PENGEMBANGAN PUSAT
STUDI PENDIDIKAN
ANAK
USIA
DINI
BERBASIS
KELUARGA PADA JURUSAN
PENDIDIKAN
LUAR SEKOLAH
Iis
Prasetyo, S.Pd.,
MM.
**n'
'ab tr
*
])#
Disampaikan pada Semiloka Nasional dan
Temu
Kolegial
PENGEMBANGAN
PUSAT STUDIPENDIDIKAII
ANAK
USIADINI
BERBASIS
KELUARGA
PADA JT]RUSANPENDIDIKAII
LUAR SEKOLAH
Disampaikan pada Semiloka Nasional Pendidikan
Nonformal
dan TemuKolegial
Jurusan PendidikonLuar
Sekolah se-IndonesiaDi
Bqlai
Pengembangan PendidikanNonformal
danInformal
(BP-PNFD Regional
II
JawaBarat
Tanggal 25-
27Januari
2008oleh
Iis
Prasefyo, S.Pd.,MM.
FIP UPI, Ketua Pelaksana"
'/l
./
Dr. Ayi
Olim, M.Pd. NIP. 130514793/rTttgtDtxar-f,4vlt'
W
Mengetahui,
Achmad Hu P. 130 896 563
N^r*
Ur..
ff.-Uyu
Wahyudin, M.Pd. NIP. 131475 569PENGEMBANGAN
PUSAT STUDI
PENDIDIKAN ANAK
USIA
DINI
BERBASIS
KELUARGA
PADA JURUSAN
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Oleh:
Iis Prasetyo, S.Pd.,
vIM
A.
PendahuluanUUD
1945 mengamanatkan bahwa saiah satutujuan
kemerdekaan adalah"mencerdaskan kehidupan bangsa"
(alinea
ke-4
PembukaanUUD
1945). Secaralebih terinci
disebutkanjuga
dalam
AmandemenUUD
1945 (Pasal 2BC, ayat 2)bahwa
"Setiap anak berhak
mengembangkandiri
melalui
pemenuhan kebutuhandasarnya,
berhak
mendapatkanpendidikan
dan
memperolehmanfaat
dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia". Selanjutnya dalam Undang Undang Nomor
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak
(Pasal9,
ayat 1) disebutkan pula bahwa"setiap
anak berhak
memperoleh
pendidikan
dan
pengajaran
dalam
rangkapengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai minat dan bakatnya."
Berbagai
penelitian dan
pengembangan mengungkapkanbahwa
anak-anakdalam usia 0-6 tahun adalah periode usia emas (golden age) dari keseluruhan kehidupan
manusia. Penanganan terhadap anak usia
dini
harus dilakukan secara komprehensifmelalui
pendekatan
perawatan maupun pendidikan.
PAUD
harus
mampumengintegrasikan
ttga
pilar
penanganan anak-anak,yakni
pendidikan,
gizi,
dankesehatan. Seperti halnya juga yang sudah dilakukan
di
negara-negara maju, perawatandan pendidikan anak usia dini dilaksanakan dalam suatu sistem yang utuh dalam konteks
pembangunan kualitas manusia seutuhnya.
Selama
ini
perhatian pemerintah terhadap pendidikan anakusia
dini
masih rendah. Penanganan anakusia
dini
masih terfokus pada upaya perbaikangizi
dankesehatan untuk survival. Dengan menyadari pentingnya kemampuan dasar psikososial,
ketiga
pilar
penanganan anak-anak,yakni
pendidikan,gizi,
dan kesehatan, haruslain
yang telahmaju
menunjuickan besarnya perhatian penanganan pendidikan dinisebagai suatu sistem utrih dalam konteks pembangunan sumber daya manusianya.
Berpijak dari hal tersebut
di
atas, maka kebijakan untuk layanan anak usia dinimerupakan langkah strategis untuk menyiapkan sumber daya manusia masa depan yang
lebih kompetitif,
sekaligusuntuk
menuapai tujuan-tujuan berikut: pertama, mengejarketertinggalan
dari
negara-negaralain.
Kualitas
sumberdaya manusiayang
rendahberdampak luas terhadap seluruh aspek kehidupan,
baik
kehidupandi
bidang sosial,politik,
ekonomi, budaya maupun
pertahanandan
keamanan. Dengankata
lain,peningkatan
kualitas
sumberdayamanusia,
yang berarti
juga
penguasaan ilmupengetahuan
dan
teknologi,
merupakan
faktor
penting
untuk
dapat
mengejarketertinggalan; kedua, untuk menghadapi era globalisasi yang akan berpengaruh pada
semua aspek kehidupan bangsa
kita.
Salah satuciri
era globalisasi adalah terjadinya persainganglobal,
termasuk persaingandalam
memperoleh peluangkerja.
Dalamkondisi demikian, hanya mereka yang memiliki kemampuan unggul yang dapat merebut
peluang tersebut. Oleh karena
itu,
program pelayanan perawatan dan pendidikan anakusia
dini
merupakan kebutuhan mendesak dan prioritas yang harus dilakukan dalamrangka mempersiapkan pondasi anak untuk menjadi manusia unggul.
B.
PermasalahanPAUD dalam Keluarga
Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan bagi anak
usia
dini
sampai padatatann
keluargadan
sebagai upaya melaksanakan amanatUUD
1945
ternyata
tidak
semudah membalikkan
telapak
tangan
dalam
faseimplmentasinya,
karena saat
ini
akses serhadap lembagaPAUD masih
rendah,bahkan pada tahun
2009
saja baru ditargetkan sebesar 35Yo saja dari anakusia2-4
tahun. Jumlah
ini
tentu masih belum
memuaskan, karena berdasarkan prosentasetersebut 650/o anak belum terakses oleh lembaga
PAUD.
Salah satu upaya yang bisadilakukan adalah optimalisasi lembaga keluarga sebagai institusi terdekat anak agar
mampu menjalankan peranannya dalam
mendidik
anak,tapi hal itu
tentu saja tidakmudah karena berbagai permasalahan sebagai berikut:
Pertama; keterbatasan pengetahuan orang tua adalah permasahan yang paling
banyak
muncul
dalam pendidikan anakdi
rumah, banyak orang tuabaik itu
yangcara
mendidik
anak, mereka cenderung meneruskanpola
pendidikanyang
sudahberlahun-tahun
dilakukan dalam
keluarganya,tanpa pernah
tahu
kebenaran
dankesalahan yang telah mereka lakukan selama ini.
Kedua;
rendahnya
pemahamanorang
tua
dalam
meningkatkan
fungsikeluarga.
Saatini
banyakorang tua
tidak
pahamfungsi
keluargadalam
tumbuhkembang anak
usia
dini. Latar
belakangpendidikan dan
tingkat
ekonomi
dirasacukup berpengaruh terhadap kondisi
ini.
Ketiga;
keluargadi
indonesiasibuk
dengan masalah pemenuhan kebutuhanekonomi.
Dampakkrisis
ekonomi
setelah sepuluh tahun berlangsungdi
Indonesiatemyata masih banyak dirasakan oleh masyarakat, pendapatan perkapita yang rendah ditambah dengan sering naiknya harga kebutuhan bahan-bahan pokok menyebabkan
pam orang tua harus bekerja keras
untuk
sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari.Tidak
hanya bapak yang menjadi tulang punggung ekonomi keluargatapi
ibu jugaharus membantu menari nafkah
untuk
keluarga.Kondisi
sepertiini
telah
menyitawaktu
berinterkasi orang tua terutamaibu
dengan anaknya.Bagi
keluarga mampumereka
lebih
suka menitipkan anaknyadi
play
group
atau tempat penitipan anak,kesalahannya adalah para orang tua tersebut cukup puas
dengan
hasil kerja sekolahatau
play
group tempat anaknyadititipkan,
padahal tanpa adanya kesinambunganantara
pola
pendidikanyang dilakukan
di
sekolah atauplay
group
dengan pola pendidikandi
rumah menyebabkanpola
pendidikan tersebut menjadi sia-sia tidakada artinya.
Keempat; keluarga umumnya menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan
fisik
dan
pendidikan
intelektual
saja.
Kecenderungansaat
ini
dengan
semakinberkembangnya
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
menyebabkan
orang
tua beranggapan anak-anakmereka
akan
bahagia
jika
mereka
mampu
memenuhi kebutuhanmateri
ataufisik.
Sejakkecil
anak-anak dikenalkan dengan stratifikasisosial melalui kepemilikan materi, anak-anak
mulai
bangga dengan banyaknya hartayang
dimiliki
orang tuanya. Anak-anak
selalu
mendapatkan apayang
merekainginkan,
bahkantanpa
alasan yangjelaspun orang
tua rela
mengeluarkan uangcukup
banyak hanyauntuk
membelikan sebuah mainan agar anaknyatidak
nangiskreatif, lebih suka sesuatu yang instan dengan meminta tanpa melakukan suatu usaha
untuk mendapatkannya.
Kelima;
keluarga
mampu
memanjakananak
denganmateri.
Salah
satukesalahan dalam pendidikan anak
di
keluarga adalah kepuasan orang tuajika
merekamampu menyenangkan anak mereka <ialam bentuk materi saja.
Kondisi
sepertiini
menyebabkan orang
tua tidak lagi
selektif
memenuhi kebutuhanmateri
anaknya.Anak tidak lagi
diajarkanuntuk menilai tingkat
kepentingan, dampakpositif
dannegatif
apa yangmenjadi keinginan
mereka.Kondisi
sepertiini
tentu
saja tidak hanya berdampakketika
merekamasih
kecil,
tetapijuga
akan berdampak ketikamereka sudah remaja dan dewasa.
Keenam; keluarga kurang harmonis.
Kondisi
keluarga yang kurang harmonisakan
membekas sampai anak-anakmenjadi dewas4
perlakuanayah yang
kasarterhadap ibu akanmemberikan beban psikologis bagi sang anak, anak akan cenderung
menjadi pendiam, trauma psikologis dengan sosok ayah dan lain sebagainya.
Dari
surveyyang dilakukan oleh
BKKBN
pada tahun2006
menyebutkanbahwa: peran orang tua menstimulasi anak
di
tingkat nasional 18,09oA, peran orangtua
menemani anak-anak mereka bermain sebesar 38,610A, peran orangtua
dalammenemani
belajar
38,680/0, peranorang
tua
sebagai tempatcurhat anak
sebesar24,44oA, dan orang tua sebagai teladan oleh anak sebesar 41,85yo.
Dari
hasil surveydi
atas menuniukkan bahwa selamaini
antara orang tua yang paham akan pentingnyamendampingi anak dalam
perekembangannyamasih
lebih
rendah prosentasenyadibandingkan dengan orang
tua
yangtidak
paham akan pentingnya pendampingananak. Bahkan banyak orang tua yang cenderung mempercayakan fungsi pendidikan
hanya
di
sekolah saja, orang tua puasjika
anaknya telahpergi
kesekolah ditambahmengikuti les tambahan di lembaga bimbingan belajar.
C.
MengapaPAUD
berbasisKeluarga Penting
Sudah menjadi keyakinan
kita
bahwa keluargamemiliki
peran yang sangatmenentukan
bagi
perkembangananak, terutama
pada masaawal
atau
usia
dini
dimana pada masa
ini
anak sangat mudah menerima pengaruh dari lingkungan. Padadari
lingkungan.Interkasi
antara pengaruh dengan dasar pembawaan anakinilah
yang akan membentuk dasar perkembangan
anak (Ki
HadjarDewantara,2004:374-3e7)
Di
dalamkeluarga
anak pertamakali
mengenal lingkungan sosial, dan olehkarena
itu
anak mendapat pendidikan yang pertama dan utama.Di
dalam keluarga,anak memperoleh pengalaman
awal
yang akan
mempengaruhi pertumbuhan danperkembangannya.
Melalui
pengalaman
ini
anak
memperoleh
pengertian, perlengkapan emosional dan ikatan-ikatanmoral
yang m€mungkinkannya bertindaksebagai orang dewasa
di
lingkungan masyarakatnya (Geert2,1983:i53).Dalam penelitian yang dilakukart Bloom, dikemukakan bahwa perkembangan
intelektual anak
terjadi
sangat pesat pada tahuntahun awal kehidupan anak. Sekitar50% yariabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun.
Peningkatan
30%
berikutnya
terjadi
pada
usia
8
tahun,
dan 20Yo sisanya pada pertengahanatau
akhir
dasawarsakedua.
Ini
berarti
bahwa perkembangan yangterjadi
pada usia 0-4 tahun sama besarnya dengan perkembangan yangterjadi
padausia
4
tahunhingga
15-20 tahun. Perkembangan yangterjadi
pada usia4-8
tahunlebih
besardari
pada perkembangan yangterjadi
pada usia8
tahunhingga
15-20tahun.
Dalam kaitan
ini,
Bloom
mengatakan bahwa4
tahun pertama merupakankurun waktu yang sangat peka terhadap kaya miskinnya lingkungan stimulasi. Dalam
kurun waktu
tersebut perbedaan kecerdasan pada anakyang
lingkungannya kayaakan stimulasi
dengananak
yang
beradadi
lingkungan
yang miskin
stimulasi mencapai sekitar 10unit IQ.
Selanjutnya, perbedaan sekitar6
unit IQ
terjadi
padausia 4-8 tahun.
Berdasarkan aspek pedagogis, masa usia
dini
merupakan masa peietak dasaratau pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Diyakini
olehHurlock
(1999) bahwa
masa kanak-kanakyang
bahagia merupakan dasar bagikeberhasilan
di
masa datang,dan
sebaliknya.Untuk
itu,
agar
pertumbuhan dan perkembangan tercapai secaraoptimal,
maka dibutuhkan situasi dankondisi
yangkondusif
pada saat memberikan stimulasi dan upayaupaya pendidikan yang sesuaidengan kebutuhan anak.
Pola asuh orang tua atau keluarga
di
rumah merupakan katakunci
mengatasiberbagai potensi
fisik
(fasmani dengan semuaalat
inderanya) maupunnon
fisik
(akal, kalbu, dan lainnya).
Untuk
mengembangkan potensi yang telahdimiliki
anakini
peran orang tua sangatlah penting, pengetahuan orang tua akan tumbuh kembanganak
serta tugas perkembangannya agar mereka mampu memberikan rangsanganuntuk
menumbuhkan kecerdasan anak dan menyeimbangkanfungsi otak
kiri
danotak
kanan. Disampingitu,
rumah adalah lingkungan terdekat anak, dimana anakdalam perekembangannya anak akan belajar dan berinteraksi dengan orang dewasa
maupun teman sebayanya. Fungsi orang
tua
dalam keluarga adalah memfasilitasi,memberikan dorongan dan membimbing proses belajar, disamping itu
juga
orang tuaberfungsi memfasilitasi
anakuntuk
bermain dan
memberikanpeluang bagi
anakuntuk
melalarkan eksplorasi dan bereksperimen yang dibutuhkanoleh
anak untukmembangun pengetahuan dan pola
pikir
mereka.orang
tua
adalah
guru yang
pertama
dan
utama anak tumbuh
dan berkembang dalam budaya dannilai
keluarga. Ungkapanini
mempertegas fungsipenting orang tua dalam tumbuh kembang anak. Sebelum mereka dapat berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya, orangfua
lah
yangpaling
sering berinteraksi dengananak,
tidak
hanya setelah anak lahir, melainkan ketika mereka dalam kandunganpunorang tua telah berperan dalam menentukan masa depan anaknya.
Anak
usiadini
lebih
banyak menghabiskan waktunyadi
rumah dari padadi
sekolah.
Banyaknya
waktu yang
dihabiskan
oleh
anak
dirumah
seharusnyamendapatkan dukungan penuh
dari
orangtua
dengan memberikanfasilitas
belajaryang
memadai, memberikan
fasilitas dan
akses
bermain yang mendidik
danmemberikan perlakuan terhadap anak yang mendidik pula.
D.
Pusat
Studi Pendidikan Anak
Usia
Dini
Berbasis
Keluarga
di
Perguruan
Tinggi
Dari bahasan
di
atas, rasanya perguruantinggi
perlu untuk mendirikan sebuahpusat
kajian
mengenai pendidikan anak usiadini
berbasis keluarga. Pembentukanpusat
studi
ini
diharapkan dapat memberikankontribusi
positif
terhadap programyang
sampai dengan saatini
masih dalam
proses perumusan bagaimana bentuk,satuan dan operasionalnya di masyarakat.
Pembentukan pusat
studi PAUD
berbasiskeluarga
ini
adalah merupakansalah
satu wujud
kemitraan pemerintah dengan perguruan
tinggi
dalampengembangan
PAUD
berbasis keluarga. Jurusan pendidikanluar
sekolah dibawahLPTK
harus mampu menciptakanprototype
PAUD
berbasis keluarga -vang dapatdiimpelementasikan
di
seluruhwilayah
Indonesia.tidak
hanya prototype yang idealyang
"melangit"
dan sukar dipahami oleh masyarakat, tetapi modelPAUD
berbasiskeluarga
yang lebih praktis
dan mudahdipahami
masyarakat bagaimanapun latarbelakang tingkat pendidikan mereka.
Tujuan jangka panjang pembentukan pusat studi
PAUD
berbasis keluargaini
adalah:,
1)
Memberikan orangtua
pengetahuan dan keterampilan dalam perawatandan pengasuhan anak. Kajian-kajian penelitian maupun pengabdian pada
masyankat
diarahkan
untuk
peningkatan pengetahuandan
keterampilan
orang
tua
dalamperawatan dan pengasuhan anak. Peningkatan kuantitas dan kualitas penelitian dan
pengabdian
pada
masyarakatuntuk
memperkaya khasanahkeilmuan dan
kajianpendidikan anak usia
dini
khususnya yang berbasis keluarga.2)
Menjadikan orangtua
sebagaipendidik
yangefektif
bagi
anak-anaknya.Dengan
sering
dilakukannya program-program
penelitian dan
pengabdian padamasyarakat, diharapkan dapat meningkatkan kualitas orang tua dalam mendidik anak
dan
meminimalisir
kekeliruanyang
seringdilakukan
orangtua
dalam pengasuhananak.
3)
Mendukung orang
tua
dalam
peran-peran pengasuhandan
pendidikan.Kegiatan seminar dan lokakarya akan dijadikan sebagai agenda
rutin
oleh puast studiini,
tujuannya adalah sebagai sarana sosialisasihasil
kajian-kajian penelitian
danpengabdian pada masyarakat terhadap masyarakat luas terutama orang tua-orang tua
baru atau
orang
tua yang
sedangmemiliki anak usia
dini
(balita).
Disamping kegiatan-kegiatan tersebut, pusat studiini
diharapkan dapat menjadi inisiator maupunfasilitator
berbagai kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kapasitas orangtua
dalam
pengasuhandan pendidikan. Berbagai kegiatan
yang
dapat
dilakukandiantaranya:
pelatihan
bagi para orang tua
maupun
calon orang tua-
kegiatanpendampingan
terhadap
keluarga-keluargayang
mengalami kesulitan akses
di lembagaPAUD
formal maupun non formal.Penyediaan
Buku
Panduan pendidikananak
usia
dini
di
dalam
keluargasangat
diperlukan
supaya
terjadi
peningkatan wawasan,
kesungguhan,dan kecakapan keluarga dalam melakukan perawatan, pengasuhan, dan pendidikan anak usia
dini;
sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing, dan anak usiadini
terdeteksikondisinya
olehkeluarganya
atau dengan banfuanpihak
lain,
sehinggabaik
kebutuhanumun
maupun kebutuhan khusu3bila
ada,terlayani
secara tepat. Dengan demikian dapat dihindari ierjadinya keterlantaran anak usia
dini,
dan lebihdari
itu
setiap potensi terfasilitasi sesuai dengan masa peka perkembangannya.Keluarga dan Lingkungan memerlukan pemberdayaan secara profesional dan
multidisipliner
agar supaya dapat menjalankan frrngsi pendidikanuntuk
anakusia
dini
secara maksimal. Pembelcayaan secara profesional-multidisipliner ar.tinya upayapenguatan kompetensi keluarga dan lingkungan tersebut dilakukan dilakukan dengan bantuan keahlian yang
dimiliki
oleh berbagai kelompok profesi misalnya dari bidangmedis,
gizi,
psikolog
anak dankeluarg4
pemberdayaanperempudn,
pembangunan masyarakat, serta kesejahteraan sosial. Pemberdayaan profesional dan
multidisipliner
ini
tentu sajatidak
dapat dengan mudah diakses atau dilakukan oleh para orangrua
secara perseoftngan. Pusat
studi
ini
diharapkan dapat menjembatani kebutuhanini
dengan berbagai kegiatan atau sub kegiatan yang terdapat dalam pusat studi ini.Pembentukan
pusat
studi
ini
adarah merupakanupaya
perguruan tinggisebagai
mitra
pemerintahdalam
hal
ini
Dinas
PendidikanNasional
Direktorat
Jenderal Pendidikan
Nonformal
dan
Informal dalam
mensukseskanberbagai
program
pokok untuk
pendidikananak usia
dini
seperti yang
dikemukakan Ace Suryadi dalam presentasi pada seminar dan lokakarya nEsional
PAUD
tahun2007
scbagai
berikut:
1)
Penyediaan
saiana
dan
prasarana pendiciikan,
teimasukoptimhlisasi
pemanfaatanfasilitas
yang ada seperti ruang kelas SDA4I
untuk menyelenggarakan
PAUD yang
disesuaikandengan
kondisi
daerah/wilayah.
z) Pengembangankurikulum
dan
bahanajar
yang bermutu
sertaperintisan
model-model
pembelajaranpAUD,
yang mengacu padatahap-tahap perkembangan anak.
perkembangan
ilmu
pengetahuandan teknologi,
budaya dan
seni.
3)
peningkatanpemahaman
mengenai pentingnya
PAUD
kepada orangtua,
pernerinrah
daerah.
sebagaiupaya membantu pertumbuhan
dan
perkembangan
jasmani dan rohani
agar anakmemiliki
kesiapanlebih lanjut.
4)
pengembangankehija-kan. melakukan
perencanaim,
monitoring, evaluasi,
dan
pengawasan pelalisanaan pembangunanPAUD
sejalan
dengan prinsip-prinsip
transparansi,a-liuntab I i tas, parti sipasi, dan demokrati sasi.
E.
PenutupPerguruan
Tinggi
khususnya JurusanPendidikan'Luar
Sekolah harus mau berperanaktif
dalam mensukseskan progffiin pemerintah dalam peningkatan kualitaspendidikan anak usia
dini
khususnyaPAUD
berbasis keluarga yangsampai dengan saat
ini
belum menemukantitik
terang mengenai benhrk, satuan dan operasionalnyadi
masyarakat-Pusat
Studi PAUD
berbasiskeluarga harus
mulai
dirintis
oleh perguruantinggi
dengan melibatkan seluruhdisiplin
iknu
yang berhubungan dei:,ganpendidikan anak
usia
dini.
Perguruantinggi
tidak lagi
hanya
sebagai lembagaberkutat pada masalah kajian teori dan keilmuan saja, tapi
juga
harusmulai
bergerakuntuk
berpartisipasiaktif
sebagaipraktisi
dalam bidangkeilmuan
yang selamaini
sudah
dikembangkan sebagaiwujud
dan
social
responsibillry
institusi
terhadapmasyarakat.
Daftar
PustakaAce
Suryadi, 2007,Arah
Kebijakan Pemerintah dalam PengembanganpAUD
JalurNon Formal dan Informal, makalah disampaikan dalam Semloknas
pAUD
di
LrNYtan ggal}4
Seprember 2007.Adi
Sarwanto,2007, plan lndonesia dan program Home,Base AsuhanDini
rumbuh
KembangAnak,
makalah disampaikan dalam semlokirasPAUD
.li
UNy
tanggal 24 September 2007.
Ambar Rahay'u' 2007, Dukungan Parenting terhadap Pendidikan Anak
Usia
Dini,
Depdiknas,2005, Rencana Aksi Nasionar pendidikanuntuk
semua.Sumarni Dawam R.,
2007, Pemberdayaan Keluargadalam
Pembinaan pendidikanAnak
UsiaDini,
Makalah disampaikan dalam SemloknasPAUD
di
ttNy