• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan analisis kebijakan Menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh pembuat kebijakan untuk memberikan penilaian yang beralasan dalam merumuskan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tujuan analisis kebijakan Menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh pembuat kebijakan untuk memberikan penilaian yang beralasan dalam merumuskan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Kerangka analisis kebijakan

Kerangka analisis kebijakan

Kerangka analisis kebijakan

Kerangka analisis kebijakan

yang terkait dengan

yang terkait dengan

mutu pelayanan kesehatan

mutu pelayanan kesehatan

Bahan bacaan: Public Policy

Bahan bacaan: Public Policy

Analysis (William Dunn, 2003)

Analysis (William Dunn, 2003)

Analysis (William Dunn, 2003)

Analysis (William Dunn, 2003)

1 1

(2)

Tujuan analisis kebijakan

Tujuan analisis kebijakan

Tujuan analisis kebijakan

Tujuan analisis kebijakan

Menyediakan informasi yang dapat

Menyediakan informasi yang dapat

Menyediakan informasi yang dapat

Menyediakan informasi yang dapat

digunakan oleh pembuat kebijakan untuk

digunakan oleh pembuat kebijakan untuk

memberikan penilaian yang beralasan

memberikan penilaian yang beralasan

memberikan penilaian yang beralasan

memberikan penilaian yang beralasan

dalam merumuskan solusi terhadap

dalam merumuskan solusi terhadap

masalah

masalah--masalah yang praktikal

masalah yang praktikal

masalah

masalah masalah yang praktikal

masalah yang praktikal

Asal kata policy: Politia (Latin): the

Asal kata policy: Politia (Latin): the

conduct of public affairs or the

conduct of public affairs or the

conduct of public affairs or the

conduct of public affairs or the

administration of government

administration of government

(3)

Sejarah

Sejarah

Sejarah

Sejarah

Asal muasal:

Asal muasal:

Abad 21 SM: Mesopotamia: kesadaran perlunya

Abad 21 SM: Mesopotamia: kesadaran perlunya

analisis kebijakan

analisis kebijakan

The code of Hammurabi (Babilon Abad 18 SM)

The code of Hammurabi (Babilon Abad 18 SM)

The code of Hammurabi (Babilon, Abad 18 SM)

The code of Hammurabi (Babilon, Abad 18 SM)

Analisis kebijakan menggunakan mistik, ritual,

Analisis kebijakan menggunakan mistik, ritual,

okultisme untuk meramalkan masa depan

okultisme untuk meramalkan masa depan

p

p

Spesialis simbol pada abad 4 SM:

Spesialis simbol pada abad 4 SM:

– Kautilya (India): mengemukakan Arthashastra: suatu

Kautilya (India): mengemukakan Arthashastra: suatu

pedoman sistematis dalam perumusan kebijakan

pedoman sistematis dalam perumusan kebijakan

pedoman sistematis dalam perumusan kebijakan,

pedoman sistematis dalam perumusan kebijakan,

yang dikaitkan dengan ekonomi

yang dikaitkan dengan ekonomi

– Plato: raja seharusnya adalah seorang filsuf

Plato: raja seharusnya adalah seorang filsuf

Aristoteles : Politics and Ethics

Aristoteles : Politics and Ethics

3 3

(4)

Abad pertengahan:

Abad pertengahan:

– Professional politicians: pengaruh pemuka agama, dan ilmuwan

Professional politicians: pengaruh pemuka agama, dan ilmuwan

Revolusi industri (abad 18):

Revolusi industri (abad 18):

– Ilmu dan tehnologi semakin dominan pengaruhnya terhadap

Ilmu dan tehnologi semakin dominan pengaruhnya terhadap

b

t k bij k

b

t k bij k

pembuat kebijakan

pembuat kebijakan

Abad 19:

Abad 19:

– Mackenzie (1850): pentingnya metoda kuantitatif dan empirik

Mackenzie (1850): pentingnya metoda kuantitatif dan empirik

dalam perumusan kebijakan

dalam perumusan kebijakan

dalam perumusan kebijakan

dalam perumusan kebijakan

– Berkembangnya disiplin statistik dan demografi

Berkembangnya disiplin statistik dan demografi

– Penelitian kebijakan (policy research) mulai dilakukan

Penelitian kebijakan (policy research) mulai dilakukan

– Manchester Society London Society (Thomas Maltus) Sir John

Manchester Society London Society (Thomas Maltus) Sir John

Manchester Society, London Society (Thomas Maltus), Sir John

Manchester Society, London Society (Thomas Maltus), Sir John

Sinclair, Adolphe Quetelet (Belgia), Frederick Le Play (Perancis),

Sinclair, Adolphe Quetelet (Belgia), Frederick Le Play (Perancis),

Erns Engel (Jerman), Henry Mayhew dan Charles Booth

Erns Engel (Jerman), Henry Mayhew dan Charles Booth

(Inggris)

(Inggris)

Tidak lagi berdasar otoritas ritual filosofi tetapi berdasarkan

Tidak lagi berdasar otoritas ritual filosofi tetapi berdasarkan

(5)

Perkembangan lebih lanjut adalah berkembangnya disiplin ilmu

Perkembangan lebih lanjut adalah berkembangnya disiplin ilmu

sosiologi ekonomi ilmu politik dan administrasi publik menjadi

sosiologi ekonomi ilmu politik dan administrasi publik menjadi

sosiologi, ekonomi, ilmu politik, dan administrasi publik menjadi

sosiologi, ekonomi, ilmu politik, dan administrasi publik menjadi

tantangan dalam memahami dan mengendalikan komplesitas dari

tantangan dalam memahami dan mengendalikan komplesitas dari

masyarakat.

masyarakat.

Abad 20:

Abad 20:

B k

b

li k bij k

d

liti

k bij k

(

t

B k

b

li k bij k

d

liti

k bij k

(

t

– Berkembangnya analis kebijakan dan penelitian kebijakan (post

Berkembangnya analis kebijakan dan penelitian kebijakan (post

industrial society):

industrial society):

Berpusat pada pengetahuan teoritis Berpusat pada pengetahuan teoritis

Berkembangnya tehnologi baru: matematis, ekonometrik, simulasi, berbagai Berkembangnya tehnologi baru: matematis, ekonometrik, simulasi, berbagai bentuk analisis sistem

bentuk analisis sistem bentuk analisis sistem bentuk analisis sistem Munculnya kelompok

Munculnya kelompok--kelompok profesionalkelompok profesional Perubahan dari produksi ke pelayanan Perubahan dari produksi ke pelayanan

Ilmu sosial sebagai instrumen untuk mengendalikan manusia dan Ilmu sosial sebagai instrumen untuk mengendalikan manusia dan lingkungannya

lingkungannyag u gag u ga yaya

Pentingnya informasi Pentingnya informasi

– Lawrence Lowell (1910): Mempelajari kebijakan tidak hanya dari studi

Lawrence Lowell (1910): Mempelajari kebijakan tidak hanya dari studi

pustaka tetapi melalui observasi dan kontribusi dari ilmuwan

pustaka tetapi melalui observasi dan kontribusi dari ilmuwan

– Profesionalisasi ilmu sosial: ilmu politik administrasi publik ekonomi

Profesionalisasi ilmu sosial: ilmu politik administrasi publik ekonomi

Profesionalisasi ilmu sosial: ilmu politik, administrasi publik, ekonomi,

Profesionalisasi ilmu sosial: ilmu politik, administrasi publik, ekonomi,

dan disiplin ilmu sosial yang lain

dan disiplin ilmu sosial yang lain

– Mereka diminta untuk melakukan investigasi adanya masalah

Mereka diminta untuk melakukan investigasi adanya masalah

kebijakan, dan merumuskan alternatif solusi yang potensial (tidak

kebijakan, dan merumuskan alternatif solusi yang potensial (tidak

melakukan testing terhadap alternatif maupun mengembangkan model

melakukan testing terhadap alternatif maupun mengembangkan model

5 5

g

p

p

g

g

g

p

p

g

g

kebijakan dan eksperimentasi sosial)

kebijakan dan eksperimentasi sosial)

(6)

Abad 20 (lanjutan):

Abad 20 (lanjutan):

– Perkembangan selanjutnya tujuan dari ilmu kebijakan tidak

Perkembangan selanjutnya tujuan dari ilmu kebijakan tidak

hanya memprediksi melalui penelitian ilmiah apa yang

hanya memprediksi melalui penelitian ilmiah apa yang

seharusnya terjadi, tetapi juga memberikan kontribusi

seharusnya terjadi, tetapi juga memberikan kontribusi

dibakukannya kondisi yang mendukung kesejahteraan umat

dibakukannya kondisi yang mendukung kesejahteraan umat

y

y

y

y

g

g

g

g

j

j

manusia

manusia

– Tokoh

Tokoh--tokoh: Max Weber, Karl Manheim

tokoh: Max Weber, Karl Manheim

– Disadari keterbatasan dari metoda empirik: metoda empirik tidak

Disadari keterbatasan dari metoda empirik: metoda empirik tidak

dapat menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan tetapi hanya

dapat menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan tetapi hanya

dapat menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan, tetapi hanya

dapat menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan, tetapi hanya

menjelaskan apa yang dapat dilakukan, dan dalam keadaan

menjelaskan apa yang dapat dilakukan, dan dalam keadaan

tertentu apa yang sebaiknya dilakukan

tertentu apa yang sebaiknya dilakukan

– Berkembangnya pengaruh analis kebijakan dalam pengambilan

Berkembangnya pengaruh analis kebijakan dalam pengambilan

k

t

k bij k

(

d t

d

t

h

ti

id

hift

k

t

k bij k

(

d t

d

t

h

ti

id

hift

keputusan kebijakan (sudut pandang technocratic guidance: shift

keputusan kebijakan (sudut pandang technocratic guidance: shift

power dari pembuat kebijakan kepada analis kebijakan vs sudut

power dari pembuat kebijakan kepada analis kebijakan vs sudut

pandang technocratic counsel: analis kebijakan memperkuat

pandang technocratic counsel: analis kebijakan memperkuat

power dari pengambil kebijakan)

(7)

Abad 19:

Abad 20: Profesionalisasi ilmu sosial

Kesadaran keterbatasan metoda empirik, berkembang Pendekatan normatif

Kebijakan harus bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia B k b t i d t i l i t

Sejarah analisis kebijakan:

Abad 19:

Metoda kuantitatif (empirik) : Mackenzie (1850) Disiplin statistik dan demografi

Berkembangnya penelitian empirik Tumbuhnya stabilitas politik

Berkembangnya post-industrial society

Empirik,

normatif

Tumbuhnya stabilitas politik Policy research mulai dilakukan

Observasi empiris menjadi dasar bukan otoritas, ritual, filosofi, mistik. Berkembang: sosiologi, ekonomi, ilmu Politik administrasi publik

Empirik

Revolusi industri (abad 18):

Ilmu dan tehnologi semakin dominan berpengaruh Terhadap pembuat kebijakan

Politik, administrasi publik

Pengaruh ilmuwan

Abad pertengahan: professional politicians: Terhadap pembuat kebijakan

Ritual, mistik

g

Agama, investor

Abad 21 SM : first legal code (Mesopotamia,Ur)

Aristoteles (384-322 SM) Confusius (551-479 SM) Kautilya (300 SM): risalat klasik politik dan pemerintahan

p g p p

Pengaruh ilmuwan, investor dan pemuka agama dalam politik

,

7 7

Aristoteles (384-322 SM), Confusius (551-479 SM), Kautilya (300 SM): risalat klasik politik dan pemerintahan Code Hammurabi (Babylon, abda 18 SM): publ;ic order yang adil dan disepakati bersama

Abad 4 SM : spesialis simbol : analisis berdasarkan magik, mistik, pemurnian ritual bersifat pragmatis

Aristoteles: politik dan etik, Plato: raja seharusnya seorang filsuf, Kautilya:arthashastra: pedoman perumusan Kebijakan yang dikaitkan dengan ekonomi

(8)

Pengertian analisis kebijakan

Pengertian analisis kebijakan

Pengertian analisis kebijakan

Pengertian analisis kebijakan

Disiplin ilmu terapan yang menggunakan

Disiplin ilmu terapan yang menggunakan

Disiplin ilmu terapan yang menggunakan

Disiplin ilmu terapan yang menggunakan

berbagai metoda (multiple methods)

berbagai metoda (multiple methods)

pengkajian dan argumentasi untuk

pengkajian dan argumentasi untuk

pengkajian dan argumentasi untuk

pengkajian dan argumentasi untuk

menghasilkan dan mentransformasikan

menghasilkan dan mentransformasikan

informasi

informasi--informasi kebijakan agar dapat

informasi kebijakan agar dapat

informasi

informasi informasi kebijakan agar dapat

informasi kebijakan agar dapat

digunakan secara politis untuk

digunakan secara politis untuk

menyelesaikan masalah kebijakan

menyelesaikan masalah kebijakan

menyelesaikan masalah kebijakan

menyelesaikan masalah kebijakan

(9)

Tiga pendekatan dalam analisis

Tiga pendekatan dalam analisis

kebijakan

kebijakan

Pendekatan empirik: menjelaskan

Pendekatan empirik: menjelaskan

Pendekatan empirik: menjelaskan

Pendekatan empirik: menjelaskan

hubungan sebab akibat dari suatu

hubungan sebab akibat dari suatu

kebijakan

kebijakan

kebijakan

kebijakan

Pendekatan Evaluatif: menilai manfaat

Pendekatan Evaluatif: menilai manfaat

(value) dari suatu kebijakan

(value) dari suatu kebijakan

(value) dari suatu kebijakan

(value) dari suatu kebijakan

Pendekatan Normatif: memberikan

Pendekatan Normatif: memberikan

k

d

i

t k

k bij k

k

d

i

t k

k bij k

rekomendasi untuk perumusan kebijakan

rekomendasi untuk perumusan kebijakan

mendatang

mendatang

9 9

(10)

Analisis kebijakan

Analisis kebijakan

Analisis kebijakan

Analisis kebijakan

Sense (kepekaan) terhadap

Sense (kepekaan) terhadap

adanya

adanya

Sense (kepekaan) terhadap

Sense (kepekaan) terhadap

adanya

adanya

masalah

masalah

Sense (kepekaan) bahwa

Sense (kepekaan) bahwa

ada solusi

ada solusi

Sense (kepekaan) bahwa

Sense (kepekaan) bahwa

ada solusi

ada

solusi--solusi

solusi

untuk masalah tersebut

untuk masalah tersebut

P

k ji

P

k ji

kti

kti

k

k

Pengkajian

Pengkajian

praktis

praktis

yang akan

yang akan

menghasilkan kesimpulan bagaimana

menghasilkan kesimpulan bagaimana

l

ik

l

ik

l h t

l h t

b t

b t

menyelesaikan

(11)

P li

l

i

li

P li

l

i

li

Policy analysis vs policy

Policy analysis vs policy

making

making

making

making

Cognitive process vs political

Cognitive process vs political

process

process

process

process

11 11

(12)

Policy making

Policy making

Policy making

Policy making

Agenda setting

Agenda setting

Policy Formulation

P li

Ad

ti

Policy Adoption

Policy Implementation

Policy Assessment

(13)

Policy analysis

Policy analysis

Policy analysis

Policy analysis

Problem structuring

Problem structuring

Problem structuring

Problem structuring

Forecasting

Forecasting

R

d ti

R

d ti

Recommendation

Recommendation

Monitoring

Monitoring

Evaluation

Evaluation

13 13

(14)

Prosedur analisis kebijakan pada tiap tahapan pembuatan kebijakan

Problem

Structuring

Agenda setting

Forecasting

Policy formulation

Recommendation

Policy Adoption

Monitoring

Policy Implementation

Monitoring

Policy Implementation

(15)

3 elemen sistem kebijakan

3 elemen sistem kebijakan

3 elemen sistem kebijakan

3 elemen sistem kebijakan

Kel masy

Policy

Stakeholders

LSM

RS, DinKes

Pemda, dsb

Public

Policy

Policy

Environment

Laju inflasi

Tingkat kriminalitas

Angka Kematian bayi

Di k i i

i

Kebijakan keuangan

Kebijakan ekonomi

Law enforcement

Kebijakan personil

15 15

Diskriminasi

Kebijakan personil

Kebijakan energi, dsb

(16)

Proses analisis kebijakan

Proses analisis kebijakan

(reconstructed logic)

(reconstructed logic)

Policy

Performance

(reconstructed logic)

(reconstructed logic)

Policy process Problem St t i Evaluation Forcasting Policy analysis methods

Policy

Problems

Policy

Future

Policy

Outcome

Structuring Problem Structuring Problem Structuring

Problems

Future

Outcome

Problem Structuring Recommen

Policy

A ti

Monitoring Recommen dation

Action

(17)

3 bentuk analisis kebijakan

3 bentuk analisis kebijakan

3 bentuk analisis kebijakan

3 bentuk analisis kebijakan

Prospektif:

Prospektif:

sintesis informasi yang diambil dari alternatif

sintesis informasi yang diambil dari alternatif

d

ilih

k bij k

di

t k

d l

j d

d

ilih

k bij k

di

t k

d l

j d

dan pilihan kebijakan, yang dinyatakan dalam wujud

dan pilihan kebijakan, yang dinyatakan dalam wujud

pembandingan, prediksi secara kuantitatif dan kualitatif

pembandingan, prediksi secara kuantitatif dan kualitatif

sebagai dasar atau pedoman keputusan kebijakan.

sebagai dasar atau pedoman keputusan kebijakan.

Policy analysis vs policy research

Policy analysis vs policy research

Policy analysis vs policy research

Policy analysis vs policy research

Retrospektif:

Retrospektif:

Hasil dan transformasi informasi sesudah

Hasil dan transformasi informasi sesudah

kebijakan diambil. 3 Gaya dalam analisis retrospektif

kebijakan diambil. 3 Gaya dalam analisis retrospektif

Discipline

Discipline oriented: kajian murni berdasar disiplin ilmu

oriented: kajian murni berdasar disiplin ilmu

– Discipline

Discipline--oriented: kajian murni berdasar disiplin ilmu

oriented: kajian murni berdasar disiplin ilmu

– Problem

Problem--oriented: kajian sebab dan konsekuensi kebijakan

oriented: kajian sebab dan konsekuensi kebijakan

terhadap masalah kebijakan

terhadap masalah kebijakan

– Application

Application--oriented: kajian implementasi kebijakan sampai pada

pp

pp

oriented: kajian implementasi kebijakan sampai pada

j

j

p

p

j

j

p

p

p

p

sejauh mana outcome dan manfaat kebijakan (concern thd

sejauh mana outcome dan manfaat kebijakan (concern thd

pencapaian tujuan dan objektif dari policy makers dan

pencapaian tujuan dan objektif dari policy makers dan

stakeholders)

stakeholders)

– (macronegative vs micropositive)

(macronegative vs micropositive)

17 17

(macronegative vs micropositive)

(macronegative vs micropositive)

Integrated: retrospektif, diskriptif, dan kontinyu

Integrated: retrospektif, diskriptif, dan kontinyu

(18)

Perlu diperhatikan oleh analis

Perlu diperhatikan oleh analis

Perlu diperhatikan oleh analis

Perlu diperhatikan oleh analis

Teori pengambilan keputusan deskriptif

Teori pengambilan keputusan deskriptif

Teori pengambilan keputusan deskriptif

Teori pengambilan keputusan deskriptif

(retrospektif)

(retrospektif) pemahaman terhadap masalah

pemahaman terhadap masalah,

,

dan Teori pengambilan keputusan normatif

dan Teori pengambilan keputusan normatif

p

p

g

g

p

p

(prospektif) lebih menekankan pada

(prospektif) lebih menekankan pada bagaimana

bagaimana

solusi masalah

solusi masalah

Formulasi kebijakan dan implementasi kebijakan

Formulasi kebijakan dan implementasi kebijakan

Kompleksitas informasi dalam melakukan

Kompleksitas informasi dalam melakukan

analisis kebijakan

(19)

Diskusi

Diskusi

Diskusi

Diskusi

Dengan menggunakan rantai Berwick lakukan analisis terhadap kasus (terlampir) Dengan menggunakan rantai Berwick lakukan analisis terhadap kasus (terlampir) Sesi 9:

Sesi 9: Sesi 9: Sesi 9:

– 1. Pilih satu permasalahan yang merupakan client experience1. Pilih satu permasalahan yang merupakan client experience –

– 2. Pilih satu permasalahan pada sistem mikro yang terkait dengan client experience tersebut2. Pilih satu permasalahan pada sistem mikro yang terkait dengan client experience tersebut –

– 3. Lakukan analisis:3. Lakukan analisis: –

– a. adakah kebijakan pada sistem mikro yang terkait dengan permasalahan pada sistem a. adakah kebijakan pada sistem mikro yang terkait dengan permasalahan pada sistem mikro tsb, jika tidak ada bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mikro tsb, jika tidak ada bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mengapa kebijakan tersebut tidak efektif (catatan: kebijakan pada sistem mikro berupa mengapa kebijakan tersebut tidak efektif (catatan: kebijakan pada sistem mikro berupa standar atau prosedur pelayanan)

standar atau prosedur pelayanan) –

– b. adakah kebijakan organisasi yang terkait dengan permasalahan pada sistem mikro tsbb. adakah kebijakan organisasi yang terkait dengan permasalahan pada sistem mikro tsb –

– jika tidak ada bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mengapa jika tidak ada bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mengapa kebijakan tersebut tidak efektif

kebijakan tersebut tidak efektif kebijakan tersebut tidak efektif kebijakan tersebut tidak efektif –

– c. adakah kebijakan pemerintah daerah yang terkait dengan permasalahan pada sistem c. adakah kebijakan pemerintah daerah yang terkait dengan permasalahan pada sistem mikro tsb. Jika tidak ada, apakah diperlukan adanya kebijakan pemerintah daerah yang mikro tsb. Jika tidak ada, apakah diperlukan adanya kebijakan pemerintah daerah yang terkait dengan permasalahan pada sistem mikro tersebut, bagaimana forecastingnya, dan terkait dengan permasalahan pada sistem mikro tersebut, bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mengapa kebijakan tersebut tidak efektif . Apa yang saudara jika ada, apa bentuknya, dan mengapa kebijakan tersebut tidak efektif . Apa yang saudara rekomendasikan pada pemda ?

rekomendasikan pada pemda ? rekomendasikan pada pemda ? rekomendasikan pada pemda ? –

– d.adakah kebijakan pemerintah pusat yang terkait dengan permasalahan pada sistem mikro d.adakah kebijakan pemerintah pusat yang terkait dengan permasalahan pada sistem mikro tsb. Jika tidak ada, apakah diperlukan adanya kebijakan pemerintah pusat yang terkait tsb. Jika tidak ada, apakah diperlukan adanya kebijakan pemerintah pusat yang terkait dengan permasalahan pada sistem mikro tersebut, bagaimana forecastingnya, dan jika ada, dengan permasalahan pada sistem mikro tersebut, bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mengapa kebijakan tersebut tidak efektif .

apa bentuknya, dan mengapa kebijakan tersebut tidak efektif . Apa yang saudara Apa yang saudara rekomendasikan pada pemerintah pusat ?

rekomendasikan pada pemerintah pusat ?

19 19

(20)

Diskusi

Diskusi

Diskusi

Diskusi

Sesi 10: Sesi 10: –

– 1 Pilih satu permasalahan yang merupakan client experience1 Pilih satu permasalahan yang merupakan client experience –

– 1. Pilih satu permasalahan yang merupakan client experience1. Pilih satu permasalahan yang merupakan client experience –

– 2. Pilih satu permasalahan pada sistem mikro yang terkait dengan client 2. Pilih satu permasalahan pada sistem mikro yang terkait dengan client experience tersebut

experience tersebut –

– 3. Pilih satu permasalahan pada konteks organisasi yang terkait dengan 3. Pilih satu permasalahan pada konteks organisasi yang terkait dengan permasalahan pada sistem mikro

permasalahan pada sistem mikro –

– 3. Lakukan analisis:3. Lakukan analisis: –

– a. adakah kebijakan organisasi yang terkait dengan permasalahan pada konteks a. adakah kebijakan organisasi yang terkait dengan permasalahan pada konteks organisasi tsb

organisasi tsb –

– jika tidak ada bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan jika tidak ada bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mengapa kebijakan tersebut tidak efektif

mengapa kebijakan tersebut tidak efektif mengapa kebijakan tersebut tidak efektif mengapa kebijakan tersebut tidak efektif –

– c. adakah kebijakan pemerintah daerah yang terkait dengan permasalahan pada c. adakah kebijakan pemerintah daerah yang terkait dengan permasalahan pada konteks organisasi tsb. Jika tidak ada, apakah diperlukan adanya kebijakan konteks organisasi tsb. Jika tidak ada, apakah diperlukan adanya kebijakan pemerintah daerah yang terkait dengan permasalahan pada konteks organisasi pemerintah daerah yang terkait dengan permasalahan pada konteks organisasi tersebut, bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mengapa tersebut, bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mengapa k bij k b id k f k if A d k d ik d d k bij k b id k f k if A d k d ik d d kebijakan tersebut tidak efektif . Apa yang saudara rekomendasikan pada pemda kebijakan tersebut tidak efektif . Apa yang saudara rekomendasikan pada pemda ?

? –

– d.adakah kebijakan pemerintah pusat yang terkait dengan permasalahan pada d.adakah kebijakan pemerintah pusat yang terkait dengan permasalahan pada konteks organisasi tsb. Jika tidak ada, apakah diperlukan adanya kebijakan konteks organisasi tsb. Jika tidak ada, apakah diperlukan adanya kebijakan pemerintah pusat yang terkait dengan permasalahan pada konteks organisasi pemerintah pusat yang terkait dengan permasalahan pada konteks organisasi

p p y g g p p g

(21)

Diskusi

Diskusi

Diskusi

Diskusi

Sesi 11:

Sesi 11:

– 1. Pilih satu permasalahan yang merupakan client experience1. Pilih satu permasalahan yang merupakan client experience –

– 2 Pilih satu permasalahan pada sistem mikro yang terkait dengan client2 Pilih satu permasalahan pada sistem mikro yang terkait dengan client2. Pilih satu permasalahan pada sistem mikro yang terkait dengan client 2. Pilih satu permasalahan pada sistem mikro yang terkait dengan client experience tersebut

experience tersebut –

– 3. Pilih satu permasalahan pada konteks organisasi yang terkait dengan 3. Pilih satu permasalahan pada konteks organisasi yang terkait dengan permasalahan pada sistem mikro

permasalahan pada sistem mikro –

– 4. Pilih satu permasalahan pada konteks lingkungan yang terkait dengan 4. Pilih satu permasalahan pada konteks lingkungan yang terkait dengan l h d k t k i i

l h d k t k i i permasalahan pada konteks organisasi permasalahan pada konteks organisasi –

– 3. Lakukan analisis:3. Lakukan analisis: –

– a. adakah kebijakan organisasi yang terkait dengan permasalahan pada konteks a. adakah kebijakan organisasi yang terkait dengan permasalahan pada konteks lingkungan tsb

lingkungan tsb

jika tidak ada bagaimana forecastingnya dan jika ada apa bentuknya dan jika tidak ada bagaimana forecastingnya dan jika ada apa bentuknya dan –

– jika tidak ada bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan jika tidak ada bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mengapa kebijakan tersebut tidak efektif

mengapa kebijakan tersebut tidak efektif –

– c. adakah kebijakan pemerintah daerah yang terkait dengan permasalahan pada c. adakah kebijakan pemerintah daerah yang terkait dengan permasalahan pada konteks lingkungan tsb. Jika tidak ada, apakah diperlukan adanya kebijakan konteks lingkungan tsb. Jika tidak ada, apakah diperlukan adanya kebijakan pemerintah daerah yang terkait dengan permasalahan pada konteks lingkungan pemerintah daerah yang terkait dengan permasalahan pada konteks lingkungan t b t b i f ti d jik d b t k d

t b t b i f ti d jik d b t k d

tersebut, bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mengapa tersebut, bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mengapa kebijakan tersebut tidak efektif . Apa yang saudara rekomendasikan pada pemda kebijakan tersebut tidak efektif . Apa yang saudara rekomendasikan pada pemda ?

? –

– d.adakah kebijakan pemerintah pusat yang terkait dengan permasalahan pada d.adakah kebijakan pemerintah pusat yang terkait dengan permasalahan pada konteks lingkungan tsb. Jika tidak ada, apakah diperlukan adanya kebijakan konteks lingkungan tsb. Jika tidak ada, apakah diperlukan adanya kebijakan

21 21

g g , p p y j

g g , p p y j

pemerintah pusat yang terkait dengan permasalahan pada konteks lingkungan pemerintah pusat yang terkait dengan permasalahan pada konteks lingkungan tersebut, bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mengapa tersebut, bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mengapa kebijakan tersebut tidak efektif .

kebijakan tersebut tidak efektif . Apa yang saudara rekomendasikan pada Apa yang saudara rekomendasikan pada pemerintah pusat ?

Referensi

Dokumen terkait

(2001), melaporkan bahwa dari beberapa jenis mikroba kontaminan, diketahui bahwa bakteri merupakan salah satu jenis mikroba yang tidak kalah penting dalam menyebabkan

Kerjasama antar Negara anggota ASEAN yang terangkum dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan salah satu praktek liberalisasi.MEA yang terangkum dalam empat pilar memiliki

Seorang mandor biasanya mengawasi 15 pekerja, Tugas seorang mandor adalah bertanggungjawab atas proses produksi di setiap line Karyawan PT.Pratama Abadi Industri memiliki

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kesalahan penyajian objek matematika yang kurang sesuai pada buku siswa tematik SD kelas V Semester I Kurikulum 2013

Atas dasar refleksi kritis akan teks berita media massa yang memiliki pengaruh besar dalam membangun pemahaman masyarakat mengenai gejolak teror penembakan khususnya penembakan

Alamat Dusun Baka Jaya Desa Baka Jaya Kecamatan Woja Kabupaten Dompu Nusa Tenggara

Pengadaan Barang/Jasa, adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa yang dibutuhkan oleh BUMD dan dibiayai dengan anggaran BUMD, pinjaman atau hibahdan penyertaan