDR menentukan rentang alamat IP menggunakan kombinasi alamat IP dan mask jaringan yang terkait. CIDR notasi menggunakan format berikut:

xxx.xxx.xxx.xxx/n

dimana n adalah jumlah bit (paling kiri) „1‟ di masker. Sebagai contoh, 192.168.12.0/23 Berlaku mask 255.255.254.0 jaringan ke jaringan 192,168 mulai dari 192.168.12.0. Notasi ini

merupakan kisaran alamat 192.168.12.0-192.168.13.255. Dibandingkan dengan tradisional berbasis kelas jaringan, 192.168.12.0/23 merupakan agregasi dari C dua kelas subnet 192.168.12.0 dan 192.168.13.0 masing-masing memiliki subnet mask 255.255.255.0. Dengan kata lain,

192.168.12.0/23=192.168.12.0/24 + 192.168.13.0/24

Selain itu, CIDR mendukung Internet alokasi alamat dan pesan routing independen dari kelas tradisional dari berbagai alamat IP yang diberikan. Sebagai contoh,

10.4.12.0/22

Mewakili rentang alamat 10.4.12.0 - 10.4.15.255(jaringan mask 255.255.252.0). Ini mengalokasikan setara dengan empat jaringan kelas C dalam kelaa jauh lebih besar spasi.

Bagaimana CIDR bekerja

Implementasi CIDR memerlukan dukungan tertentu tertana, dalam jaringan routing protokol. Ketika pertama kali diimplementasikan di internet, inti routing protokol seperti BGP(Border Gateway Protocol) dan OSPF(Open ShorthestPath First) yang diperbaharui untuk mendukung CIDR. Routing protokol using atau kurang popular mungkin tidak mendukung CIDR.

CIDR agregasi memerlukan segmen jaringan yang terlibat harus bersebelahan(numeric berdekatan) di ruang alamat. CIDR tidak dapat, misalnya, agregat 192.168.12.0 dan 192.168.15.0 ke rute tunggal kecuali .13.14 menengah dan rentang alamat dimasukkan (yaitu, jaringan 192.168.12/22)

Internet WAN atau router backbone (orang-orang yang mengelola lalu lintas antara Internet Service Provider) semua umumnya mendukung CIDR untuk mencapai tujuan konservasi ruang alamat IP. Router Mainstream konsumen sering tidak mendukung CIDR, sehingga jaringan pribadi (termasuk jaringan rumah) dan bahkan jaringan public kecil (LAN) sering tidak menggunakannya.

VLSM

Variable Length Subnet Mask

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas. Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut. Network

Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu

perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public).

Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan ; routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute

broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2), semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.

Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM, sebagai contoh : 130.20.0.0/20

(4)

Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16

Maka blok tiap subnetnya adalah : Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20 Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20 Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20 Dst … sampai dengan

Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20

Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian : - Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16

- Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :

Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24 Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24 Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24 Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24 Dst … sampai dengan Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24

- Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu

130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat : Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27 Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27 Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27 Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27 Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27 Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27 Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27 Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27

Metode VLSM hampir serupa dengan CIDR hanya blok subnet hasil daro CIDR dapat kita bagi lagi menjadi sejumlah Blok subnet dan blok IP address yang lebih banyak dan lebih kecil lagi. Demikian pembahasan CIDR dan VLSM semoga bermanfaat. ☺

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan ketika merancang suatu jaringan komputer: Berapa jumlah total subnet yang dibutuhkan saat ini.

Berapa jumlah total subnet yang dibutuhkan untuk masa mendatang. Berapa banyak host yang ada di subnet terbesar saat ini.

Berapa banyak host yang akan ada di subnet terbesar pada masa mendatang. http://lautan-inspirasiku.blogspot.com/2012/03/apa-sih-cidr-dan-vlsm.html

(5)

3. Menghitung Subnetting (CIDR dan VLSM)

Yang dimaksud dengan subnetting adalah membagi jaringan yang besar menjadi jaringan yang lebih kecil. Alasan pembuatan subnetting adalah :

1. Untuk mereduksi traffic jaringan 2. Mengoptimasi performasi jaringan 3. Memudahkan manajemen

4. Mengefektifkan jaringan yang dibatasi area geografis luas.

Hal-hal yang berhubungan dengan penghitungan subnetting adalah : Jumlah subnet, Jumlah Host Per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host Broadcast. Ada 2 cara untuk menghitung subnetting yaitu dengan menggunakan tabel CIDR danVLSM.

CIDR

A. Menghitung Subnet Kelas C

Pada kelas C penghitungan yang digunakan adalah pada octet ke 4.

Misal diketahui suatu IP 192.168.1.0/26. Berarti subnetmasknya /26 yaitu 255.255.255.192, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.11111111.11000000.

Jumlah Subnet = 2x (dimana x adalah banyaknya bineri 1 pada octet terakhir (yang bergaris bawah) untuk kelas C). Jadi Jumlah Subnetnya adalah 22 = 4 subnet.

Jumlah Host per Subnet = 2y – 2 (dimana y adalah banyaknya bineri 0 pada octet terakhir untuk kelas C). Jadi Jumlah Host per Subnetnya adalah 26 – 2 = 62 host

Blok Subnet = 256 – nilai octet terakhir subnetmask. Jadi Blok Subnetnya adalah 256 – 192 = 64. Untuk subnet berikutnya ditambahkan hasil dari blok subnet tersebut. Jadi Blok Subnet

seluruhnya adalah 0, 64, 128, 192.

Kita buat tabelnya seperti berikut dengan catatan : – Subnet : sesuai pada blok subnet. – Host Pertama : 1 angka setelah subnet.

– Broadcast : 1 angka sebelum subnet berikutnya. – Host terakhir : 1 angka sebelum broadcast.

B. Menghitung Subnet Kelas B

Untuk kelas B ada 2 teknik yang digunakan dalam perhitungan. Untuk subnetmask /17 sampai /24, perhitungannya sama persis dengan kelas C, tetapi pada kelas B terletak pada octet ke 3 saja yang digunakan. Sedangkan untuk subnetmask /25 sampai /30 perhitungannya yaitu pada octet ke 3 dan 4.

Misal diketahui suatu IP 172.16.0.0/25. Berarti subnetmasknya /25 yaitu 255.255.255.128, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi11111111.11111111.11111111.10000000.

1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet

2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host

3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi Blok Subnet seluruhnya adalah (0, 128) 4. Tabelnya menjadi :

Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128 Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129 Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254 Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255 C. Menghitung Subnet Kelas A

Pada kelas A perhitungan dilakukan pada octet ke 2, 3 dan 4.

Misal diketahui suatu IP 10.0.0.0/16. Berarti subnetmasknya /16 yaitu 255.255.0.0, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.00000000.00000000.

1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet

2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host

3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi Blok Subnet seluruhnya : 0,1,2,3,4, dst. 4. Tabelnya menjadi :

Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0 Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1 Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254

(6)

VLSM

1. Menghitung IP untuk LAN4 ( 58 Host )

Jika kita menggunakan /24 tentunya terlalu banyak Host yang tersisa (tidak digunakan), karena kita hanya butuh 58 Host. Kita tentukan subnetmask yang memiliki host lebih dari 58, dilihat dari table diatas yang terpenuhi adalah /26 (62 Host) dengan subnet 255.255.255.192.

berikut adalah peluang alamat IP yang digunakan dari /26: Network IP Range Broadcast .0 .1-.62 .63

.64 .65-.126 .127 .128 .129-.190 .191 .192 .193-.254 .255 untuk 58 Host kita menggunakan IP Address 192.168.1.0/26 Network 192.168.1.0

IP Range 192.168.1.1-192.168.1.62 Broadcast 192.168.1.63

2. Menghitung IP untuk LAN1 ( 26 Host )

Kita tentukan subnetmask yang memiliki 26 host lebih, dilihat dari table subnetting di atas yang terpenuhi adalah /27 (30 Host) dengan subnet 255.255.255.224.

Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.0/26 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.64/26. Seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnetmasknya menjadi 255.255.255.224.

berikut kemungkinan IP yang digunakan (/27):

Network IP Range Broadcast .64 .65-.94 .95

.96 .97-.126 .127 .128 .129-.158 .159 .160 .161-.190 .191 untuk 58 Host kitamenggunakan IP Address 192.168.1.0/27 Network 192.168.1.64

IP Range 192.168.1.65-192.168.1.94 Broadcast 192.168.1.95

3. Menghitung IP untuk LAN3 ( 10 Host )

Kita tentukan subnetmask yang memiliki 10 host lebih, dilihat dari table subnetting di atas yang terpenuhi adalah /28 (14 Host) dengan subnet 255.255.255.240.

Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.64/27 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.96/27. Seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnetmasknya menjadi 255.255.255.240.

berikut kemungkinan IP yang digunakan (/28):

Network IP Range Broadcast .96 .97-.110 .111 .112 .113-.126 .127 .128 .129-.142 .143 .144 .145-.158 .159 Karena ada 2 LAN yang butuh 10 Host kita menggunakan IP address 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28 Network 192.168.1.96 IP Range 192.168.1.97-192.168.1.110 Broadcast 192.168.1.111 Network 192.168.1.112 IP Range 192.168.1.113-192.168.1.126 Broadcast 192.168.1.127

(7)

4. Menghitung WAN untuk LAN2 dan LAN3 ( 2 Host )

Kita tentukan subnetmask yang memiliki 2 host atau lebih, dilihat dari table subnetting di atas yang terpenuhi adalah /30 (2 Host) dengan subnet 255.255.255.252.

Karena di LAN sebelumnya telah menggunakan IP 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28, maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.128/28. Seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnetmasknya menjadi 255.255.255.252.

berikut kemungkinan IP yang digunakan (/30):

Network IP Range Broadcast .128 .129-.130 .131 .132 .133-.134 .135 .136 .137-.138 .139 .140 .141-.142 .143 .144 .145-.146 .147 Karena ada 3 WAN yang butuh 2 Host kita menggunakan

IP address 192.168.1.128/30, 192.168.1.132/30 dan 192.168.136/30 Network 192.168.1.128 IP Range 192.168.1.129-192.168.1.130 Broadcast 192.168.1.131 Network 192.168.1.132 IP Range 192.168.1.133-192.168.1.134 Broadcast 192.168.1.135 Network 192.168.1.136 IP Range 192.168.1.137-192.168.1.138 Broadcast 192.168.1.139 https://agustinayosicicilia.wordpress.com/2013/10/23/menghitung-subnetting-cidr-dan-vlsm/

Referensi

Dokumen terkait

1. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba 2. Nyeri bersamaan dengan demam 3. Pengobatan kiste ovarii yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah.

Kemampuan DPRD dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya, Peraturan Kepala Daerah, APBD,

dengan pemberian elisitor pada konsentrasi 0,5% (g/ v) dengan waktu pemanenan 36 jam yaitu sebesar 303,475±5,602 ug/gBK(tabel 1).Daritabeltersebut dapat dilihat bahwa pemberian

Dalam Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan

Dari data pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri. Pada siswa kompetensi dasar melakukan pengukuran sudut diketahui dari hasil

Dari analisa di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kantor Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang sudah diberikan wewenang tentang kebijakan Elektronik Kartu

Apabila sensor aktif, maka slave akan mengirimkan data ke receiver master dan master akan menerima data dari slave untuk kemudian ditampilkan pada LCD dan

Perancangan sistem berisi tentang sistem inform asi sensus hari an rawat inap RS Aisyiyah’ Ponorogo yang akan dibangun dan dirancang berdasarkan analisis yang