• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner pada Kelompok Usia =45 Tahun di RS.Panti Wilasa Citarum Semarang T1 462007005 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner pada Kelompok Usia =45 Tahun di RS.Panti Wilasa Citarum Semarang T1 462007005 BAB I"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan dan perkembangan perekonomian adalah suatu

dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang

sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

Tengah. Perekonomian Jawa Tengah pada tahun 2011 mengalami

pertumbuhan sebesar 6,0% dibanding tahun 2010 (Profil Jateng, 2011).

Kemajuan dan perkembangan ini sangat mempengaruhi berbagai aspek

kehidupan masyarakat Jawa Tengah dan Indonesia pada umumnya

diantaranya terjadi perubahan-perubahan pada pola hidup dan pola

penyakit pada masyarakat Indonesia.

Pola hidup masyarakat menjadi lebih instan dan praktis, dimana

desawa ini masyarakat lebih menyukai mengkomsumsi

makanan-makanan junk food yang tidak sehat menyebabkan terjadinya perubahan

pada pola penyakit. Pola penyakit yang dulunya lebih berpola

penyakit-penyakit infeksi dan rawan gizi berubah ke penyakit-penyakit-penyakit-penyakit degeneratif

antara lain diabetes melitus, penyakit-penyakit kardiovaskular (jantung

koroner) dan darah (stroke).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011 dalam

laporannya di Global Atlas on Cardiovascular Disease Prevention and

(2)

meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah dan tercatat

17,3 juta orang meninggal di dunia akibat penyakit jantung koroner dan

diperkirakan angka ini akan meningkat terus hingga 2030 menjadi 23,4

juta kematian di dunia setiap tahunnya. 17,3 juta orang di dunia

meninggal akibat penyakit jantung setiap tahun, sama dengan 30 persen

total kematian di dunia. Tujuh belas juta lebih kematian diantaranya

akibat penyakit jantung koroner, 500 ribu akibat stroke dan 691 juta

mengalami hipertensi.

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RIKESDA) 2007, angka

kematian pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan akibat

penyakit jantung iskemik 8,7 persen. Sedangkan di pedesaan 8,8

persen. Sementara kematian pada kelompok usia 55-64 tahun di daerah

perkotaan akibat penyakit jantung iskemik 5,8 persen, dan penyakit

jantung lain 4,7 persen. Sementara di pedesaan penyakit jantung

iskemik 5,7 persen, dan penyakit jantung lain 5,1 persen. Data

prevalensi nasional berdasarkan hasil diagnosa penyakit oleh tenaga

kesehatan menyatakan jumlah penyakit jantung 7,2 persen.

Penelitian Kochanek dalam laporan National Vital Statistics

Reports (NVSR) 2011 yang berjudul Deaths:Final Data for 2009

melaporkan kematian pada kelompok usia >45 tahun lebih dominan

dibandingkan kelompok usia yang lain sebesar dan jenis kelamin angka

kematiannya adalah laki-laki dan penyebab utamanya adalah penyakit

(3)

Sedangkan berdasarkan data dari Rumah Sakit Jantung dan

Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, sebanyak 144.820 pasien

dengan keluhan jantung dan penyakit pembuluh darah lainnnya yang

datang berkunjung pada tahun 2012. Dari total pengunjung di RS ini,

yang paling banyak kasusnya atau sekitar 3.000 lebih adalah jantung

koroner. Sebanyak 2.500 pasien jantung koroner tanpa tindakan bedah,

dan sisanya dengan bedah (Suara Pembaruan, 2013)

Dan dari data Profit Kesehatan Jawa Tengah 2011 dari total

1.409.857 kasus penyakit menular dan tidak menular yang terjadi di

Jawa Tengah dilaporkan sebesar 62,43% (880.193 kasus) adalah

penyakit jantung dan pembuluh darah (Profil Kesehatan, 2011).

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu kelainan

disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang

mengalirkan darah ke otot jantung. Bilamana penyempitan ini menjadi

parah maka dapat terjadi serangan jantung (Soeharto, 2004).

PJK merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dan

merupakan penyakit tidak menular yang sangat membahayakan, tetapi

dapat dicegah. Pencegahannya dapat dilakukan dengan cara

meminimalisasi berbagai faktor risiko yang mempengaruhinya. Penyakit

ini sangat dipengaruhi oleh perubahan life style. Individu yang memiliki

gaya hidup, misalnya kebiasaan merokok, pola makan yang banyak

(4)

dan stres berpotensi besar akan mengalami penyakit jantung (Profil

Jateng, 2008).

National Institutes of Health (NIH) 2002 dalam laporannya yang

berjudul Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol

in Adults (Adult Treatment Panel III) menyatakan penyebab PJK sendiri

secara pasti belum diketahui. Meskipun demikian secara umum dikenal

berbagai faktor yang berperan penting terhadap timbulnya PJK yang

disebut sebagai faktor risiko PJK. Berdasarkan laporannya PJK, terbagi

atas dua faktor resiko PJK, yaitu faktor yang dapat dikendalikan dan

faktor yang tidak dapat dikendalikan.

Faktor yang tidak dapat dikendalikan (nonmodifiable risk factors)

seperti keturunan, umur, jenis kelamin dan faktor yang dapat

dikendalikan (modifiable risk factors) seperti dyslipidaemia, tekanan

darah tinggi (hipertensi), merokok, penyakit diabates melitus, stres, dan

obesitas (NIH, 2002)

Data statistik yang didapat dari RS Panti Wilasa Citarum

Semarang, selama 2 tahun terakhir ini (2011-2012) terdapat 259 kasus

penyakit jantung yang dirawat inap dan telah didiagnosa menderita

penyakit jantung.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti sangat tertarik

untuk mengidentifikasi distribusi faktor-faktor resiko PJK pada pasien

rawat inap kelompok usia ≥45 tahun di RS. Panti Wilasa Citarum

(5)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi

permasalahan yang berkaitan dengan angka kejadian PJK adalah

faktor-faktor risiko, antara lain: jenis kelamin, merokok, hipertensi,

dislipidemia, diabetes mellitus, obesitas, usia, riwayat keluarga dengan

PJK, dan inaktivitas fisik.

1.3 Batasan Masalah

Pada penelitian ini peneliti membatasi masalahnya tentang

faktor-faktor risiko PJK hanya pada pasien rawat inap dengan kelompok

usia ≥45 tahun, karena pada usia ≥45 sangat rentan mengalami atau

menderita penyakit jantung koroner

1.4 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka

rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana gambaran

distribusi faktor-faktor risiko PJK pada pasien yang rawat inap kelompok

usia ≥45 di RS. Panti Wilasa Citarum Semarang.

1.5 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui distribusi faktor-faktor risiko PJK pada

(6)

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui hubungan faktor-faktor risiko dominan

terhadap kejadian angka resiko angka kejadian PJK pada pasien

rawat inap kelompok usia ≥45 tahun

1.6 Manfaat Penelitian

1. Masyarakat umum, untuk memberikan edukasi tentang faktor resiko

koroner pada penyakit jantung koroner, selanjutnya dapat

menimbulkan kesadaran untuk mencegah dengan menghindari

faktor resiko penyakit jantung koroner ini.

2. Rumah Sakit Citarum Semarang, memberikan masukan bagi

pengelolaan dalam upaya upaya promotif, preventif, diagnosa dini

dan penanganan pasien penyakit jantung koroner.

3. Departemen kesehatan dan berbagai instansi terkait lainnya,

memberi masukan dalam pengawasan prosedur pencegahan

penyakit jantung koroner dan komplikasinya. Hal ini dilakukan

sebagai upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian

akibat penyakit jantung koroner.

4. Penelitian ini juga dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan, acuan

ataupun perbandingan bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

5. Bagi peneliti, semoga proses serta hasil penelitian ini dapat

memberikan masukan dan pembelajaran yang sangat berharga

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui kadar kalsium dan pH pada produk Aqua sesuai dengan. syarat

(3) Jika Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a sampai dengan huruf n tidak diketahui atau lebih rendah daripada Nilai Jual

Nilai-nilai Pancasila dan norma-norma agama merupakan dasar untuk seluruh masyarakat Indonesia berbuat baik, sehingga Pancasila dianggap sebagai ideologi yang bersifat

Dengan keadaan sekarang dikhawatirkan akan tidak adanya terjadi perubahan, maka di masa yang akan datang maka SDM aparatur harus ditingkatkan, bermacam cara untuk

Dengan Sistem Monitoring yang dibuat ini tidak hanya menggunakan komputer tetapi sistem ini telah didukung dengan sistem SMS gateaway artinya selain operator

• Mukund Chaudary and Ankur Kumar, “Practical jQuery,

Berkas Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang telah diterbitkan SKPPKP sebelum SMT, harus dikirim ke KPP Baru paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sebelum

Adapun keunggulan dari produk es nem-nem “tape ketan puding selasih” ini adalah minuman berbahan dasar tape yang mengandung vitamin dan bakteri baik yang memberikan efek