• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Televisi berasal dari bahasa Inggris yaitu television yang berati melihat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Televisi berasal dari bahasa Inggris yaitu television yang berati melihat"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Televisi berasal dari bahasa Inggris yaitu television yang berati melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat lain melalui sebuah perangkat penerima atau televisi set. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. tayangan televisi memiliki banyak program acara yang dapat membuat masyarakat bisa bebas menentukan pilihannya. Masyarakat menghabiskan waktu untuk menonton televisi sekitar tujuh jam perhari sehingga menjadi salah satu sarana untuk mendapatkan hiburan, berita dan program lainnya. Hadirnya berbagai acara yang disajikan untuk masyarakat ditandai dengan bermunculannya stasiun televisi swasta. Dengan hadirnya televisi swasta ini, persaingan untuk merebut perhatian penonton sulit untuk dielakkan. Salah satu acara yang menarik perhatian masyarakat adalah MTV Insomnia.

MTV Insomnia tayang perdana pada 23 maret 2009 lalu, acara tersebut hadir pukul 01.00 hingga pukul 04.00 dini hari. Format acara tersebut dibuat dengan latar sebuah ruangan kamar kost lengkap dengan nuansa kamar laki-laki. Acara MTV Insomnia dipandu oleh VJ (Video Jocky) Surya dan VJ Adit, tayangan ini ditujukan untuk penonton yang “susah tidur” (www.mtvinsomnia@globaltv.co.id). Kata Insomnia itu sendiri berasal dari kata yang berati sama (Insomnia) yang merupakan salah satu penyakit yang

(2)

mengakibatkan penderitanya mengalami kesulitan untuk tidur. Acara yang tayang setiap hari di Global TV mulai dari jam 01.00 04.00 dan dipandu oleh VJ Adit dan VJ Surya inipun punya istilah-istilah yang mereka buat menjadi keunikan tersendiri dalam acara tersebut. Mereka menyebut video klip dengan sebutan “musik bergambar”, mereka menyebut iklan dengan istilah “jualan” dan menandakan kepuasan diwakili oleh kata “basah” dan “turun”. Kekonyolan dan tingkah polah dua VJ ini dibuat dengan tema yang menarik dan dengan perbincangan mereka yang sedikit vulgar. Dengan gaya khasnya mereka membawakan acara ini penuh dengan spontanitas dan ini yang membuat penontonnya tidak bosan untuk menontonnya.

Setiap hari tim kreatif acara tersebut membuat tema yang menarik dan sedikit nakal disertai dengan memberikan tips-tips kepada penonton yang mempunyai suatu permasalahan. Dalam acara tersebut terdapat segmen interaktif yang melibatkan penonton yaitu melalui telepon, e-mail dan facebook. Dalam segmen tersebut penonton diajak untuk bercerita mengenai suatu masalah yang menjadi tema. Misal pada saat tema acara tentang “diselingkuhi pacar”, para penelpon mengemukakan isi hatinya kepada Adit dan Surya. Dengan gayanya yang santai dan kocak membuat sang penelpon yang tadinya sedih dan menangis menjadi tertawa dan sedikit melupakan masalahnya. Gaya kedua VJ tersebut dibuat khas “anak muda banget”, gaya anak kost yang urak-urakan dan easy going dalam menghadapi suatu masalah. Penonton juga dapat berpartisipasi lewat media online seperti e-mail dan facebook. Lewat media ini, testimoni dari para

(3)

berupa sebuah “curhatan” mereka akan memberikan nasehat dan kritik ala MTV Insomnia.

Sempat muncul ke permukaan kontra mengenai tayangan MTV Insomnia tersebut, yakni dengan dilayangkan teguran dari KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), KPI Pusat menilai tayangan tersebut telah melanggar aturan di UU No.32 tahun 2002 tentang Penyiaran dan Standar Program Siaran (SPS) KPI. KPI Pusat meminta agar Global TV segera melakukan perbaikan.

Menurut pemantauan yang dilakukan KPI Pusat, pada penayangan MTV Insomnia episode tanggal 27 Agustus 2009 menit ke 28.44 ketika berlangsungnya komunikasi interaktif dengan penonton di rumah, terdapat pembicaraan yang menyebutkan kata-kata kotor yang identik dengan alat kelamin laki-laki oleh penelpon. Menurut KPI Pusat, hal itu telah melanggar Pasal 36 ayat 5 (b) UU Penyiaran dan Pasal 11 serta 13 SPS KPI. Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa KPI Pusat akan terus melakukan pemantauan terhadap program tersebut. Jika kemudian ditemukan kembali pelanggaran, KPI Pusat menyatakan akan memberikan sanksi yang lebih berat sesuai dengan ketentuan di UU Penyiaran. KPI Pusat juga mengingatkan tentang sanksi terhadap ketentuan dalam UU Penyiaran tersebut yakni pidana maksimal 5 (lima) tahun penjara dan/atau denda maksimal 10 (sepuluh) miliar rupiah sesuai dengan Pasal 57 ayat (d) UU Penyiaran. Selain itu, KPI Pusat juga banyak menerima pengaduan dari masyarakat terkait program tersebut.

Dengan munculnya pro dan juga kontra terhadap tayangan MTV Insomnia ini, tentu saja menimbulkan ketertarikan bagi peneliti untuk meneliti bagaimana opini para mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera Utara

(4)

terhadap tayangan ini. Dipilihnya mahasiswa USU dikarenakan menurut hasil pra penelitian, sebagian dari mereka penonton setia acara ini.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Bagaimanakah opini mahasiswa Universitas Sumatera Utara terhadap Tayangan MTV Insomnia di Global TV.

I.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang bertujuan melukiskan secara sistematis karakteristik populasi atau bidang-bidang tertentu secara faktual dan cermat tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis dan melakukan prediksi.

2. Responden adalah mahasiswa USU stambuk 2007-2008.

3. Penelitian difokuskan kepada opini mahasiswa terhadap tayangan MTV Insomnia di Global TV.

(5)

I.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang isi materi dan juga konsep acara dari MTV Insomnia di Global TV.

2. Untuk mengetahui opini mahasiswa terhadap penayangan acara MTV Insomnia yang ditayangkan pada dini hari di Global TV.

I.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah penelitian, dan dapat memperluas cakrawala pengetahuan peneliti serta mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU.

2. Secara akademis, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU, Khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.

I.6 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun

(6)

kerangka teori sebagai landasan berpikir yang menunjukkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti (Nawawi, 1997: 40). Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2007 : 45).

Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah : I.6.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (dalam Ardianto,2004:3), yakni “komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melaui media massa pada sejumlah besar orang”. Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain yaitu Gerbner (dalam Ardianto,2004:4), ”komunikasi massa ialah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

Ahli komunikasi massa lainnya, Joseph A Devito merumuskan defenisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta tentang media yang digunakannya. Komunkasi massa ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton, tetapi ini berarti khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar didefenisikan (Ardianto,2004:6).

Rakhmat (Ardianto,2004:7) merangkum defenisi-defenisi komunikasi massa menjadi, “komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi massa

(7)

yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima secara serentak dan sesaat. Menurut Dominick (Ardianto 2004:15) fungsi komunikasi massa bagi masyarakat terdiri dari surveilance (pengawasan),

interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values

(penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan).

Berikut ini adalah perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yaitu (Rakhmat, 2005:219) :

1. Efek kognitif, yaitu terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami dan dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi.

2. Efek afektif, yaitu timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai.

3. Efek konatif (behavioral), yaitu merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan perilaku. 1.6.2 Televisi sebagai Media Massa

Media massa adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus di desain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas (http://id.wikipedia.org/wiki/Media massa)

Untuk berlangsungnya komunikasi massa diperlukan saluran yang memungkinkan disampaikannya pesan kepada khalayak yang dituju. Saluran tersebut adalah media massa, yaitu sarana teknis yang memungkinkan

(8)

terlaksananya proses komunikasi massa tertentu. Media massa menurut bentuknya dapat dikelompokkan atas :

1. Media cetak (printed media) yang mencakup surat kabar, majalah, buku, pamflet, brosur dan sebagainya.

2. Media Elektronik, seperti radio, televisi, film, slide, video, dan lain-lain. Media massa mempunyai karakter tertentu, yang tidak bisa disamakan oleh media massa yang lain. Media cetak, mampu memuat peristiwa secara lengkap sampai kepada detil-detilnya, dan bisa disimpan dan dibaca ulang. Namun sifat komunikasinya masih tertunda (delay). Radio bisa menyiarkan berita secara cepat dan langsung, namun sifat beritanya hanya sekilas, dan seringkali tidak mampu diingat secara baik oleh audience. Radio juga hanya bersifat audio. Namun radio mampu menghadirkan efek ‘theatre of mind’, yaitu audiens mampu berimajinasi lebih jauh tentang apa yang mereka dengarkan. Foto mampu menghadirkan gambar peristiwa secara komprehensif, tanpa ditambah dan dikurangi. Foto mampu melengkapi berita, dan menambah legitimasinya. Televisi mampu menjawab kekurangan radio, kesan audio visual mampu dihadirkan, namun informasi yang dihasilkan juga masih bersifat sekilas, tidak mendalam. Film tidak bisa menjawab kebutuhan berita, namun film mampu merekam kejadian secara audio visual dan bisa diputar berulang-ulang. Film juga bisa dipakai sebagai sarana penyampaian pesan secara fiktif, melalui pengaturan skenario dan penyutradaraan.

Salah satu media dalam komunikasi massa adalah televisi. Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre-Bahasa Latin) berarti penglihatan. Dengan demikian televisi yang

(9)

dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat-tempat lain melalui sebuah perantara perangkat penerima (Wahyudi, 1986 :49).

Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan adanya unsur-unsur kata-kata, musik dan sound

effect, juga mempunyai keunggulan lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup

yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya. Dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan menggugah emosi dan pikiran pemirsanya, televisi lebih mempunyai kemampuan menonjol dibandingkan media massa lainnya.

Acara-acara yang ditampilkan televisi terdapat sekian banyak pesan atau informasi yang disebut iklan. Menurut Rhenald Kasali, iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk dan jasa yang disampaikan lewat media dan dibiayai oleh perusahaan yang dikenal serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Sedang pengaruh pesan ini berarti hal-hal yang diterjemahkan dalam bentuk gambar. Rangkaian kata-kata jingle, maupun warna dengan tujuan membangkitkan kebutuhan konsumen dan menanamkan citra pada konsumen pemerkasa adalah produsen sedangkan media adalah sarana yang digunakan, dalam hal ini media yang dapat digunakan adalah media cetak (surat kabar, majalah dan lain-lain) maupun media elektronik (televisi, radio, film) (Kasali, 1992 : 9).

I.6.3 Teori S-O-R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response, ini semua berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan komunikasi

(10)

adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, konasi. Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme.

Elemen-elemen dari model ini adalah pesan (stimulus), komunikan (organism), efek (response). Model S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1 Skema S-O-R Organism : - perhatian Stimulus - pengertian - penerimaan Response : Perubahan sikap

Proses diatas mengambarkan perubahan sikap dan bergantung kepada proses yang terjadi pada individu. Stimulus yang diberikan kepada organisme dapat diterima atau dapat ditolak. Jika pada proses selanjutnya terhenti. Ini berarti

stimulus tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi organisme, maka tidak ada

perhatian (attention) dari organisme. Jika stimulus diterima oleh organisme berarti adanya komunikasi dan perhatian dari organisme, dalam hal ini stimulus efektif

(11)

dari organisme, kemampuan dari organisme inilah yang dapat melanjutkan proses berikutnya. Pada langkah berikutnya adalah organisme dapat menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga dapat terjadi kesediaan dalam mengubah sikap. Dalam perubahan sikap dapat dilihat bahwa sikap dapat berubah hanya jika rangsangan yang diberikan melebihi rangsangan semula. Perubahan berarti bahwa

stimulus yang diberikan dapat meyakinkan organisme, dan akhirnya secara efektif

dapat merubah sikap.

Hovland beranggapan bahwa perubahan sikap adalah serupa dengan proses belajar. Dalam mempelajari sikap yang baru ada tiga variabel penting yang menunjang proses belajar tersebut yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan (Effendy,2003:255).

I.6.4 Opini

Opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda (Sastropoetro, 1990 : 41). Sedangkan mengenai opini publik itu sendiri melukiskan kelompok manusia yang berkumpul secara spontan dengan syarat :

1. Dihadapkan pada suatu persoalan.

2. Berbeda pendapat tentang persoalan tersebut dan berusaha untuk menanggulangi persoalannya.

3. Sebagai akibat dari keinginan mengadakan diskusi dan mencari jalan keluar.

(12)

Sementara pengertian opini menurut Cutlip and Centre adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial (Sastropoetro, 1990 :42). Pendapat atau opini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan. 2. Merupakan kesatuan dari banyak pendapat. 3. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar.

Sementara William Albing mengemukakan bahwa opini itu dinyatakan kepada sesuatu hal yang kontroversial atau sedikit-dikitnya terdapat pandangan yang berlainan mengenai masalah tersebut.

Opini timbul sebagai suatu jawaban terbuka terhadap suatu persoalan atau isu. Subjek dari suatu opini biasanya adalah masalah baru. Opini berupa reaksi pertama dimana orang yang mempunyai perasaan ragu-ragu dengan sesuatu yang lain dari kebiasaan, ketidakcocokan dan adanya perubahan penilaian. Unsur-unsur ini mendorong orang untuk saling mempertahankannya (Sunarjo, 1984 : 31).

Pengertian publik secara psikologis adalah sekelompok orang yang mempunyai minat yang sama tentang satu hal (E. Bogardus) atau sekelompok orang yang menaruh perhatian terhadap suatu masalah yang sama, melibatkan diri dalam masalah tersebut dan berusaha untuk turut mengatasinya (Herbert Blumer).

Karakteristik publik (Sunarjo, 1984 : 20) :

1. Satu kelompok yang tidak merupakan kesatuan (kelompok tidak teratur). 2. Interaksi terjadi secara tidak langung biasanya melalui media massa. 3. Perilaku publik didasarkan kepada perilaku individu.

4. Tidak saling mengenal satu sama lain (anonim) dan terdiri dari berbagai lapisan masyarakat (heterogen).

(13)

5. Mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah.

6. Minat yang sama belum tentu mempunyai opini yang sama terhadap suatu masalah.

7. Berusaha untuk mengatasi masalah tersebut.

8. Adanya diskusi sosial, karena itu publik ada kecendrungan untuk berpikir secara rasional.

Pengertian pendapat umum adalah kesatuan pendapat yang muncul dari sekelompok orang yang berkumpul secara spontan, membicarakan isu yang kontroversial, mendiskusikannya dan berusaha unuk mengatasinya. Istilah opini publik dapat digunakan untuk menunjukkan suatu pengumpulan pendapat yang dikemukakan oleh individu-individu atau pendapat-pendapat kolektif dari sejumlah orang dari kumpulan tertentu dan bukan dalam pengertian semua orang tanpa batas dan ketentuan khusus pula.

Opini publik merupakan pendapat yang ditimbulkan oleh adanya 4 unsur sebagai berikut :

1. Adanya suatu masalah atau situasi yang bersifat kontroversial.

2. Adanya publik yang secara spontan terpikat kepada masalah termaksud, melibatkan diri ke dalamnya dan berusaha untuk memberikan pendapatnya.

3. Adanya kesempatan untuk bertukar pikiran atau berdebat mengenai masalah yang kontroversial oleh suatu publik.

4. Adanya interaksi dari individu-individu dalam publik yang menghasilkan suatu pendapat yang bersifat kolektif untuk diekspresikan (Sastropoetro, 1990 : 54).

(14)

I.7 Kerangka Konsep

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel (Singarimbun, 1995:49).

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. (Nawawi, 1997:40).

Adapun variabel tersebut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Opini mahasiswa USU tayangan MTV Insomnia di Global TV.

2. Karakteristik responden. Karakteristik responden adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang yang dapat membedakannya dengan orang lain, seperti jenis kelamin, fakultas, dan frekuensi.

I.8 Model Teoritis

Adapun model teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 2

Model Teoritis

Komponen Tayangan MTV Insomnia

Komponen Opini Mahasiswa USU

(15)

I.9 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, indikator-indikator yang akan diteliti yaitu :

Tabel 1

Variabel Operasional

Variabel Teoritis Variabel Operasional Opini Mahasiswa terhadap tayangan

MTV Insomnia di Glboal TV

1. Alasan menonton 2. Pembawa acara

3. Partisipasi ketika menonton 4. Perhatian a. Minat menonton b. Rasa suka 5. Pengertian a. Pengetahuan b. Pemahaman 6. Penerimaan a. Opini positif b. Opini negatif

c. Opini netral atau pasif

Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin 2. Fakultas 3. Angkatan

(16)

I.10 Defenisi Operasional

Defenisi variabel operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun 1995 : 46).

Defenisi variabel operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah :

1. Tayangan MTV Insomnia di Global TV, terdiri dari :

a. Alasan menonton yaitu motif mengapa seseorang tertarik untuk melihat acara tersebut.

b. Pembawa acara yaitu orang yang membawakan acara dan akan memandu selama acara tersebut berlangsung.

c. Partisipasi ketika menonton yaitu bentuk keterlibatan dengan pembawa acara secara interaktif ketika acara sedang berlangsung.

2. Opini mahasiswa USU, terdiri dari : a. Perhatian

- Minat menonton, yaitu adanya keinginan untuk melihat atau menyaksikan tayangan MTV Insomnia di Global TV.

- Rasa suka, adanya rasa suka atau tertarik untuk melihat tayangan MTV Insomnia di Global TV.

(17)

- Pengetahuan, yaitu responden mengetahui isi acara MTV Insomnia di Global TV.

- Pemahaman, yaitu responden mengerti dan memahami isi acara MTV Insomnia di global TV.

c. Penerimaan

- Opini Positif, setuju terhadap tayangan MTV Insomnia di Global TV. - Opini Negatif, tidak setuju terhadap tayangan MTV Insomnia di Global

TV.

- Opini netral atau pasif, ragu-ragu dalam memberikan pendapat apakah setuju atau tidak setuju terhadap tayangan MTV Insomnia di Global TV.

3. Karakteristik Responden, terdiri dari :

a. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin dari responden laki-laki atau perempuan.

b. Fakultas, yaitu dari fakultas mana responden berasal.

Referensi

Dokumen terkait

Luaran akhir dari penelitian ini adalah antarmuka sistem informasi pendataan umat yang sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga dapat berperan optimal serta diharapkan

Tetapi sekali lagi di lapangan ketentuan ini mengalami penyimpangan oleh koperasi tertentu artinya penyimpan atau peminjam belum tentu diangkat menjadi anggota,

Komunikasi dan media massa sangat berhubungan erat,dimana komunikasi menjadi elemen utama dalam terbentuknya media massa,media massa yang kita kenal saat ini pada

Hasil pengujian penerapan metode Dynamic Difficulty Adjustment pada Game Perang Pandan melalui uji coba terhadap 10 orang responden menunjukkan persentase kemenangan

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan sebagai kapasitor dalam menyampaikan

Mitra Bestari adalah para ahli di bidang hukum yang berasal dari Universitas di Indonesia dan / atau dari luar negeri, yang mempunyai kompetensi untuk menelaah naskah sesuai

Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kekuatan sehingga peneliti dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan

Hasil analisis literatur terhadap kepuasan kerja cukup banyak dibahas dalam ruang lingkup human development, namun untuk yang berkaitan tentang kepuasan kerja pada petugas