• Tidak ada hasil yang ditemukan

Trend & Issue Sistem Endokrin.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Trend & Issue Sistem Endokrin.docx"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.

osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.

Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut :

adalah sebagai berikut : 1.

1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih nanyak bekerjaDibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih nanyak bekerja melalui transmisi kimia.

melalui transmisi kimia. 2.

2. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripadaSistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya sistem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali sistem endokrin (menggunakan hormon lama. Di bawah kendali sistem endokrin (menggunakan hormon  pertumbuhan),

 pertumbuhan), proses proses pertumbuhan pertumbuhan memerlukan memerlukan waktu waktu hingga hingga puluhanpuluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.

tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.

Dasar dari sistem endokrin adalah hormin dan kelenjar (glandula), sebagai Dasar dari sistem endokrin adalah hormin dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya tetapi masing-masing tipe hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu.

(2)

Masalah satu sistem endokrin akan menyebabkan banyak pengaruh terhadap satu atau beberapa bagian tubuh. Banyaknya penyakit baru dan penanganan yang datang pada akhir-akhir ini membuat tim kesehatan harus meningkatkan skillnya dan pengetahuannya dibidang ini. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas trend dan issue terkait dengan masalah endokrin ini.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut : a. Apa trend masalah sistem endokrin yang ada di Indonesia?  b. Apa issue masalah sistem endokrin yang ada di Indonesia?

c. Apa trend masalah sistem endokrin yang ada dilingkup Internasional? d. Apa isue masalah sistem endokrin yang ada dilingkup Internasional?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut : a. Mengetahui trend masalah sistem endokrin yang ada di Indonesia  b. Mengetahui issue masalah sistem endokrin yang ada di Indonesia.

c. Mengetahui trend masalah sistem endokrin yang ada dilingkup Internasional.

d. Mengetahui issue masalah sistem endokrin yang ada dilingkup Internasional.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam hal ini penulis bermaksud untuk menambah pengetahuan penulis tentang masalah keperawatan terkini terutama terkait dengan sistem endokrin atau hormone yang ada dalam tubuh kita, serta berharap dapat meningkatkan skill  perawat terkait sistem endokrin.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Trend dan Issue Sistem Endokrin di Indonesia 2.1.1 Trend dan Issue Sindrom Cushing

Sindrom Cushing (CS) adalah sindrom klinis yang terdiri dari gejala dan tanda-tanda yang mencerminkan beredar glukokortikoid berlebihan (GC) konsentrasi. Hal ini sangat jarang terjadi di masa kanak-kanak dan masa remaja dan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok hormon adrenocorticotrophic  penyebab (ACTH)-independen dan dependen-ACTH

Penyakit Cushing (CD), yang disebabkan oleh hipofisis corticotroph adenoma mensekresi ACTH, merupakan penyebab tersering dari CS pada anak di atas usia 5 tahun. CD untuk 7580% kasus CS pediatrik dibandingkan dengan 49 -71% kasus dewasa. Beberapa aspek CD anak berbeda dengan pada orang dewasa. Contohnya adalah frekuensi meningkat pada laki-laki dibandingkan perempuan  prepubertal, sering tidak adanya bukti radiologis dari adenoma hipofisis corticotroph pada MRI scanning dan insiden yang lebih tinggi lateralisasi sekresi ACTH ditunjukkan oleh rendah petrosus sampel sinus.

Anak-anak juga memiliki respon kortisol lebih riang ke IV CRH dan respon yang lebih cepat terhadap eksternal radioterapi berkas hipofisis. Anak klinis dapat hadir secara berbeda dari orang dewasa, terutama dengan kegagalan  pertumbuhan yang berhubungan dengan berat badan.

CS dapat terjadi sepanjang masa kecil dan remaja, namun etiologi yang  berbeda yang umumnya terkait dengan kelompok-kelompok tertentu usia. Dengan CD menjadi penyebab paling umum setelah tahun pra-sekolah. Puncak kejadian CD pediatrik adalah selama masa remaja; dalam 182 kasus yang diambil dari literatur usia rata-rata presentasi adalah 14,1 tahun.

CD Pediatric hampir selalu disebabkan oleh mikroadenoma hipofisis dengan diameter <5 mm. Kita telah melihat satu makroadenoma di 37 kasus anak. Kami menganalisis distribusi gender dalam 50 pasien CD usia 6 sampai 30 tahun

(4)

dan menemukan signifikan dominasi laki-laki pada pasien pra-pubertas. Dalam seri kami saat ini 37 kasus berusia 5,8-17,8 tahun ada 24 laki-laki dan 13  perempuan. Seri besar dari NIH juga mengungkapkan fenomena yang sama dari

dominasi laki-laki pada pasien muda.

CD di masa kecil memerlukan evaluasi mendesak, diagnosis dan  pengobatan ahli. Pilihan pengobatan telah maju selama 50 tahun terakhir. Adrenalektomi awalnya bilateral secara luas dipraktekkan. Namun, adenoma hipofisis tetap di situ dan ada risiko yang cukup sindrom pasca-adrenalektomi  Nelson. Selain itu, pasien yang diperlukan glukokortikoid seumur hidup dan  penggantian mineralokortikoid. Dalam pengelolaan 37 kasus, telah dilakukan adrenalektomi dua kali, ketika pasien yang sangat tidak sehat dan tidak fit untuk menjalani operasi hipofisis. Dalam salah satu pasien, hypercortisolemia itu tak terkendali oleh metyrapone lisan dan pengobatan diberikan dengan IV etomidate yang berhasil dikendalikan tingkat kortisol sebelum adrenalektomi. Terapi medis untuk menurunkan kortisol menggunakan metyrapone atau ketoconazole adalah  pilihan jangka pendek yang berguna sebelum operasi atau radioterapi tetapi tidak

dapat direkomendasikan sebagai terapi definitif jangka panjang untuk CD.

Menyembuhkan definitif dari CD dapat dicapai dengan operasi hipofisis transsphenoidal (TSS) atau radioterapi hipofisis eksternal. TSS dianggap sebagai  prosedur yang aman dan efektif pada anak-anak dan sekarang dianggap terapi lini  pertama karena melibatkan penghapusan selektif dari adenoma memaksimalkan  potensi jaringan hipofisis yang normal untuk tetap in situ.

Tingkat keberhasilan bedah variabel dilaporkan tergantung di mana definisi obat diadopsi di unit itu. Kami mendefinisikan pengobatan yang berhasil, yakni menyembuhkan, seperti tidak terdeteksi kortisol serum pasca operasi (<50 nmol / L, <1,8 mg / dl), yang konsisten dengan satuan endokrin dewasa kita. Tingkat kesembuhan keseluruhan dari TSS di 33 pasien anak-anak dengan mikroadenoma diperlakukan 1982-2010 adalah 61%. Sejak tahun 1986, angka kesembuhan telah 75% pada 28 pasien yang dirawat sejak BIPSS rutin diperkenalkan sebagai persiapan pra operasi. Laporan series harga lainnya  pediatrik TSS obat bervariasi dari 45% menjadi 78%, tapi sangat sedikit tingkat

(5)

laporan> 90%. Kami belum melihat terulangnya CD setelah penyembuhan dengan TSS, tetapi karena banyak pasien yang dirujuk dari lainnya pusat, hal ini belum diteliti secara resmi.

Hipofisis radioterapi (RT) adalah pilihan terapi untuk CD pediatrik. Di  pusat kami, sinar eksternal RT digunakan sebagai terapi lini kedua, setelah  berhasil TSS. Kami biasanya melanjutkan ke RT dalam waktu 2-4 minggu TSS, ketika jelas dari tingkat sirkulasi kortisol yang menyembuhkan lengkap belum tercapai. RT protokol kita mengikuti terdiri dari 45 Gy memberikan dalam 25 fraksi selama 35 hari mencerminkan bukti yang menunjukkan bahwa anak-anak dengan CD merespon lebih cepat daripada orang dewasa. Kami telah diperlakukan 13 pasien selama 26 tahun terakhir dengan angka kesembuhan yang sukses dari 85%, yang terjadi pada interval rata-rata 0,8 tahun (kisaran 0,3-2,9) setelah selesai terapi.

2.1.2 Trend Pantangan Makanan Untuk Penderita Diabetes Mellitus

Penderita diabetes melitus mau tidak mau harus melakukan pantangan terhadap beberapa jenis makanan. Ini fungsinya untuk menjaga agar kadar gula darahnya menjadi stabil dan tidak terlalu tinggi naiknya. Pantangan itu sendiri tidak harus hingga menghindari jenis makanan tertentu sama sekali sehingga  penderita diabetes menjaid menderita dan stres. Tentu saja mereka masih bisa

mengkonsumsi makanan kegemarannya. Hanya saja dengan dosis yang tidak  banyak atau sekedar icip-icip. Makanan untuk diabetes pun tetap lezat dan penuh

gizi. Berikut ini adalah beberapa Pantangan Makanan Untuk Penderita Diabetes Mellitus di antaranya adalah :

a. Roti Putih

Hindari dan jauhi makanan roti putih karena memiliki kadar gula yang tinggi, sebagai ganti roti putih anda bisa dengan konsumsi roti gandung yang memiliki banyak serat dan baik untuk jantung anda.

(6)

 b. Rokok

Bagi anda penderita diabetes dan memiliki kebiasaan buruk, yaitu merokok maka segeralah jauhi rokok karena bisa membahayakan anda sendiri dan orang lain. Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan  pria dan wanita menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.

c. Kafein

Hati-hati dengan kafein, karena beberapa penelitian, salah satunya yang  berjudul “Diabetes Care” ditulis oleh Hudson Lee dan Kilpatrick pada 2005 menunjukkan kafein memiliki dampak negatif pada penderita diabetes. Untuk itu, akan lebih jika Anda mengurangi minuman yang mengandung kafein. d. Mie Dan Pasta

Makanan ini sudah pasti sangat digemari oleh banyak orang tak terkecuali  bagi penderita diabetes mellitus. Tapi sayang sekali bagi penderita diabetes makanan mie dan pasta harus dilarang, karena Sebagian besar pasta dan mie memiliki indeks glikemik tinggi. Artinya pasta dan mie dibuat dengan olahan karbohidrat sederhana seperti gandum atau tepung beras. Konsumsi karbohidrat tinggi bisa meningkatkan kadar gula dalam darah.

e. Kentang

Kenapa kentang dilarang bagi penderita diabetes? alasannya karena Kandungan karbohidrat pada kentang yang tinggi, membuat indeks glikemiknya juga tinggi. Untuk itu, kurangi konsumsi kentang, baik yang dipanggang, direbus maupun digoreng.

(7)

f. Minuman Bersoda

Minuman bersoda dilarang bagi penderita diabetes, karena Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses’ Health Study II terhadap 51.603 wanita usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat berat badan dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti mengatakan, kenaikan risiko itu terjadi karena kandungan pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain itu, asupan kalori cair tidak membuat kita kenyang sehingga terdorong untuk minum lebih banyak.

g. Makanan Yang Di Goreng

Apakah anda mengenal gorengan? sudah tentu anda mengenal benar dengan gorengan, tapi untuk penderita diabetes anda tidak boleh memakan makanan gorengan. Padahal gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi  pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya  penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol  baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.

h. Teh Manis

Bagi anda yang suka minum teh manis dipagi hari, tapi bagi anda yang sedang menderita penyakit diabetes maka ada baiknya anda menjauhi Teh Manis ini, karena Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali

(8)

makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.

2.1.3 Issue Pengobatan Penyakit Diabetes

Penyakit diabetes mungkin menjadi salah satu penyakit yang sangat dikhawatirkan oleh kebanyakan orang. Hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat Indonesia yang menderita penyakit tersebut dan sebagian besar memang berakhir  pada kematian. Berikut ini ada beberapa cara untuk mengobati penyakit diabetes

secara alami, namun tidak seutuhnya menyembuhkan penyakit diabetes secara total :

a. Lidah buaya

Salah satu bahan alam yang dapat anda manfaatkan untuk membantu menstabilkan kadar gula darah adalah dengan lidah buaya. Kandungan beberapa senyawa kimia yang terdapat dalam lidah buaya cukup efektif untuk penderita diabetes.  Adapun cara yang dapat anda lakukan adalah dengan merebus daun lidah buaya dengan segelas air, kemudian anda minum sari daun lidah buaya tersebut. Lakukan secara rutin minimal 1 kali dalam seminggu. Selain lidah  buaya, anda pun dapat menggunakan bawang putih, daun seledri dan masih  banyak lagi.

b. Hindari makanan yang kaya akan gula sederhana

Gulas sederhana merupakan suatu zat yang menjadi pemicu kadar gula darah meningkat. Untuk itu, bagi anda yang saat ini tengah menderita diabetes, usahakan untuk menghindari makanan yang kaya akan gula sederhana. Sebagai contoh adalah gula pasir.

c. Senam

Cara Mengobati Penyakit Diabetes Secara Alami semoga ampuh dan, Bagi penderita diabetes, efek tubuh lemah mungkin sering dialami. Hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada proses metabolis gula sehingga eneergi yang terbentuk tidak sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, memang pada penderita diabetes, sebaiknya anda melakukan olahraga ringan seperti senam yang tidak menguras begitu banyak tenaga.

(9)

2.2 Trend dan Issue Sistem Endokrin secara Internasional

2.2.1 Terapi Sirolimus Pada Bayi dengan Hyperinsulinemic Hypoglikemia Berat

Hipoglikemia hyperinsulinemic, penyebab utama hipoglikemia berat selama periode neonatal, ditandai dengan tidak pantas sekresi insulin dari sel beta  pankreas di hadapan glukosa darah rendah levels.

Satu-satunya pilihan pengobatan saat ini tersedia untuk pasien dengan  bentuk medis responsif menyebar hipoglikemia hyperinsulinemic adalah  pancreatectomy subtotal, di mana 95 sampai 98 % sel mensekresi insulin secara fisik dihapus untuk meringankan hipoglikemia berat. Namun, beberapa pasien yang telah menjalani operasi terus memiliki hipoglikemia hyperinsulinemic  berulang, sedangkan diabetes mellitus dan insufisiensi eksokrin pankreas  berkembang dalam diri orang lain. Dalam sebuah penelitian terbaru dari 105 anak-anak yang terkena dampak yang menjalani pancreatectomy, 59 % memiliki gigih hiperinsulinemia hipoglikemia hingga 5 tahun setelah operasi, dan diabetes mellitus telah dikembangkan pada semua anak-anak pada saat mereka mencapai adolescence. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk terapi medis yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk jumlahkan pancreatectomy.

Terapi Sirolimus

Semua pasien menerima sirolimus pada dosis awal 0,5 mg per meter  persegi luas permukaan tubuh per hari ( dalam satu atau dua dosis ). Dosis ini  bertahap meningkat dengan tujuan mencapai tingkat serum palung dari 5 sampai 15 ng per mililiter. Tingkat serum palung sirolimus diukur setiap 5 hari. Setelah tingkat obat serum yang diinginkan telah tercapai dan kadar glukosa darah stabil, glukosa dan glukagon infus intravena secara bertahap meruncing. Pemantauan  berkala dilakukan, termasuk hitung darah lengkap, pengukuran kadar lipid serum, dan analisis ginjal dan fungsi hati. Setelah debit, pasien ditindaklanjuti secara teratur untuk penilaian kontrol glikemik dan pengukuran kadar serum sirolimus. Karena keparahan hipoglikemia mereka, bayi diperlukan kombinasi glukagon infus dan cairan infus dengan konsentrasi tinggi dekstrosa untuk mempertahankan

(10)

normoglycemia di memulai pengobatan dengan sirolimus, setelah respon glikemik yang baik dicatat. Dengan demikian, dosis dekstrosa secara bertahap meruncing dan makanan enteral secara bersamaan meningkat . Selama periode 2 sampai 3 minggu, setiap bayi mempertahankan tingkat glukosa darah stabil tanpa perlu infus glukosa intravena. Glukagon dan octreotide infus kemudian secara bertahap dihentikan, karena kadar glukosa darah yang stabil di lebih dari 63 mg per desiliter. Selanjutnya, keempat bayi mampu menerima semua nutrisi enteral mereka, dan masing-masing terus menerima terapi sirolimus oral.

Bayi juga mampu berpuasa selama 6 sampai 8 jam tanpa pengembangan hipoglikemia (misalnya, kadar glukosa darah tetap tinggi dari 63 mg per desiliter  pada akhir puasa). Satu bayi (Pasien 4, yang memiliki ABCC8 mutasi homozigot dan hipoglikemia hyperinsulinemic sangat parah) diperlukan dosis kecil octreotide (10 mg per kilogram per hari) untuk berpuasa selama 6 jam tanpa pengembangan hipoglikemia. Setiap pasien dipulangkan ketika pemberian makanan enteral didirikan dan bayi bisa berpuasa selama 6 sampai 8 jam tanpa pengembangan hipoglikemia. Tingkat diukur dari asam lemak nonesterified dan 3β -hidroksibutirat naik pada akhir puasa, menunjukkan bahwa penekanan insulin hadir karena pengobatan dengan sirolimus.

Orang tua diminta untuk memantau kadar glukosa darah setidaknya tiga kali sehari sebelum makan. Sebuah tinjauan catatan pemantauan orangtua kadar glukosa darah tidak ditemukan adanya episode hipoglikemia selama pengobatan dengan sirolimus. Keempat pasien saat ini terus menerima sirolimus dan sedang diikuti untuk penilaian kontrol glikemik, tingkat endapan serum sirolimus, dan setiap efek samping klinis atau biokimia. Tindak lanjut penilaian dilakukan sampai bayi mencapai usia 1 tahun menunjukkan kontrol glikemik yang baik. Penilaian laboratorium menunjukkan jumlah darah lengkap normal (tanpa neutropenia) dan tingkat normal nitrogen urea darah, kreatinin, dan elektrolit selama tindak lanjut penilaian setiap 3 bulan. Efek samping yang diamati meliputi elevasi transien tingkat aminotransferase, yang diselesaikan secara spontan, dan elevasi ringan kadar trigliserida. Hasil studi fungsi hati dinyatakan telah normal. Baik sepsis atau infeksi serius lainnya yang dikembangkan di salah satu bayi .

(11)

Sirolimus dihentikan pada salah satu pasien di usia 7 bulan , dalam waktu 3 hari, hipoglikemia berat dikembangkan, membutuhkan infus intravena glukosa dan administrasi subkutan octreotide. Sirolimus itu reinitiated, dan selama 3 sampai 4 minggu ke depan infus glukosa dan octreotide itu meruncing dan kemudian dihentikan.

2.2.2 Pengelolaan Pankreatitis Klasifikasi Kronis Dengan Hasil Patologi Anatomi Adenokarsinoma Pankreas

Pankreas merupakan suatu organ yang mempunyai fungsi endokrin dan eksokrin, dan kedua fungsi ini saling berhubungan. Sekretin dan kolesistokinin- pankreozimin (CCC-PZ) merupakan hormone traktus gastrointestinal yang

membantu dalam mencerna zat-zat makanan dengan mengendalikan sekret  pankreas. Sekresi enzim pankreas yang normal berkisar dari 1500-2500 mm/hari.

Pankreatitis kronis merupakan suatu penyakit inflamasi pada pankreas yang ditandai dengan fibrosis pankreas yang persisten dan progresif serta menimbulkan kerusakan jaringan eksokrin dan endokrin. Pankreatitis kronis merupakan salah satu faktor resiko terjadinya karsinoma pankreas. Adenokarsinoma pancreas terjadi pada 1 per 10,000 penduduk Amerika. Umumnya penderita pankreatitis kronis mengeluh nyeri abdomen di epigastrium yang terus menerus yang dijalarkan kepunggung, mual, nafsu makan berkurang,  berat badan menurun dan malnutrisi. Pengelolaan penderita pancreatitis kronis dapat secara konservatif maupun pembedahan berupa drainase dan reseksi  pankreas.

Pankreatitis kronis merupakan salah satu factor resiko terjadinya karsinoma pankreas. Pada penelitian yang melibatkan 6 grup senter internasional yaitu Denmark, Jerman, Italia, Swedia, Switzerland dan Amerika Serikat didapatkan angka kejadian karsinoma pankreas 1,8% pada pasien yang telah terdiagnosis pankreatitis kronis 2 tahun sebelumnya, dan 4% setelah terdiagnosis 10 sampai 20 tahun sebelumnya. Adenokarsinoma pancreas terjadi  pada 1 per 10,000 penduduk Amerika. Laki-laki 2 kali lebih sering terkena dari  pada wanita.

(12)

Prevalensi Amerika Serikat 26,4 kasus per 100,000 penduduk, di Spanyol 14 per 100,000 penduduk sedangkan di Jepang 5,7 per 100,000 penduduk. Kebanyakan terjadi karena adanya batu pada saluran pankreas. Kebanyakan kasus  pancreatitis kronis karena minum alkohol yang banyak, berkisar 150 g/hari dalam  beberapa tahun. Hanyakira-kira 10 % peminum berat yang terbentuk pankreatitis, tampaknya ini ada faktor lain yang dibutuhkan, seperti diet tinggi lemak dan  protein.

Penderita ini mengeluh nyeri abdomen epigastrium yang tak henti-henti yang dijalarkan kepunggung. Nyeri pada pancreatitis kronis dahulu dipercaya dari peningkatan tekanan intra pankreas. Pemeriksaan laboratorium memperlihatkan sedikit peningkatan pada alfa amylase dan lipase tetapi tidak khas untuk pancreatitis kronis.

Hasil pemeriksaan patologi anatomi menunjukkan adenokarsinoma. Biopsi dilakukan pada bagian kaput, korpus dan kauda, hal ini menunjukkan adenokarsinoma pada seluruh bagian pankreas. Total pancreatectomy merupakan  prosedur yang aman, mortalitas dan morbiditas yang dapat diterima

Reseksi merupakan tindakan kuratif terhadap kanker pankreas. Ada 4  pembedahan yang ditawarkan yaitu Whipple pancreaticoduodenectomy,  pylorus preserving pancreaticoduodenectomy, total pancreatectomydan regional  pancreatectomy. Tampaknya total pancreatectomy merupakan pilihan yang

sesuaiuntukpasienini. Prosedur Peustow

Prosedur Peustow dapat dipilih dalam penanganan pancreatitis kalsifikasi kronis. Prosedur ini aman dengan hasil yang baik. Pada kasus adenokarsinoma  pancreas ini tindakan yang sesuai adalah total pancreatectomy.

(13)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Banyak trend dan issue yang terjadi pada sistem endokrin. Seperti trend dan issue pada Sindrom Cushing (CS), adalah sindrom klinis yang terdiri dari gejala dan tanda-tanda yang mencerminkan beredar glukokortikoid berlebihan (GC) konsentrasi. Hal ini sangat jarang terjadi di masa kanak-kanak dan masa remaja dan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok hormon adrenocorticotrophic penyebab (ACTH)-independen dan dependen-ACTH.

Trend dan issue yang lainnya adalah beberapa Pantangan Makanan Untuk Penderita Diabetes Melitus di antaranya adalah roti putih, rokok, kafein, mie dan pasta, kentang, minuman bersoda, makanan yang di goreng, dan teh manis. Sedangkan Issue cara untuk mengobati Penyakit Diabetes secara alami, namun tidak seutuhnya menyembuhkan penyakit diabetes secara total adalah lidah  buaya, hindari makanan yang kaya akan gula sederhana, dan senam.

3.2 Saran

Dalam hal ini penulis menyadari masih adanya kekurangan makalah ini di  berbagai segi, oleh karena itu penulis berharap adanya perbaikan demi  perkembangan makalah ini menuju lebih baik lagi.

Referensi

Dokumen terkait

Sopacua, Peran Balai Permasyarakatan (BAPAS) ………. Pembimbing Kemasyarakatan mengadakan wawancara dengan klien dan orang lain yang berhubungan dengan klien dan

(8) Bapemperda menyampaikan rancangan Propemperda yang telah dikonsultasikan kepada Menteri Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada Pimpinan DPRD

Yang memberi ilmu, inspirasi dan kemuliaan, karena atas rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” PENGARUH TERAK SEBAGAI AGREGAT

Dalam rangka menunjang kesinambungan pembiayaan untuk kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan berupaya

Bentuk pelaksanaan kegiatannya meliputi: (1) Kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN), (2) Kegiatan Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK), (3)

Berdasarkan hasil analisis Regresi Linier Berganda yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel reliability terhadap loyalitas pelanggan, didapat bahwa nilai koefisien

Berdasarkan fenomena yang terjadi di Rumah Sakit penting untuk mengetahui beberapa faktor yang meningkatkan hipotensi intradiaisis pada pasien gagal ginjal kronis

Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan bahwa kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari aspek ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan