• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keterampilan berbicara bahasa arab materi afrad al usrah dengan strategi inner outer circle di kelas 4 MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan keterampilan berbicara bahasa arab materi afrad al usrah dengan strategi inner outer circle di kelas 4 MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo."

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Fatimatuz Zuhriyah Maulidevi NIM. D07213011

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB MATERI AFRA><D AL-USRAH DENGAN STRATEGI INNER-OUTER CIRCLE

DI KELAS IV MI SUNAN AMPEL TONGAS PROBOLINGGO

SKRIPSI Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

Fatimatuz Zuhriyah Maulidevi NIM. D07213011

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Fatimatuz Zuhriyah Maulidevi, 2017. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Materi Afra>d Al Usrah Dengan Strategi Inner Outer Circle Di Kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing: Sulthon

Mas’ud, S.Ag, M.Pd.I & Taufik, M.Pd.I

Kata kunci: Keterampilan berbicara bahasa Arab, Strategi Inner Outer Circle

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya kesulitan siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo pada keterampilan berbicara bahasa Arab. Hal ini terlihat ketika siswa diajak untuk bercakap-cakap menggunakan bahasa Arab yang sederhana, siswa masih kesulitan, bingung, dan tidak lancar dalam menjawab maupun bertanya dalam bahasa Arab. Masalah tersebut dibuktikan dengan nilai ulangan harian yang menunjukkan dari 20 siswa hanya 6 siswa (30%) yang mencapai nilai di atas KKM yaitu 75, sedangkan 14 siswa (70%) mendapatkan nilai di bawah KKM. Sehingga peneliti ingin memberikan solusi untuk menigkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa melalui strategi inner outer circle.

Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui penerapan strategi

inner outer circle dalam mata pelajaran bahasa Arab di siswa kelas IVMI Sunan Ampel Tongas Probolinggo, (2) Mengetahui peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis dan Mc Taggart. Subjek penelitian ini terdiri dari 20 siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo. Tindakan ini menggunakan dua siklus. pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, penilaian unjuk kerja, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan strategi inner outer circle

berlangsung dengan baik dibuktikan dengan hasil observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I diperoleh prosentase 72% dengan kriteria baik, dan pada siklus II diperoleh prosentase 94% dengan kriteria sangat baik. Hasil observasi siswa pada siklus I diperoleh prosentase 78% dengan kriteria baik, dan pada silus II diperoleh prosentase 95% dengan kriteria sangat baik. (2) terjadi peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo materi Afra>d Al Usrah dengan strategi inner outer circle. Peningkatan keterampilan berbicara

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN ISI ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ...v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tindakan Yang Dipilih ...7

D. Tujuan Penelitian ...8

E. Lingkup Penelitian ...8

F. Signifikansi Penelitian ...9

BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Berbicara Bahasa Arab 1. Pengertian Berbicara ...10

2. Pengertian Keterampilan Berbicara ...10

3. Tujuan Keterampilan Berbicara ...12

4. Prinsip-prinsip Pengajaran Keterampilan Berbicara ... 13

5. Macam-Macam Keterampilan Berbicara ... 14

6. Masalah dalam Aktivitas Keterampilan Berbicara ...15

7. Tahapan Dalam Pembelajaran Berbicara ... 17

B. Pembelajaran Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Sekolah Dasar/ Madarasah Ibtidaiyah 1. Tingkatan-tingkatan Pembelajaran Keterampilan Berbicara ... 19

(9)

2.Strategi Pembelajaran Inner Outer Circle ... 25

3.Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Inner Outer Circle ... 26

4.Kelebihan dan Kelemahan Strategi Inner Outer Circle ... 27

5. Peningkatan kemampuan Berbicara Bahasa Arab Materi Afra>d Al-Usrah Melalui Strategi Inner Outer Circle. ... 28

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 63

1. Pra Siklus ... 63

2. Siklus I ... 66

3. Siklus II ... 84

B. Pembahasan ... 103

1. Penerapan Stratehi Inner Outer Circle ... 103

2. Peningkatan Keterampilan Berbicara ... 108

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 112

B. Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 115

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 117

RIWAYAT HIDUP... 118

(10)

DAFTAR TABEL

2.1.Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator ... 23

3.1.Setting Penelitian ... 44

3.2.Predikat Pedoman Penilaian ... 44

3.3.Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 48

3.4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 50

3.5. Panduan Wawancara Guru Sebelum Tindakan ... 53

3.6. Panduan Wawancara Guru Sesudah Tindakan ... 53

3.7.Panduan Wawancara Siswa Sebelum Tindakan ... 54

3.8.Panduan Wawancara Siswa Sesudah Tindakan ... 54

3.9. Kriteria Keberhasilan Aktivitas Guru dan Siswa ... 57

3.10. Kategori Penilaian Keterampilan Berbicara ... 57

3.11. Kriteria Tingkat Ketuntasan Berbicara Siswa ...58

4.1. Hasil Ulangan Harian Kelas IV Materi Afra>d Al Usrah. ...64

4.2. Penilaian Observasi Aktivitas Siswa . ...69

4.3. Penilaian Observasi Aktivitas Guru . ...71

4.4. Data Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus I . ...74

4.5. Hasil Penilaian Aspek Ketepatan Pengucapan ...76

4.6. Hasil Penilaian Aspek Susunan Kalimat ...77

4.7. Hasil Penilaian Aspek Kejelasan Suara ...79

4.8. Hasil Penilaian Aspek Kelancaran. ...80

4.9. Penilaian Observasi Aktivitas Siswa. ...88

4.10. Penilaian Observasi Aktivitas Guru. ...90

4.11. Data Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus II . ...93

4.12. Hasil Penilaian Aspek Ketepatan Pengucapan ...95

4.13.Hasil Penilaian Aspek Susunan Kalimat . ...96

4.14. Hasil Penilaian Aspek Kejelasan Suara ...98

(11)

materi Afra>d Al Usrah ...106 4.18. Hasil ketuntasan belajar siswa dalam peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab

(12)

DAFTAR GAMBAR

3.1. PTK Model Kemmis dan Mc Taggart ... 34

4.1.Diagram hasil penilaian keterampilan Berbicara Siswa Siklus I ... 74

4.2. Diagram Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II ... 93

4.3.Diagram Hasil Prosentase Aktivitas Guru Siklus I dan Silus II ... 103

4.4. Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 106

(13)

Lampiran 1 Profil Sekolah

Lampiran 2 Penilaian Hasil Belajar Siswa Pra-Siklus Lampiran 3 Hasil Wawancara Guru Sebelum Tindakan Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru Sesudah Tindakan Lamoiran 5 Hasil Wawancara Siswa Sebelum Tindakan Lampiran 6 Hasil Wawancara Siswa Setelah Tindakan Lampiran 7 Lembar Validasi Dokumen RPP

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 Lampiram 9 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Silus I Lampiran 11 Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa Sklus I Lampiran 12 Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran 15 Penilaian Keterampian Berbicara Siswa Siklus II Lampiran 16 Dokumentasi Pembelajaran

Lampiran 17 Surat Tugas Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Lampiran 18 Surat Izin Penelitian Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan bahasa memiliki peranan yang sangat penting. Bahasa

merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang agar dapat berhubungan

dengan orang lain, dan sebagai alat penyampai informasi. Begitu pula dalam

dunia pendidikan, karena dengan bahasa semua orang dapat mempelajari semua

bidang studi.

Di dunia ini kita mengenal berbagai macam bahasa. Di Indonesia sendiri

terdapat berbagai macam bahasa daerah. Selain mengenal bahasa daerah

sebagai peserta didik kita juga dikenalkan dengan bahasa asing. Karena dengan

mempelajari bahasa asing kita dapat mengetahui informasi yang ada di luar

negeri dan dapat mempelajari sumber-sumber ilmu pengetahuan yang berasal

dari luar negeri dengan menggunakan bahasa asing.

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang akhir-akhir ini banyak

ditekuni oleh masyarakat untuk dipelajari dan ditelaah, baik yang berorientasi

pada pendekatan normatif dan spritualis dengan berkeyakinan bahwa bahasa

Arab merupakan bahasa agama karena al-Qura’an diturunkan dengan bahasa

(15)

yang beranggapan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang patut dikaji

secara mendalam untuk mengetahui kajian historis dan estetikanya.1

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang mulai dipelajari oleh

masyarakat di Indonesia. Masyarakat juga menelaah bahasa yang dipercaya

bahwa bahasa Arab merupakan bahasa Al-qur’an. Bahasa Arab juga merupakan

alat berkomunikasi yang digunakan oleh manusia baik secara lisan maupun

secara tulisan.

Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik. 2

1 Taufik, Pembelajaran Bahasa Arab MI(metode Aplikasi dan Inovatif Berbasis ICT), (Surabaya: PMN, 2011), 1

2 Kemenag, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 00912 Tahun 2013 tentang

Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab.

(16)

3

Menurut Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013 Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan pAgama Islam dan Bahasa Arab, tujuan mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah diantaranya adalah (1) untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat kemampuan berbahasa, yakni menyimak (istima’), berbicara

(kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah), (2) Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam, (3) Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkairtan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya3

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan pada mata pelajaran bahasa Arab

perlu adanya penguasaan dalam empat keterampilan berbahasa dalam

pemnbelajaran. Salah satunya ialah kemampuan berbicara (kalam).

Keterampilan berbicara menurut Acep hermawan adalah kemampua

(17)

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan

pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara4

Demi mewujudkan kemampuan berbahasa Arab yang aktif pada peserta

didik. perlu adanya perhatian khusus pada saat Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) bahasa Arab. Kegiatan Belajar Mengajar diharapkan menjadi kegiatan

yang menyenangkan dan bermakna bagi setiap peserta didik. Untuk

mewujudkan proses kegaiatan belajar mengajar yang menyenangkan perlu

adanya strategi yang tepat dan menyenangkan pula. Dengan ini diharapkan

tujuan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik.

Permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran bahasa Arab di

Madrasah Ibtidaiyah dan sekolah-sekolah Islam yang memasukan mata

pelajaran bahasa Arab dalam kurikulumnya adalah rendahnya kemampuan

siswa dalam berbahasa Arab aktif. Hal ini menjadi sebuah tugas bagi sekolah

atau madrasah tersebut agar membuat suatu inovasi dalam pembelajaran bahasa

Arab. Dalam mengajar kebanyakan guru hanya terpaku menggunakan metode

penugasan dan ceramah. Hal tersebut kurang mendapat perhatian dari siswa.

Siswa akan tidak tertarik dan lebih cepat bosan apabila strategi yang digunakan

(18)

5

oleh guru kurang menyenangkan. Sehingga berakibat pada proses belajar

mengajar serta hasil belajar siswa.

Salah satu penentu dalam proses pembelajaran adalah strategi. Dalam

proses pembelajaran bahasa Arab bagi orang non Arab, dibutuhkan proses

pembelajaran yang menyenangkan. Proses pembelajaran tersebut dapat

terwujud jika ada strategi yang inovatif dan menyenangkan bagi siswa.

Sehingga dapat mendukung tercapainya tujuan dari pembelajaran bahasa Arab

tersebut. Pembelajaran yang inovatif diharapkan dapat memotivasi dan

meningkatkan kemampuan bahasa Arab pada siswa Madrasah Ibtidaiyah

Permasalahan tentang rendahnya kemampuan berbicara bahasa Arab siswa

juga terjadi di MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo. Berdasarkan hasil

pengamatan yang dilakukan pada kelas IV di MI Sunan Ampel Tongas

Probolinggo pada mata pelajaran bahasa Arab tentang pembelajaran

keterampilan berbicara. Siswa kelas IV dinilai masih pasif. Ketika

pembelajaran berlangsung siswa terlihat kurang bersemangat, dan saat guru

memberikan tes lisan berupa memberikan pertanyaan menggunakan bahasa

Arab siswa masih bingung dalam menjawabnya. Dari siswa berjumlah 20 orang

yang terdiri dari 12 laki-laki dan 8 perempuan terdapat 6 siswa yang cukup

lancar berbicara bahasa Arab. Sementara 14 siswa masih kurang atau pasif

(19)

70% siswa dinilai pasif dalam berbicara bahasa Arab. Sementara 30% siswa

sudah cukup bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Arab. 5

Sementara berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru. mata

pelajaran bahasa Arab di kelas IV MI Sunan Ampel, yakni Ibu Dra Maimunah,

beliau menuturkan bahwasannya beliau hanya menggunakan metode ceramah

dan menghafal dalam pembelajaran selama ini. Sehingga siswa terlihat kurang

bersemangat dan cepat bosan. Selain itu siswa yang tidak terbiasa menggunakan

bahasa asing terutama bahasa Arab juga menjadi salah satu faktor rendahnya

keterampilan berbicara bahasa Arab siswa.6

Melihat permasalahan di atas, peneliti menawarkan solusi dengan

menggunakan strategi Inner outer circle dalam pembelajaran bahasa Arab.

Sedangakan materi yang akan diajarkan adalah materi Afra>d Al-Usrah di kelas

IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo. Diharapkan dengan adanya strategi

yang inovatif dan menyenangkan ini. Siswa dapat meningkatkan kemampuan

berbicaranya.

Dari latar belakang tersebut, peneliti mengambil judul “Peningkatan

Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Materi Afra>d Al-Usrah Dengan

5 Berdasarkan hasil observasi di MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo kelas 4, pada tanggal. 13 Januari 2017

(20)

7

Strategi Inner-Outer Circle di kelas IV MI Sunan Ampel Tongas

Probolinggo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan pada latar belakang diatas,

maka rumusan permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan strategi Inner outer circle dalam mata pelajaran

bahasa Arab siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo?

2. Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa

Arab siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo setelah

menggunakan strategi Inner outer circle?

C. Tindakan Yang Dipilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dipaparkan diatas.

Tindakan yang dipilih untuk mengatasi hal tersebut yaitu menggunakan strategi

inner outer circle agar keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas IV MI

Sunan Ampel Tongas Probolinggo dapat meningkat.

Penggunaan strategi ini, dikarenakan strategi ini dinilai mampu menjadikan

proses pembelajaran lebih menarik. Strategi ini menuntut siswa lebih aktif,

karena mengharuskan siswa untuk bergerak dan berbicara sesuai dengan

instruksi dari guru, serta tema yang berkaitan. Siswa akan diminta untuk saling

(21)

diminta berputar sehingga lawan bicara akan berganti. Dalam strategi ini siswa

dituntut aktif dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan penerapan strategi inner outer circle dalam mata

pelajaran bahasa Arab di siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas

Probolinggo.

2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara Bahasa Arab siswa

kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo.

E. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini bisa terfokus dan menghasilkan hasil yang akurat,

permasalahan di atas akan dibatasi pada hal-hal tersebut di bawah ini:

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas

Probolinggo semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Kelas terebut

memiliki kesulitan dalam pada mata pelajaran bahasa Arab terutama dalam

keterampilan berbicara.

2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran bahasa Arab kelas IV

(22)

9

3. Keterampilan berbicara, meskipun dalam mempelajari bahasa Arab

diperlukan empat keterampilan. Namun peneliti memilih meningkatkan

kemampuan berbicara, karena di MI Sunan Ampel siswa memiliki kesulitan

dalam keterampilan berbicara.

F. Signifikansi Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengalaman bagi guru

dalam merancang kegiatan pembelajaran menggunakan strategi inner outer

circle dalam proses pembelajaran Bahasa Arab pada materi-materi

berikutnya.

2. Bagi Siswa

Siswa dapat memahami materi yang diajarkan dan dapat mengasah

keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Arab. Sehingga

diharapkan siswa dapat mengikuti pembelajaran Bahasa Arab dengan aktif

serta dapat mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara

bahasa Arab pada siswa. Serta dapat menjadi bahan rujukan bagi pelatihan

atau bimbingan terhadap guru agar menggunakan strategi Inner-Outer

(23)

10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Keterampilan Berbicara Bahasa Arab 1. Pengertian Berbicara

Linguis berkata “speaking is language”. Berbicara adalah salah satu

keterampilan berbahasa yang sangat berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari.1

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi dan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Dalam arti luas dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat di dengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.2 2. Pengertian Keterampilan Berbicara

Dalam dunia pembelajaran bahasa, kemampuan menggunakan bahasa disebut “kemahiran berbahasa” (maharah al-lughah). Pada

umunya, semua pakar pembelajaran bahasa sepakat bahwa keterampilan

1 Henry Guntur Tarigan, Berbicara; Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,

1981) 3

2 Djago Tarigan dkk, Pengembangan Keterampilan Berbicara, (Jakarta: Departemen Pendidikan

(24)

11

dan kemahiran berbahasa tersebut terbagi empat. Diantaranya adalah keterampilan menyimak (maharah al-istima’), keterampilan berbicara

(maharah al-kalam), keterampilan membaca (maharah al-qira’ah),

keterampilan menulis (maharah al-kitabah).3

Dalam berbahasa salah satu yang harus dikuasai adalah keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara ini menempati kedudukan yang penting karena merupakan ciri-ciri kemampuan komunikatif siswa.4 dalam kaitannya dengan pembelajaran, sebenarnya berbicara tidak hanya berperan dalam pembelajaran bahasa, melainkan juga berperan dalam pembelajaran yang lainnya.

Keterampilan berbicara (maharah al-kalam/ speaking skill) adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan dan perasaan kepada lawan bicara. Dalam makna yang lebih luas, berbicara merupakan sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia untuk menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya.5

3 Ulin Nuha, Metodologi Pembelajaran ... 83

4 Yunus Abidin, Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter, (Bandung: refika Aditama.

2012) hlm. 125

5 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

(25)

3. Tujuan Keterampilan Berbicara

Secara umum, keterampilan berbicara memiliki tujuan agar para pelajar dapat berkomunikasi secara lisan dengan baik. Dalam artian orang yang diajak berbicara mampu memahami kata-kata dari pembicara. Selain itu tujuan keterampilan berbicara adalah sebagai berikut:

a. Membiasakan murid bercakap-cakap dengan bahasa yang fasih. b. Membiasakan murid menyusun kalimat yang timbul dari dalam

hati dan perasaannya dengan kalimat yang benar dan jelas. c. Membiasakan murid memilih kata dan kalimat, lalu

menyusunnya dalam bahasa yang indah, serta memperhatikan penggunaan kata pada tempatnya6.

Sementara itu secara terperinci adapun tujuan pembelajaran berbicara sebagai berikut:

a. Agar dapat mengucapkan ungkapan-ungkapan berbahasa Arab. b. Agar dapat mengucapkan ungkapan-ungkapan yang berbeda

atau yang menyerupainya.

c. Agar dapat membedakan ungkapan yang di baca panjang dan yang di baca pendek.

(26)

13

d. Dapat mengungkapkan keinginan hatinya dengan menggunakan susunan kalimat yang sesuai dengan nahwu (tata bahasa) e. Dapat mengungkapkan apa yang terlintas dalam fikirannya

dengan menggunakan aturan yang benar dalam penyusunan kalimat dalam bahasa Arab.

f. Dapat menggunakan bagian-bagian dari tata bahasa Arab dalam ungkapannya seperti tanda mudhakkar, muannath, hal dan fi’il yang sesuai dengan waktu.

g. Dapat menggunakan ungkapan kebahasaan yang sesuai dengan umur, tingkat kedewasaan dan kedudukan.

h. Dapat menelusuri dan menggali manuskrip-manuskrip dan literatur-literatur berbahasa Arab.

i. Dapat mengungkapkan ungkapan yang jelas dan dimengerti tentang dirinya sendiri.

j. Mampu berfikir tentang bahasa Arab dan mengungkapkannya secara cepat dalam situasi dan kondisi apapun.7

4. Prinsip-prinsip Pengajaran Keterampilan Berbicara

Agar pembelajaran kalam baik bagi non Arab, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut:

(27)

a. Hendaknya guru memiliki kemampuan yang tinggi tentang keterampilan berbicara atau pembelajaran kalam.

b. Memulai dengan suara-suara yang serupa antara dua bahasa (bahasa pembelajar dan bahasa Arab)

c. Hendaknya pengarang dan pengajar memperhatikan tahapan dalam pengajaran kalam, seperti memulai dengan lafadz-lafadz mudah yang terdiri dari satu kalimat, dua kalimat, dan seterusmya.

d. Memulai dengan kosa kata yang mudah.

e. Memfokuskan pada bagian keterampilan berbicara, yaitu:

1) Cara mengucapkan bunyi dari makhrajnya dengan baik dan benar.

2) Membedakan pengucapan harakat panjang dan pendek

3) Mengungkapkan ide-ide dengan cara yang benar dengan memperhatikan kaidah tata bahasa yang ada.

4) Melatih siswa bagaimana cara memulai dan mengakhiri pembicaraan yang benar.

5. Macam-macam Keterampilan Berbicara

(28)

15

yang belajar suatu bahasa. Keterampilan berbicara ini meliputi dua hal yakni:8

a. Percakapan (Muh}adathah)

Percakapan atau dalam bahasa Arab disebut muh}adathah merupakan

cara menyajikan bahasa pelajaran bahasa Arab melalui percakapan, dalam percakapan itu dapat terjadi antara guru dan murid, dan antara murid dengan murid, sambil menambah dan terus memperkaya pembendaharaan kata-kata yang semakin banyak.9

b. Ungkapan secara lisan (Ta’bir Syafahih)

Ungkapan secara lisan atau Ta’bir Syafahih adalah latihan membuat karangan secara lisan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pelajar dalam mengutarakan pikiran dan perasaaanya.10

6. Masalah dalam Aktivitas Keterampilan Berbicara

Kegiatan berbicara sebenarnya merupakan kegiatan yang menarik dan ramai dalam kelas bahasa, tetapi sering kali terjadi sebaliknya. Kegiatan berbicara di dalam kelas menjadi tidak menarik, tidak merangsang partisipasi siswa, sehingga menyebabkan suasana kelas menjadi kaku dan akhirnya macet.11 Dalam pembelajaran bahasa,

8 Taufik, Pembelajaran... 49

9 Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran ( Bandung: Humaniora, 2013) 146 10 Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran ... 146

11 Syamsuddin Asrofi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab konsep dan implementasinya (

(29)

khususnya dalam aktifitas keterampilan berbicara terdapat beberapa masalah antara lain:

a. Siswa grogi berbicara, hal ini dikarenakan: 1) Khawatir melakukan kesalahan

2) Takut dikritik 3) Malu

b. Tidak ada bahan untuk dibicarakan

1) Tidak bisa berfikir tentang apa yang mau dikatakan.

2) Tidak ada motivasi untuk mengungkapkan apa yang dirasakan. c. Kurang atau tidak ada partisipasi dari siswa lainnya, hal ini dipengaruhi oleh beberapa siswa yang cenderung mendominasi, yang lain sedikit berbicara.

d. Penggunaan bahasa ibu, merasa tidak biasa berbicara bahasa asing. Sehingga terdapat beberapa alternatif solusi bagi guru dalam menghadapi permasalahan atau problematika tersebut diatas, yaitu:12

1) Bentuk kelompok, Dengan membentuk kelompok akan mengurangi rasa grogi dan takut pada siswa yang tidak ingin maju di depan kelas.

12Abd. Wahab Rosyidi & Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa

(30)

17

2) Pembelajaran yang diberikan didasarkan pada aktivitas yang menggunakan bahasa yang mudah dengan menyesuaikan level bahasa yang digunakan.

3) Guru harus memilih topik dan tugas yang menarik atau membuat tertarik.

4) Guru memberikan instruksi

5) Guru tetap mengusahakan siswa untuk menggunakan bahasa target yang dipelajari:

a) Guru berada diantara mereka b) Guru selalu memonitor c) Guru selalu mengingatkan d) Modeling.13

7. Tahapan Dalam Pembelajaran Berbicara

Dalam mengajarkan keterampilan berbicara, hendaklah perlu diperhatikan tingkat kemampuan siswa. Untuk itu, guru perlu mengenal jenjang kemampuan berbicara dan apa yang harus dilakukannya. Adapun tahapan dalam pembelajaran kalam sebagai berikut:

a. Tingkat dasar (mubtadi')

Guru dapat melempar pertanyaan yang kemudian wajib dijawab oleh para siswa. Sehingga di sela-sela jawaban itu, para peserta didik

(31)

dapat belajar bagaimana mengungkapkan kata yang benar. Begitu juga dengan siswa lain yang belum mendapat lemparan pertanyaan, mereka dapat memikirkan jawaban dari pertanyaan guru. Diupayakan agar guru dapat menata urutan pertanyaan sesuai dengan materi atau topic pelajaran secara menyeluruh.

b. Tingkat menengah (mutawashshith)

Pada tingkat ini, guru dapat mengembangkan pengkondisian belajar. Misalnya dengan menggunakan teknik bermain peran, bercerita tentang kejadian yang dialami siswa, mengungkapkan kembali apa yang telah mereka dengar di radio atau apa yang mereka lihat di televisi, vcd, dan lain-lain.

c. Tingkat lanjut (mutaqoddim)

Pada tahap ini, guru dapat meminta peserta didik untuk menceritakan hal-hal yang paling disukai atau dibenci beserta alasannya. Sebab ini lebih sulit dari sekedar bercerita. Di dalamnya ada unsur analitik dan penilaian. Jadi peserta didik benar-benar diarahkan pada latihan agar dapat mengungkap apa yang menjadi beban pikirannya.14

(32)

19

B. Pembelajaran Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah

1. Tingkatan-Tingkatan Pembelajaran Keterampilan Berbicara. Seorang guru dalam mengajarkan keterampilan berbicara, harus memiliki beberatapa tingkatan langkah yang digunakan.

a. Bagi pelajar pemula (mubtadi’)

1) Guru mulai melatih bicara dengan memberi pernyataan yang harus dijawab oleh siswa.

2) Siswa diminta untuk belajar mengucapkan kata, menyusun kalimat dan mengungkapkan pikiran.

3) Guru mengurutkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa sehingga berakhir membentuk sebuah tema yng sempurna. 4) Guru menyuruh siswa menjawab latihan-latihan syawiyah,

menghafal percakapan atau menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi teks yang telah dibaca oleh siswa.15 b. Bagi Pembelajar menengah (mutawasith)

1) Belajar berbicara dengan melakukan permainan bermain peran 2) Siswa berdiskusi hal-hal yang berkaitan dengan tema tersebut 3) Siswa bercerita tentang peristiwa yang pernah dialami16

(33)

4) Siswa bercerita tentang informasi yang telah di dengar dari televisi, radio atau lainnya17

c. Bagi pembelajar tingkat lanjut (mutaqaddim) 1) Guru memilih tema untuk berlatih kalam

2) Tema yang dipilih oleh guru hendaknya berhubungan dengan kehidupan siswa dan menarik untuk dibahas

3) Tema jelas dan terbatas

4) Siswa memilih dua tema atau lebih sampai akhirnya siswa bebas memilih tema yang dibicarakan tentang apa yang mereka ketahui.18

2. Mata Pelajaran Bahasa Arab

Bahasa Arab merupakan bahasa pengantar yang digunakan untuk memahami ajaran Islam. Dengan bahasa Arab, ajaran Islam dapat dipahami secara benar dan mendalam dari sumber uutamanya, yaitu Al-qur’an dan Hadits serta literatur-literatur pendukungnya seperti kitab

Tafsir dan Syarah Hadis yang semuanya menggunakan bahasa Arab.19 Bahasa Arab adalah mata pelajaran bahasa yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan

17 Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab teori dan Aplikasinya (Yogyakarta: Teras,

2011), 120.

18 Abd. Wahab Rosyidi & Mamluatun Nikmah,Memahami konsep… 93-94

19 Lampiran PMA no 165 BAB IV Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Di

(34)

21

serta menumbuhkan sikap postif terhadap bahasa Arab, baik reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memhami bacaan dan memahami pembicaraan orang lain. Kemampuan produktif adalah kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Memiliki memampuan berbahasa Arab serta memiliki sikap positif terhadap bahasa Arab sangat penting dalam membantu memahami ilmu-ilmu Islam melalui sumber ajaran Islam yaitu Al-qur’an dan hadits, serta kitab-kitab yang berisi ilmu-ilmu Islam yang menggunakan bahasa Arab.

Untuk itu bahasa Arab di madrasah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

(35)

b) Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.

c) Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.20

Ruang lingkup pelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah meliputi tema-tema tentang perkenalan, peralatan madrasah, pekerjaan, alamat, keluarga, anggota badan, di rumah, di kebun, di Madrasah, di laboratorium, di perpustakaan, di kantin, jam, kegiatan sehari-hari, pekerjaan, rumah, dan rekreasi. 21

Peneliti melakukan penelitian di MI Sunan Ampel pada kelas IV dengan mengambil materi atau tema tentang keluarga. Tema keluarga (Afra>d Al-Usrah) memiliki empat Kompetensi Inti, (1) Menerima ,

menjalankan, dan mengharagai ajaran agama yang dianutnya, (2) menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya, (3) memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,

(36)

23

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain, (4) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Tabel 2.1

Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

Berbicara :

3.2. menemukan makna dari ujaran kata, frasa, dan kalimat sederhana terkait topik Afra>d Al-Usrah

4.1. Mempraktikkan bunyi huruf, kata, frase, dan kalimat bahasa Arab terkait topik Afra>d Al-Usrah

- Menerjemahkan kalimat tentang Afra>d Al-Usrah ke dalam bahasa Arab

- Menyempurnakan kalimat tentang Afra>d Al-Usrah dengan mufradat yang telah disediakan.

- Mampu melakukan Tanya jawab dengan sesama teman dengan menggunakan bahasa Arab pada topic Afra>d Al-Usrah .

- Mampu melakukan kegiatan sesuai dengan kalimat yang diddengarnya dengan baik.

(37)

Ayah

َ ب

َ ا

Ibu

َ مُا

Kakek

َ د ج

Nenek

َ ة د ج

Paman

َ م ع

Bibi

َ ة م ع

Saudara perempuan

َ ةْخُا

Saudara Laki-laki

َ خ ا

C. Strategi Pembelajaran Inner Outer Circle

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa yang bertujuan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efisien dan efektif. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.22

Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan

22 Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta;

(38)

25

memahami materi, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasai oleh peserta didik.23

2. Strategi Pembelajaran Inner Outer Circle

Strategi pembelajaran inner outer circle merupakan kata lain dari strategi inside outside circle. Inner outer circle memiliki arti lingkaran dalam atau lingkaran luar. Aktivitas ini sering digunakan dalam kelompok muda-mudi dan pertemuan para profesional, akan tetapi bisa juga berhasil untuk tingkat usia yang berbeda dan pelajaran berbeda di sekolah.24

Strategi inner outer circle atau lingkaran dalam-lingkaran luar dikembangkan pertama kali oleh Spencer Kagan. Strategi pembelajaran ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik agar saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan.25

Strategi Inner outer circle atau lingkaran dalam-lingkaran luar yang dilakukan secara berkelompok. Dibutuhkan dua kelompok dalam menjalankan strategi ini. Kelompok yang pertama adalah kelompok yang membentuk lingkaran dalam, sedangkan kelompok kedua membentuk lingkaran luar. Siswa akan saling berhadap-hadapan dan saling memberikan informasi. Inner outer circle dapat diterapkan untuk

23

Zainal Aqib, Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (inovatif),

(Bandung: Yrama Widya, 2013) 70

(39)

beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan soisal, agama, matematika, dan bahasa.26

3. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Inner Outer Circle

Langkah-langkah untuk menerapkan strategi inner outer circle

adalah:

a) Sebagian siswa berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar .

b) Sebagian siswa lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama dan menghadap ke dalam.

c) Masing-masing siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bias dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu bersamaan.

d) Kemudian siswa yang berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.

e) Sekarang giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya27

26 MIftahul Huda, Model-model pengajaran dan pembelajaran: Isu-isu metodis dan paradigmatis

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014) hal. 246-247

(40)

27

4. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Inner Outer Circle

Tidak ada suatu metode yang dianggap paling baik di antara metode-metode yang lain. Setiap metode-metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing.28 Adapun kelebihan metode pembelajaran inner outer circle adalah29:

a) Adanya struktur yang jelas

b) Peserta didik bekerja sama dengan peserta didik yang lain dalam suasana gotong-royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah inforamasi serta meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

c) Metode inner outer circle dapat digunakan untuk semua tingkat usia anak didik.

d) Peserta didik akan mudah mendapatkan informasi yang berbeda-beda dan beragam dalam waktu bersamaan.30

e) Memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi dengan singkat dan teratur

f) Siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

28 Zainal Aqib dan Ali Murtadlo, Kumpulan Model Pembelajaran... 17 29 Miftahul Huda, Model-model; … 247

(41)

g) Tidak memerlukan bahan yang spesifikasi atau kata lain tidak membutuhkan media yang beraneka ragam, sehingga dapat dengan mudah diterapkan ke dalam pembelajaran.

h) Metode Inner Outer Circle dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran

Selain memiliki kelebihan metode inner outer circle juga memiliki kelemahan. Kelemahan dari strategi inner outer circle adalah:

a) Membutuhkan ruang kelas yang besar. b) Teralalu lama sehingga tidak kosentrasi. c) Dapat disalahgunakan untuk bergurau. d) Rumit untuk dilakukan. 31

D. Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Arab Materi Afra>d Al-Usrah

Melalui Strategi Inner Outer Circle

Keterampilan berbicara bahasa Arab merupakan hal yang tidak mudah diterapkan. Ada banyak hal-hal yang menghambat atau bahkan menjadi halangan bagi siswa untuk menerapkan keterampilan berbicara, terlebih bagi siswa MI/SD. Mengingat bahasa Arab bukan merupakan bahasa ibu dari siswa tersebut. Penyebabnya bisa terdiri dari banyak hal, diantaranya

(42)

29

adalah faktor lingkungan yang kurang mendukung untuk bisa berbicara bahasa Arab, faktor sulitnya menghafal mufrodat bahasa Arab.

Untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab tersebut, guru harus lebih kreatif dalam menciptakan suasana kelas yang efektif. Salah sau cara yang bias disa dilakukan adalah dengan menerapkan suatu strategi ataupun metode pembelajaran dengan baik, terencana, dan tentunya sesuai dengan karakterisitik siswa di kelas tersebut.

Materi Afra>d Al Usrah merupakan salah satu materi yang terdapat pada

mata pelajaran bahasa Arab kelas IV MI yang menggunakan kurikulum 2013. Pada materi ini terdapat beberapa percakapan yang menyangkut informasi mengenai keluarga. Strategi inner outer circle dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab di kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo.

(43)
(44)

30

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Metode penelitian ini menghadirkan suatu perkembangan bidang penelitian tindakan yang mengarah mengidentifikasi karakteristik kebutuhan pragmatis dari praktisi bidang pendidikan untuk mengorganisasi penyelidikan suatu proses reflektif ke dalam pengajaran kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu proses yang dirancang untuk memberdayakan semua partisipan dalam proses (siswa, pengajar, dan peserta lainnya) dengan tujuan untuk meningkatkan praktik yang diselenggarakan di dalam pengalaman pendidikan. Penelitian tindakan kelas memiliki tiga unsur yaitu: penelitian, tindakan, dan kelas1

1. Penelitian

Aktifitas mencermati suatu obyek tertentu melalui metodolgi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.

2. Tindakan

1

(45)

Suatu aktifitas atau kegiatan yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu dengan berbagai bentuk siklus kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu masalah dalam proses belajar.

3. Kelas

Sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi, yang mana guru merupakan mitra kerja peneliti. Masing-masing memusatkan perhatiannya pada aspek-aspek penelitian tindakan kelas yang sesuai dengan keahliannya, guru sebagai praktisi pembelajaran, peneliti sebagai perancang dan pengamat yang kritis. 2

Dalam pelaksanaanya Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Dalam perencanaannya Kemmis dan Mc Teggart menggunakan sistem refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar dari suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan.3

2

Mohammad Asroro, Penelitian Tindakan Kelas (Bandunng: CV Wacana Prima, 2007) ,158

3 Sudikin, dkk. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas ( Surabaya: Penerbit Insan Cendekia. 2010)

(46)

32

B. SettingPenelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Setting Penelitian

Setting Penelitian ini terdiri dari tempat penelitian, waktu penelitian dan siklus PTK sebagai berikut:

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyyah Sunan Ampel yang beralamatkan di dusun Perning Jalid, desa Tongas Wetan Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo, dengan mata pelajaran bahasa Arab pada kelas IV.

b. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester 2 (genap), yaitu pada bulan Maret 2017 sampai April 2017. Penemntuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender pendidikan madrasah. Karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

c. Siklus PTK

PTK ini akan dilaksanakan melalui 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur pernecanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi

(47)

peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab materi keluarga Afra>d Al-Usrah dengan menggunakan metode inner outer circle.

2. Subjek Penelitian

Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 20 siswa-siswi, terdiri dari 12 laki-laki dan 8 perempuan .

C. Variabel Yang Diselidiki

Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel-variabel yang akan diselidiki adalah sebagai berikut:

1. Variabel Input :Siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo

2. Variabel Proses : Penerapan strategi inner outer circle

3. Variabel Output : Peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab. D. Rencana Tindakan

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yakni penelitian tindakan kelas yang menggunakaan model dari Kemmis dan Mc Taggart. Setiap siklus terdiri dari perencanaan (planning), action (tindakan), observation

(48)

34

berbentuk siklus spiral terdiri dari beberapa tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1

PTK Model Kemmis dan Mc Taggart

Pada umumnya para peneliti memulai penelitian dari fase refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan

Rencana Awal/ Perencanaan

Pelaksanaan Observasi Refleksi

Siklus I

Perencanaan

Pelaksanaan Observasi

Refleksi

Siklus II

(49)

masalah penelitian. Selanjutnya diikuti perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dapat diuraikan sebagai berikut.4

1. Perencanaan/ rencana awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajakan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti mulai menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran yakni rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan, menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya pernaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan,

3. Observasi (pengamatan, dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

4. Refleksi, dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan5.

4

(50)

36

5. Rancangan/ rancangan revisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklius berikutnya.

Adapun dalam pelaksanaanya secara realita adalah sebagai berikut: 1. Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

1) Menganalisis kurikulum dalam rangka mengetahui kompetensi inti dan komoetensi dasar serta materi pokok yang akan disampaikan dengan menggunakan metode inner outer circle. 2) Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar bahasa Arab

khususnya pada keterampilan berbicara materi Afra>d Al-Usrah. 3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai

dengan langkah-langkah metode inner outer circle. RPP ini digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

4) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran sesuai dengan RPP.

(51)

6) Menyiapkan lembar tes unjuk kerja untuk mengetahui keterampilan berbicara siswa sesudah diberi tindakan.

7) Membuat format penilaian serta menyiapkan materi, sumber dan saran & prasarana yang dapat mendukung dalam proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti menerapkan kegiatan penelitian dengan menerapkan metode inner outer circle yang mengacu pada RPP yang telah direncanakan dengan langkah-langkah pembelajaraan sebagai berrikut:

1) Guru membuka pelajaran

2) Guru mengabsen siswa dan memberikan ice breaking

penggugah semangat bagi siswa.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4) Guru meminta siswa menyebutkan nama-nama keluarga serta sebutannya (misal: om, tante, nenek, kakek, dsb. dalam bahasa Indonesia)

5) Guru menjelaskan macam-macam sebutan bagi keluarga dalam bahasa Arab.

(52)

38

7) Kelompok lingkaran kecil diminta berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.

8) Kelompok lingkaran besar membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama dan menghadap kedalam.

9) Siswa yang berhadap-hadapan diminta saling tanya jawab menggunakan bahasa Arab seputar informasi tentang keluarga dari pasangan masing-masing.

10)Kelompok lingkaran pertama (lingkaran kecil) bertugas memberikan pertanyaan pada pasangannya yang berada di lingkaran besar.

11)Setelah selesai, siswa yang dilingkaran kedua (lingkaran besar) bergantian membuat pertanyaan pada pasangannya di lingkaran pertama (lingkaran kecil).

12)Siswa di lingkaran pertama (lingkaran kecil) diminta bergeser ke arah kanan, sedangakn siswa di lingkungan kedua (lingkaran besar) bergeser ke arah kiri, sehingga siswa mendapatkan pasangan yang berbeda.

13)Begitu seterusnya hingga semua siswa mendapatkan pasangan yang berbeda-beda dan kembali ke barisan awal lagi.

(53)

15)Siswa menuliskan kembali kosakata-kosakata tentang Afra>d Al-Usrah yang telah didapat.

16)Guru merefleksi pelajaran. c. Observasi

Observasi dilakukan pada setiap akhir pertemuan atau setiap akhir siklus. Dalam kegiatan observasi peneliti dan guru mengumpulkan serta menyusun data yang diperoleh dari proses pembelajaran. Fokus pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:

1) Aktivitas guru dalam proses pembelajaran

Kegaiatan pengamatan aktivitas guru dalam mengolah proses pembelajaran di dakam kelas dengan menggunakan metode inner outer circle pada mata pelajaran bahasa Arab materi Afra>d Al-Usrah dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang telah disusun dalam proses pembelajaran berlangsung.

2) Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran

(54)

40

d. Refleksi

Hasil observasi yang dilaksanakan kemudian dianalisis dan direfleksikan untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus pertama dengan menggunakan metode

inner outer circle pada mata pelajaran bahasa Arab yang fokus pada keterampilan berbicara pada siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap refleksi, yaitu menganalisis data yang diperoleh dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode inner outer circle yang meliputi tes hasil unjuk kerja siswa, hasil observasi aktivitas guru dan hasil observasi aktivitas perserta didik serta hasil wawancara guru dan peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung.

Jika hasil refleksi menyatakan bahwa pada siklus 1 belum menunjukkan adanya peningkatan pada keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Arab, maka perlu adanya suatu tindakan lagi sehingga peneliti akan melanjutkan pada siklus II dengan membuat proses belajar yang lebih menarik dan efektif.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

(55)

2) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan guru strategi inner outer crcle

3) Merancang pembagian kelompok. b. Pelaksanaan

1) Guru menyiapkan segala sesuatu agar kegiatan pembelajaran berjalan lancar.

2) Guru menyampaikan materi sesuai dengan RPP terkait materi Afra>d Al-Usrah.

3) Guru memberikan opsi atau contoh-contoh percakapan terkait materi Afra>d Al-Usrah.

4) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.

5) Kelompok 1 & 2 menjalankan metode inner outer circle di sesi 1

6) Setelah sesi 1 selesai kelompok 3 & 4 menjalankan aktivitas yang serupa dengan kelompok sebelumnya.

7) Siswa membuat kesimpulan terkait pembelajaran yang didapat. c. Observasi

(56)

42

siswa, serta mengumpulkan data berupa nilai siswa-siswi di kelas tersebut.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan guru kolaboratif mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan untuk dilakukan perbaikan-perbaikan jika masih ada siswa yang belum memenuhi target dari tindakan tersebut. Setelah proses analisi dan evaluasi, peneliti mebuat kesimpulan dari hasil penelitian.

E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini menggambarkan bagaimana peneliti mengumpulkan data dalam proses penelitiannya. Pengumpulan data dilakukan pada tiap siklus dimulai, yakni dari awal sampai akhir pembelajaran. Dalam dalam penelitian ini meliputi unjuk kerja, observasi, wawancara, dan diskusi.

a) Teknik Non Tes (Penilaian Unjuk Kerja)

(57)

mengungkapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pernyataan atau perintah yang diberikan.6

Penilaian unjuk kerja yang digunakan dalam penelitian ini dilaksanakan pada tiap siklus. Penilaian unjuk kerja bertujuan untuk mengukur keterampilan berbicara bahasa Arab siswa. Terdapat dua siklus yang akan dijalankan pada penelitian ini. Pada hasil siklus I penilaiannya akan dianalisis, dari hasil analisis akan diketahui kelemahan siswa dalam keterampilan berbicara bahasa Arab, yang selanjutnya akan sebagai dasar pada siklus II, yang pada akhirmya setelah dilakukan analisis hasil pada penilaiana siklus II dapat diketahui adanya peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab pada siswa,

Adapun aspek yang dinilai yaitu: (1) pengucapan, (2) susunan kalimat, (3) kejelasan suara, dan (4) kelancaran. Peneliti memilih menggunakan aspek-aspek tersebut karena dinilai telah mencakup sapek kebahasaan dan non kebahasaan dalam keterampilan berbicara. Aspek pengucapan, susunan kaimat dan kejelasan suara termasuk dalam aspek kebahasaan. Sementara kelancaran termasuk dari aspek non kebahasaan. Secara terperinci pencapaian penilaian kebahasaan mencapai 60% dan non bahasa 40%. Untuk menilai

(58)

44

keterampilan tersebut diperlukan bobot pada setiap aspek sebagai berikut:7

Tabel 3.1

Bobot Skor Per Aspek Penilaian Keterampilan Berbicara No. Aspek Keterampilan Berbicara Bobot

1. Pelafalan 25

2. Susunan Kalimat 25

3. Kejelasan Suara 25

4. Kelancaran 25

Penilaian keterampilan berbicara dapat dilakukan melalui praktik. Penilaian praktik merupakan penilaian yang menuntut respons siswa yang berupa kegiatan tertentu. Kegiatan tersebut dinilai guru berdasarkan kriteria tertentu. Sebagai pedoman dalam melakukan penilaian kemampuan berbicara bahasa Arab, peneliti menggunakan tabel penyekoran dan aspek-aspek yang digunakan dalam penilaian. Penjelasannya sebagai berikut:8

Tabel 3.2

7 E. Kosasih, Strategi belajar Dan Pembelajaran (Bandung: PT Yrama Widya, 2014) , 141

(59)

16-20 Pengucapan

21-25 Penyusunan kalimat dalam berbicara sangat runtut tidak ada kesalahan

Sangat Baik

16-20 Penyusunan kalimat dalam berbicara runtut (kesalahan hanya 2 kali)

Baik

11-15 Penyusunan kalimat cukup runtut

(kesalahan antara 3 sampai 6 kali)

Cukup

6-10 Penyusunan kalimat kurang runtut (kesalahan antara 6 sampai 8 kali)

Kurang

(60)

46

16-20 Ucapan sangat jelas dapat didengar guru dan siswa barisan depan (beberapa siswa)

Baik

11-15 Ucapan kurang jelas sehingga siswa diminta guru mengulang sampai 2 kali

Cukup

6-10 Ucapan kurang jelas dan hampir

16-20 Siswa berbicara dengan lancar

11-15 Siswa berbicara cukup lancar ketika tiba gilirannya (sedikit tersendat-sendat)

Cukup

6-10 Siswa berbicara kurang lancar ketika gilirannya (Sering tersendat-sendat)

(61)

<5 Siswa tidak siap, dan tidak lancar ketika tiba

gilirannya berbicara (sering berhenti dan sangat terbata-bata)

Sangat kurang

b) Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu9

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang pasrtisipasi atau keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu objek yang disokuskan pada perilaku tertentu. Observasi keaktifan siswa; misalnya, yang diamati adalah perilaku yang memenuhi indikator aktif dalam pembelajaran10.

Observasi dalam peneilitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang metode inner Outer Circle yang diterapkan dalam pelaksanaan pemmbelajaran yang dilakukan di kelas oleh guru dan siswa. Dalam pelakasanaannya digunakan alat bantu checklist atau skala

9

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran … 153

10 Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah; (Yogyakarta: gaya

(62)

48

penelitian. Berikut merupakan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian11

Tabel 3.3

Lembar Observasi Aktifitas Guru Nama Sekolah : MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo Mata Pelajaran : Bahasa Arab

Kelas / Semester : IV/ II (genap) Hari/ Tanggal :

Hasil checklist Aktivitas Guru

No. Kegaiatan

Skor

1 2 3 4

1. Membuka pelajaran a. Menarik perhatian b. Memberikan motivasi c. Menyampaikan tujuan 2. Penguasaan materi ajar

a. Kejelasan menyampaikan materi b. Kecakapan materi dalam kompetensi c. Keluasan materi ajar

3. Strategi yang digunakan

a. Guru membagi siswa mennjadi dua kelompok

b. Guru meminta kelompok perrtama membentuk lingkaran yang menghadap keluar dan kelompok kedua juga membentuk lingkaran menghadap kedalam.

c. Guru meminta siswa yang berhadap-hadapan untuk saling melakukan Tanya jawab

(63)

d. Guru meminta siswa yang menjadi lingkaran pertama untuk bergeser kearah kanan.

e. Guru meminta siswa melakukan Tanya jawab lagi dengan lawan bicara yang berbeda

4. Performance

a. Guru menjelaskan dengan suara lantang dan jelas

b. Perhatian guru pada siswa

c. Ekspresi wajah guru saat melakukan imteraksi

5. Media, bahan, sumber pembelajaran a. Media yang digunakan menarik b. Media mudah digunakan oleh siswa c. Media yang digunakan seuai dengan

karakter siswa. 6. Bertanya

a. Pertanyaan jelas dan konkrit

b. Pertanyaan memberikan wakti berfikir

c. Pertanyaan sesuai indikator kompetensi

7. Reinforment (memberi penguatan)

a. Guru memperjela materi yang kurang jelas

b. Memberikan penguatan verbal c. Memberikan penguatan non verbal 8. Menutup pembelajaran

a. Memberi reward / penghargaan pada siswa

b. Menarik kesimpulan

c. Memberi dorongan psikologis d. Mengevaluasi

Skor perolehan

Prosentase = x 100 = Skor maksimal

(64)

Lembar Observasi Aktifitas Siswa Nama Sekolah : MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo Kelas / Semester : IV/ II (genap)

Mata Pelajaran : Bahasa Arab Hari / Tanggal :

Hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan metode inner outer circle

1. Siswa mendengarkan penjelasan guru 2. Siswa mendengarkan

instruksi guru 3.

Siswa membentuk dua lingkaran dan saling berhadap-hadapan 4. Siswa sangat antusias

(65)

menggunakan bahasa Arab

Siswa yang sudah melingkar berputar ke arah yang sesuai dengan isntruksi guru

7.

Siswa dapat bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Arab yang berkaitan dengan tema Afra>d Al-Usrah

8. Siswa berhenti sesuai dengan instruksi guru

(66)

52

c) Wawancara

Wawancara mendalam adalah proses Tanya jawab yang secara mendalam antara pewawancara dengan informan guna memperoleh informasi yang lebih terperinci sesuai dengan tujuan peneliti. Wawancara mendalam sangat cocok digunakan untuk mengumpulkan data pribadi, pandangan-pandangan dan pengalaman seseorang, terutama ketika topik-topik tertentu yang dieksplorasikan12

Wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil kemampuan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa selama ini dan tingkat keberhasilan implementasi strategi Inner Outer Cirrcle dalam pembelajaran bahasa Arab.

Wawancara ini digunakan peneliti untuk memperoleh data yang berkaitan dengan kondisi atau kesulitan yang dialami guru dan siswa pada saat kegaiatan pembelajaran bahasa Arab terutama pada keterampilan berbicara siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo.

Tabel 3.5

Panduan wawancara guru sebelum tindakan

1.

Bagaimana kondisi siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran ?

(67)

2.

Metode atau strategi apa yang ibu terapkan selama mengajar bahasa Arab selama ini?

3.

Apa hal-hal yang menyebabkan rendahnya keterampilan berbicara bahasa Arab siswa?

Tabel 3.6

Panduan wawancara guru sesudah tindakan

1. Bagaimana respon siswa ketika ibu menerapkan strategi inner outer circle pada materi Afra>d Al-Usrah?

2. Bagaimana pendapat ibu mengenai keefektifan penerapan strategi inner outer circle materi Afra>d Al-Usrah untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa?

3. Apa yang menjadi kendala ketika ibu menerapkan strategi inner outer circle dalam meningkatkan ketrampilan berbicara siswa?

Tabel 3.7

Panduan wawancara siswa sebelum tindakan

1. Mudah atau sulitkah jika berbicara menggunakan bahasa Arab? 2. Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran bahasa Arab?

(68)

54

4. Bagaimana menurutmu tentang strategi yang diterapkan guru pada saat mengajar?

Tabel 3.8

Panduan wawamcara siswa sesudah tindakan

1. Mudah atau sulitkah jika berbicara menggunakan bahasa Arab? 2. Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran bahasa Arab?

3. Apakah kamu mengalami kesulitan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran berbicara materi Afra>d Al-Usrah?

4. Bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran berbicara materi Afra>d Al-Usrah menggunakan strategi inner outer circle ?

d) Dokumentasi

(69)

melalui strategi Inner Outer Circle benar-benar nyata dilakukan oleh peneliti.

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan penelitian. Dokumentasi ini dilakukan dengan mengambil data dari berbagai pihak, yakni:

- Data dari sekolah berupa: Profil sekolah, Daftar Nama siswa, jadwal pelajaran kelas IV, dan kalender pendidikan.

- Data dari guru berupa: Nilai pra siklus siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas, Probolinggo, dan absensi kehadiran siswa. - Data dari siswa berupa: foto-foto kegiatan selama siklus, dan

nilai siswa pada siklus 1 & 2. F. Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu strategi dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan analisis data. Analisis data merupakan cara untuk mengolah hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. Data yang diperoleh akan dianalisis dan dihitung sesuai dengan rumus sederhana antara lain:

a) Data observasi kegiatan guru dan siswa

(70)

56

dengan cara memberi tanda centang (√) pada kolom-kolom setiap aspek

yang sudah ditentukan di lembar instrument observasi. Analisis data dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Skor perolehan

Prosentase = x 100 = Skor maksimal

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kriteria keberhasilan aktivitas guru dan siswa

Tingkat keberhasilan Kriteria

81-100% 66-80% 60-65% 45-60 %

0-45 %

Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang

b) Data hasil keterampilan berbicara siswa

Siswa yang memperoleh nilai diatas KKM yang telah ditetapkan yaitu >75 oleh peneliti dianggap telah tuntas. Analisis dihitung dengan menggunakan statistik sederhana, yaittu:

Gambar

 Tabel 2.1
Gambar 3.1
Tabel 3.2 Predikat Pedoman Penilaian
Tabel 3.3 Lembar Observasi Aktifitas Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengujian model dengan menggunakan uji simultan dan uji parsial pada substruktur 2, hasil yang diperoleh adalah variabel independen yang terdiri

Bidang I: Keilmuan dan Bimbingan Belajar (Total JKEM bidang ini minimal 600

Berdasarkan penelitian diatas dapat kita lihat bahwa kemampuan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan beberapa widyaiswara khususnya dalam hal menerapkan

Kesejahteraan hidup akan lebih sempurna apabila pengurusan harta dapat dilaksanakan mengikut prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh agama Islam berteraskan maqasid

Tulisan ini ingin melihat sejauh mana preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah khususnya di DKI Jakarta, dengan menggunakan metode regresi logistik (Logit) yang

Penelitian ini kemudian akan menguji pengaruh sikap terhadap produk hijau dalam memediasi pengaruh variabel pengetahuan produk hijau, pengaruh sosial, dan harga produk hijau

Di samping itu juga, diharapkan kajian ini dapat dijadikan sumber rujukan kepada agensi - agensi berkaitan seperti Kementerian Pembangunan Usahawan Dan Koperasi (MeDC)

Suatu proses komunikasi dapat berjalan dengan baik jika ada rasa percaya, terbuka juga saling menerima satu sama lain diantara keduanya seperti yang dikemukakan oleh