Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH... iii
DAFTAR ISI ... vi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Masalah ... 5
1.2.1 Identifikasian Masalah ... 6
1.2.2 Batasan Masalah... 6
1.2.3 Rumusan Masalah ... 7
1.3Tujuan Penelitian ... 7
1.4Manfaat Penelitian ... 7
1.5Asumsi Dasar... 8
1.6Definisi Operasional... 8
BAB 2 IHWAL BENTUK LINGUAL, SEMANTIK, PENAMAAN, DAN ETNOLINGUISTIK 2.1Bentuk Lingual ... 10
2.1.1 Frasa ... 10
2.1.2 Klasifikasi Frasa Berdasarkan Persamaan distribusi... . 10
2.1.3 Klassifikasi Frasa Berdasarkan Sifat Hubungan Internal... 11
2.1.4 Kategori Frasa... 13
2.1.4.1 Frasa Nominal... 13
2.1.4.2 Frasa Verbal... 13
2.1.4.3 Frasa Adjektiva... 14
2.1.4.4 Frasa Numeralia... 14
2.1.4.5 Frasa Preposisional... 14
2.2 Referensi Leksikon... 14
2.3Semantik... 15
2.3.1 Penamaan ... 16
2.4Studi Etnolingusitik ... 21
2.4.1 Pengertian Etnolinguistik ... 23
2.4.2 Kedudukan Etnolinguistik dalam Ilmu Lingustik ... 24
2.4.3 Etnosemantik ... 28
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1Pendekatan Penelitian ... 29
3.2Data ... 30
3.3Sumber Data ... 30
3.4Instrumen Penelitian... 31
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Deskripsi Data ... 34
4.2Data Julukan Berdasarkan Satuan Lingual ... 34
4.2.1 Data Julukan Klub Sepak Bola yang Berbentuk Frasa Endosentris... 34
4.2.2 Data Julukan Klub Sepak Bola yang Berbentuk Frasa Eksosentris... 45
4.3Klasifikasi Referensi Julukan Klub Sepak Bola... 47
4.3.1 Julukan Klub dengan Referensi Nama Binatang... 47
4.3.2 Julukan Klub dengan Referensi Nama Pahlawan... 55
4.3.3 Julukan Klub dengan Referensi Nama Tempat... 60
4.4Analisis Hubungan Julukan Klub Sepak Bola dengan Nilai Sosial Budaya Masyarakat... 62
4.4.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Binatang... 62
4.4.2 Persepsi Masyarakat Terhadap Pahlawan... 83
4.4.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Tempat... 106
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 110
5.2 Saran ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... 113
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 116
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Dalam tuturan sehari-hari seakan sudah menjadi hal yang lumrah jika
julukan digunakan untuk menyebut nama orang. Julukan tersebut tentu dianggap
sesuai untuk merepresentasikan karakter orang yang dimaksud. Contohnya si
Embe julukan yang diberikan terhadap orang yang jarang mandi atau si Tumang
julukan yang diberikan terhadap orang yang berkulit hitam. Memang julukan
tersebut terkesan rasisme jika ditujukan kepada orang, akan tetapi itulah yang
terjadi di masyarakat kita bahkan julukan itu muncul secara tidak disengaja.
Pemberian julukan tidak hanya berlaku untuk nama orang, tetapi juga
dikenal dalam dunia sepak bola. Saat ini sepak bola dunia berkiblat ke Eropa,
maka tidak heran julukan terhadap klub sepak bola pun sangat populer di Eropa.
Tentu saja kita tidak asing dengan julukan The Reds devil ‘Si iblis Merah ‘ untuk
klub Manchester United atau La Vecchia Signora ‘Si Nyonya Tua’ julukan klub
Juventus. Di Indonesia sendiri sejarah persepakbolaan tidak lepas dari pengaruh
budaya Eropa bahkan klub-klub di Indonesia terbentuk dari para pemuda
keturunan sejak bangsa Eropa menjajah Indonesia. Voetbal Bond Bandung &
Omstreken (VBBO) adalah klub sepak bola yang dibentuk oleh orang-orang
Belanda di Bandung, bahkan perkumpulan Persib sering mendapat ejekan dari
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mendapat tempat pertandingan di pinggiran kota Bandung. Sebagai contoh,
beberapa julukan berikut digunakan untuk menyebut tim sepak bola di tanah air:
Maung Bandung ‘harimau Bandung’, Macan Kemayoran, Asykar
Bertuah ‘Pasukan Beruntung’, Laskar Kalinyamat ‘pasukan kalinyamat’, dan
Mutiara Hitam. Di balik julukan tersebut tentu terkandung nilai-nilai budaya yang
mewakili dan menjadi kebanggaan masyarakatnya. Laskar Kalinyamat julukan
yang berasal dari Ratu Kalinyamat yang identik dengan pahlawan rakyat Jepara,
di mana julukan itu memberi pengaruh bagi tim Persijap Jepara untuk pantang
menyerah seperti Ratu Kalinyamat. Penamaan-penamaan tersebut lahir karena
dalam kehidupannya manusia sukar memberi nama terhadap suatu benda atau
suatu peristiwa yang ada di sekelilingnya sehingga lahirlah nama kelompok dari
benda atau hal yang berjenis itu (Chaer, 1994: 44).
Begitu pun julukan maung Bandung untuk klub sepak bola Persib
(Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung) yang berarti ‘harimau Bandung’.
Julukan tersebut menggunakan kata maung. Dalam Kamus Bahasa Sunda (2006:
433) maung memiliki arti sato leuweung nu kaasup sato panggalak-galakna,
sagede munding jeung dina sagala-gala meh saperti ucing ‘binatang buas,
pemakan daging, rupanya seperti kucing besar’. Maung juga disebut lodaya atau
sancang yang tidak terlepas dari konteks keperkasaan dan kepahlawanan
Siliwangi sebagai gelar kebesaran Raja Pajajaran. Bagi orang Sunda, Siliwangi
merupakan karuhun (sesepuh) yang menjadi panutan. Tidak hanya itu, dalam
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dibandingkan dengan hewan-hewan lainnya. Jadi, julukan maung Bandung
digunakan untuk menunjukkan kepada masyarakat akan keperkasaan klub Persib.
Bahkan, Persib maung Bandung bukan hanya milik masyarakat Bandung,
melainkan juga kebanggaan masyarakat Jawa Barat.
Berdasarkan uraian di atas, julukan muncul dari sebuah sejarah atau
kejadian di sekitar daerah klub sepak bola sehingga julukan tidak terlepas dari
peran nilai sosial budaya masyarakatnya. Dengan demikian, julukan berperan
sebagai identitas yang dapat dibanggakan masyarakatnya sehingga dapat memicu
timbulnya fanatisme suporter sepak bola. Hal ini biasanya dapat memicu konflik
antarsuporter yang ingin memopulerkan nama julukan kebanggaannya lewat
nyanyian rasisme ketika klub sepak bola bertanding di lapangan.
Suporter memang tidak bisa dipisahkan dengan sepak bola. Kecintaan
kepada sebuah klub sepak bola memang mengubah pikiran normal manusia
menjadi sebuah fanatisme yang berlebihan. Untuk meredam fanatisme yang
berlebihan tersebut, setiap suporter perlu memahami identitas antarklub sepak
bola yang disertai dengan pemahaman lintas budaya (cross culture understanding)
yang melatarbelakanginya. Dalam konteks akademik, upaya tersebut dapat
diawali dengan melakukan penelitian tentang julukan-julukan klub sepak bola
dalam konteks sosial budaya. Kajian semacam ini sangat cocok menggunakan
pendekatan entnosemantik.
Penelitian entnosemantik pernah dilakukan oleh Darhaeni (2010) yang
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
komponen dan relasi hiponimik, ditemukan 32 leksem berkonsep ‘aktivitas mata’
dengan komponen bersama melihat. Leksem-leksem tersebut masih dapat
dikelompokkan dan dirinci lagi berdasarkan komponen makna bersama dan
komponen makna spesifiknya.
Adapun Utami (2010) melakukan penelitiannya tentang penamaan nama
binatang dalam ungkapan bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini mengkaji bentuk
lingual yang terdiri dari 173 bentuk lingual, makna leksikal nama-nama binatang
yang dipakai dalam ungkapan bahasa Indonesia, serta peranan peranan nama
binatang berdasarkan ungkapan bahasa Indonesia.
Selain itu, terdapat juga penelitian Beliani (2010) yang mengkaji leksikon
perbatikan di Tasikmalaya dengan pendekatan etnolinguistik. Penelitiannya
mengungkap leksikon perbatikan di Tasikmalaya yang telah ditelaah dari
aspeklingual dan kultural. Telaah tersebut mencakupi (1) klasifikasi leksikon
perbatikan berdasarkan satuan lingual yang terdiri atas kata dan frasa, (2) makna
leksikal pada leksikon perbatikan di Tasikmalaya yang menghasilkan acuan
konkret, acuan abstrak, dan acuan konkret dan abstrak serta (3) makna leksikal
pada motif batik sebagai cerminan budaya masyarakat pendukungnya yaitu
masyarakat Tasikmalaya mengagumi keindahan alam, mengenal pengobatan
herbal, memiliki kekayaan budaya berupa berbagai jenis seni, tata busana
tradisional khas Sunda, arsitektur tradisional sunda, makanan khas Sunda, dan
masyarakat peristiwa penting, seperti yang bersifat politis dan peristiwa bencana
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penelitian lainnya dilakukan oleh Widiatmoko (2011). Penelitian ini
mengkaji leksikon-leksikon kemaritiman Pantai Tanjungpakis dengan hasil
analisis sebagai berikut: (1) berdasarkan klasifikasi lingual, leksikon kemaritiman
di pantai Tanjungpakis ditemukan berupa kata sebanyak 131 buah dan frasa
sebanyak 15 buah; (2) berdasarkan klasifikasi kultural, leksikon kemaritipan di
pantai Tanjungpakis ditemukan leksikon yang masuk pada sistem lapisan sosial,
aktivitas kemaritiman, sistem peralatan dan perlengkapan, serta alam sekitar; (3)
berdasarkan leksikon alam sekitar di pantai Tanjungpakis, para nelayan memiliki
pengetahuan di bidang ilmu klimatologi, oseanografi, geografi, dan astronomi
yang didapatkan secara tradisonal.
Berdasarkan uraian di atas penelitian yang akan dilakukan peneliti ini
berbeda dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini pendekatan
etnosemantik digunakan untuk mengkaji julukan-julukan klub sepak bola di
Indonesia, karena dari julukan-julukan tersebut dapat diketahui budaya
masyarakat yang melatarbelakanginya. Selain itu, dapat pula diketahui perspektif
masyarakat terhadap julukan klub sepak bola di Indonesia. Penelitian ini tidak
hanya mengkaji makna dengan makna leksikal saja, tetapi mengkaji makna
menurut kebudayaan yang dimiliki suatu masyarakat tempat klub sepak bola
berasal. Oleh karena itu, penelitian yang berjudul “Julukan Sepak Bola di
Indonesia Sebuah Kajian Etnosemantis” perlu dilakukan.
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti akan
mengidentifikasi masalah tersebut. Kemudian masalah yang telah diidentifikasi,
dibahas supaya masalah yang akan dipecahkan lebih terfokus. Setelah itu, peneliti
merumuskan masalah untuk dianalisis. Berikut pemaparan hal-hal tersebut.
1.2.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dari penelitian ini diuraikan seperti di bawah ini.
1) Pengaruh dari budaya luar yang bisa menggeser identitas lokal.
2) Rendahnya pemahaman lintas budaya lokal antarsuporter sepak bola dapat
memicu maraknya kerusuhan dalam pertandingan sepak bola.
3) Nama julukan klub sepak bola sangat kental dengan identitas budaya lokal
sehingga dapat menumbuhkan fanatisme yang berlebihan dalam diri suporter
sepak bola.
4) Seiring dengan perkembangan sosial budaya masyarakat, ada nama julukan
klub sepak bola yang keluar dari tradisi lokal.
1.2.2 Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, penelitian ini akan dibatasi pada hal-hal
berikut ini.
1) Penelitian ini akan ditekankan pada julukan-julukan tim sepak bola di
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Sumber data akan digali dari berbagai majalah, koran, media online, dan
narasumber yang bisa memberikan keterangan tentang latar belakang julukan
klub-klub sepak bola di Indonesia.
3) Penelitian ini menggunakan pendekatan etnosemantik.
1.2.3 Rumusan Masalah
Penelitian ini akan difokuskan pada berbagai julukan klub sepak bola di
Indonesia. Masalah tersebut dapat dijabarkan ke dalam beberapa rumusan masalah
berikut ini.
1) Bagaimanakah bentuk lingual julukan klub sepak bola di Indonesia?
2) Bagaimanakah referensi penggunaan julukan klub sepak bola di Indonesia
berdasarkan referensi yang diacunya?
3) Bagaimanakah hubungan julukan klub sepak bola jika dikaitkan dengan nilai
sosial budaya masyarakatnya?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini dijabarkan di
bawah ini:
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) mendeskripsikan referensi penggunaan julukan klub sepak bola di Indonesia
berdasarkan referensi yang diacunya;
3) mendeskripsikan hubungan julukan klub sepak bola di Indonesia jika dikaitkan
dengan nilai sosial budaya masyarakatnya.
1.4Manfaat Penelitian
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
analisis bagi perkembangan disiplin ilmu etnosemantik. Selain itu, secara praktis
yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) memberikan pengetahuan akan asal muasal tim-tim sepak bola di tanah air
bagi pendukung klub masing-masing;
2) sebagai pendukung empiris bagi para penikmat bola untuk menelusuri sejarah
tim kebanggaannya;
3) memperjelas arti julukan sebagai pengganti dari nama kependekan, warna
kesebelasan, ataupun sebuah logo klub sepak bola setiap daerah;
4) dapat memperjelas pemahaman lintas budaya lokal sehingga meminimalkan
kericuhan antarsuporter.
1.5Asumsi Dasar
Penelitian ini didasarkan atas beberapa asumsi dasar berikut ini.
1) Setiap julukan klub sepak bola dari tiap daerah memiliki kekhasan
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Julukan klub sepak bola merupakan pengganti identitas klub, nama
kependekan, warna kesebelasan, dan logo atau lambang sebuah klub sepak
bola.
3) Julukan klub sepak bola berasal dari sebuah sejarah atau kejadian sekitar
daerah klub sepak bola.
1.6Definisi Operasional
Berdasarkan judul penelitian, definisi operasional dari beberapa konsep
kunci dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Julukan adalah nama yang ditambahkan pada nama asli atau menggantikan
nama asli untuk menunjukkan kekhasan suatu identitas.
2) Referensi adalah hubungan antara referen dan bentuk bahasa yang dipakai
untuk mewakilinya.
3) Klub sepak bola adalah perkumpulan pendukung tim permainan beregu
menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang masing-masing terdiri atas
sebelas pemain yang terdapat di Indonesia.
4) Etnosemantik adalah studi mengenai cara-cara yang dipakai oleh suatu
masyarakat dalam mengorganisasikan atau mengkategorisasikan ranah
pengetahuan tertentu seperti dunia tumbuh-tumbuhan, binatang, dan
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1Pendekatan Penelitian
Kajian julukan klub sepak bola ini menggunakan pendekatan
etnosemantik. Studi etnosemantik difokuskan pada pendeskripsian sistem
klasifikasi folk taksonomi dan penganalisisan fitur-fitur atomistis makna leksikon.
Studi etnosemantik menghasilkan analisis komponen makna sejumlah leksikon
dan penyusunan sistem folk taksonomi mengenai ranah pengetahuan tertentu
(Palmer, 1999: 19). Oleh karena itu, pengkajian masalah ini akan memakai
pendekatan teoretis, yakni pendekatan etnosemantik.
Secara metodologis, pendekatan etnosemantik dalam kajian ini dipusatkan
pada model etnografi komunikasi yang dikembangkan oleh Hymes (1972; 1973;
1980). Pengembangan istilah itu dimaksudkan oleh Hymes (1980:8) untuk
memfokuskan kerangka acuan karena pemerian tempat bahasa di dalam suatu
kebudayaan bukan pada bahasa itu sendiri, melainkan pada komunikasinya.
Penelitian dengan model etnografi menempatkan nilai yang tinggi pada
kenormalan gejala yang diteliti (Duranti, 1997:84). Mengacu pada gagasan
Spradley (1979:11-12) dan Strauss & Corbin (1990:17-18) untuk mengungkap
nilai-nilai kearifan lokal dari julukan-julukan klub sepak bola di Indonesia, dalam
penelitian ini digunakan metode kualitatif. Dengan menggunakan metode ini,
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
instrument (Moleong, 1995:121-125; Duranti, 1997:85-88). Penelitian ini
memanfaatkan metode kualitatif etnografi (Spradley, 1997 dan Muhadjir, 1996),
yakni dengan berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang secara empiris
hidup pada pengguna-penggunanya. penelitian ini dipakai untuk memaparkan
hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian berupa penggambaran nama julukan
secara sistematis dan faktual berdasarkan data yang dikumpulkan.
3.1.2 Data
Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahan jadi penelitian,
bukannya bahan mentah penelitian. Dengan demikian, metode dan teknik analisis
data dapat diterapkan kepada bahan jadi penelitian tersebut (Subroto, 1992;
Sudaryanto, 1993; Djadjasudarma, 1993).
Data penelitian ini meliputi berbagai macam julukan klub sepak bola di
seluruh Indonesia, julukan ini kemudian dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan
bentuk lingual dan referensinya.
3.1.3 Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah berbagai dokumen yang memuat julukan
klub sepak bola seperti majalah, koran, artikel, dan media online. Data yang akan
dianalisis dalam penelitian ini adalah julukan klub sepak bola di Indonesia.
Korpus dalam penelitian ini berupa julukan-julukan klub sepak bola di Indonesia.
terpilihnya julukan klub sepak bola karena memiliki keunikan baik dalam bentuk
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.1.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu data. Berikut
[image:14.595.108.516.236.506.2]ini contoh kartu data yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.1 Format Kartu Data
No kode
Data
Klub Sepak bola
Terjemahan
Frasa
Analisis
3.1.5 Teknik Analisis Data
Setelah semua data dikumpulkan, selanjutnya mengklasifikasikan data
yang sudah terkumpul. Dalam penelitian ini, data yang diambil berupa seluruh
julukan klub sepak bola di Indonesia. Julukan-julukan yang ditemukan tadi
kemudian diklasifikasi berdasarkan bentuk lingual, referensi, dan hubungan
julukan tersebut jika dikaitkan dengan penamaan dan konsep latar budaya
masyarakat daerahnya sendiri.
No Kode
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Klub Sepak Bola PERSIB
Terjemahan ‘harimau Bandung’
Frasa Endosentris atributif karena harimau merupakan inti
frasa dan Bandung merupakan atribut frasa. Keduanya
memiliki peranan fungsi yang sama.
Referensi Nama binatang
Analisis Data Maung Bandung berasal dari kata maung dan
Bandung. Dalam Kamus Bahasa Sunda (2006:433)
maung memiliki arti sato leuweung nu kaasup sato
panggalak-galakna, sagede munding jeung dina
sagala-gala meh saperti ucing ‘binatang buas yang
hidup di hutan, sebesar kerbau, dan hampir mirip
kucing’. Dalam konteks budaya Sunda, maung
melambangkan keperkasaan dan kepahlawanan. Secara
fisik maung memiliki bobot 150-200 kg dan
panjangnya mencapai 2,50 meter, maung Jawa lebih
besar ketimbang maung Sumatra. Berdasarkan tinjauan
sejarah maung pernah hidup di Pulau Jawa atau yang
lebih dikenal harimau Jawa, pada abad ke 20. Sekitar
tahun 1980an maung Jawa (Panthera tigris sondaica)
dianggap sudah punah akibat habitat yang rusak dan
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
budaya masyarakat Sunda karena maung identik
dengan Legenda orang Sunda yaitu Prabu Siliwangi.
selain itu, bukti-bukti pengakuan orang Sunda terhadap
kebesaran Siliwangi banyak nama-nama resmi lembaga
atau organisasi yang menggunakan nama Siliwangi
dengan lambang maung. Hal tersebut menjadikan
maung menjadi sosok paling dominan dibandingkan
hewan-hewan lainnya. Data harimau Bandung
termasuk frasa endosentris atributif karena harimau
merupakan inti frasa dan Bandung merupakan atribut
frasa. Keduanya memiliki peranan fungsi yang sama.
Dengan demikian, secara etnosematik Maung Bandung
merupakan julukan yang menggunakan referensi nama
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Senada dengan rumusan masalah ada tiga simpulan dari penelitian yang
menyoroti persoalan julukan klub sepak bola Indonesia sebagai suatu kajian
etnosemantik. Pertama, bentuk lingual julukan klub sepak bola di Indonesia
dideskripsikan melalui analisis sintaksis, khususnya mengenai frasa. Dari data
julukan klub sepak bola di Indonesia yang berjumlah 58, ditemukan 54 julukan
yang berbentuk frasa endosentris dan 4 julukan yang berbentuk frasa eksosentris.
Kedua, referensi penggunaan julukan klub sepak bola di Indonesia
berdasarkan referensi yang diacunya dideskripsikan melalui pendekatan
etnosemantik. Referensi julukan klub sepak bola diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok yaitu berdasarkan nama binatang, pahlawan, dan nama tempat.
Ditemukan 31 data yang merujuk pada referensi nama binatang, 23 data yang
merujuk pada nama pahlawan, dan 5 data yang merujuk nama tempat. Nama
binatang yang dijadikan rujukan adalah yang memiliki kesan tertentu di
masyarakat. Dalam hal ini binatang-binatang tersebut memiliki kesan perkasa
sekaligus menjadi ciri khas dari daerah asal klub sepak bola yang ada. Sementara
itu, nama pahlawan yang dijadikan referensi adalah nama pahlawan yang telah
melekat di daerah klub sepak bola tersebut berada. Adapun nama tempat yang
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Ketiga, hubungan antara julukan klub sepak bola dengan nilai sosial
budaya masyarakatnya. Analisis tersebut digunakan untuk menggali kearifan lokal
yang terkandung di dalamnya. Dalam penelitian ini, masyarakat memiliki persepsi
yang positif terhadap nama binatang, nama pahlawan, ataupun nama tempat yang
dijadikan referensi klub sepak bola kebanggaannya. Hal tersebut didasari oleh
nilai-nilai filosofis yang secara tidak langsung menimbulkan rasa semangat,
kepercayaan diri, militansi, dan rasa memiliki. Persepsi positif pada nama
binatang dapat dibangun dari karakter binatang yang disukai dan memiliki ciri
khas yang dapat memperkuat klub sepak bola yang diwakilinya. Sementara itu,
persepsi positif pada nama pahlawan dibangun dari jasa yang diberikan pahlawan
untuk masyarakat di sekitarnya yang masih melekat hingga kini. Adapun persepsi
positif pada nama tempat dibangun dari ciri khas dan sejarah tempat-tempat yang
cenderung memiliki keunikan tersendiri. Dari ketiga simpulan di atas dapat
dikatakan bahwa etnosemantik merupakan pendekatan yang mumpuni untuk
mendeskripsikan dan menganalisis penggunaan julukan klub sepak bola di
Indonesia.
5.2Saran
Penelitian ini menunjukkan pentingnya pendekatan etnosemantik untuk
lebih dimanfaatkan sebagai instrumen dalam mendeskripsikan dan menganalisis
julukan klub sepakbola di Indonesia. Penelitian ini dapat membangkitkan
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
persoalan yang ada di masyarakat. Namun, penelitian ini akan lebih komprehensif
jika klub sepak bola yang belum dimasukkan dalam penelitian ini, dalam
penelitian selanjutnya turut dianalis. Demikian hasil akhir penelitian julukan klub
sepak bola di Indonesia. Skripsi ini diharapkan memiliki banyak manfaat dan
dapat menjadi rujukan untuk upaya-upaya intelektual di masa selanjutnya. Di
samping itu, semoga penelitian ini dapat menyumbangkan hal yang positif untuk
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Beliani, Leli. 2011. “Leksikon Perbatikan di Tasikmalaya”. Skripsi pada Fakultas
Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tidak diterbitkan.
Chaer, Abdul. 1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2002. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Damaianti dan Sitaresmi. 2006. Sintaksis Bahasa Indonesia. Bandung: Pusat Studi Literasi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.
Darheni, Nani. 2010. “Leksikon Aktivitas Mata dalam Toponim di Jawa Barat:
Kajian Etnosemantik” dalam Jurnal Linguistik Indonesia, Tahun ke-28,
No. 1, Februari 2010, hal. 55-67.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Duranti, Alessandro. 1997. Linguistic Anthropology. United Kingdom: Cambridge University Press.
Foley, William A. 1997. Anthropological Linguistics: An introduction. Oxford: Blackwell Published.
Julukan Klub Sepak Bola di Indonesia. 2012. Tersedia di www.wikipedia.org.
/wiki/Daftar_tim_sepak_bola_di_Indonesia.
Halliday, M.A.K. 1978. Languange and Social semiotics: The Sosial
Interpretation of Languange and meaning. London:Edward Arnold.
Hymes, Dell. 1980. Foundations in Sociolinguistics: An Ethnographics Approach. Philadelpia: University of Pennsylvania Press.
Ibrahim, Abd Syukur. 1994. Panduan Penelitian Etnografi Komunikasi. Surabaya: Usaha Nasional.
Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran. Maran, Rafael Raga. 2007. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu
Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Mahsun.2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Grafindo.
Moleong, Lexy J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhadjir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi III). Yogyakarta: Rakesarasin.
Palmer, Gary B. 1999. Towards a Theory of Cultural Linguistics. Austin: University of Texas Press.
Parera. J.S. Daniel. 2006. Sintaksis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pateda, Mansoer. 2010. Semantik Leksikal.Jakarta: Rineka Cipta.
Riana, I Ketut.2003. “Linguistik Buadaya: Kedudukan dan Rana pengkajiannya”.
Dalam pidato pengkuhan Guru Besar Tetap Pada Fakultas Sastra, Universitas Udayana. Denpasar.
Sibarani, Robert. 2004. Antropolinguistik. Medan: Poda.
Spradley, James P. 1980. Participated Observation. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Spradley, James P. 1997. Metode Etnografi. Terjemahan Misbah Zulfa Elizabeth. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. 1990. Basics of Qualitative Research. London: Sage Publications.
Subroto, D. Edi. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Utami, Sri Destasari. 2010. “Penamaan Nama Binatang Dalam Ungkapan Bahasa Indonesia”. Skripsi pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas
Ilham Akbar, 2012
Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Verhaar, J. W. M. 2006. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Widiatmoko, Sigit. 2011. “Leksikon Kemaritiman di Pantai Tanjungpakis
Kabupaten Karawang (Sebuah Kajian Etnolinguistik)”: Tidak diterbitkan.
Wierzbicka, Anna. 1997. Understanding Cultures through Their Key Words:
English, Russian, Polish, German, and Japanese. New York: Oxford