• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEI KONDISI SARANA PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN UPAYA GURU PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENGOPTIMALKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR SE-GUGUS III KECAMATAN GALUR KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SURVEI KONDISI SARANA PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN UPAYA GURU PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENGOPTIMALKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR SE-GUGUS III KECAMATAN GALUR KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2014."

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

SURVEI KONDISI SARANA PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN UPAYA GURU PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENGOPTIMALKAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR SE-GUGUS III KECAMATAN GALUR

KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Riko Puput Astrian NIM. 10604224165

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “Survei Kondisi Sarana Prasarana Pendidikan Jasmani dan Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Mengoptimalkan Kegiatan Pembelajaran Di Sekolah Dasar se-Gugus III Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014” yang disusun oleh Riko Puput Astrian, NIM 10604224165 ini telah disetujui pembimbing untuk diujikan.

(3)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau yang diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata cara penulisan karya ilmiah yang lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sangsi ditunda yudisium pada periode berikutnya.

(4)
(5)

MOTTO

 Tuntutlah ilmu walaupun di Negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim. (H.R. Ibnu Abdil Bar).  Kehidupan anda akan jauh lebih baik jika anda berpegang teguh

pada kebenaran (Penulis).

 Mulailah mengerjakan sesuatu dengan menyebut nama Tuhan (Penulis).

 Jadikan semua hal yang anda terima sebagai ilmu (Penulis).

(6)

PERSEMBAHAN

Tulisan yang sangat berharga ini saya persembahkan untuk:

BAPAK EKSAN Samuji dan ibuku tercinta kadariyah selaku

orang tuaku, serta keluargaku yang selalu mendukung,

(7)

SURVEI KONDISI SARANA PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN UPAYA GURU PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENGOPTIMALKAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR SE-GUGUS III KECAMATAN GALUR

KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2014

Oleh: Riko Puput Astrian NIM. 10604224165

Abstrak

Kondisi sarana prasarana pendidikan yang ideal sangat membantu dalam proses pembelajaran penjas. Adanya indikasi kondisi sarana dan prasarana pendidikan jasmani Sekolah Dasar se-Gugus III Kecamatan Galur tidak merata, belum mencukupi, dan belum sesuai dengan standar ideal. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kondisi sarana prasarana pendidikan jasmani dan upaya guru dalam mengoptimalkan pembelajaran penjas di SD se-Gugus III Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014.

Penelitian ini merupakan penelitian gabungan yang menggabungkan antara penelitian kuantitaf dan kualitatif dengan pengambilan data menggunakan lembar observasi dan pedoman wawancara. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar se-Gugus III, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo yang berjumlah 6 Sekolah Dasar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sarana prasarana pendidikan jasmani di SD Gugus III Kecamatan Galur tahun 2014 untuk SD Negeri 2 Bunder mampu menyediakan sarana dan prasarana 50% dari standar ideal, SD Negeri 1 Bunder menyediakan 55,56% dari standar ideal, SD Negeri Sidakan menyediakan 68,52% dari standar ideal, SD Muh. 1 Banaran menyediakan 41,03% dari standar ideal, SD Muh. 2 Banaran menyediakan 46,30% dari standar ideal dan SD Negeri Trisik menyediakan 49,15% dari standar ideal.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, dengan nama-Nya langit ditinggikan dan bumi dihamparkan. Segala puji bagi Allah SWT yang semua jiwa dalam genggaman-Nya. Allahlah pemilik segala kemuliaan, keagungan, kekuatan dan keperkasaan. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, serta sahabat-sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa teguh di jalan-Nya.

Penulisan skripsi dengan judul “Survey Kondisi Sarana Prasarana Pendidikan Jasmani dan Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Mengoptimalkan Pembelajaran Di Sekolah Dasar se-Gugus III Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014” ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak.

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab., M. Pd., M.A., Rektor UNY yang telah mengijinkan penulis untuk kuliah di FIK UNY.

2. Bapak Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

(9)

4. Bapak Sriawan, M.Kes selaku Ketua Program Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani yang telah membantu dalam kelancaran proses penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Muh. Hammid A., M.Phil, selaku pembimbing yang dengan sabar meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi.

6. Bapak Dr. Sugeng Purwanto, M.Pd selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan motivasi dan dukungan.

7. Kepala Sekolah Dasar dan Bapak/Ibu Guru Penjas di SD Se-Gugus III Kecamatan Galur yang telah memberikan ijin dan bersedia membantu selama penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN TEORI A. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 7

B. Hakikat Guru Penjas ... 11

C. Hakikat Sarana dan Prasarana Penjas ... 13

D. Peraturan Sarpras Nomor 24 tahun 2007 ... 16

E. Deskripsi SD Se-Gugus III Kecamatan Galur ... 18

F. Penelitian Relevan ... 19

(11)

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 21

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 22

C. Subyek Penelitian ... 23

D. Instrumen Penelitian ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data dan Hasil Penelitian ... 31

1. Analisa Hasil Penelitian Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani SD se-Gugus III Kecamatan Galur ... 32

B. Pembahasan ... 70

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72

B. Implikasi Hasil Penelitian ... 73

C. Keterbatasan Hasil Penelitian ... 73

D. Saran-Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jenis, Rasio dan Deskripsi Sarana Berolahraga ... 17

Tabel 2. Daftar Sekolah Dasar se-Gugus III Kecamatan Galur ... 23

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Observasi Keberadaan Sarpras ... 25

Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Wawancara ... 26

Tabel 5. Sarana pendidikan jasmani SD Negeri 2 Bunder ... 32

Tabel 6. Prasarana pendidikan jasmani SD Negeri 2 Bunder ... 33

Tabel 7. Sarana pendidikan jasmani SD Negeri 1 Bunder ... 39

Tabel 8. Prasarana pendidikan jasmani SD Negeri 1 Bunder ... 40

Tabel 9. Sarana pendidikan jasmani SD Negeri Sidakan ... 46

Tabel 10. Prasarana pendidikan jasmani SD Negeri Sidakan ... 47

Tabel 11. Sarana pendidikan jasmani SD Muh. 1 Banaran ... 53

Tabel 12. Prasarana pendidikan jasmani SD Muh. 1 Banaran ... 54

Tabel 13. Sarana pendidikan jasmani SD Muh. 2 Banaran... 59

Tabel 14. Prasarana pendidikan jasmani SD Muh. 2 Banaran ... 60

Tabel 15. Sarana pendidikan jasmani SD Negeri Trisik ... 65

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Surat Pengantar Permohonan Ijin Penelitian dari

Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Yogyakarta ... 78 Lampiran 2. Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian dari Sekertariat

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ... 79 Lampiran 3. Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian dari Badan

Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Pemerintah Kabupaten Kulon Progo ... 80 Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

dari Kepala Sekolah SD Negeri 1 Bunder ... 81 Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

dari Kepala Sekolah SD Negeri 2 Bunder ... 82 Lampiran 6. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

dari Kepala Sekolah SD Negeri Sidakan ... 83 Lampiran 7. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

dari Kepala Sekolah SD Muh. 1 Banaran ... 84 Lampiran 8. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

dari Kepala Sekolah SD Muh. 2 Banaran ... 85 Lampiran 9. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

dari Kepala Sekolah SD Negeri Trisik ... 86 Lampiran 10. Dokumentasi Pelaksanaan Observasi di SD

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya pendidikan merupakan usaha pengembangan sumber daya manusia. Dalam kehidupannya manusia sangat membutuhkan pendidikan, karena pendidikan merupakan usaha manusia untuk dapat mengembangkan potensi dirinya melalui pembelajaran atau cara lain. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang paling tinggi harus melalui tahapan-tahapan mulai dari tujuan paling bawah ke tingkat yang paling atas. Untuk itu pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas pendidikan di Indonesia. Walaupun dalam kenyataannya kualitas dan kuantitas pendidikan di Indonesia belum seluruhnya merata.

Pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang berusaha mencapai tujuan pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat. Mata pelajaran pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang sangat penting, karena dengan pendidikan jasmani akan membantu mengembangkan siswa sebagai individu dan makhluk sosial agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar yang meliputi: mental, sosial, emosional yang serasi, selaras, dan seimbang.

(15)

setiap jenjang pendidikan harus benar-benar dipilih sesuai dengan tahap pertumbuhan dan pekembangan anak. Tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah dasar adalah untuk membantu siswa meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif, serta kemampuan gerak dasar berbagai aktifitas jasmani (Depdiknas, 2006: 45).

(16)

Sarana dan prasarana pendidikan jasmani merupakan salah satu unsur penunjang keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani. Proses pembelajaran pendidikan jasmani akan kurang berjalan efektif dan efisien, apabila tidak didukung oleh sarana dan prasarana penjas yang menunjang, yaitu alat dan fasilitas. Namun dalam kenyataan hasil survei, pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar belum dapat berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena banyaknya sekolah yang belum memiliki sarana prasarana yang memadai dan terkendalanya guru dalam merealisasikan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana penjas.

Berdasarkan hasil survei lapangan dengan guru Penjas di SD Sidakan dan SD Muh. 1 Banaran yang terletak di Gugus III, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 1 Maret 2014 masih terdapat beberapa sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang belum dimiliki, hal tersebut ditunjukan dengan salah satunya sarana prasarana atletik yang digunakan dalam pembelajaran penjas. Dengan minimnya sarana dan prasarana penjas guru mendapat hambatan dalam menyampaikan materi kepada siswa. Peserta didik mendapat pengalaman belajar yang monoton tanpa ada usaha untuk memberikan gambaran berbagai jenis pembelajaran atau permainan yang semestinya sudah ada dalam materi ajar.

(17)

dalam mengikuti pembelajaran penjas. Peserta didik tidak bisa selalu aktif bergerak karena harus menunggu temannya yang sedang melakukan perintah atau tugas dari gurunya, tentunya hal ini dibiarkan maka akan menjadi sebuah tradisi dalam setiap pembelajaran yang sangat merugikan khususnya bagi peserta didik tersebut. Dalam mengatasi keterbatasan kondisi sarana prasarana di atas haruslah dipikirkan dan diusahakan agar terpenuhi oleh pihak sekolah maupun guru penjas yang bersangkutan sebagai langkah untuk mengoptimalkan pembelajaran penjas agar tetap berjalan dengan baik.

Bertolak dari latar belakang masalah di atas yang melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian guna mengungkap gambaran tentang kondisi sarana prasarana penjas dan upaya guru penjas dalam mengoptimalkan kegiatan pembelajaran penjas di Sekolah Dasar se-Gugus III Kecamatan Galur.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Keadaan pendidikan di Indonesia belum merata baik kualitas maupun kuantitasnya.

2. Berbagai kendala guru penjas dalam merealisasikan pengadaan sarana prasarana penjas.

(18)

4. Perbandingan jumlah siswa dengan jumlah sarana prasarana penjas yang ada disekolah rata-rata tidak seimbang.

C. Batasan Masalah

Untuk memberikan fokus dalam penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi mengenai kondisi sarana prasarana pendidikan jasmani dan upaya guru mengoptimalkan pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar se-Gugus III Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka perlu dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana kondisi sarana prasarana pendidikan jasmani dan apa saja upaya guru dalam mengoptimalkan pembelajaran Penjas di SD se-Gugus III Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014 ?

E. Tujuan Penelitian

(19)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan jasmani. Secara terperinci manfaat hasil penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.

a. Manfaat Teoritis

Mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan hasil penelitian.

b. Manfaat Praktis 1. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan pihak sekolah agar lebih merawat dan memperhatikan sarana dan prasarana sesuai dengan kondisi dan aktivitas yang dilakukan.

2. Bagi Guru

Sebagai acuan bagi guru penjas dalam upaya pengadaan dan kreativitas sarana prasarana penjas.

3. Bagi instansi (lembaga) pendidikan

(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Pendidikan Jasmani a. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah pendidikan melalui jasmani, yaitu melalui gerak jasmani atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Sukintaka (2002: 2), pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial serta emosional bagi masyarakat dengan wahana aktivitas jasmani.

Depdiknas (2003: 1), pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Di bagian lain Depdiknas mengemukakakan pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani.

(21)

Dari berbagai pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang terkait jasmani, lewat pembelajaran jasmani dan bermuara pada jasmani pula, selain itu aspek intelektual dan emosional menunjukkan bahwa unsur rohani juga mendapat bagian yang seimbang.

b. Tujuan Pendidikan Jasmani

Tujuan pendidikan jasmani di Sekolah Dasar menurut Rusli Lutan (2002: 17) adalah wahana untuk mendidik anak agar kelak mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya. Pendidikan jasmani mengandung potensi yang besar dalam memberikan sumbangan yang besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.

Dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan SD disebutkan, mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.

3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

(22)

5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, betanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis.

6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, keterampilan, serta memiliki sikap yang sportif (Depdikbud, 2006: 2)

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah bahwa pembelajaran pendidikan jasmani dengan aktivitas jasmani sebagai obyek pembelajaran, dapat memberi kesempatan lebih luas pada siswa untuk meningkatkan kesehatan, kesegaran jasmani, keterampilan gerak dasar dan keterampilan dasar cabang olahraga, mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, demokratis dan pada akhirnya mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

c. Materi Mata Pembelajaran Pendidikan Jasmani SD

Istilah pembelajaran penjas menurut Sukintaka (2001: 29) adalah bagaimana guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi disamping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya. Jadi di dalam suatu peristiwa pembelajaran penjas terjadi dua kejadian secara bersama, ialah pertama ada satu pihak yang memberi dan pihak lain menerima.

(23)

lomba, bentuk komando, bentuk meniru, bentuk gerak dan lagu dan bentuk modifikasi. Selanjutnya terkait dengan pembelajaran pendidikan jasmani adalah gaya mengajar dalam pendidikan jasmani. Guru sebagai seorang pendidik merupakan faktor tunggal yang sangat penting dalam proses pendidikan khususnya dalam pemilihan gaya mengajar yang sesuai dengan kebutuhan anak. Guru juga harus pandai dalam mengamati kelas untuk dapat memahami dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak, terutama yang berkaitan dengan minat, pertumbuhan dan perkembangannya. Di samping itu materi pembelajaran juga harus menjadi perhatian dalam pembelajaran penjas.

(24)

dan gaya hidup aktif. Materi mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dijabarkan dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum pendidikan jasmani dan kesehatan yang digunakan sekarang ini kebanyakan adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), KTSP berisi proses kegiatan siswa yang disusun berdasarkan tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Ruang lingkup materi mata pelajaran pendidikan jasmani untuk jenjang Sekolah Dasar dalam KTSP meliputi: permainan dan olahraga, aktivitas dan pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aquatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar adalah pedoman yang berisi seretan materi yang akan diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar yang harus diberikan oleh Guru Pendidikan Jasmani pada waktu yang telah ditentukan dengan hasil sesuai standar pencapaian yang telah ditetapkan bagi peserta didik di Sekolah Dasar.

2. Hakikat Guru Penjas

Guru adalah orang yang pekerjaannya atau mata pencahariannya, profesinya mengajar, guru sebagai figur di sekolah harus memiliki kemampuan atau kompetensi mengajar sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.

(25)

keberhasilan pendidikan. Tugas yang diemban oleh guru bukanlah hal yang ringan, karena dari sebagian masa depan generasi muda terletak di tangan seseorang yang dinamakan guru. Bagaimana cara guru saat ini akan menentukan kualitas suatu generasi di masa yang akan datang. Sedangkan guru pendidikan jasmani adalah seorang guru yang memiliki profesi atau keahlian di bidang pendidikan jasmani. Guru Penjas sebagai orang yang professional dalam pendidikan jasmani harus memiliki kemampuan dasar setiap cabang olahraga yang diajarkan di sekolah.

Menurut Sukintaka (2001: 42), guru penjas harus mempunyai persyaratan kompetensi pendidikan jasmani agar mampu melaksanakan tugas dengan baik, yaitu:

a. Memahami pengetahuan penjas sebagai bidang studi. b. Memahami karakteristik anak didiknya.

c. Mampu membangkitkan dan memberi kesempatan anak didik untuk aktif, kreatif dan dapat menumbuhkembangkan potensi kemampuan dan ketrampilan motorik.

d. Mampu memberikan bimbingan dan mengembangkan potensi anak didik dalam proses pembelajaran untuk pencapaian tujuan penjas.

e. Mampu merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan menilai serta mengoreksi dalam proses pembelajaran penjas.

f. Memiliki pemahaman dan penguasaan kemampuan keterampilan motorik.

g. Memiliki pemahaman tentang unsur-unsur kondisi fisik. h. Memiliki kemampuan untuk menciptakan, mengembangkan dan memanfaatkan lingkungan yang sehat dalam upaya mencapai tujuan penjas.

i. Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi potensi anak didik dalam berolahraga.

(26)

3. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani a. Hakikat Sarana

Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 4) sarana atau alat adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pendidikan jasmani, mudah dipindahkan bahkan dibawa oleh pelakunya atau siswa. Contoh: bola, raket, pemukul, bad, shuttle cock. Sarana atau alat sangat penting dalam memberikan motifasi peserta didik untuk bergerak aktif, sehingga siswa sanggup melakukan aktifitas dengan sungguh-sungguh dan akhirnya tujuan aktifitas dapat tercapai.

Menurut Soepartono (1999/2000: 6) sarana olahraga adalah terjemahan dari “facilities” yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Sarana dapat juga diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dan mudah dipindahkan bahkan dibawa oleh pemakai. Menurut Soepartono (1999/2000: 6) sarana ini dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Peralatan (apparatus) yaitu sesuatu yang digunakan. Contoh: peti lompat, palang tunggal, palang sejajar.

2) Perlengkapan (device) yaitu:

a. Semua yang melengkapi kebutuhan prasarana. Contoh: net, bendera untuk tanda, garis batas.

b. Sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau kaki. Contoh: bola, raket, pemukul.

(27)

atau mempersulit gerakan agar pencapaian tujuan pendidikan berjalan lancar, efektif dan efisien.

b. Hakikat Prasarana

Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 4) prasarana dibedakan menjadi dua yaitu perkakas dan fasilitas. Perkakas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, bisa dipindahkan (semi permanen) tetapi berat atau sulit. Contoh: matras, peti lompat, meja tenis meja dan lain-lain. Sedangkan fasilitas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, bersifat permanen atau tidak dapat dipindah-pindahkan. Contoh: lapangan (sepakbola, bolavoli, bola basket, bulutangkis, soft ball dan lain-lain).

Persyaratan sarana dan prasarana pendidikan jasmani menurut Agus S. Suryobroto (2004: 16):

1) Aman

Merupakan syarat yang paling utama, yaitu sarana dan prasarana penjas harus terhindar dari unsur bahaya, missal: licin.

2) Mudah dan Murah

Sarana dan prasarana pendidikan jasmani mudah didapat/disiapkan/diadakan dan jika membeli tidak mahal harganya, tetapi juga tidak mudah rusak.

3) Menarik

Sarana dan prasarana pendidikan jasmani dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa merasa senang dalam menggunakannya.

4) Memacu untuk Bergerak

(28)

5) Sesuai dengan kebutuhan

Dalam penyediaannya seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan ataupun penggunaannya. Siswa SD berbeda dengan siswa SMP, siswa SMP dengan siswa SMA dan seterusnya. Missal: bola sepak siswa SD mestinya akan cenderung lebih empuk dan ringan jika dibandingkan dengan bola sepak siswa SMP atau siswa SMA. 6) Sesuai dengan tujuan

Jika sarana dan prasarana akan digunakan untuk mengukur keseimbangan maka akan berkaitan dengan lebar tumpuan dan tinggi tumpuan.

7) Tidak mudah rusak

Sarana dan prasarana tidak mudah rusak meskipun harganya murah.

8) Sesuai dengan lingkngan

Sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani hendaknya disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekolah. Misalnya sarana dan prasarana yang cocok untuk lapangan lunak tetapi digunakan untuk lapangan keras, jelas hal ini tidak cocok.

Dari pendapat ahli di atas yang dimaksud prasarana pendidikan jasmani dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu perkakas dan fasilitas. Perkakas besifat semi permanen (berat tetapi bisa dipindahkan serta idealnya tidak dipindahkan), contohnya matras, meja tenis meja, peti lompat dan lain-lain. Adapun fasilitas bersifat permanen dan tidak dapat dipindahkan, seperti lapangan, aula, hall, dan lain-lain.

(29)

tersedia menjadi menarik dan sesuai dengan kebutuhan selama pembelajaran.

c. Sarana Prasarana Pendidikan Jasmani Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 24 tahun 2007 dan Menurut KTSP untuk Jenjang SD/MI

Menurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007, SD/MI memiliki sarana dan prasarana sekurang-kurangnya sebagai berikut:

1) Ruang kelas,

2) Ruang perpustakaan 3) Laboratorium IPA 4) Ruang pimpinan 5) Ruang guru 6) Tempat beribadah 7) Ruang UKS 8) Jamban 9) Gudang

10) Ruang sirkulasi

11) Tempat bermain/olahraga

Berhubungan dengan tempat bermain/olahraga di SD, memiliki beberapa kriteria sebagai berikut:

1) Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara dan kegiatan ekstrakurikuler.

2) Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga

3 /peserta didik. Jika banyak peserta didik kurang dari

180 orang, maka luas minimum tempat bermain/berolahraga adalah 540 .

3) Di dalam luasan tersebut terdapat tempat berolahraga minimum 20 m x 15 m yang memiliki permukaan datar, drainase baik dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang mengganggu kegiatan berolahraga. 4) Sebagai tempat bermain ditanam pohon penghijauan.

5) Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang paling sedikit mengganggu proses pembelajaran di kelas. 6) Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat

(30)

7) Tempat bermain/berolahraga dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel I.

Tabel 1. Jenis, Rasio dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain/ Berolahraga untuk SD/MI

No Jenis Rasio Deskripsi

1 Peralatan Pendidikan

1.1 Tiang Bendera 1 buah/ sekolah Tinggi sesuai ketentuan yang berlaku

1.2 Bendera 1 buah/ sekolah Ukuran sesuai ketentuan yang berlaku

1.3 Peralatan bola voli 1 set/ sekolah Minimum 6 bola

1.4 Peralatan Sepak bola 1 set/ sekolah Minimum 6 bola

1.5 Peralatan Senam 1 set/ sekolah Minimum matras, peti loncat, tali loncat, simpai, bola

plastic, tongkat

1.6 Peralatan atletik 1 set/ sekolah Minimum lembing, cakram, peluru, tongkat estafet

dan bak loncat

1.7 Peralatan seni budaya 1 set/ sekolah Disesuaikan dengan potensi masing-masing satuan

pendidikan

1.8 Peralatan keterampilan 1 set/ sekolah Disesuaikan dengan potensi masing-masing satuan

pendidikan

2 Perlengkapan Lain

2.1 Pengeras suara 1 set/ sekolah

2.2 Tape recorder 1 buah/ sekolah

Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 24 tahun 2007 Sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk jenjang SD berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006: 649) adalah meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan,

eksplorasi gerak, atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola basket, bolavoli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.

b. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.

c. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.

d. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya.

[image:30.595.121.519.111.394.2]
(31)

f. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah dan mendaki gunung.

g. Kesehatan, meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

d. Deskripsi tentang SD se-Gugus III Kecamatan Galur

Gugus III yang beralamatkan di SD Negeri Sidakan, Desa Banaran, Kecamatan Galur ini mempunyai visi dan misi. Visi Gugus III, yaitu: maju bersama dalam kebersamaan. Sedangkan misinya yaitu: (1) Menumbuh kembangkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan dalam mencapai peningkatan mutu pendidikan. (2) Melaksanakan kegiatan pertemuan guru dan kepala sekolah dalam wadah Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) yang berkelanjutan dan terprogram. (3) Membantu memecahkan masalah dan saling meringankan beban antar sesama sekolah anggota gugus. (4) mengembangkan pola mekanisme pembinaan guru yang efektif dan efisien. (5) mengembangkan hasil penataran pelatihan sesama teman sejawat dalam meningkatkan mutu profesi guru.

(32)

Anggota Gugus III Kecamatan Galur diantaranya adalah SD Negeri Sidakan, SD Negeri 1 Bunder, SD Negeri 2 Bunder, SD Muh. 1 Banaran, SD Muh. 2 Banaran dan SD Negeri Tisik.

B. Penelitian relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan peneliti antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Zainul Octavian (2008) yang berjudul “Identifikasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Kulon Progo”. Penelitian tersebut merupakan penelitian populasi, yaitu 11 SMA Negeri di Kabupaten Kulon Progo. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) rerata luas tempat bermain/olahraga sebesar 9,16 , (2) keadaan alat dan perkakas pendidikan jasmani dalam kategori kurang dengan presentase 20,36% dan (3) keadaan fasilitas pendidikan jasmani dalam kategori sedang dengan persentase 52,83%.

(33)

C. Kerangka Berpikir

Terbatasnya sarana prasarana olahraga di sekolah menuntut guru pendidikan jasmani memiliki kreativitas agar materi pelajaran dapat disampaikan dan dapat diterima dengan baik oleh siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan siswa tetap termotifasi untuk mengikuti pembelajaran. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh seorang guru dalam rangka meningkatkan minat siswa dalam proses belajar mengajar, seperti salah satunya dengan manajemen pembelajaran yang baik seperti dalam menyimpulkan materi, mengelola kelas, menggunakan sarana dan prasarana. Kemampuan ini ditentukan oleh luasnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru.

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian gabungan yang menggabungkan antara penelitian kuantitaf dan kualitatif. Menurut Sugiyono (2011: 38) menyatakan bahwa penelitian kombinasi atau gabungan (mixed methods) ada dua, yaitu: model urutan dan model campuran. Metode kombinasi model campuran ada dua macam, yaitu: model campuran berimbang (concurrent tringulation strategy) dan model campuran tidak berimbang (concurrent embedded strategy).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi dengan model campuran tidak berimbang yang dapat mengumpulkan dua macam data (kuantitatif dan kualitatif atau sebaliknya) secara simultan, dalam satu tahap pengumpulan data. Dengan demikian data yang diperoleh menjadi lengkap dan lebih akurat.

(35)

psikologis, dua diantaranya yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.

Sedangkan metode wawancara menurut Suharsimi Arikunto (2006:227) ada dua macam pedoman wawancara yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur/mendalam yaitu pedoman wawancara yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini yaitu kondisi sarana prasarana pendidikan jasmani dan upaya guru penjas dalam mengoptimalkan pembelajaran penjas. Definisi operasional kondisi sarana prasarana pendidikan jasmani adalah mengenai ada atau tidaknya peralatan kebutuhan pembelajaran pendidikan jasmani serta kondisi peralatan di Sekolah Dasar Negeri se-Gugus III, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo tahun 2014. Hal ini dilihat dari keberadaan peralatan yang digunakan meliputi kondisi (baik dan rusak), status kepemilikan (milik sendiri, meminjam, menyewa) serta jumlah dan dibandingkan dengan standart ideal berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 24 tahun 2007.

(36)

pendidikan jasmani di Sekolah Dasar Negeri se-Gugus III, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014. Untuk mengungkap semua hal tersebut digunakan lembar observasi dan wawancara tidak terstruktur/mendalam.

C. Subyek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar se-Gugus III, , Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua populasi yang berjumlah enam (6) Sekolah Dasar di wilayah Gugus III, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo tahun 2014.

[image:36.595.146.507.444.584.2]

Data mengenai jumlah SD se-Gugus III, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo tahun 2014, disajikan dalam tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Daftar Sekolah Dasar se-Gugus III Kecamatan Galur.

No. Nama Sekolah Alamat Sekolah

1 SD Negeri 1 Bunder Bunder ds. 4, Banaran

2 SD Negeri 2 Bunder Bunder ds. 3, Banaran

3 SD Negeri Sidakan Sidakan ds. 6, Banaran

4 SD Muhamadiyah 1 Banaran Kenteng ds. 7, Banaran

5 SD Muhamadiyah 2 Banaran Kenteng ds. 7, Banaran

6 SD Negeri Trisik Sidorejo ds. 13, Banaran

(37)

D. Instrumen dan Teknik Pengambilan Data

1. Instrumen Penelitian

Suharsimi Arikunto, (2006: 160) mengatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah angket, ceklis atau daftar centang, pedoma wawancara, pedoman pengamatan.

Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 148) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam penelitian ini menggunakan dua instrumen, yaitu menggunakan pedoman/lembar observasi dan pedoman wawancara.

Menurut Riduwan (2007: 32) instrumen penelitian adalah alat bantu peneliti dalam pengumpulan data. Suatu alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik sehingga mudah untuk diolah. Instrumen dalam penelitian ini yaitu menggunakan lembar observasi dan lembar wawancara.

(38)

Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Observasi Keberadaan Sarana dan Prasarana Penjas.

Variabel Sarana dan Prasarana

Jenis Olahraga Deskripsi

Kondisi sarana dan prasarana penjas

a. Peralatan 1. Permainan dan Olahraga a. Bola voli minimum 6 dan net minimum ada

b. Bola sepak minimum 6 c. Bola basket minimum ada d. Kasti, rounders, kipers

minimum ada pemukul, bola kasti, tiang pancang, keset e. Bulutangkis minimum ada

shuttlecock, net dan raket

f. Tenis lapangan minimum ada raket, bola tenis dan net g. Tenis meja minimum ada

bad, bola, net

h. Sepak takraw minimum ada bola dan net

i. Lembing, cakram, peluru, tongkat estafet minimum ada 2. Senam Tali loncat, simpai, bola plastik,

tongkat minimum ada

3. TKJI Stopwatch, bendera start, no.dada,

formulir tes, peluit

4. Aktifitas Ritmik Tape recorder, vcd, kaset senam 5. Out door Tenda, kompas, tali, tongkat

pramuka

6. Aquatik Pelampung

b. Perkakas 1. Permainan dan olahraga Bola minimum ada tiang net, Sepak bola minimum ada gawang, Basket minimum ada ring basket Bulutangkis minimum ada tiang net, Tenis lapangan minimum ada tiang net, Meja tenis meja minimum ada, Sepak takraw minimum ada tiang net, Gawang lari minimum ada

2. Senam Matras, peti loncat minimum ada

3. TKJI

-4. Aktifitas ritmik

-5. Out door

-6. Aquatik

-c. Fasilitas 1. Atletik 2. TKJI

3. Aquatik

4. Tempat bermain/ berolahraga

Minimum ada bak lompat jauh Palang tunggal, papan berskala Kolam renang

1. Tempat bermain/berolahraga berukuran 20 m x 15 m yang memiliki permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang mengganggu

2. Tempat bermain terletak di tempat yang tidak mengganggu pembelajaran di kelas

(39)

Sumber: KTSP dan Standart ideal berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 24 tahun 2007

[image:39.595.124.508.456.728.2]

Sebagai pelengkap dari instrumen observasi, penelitian yang kedua menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur atau mendalam. Menurut Deddy Mulyana (2008: 181), bahwa wawancara tidak terstruktur atau wawancara mendalam bersifat luwes, susunan pertanyaannya dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara. Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 191) wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Tabel 4. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara.

No Pedoman Wawancara

1. Jelaskan bagaimana keadaan sarpras penjas yang Bapak/Ibu ketahui di SD ini ?

2. Bagaimana cara mengatasi masalah-masalah yang muncul terkait sarana prasarana agar dapat melakukan antisipasi nantinya dalam mengajar ?

3. Menurut pengetahuan Bapak/Ibu standart ideal untuk sarpras penjas SD itu seperti apa ? 4. Apakah di SD yang Bapak/Ibu mengajar sudah memenuhi kriteria standart ideal sarpras penjas

yang sudah ditentukan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI ?

5. Apa saja yang menjadi kekurangan sarpras penjas di SD Bapak/Ibu mengajar ? 6. Apakah ada peningkatan atau ada penyusutan dalam jumlah sarpras ? apa saja ?

7. Kendala apa saja yang Bapak/Ibu alami dalam pemenuhan sarpras penjas ? bagaimana tanggapan dan solusi dari Bapak/Ibu ?

8. Apakah dari pihak sekolah/pemerintah sudah ada usaha atau memberikan solusi untuk kekurangan sarpras penjas tersebut ? Tanggapannya dari Bapak/ibu bagaimana mengenai hal tersebut ?

(40)

No Pedoman Wawancara

10. Apa saja usaha Bapak/Ibu dalam memenuhi kebutuhan sarpras agar terpenuhi dalam pembelajaran:

a. Untuk sarpras yang rusak ! contohnya ?

b. Untuk sarpras yang belum terpenuhi ! contohnya ?

11. Apakah sudah dirasa cukup dengan usaha Bapak/Ibu dalam memenuhi kebutuhan sarpras penjas tersebut ? saran-saran Bapak/Ibu untuk sarpras penjas di SD ini apa ?

2. Teknik Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data menggunakan lembar atau pedoman observasi dan wawancara tidak terstruktur/mendalam. Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data sebagai berikut:

a. Peneliti datang langsung ke masing-masing sekolah yang diteliti dengan memberikan surat perizinan kepada pihak sekolah

b. Dengan didampingi guru pendidikan jasmani masing-masing sekolah melihat sarana dan prasarana yang dipakai dalam pembelajaran pendidikan jasmani baik milik sendiri, meminjam, maupun menyewa

c. Mencatat data yang ada dengan panduan lembar observasi yang telah dibuat

d. Mengecek lembar observasi yang telah dicatat

(41)

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul selanjutnya data observasi dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan prosentase, sedangkan data wawancara dianalisis dengan teknik analisis kualitatif dengan interpretasi.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menentukan urutan sekolah yang akan ditulis datanya

2. Menuliskan data sarana prasarana pendidikan jasmani yang tersedia di sekolah

3. Menentukan jumlah sarana prasarana yang ideal yang harus dimiliki menurut standart Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007

4. Menilai presentase setiap sarana prasarana pendidikan jasmani setiap SD menurut Anas Sudijono (1995:23), yaitu:

P = × 100%

Keterangan: P = Prosentase

F = Jumlah sarana dan prasarana yang tersedia N = Jumlah sarana dan prasarana ideal

5. Menganalisis hasil wawancara

(42)

a. Reduksi Data

Hal yang dilakukan dalam reduksi data yaitu: merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.

b. Penyajian Data ( Data Display)

Setelah direduksi adalah mendisplay data, yaitu pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajiannya juga dapat berbentuk matriks, diagram, tabel dan bagan.

c. Interpretasi

Kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan.

Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendiskripsikan fakta yang ada di lapangan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja.

6. Kesimpulan Hasil Penelitian

(43)
(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data dan Hasil Penelitian

Keadaan sarana prasarana Pendidikan Jasmani dan upaya guru dalam mengoptimalkan kegiatan pembelajaran Penjas di SD se-Gugus III Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo tahun 2014 diungkap menggunakan gabungan yang menggabungkan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua populasi yang berjumlah enam (6) Sekolah Dasar di wilayah Gugus III, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo tahun 2014 dengan rincian sebagai berkut: SD Negeri 1 Bunder, SD Negeri 2 Bunder, SD Negeri Sidakan, SD Muhamadiyah 1 Banaran, SD Muhamadiyah 2 Banaran, dan SD Negeri Trisik.

(45)

1. Analisa Hasil Penelitian Sarana Prasarana Sekolah Dasar Gugus III Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo

a. SD Negeri 2 Bunder

Keadaan sarana dan prasarana di SD Negeri 2 Bunder adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Sarana pendidikan jasmani di SD Negeri 2 Bunder menurut standar ideal

No Materi Sarana Kondisi Memenuhi/ tidak memenuhi standar

ideal

Baik Rusak

1 Bola voli Bola 2 0 Tidak memenuhi

Net 1 1 Memenuhi

2 Sepak bola Bola 9 0 Memenuhi

3 Basket Bola 1 0 Memenuhi

4 Senam Tali loncat - - Tidak memenuhi

Simpai - - Tidak memenuhi

Bola plastik 1 6 Memenuhi

Tongkat - - Tidak memenuhi

5 Atletik Lembing - - Tidak memenuhi

Cakram 1 0 Memenuhi

Peluru 1 0 Memenuhi

Tongkat estafet

- - Memenuhi

6 Kasti, rounders, kippers

Pemukul 1 0 Memenuhi

Bola kasti 2 0 Memenuhi

Tiang pancang

2 0 Memenuhi

Keset/base 6 0 Tidak memenuhi

7 Bulutangkis Raket 3 0 Memenuhi

shuttlecock 1pcs 0 Memenuhi

Net 0 1 Memenuhi

8 Tenis lapangan Raket - - Tidak memenuhi Bola tenis 14 0 Memenuhi

Net - - Tidak memenuhi

9 Tenis meja Bet 4 5 Memenuhi

Net 1 2 Memenuhi

Bola 3 0 Memenuhi

10 Sepak takraw Bola 5 0 Memenuhi

Net 1 0 Memenuhi

11 Aktifitas ritmik Tape recorder/vcd

1 0 Memenuhi

Kaset senam 3 0 Memenuhi 12 Out door Tenda 3 0 Memenuhi

Kompas - - Tidak memenuhi

Tali - - Tidak memenuhi

Tongkat Pramuka

- - Tidak memenuhi

13 TKJI stopwatch 2 0 Memenuhi Bendera start - - Tidak memenuhi No.dada 0 24 Tidak memenuhi Formulir tes - - Tidak memenuhi

Peluit 1 0 Memenuhi

(46)
[image:46.595.112.513.103.659.2]

Tabel 6. Prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri 2 Bunder

No Fasilitas Standar Ideal Deskripsi

1 Tempat

bermain/

berolahraga

1. Tempat

bermain/berolahraga berukuran 20 m x 15 m yang memiliki permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang mengganggu

Tempat bermain/berolahraga

kondisi baik dan tidak memenuhi

standar ideal karena berukuran 10

m x 6 m sehingga sangat sempit

untuk melakukan pembelajaran

penjas

2. Tempat bermain terletak di tempat yang tidak mengganggu

pembelajaran di kelas 3. Tempat bermain tidak

digunakan untuk tempat parker

Dengan melihat hasil rekapan di atas menunjukkan bahwa keberadaan sarana prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri 2 Bunder No Materi Perkakas Kondisi Memenuhi/ tidak memenuhi standar

ideal

Baik Rusak

1 Bola voli Tiang net - - Tidak memenuhi

2 Sepak bola Gawang - - Tidak memenuhi

3 Basket Ring basket 1 - Memenuhi

4 Senam Matras 1 1 Memenuhi

Peti loncat - - Tidak memenuhi

5 Atletik Gawang lari - - Tidak memenuhi

6 Bulutangkis Tiang net - - Tidak memenuhi

7 Tenis

lapangan

Tiang net - - Tidak memenuhi

8 Tenis meja Meja tenis

meja

1 2 Memenuhi

9 Sepak

takraw

Tiang net - - Tidak memenuhi

No Materi Fasilitas Kondisi Memenuhi/ tidak memenuhi standar ideal

Baik Rusak

1 Atletik Bak lompat

jauh

- 1 Tidak memenuhi

2 TKJI Palang

Tunggal

- - Tidak memenuhi

Papan berskala

- - Tidak memenuhi

3 Aquatik Kolam renang

(47)

secara rinci terdapat 54 item yaitu: 27 item (50%) sarana prasarana belum memenuhi standar ideal dan 27 item (50%) sarana prasarana memenuhi standar ideal. Hasil analisis menunjukan bahwa SD Negeri 2 Bunder mempunyai sarana yang berjumlah 69 kondisi baik dan 39 dalam kondisi rusak. Untuk prasarananya sendiri berjumlah 4 dalam kondisi baik dan 4 dalam kondisi rusak. SD Negeri 2 Bunder belum mempunyai tempat bermain/ berolahraga dikarenakan kondisi tempat yang terlalu sempit hanya berukuran 10m x 6m sehingga jelas tidak dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan pembelajaran jasmani. Hal ini di SD Negeri 2 Bunder dalam menjalankan kegiatan pembelajaran penjas di lapangan meminjam sebuah lapangan sepak bola di desa Kranggan, sehingga walaupun tidak mempunyai lokasi di sekitar sekolah, pembelajaran penjas tetap berjalan.

(48)

Jawaban guru penjas adalah: “Belum memenuhi standar ideal.” Hal ini membuktikan bahwa guru penjas belum begitu mengetahui kriteria standart ideal sarpras penjas yang sudah ditentukan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. Jika dilihat dari analisis sarpras di SD Negeri 2 Bunder belum memenuhi standar ideal sarpras. Hal ini menjadikan pertanyaan mengenai kekurangan yang dialami oleh SD Negeri 2 Bunder. Melalui pertanyaan wawancara pada guru penjas yaitu: “Apa saja yang menjadi kekurangan sarpras penjas di SD Bapak/Ibu mengajar?”

Jawaban dari guru penjas adalah “Untuk fasilitas kurang” dan dengan demikian untuk fasilitas penunjang di SD Negeri 2 Bunder ini masih mengalami kekurangan. Adanya kekurangan fasilitas ini dapat dilihat pada tabel fasilitas SD Negeri 2 Bunder.

Keberadaan sarana dan prasarana di SD Negeri 2 Bunder belum mendapatkan tambahan. Hal ini sesuai dengan wawancara “Apakah ada peningkatan atau ada penyusutan dalam jumlah sarpras? apa saja?”

(49)

saja yang Bapak/Ibu alami dalam pemenuhan sarpras penjas? bagaimana tanggapan dan solusi dari Bapak/Ibu?”

Jawaban guru penjas adalah: “Kendalanya mengenai dana, Solusinya berusaha untuk memenuhi sarpras dengan kreatif setiap guru walaupun mesti alat kurang bisa berjalan dan bisa dipraktekkan.” Kendala yang dialami oleh guru penjas dalam pengadaan sarpras pada umumnya adalah masalah pendanaan. Dana yang ada untuk sarpras sangat minim. Hal ini yang membuat guru penjas harus kreatif dalam membuat atau memenuhi kebutuhan sarpras dalam pembelajaran penjas agar pembelajaran tetap bisa berjalan.

Adanya kekurangan sarpras seperti yang diceritakan oleh guru penjas di SD Negeri 2 Bunder ini diharapkan menjadi permasalahan yang dihadapi sekolah maupun pemerintah agar pembelajaran penjas dapat berjalan sesuai dengan harapan dan sesuai standar pembelajaran penjas yang ditentukan. Harapan dari sekolah dengan kekurangan sarpras ini pemerintah memberikan dukungan atau pemberian sarpras baru atau tambahan untuk pembelajaran penjas. Mengenai usaha yang dilakukan pemerintah akan terjawab memalui pertayaan wawancara: “Apakah dari pihak sekolah/pemerintah sudah ada usaha atau memberikan solusi untuk kekurangan sarpras penjas tersebut? Tanggapannya dari Bapak/ibu bagaimana mengenai hal tersebut”

(50)

demikian dana untuk membeli atau pengadaan sarpras di SD Negeri 2 Bunder menggunakan dana BOS. Alokasi dana BOS ini sangat minim karena untuk pemenuhan kegiatan sekolah yang lain. Untuk pengadaan sarpras penjas ini mendapatkan alokasi yang lebih sedikit dibandingkan untuk kegiatan lain oleh sekolah. Pembelajaran pelajaran umum lebih di prioritaskan dari pada pembelajaran penjas. Maka dari itu, anggaran atau alokasi dana BOS untuk sarpras penjas sangat minim.

Kondisi di atas mungkin tidak jauh berbeda dengan sekolah lain yang berada di Gugus III Kecamatan Galur. Salah satu cara untuk mengatasi kurangnya sarpras ini membuat sekolah atau guru menjalin kerjasama dengan sekolah lain. Melalui pertanyaan wawancara: “Apakah ada usaha untuk bekerja sama dengan SD lain atau instansi terkait dalam pemenuhan kebutuhan sarpras penjas? apa sudah dilakukan? jika belum, mengapa belum dilakukan dan apa penyebabnya? jika sudah dilakukan, apa manfaatnya dan bagaimana tanggapan dari pihak SD /instansi yang bersangkutan?”

(51)

yang rusak ! contohnya ? Untuk sarpras yang belum terpenuhi ! contohnya?”

Jawaban guru penjas adalah sebagai berikut: “Untuk sarpras rusak, misal bola lempar/kasti dimodifikasi dengan plastik atau kertas. Untuk sarpras yang belum terpenuhi, usahanya menganggar dana BOS untuk membeli sarpras.” Usaha yang dilakukan untuk memenuhi kekurangan sarpras yang akan digunakan dalam pembelajaran penjas dengan memodifikasi alat atau dengan membeli sarpras yang baru menggunakan anggaran BOS.

Dengan modifikasi yang dilakukan oleh guru penjas diharapkan dapat memenuhi kekurangan sarpras dalam pembelajaran penjas. Modifikasi alat diharapkan pembelajaran penjas tetap berlangsung tanpa mengurangi maksud yang ingin dicapai sehingga tujuan pembelajaran penjas tetap tercapai. Tetapi sangat disayangkan karena dalam kenyataannya pada waktu observasi alat-alat modifikasi tersebut belum terpenuhi. Namun begitu melalui pertanyaan wawancara: “Apakah sudah dirasa cukup dengan usaha Bapak/Ibu dalam memenuhi kebutuhan sarpras penjas tersebut? saran-saran Bapak/Ibu untuk sarpras penjas di SD ini apa?”

(52)

seharusnya digunakan. Guru yang kreatif dalam pembelajaran penjas akan membuat siswanya nyaman dalam pembelajaran walaupun jauh dari kondisi yang seharusnya didapatkan.

b. SD Negeri 1 Bunder

Tabel 7. Sarana Prasarana Pendidikan Jasmani SD Negeri 1 Bunder

No Materi Sarana Kondisi Memenuhi/ tidak memenuhi standar

ideal

Baik Rusak

1 Bola voli Bola 2 1 Tidak memenuhi

Net 2 0 Memenuhi

2 Sepak bola Bola 2 2 Tidak memenuhi

3 Basket Bola 2 0 Memenuhi

4 Senam Tali loncat - - Tidak memenuhi

Simpai - - Tidak memenuhi

Bola plastik 2 3 Memenuhi

Tongkat - - Tidak memenuhi

5 Atletik Lembing 2 0 Tidak memenuhi

Cakram 1 0 Memenuhi

Peluru 1 0 Memenuhi

Tongkat estafet

3 0 Memenuhi

6 Kasti, rounders, kippers

Pemukul 2 1 Memenuhi

Bola kasti 4 6 Memenuhi

Tiang pancang

3 0 Memenuhi

Keset/base - - Tidak memenuhi

7 Bulutangkis Raket 4 2 Memenuhi

shuttlecock 2pcs 4 Memenuhi

Net 1 1 Memenuhi

8 Tenis lapangan Raket - - Tidak memenuhi Bola tenis - - Tidak memenuhi

Net - - Tidak memenuhi

9 Tenis meja Bet 4 4 Memenuhi

Net 1 1 Memenuhi

Bola 6 0 Memenuhi

10 Sepak takraw Bola 3 0 Memenuhi

Net 1 0 Memenuhi

11 Aktifitas ritmik Tape recorder/vcd

1 1 Memenuhi

Kaset senam 2 1 Memenuhi 12 Out door Tenda 2 1 Memenuhi

Kompas - - Tidak memenuhi

Tali - - Tidak memenuhi

Tongkat Pramuka

- - Tidak memenuhi

13 TKJI stopwatch 1 0 Memenuhi Bendera start 2 0 Memenuhi

No.dada - - Tidak memenuhi

Formulir tes - - Tidak memenuhi

Peluit 1 0 Memenuhi

(53)

Tabel 8. Prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri 1 Bunder

No Fasilitas Standar Ideal Deskripsi

1 Tempat

bermain/

berolahraga

1. Tempat

bermain/berolahraga berukuran 20 m x 15 m yang memiliki permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang mengganggu

Tempat bermain/berolahraga kondisi baik dan memenuhi standar ideal karena berukuran 26 m x 18 m sehingga dapat

melakukan pembelajaran penjas dan lokasi berada di samping kelas

2. Tempat bermain terletak di tempat yang tidak mengganggu

pembelajaran di kelas 3. Tempat bermain tidak

digunakan untuk tempat parker

No Materi Perkakas Kondisi Memenuhi/ tidak memenuhi standar ideal

Baik Rusak

1 Bola voli Tiang net 2 0 Memenuhi

2 Sepak bola Gawang - - Tidak memenuhi

3 Basket Ring basket 2 0 Memenuhi

4 Senam Matras 3 1 Memenuhi

Peti loncat - - Tidak memenuhi

5 Atletik Gawang lari 4 0 Memenuhi

6 Bulutangkis Tiang net 1 1 Tidak memenuhi

7 Tenis

lapangan

Tiang net - - Tidak memenuhi

8 Tenis meja Meja tenis

meja

1 1 Memenuhi

9 Sepak

takraw

Tiang net 2 0 Memenuhi

No Materi Fasilitas Kondisi Memenuhi/ tidak memenuhi standar ideal

Baik Rusak

1 Atletik Bak lompat

jauh

0 1 Tidak memenuhi

2 TKJI Palang

Tunggal

- - Tidak memenuhi

Papan berskala

- - Tidak memenuhi

3 Aquatik Kolam renang

(54)

Dengan melihat hasil rekapan di atas menunjukkan bahwa keberadaan sarana prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri 1 Bunder secara rinci terdapat 54 item yaitu: 24 item (44,44%) sarana prasarana belum memenuhi standar ideal dan 30 item (55,56%) sarana prasarana memenuhi standar ideal. Hasil analisis menunjukan bahwa SD Negeri 1 Bunder mempunyai sarana yang berjumlah 57 kondisi baik dan 28 dalam kondisi rusak. Untuk prasarananya sendiri berjumlah 16 dalam kondisi baik dan 4 dalam kondisi rusak. SD Negeri 1 Bunder sudah mempunyai tempat bermain/ berolahraga yaitu berukuran 26m x 18m sehingga jelas sudah memenuhi standar ideal untuk menjalankan kegiatan pembelajaran jasmani.

Melihat kondisi sarpras di atas SD Negeri 1 Bunder menurut standar ideal sarpras, berarti belum memenuhi untuk kegiatan pembelajaran penjas. Dengan demikian sarpras di SD Negeri 1 Bunder belum memenuhi kriteria standart ideal sarpras penjas yang sudah ditentukan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. Akan tetapi tanggapan guru penjas di SD Negeri 1 Bunder melalui pertanyaan wawancara: “Apakah di SD yang Bapak/Ibu mengajar sudah memenuhi kriteria standart ideal sarpras penjas yang sudah ditentukan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI?”

(55)

Pendidikan Nasional RI. Jika dilihat dari analisis sarpras di SD Negeri 1 Bunder sudah memenuhi standar ideal sarpras walaupun masih ada beberapa sarpras yang belum terpenuhi. Hal ini menjadikan pertanyaan mengenai kekurangan yang dialami oleh SD Negeri 1 Bunder. Melalui pertanyaan wawancara pada guru penjas yaitu: “Apa saja yang menjadi kekurangan sarpras penjas di SD Bapak/Ibu mengajar?”

Jawaban dari guru penjas adalah “Masih banyak kekurangan”dan dengan demikian untuk sarpras di SD Negeri 1 Bunder ini masih dianggap mengalami kekurangan. Adanya kekurangan ini menjadi kendala bagi guru penjas dalam proses pembelajaran penjas. Kekurangan sarpras ini dimungkinkan karena tidak adanya sarpras yang baru untuk pembelajaran penjas. Keberadaan sarana dan prasarana di SD Negeri 1 Bunder belum mendapatkan tambahan. Hal ini sesuai dengan wawancara “Apakah ada peningkatan atau ada penyusutan dalam jumlah sarpras? apa saja?”

(56)

saja yang Bapak/Ibu alami dalam pemenuhan sarpras penjas? bagaimana tanggapan dan solusi dari Bapak/Ibu?”

Jawaban guru penjas adalah: “Kendala dalam memodifikasi dan dana terlalu kecil untuk menganggar sarpras penjas. Solusinya menggunakan alat seadanya yang bisa digunakan.” Kendala yang dialami oleh guru penjas dalam pengadaan sarpras pada umumnya adalah masalah pendanaan. Dana yang ada untuk sarpras sangat minim. Hal ini yang membuat guru penjas harus kreatif dalam membuat atau memenuhi kebutuhan sarpras dalam pembelajaran penjas. Untuk memodifikasi ini guru juga mengalami kendala karena harus menyesuaikan sendiri alat yang pas dan aman untuk pembelajaran penjas.

(57)

Jawaban guru penjas adalah sebagai berikut: “Dana BOS terlalu kecil untuk anggaran sarpras penjas dan lebih mengutamakan untuk pelajaran umum.” Dengan demikian dana untuk membeli atau pengadaan sarpras di SD Negeri 1 Bunder menggunakan dana BOS. Alokasi dana BOS ini sangat minim karena untuk pemenuhan kegiatan sekolah yang lain. Untuk pengadaan sarpras penjas ini mendapatkan alokasi yang lebih sedikit dibandingkan untuk kegiatan lain oleh sekolah. Pembelajaran penjas dianggap sebagai pembelajaran yang lebih ke arah bersenang-senang. Maka dari itu, anggaran atau alokasi dana BOS untuk sarpras penjas sangat minim.

Kondisi di atas mungkin tidak jauh berbeda dengan sekolah lain yang berada di Gugus III Kecamatan Galur. Salah satu cara untuk mengatasi kurangnya sarpras ini membuat sekolah atau guru menjalin kerjasama dengan sekolah lain. Melalui pertanyaan wawancara: “Apakah ada usaha untuk bekerja sama dengan SD lain atau instansi terkait dalam pemenuhan kebutuhan sarpras penjas? apa sudah dilakukan? jika belum, mengapa belum dilakukan dan apa penyebabnya? jika sudah dilakukan, apa manfaatnya dan bagaimana tanggapan dari pihak SD /instansi yang bersangkutan?”

(58)

sering dilakukan tukar pendapat atau cara mengatasi kekurangan sarpras dan kadang dilakukan pembuatan sarpras bersama-sama. Usaha yang dilakukan guru penjas dalam mengatasi kekurangan sarpras terjawab melalui wawancara: “Apa saja usaha Bapak/Ibu dalam memenuhi kebutuhan sarpras agar terpenuhi dalam pembelajaran. Untuk sarpras yang rusak ! contohnya ? Untuk sarpras yang belum terpenuhi ! contohnya?”

Jawaban guru penjas adalah sebagai berikut: “Usaha sarpras yang rusak yaitu bisa membeli, memodifikasi bersama-sama guru lain, missal peluru terbuat dari bola diisi pasir, lembing dibuat seperti roket memakai peralon. Usaha sarpras yang belum terpenuhi yaitu bisa memodifikasi tetapi tidak/belum bisa semua dimodifikasi.” Usaha yang dilakukan untuk memenuhi kekurangan sarpras yang akan digunakan dalam pembelajaran penjas dengan memodifikasi alat atau dengan membeli sarpras yang baru menggunakan anggaran BOS.

Dengan modifikasi yang dilakukan oleh guru penjas diharapkan dapat memenuhi kekurangan sarpras dalam pembelajaran penjas. Modifikasi alat ini diharapkan pembelajaran penjas tetap berlangsung tanpa mengurangi maksud yang ingin dicapai sehingga tujuan pembelajaran penjas tetap tercapai. Namun begitu memalui pertanyaan wawancara:“Apakah sudah dirasa cukup dengan usaha Bapak/Ibu dalam memenuhi kebutuhan sarpras penjas tersebut? saran-saran Bapak/Ibu untuk sarpras penjas di SD ini apa?”

(59)

demikian hasil dari modifikasi yang dilakukan oleh guru penjas belum cukup untuk menggantikan sarpras yang seharusnya digunakan. Guru yang kreatif dalam pembelajaran penjas akan membuat siswanya nyaman dalam pembelajaran walaupun jauh dari kondisi yang seharusnya didapatkan. Harapannya bahwa usulan dari guru penjas untuk pengadaan sarpras penjas dapat diterima dan dikabulkan oleh pemerintah.

[image:59.595.113.507.250.693.2]

c. SD Negeri Sidakan

Tabel 9. Sarana Prasarana Pendidikan Jasmani Menurut Standar Ideal

No Materi Sarana Kondisi Memenuhi/ tidak memenuhi standar ideal

Baik Rusak

1 Bola voli Bola 7 3 Memenuhi

Net 5 0 Memenuhi

2 Sepak bola Bola 6 0 Memenuhi

3 Basket Bola 3 1 Memenuhi

4 Senam Tali loncat 4 1 Memenuhi

Simpai 8 0 Memenuhi

Bola plastik 1 1 Memenuhi

Tongkat - - Tidak memenuhi

5 Atletik Lembing - - Tidak memenuhi

Cakram 2 0 Memenuhi

Peluru 4 0 Memenuhi

Tongkat estafet 7 0 Memenuhi 6 Kasti, rounders,

kippers

Pemukul 2 1 Memenuhi

Bola kasti 7 0 Memenuhi

Tiang pancang 5 0 Memenuhi

Keset/base 6 0 Memenuhi

7 Bulutangkis Raket 7 5 Memenuhi

shuttlecock 5pcs 0 Memenuhi

Net 4 0 Memenuhi

8 Tenis lapangan Raket - - Tidak memenuhi

Bola tenis 5 3 Memenuhi

Net - - Tidak memenuhi

9 Tenis meja Bet 9 4 Memenuhi

Net 2 1 Memenuhi

Bola 4pcs 0 Memenuhi

10 Sepak takraw Bola 4 0 Memenuhi

Net 1 1 Memenuhi

11 Aktifitas ritmik Tape recorder/vcd

2 0 Memenuhi

Kaset senam 2 1 Memenuhi

12 Out door Tenda 5 0 Memenuhi

Kompas - - Tidak memenuhi

Tali - - Tidak memenuhi

Tongkat Pramuka

- - Tidak memenuhi

13 TKJI stopwatch 1 0 Memenuhi Bendera start - - Tidak memenuhi

No.dada - - Tidak memenuhi

Formulir tes - - Tidak memenuhi

Peluit 1 0 Memenuhi

(60)

Tabel 10. Prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Sidakan

No Fasilitas Standar Ideal Deskripsi

1 Tempat

bermain/

Berolahraga

1. Tempat

bermain/berolahraga berukuran 20 m x 15 m yang memiliki permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang mengganggu

Tempat bermain/berolahraga kondisi baik dan memenuhi standar ideal karena berukuran 43 m x 18 m sehingga dapat

digunakan untuk pembelajaran penjas dan lokasi berada di samping kelas

2. Tempat bermain terletak di tempat yang tidak mengganggu

pembelajaran di kelas 3. Tempat bermain tidak

digunakan untuk tempat parker

Dengan melihat hasil rekapan di atas menunjukkan bahwa keberadaan sarana prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Sidakan No Materi Perkakas Kondisi Memenuhi/ tidak memenuhi standar

ideal

Baik Rusak

1 Bola voli Tiang net 4 0 Memenuhi

2 Sepak bola Gawang - - Tidak memenuhi

3 Basket Ring basket 2 0 Memenuhi

4 Senam Matras 5 0 Memenuhi

Peti loncat - - Tidak memenuhi

5 Atletik Gawang lari 12 0 Memenuhi

6 Bulutangkis Tiang net 4 1 Memenuhi

7 Tenis

lapangan

Tiang net - - Tidak memenuhi

8 Tenis meja Meja tenis

meja

2 1 Memenuhi

9 Sepak

takraw

Tiang net 4 0 Memenuhi

No Materi Fasilitas Kondisi Memenuhi/ tidak memenuhi standar ideal

Baik Rusak

1 Atletik Bak lompat

jauh

1 0 Memenuhi

2 TKJI Palang

Tunggal

- - Tidak memenuhi

Papan berskala

- - Tidak memenuhi

3 Aquatik Kolam renang

(61)

secara rinci terdapat 54 item yaitu: 17 item (31,48%) sarana prasarana belum memenuhi standar ideal dan 37 item (68,52%) sarana prasarana memenuhi standar ideal. Hasil analisis menunjukan bahwa SD Negeri Sidakan mempunyai sarana yang berjumlah 119 kondisi baik dan 22 dalam kondisi rusak. Untuk prasarananya sendiri berjumlah 35 dalam kondisi baik dan 2 dalam kondisi rusak. SD Negeri Sidakan mempunyai tempat bermain/ berolahraga yang berukuran 43m x 18m sehingga memenuhi standar ideal yang dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan pembelajaran jasmani. Lokasi tempat berolahraga di SD Negeri Sidakan tidak terdapat pohon besar atau pun di jadikan tempat parkir sehingga tidak membahayakan dalam proses pembelajaran penjas.

Melihat kondisi sarpras di atas SD Negeri Sidakan menurut standar ideal sarpras, berarti sudah hampir memenuhi standar ideal untuk kegiatan pembelajaran penjas. Dikarenakan sudah hampir memiliki sarana dan prasarana penjas seperti syarat standar ideal. Dengan demikian sarpras di SD Negeri Sidakan hampir memenuhi kriteria standart ideal sarpras penjas yang sudah ditentukan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. Akan tetapi tanggapan guru penjas di SD Negeri Sidakan melalui pertanyaan wawancara: “Apakah di SD yang Bapak/Ibu mengajar sudah memenuhi kriteria standart ideal sarpras penjas yang sudah ditentukan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI?”

(62)

standart ideal sarpras penjas yang sudah ditentukan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. Jika dilihat dari analisis sarpras di SD Negeri Sidakan sudah memenuhi standar ideal sarpras. Hal ini menjadikan pertanyaan mengenai kekurangan yang dialami oleh SD Negeri Sidakan. Melelui pertanyaan wawancara pada guru penjas yaitu: “Apa saja yang menjadi kekurangan sarpras penjas di SD Bapak/Ibu mengajar?”

Jawaban dari guru penjas adalah “Sudah dirasa cukup” dan dengan demikian untuk fasilitas penunjuang di SD Negeri Sidakan ini tidak mengalami kekurangan untuk pembelajaran penjas. Adanya sarpras yang memenuhi di SD Negeri Sidakan ini tidak menjadikan kendala bagi guru penjas dalam proses pembelajaran.

Keberadaan sarana dan prasarana di SD Negeri Sidakan dianggap mencukupi oleh guru penjas. Hal ini sesuai dengan wawancara “Apakah ada peningkatan atau ada penyusutan dalam jumlah sarpras? apa saja?”

(63)

saja yang Bapak/Ibu alami dalam pemenuhan sarpras penjas? bagaimana tanggapan dan solusi dari Bapak/Ibu?”

Jawaban guru penjas adalah: “Kendala dana dan modifikasi, ibu-ibu kurang ahli dan tlaten dalam modifikasi.

Gambar

Tabel 1. Jenis, Rasio dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain/Berolahraga untuk SD/MI
Tabel 2. Daftar Sekolah Dasar se-Gugus III Kecamatan Galur.No.Nama SekolahAlamat Sekolah
Tabel 4. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara.Pedoman Wawancara
Tabel 6. Prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri 2 BunderMateri
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

yang dilombakan dalam cabang atletik, yaitu: nomer jalan cepat dan.. lari, lompat,

- Mengingat pentingnya acara dimohon Direktur agar hadir secara pribadi / tidak mewakilkan, apabila dikuasakan agar menerima kuasa penuh untuk dapat

Maka dengan ini Pokja Pengadaan Barang/Jasa Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional mengumumkan hasil Penetapan Peringkat Teknis paket pengadaan diatas sebagai berikut :. No

Kegiatan rebranding tidak hanya cukup sampai pada sebuah inovasi, namun lebih dari sekedar itu, perlu adanya pengenalan latar belakang para pekerja Putat Jaya

Bedanya, jika dalam sast ra lisan Pet ruk Dadi Ratu, Pet ruk just ru menjadi t okoh paradoksal yang sukses, dalam sast ra t ulis.. karya Jayus, Pet ruk just ru digambarkan

Pada usia kurang lebih 2 tahun, anak menggunakan istilah yang berkaitan dengan gender seperti "anak laki-laki, anak perempuan, ayah, ibu,", dan cenderung.

Temuan/inovasi yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah model OCA Tool berprespektif balanced scorecard sebagai standar evaluasi kapasitas kelembagaan pemerintah