Abstrak
Tujuan penulisan adalah mengevaluasi sistem yang berjalan pada PT.SamuderaArfak, menganalisa permasalahan yang ada dan memberikan solusi terhadap permasalahan pada PT.Samudera
Arfak.Metodologi yang digunakan yaitu strategi perusahaan, competitive force, value chain, organization relationship map, process selection matrix, activity diagram, process worth matrix, teknologi dan yang terakhir adalah compared with current business process
Kata Kunci
Proses Bisnis, Retail, Penjualan.
1. PENDAHULUAN
Definisi resmi BPR adalah memikirkan kembali secara mendasar dan mendesain ulang proses bisnis secara radikal untuk membawa perbaikan yang dramatis dalam kinerja. Menurut Slalom Consulting team, lebih dari dua decade mereka telah menyadari bahwa keinginan para eksekutif untuk membawa perubahan proses bisnis secara radikal telah hilang. Keraguan ini dikarenakan keyakinan bahwa teknologi baru akan meningkatkan output bisnis. Hal ini jarang terjadi. Hasil bisnis dapat ditingkatkan hanya ketika perusahaan merasionalisasi solusi teknologi mereka dengan proses bisnis end-to-end. Sayangnya, banyak perusahaan yang hanya mempertimbangkan interaksi teknologi dengan proses bisnis mereka sebagai renungan. Dari pengalaman Slalom Consultan team mereka menemukan bahwa inovasi proses bisnis adalah hal yang kritikal. Inovasi ini berfokus pada bisnis dan harus menjadi awal dari semua solusi bisnis.
Menurut Slalom Consulting team “Companies today have access to more data than ever before. However, more data does not always mean the creation of additional value. Access to data and access to the right information are two very different things. The right information can be gathered only after the correct drivers of business performance are identified and understood. This means it’s imperative to get to the core of an organization’s operations—its processes—and to deliver information and intelligence the way the organization wants to consume it.”
1.2 RuangLingkup
1. Divisi penjualan yang berada di store, Divisi penyimpanan yang ada di BO dan Divisi merchandiser yang ada di HO.
2. Metodologi yang digunakan mencakup :
a. Organization foundation phase yang di dalamnya terdapat strategi perusahaan, Competitive Force, Value Chain.
b. Process foundation phase yang didalamnya terdapat Organization Relationship Map, Scenario Definition.
c. BPM foundation phase di dalamnya terdapat Process Selection Matrix, Activity Diagram, Process Worth Matrix.
d. Improvement phase di dalamnya hanya membahas compare with current business process.
e. People and Technology phase di dalamnya hanya di bahas technology saja.
1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan :
1. Adanya proses bisnis baru untuk memperbaiki proses bisnis lama dalam ketepatan data, actor dan proses yang terdapat padahal pemesanan, proses yang berubah pemesanan supplier HO, pembelian supplier lokal baru, pembelian supplier HO baru, pengecekan, retur barang fresh, retur barang grosir, rework, pendistribusian kekota, penjualan.
2. Menentukan teknologi yang akan digunakan untuk mendukung proses bisnis dan untuk memperbaiki kekurangan dalam proses bisnis terutama dalam proses transaksi inventori.
3. Melakukan pengajuan instalasi atas kamera pengawasan guna mempermudah perusahaan dalam mengetahui dan mengontrol keamanan yang ada di store.
Manfaat :
1. Pengerjaan menjadi jelas, tepat dan mengurangi masalah yang terjadi akibat keterlambatan laporan harian yang sering terjadi
2. Pencegahan redundancy data, pengaturan inventory lebih jelas dan tepat, proses lebih cepat.
3. Keamanan meningkat, pengontrolan terhadap keamanan. 2. BUSINESS PROCESS MANAGEMENT
Menurut Jetson dan Nelis (2008, p.10) BPM “as a management dicipline focused on improving corporate perfomance by managing a company’s business processes.” Yang artinya BPM adalah displin managemen yang berfokus pada peningkatan perfoma perusahaan dengan mengatur proses bisnis perusahaan.
Gambar 1 BPM Implementation Framework 1. Organization Foundation Phase.
Memberikan dasar-dasar untuk mengerti strategi, visi, tujuan strategis, bisnis dan pendorong organisasi oleh anggota tim proyek. Strategi harus dikomunikasikan dan disebarkan ke seluruh stakeholder(terutama manajemen dan staff) sehingga menjadi budaya organisasi yang solid. Strategi perlu diketahui dan dimengerti oleh tim proyek, untuk memastikan ruang lingkup proyek dan arah untuk menambah nilai pada proyek. Pada fase ini output yang diperoleh berupa aspek internal dan eksternal organisasi dan dampaknya
terhadap lingkungan, visi dan misi, tujuan, sasaran, struktur organisasi, strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran, strategi implementasi organisasi, dan strategi pembeda utama.
2. Process Foundation Phase.
Fase ini mendesain proses arsitektur yang diinginkan. Organisasi menentukan aturan-aturan, prinsip, pedoman, dan model untuk implementasi BPM lintas organisasi.Proses arsitektur menyediakan dasar untuk mendisaindan merealisasikan langkah awal proses BPM, dimana teknologi informasi dan arsitektur bisnis searah dapat dengan strategi organisasi. Pada fase Process Foundation Phaseakan ditentukan arsitektur awal proyek, timeline,gambar proses organisasi, daftar proses end-to-end.
3. Technology Foundation Phase.
Fase ini memiliki hasil utama yaitu arsitektur informasi, peralatan dan teknologi yang dibutuhkan, identifikasi sistem yang sedangberjalan,canonicaldata and data sourcedictionary, portfoliofungsionalitas bisnis awal,penentuan tim proyek teknis yang dibutuhkan. Ketika unit dan proses bisnis ditentukan kemudian tujuan dari proses disepakati, proyek harus bisa menghasilkankesuksesan semaksimal mungkin. Arsitektur informasi yang direkomendasikan adalah SOA (Service Oriented Architecture).
4. BPM Foundation Phase.
Fase ini tidak hanya menyediakan cara untuk memulai proyek,tetapi juga akan menyelesaikanlangkah-langkah yang diperlukan untuk membuat proyek menjadi sukses. Langkah-langkah tersebut termasuk menentukan stakeholderyang berkepentingan dalam proyek, ekspektasi stakeholderyang disetujui dan didokumentasikan, process selection matrix, daftar proses bisnis yang teridentifikasi dan pengukuruan awal, proses yang diprioritaskan dalam tahap elaborasi, dan manajemen proyek
5. Elaboration Phase.
Merupakan fase kreatif dari proyek dan seringkali merupakan tahap yang menarik. Tidak hanyamelibatkan anggota tim proyek dan bisnis, tetapi juga seluruh stakeholderyang relevan – baik internal maupun eksternal.
Beberapa pilihan proses yang baru diajukan, perlu dilakukan simulasi dengan penghitungan lengkap menggunakan activity based costing, menentukan capacity planning, dan menentukan kelayakan implementasi, untuk memilih mana pilihan yang terbaik. Mengumpulkan pengukuran dasar proses menjadi sangat penting untuk menentukan prosesbaseline costs.Hal ini perlu dilakukan melihat perbandingan antara masa yang akan datang dengan pengukuran baselineyang ada pada fase improvement. Langkah penting lainnya adalah analisis penyebab masalah (root cause analysis) dan mengidentifikasi possible quick wins.
6. Improvement Phase.
Membangun komponen-komponen untuk mendukung implementasi proses yang baru. Fase ini dimulai ketika proyek pindah dari tahap analisis menjadi kreatif (muncul ide baru, inovasi).Kita melakukan pengukuran baselineyang ada di fase ini untuk mengetahui improvementyang ada. Gap analysisjuga muncul pada tahap ini untuk mengetahui perbandingan antara proses yang lama dengan proses baru.
7. People and Techonology Development Phase
Merupakan fase kritikal dalam frameworkdan memberikan resiko pada pengembangan proyek selanjutnya jika tidak ditangani dengan teliti dan menggunakan standar yang tinggi. Tujuan dari fase ini adalah memastikan penilaian setiap aktivitas, peran dan penampilan kinerja sesuai dengan strategi organisasi dan tujuan dari proses melalui Key Performance Indicator, RASCI model, people core capability gap analysis. Pada akhirnya, pelaku yang akan membuat fungsi proses menjadi lebih efektif dan efisien walaupun atomatisasi telah dilakukan. Fase ini tidak sama dengan people management change, karena fase ini membutuhkan perhatian menyeluruh selama proyek berlangsung dalam segala tahap. Pengembangan tidak hanya dari sisi teknologi informasi tetapi juga meliputi seluruh pembangunan infrastruktur (gedung, perpindahan PC, dll) untuk mendukung program people change management dan perubahan pada dukungan terhadap orang yang menjalankan proses, termasuk juga untuk menguji softwaredan hardware
3. Kerangka Pikir
Current Business Mapping
New Business Process
Gambar 2 Kerangka Pikir
Pada tahap Organization Foundation phase akan mengindentifikasi strategi perusahaan yang outputnya akan digunakan sebagai input dalam Competitive Force. Dari analisa Competitive Force maka akan didapat hubungan antara perusahaan dengan pasar, hubungan perusahaan dengan competitor, hubungan perusahaan dengan lingkungan dan produk yang akan digunakan dalam membuat Value Chain. Value Chain akan menghasilkan value-value yang terdapat diperusahaan untuk menentukan proses utama yang ada dan Competitive Force
Strategi Perusahaan
Value Chain
Organization Relationship Map
Process Selection Matrix
Activity Diagram
Process Worth Matrix Scenario Definition
Compare with current business process
sebagai output untuk digunakan dalam Process Architechture Phase. Untuk mengetahui output-output yang dihasilkan oleh proses utama dalam kaitannya dengan aktor serta hubungan antar aktor maka akan digambarkan dalam Organization Relationship Map. Selain ada proses utama maka perlu ditentukan ada skenario khusus untuk setiap proses utama yang ada yang akan dijelaskan dalam Scenario Definition yang akan menjadi output untuk BPM Foundation Phase. Dari proses-proses utama dan skenario yang ada maka akan digambarkan dalam PSM yang kemudian setiap proses-prosesnya dan prosedur akan dijelaskan dengan Activity Diagram. Untuk mengetahui kondisi-kondisi khusus yang terdapat dalam Activity Diagram maka akan diberikan catatan dalam Process Worth Matrix untuk mengetahui Assets dan Liability dalam setiap proses yang ada. Selanjutnya akan masuk ke tahap Improvement Phase dimana akan melakukan perbandingan akan proses lama dan baru untuk mengetahui perubahan-perubahan yang akan menjadi acuan untuk ke tahap selanjutnya People and Technology Phase. Dalam People and Technology Phase hanya akan membahas Technology, dari output dalam perubahan yang terjadi maka akan dihasilkan teknologi yang disarankan untuk menunjang kerja dari perubahan-perubahan yang terjadi.
4. Competitive Force
Competitive force disini berfungsi membantu perusahaan untuk menganalisa secara garis besar kondisi perusahaan dimulai dari potensial pendatang baru, pemasok, pesaing, pembeli hingga produk pengganti yang di sediakan perusahaan untuk mengganti stok barang yang sedang tidak ada.
5 Tahap Competitive Force : 1. Potensial Pendatang Baru
Beberapa alasan timbulnya potensi pendatang baru bagi PT.Samudera Arfak adalah :
a. Banyaknya permintaan barang yang terjadi dipapua sehingga potensi untuk datangnya pesaing baru itu sangat besar.
b. Sedikitnya penyediaan barang juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya pedatang baru.
c. Memiliki prospek kedepan yang baik, karena daerah papua merupakan daerah yang sedang berkembang.
Munculnya pendatang baru mempengaruhi perusahaan PT.Samudera Arfak yang berdampak berkurangnyacustomer sehingga menyebabkan turunnnya profibilitas perusahaan.
Karena memiliki beberapa hambatan yang harus diatasi seperti : a. Lokasi
Seperti yang diketahui daerah papua merupakan daerah yang masih banyak terjamah teknologi dan masih sedikit sekali lahan yang tersedia dan sisanya masih berupa hutan sehingga untuk mencari lahan untuk tempat usaha bukanlah hal yang mudah. b. Modal yang besar
Untuk memulai usaha retail didaerah papua tentunya akan membutuhkan modal yang besar karena. Untuk membeli tanah, membangun gedung, membeli barang untuk stock dalam jumlah yang besar.
c. Masyarakat
Perusahaan harus menyesuaikan dengan kondisi masyarakat yang adat istiadatnya berbeda dengan kota-kota lain. Karena preferensi masyarakat dipapua mengenai pembelian barang berbeda dengan masyarakat kota lain.
d. Harga
Perusahaan harus bisa menyesuaikan harga sebuah produk dengan harga pasaran yang ada disana.
e. Mobilitas
Karena kondisi geografis dipapua menyebabkan kesulitan dalam hal transportasi sehingga pengiriman barang bisa mengalami hambatan.Karena rute perjalanan masih terbatas.
Dapat disimpulkan untuk menjadi pendatang baru dalam bidang retail dipapua cukup sulit.
2. Pemasok
Untuk barang fresh (frozen) bargain point ada pada pihak PT.Samudera Arfak sedangkan pada barang grosir bargain point ada pada 3 supplier terbesar yaitu : Unilever, Wings dan Orang Tua(OT). 3. Pesaing
Pada persaingan yang terjadi di PT.Samudera Arfak saat ini terjadi pada beberapa titik yaitu ketersedian barang, kelengkapan barang dan keterjangkauan lokasi sangant mempengaruhi kondisi persaingan saat ini.
4. Pembeli
Ketertarikan pembeli untuk tetap membeli produk-produk di PT.Samudera Arfak dikarenakan ketersediaan barang, kelengkapan barang, memberikan promosi dan memakai media promosi.
5. Produk Pengganti
Untuk memyediakan produk pengganti pada PT.Samudera Arfak menggunakan 2 cara yaitu :
1. Menyediakan produk dengan jenis sama tapi merk yang berbeda.
Contoh : sabun lux cair dengan sabun dove cair. 2. Membeli dari pasar
Pembelian produk dari beberapa berbagai supplier merupakan salah satu cara untuk menyediakan produk pengganti. Selain sebagai pelengkap produk-produk juga sebagai produk pengganti.
4.1 Value Chain
Gambar 3.2 Value Chain
Organization Relationship Map
Firm Infrastructure : Bangunan kantor, sarana komunikasi, telepon, BB, jaringan Human Resource Management : seleksi dan perekrutan karyawan, pelatihan penggajian
Technology Development : Memberikan ide dan usulan mengenai pengembangan ekspensi usaha. Procurement : Freezer, container, FAX, pc
Inbound Logistic 1. Menjaga stok barang tidak pernah kosong 2. Memastikan penjualan tetap berjalan. 3. Menjaga kelengkapan barang sebagai supplier. 4. Membangun hubungan baik dengan supplier 5. Memastikan barang yang dibutuhkan terbeli 6. Pengawasan mutu barang untuk menjaga kualitas barang yang akan dikirim. Operation 7. Memastikan pengiriman tepat waktu sesuai dengan jadwal pengiriman 8. Memastikan barang sampai dengan kualitas tetap terjaga. 9. Memastikan kembali barang berkualitas baik. 10. memastikan barang yang diterima sesuai dengan Purchase Order. 11. Mendapatka n ganti rugi yang sesuai. 12. Meminimalk an kerugian yang terjadi 13. Menutupi kerugian seminim mungkin Store Management 14.Memastikan barang sampai ketujuan dengan tepat. Marketing and Sales 15.Memastikan targer sales tercapai. 16.Mengurangi stock barang dengan cepat. 17.Mempermuda h proses pembayaran Service 18.Memberikan pelayanan terbaik 19.Customer aman dan nyaman di store 20.Alat-alat selalu bisa digunakan 21.Store bersih dan nyaman untuk dikunjungi
Organization Relationship Mapberfungsi sebagai petunjuk hubungan dan proses yang berjalan antara 1 divisi ke divisi yang lain. Ini mempermudah perusahaan untuk mendapatkan
sebuah output dari divisi-divisi yang berada di
perusahaan.
Process Worth Matrix
Proses Worth Matrix berfungsi untuk mendeskripsikan secara detail mengenai assets dan liability yang terdapat pada activitas proses bisnis.
Proses Identity Priority Background Mandate
Pemesanan Supplier Lokal ✓
Pemesanan Supplier HO ✓
Pembelian Supplier Lokal Baru ✓
Pembelian Supplier Lokal Lama ✓
Pembelian Supplier HO Baru ✓
Pembelian Supplier HO Lama ✓
Pengecekan ✓
Pengiriman Kapal Pelni ✓
Pengiriman Kapal Swasta ✓
Penerimaan Jasa ✓
Penerimaan Sendiri ✓
Retur Barang Fresh ✓
Retur Barang Grosir ✓
Rework ✓
Pendistribusian Kota ✓
Pendistribusian Gunung ✓
Penjualan ✓
Perbaikan ✓
Pengamanan Kegiatan Pegawai ✓
Pengamanan Barang Tertinggal ✓
Customer Service ✓
Pembayaran Cash ✓
Pembayaran Debit ✓
Table 4.2 Process Worth Matrix
4.4 Technology
Dari hasil analisa ada beberapa proses dimana akan dengan baik jika menggunakan aplikasi/software dapat disarankan. Berikut adalah proses-proses serta aplikasi/software yang akan mendukung proses tersebut :
Proses pemesanan
Dengan menggunakan Transaction Processing System (TPS) untuk Sistem Informasi Inventori dan Sistem Informasi Penjualan, maka proses transaksi akan menjadi lebih tertata dan jelas yang kemudian data dalam inventori yang berhubungan dengan transaksi akan digunakan untuk melakukan pemesanan barang/ produk. Jika digabungkan dengan Office Automatic System (OAS) akan mengurangi pekerjaan karyawan melakukan pemesanan ke manager BO.
Proses pembelian
Atas pemberian reminder yang diberikan Office Automatic System (OAS) yang akan digunakan oleh Supply Chain Management (SCM) karena, jika barang sudah mencapai stok minimal maka, akan secara otomatis memesan kepada supplier.
Proses retur
Dengan menggunakan Supply Chain Management (SCM) juga bisa membantu dalam masalah meretur barang serta meverifikasikan laporan retur lebih cepat .sehingga sama-sama dapat mengurangin kerugian yang terjadi lebih cepat.
Proses pembayaran
Pada hal ini untuk perusahaan retail sangatlah penting karena proses transaksi pada kasir merupakan kegiatan sehari-hari dari perusahaan ini. Dan untuk mengatasi masalah keterlambatan pengiriman laporan harian dapat
menggabungkan dengan Office Automatic System yang secara otomatis memberi reminder untuk mengirimkan laporan harian secara otomatis.
Proses Keamanan
Untuk dapat melakukan pengawasan dari pusat, maka perlunya di install kamera pengawas pada toko.Data pengawasan dapat dikirimkan bersamaan dengan laporan harian dengan menggunakan Office Automatic System (OAS).
4.5 Compared with Current Business Process 4.5.1 Proses Baru
4.5.1.1 Pembelian Supplier Lokal Lama
Skenario ini hampir sama dengan proses Pembelian Supplier Lokal Baru, tetapi karena sudah menjadi Supplier Lokal yang lama dapat dilakukan pembayaran secara hutang yang ketika deadline maka Finance HO akan membayarkannya ke supplier.
4.5.1.2 Pembelian Supplier HO Lama
Skenario ini sama dengan Pembelian Supplier Lokal Lama hanya saja berbeda aktor.
4.5.1.3 Penerimaan Jasa
Pada skenario yang lama hanya terindentifikasi penerimaan barang dengan kontainer sendiri, proses ini terjadi karena ada perubahan pada saat menerima barang di pelabuhan, perusahaan membawa kontainer sendiri untuk memindahkan barang dari kontainer menggunakan jasa ke kontainer sendiri baru dibawa ke gudang.
Pada skenario dasarnya hampir sama dengan pendistribusian ke kota, yang berbeda adalah adanya barang dibawa ke lapangan terbang untuk helikopter dan memasukkan barang dan Transfer Out ke helikopter yang selanjutnya akan dikirimkan ke store yang ada di gunung.
4.5.1.5 Pengamanan Barang Tertinggal
Skenario ini akan membantu dalam ketepatan dalam memberikan barang yang tertinggal kepada customer yang bersangkutan karena di dalam form dicantumkan tanda tangan serta nomor telepon dari customer yang mengambil serta deskripsi barang yang tertinggal.
4.5.2 Proses yang mengalami perubahan 4.5.2.1 Pemesanan Supplier Lokal
Skenario ini dulu tidak terindentifikasi siapa saja yang bersangkutan dalam pemesanan dengan supplier lokal maka dalam proses ini telah dibuat bahwa Store Manager yang akan melakukan pemesanan dengan supplier lokal dan tidak harus melakukan konfirmasi kepada Manager BO.
4.5.2.2 Pemesanan Supplier HO
Pada skenario pemesanan yang lamaterhadap supplier yang berada di HO, Pramuniaga memberikan RO yang kemudian hanya diberikan ke Supervisor untuk di teruskan ke Store Manager. Terjadi penambahan tugas pada Supervisor untuk saling mengkoordinasi sesama Supervisor Food, Non Food, Gms and Produce untuk membuat RO yang sudah tertata sehingga lebih mempermudah Store Manager untuk mengecek dan memesan barang. Pada proses yang lama juga mengalami kendala karena store manager dapat langsung menghubungi Merchandiser HO tanpa melalui Manager BO. Sehingga menyebabkan penumpukan stok barang pada gudang BO. Maka dalam proses yang baru Store Manager harus memesan dan mengkonfirmasi ke Manager BO terlebih dahulu untuk melihat stok di gudang terlebih dahulu sebelum memesan barang.
4.5.2.3 Pembelian Supplier Lokal Baru
Dalam Skenario ini terdapat perubahan dimana sebelumnya Store Manager membayarkan terlebih dahulu kemudian setelah itu baru diberikan ke Finance HO untuk di gantikan biaya pembeliannya namun sekarang Store Manager harus melaporkan tagihan ke Finance HO agar Finance HO lah yang mengecek dan membayarkan Tagihan ke Supplier Lokal dan mengkonfirmasi ke Supplier Lokal
4.5.2.4 Pembelian Supplier HO Baru
Skenario ini sama dengan Pembelian Supplier Lokal Baru hanya saja berbeda aktor.
4.5.2.5 Pengecekan
Skenario ini tidak terjadi perubahan yang signifikan hanya menambahkan pengkonfirmasian kondisi barang untuk dilanjutkan ke pengiriman atau dikembalikan ke supplier.
4.5.2.6 Retur Barang Fresh
Pada skenario ini terjadi penambahan dalam hal konfirmasi yang dilakukan oleh Merchandiser BO sebelum diberikan hasilnya ke Supplier serta pemberian foto pada Laporan Shrinkage untuk dapat memastikan kebenaran kerusakan barang, dan untuk barang fresh Supplier hanya dapat melakukan potongan harga pembelian karena tidak memungkinkan untuk dikembalikan. Dan retur hanya terjadi jika disetujui oleh Supplier HO oleh sebab itu perlu adanya pembuktian kerusakan lebih jelas seperti foto.
4.5.2.7 Retur Barang Grosir
Perubahan yang sama terjadi dalam skenario ini sama seperti untuk Retur Barang Fresh, hanya saja untuk barang grosir dapat dilakukan
pengiriman kembali ke Supplier HO kemudian Supplier HO akan mengirimkan barang jika barang telah diterima.
4.5.2.8 Rework
Pada skenario yang lama proses ini tidak memberikan hasil laporan dari rework yang dihasilkan dan yang digunakan, maka dalam proses ini telah ditambahkan laporan rework untuk diperiksa oleh Manager BO berapa yang rusak, terbuang atau terolah menjadi barang yang baru seberapa banyak. 4.5.2.9 Pendistribusian ke Kota
Pada proses ini terjadi perubahan dalam dokumen yang dibawa oleh driver sebagai bukti pengiriman dimana dulu akan diberikan dokumen lagi berupa dokumen pengiriman, sekarang hanya menggunakan Transfer Out sebagai bukti pengiriman.
4.5.2.10 Penjualan
Pada skenario yang lama tidak ada updated price list jadi bagian marketing hanya memberikan price list yang benar-benar dari supplier saja. Dengan ada updated price list itu akan lebih memudahkan supervisor dalam menetapkan harga karena price list sudah diupdate dengan harga yang sudah ditambahkan untuk profitnya.
4.5.2.11 Perbaikan
Padaskenario ini tidak terjadi perubahan yang signifikan, hanya terjadi perubahan pada form perbaikan barang dimana harus memberikan nomor nota akan pembelian barang untuk perbaikan.
4.5.2.12 Customer Service
Dalam skenario ini terjadi penambahan untuk membawa kotak kritik dan saran dan memberikannya kepada supervisor dimana akan diberikan kepada Store Manager untuk mengembangkan agar toko menjadi lebih baik.
4.5.3 Proses yang tidak berubah 4.5.3.1 Penerimaan Sendiri
Pada skenario ini tidak terjadi perubahaan. 4.5.3.2 Pengiriman Kapal Pelni
Pada skenario ini tidak terjadi perubahaan. 4.5.3.3 Pengiriman Kapal Swasta
Pada skenario ini tidak terjadi perubahaan. 4.5.3.4 Pengamanan Kegiatan Pegawai
Padaskenario ini tidak ada perubahan. 4.5.3.5 Pembayaran
Dalam skenario ini dibagi menjadi 3 skenario Pembayaran Cash, Debit dan Credit Card namun tidak terjadi perubahan terhadap proses pembayaran ini.
5. Simpulan
1. Adanya proses bisnis baru untuk memperbaiki proses bisnis lama dalam ketepatan data, actor dan proses yang terdapat pada hal pemesanan, proses yang berubah pemesanan supplier HO, pembelian supplier lokal baru, pembelian supplier HO baru, pengecekan, retur barang fresh, retur barang grosir, rework, pendistribusian kekota, penjualan.
2. Menentukan teknologi yang akan digunakan untuk mendukung proses bisnis dan untuk memperbaiki kekurangan dalam proses bisnis terutama dalam proses transaksi inventori.
3. Melakukan pengajuan instalasi atas kamera pengawasan guna mempermudah perusahaan dalam mengetahui dan mengontrol keamanan yang ada di store.
6. Daftar Pustaka
Jeston, John., and Nelis, Johan. (2008). Business Process Management Practical Guidelines to Successful Implementations (2nd edition). Elsevier Ltd..,Burlington.