• Tidak ada hasil yang ditemukan

JULUKAN KLUB SEPAK BOLA DI INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JULUKAN KLUB SEPAK BOLA DI INDONESIA."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Masalah ... 5

1.2.1 Identifikasian Masalah ... 6

1.2.2 Batasan Masalah... 6

1.2.3 Rumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 7

1.5Asumsi Dasar... 8

1.6Definisi Operasional... 8

BAB 2 IHWAL BENTUK LINGUAL, SEMANTIK, PENAMAAN, DAN ETNOLINGUISTIK 2.1Bentuk Lingual ... 10

2.1.1 Frasa ... 10

2.1.2 Klasifikasi Frasa Berdasarkan Persamaan distribusi... . 10

2.1.3 Klassifikasi Frasa Berdasarkan Sifat Hubungan Internal... 11

2.1.4 Kategori Frasa... 13

2.1.4.1 Frasa Nominal... 13

2.1.4.2 Frasa Verbal... 13

2.1.4.3 Frasa Adjektiva... 14

2.1.4.4 Frasa Numeralia... 14

2.1.4.5 Frasa Preposisional... 14

2.2 Referensi Leksikon... 14

2.3Semantik... 15

2.3.1 Penamaan ... 16

2.4Studi Etnolingusitik ... 21

2.4.1 Pengertian Etnolinguistik ... 23

2.4.2 Kedudukan Etnolinguistik dalam Ilmu Lingustik ... 24

2.4.3 Etnosemantik ... 28

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1Pendekatan Penelitian ... 29

3.2Data ... 30

3.3Sumber Data ... 30

3.4Instrumen Penelitian... 31

(2)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Deskripsi Data ... 34

4.2Data Julukan Berdasarkan Satuan Lingual ... 34

4.2.1 Data Julukan Klub Sepak Bola yang Berbentuk Frasa Endosentris... 34

4.2.2 Data Julukan Klub Sepak Bola yang Berbentuk Frasa Eksosentris... 45

4.3Klasifikasi Referensi Julukan Klub Sepak Bola... 47

4.3.1 Julukan Klub dengan Referensi Nama Binatang... 47

4.3.2 Julukan Klub dengan Referensi Nama Pahlawan... 55

4.3.3 Julukan Klub dengan Referensi Nama Tempat... 60

4.4Analisis Hubungan Julukan Klub Sepak Bola dengan Nilai Sosial Budaya Masyarakat... 62

4.4.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Binatang... 62

4.4.2 Persepsi Masyarakat Terhadap Pahlawan... 83

4.4.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Tempat... 106

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 110

5.2 Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 113

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 116

(3)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam tuturan sehari-hari seakan sudah menjadi hal yang lumrah jika

julukan digunakan untuk menyebut nama orang. Julukan tersebut tentu dianggap

sesuai untuk merepresentasikan karakter orang yang dimaksud. Contohnya si

Embe julukan yang diberikan terhadap orang yang jarang mandi atau si Tumang

julukan yang diberikan terhadap orang yang berkulit hitam. Memang julukan

tersebut terkesan rasisme jika ditujukan kepada orang, akan tetapi itulah yang

terjadi di masyarakat kita bahkan julukan itu muncul secara tidak disengaja.

Pemberian julukan tidak hanya berlaku untuk nama orang, tetapi juga

dikenal dalam dunia sepak bola. Saat ini sepak bola dunia berkiblat ke Eropa,

maka tidak heran julukan terhadap klub sepak bola pun sangat populer di Eropa.

Tentu saja kita tidak asing dengan julukan The Reds devil ‘Si iblis Merah ‘ untuk

klub Manchester United atau La Vecchia Signora ‘Si Nyonya Tua’ julukan klub

Juventus. Di Indonesia sendiri sejarah persepakbolaan tidak lepas dari pengaruh

budaya Eropa bahkan klub-klub di Indonesia terbentuk dari para pemuda

keturunan sejak bangsa Eropa menjajah Indonesia. Voetbal Bond Bandung &

Omstreken (VBBO) adalah klub sepak bola yang dibentuk oleh orang-orang

Belanda di Bandung, bahkan perkumpulan Persib sering mendapat ejekan dari

(4)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mendapat tempat pertandingan di pinggiran kota Bandung. Sebagai contoh,

beberapa julukan berikut digunakan untuk menyebut tim sepak bola di tanah air:

Maung Bandung ‘harimau Bandung’, Macan Kemayoran, Asykar

Bertuah ‘Pasukan Beruntung’, Laskar Kalinyamat ‘pasukan kalinyamat’, dan

Mutiara Hitam. Di balik julukan tersebut tentu terkandung nilai-nilai budaya yang

mewakili dan menjadi kebanggaan masyarakatnya. Laskar Kalinyamat julukan

yang berasal dari Ratu Kalinyamat yang identik dengan pahlawan rakyat Jepara,

di mana julukan itu memberi pengaruh bagi tim Persijap Jepara untuk pantang

menyerah seperti Ratu Kalinyamat. Penamaan-penamaan tersebut lahir karena

dalam kehidupannya manusia sukar memberi nama terhadap suatu benda atau

suatu peristiwa yang ada di sekelilingnya sehingga lahirlah nama kelompok dari

benda atau hal yang berjenis itu (Chaer, 1994: 44).

Begitu pun julukan maung Bandung untuk klub sepak bola Persib

(Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung) yang berarti ‘harimau Bandung’.

Julukan tersebut menggunakan kata maung. Dalam Kamus Bahasa Sunda (2006:

433) maung memiliki arti sato leuweung nu kaasup sato panggalak-galakna,

sagede munding jeung dina sagala-gala meh saperti ucing ‘binatang buas,

pemakan daging, rupanya seperti kucing besar’. Maung juga disebut lodaya atau

sancang yang tidak terlepas dari konteks keperkasaan dan kepahlawanan

Siliwangi sebagai gelar kebesaran Raja Pajajaran. Bagi orang Sunda, Siliwangi

merupakan karuhun (sesepuh) yang menjadi panutan. Tidak hanya itu, dalam

(5)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dibandingkan dengan hewan-hewan lainnya. Jadi, julukan maung Bandung

digunakan untuk menunjukkan kepada masyarakat akan keperkasaan klub Persib.

Bahkan, Persib maung Bandung bukan hanya milik masyarakat Bandung,

melainkan juga kebanggaan masyarakat Jawa Barat.

Berdasarkan uraian di atas, julukan muncul dari sebuah sejarah atau

kejadian di sekitar daerah klub sepak bola sehingga julukan tidak terlepas dari

peran nilai sosial budaya masyarakatnya. Dengan demikian, julukan berperan

sebagai identitas yang dapat dibanggakan masyarakatnya sehingga dapat memicu

timbulnya fanatisme suporter sepak bola. Hal ini biasanya dapat memicu konflik

antarsuporter yang ingin memopulerkan nama julukan kebanggaannya lewat

nyanyian rasisme ketika klub sepak bola bertanding di lapangan.

Suporter memang tidak bisa dipisahkan dengan sepak bola. Kecintaan

kepada sebuah klub sepak bola memang mengubah pikiran normal manusia

menjadi sebuah fanatisme yang berlebihan. Untuk meredam fanatisme yang

berlebihan tersebut, setiap suporter perlu memahami identitas antarklub sepak

bola yang disertai dengan pemahaman lintas budaya (cross culture understanding)

yang melatarbelakanginya. Dalam konteks akademik, upaya tersebut dapat

diawali dengan melakukan penelitian tentang julukan-julukan klub sepak bola

dalam konteks sosial budaya. Kajian semacam ini sangat cocok menggunakan

pendekatan entnosemantik.

Penelitian entnosemantik pernah dilakukan oleh Darhaeni (2010) yang

(6)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

komponen dan relasi hiponimik, ditemukan 32 leksem berkonsep ‘aktivitas mata’

dengan komponen bersama melihat. Leksem-leksem tersebut masih dapat

dikelompokkan dan dirinci lagi berdasarkan komponen makna bersama dan

komponen makna spesifiknya.

Adapun Utami (2010) melakukan penelitiannya tentang penamaan nama

binatang dalam ungkapan bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini mengkaji bentuk

lingual yang terdiri dari 173 bentuk lingual, makna leksikal nama-nama binatang

yang dipakai dalam ungkapan bahasa Indonesia, serta peranan peranan nama

binatang berdasarkan ungkapan bahasa Indonesia.

Selain itu, terdapat juga penelitian Beliani (2010) yang mengkaji leksikon

perbatikan di Tasikmalaya dengan pendekatan etnolinguistik. Penelitiannya

mengungkap leksikon perbatikan di Tasikmalaya yang telah ditelaah dari

aspeklingual dan kultural. Telaah tersebut mencakupi (1) klasifikasi leksikon

perbatikan berdasarkan satuan lingual yang terdiri atas kata dan frasa, (2) makna

leksikal pada leksikon perbatikan di Tasikmalaya yang menghasilkan acuan

konkret, acuan abstrak, dan acuan konkret dan abstrak serta (3) makna leksikal

pada motif batik sebagai cerminan budaya masyarakat pendukungnya yaitu

masyarakat Tasikmalaya mengagumi keindahan alam, mengenal pengobatan

herbal, memiliki kekayaan budaya berupa berbagai jenis seni, tata busana

tradisional khas Sunda, arsitektur tradisional sunda, makanan khas Sunda, dan

masyarakat peristiwa penting, seperti yang bersifat politis dan peristiwa bencana

(7)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian lainnya dilakukan oleh Widiatmoko (2011). Penelitian ini

mengkaji leksikon-leksikon kemaritiman Pantai Tanjungpakis dengan hasil

analisis sebagai berikut: (1) berdasarkan klasifikasi lingual, leksikon kemaritiman

di pantai Tanjungpakis ditemukan berupa kata sebanyak 131 buah dan frasa

sebanyak 15 buah; (2) berdasarkan klasifikasi kultural, leksikon kemaritipan di

pantai Tanjungpakis ditemukan leksikon yang masuk pada sistem lapisan sosial,

aktivitas kemaritiman, sistem peralatan dan perlengkapan, serta alam sekitar; (3)

berdasarkan leksikon alam sekitar di pantai Tanjungpakis, para nelayan memiliki

pengetahuan di bidang ilmu klimatologi, oseanografi, geografi, dan astronomi

yang didapatkan secara tradisonal.

Berdasarkan uraian di atas penelitian yang akan dilakukan peneliti ini

berbeda dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini pendekatan

etnosemantik digunakan untuk mengkaji julukan-julukan klub sepak bola di

Indonesia, karena dari julukan-julukan tersebut dapat diketahui budaya

masyarakat yang melatarbelakanginya. Selain itu, dapat pula diketahui perspektif

masyarakat terhadap julukan klub sepak bola di Indonesia. Penelitian ini tidak

hanya mengkaji makna dengan makna leksikal saja, tetapi mengkaji makna

menurut kebudayaan yang dimiliki suatu masyarakat tempat klub sepak bola

berasal. Oleh karena itu, penelitian yang berjudul “Julukan Sepak Bola di

Indonesia Sebuah Kajian Etnosemantis” perlu dilakukan.

(8)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti akan

mengidentifikasi masalah tersebut. Kemudian masalah yang telah diidentifikasi,

dibahas supaya masalah yang akan dipecahkan lebih terfokus. Setelah itu, peneliti

merumuskan masalah untuk dianalisis. Berikut pemaparan hal-hal tersebut.

1.2.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dari penelitian ini diuraikan seperti di bawah ini.

1) Pengaruh dari budaya luar yang bisa menggeser identitas lokal.

2) Rendahnya pemahaman lintas budaya lokal antarsuporter sepak bola dapat

memicu maraknya kerusuhan dalam pertandingan sepak bola.

3) Nama julukan klub sepak bola sangat kental dengan identitas budaya lokal

sehingga dapat menumbuhkan fanatisme yang berlebihan dalam diri suporter

sepak bola.

4) Seiring dengan perkembangan sosial budaya masyarakat, ada nama julukan

klub sepak bola yang keluar dari tradisi lokal.

1.2.2 Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, penelitian ini akan dibatasi pada hal-hal

berikut ini.

1) Penelitian ini akan ditekankan pada julukan-julukan tim sepak bola di

(9)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Sumber data akan digali dari berbagai majalah, koran, media online, dan

narasumber yang bisa memberikan keterangan tentang latar belakang julukan

klub-klub sepak bola di Indonesia.

3) Penelitian ini menggunakan pendekatan etnosemantik.

1.2.3 Rumusan Masalah

Penelitian ini akan difokuskan pada berbagai julukan klub sepak bola di

Indonesia. Masalah tersebut dapat dijabarkan ke dalam beberapa rumusan masalah

berikut ini.

1) Bagaimanakah bentuk lingual julukan klub sepak bola di Indonesia?

2) Bagaimanakah referensi penggunaan julukan klub sepak bola di Indonesia

berdasarkan referensi yang diacunya?

3) Bagaimanakah hubungan julukan klub sepak bola jika dikaitkan dengan nilai

sosial budaya masyarakatnya?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini dijabarkan di

bawah ini:

(10)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) mendeskripsikan referensi penggunaan julukan klub sepak bola di Indonesia

berdasarkan referensi yang diacunya;

3) mendeskripsikan hubungan julukan klub sepak bola di Indonesia jika dikaitkan

dengan nilai sosial budaya masyarakatnya.

1.4Manfaat Penelitian

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

analisis bagi perkembangan disiplin ilmu etnosemantik. Selain itu, secara praktis

yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) memberikan pengetahuan akan asal muasal tim-tim sepak bola di tanah air

bagi pendukung klub masing-masing;

2) sebagai pendukung empiris bagi para penikmat bola untuk menelusuri sejarah

tim kebanggaannya;

3) memperjelas arti julukan sebagai pengganti dari nama kependekan, warna

kesebelasan, ataupun sebuah logo klub sepak bola setiap daerah;

4) dapat memperjelas pemahaman lintas budaya lokal sehingga meminimalkan

kericuhan antarsuporter.

1.5Asumsi Dasar

Penelitian ini didasarkan atas beberapa asumsi dasar berikut ini.

1) Setiap julukan klub sepak bola dari tiap daerah memiliki kekhasan

(11)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Julukan klub sepak bola merupakan pengganti identitas klub, nama

kependekan, warna kesebelasan, dan logo atau lambang sebuah klub sepak

bola.

3) Julukan klub sepak bola berasal dari sebuah sejarah atau kejadian sekitar

daerah klub sepak bola.

1.6Definisi Operasional

Berdasarkan judul penelitian, definisi operasional dari beberapa konsep

kunci dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Julukan adalah nama yang ditambahkan pada nama asli atau menggantikan

nama asli untuk menunjukkan kekhasan suatu identitas.

2) Referensi adalah hubungan antara referen dan bentuk bahasa yang dipakai

untuk mewakilinya.

3) Klub sepak bola adalah perkumpulan pendukung tim permainan beregu

menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang masing-masing terdiri atas

sebelas pemain yang terdapat di Indonesia.

4) Etnosemantik adalah studi mengenai cara-cara yang dipakai oleh suatu

masyarakat dalam mengorganisasikan atau mengkategorisasikan ranah

pengetahuan tertentu seperti dunia tumbuh-tumbuhan, binatang, dan

(12)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1Pendekatan Penelitian

Kajian julukan klub sepak bola ini menggunakan pendekatan

etnosemantik. Studi etnosemantik difokuskan pada pendeskripsian sistem

klasifikasi folk taksonomi dan penganalisisan fitur-fitur atomistis makna leksikon.

Studi etnosemantik menghasilkan analisis komponen makna sejumlah leksikon

dan penyusunan sistem folk taksonomi mengenai ranah pengetahuan tertentu

(Palmer, 1999: 19). Oleh karena itu, pengkajian masalah ini akan memakai

pendekatan teoretis, yakni pendekatan etnosemantik.

Secara metodologis, pendekatan etnosemantik dalam kajian ini dipusatkan

pada model etnografi komunikasi yang dikembangkan oleh Hymes (1972; 1973;

1980). Pengembangan istilah itu dimaksudkan oleh Hymes (1980:8) untuk

memfokuskan kerangka acuan karena pemerian tempat bahasa di dalam suatu

kebudayaan bukan pada bahasa itu sendiri, melainkan pada komunikasinya.

Penelitian dengan model etnografi menempatkan nilai yang tinggi pada

kenormalan gejala yang diteliti (Duranti, 1997:84). Mengacu pada gagasan

Spradley (1979:11-12) dan Strauss & Corbin (1990:17-18) untuk mengungkap

nilai-nilai kearifan lokal dari julukan-julukan klub sepak bola di Indonesia, dalam

penelitian ini digunakan metode kualitatif. Dengan menggunakan metode ini,

(13)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

instrument (Moleong, 1995:121-125; Duranti, 1997:85-88). Penelitian ini

memanfaatkan metode kualitatif etnografi (Spradley, 1997 dan Muhadjir, 1996),

yakni dengan berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang secara empiris

hidup pada pengguna-penggunanya. penelitian ini dipakai untuk memaparkan

hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian berupa penggambaran nama julukan

secara sistematis dan faktual berdasarkan data yang dikumpulkan.

3.1.2 Data

Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahan jadi penelitian,

bukannya bahan mentah penelitian. Dengan demikian, metode dan teknik analisis

data dapat diterapkan kepada bahan jadi penelitian tersebut (Subroto, 1992;

Sudaryanto, 1993; Djadjasudarma, 1993).

Data penelitian ini meliputi berbagai macam julukan klub sepak bola di

seluruh Indonesia, julukan ini kemudian dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan

bentuk lingual dan referensinya.

3.1.3 Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah berbagai dokumen yang memuat julukan

klub sepak bola seperti majalah, koran, artikel, dan media online. Data yang akan

dianalisis dalam penelitian ini adalah julukan klub sepak bola di Indonesia.

Korpus dalam penelitian ini berupa julukan-julukan klub sepak bola di Indonesia.

terpilihnya julukan klub sepak bola karena memiliki keunikan baik dalam bentuk

(14)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.1.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu data. Berikut

[image:14.595.108.516.236.506.2]

ini contoh kartu data yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1 Format Kartu Data

No kode

Data

Klub Sepak bola

Terjemahan

Frasa

Analisis

3.1.5 Teknik Analisis Data

Setelah semua data dikumpulkan, selanjutnya mengklasifikasikan data

yang sudah terkumpul. Dalam penelitian ini, data yang diambil berupa seluruh

julukan klub sepak bola di Indonesia. Julukan-julukan yang ditemukan tadi

kemudian diklasifikasi berdasarkan bentuk lingual, referensi, dan hubungan

julukan tersebut jika dikaitkan dengan penamaan dan konsep latar budaya

masyarakat daerahnya sendiri.

No Kode

(15)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Klub Sepak Bola PERSIB

Terjemahan ‘harimau Bandung’

Frasa Endosentris atributif karena harimau merupakan inti

frasa dan Bandung merupakan atribut frasa. Keduanya

memiliki peranan fungsi yang sama.

Referensi Nama binatang

Analisis Data Maung Bandung berasal dari kata maung dan

Bandung. Dalam Kamus Bahasa Sunda (2006:433)

maung memiliki arti sato leuweung nu kaasup sato

panggalak-galakna, sagede munding jeung dina

sagala-gala meh saperti ucing ‘binatang buas yang

hidup di hutan, sebesar kerbau, dan hampir mirip

kucing’. Dalam konteks budaya Sunda, maung

melambangkan keperkasaan dan kepahlawanan. Secara

fisik maung memiliki bobot 150-200 kg dan

panjangnya mencapai 2,50 meter, maung Jawa lebih

besar ketimbang maung Sumatra. Berdasarkan tinjauan

sejarah maung pernah hidup di Pulau Jawa atau yang

lebih dikenal harimau Jawa, pada abad ke 20. Sekitar

tahun 1980an maung Jawa (Panthera tigris sondaica)

dianggap sudah punah akibat habitat yang rusak dan

(16)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

budaya masyarakat Sunda karena maung identik

dengan Legenda orang Sunda yaitu Prabu Siliwangi.

selain itu, bukti-bukti pengakuan orang Sunda terhadap

kebesaran Siliwangi banyak nama-nama resmi lembaga

atau organisasi yang menggunakan nama Siliwangi

dengan lambang maung. Hal tersebut menjadikan

maung menjadi sosok paling dominan dibandingkan

hewan-hewan lainnya. Data harimau Bandung

termasuk frasa endosentris atributif karena harimau

merupakan inti frasa dan Bandung merupakan atribut

frasa. Keduanya memiliki peranan fungsi yang sama.

Dengan demikian, secara etnosematik Maung Bandung

merupakan julukan yang menggunakan referensi nama

(17)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Senada dengan rumusan masalah ada tiga simpulan dari penelitian yang

menyoroti persoalan julukan klub sepak bola Indonesia sebagai suatu kajian

etnosemantik. Pertama, bentuk lingual julukan klub sepak bola di Indonesia

dideskripsikan melalui analisis sintaksis, khususnya mengenai frasa. Dari data

julukan klub sepak bola di Indonesia yang berjumlah 58, ditemukan 54 julukan

yang berbentuk frasa endosentris dan 4 julukan yang berbentuk frasa eksosentris.

Kedua, referensi penggunaan julukan klub sepak bola di Indonesia

berdasarkan referensi yang diacunya dideskripsikan melalui pendekatan

etnosemantik. Referensi julukan klub sepak bola diklasifikasikan menjadi tiga

kelompok yaitu berdasarkan nama binatang, pahlawan, dan nama tempat.

Ditemukan 31 data yang merujuk pada referensi nama binatang, 23 data yang

merujuk pada nama pahlawan, dan 5 data yang merujuk nama tempat. Nama

binatang yang dijadikan rujukan adalah yang memiliki kesan tertentu di

masyarakat. Dalam hal ini binatang-binatang tersebut memiliki kesan perkasa

sekaligus menjadi ciri khas dari daerah asal klub sepak bola yang ada. Sementara

itu, nama pahlawan yang dijadikan referensi adalah nama pahlawan yang telah

melekat di daerah klub sepak bola tersebut berada. Adapun nama tempat yang

(18)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ketiga, hubungan antara julukan klub sepak bola dengan nilai sosial

budaya masyarakatnya. Analisis tersebut digunakan untuk menggali kearifan lokal

yang terkandung di dalamnya. Dalam penelitian ini, masyarakat memiliki persepsi

yang positif terhadap nama binatang, nama pahlawan, ataupun nama tempat yang

dijadikan referensi klub sepak bola kebanggaannya. Hal tersebut didasari oleh

nilai-nilai filosofis yang secara tidak langsung menimbulkan rasa semangat,

kepercayaan diri, militansi, dan rasa memiliki. Persepsi positif pada nama

binatang dapat dibangun dari karakter binatang yang disukai dan memiliki ciri

khas yang dapat memperkuat klub sepak bola yang diwakilinya. Sementara itu,

persepsi positif pada nama pahlawan dibangun dari jasa yang diberikan pahlawan

untuk masyarakat di sekitarnya yang masih melekat hingga kini. Adapun persepsi

positif pada nama tempat dibangun dari ciri khas dan sejarah tempat-tempat yang

cenderung memiliki keunikan tersendiri. Dari ketiga simpulan di atas dapat

dikatakan bahwa etnosemantik merupakan pendekatan yang mumpuni untuk

mendeskripsikan dan menganalisis penggunaan julukan klub sepak bola di

Indonesia.

5.2Saran

Penelitian ini menunjukkan pentingnya pendekatan etnosemantik untuk

lebih dimanfaatkan sebagai instrumen dalam mendeskripsikan dan menganalisis

julukan klub sepakbola di Indonesia. Penelitian ini dapat membangkitkan

(19)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

persoalan yang ada di masyarakat. Namun, penelitian ini akan lebih komprehensif

jika klub sepak bola yang belum dimasukkan dalam penelitian ini, dalam

penelitian selanjutnya turut dianalis. Demikian hasil akhir penelitian julukan klub

sepak bola di Indonesia. Skripsi ini diharapkan memiliki banyak manfaat dan

dapat menjadi rujukan untuk upaya-upaya intelektual di masa selanjutnya. Di

samping itu, semoga penelitian ini dapat menyumbangkan hal yang positif untuk

(20)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Beliani, Leli. 2011. “Leksikon Perbatikan di Tasikmalaya”. Skripsi pada Fakultas

Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tidak diterbitkan.

Chaer, Abdul. 1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2002. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Damaianti dan Sitaresmi. 2006. Sintaksis Bahasa Indonesia. Bandung: Pusat Studi Literasi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.

Darheni, Nani. 2010. “Leksikon Aktivitas Mata dalam Toponim di Jawa Barat:

Kajian Etnosemantik” dalam Jurnal Linguistik Indonesia, Tahun ke-28,

No. 1, Februari 2010, hal. 55-67.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Duranti, Alessandro. 1997. Linguistic Anthropology. United Kingdom: Cambridge University Press.

Foley, William A. 1997. Anthropological Linguistics: An introduction. Oxford: Blackwell Published.

Julukan Klub Sepak Bola di Indonesia. 2012. Tersedia di www.wikipedia.org.

/wiki/Daftar_tim_sepak_bola_di_Indonesia.

Halliday, M.A.K. 1978. Languange and Social semiotics: The Sosial

Interpretation of Languange and meaning. London:Edward Arnold.

Hymes, Dell. 1980. Foundations in Sociolinguistics: An Ethnographics Approach. Philadelpia: University of Pennsylvania Press.

Ibrahim, Abd Syukur. 1994. Panduan Penelitian Etnografi Komunikasi. Surabaya: Usaha Nasional.

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

(21)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran. Maran, Rafael Raga. 2007. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu

Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Mahsun.2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Grafindo.

Moleong, Lexy J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhadjir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi III). Yogyakarta: Rakesarasin.

Palmer, Gary B. 1999. Towards a Theory of Cultural Linguistics. Austin: University of Texas Press.

Parera. J.S. Daniel. 2006. Sintaksis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pateda, Mansoer. 2010. Semantik Leksikal.Jakarta: Rineka Cipta.

Riana, I Ketut.2003. “Linguistik Buadaya: Kedudukan dan Rana pengkajiannya”.

Dalam pidato pengkuhan Guru Besar Tetap Pada Fakultas Sastra, Universitas Udayana. Denpasar.

Sibarani, Robert. 2004. Antropolinguistik. Medan: Poda.

Spradley, James P. 1980. Participated Observation. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Spradley, James P. 1997. Metode Etnografi. Terjemahan Misbah Zulfa Elizabeth. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. 1990. Basics of Qualitative Research. London: Sage Publications.

Subroto, D. Edi. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar

Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

Utami, Sri Destasari. 2010. “Penamaan Nama Binatang Dalam Ungkapan Bahasa Indonesia”. Skripsi pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas

(22)

Ilham Akbar, 2012

Julukan Klub Sepakbola di Indonesia (Suatu Kajian Etnosemantis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Verhaar, J. W. M. 2006. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Widiatmoko, Sigit. 2011. “Leksikon Kemaritiman di Pantai Tanjungpakis

Kabupaten Karawang (Sebuah Kajian Etnolinguistik)”: Tidak diterbitkan.

Wierzbicka, Anna. 1997. Understanding Cultures through Their Key Words:

English, Russian, Polish, German, and Japanese. New York: Oxford

Gambar

Tabel 3.1 Format Kartu Data

Referensi

Dokumen terkait

“ Menyiapakan pasar bebas Asean dari tahun 2010 - 2015, dibutuhkanya.. specialist skill

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi, independensi, akuntabilitas dan motivasi terhadap kualitas audit Aparat Inspektorat dalam

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Unit Direktorat Pembinaan Administrasi Peradilan Umum, Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI, akan

[r]

[r]

Melakukan analisis deskriptif terhadap nilai pasar yang diukur dengan Price Earning Ratio (PER) pada sub sektor rokok yang terdaftar di BEI 2004-2012. Melakukan analisis

Dalam melaksanakan kegiatan PPL II praktikan mendapat bimbingan baik dari dari guru pamong maupun dosen pembimbing. Dalam pembuatan silabus, program tahunan, program semester,

Perhitungan Nilai Kerapatan Massa ( Bulk Density ), Kerapatan Partikel ( Particle Density ), Porositas, Evapotranspirasi Aktual, Dan Koefisien Tanaman Fase Tengah