Edy Purwanto Bakri 08128179722
dozier1968@gmail.com
APBN
Pencapaian IKU KLH
Pencapaian IKU KLH
IKU 1 Penurunan Beban Pencemaran
IKU 1 Penurunan Beban Pencemaran
IKU II Pengendalian Kerusakan Lingkungan
IKU II Pengendalian Kerusakan Lingkungan Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDA & LH UNTUK MENUNJANG
IKU 1 DAN IKU II Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDA & LH UNTUK MENUNJANG
IKU 1 DAN IKU II
PHLN PHLN
Tema pembangunan 2014 :
“MEMANTAPKAN PEREKONOMIAN NASIONAL BAGI
KESEJAHTERAAN RAKYAT YANG BERKEADILAN”
Isu Strategis Prioritas Nasional ke-9 :
1.Pengendalian perubahan iklim melalui:
(a) pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi
Gas Rumah Kaca (RAN-GRK); (b) pelaksanaan Rencana
Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK); dan (c) penerbitan Inpres baru sebagai tindak lanjut Inpres No. 10 tahun 2011 tentang Penundaan Pemberian Izin
Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut.
2.Peningkatan kualitas lingkungan melalui:
(a) peningkatan kualitas air; (b) peningkatan kualitas udara di perkotaan; (c) peningkatan ketaatan industri dalam
Bidang Sumber Daya Alam dan LH :
1. penurunan beban pencemaran lingkungan dan penekanan laju kerusakan SDA dan lingkungan hidup, dengan
perkuatan peran aktif daerah melalui mekanisme Dana Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, dan Dana Alokasi Khusus (DAK)
2. peningkatan pengelolaan keanekaragaman hayati dan rehabilitasi kawasan yang rusak
3. penegakan hukum, penguatan tata kelola lingkungan, serta peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam perbaikan kualitas lingkungan hidup
meningkatkan penyelenggaraan tanggungjawab dan
peran Kab/Kota dalam PELAKSANAAN SPM
bidang lingkungan hidup dan mendukung upaya
ADAPTASI dan MITIGASI PERUBAHAN IKLIM
melengkapi sarana & prasarana fisik perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup di
Kabupaten/Kota
PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN PSDA & LH IKU LINGKUNGAN HIDUP 2014
DAK BID LH
2014
SPM
ADAPTASI & MITIGASI
Taman Kehati
Taman Hijau
Rehabilitasi Area Kritis
Penurunan beban
TIPOLOGI SARANA & PRASARANA YANG DIBIAYAI
DAK 2014
Sarpras yang memberikan kontribusi langsung pada pencapaian IKU pengelolaan lingkungan hidup
Sarpras yang manfaatnya terasa langsung di masyarakat
Kebijakan Lingkup Kegiatan DAK Bidang LH 2014
1. Mendorong percepatan pengadaan Sarpras yang
langsung berkontribusi pada pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan
2. Mendorong wilayah-wilayah ekosistem strategis
(terutama 11 DAS dan 15 danau prioritas) untuk
mengutamakan kegiatan yang terkait dengan
3. Melaksanakan penundaan sarpras pengawasan
dan pemantauan dengan pertimbangan :
a. Dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap optimalisasi pemanfaatan sarpras yang telah diadakan
(2006-2013) dan kontribusinya terhadap prestasi capaian SPM daerah
b. Dilakukan penyempurnaan kebijakan pengembangan sarpras pengawasan dan pemantauan nasional,
terutama untuk periode 2015-2019
c. Dilakukan updating atas standar dan panduan
1. Sarana Prasarana Pengendalian Pencemaran Lingkungan
IPAL UKM
IPAL Komunal
Unit pengolah sampah 3 R
2.Sarana Prasarana Adaptasi dan Mitigasi Perub Iklim
Taman Hijau dan Taman Kehati
Mangrove dan vegetasi pantai/sungai
Terumbu karang buatan (artificial
reef)
Biogas
Pengumpul gas landfill di TPA
3.Sarana Prasarana Perlindungan Fungsi Lingkungan
Sumur resapan dan Lubang resapan biopori
Pengolah gulma dan pembuatan media tanam (bitumen)
Pencegah longsor/turap
Embung (kolam tampungan air)
Penangkap endapan (sedimen trap)
Penanaman pohon di area kritis
Berkontribusi langsung pada target penurunan beban pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
Sesuai prioritas penanganan masalah lingkungan hidup yang dihadapi; Sesuai kondisi lingkungan hidup setempat;
Sesuai dengan perencanaan daerah;
Didukung anggaran dan sumber daya manusia setempat agar tercipta kemandirian
PROVINSI
Menteri melimpahkan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
kepada Gubernur melalui
mekanisme pemanfaatan dana dekonsentrasi bidang lingkungan hidup tahun anggaran 2014, dalam bentuk:
koordinasi perencanaan pemanfaatan;
pembinaan teknis;
pemantauan dan evaluasi.
Unit terkait KLH dan PPE
Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap pembinaan dan pemantauan yang dilaksanakan oleh Provinsi dalam bentuk:
pedoman dan standar; rapat kerja teknis;
bimbingan teknis.
Menteri melakukan penetapan kebijakan teknis, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan DAK Bidang LH.
TAHUN
JUMLAH KAB/KOTA PENERIMA
JUMLAH ALOKASI (RUPIAH)
KENAIKAN (%)
2006 333 112.875.000.000
-2007 434 351.610.000.000 211,50
2008 434 351.610.000.000 0
2009 413 351.610.000.000 0
2010 420 351.610.000.000 0
2011 418 400.000.000.000 14
2012 442 479.730.000.000 20
2013 432 530.548.000.000 9,85
2014 422 548.100.000.000 +9,7
ALOKASI ANGGARAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS
PEMBANTUAN BIDANG LH
No. Tahun Provinsi Penerima
Besar Anggaran Per Provinsi
Total Anggaran Dekonsentrasi
5. 2012 32 Bervariasi tiap Provinsi
Rp.
120.525.293.000 6. 2013 33 Bervariasi tiap
Provinsi dan kab/kota
Rp. 173.971.722.000 Rp.
35.393.508.000
7. 2014 32 Bervariasi tiap Provinsi dan kab/kota
.000.000,-PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN
KEWAJIBAN PELAPORAN
KAB/KOTA PROVINSI PPE
MENLH
Bahan evaluasi dan Perencanaan DAK Bid LH
kedepan
Pemantauan & Evaluasi Online
1. Mendorong transparansi kinerja daerah
2. Memudahkan Kab/Kota dalam melaporkan realisasi DAK bidang LH dan mengurangi penggunaan kertas
3. Memudahkan Propinsi, PPE dan KLH untuk mendapatkan rekapitulasi realisasi DAK bidang LH.
4. Membantu proses penentuan kegiatan dan perencanaan belanja dengan mengacu pada Juknis DAK bidang LH.
5. Meminimalisir pemilihan kegiatan dan pelaksanaan belanja yang tidak sesuai dengan Juknis
6. Standarisasi dalam pelaporan realisasi DAK bidang LH.
1. UU BPK No. 15 tahun 2006 khususnya pasal 6 ayat 3, sesuai
dengan tugas dan fungsinya Badan Pemeriksa Keuangan Negara (BPK) melakukan pemeriksaan terhadap keuangan, kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa evaluasi adalah
rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar
3. Peraturan Menteri Keuangan No. 249/PMK.02/2011 Tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. Dalam
peraturan tersebut dijelaskan bahwa setiap anggaran pemerintah akan di nilai kinerjanya dengan bobot kinerja manfaat sekitar 66,7
% dibandingan aspek implentasi 33 % ( pasal 13 ayat 2).
4.
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2009 tentang Unit
kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan saat ini telah memantau seluruh
kegiatan K/L sesuai dengan kebutuhan dan prioritas
pembangunan . Pada tahun 2013 UKP4 memantau
28 kegiatan KLH sementara untuk tahun 2014 akan
diberitahukan beberapa bulan kedepan.
5. Surat
Komisi Pemberantasan Korupsi kepada
seluruh Kementrian dan lembaga Nomer
B-2033/01/08/2013 tanggal 20 Agustus 2013
Perihal
Perencanaan dan Pemanfaatan
Anggaran Tepat Guna, Tepat Sasaran dan
LANJUTAN
Memastikan agar perencanaan dan pelaksanaan anggaran
dilakukan dengan system anggaran berbasis kinerja dgn kriteria ;
Jelas pekerjaan yg akan dilaksanakan
Satuan pembiayaan terukur dalam jumlah , waktu dan tempat
Berorientasi pada hasil (outcome)
Tidak membuat kesepakan yeng menjurus pada TPK ( tindak pidana Korupsi) dengan pihak-pihak terkait dan mendasarkan
asusmsi perhitungan rencana anggaran pada kebutuhan riel yang akuntable;
Melaksanakan anggaran secara transparan, spesifik jelas dan lengkap tepat waktu, dan tempat serta bebas dari campur tangan pihak manapun yg dapat diduga berpotensi KKN ( Kolusi Kuropsi dan Nepotisme)
Membuat data perencanaan dan pelaksanaan anggraan yang transparan sehingga dapat diakses oleh pimpinan unit kerja masing-masing dan pemangku kepentingan lainnya
1. Akses website Biro PKLN KLH biropkln.menlh.go.id
2. Klik Banner “DANA ALOKASI KHUSUS”
1. Memudahkan Kab/Kota dalam melaporkan realisasi DAK bidang LH.
2. Memudahkan Propinsi, PPE dan KLH untuk mendapatkan rekapitulasi realisasi DAK bidang LH.
3. Sebagai guidelines dalam menentukan kegiatan (belanja barang/jasa) yang telah ditetapkan dalam Juknis DAK bidang LH.
4. Meminimalisir kegiatan (belanja barang/jasa) yang tidak sesuai dengan Juknis DAK bidang LH.
5. Standarisasi dalam pelaporan realisasi DAK bidang LH. 6. paperless
1. Kab/Kota
2. Propinsi
3. PPE
Kab/Kota, Propinsi dan PPE akan diberikan Unique Identification berupa Username dan Password untuk mengakses Aplikasi.
Pelaporan yang diisi oleh Kab/Kota dibagi menjadi
2 :
1. Pelaporan triwulan
Realisasi Anggaran
Output dan outcome
2. Pelaporan Tahunan
Capaian kegiatan
SLHD
SK Tim Teknis Kab/Kota
1. Setiap kegiatan (belanja barang/jasa) diisi pada triwulan pertama dan akan meng-copy ke triwulan-triwulan berikutnya.
2. Pada triwulan-triwulan berikutnya hanya mengisi realisasi.
3. Memungkinkan revisi/editing pada kegiatan (belanja barang/jasa), jika terjadi revisi pada kegiatan atan anggaran.
4. Memungkinkan hapus kegiatan (belanja barang/jasa), jika kegiatan tidak jadi dilaksanakan.
DETEKSI MELAPORKAN ATAU TIDAK MELAPORKAN
1. Realisasi Anggaran triwulan N > triwulan N-1
2. Jika realisasi sama dengan triwulan sebelumnya hanya menambahkan keterangan
1. Untuk contoh menggunakan Kabupaten Kediri 2. Username : kediri_kab
3. Password : 123456
MENU UTAMA DIBAGI MENJADI :
1. Pelaporan Triwulan
Realisasi Anggaran
Output dan Outcome
2. Pelaporan Tahunan
(hanya mengupload file)
Capaian Akhir
SLHD
SK Tim Pelaksana DAK Kab/Kota
Pilih Tahun 2012 (tahun 2012 sudah dibantu diinputkan sesuai dengan yang dilaporkan).
1. Untuk contoh menggunakan PPE Jawa 2. Username : ppe_jawa
3. Password : 123456
MENU UTAMA DIBAGI MENJADI :
1. Pelaporan Triwulan (Rekapitulasi Kab/Kota)
Realisasi Anggaran
Output dan Outcome
2. Pelaporan Tahunan (Rekapitulasi Kab/Kota)
Capaian Akhir
SLHD
SK Tim Pelaksana DAK Kab/Kota
Pilih Tahun 2012 (tahun 2012 sudah dibantu diinputkan sesuai dengan yang dilaporkan).
1. Untuk contoh menggunakan Propinsi
Jawa Timur
2. Username :
prop_jatim
3. Password :
123456
SAMA PERSIS DENGAN PPE REKAPITULASI
UNTUK KAB/KOTA YANG ADA DI
KUNCI KEBERHASILAN KEGIATAN LINGKUNGAN DAK
SERAPAN ANGGARAN (KERJASAMA ANTARA UNIT TEKNIS DAN PENGELOLA ANGGARAN)
BERDAMPAK KE IKU KLH ( OUTCOME) MASYARAKAT MERASAKAN LANGSUNG DAMPAK KEGIATAN
HUBUNGAN DENGAN PROFESIONALITAS DENGAN PIHAK KE 3 (PIHAK KE 3 MENGERTI TUJUAN AKHIR KEGIATAN LINGKUNGAN)
SINERGY DENGAN SEKTOR ( DENGAN KEGIATAN2 YANG SAMA DAN KEBERLANJUTAN KEGIATAN CONTOH PEMELIHARAAN)
DIPERUNTUKAN UNTUK MENUNJANG SPM (PARAMETER-PARAMETER KUNCI)
KEBERANDAAN INDUSTRI POLUTED DI WILAYAHNYA
KEBERLANJUTAN PERALATAN DAN KEAKTIFAN SEBELUMNYA
TINGKAT KESIAPAN GEDUNG DAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEBERDAAN LAB. SWASTA DAN LAB SEKTOR YANG LAIN ( PRINSIP PERSAINGAN )