• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM IP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM IP"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

UNIV

ERS

IT

A

S

NEGER

I Y

OGY

A

KA

RTA

2012

LAPOR

AN

PRAKT

IK

UM IP

ADDRESS

DAN

PEN

GKABELA

N

PEND. TEK

NIK I

NFORMA

TIKA

KELA

S E

1

Laporan ini guna memenuhi tugas mata kuliah Praktik Jaringan Komputer

Disusun Oleh : Laporan IP Address dan Pengkabelan/PTI UNY

(2)

1. TUJUAN PRAKTIKUM

 Mampu melakukan konfigurasi IP Address di komputer jaringan.

 Memahami konsep alokasi IP Public dengan metode Classless Addressing (CIDR).  Memahami konsep subnetting.

 Memahami teknik penggunaan subnet mask.

 Dapat melakukan teknik subnetting menggunakan metode VLSM.

2. SKENARIO PRAKTIUM (STUDI KASUS)

Persoalan terhadapa subnetting akan berpusat pada 4 permasalahan yaitu jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok-blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Langsung saja pada pembahasan studi kasus.

 Subnetting pada IP address kelas C Subnetting pada IP Address kelas C berjarak pada interval CIDR /25 sampai CIDR /30. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah network address/network identifier 192.168.1.0/28 ?

Jawab:

Network Address 192.168.1.0/28 berarti kelas C pada subnet mask /28 berarti 11111111.11111111.11111111.11110000 / 255.255.255.240.

Ket: Subnet mask /28 berarti ada bit 1 sebanyak 28, seperti pada penjelasan di atas.

1. Jumlah Subnet = 2 x, dimana x adalah jumlah bit 1 pada oktet terakhir(oktet keempat) subnet mask. Jadi jumlah subnet adalah 2 4 = 16 subnet

2. Jumlah host per subnet = 2 y – 2, dimana y adalah jumlah bit 0 pada oktet terakhir(oktet keempat) subnet. Jadi jumlah subnet adalah 2 4 – 2 = 14

3. Blok subnet = 256 – z, dimana z adalah nilai desimal dari oktet terakhir(oktet keempat). Jadi blok subnet adalah 256-240 = 16. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 16, ….., 240

4.

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.16 ……. 192.168.1.240 Host Address 192.168.1.1 192.168.1.17 ……. 192.168.1.241

(3)

Pertama

Host Address Terakhir

192.168.1.14 192.168.1.30 ……. 192.168.1.244 Broadcast Address 192.168.1.15 192.168.1.31 ……. 192.168.1.255 5. Catatan: Host Address pertama adalah 1 angka setelah subnet dan broadcast address adalah 1

angka sebelum subnet berikutnya. Tabel di atas menerangkan tentang host address dan broadcast address yang valid.

3. DASAR TEORI

a. Subnetting

( Telematics Lab. ITB ) Para perancang TCP/IP tidak menyangka akan pesatnya pertumbuhuan jumlah jaringan (dan hostnya) yang terhubung ke Internet. Jumlah jaringan yang sangat banyak akan membebani internet, diantaranya :

1. Overhead administrative akan sangat banyak hanya untuk me-manage network address.

2. Tabel ruting di dalam router akan sangat besar (membebani Internet ketika terjadi pertukaran informasi tabel ruting yang sangat besar)

3. Alokasi alamat akan habis. Khususnya alokasi kelas B akan cepat habis untuk jaringan skala menengah

Bagaimana cara menghemat IP Address ?

Dengan Subnetting. Menghemat pemberian network prefix. Network prefix yang sama harus dipakai bersama oleh sejumlah jaringan (subnetting). Untuk menghemat penggunaan alamat kelas B, harus digunakan kelas C.

Apa itu subnetting?

(info-gamenews.blogspot.com) Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbitkan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru.

(4)

Secara sederhana, subnetting dapat kita definiskan sebagai upaya pengurangan/ pemecahan suatu jaringan menjadi jaringan yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP address kelas A, IP addresskelas B dankelas C. Jika kita ingin menggabungkan beberapa jaringanmenjadi jaringan berukuran besar kita juga dapat menggunakan teknik supernetting.

SUBNETTING

Keterangan gambar

• Jaringan dengan satu alamat kelas B tetapi memiliki lebih dari satu jaringan fisik

• Hanya router lokal (R1) yang mengetahui adanya beberapa jaringan fisik. Router yang berada di Internet (in the rest of Internet) merutekan seluruh trafik ke jaringan di atas seolah-olah jaringan tersebut hanya terdiri dari satu buah jaringan.

b. Classless Inter-Domain Routing (CIDR)

CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah metodologi pengalokasian IP address dan routing paket-paket Internet. CIDR diperkenalkan pada tahuin 1993. CIDR merupakan sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.

(5)

CIDR memakai network prefix dengan panjang tertentu. Network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) “/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit. Network prefix akan menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik. Network prefix menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai network ID. Contoh penulisan dari network prefix adalah /21 dibelakang IP Address. Contoh : 192.168.0.1/21.

TABEL CIDR

dari Pak Romi (http://romisatriawahono.net)

CIDR Subnet Mask (decimal) Subnet Mask ( binary)

/9 255.128.0.0 11111111.10000000.00000000.00000000 /10 255.192.0.0 11111111.11000000.00000000.00000000 /11 255.224.0.0 11111111.11100000.00000000.00000000 /12 255.240.0.0 11111111.11110000.00000000.00000000 /13 255.248.0.0 11111111.11111000.00000000.00000000 /14 255.252.0.0 11111111.11111100.00000000.00000000 /15 255.254.0.0 11111111.11111110.00000000.00000000 /16 255. 255.0.0 11111111.11111111.00000000.00000000 /17 255. 255. 128.0 11111111.11111111. 00000000.00000000 /18 255. 255. 192.0 11111111.11111111.11000000.00000000 /19 255. 255. 224.0 11111111.11111111.11100000.00000000 /20 255. 255. 240.0 11111111.11111111.11110000.00000000 /21 255. 255. 248.0 11111111.11111111.11111000.00000000 /22 255. 255. 252.0 11111111.11111111.11111100.00000000 /23 255. 255. 254.0 11111111.11111111.11111110.00000000 /24 255. 255. 255.0 11111111.11111111.11111111.00000000 /25 255. 255. 255. 128. 11111111.11111111.11111111.10000000 /26 255. 255. 255. 192. 11111111.11111111.11111111.11000000 /27 255. 255. 255. 224. 11111111.11111111.11111111.11100000 /28 255. 255. 255. 240. 11111111.11111111.11111111.11110000 /29 255. 255. 255. 248. 11111111.11111111.11111111.11111000 /30 255. 255. 255. 252. 11111111.11111111.11111111.11111100

Subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting pun berbeda-beda mengikuti kelas-kelasnya yaitu :

(6)

Kelas B : /17 sampai /30 (/17, /18, /19, /20, /21, /22, /23, /24, /25, /26, /27, /28, /29, /30)

Kelas A : sampai subnet mask dari /8 sampai /30

(/8,/9,/10,/11,/12,/13,/14,/15,/16,/17,/18,/19,/20,/21,/22,/23,/24,/25,/26,/27,/28,/29,/30)

CIDR pada dasarnya adalah metode yang digunakan oleh ISP (Internet Service

Provider) untuk mengalokasikan sejumlah alamat pada suatu perusahaan, ke setiap tempat

para pengguna layanan dari ISP tersebut, dalam hal ini ISP menyediakan alamat dalam ukuran blok (block size) tertentu. Dari mulanya CIDR dikembangkan untuk penggabungan

network yang dibentuk oleh beberapa router internet dan lazimnya CIDR

diimplementasikan oleh provider Internet, jika diperlukan CIDR dapat juga diimplementasikan untuk keperluan LAN, sepanjang sistem operasi atau protocol yang digunakan sudah mendukung CIDR. (Modul IP Address Classless Addressing, 2012 : 3)

c. VLSM (Variable length Subnet Mask)

VLSM digunakan untuk membagi IP address menjadi beberapa network. VLSM berguna agar menghindari pemborosan pemakaian / pemberian IP address ke instansi tertentu.VLSM membagi network bukan berdasarkan kelas melainkan berdasarkan subnetmask atau disebut juga Classless Inter-Domain Routing (CIDR).

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.

Keuntungan dari subnetting VLSM (Modul IP Address Classless Addressing, 2012:3) :

a. Mengurangi lalu lintas jaringan (reduced network traffic)

b. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan (optimized network performance) c. Pengelolaan yang disederhanakan (simplified management)

(7)

d. Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh (facilitated

spanning of large geographical distance)

e. Menghemat ruang alamat.

(ilmukomputer.com) Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public).

Bagaimana kita membuat subnet dengan menggunakan VLSM ?

Misalkan kita memiliki empat buah network dengan jumlah host yang berbeda-beda untuk tiap networknya. Net-A (14 host), Net-B (30 host), Net-C (20 host) dan Net-D (6 Host). IP yang digunakan adalah 192.168.100.xx .

Langkah 1

Tentukan terlebih dahulu urutan network dengan jumlah host terbanyak dan subnet yang akan digunakan.

Dalam kasus ini urutan network mulai dari host terbanyak adalah Net-B, Net-C, Net-A dan Net-D. Bila dilihat jumlah host terbanyak yaitu pada Net-B, bandingkan dan pilihlah subnet yang memiliki selisih paling sedikit atau sama antara host per subnet dengan host terbanyak.

CIDR HOST PER SUBNET BLOK SUBNET

/26 62 64

/27 30 32

/28 14 16

/29 6 8

(8)

Langkah 2

Buat blok-subnet dari subnet yang sudah dipilih

SUBNET 192.168.100.0 192.168.100.32 192.168.100.64 192.168.100.96

IP PERTAMA 192.168.100.1 192.168.100.33 192.168.100.65 192.168.100.97

IP TERAKHIR 192.168.100.30 192.168.100.62 192.168.100.94 192.168.100.126

BROADCAST 192.168.100.31 192.168.100.63 192.168.100.95 192.168.100.127

Bila kita menggunakan subnet secara langsung, maka kita membutuhkan 4 blok-subnet untuk menghubungkan keempat network tersebut. Berbeda halnya bila kita menggunakan VLSM.

Langkah 3

Bila menggunakan VLSM maka kita perlu untuk menentukan subnet yang akan digunakan untuk masing-masing network.

CIDR HOST PER SUBNET BLOK SUBNET NETWORK

/26 62 64 /27 30 32 B dan C /28 14 16 A /29 6 8 D /30 2 4 Langkah 4

Menentukan jumlah blok-subnet yang baru

Berdasarkan blok-subnet pada langlah 2, kita memilih blok-subnet baru yang dapat menampung seluruh host dalam network A, B, C dan D. Perlu diingat bahwa satu blok-subnet dapat menampung 30 host.

NET-B NET-C NET-A dan NET-D

SUBNET 192.168.100.0 192.168.100.32 192.168.100.64

IP PERTAMA 192.168.100.1 192.168.100.33 192.168.100.65

IP TERAKHIR 192.168.100.30 192.168.100.62 192.168.100.94

(9)

Net-B satu blok-subnet karena jumlah host = jumlah host per subnet (30=30).

Net-C menempati satu blok-subnet karena jumlah host mendekati jumlah host per subnet (20 > 30).

Net-A dan Net-D menempati satu blok-subnet karena jumlah host dari kedua network tersebut hasilnya mendekati jumlah host per subnet (14 + 6 > 30).

Langkah 5

Menentukan subnet untuk VLSM

Blok-subnet untuk net-B dan net-C sudah tidak perlu lagi dipersoalkan tinggal bagaimana blok-subnet untuk A dan D. Berdasarkan langkah 3 kita menggunakan /28 untuk net-A dan /29 untuk net-B. Berikut blok-subnet yang digunakan oleh net-net-A.

NET-A

SUBNET VLSM 192.168.100.64 192.168.100.80

IP PERTAMA 192.168.100.65 192.168.100.81

IP TERAKHIR 192.168.100.78 192.168.100.94

BROADCAST 192.168.100.79 192.168.100.95

Perhatikan, lompatan blok-subnet untuk net-A langsung menggunakan 64 tidak menggunakan 0 , 16, 32, 48 karena sudah digunakan oleh net-B dan net-C. Jumlah host per subnet yang digunakan untuk net-A pun sesuai dengan format subnet yang digunakan yaitu 14. Blok-subnet kedua dari /28 pada net-A digunakan oleh net-B dengan format berbeda yaitu /29, dengan alasan yang sama maka lompatan bloksubnet untuk net-B langsung 80, sehingga blok-subnet yang baru untuk net-B yaitu :

NET-B

SUBNET VLSM 192.168.100.80

IP PERTAMA 192.168.100.81

IP TERAKHIR 192.168.100.86

BROADCAST 192.168.100.87

Secara lengkap subnet yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

NET-B 192.168.100.0/27

(10)

NET-A 192.168.100.64/28

NET-D 192.168.100.80/29

Bukti bahwa perhitungan subnet sudah benar adalah Network ID pada masing-masing netwok berbeda sehingga tidak terjadi overlapping.

Subnetting pada IP Address kelas C

Subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting adalah /25 sampai /30 misal network address 192.168.1.0/26. Kita akan cari tahu Jumlah subnet, Jumlah Host per subnet, Blok subnet, dan alamat Host dan broadcast yang valid.

Analisa-nya seperti ini:

192.168.1.0 adalah kelas C (karena oktet pertama dalam range 192-223) /26=255.255.255.192= 11111111.11111111.11111111.11000000 /26 255 255 255 192 11111111 (8 bit) 11111111 (8 bit) 11111111 (8 bit) 11000000 (8 bit) karena kelas C, kita akan bermain di oktet terakhit.

Jumlah subnet = 2x, (x adalah banyaknya binary 1 pada oktet terakhir subnet mask)

Jadi jumlah subnet adalah 22 = 4 subnet

Jumlah Host per subnet = 2y – 2 (y adalah jumlah binary 0 pada oktet terakhir subnet mask)

Jadi jumlah Host per subnet adalah 26 - 2 = 62 Host

Blok subnet = 255 dikurangi angka desimal oktet terakhir subnet mask blok subnet-nya = 256-192 = 64, 64+64 = 128, 128+64 = 192

Jadi jumlah seluruh blok subnet = 0,64,128,192 blok subnet ke 1 = 192.168.1.0

(11)

blok subnet ke 3 = 192.168.1.128 blok subnet ke 4 = 192.168.1.192

Host dan broadcast yang valid sebagai berikut: -host pertama adalah satu angka setelah subnet -host terakhir adalah satu angka sebelum broadcast -broadcast adalah satu angka sebelum subnet berikutnya

Lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini :

Keterangan Blok subnet 1 Blok subnet 2 Blok subnet 3 Blok subnet 4

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192

Host pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193

Host terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.255

broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

4. ALAT DAN BAHAN

a. Software Simulasi Cisco Paket Tracert 5.3

5. LANGKAH KERJA

a. Buka aplikasi Cisco paket tracert 5.3

b. Klik icon end devices pada menu dibagian kiri bawah untuk menambahkan beberapa komputer.

c. Kemudian pilih devices yang ada di sebelah kanan sidebar end devices untuk ditambahkan dengan cara drag and drop pada lembar kerja..

(12)

d. Misalkan kita pilih pc, klik icon pc kemudian drag and drop pada worksheet atau lembar jerka yang ada diatasnya.

e. Kemudian kita sambungkan kedua buah pc tersebut dengan menggunakan kabel cross. Klik connections.

f. Kemudian pilih kabel cross yang berada di samping kanan sidebar connections untuk mengkoneksikan kedua pc.

g. Klik kabel cross kemudian klik pada pc1 dan pilih fastethernet kemudian arahkan kabel pada pc2, klik dan pilih fastethernet.

h. Setelah selesai mengkoneksikan maka tampilannya akan seperti berikut:

i. Setelah itu kita set ip address kedua pc, caranya klik pada salah satu pc kemudian pilih ip

(13)

j. Setelah itu kita masukan ip address yang akan kita set. Misalkan kita set pc0 untuk

network A dengan ip address sesuai dengan perhitungan di atas misalkan kita ambil ip address 192.168.1.1 dan subnetmask-nya 255.255.255.128.

k. Klik ip configuration kemudian masukan ip address yang kita ambil tadi.

l. Klik close untuk menyimpan.

m. Untuk pc1 caranya sama saja, namun kita isi dengan ip address network B. Misalkan kita ambil 192.168.1.130 dan subnetmask-nya 255.255.255.128 kemudian klik close untuk menyimpan.

(14)

n. Untuk mengujinya klik pada salah satu pc, misalkan pada pc0 kemudian klik command

prompt.

o. Kemudian kita test apakah antara pc0 dan pc1 bisa koneksi atau tidak, karena kita masuk di command prompt pc0 dengan ip address 192.168.1.1 maka target ping kita adalah alamat ip address pc1 yaitu 192.168.1.130.

p. Hasilnya sebagai berikut

q. Kemudian kita ganti ip adrress pc1 dengan ip 192.1681.124 dan subnetmask-nya 255.255.255.128.

(15)

r. Kemudian kita ping PC1 dan PC0

s. Selesai.

6. PERMASALAHAN DAN TROUBLESHOOTING

a. Buatlah sebuah jaringan lokal minimal 10 buah komputer yang tersambung pada sebuah

switch. Kemudian setting ip address 5 buah komputer dengan network 192.168.1.0 dan 5

buah komputer yang lain dengan network 192.168.1.128. bagaimana hasilnya? Jawab :

(16)

Keterangan: Subnet mask : 255.255.255.128  IP Address PC0 = 192.168.1.1  IP Address PC1 = 192.168.1.2  IP Address PC2 = 192.168.1.10  IP Address PC3 = 192.168.1.111  IP Address PC4 = 192.168.1.125  IP Address PC5 = 192.168.1.254  IP Address PC6 = 192.168.1.140  IP Address PC7 = 192.168.1.200  IP Address PC8 = 192.168.1.253  IP Address PC9 = 192.168.1.129

Hasilnya adalah ketika kita ping komputer yang mempunyai network yang sama, sama-sama berada pada network 192.168.1.0 atau sama-sama-sama-sama berada dalam network 192.168.1.128 maka ping berhasil(antar komputer dapat tersambung) akan muncul dialog seperti gambar berikut:

(17)

Namun apabila kita ping pada network yang berbeda, ping tidak berhasil(antar komputer tidak dapat tersambung) akan muncul dialog seperti gambar dibawah ini:

b. Jika pada point a subnet class C dibagi menjadi 2 subnetwork maka sekarang diskusikan bagaimana jika subnet class C dibagi menjadi 32 subnetwork. Hitunglah berapa subnet,

host pertama, host terakhir, dan broadcast id dari network berikut ini 192.168.200.0.

(lengkap dengan perhitungannya). Buatlah simulasi pada paket tracert dimana per

subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah komputer.

Jawab : Network 192.168.200.0 Binary : 11000000.10101000.11001000.00000000  Jumlah subnet =32 Subnet mask : 11111111.11111111.11111111.11111000 Dalam desimal : 255.255.255.248 

(18)

y=3

 Block subnet

256 – jumlah oktet terakhir 256 - 248 = 8

Tabel :

Subnet Host Pertama Host Terakhir Broadcast

192.168.200.0 192.168.200.1 192.168.200.6 192.168.200.7 192.168.200.8 192.168.200.9 192.168.200.14 192.168.200.15 192.168.200.16 192.168.200.17 192.168.200.22 192.168.200.23 192.168.200.24 192.168.200.25 192.168.200.30 192.168.200.31 192.168.200.32 192.168.200.33 192.168.200.39 192.168.200.40 192.168.200.40 192.168.200.41 192.168.200.46 192.168.200.47 192.168.200.48 192.168.200.49 192.168.200.54 192.168.200.55 192.168.200.56 192.168.200.57 192.168.200.62 192.168.200.63 192.168.200.64 192.168.200.65 192.168.200.70 192.168.200.71 192.168.200.72 192.168.200.73 192.168.200.78 192.168.200.79 192.168.200.80 192.168.200.81 192.168.200.86 192.168.200.87 192.168.200.88 192.168.200.89 192.168.200.94 192.168.200.95 192.168.200.96 192.168.200.97 192.168.200.102 192.168.200.103 192.168.200.104 192.168.200.105 192.168.200.110 192.168.200.111 192.168.200.112 192.168.200.113 192.168.200.118 192.168.200.119 192.168.200.120 192.168.200.121 192.168.200.126 192.168.200.127 192.168.200.128 192.168.200.129 192.168.200.134 192.168.200.135 192.168.200.136 192.168.200.137 192.168.200.142 192.168.200.143 192.168.200.144 192.168.200.145 192.168.200.150 192.168.200.151 192.168.200.152 192.168.200.153 192.168.200.158 192.168.200.159 192.168.200.160 192.168.200.161 192.168.200.166 192.168.200.167 192.168.200.168 192.168.200.169 192.168.200.174 192.168.200.175 192.168.200.176 192.168.200.177 192.168.200.182 192.168.200.183

(19)

192.168.200.184 192.168.200.185 192.168.200.190 192.168.200.191 192.168.200.192 192.168.200.193 192.168.200.198 192.168.200.199 192.168.200.200 192.168.200.201 192.168.200.208 192.168.200.207 192.168.200.208 192.168.200.209 192.168.200.214 192.168.200.215 192.168.200.216 192.168.200.217 192.168.200.222 192.168.200.223 192.168.200.224 192.168.200.225 192.168.200.230 192.168.200.231 192.168.200.232 192.168.200.233 192.168.200.238 192.168.200.239 192.168.200.240 192.168.200.241 192.168.200.246 192.168.200.247 192.168.200.248 192.168.200.249 192.168.200.254 192.168.200.255 Gambar Simulasi:

c. Buatlah contoh teknik subnetting pada ip address class A dimana jumlah maksimum

(20)

adalah 510 host lengkap dengan perhitungan subnet, host pertama, host terakhir, dan

broadcast id. Buatlah simulasi pada paket tracert dimana per subnetwork-nya diwakili

oleh 5 buah komputer. Jawab :

a) IP Address class A dengan jumlah host maksimum adalah 1022.

 Host per Subnet y=10

 Jumlah subnet

Subnet mask dalam binary : 11111111.11111111.11111100.00000000 Dalam decimal : 255.255.252.0

 Block Subnet

256 – jumlah 3 oktet terakhir = 256 – 252 = 4

Tabel :

Subnet Host Pertama Host Terakhir Broadcast

10.0.0.0 10.0.0.1 10.0.4.2 10.0.4.3

10.0.4.4 10.0.4.5 10.0.8.6 10.0.8.7

10.0.8.8 10.0.8.9 10.0.12.10 10.0.12.11

10.0.12.12 10.0.12.13 10.0.16.14 10.0.16.15

(21)

Gambar Simulasi :

b) IP Address class B dengan host maksimum 510.

 Host per subnet y=9

 Jumlah subnet

Subnet mask binary : 11111111.11111111.11111110.00000000 Dalam decimal : 255.255.254.0

 Block subnet

(22)

Tabel :

Subnet Host Pertama Host Terakhir Broadcast

128.0.0.0 128.0.0.1 128.0.1.254 128.0.1.255 128.0.2.0 128.0.2.1 128.0.3.254 128.0.3.255 …. …. …. …. 128.0.127.0 128.0.127.1 128.0.127.254 128.0.127.255 128.0.128.0 128.0.128.1 128.0.128.255 128.0.128.255 Gambar percobaan : 7. KESIMPULAN

Pesartnya pertumbuhan jumlah jaringan komputer memerlukan sebuah penghematan terhadap IP Address, diantaranya dengan menggunakan subnetting. Subnetting merupakan teknik memecah atau membagi jaringan menjadi beberapa sub jaringan yang

(23)

lebih kecil. Dengan subnetting kita akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap jaringan tersebut.

Sekarang ini banyak diterapkan metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas), yakni pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing (CIDR). Dengan CIDR kita dapat mendistribuskan IP Address dan IP Public. CIDR pada dasarnya memanglah metode yang digunakan olehISP untuk mengalokasikan sejumlah alamat pada setiap perusahaan, ke setiap tempat pada pengguna layanan ISP tersebut.

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.

Rumus dan langkah yang digunakan untuk membuat subnetwork pada kelas C adalah :

 Menghitung jumlah subnet

Jumlah subnet = 2x

 Menghitung jumlah host per subnet

Jumlah host per subnet = 2y - 2

 Menghitung Blok Subnet

Blok Subnet Class C = 256 – nilai octet terakhor subnetmask  Mencari host dan broadcast yang valid

8. DAFTAR PUSTAKA

---. 2012. Modul IP Address dan Pengkabelan. PTI, UNY.

(24)

http://dataiman.wordpress.com/2010/11/10/cidr-vlsm-dan-manfaatnya/ http://gonglewanglewong.wordpress.com/2008/12/18/cidr/

http://farisnya.blogspot.com/2010/10/vlsm-variable-length-subnet-mask.html

Gambar

TABEL CIDR
Gambar Simulasi :

Referensi

Dokumen terkait

1. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba 2. Nyeri bersamaan dengan demam 3. Pengobatan kiste ovarii yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah.

Kemampuan DPRD dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya, Peraturan Kepala Daerah, APBD,

Dari data pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri. Pada siswa kompetensi dasar melakukan pengukuran sudut diketahui dari hasil

PHES yang menggunakan nilai standar populasi lokal Indonesia dan valid diharapkan dapat mendeteksi adanya ensefalopati minimal pada pasien sirosis sehingga terapi

Dengan manfaat tersebut kami mencoba untuk mempergunakan kulit mangga yang sering dianggap oleh banyak orang sebagai barang yang tak berguna atau sampah menjadi

Pada perencanaan pengembangan jaringan distribusi di Kecamatan Cipondoh akan dibuat dua skenario pengembangan dimana pada skenario pertama akan dilakukan optimasi pada

Dalam Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan

dengan pemberian elisitor pada konsentrasi 0,5% (g/ v) dengan waktu pemanenan 36 jam yaitu sebesar 303,475±5,602 ug/gBK(tabel 1).Daritabeltersebut dapat dilihat bahwa pemberian