• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE CIRC COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK KELAS XI PADA MATA PELAJARAN SISTEM OPERASI JARINGAN SOJ.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE CIRC COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK KELAS XI PADA MATA PELAJARAN SISTEM OPERASI JARINGAN SOJ."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 7

1.3.Tujuan Penelitian ...8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

1.5.Batasan Masalah ... 9

1.6.Definisi Operasional ... 9

1.7.Hipotesis ... 10

BAB II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR 2.1.Belajar .. ... 11

2.2. Metode Pembelajaran ... 14

2.3. Pembelajaran Kooperatif ... 16

2.4. CIRC ... 17

2.5. Guru ... 21

2.6. Siswa ... 21

2.7. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ... 22

2.8.Multimedia Interaktif ... 22

2.9. Makromedia Flash 8.0 ... 29

2.10. Hasil Belajar Siswa ... 31

2.10.1 Pengertian Hasil Belajar Siswa ... 31

2.10.2 Bukti Hasil Belajar ... 32

2.11. Storyboard ... 39

(2)

Muthi Akbar Rangkuti, 2012

Penerapan Metode CIRC ( Cooperative Integrated Reading And Composition) Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Kelas XI Pada Mata Pelajaran Sistem Operasi Jaringan

2.12.1 Langkah Perancangan Aplikasi Multimedia ... 41

2.12.2 Pembentukan Elemen-elemen ... 42

2.12.3 Langkah-langkah authoring ... 43

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1Metode Pengembangan Multimedia ... 45

3.2Metode Penelitian ... 49

3.8.4 Tingkat Indeks Kesukaran ... 60

3.9 Teknik Analisis Data Penelitian... 61

3.9.1 Analisis Data Observasi... 62

3.9.2 Analisis Data Tes Kognitif Siswa ... 62

BAB IV. HASIL PENELITIAN 4.1Pengembangan Multimedia Interaktif sebagai alat bantu pada Metode CIRC ... 69

4.2Hasil Desain Antar-muka Pengembangan Multimedia Pembelajaran ... 74

4.3Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 79

4.4.Analisis Hasil Uji Coba Instrumen... 79

4.5 Hasil Penelitian ...………... 83

(3)

5.5Kesimpulan …………... 99

5.6Saran …... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(4)

1

Muthi Akbar Rangkuti, 2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan salah satu hal yang memerlukan perhatian dalam

dunia pendidikan. Seorang pendidik, seperti guru, ketika sedang melakukan

komunikasi dengan para siswa-siswi pada proses belajar mengajar (PBM),

hendaklah harus mampu berkomunikasi dengan baik. Dengan komunikasi yang

efektif, diharapkan penyampaian ilmu dan nilai-nilai proses pembelajaran

berjalan dengan efektif pula. Begitu pula sebaliknya, sehingga dampak yang

terjadi ketika siswa lambat dalam memahami pelajaran tidak terjadi. Lebih

bahaya lagi adalah munculnya misinterpretasi informasi, dalam hal ini siswa salah

menginterpretasikan maksud dari guru sehingga yang dia pahami justru suatu hal

yang salah informasi. Komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat

suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk

merubah perilakunya(Rogers, 2005). Pendapat lain mengatakan bahwa

komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan

dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud

mencapai beberapa tujuan khusus seperti dunia pendidikan(Herbert, 2005).

Melihat kondisi permasalahan yang ada saat ini, tentunya paradigma

dalam pendidikan dan pembelajaran haruslah di pilih dengan baik. Hal ini

tentunya memerlukan perhatian dari pemerintah Indonesia saat ini agar adanya

(5)

dan jenjang pendidikan formal(persekolahan). Paradigma pembelajaran

merupakan orientasi pembelajaran yang berpusat pada guru beralih berpusat pada

siswa, metodologi yang semula lebih didominasi ekspositori berganti ke

partisipatori, dan pendekatan yang semula tekstual menjadi kontekstual(Trianto,

1992:2). Satu inovasi yang menarik mengiringi perubahan paradigma tersebut

adalah ditemukan dan diterapkannya model-model pembelajaran yang beraneka

jenis diantaranya metode pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran

kooperatif inilah diharapkan dapat berjalan sinergi mendukung proses dari sistem

pendidikan saat ini. Slavin (dalam Ibrahim, 2000:16) menelaah penelitian dan

melaporkan bahwa 45 penelitian telah dilaksanakan antara tahun 1972 sampai

dengan 1986, menyelidiki pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap hasil

belajar. Dari 45 laporan tersebut, 37 diantaranya menunjukkan bahwa kelas

kooperatif (kelas eksperimen) nilai hasil belajar akademiknya lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas konvensional (kelas kontrol) dan delapan studi

menunjukkan tidak ada perbedaan dan tidak satupun studi menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh negatif.

Pada proses belajar ada tujuan belajar dan pembelajaran yang harus

dicapai. Keberhasilan seorang pendidik dalam mencapai tujuan dari proses

pembelajaran dapat dilihat dari nilai peserta didik dan perubahan tingkah lakunya.

Hasil belajar bukan merupakan suatu penguasaan hasil latihan melainkan

pengubahan kelakuan (Hamalik, 2003: 27). Belajar didefinisikan sebagai sebuah

proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat

(6)

3

Muthi Akbar Rangkuti, 2012

pembelajaran seorang pendidik memerlukan suatu pendekatan pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang

kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang

terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,

menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan

teoretis tertentu. Pendekatan ada dua jenis yaitu pendekatan harus berpusat pada

guru dan pendekatan tersebut berpusat pada siswa (Ellington, 1988). Seorang

pendidik harus cermat memilih pendekatan tersebut dengan baik, agar proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Setelah memilih pendekatan yang akan digunakan pada proses

pembelajaran, maka seorang pendidik menyusun sebuah strategi pembelajaran.

Newman dan Logan (Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari

setiap usaha atau strategi, yaitu: (1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi

dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan

mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. (2)

Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling

efektif untuk mencapai sasaran. (3) Mempertimbangkan dan menetapkan

langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. (4)

Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran

(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika perencanaan telah dicapai maka dibuatlah sebuah metode pembelajaran.

Gunter et al mendefinisikan model pembelajaran sebagai sebuah prosedur terarah

(7)

Sementara Burden & Byrd berpendapat bahwa model pembelajaran adalah

metode untuk memberikan intruksi yang bertujuan membantu siswa mendapatkan

sebuah pembelajaran yang objektif (Santyasa, 2007 : 7).

Melihat paparan sebelumnya, metode merupakan langkah operasional dari

strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi

sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan

dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan

menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian

metode pembelajaran diimplementasikan secara spesifik melalui teknik

pembelajaran. Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan

taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka

terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model

pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari

awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model

pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,

metode, dan teknik pembelajaran. Dari penjelasan di atas berarti untuk mencapai

tujuan belajar dan pembelajaran yang baik dan efisien diperlukan model

pembelajaran yang cocok untuk diterapkan kepada peserta didik.

Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan memiliki berbagai

macamnya diantaranya adalah CIRC (Cooperative Integrated Reading and

Compotition ). Steven& Slavin menjelaskan bahwa metode pembelajaran CIRC

merupakan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis

(8)

5

Muthi Akbar Rangkuti, 2012

kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 6 siswa. Dalam

kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat

kecerdasan siswa.

Sesuai penjelasan jurnal pendidikan, berdasarkan pengalaman peneliti

dalam membina matakuliah kemampuan membaca (Reading), masih banyak

terdapat kelemahan- kelemahan mahasiswa dalam memahami sebuah teks.

Kelemahan-kelemahan tersebut berdasarkan hasil refleksi peneliti disebabkan

karena: (1) Kurangnya latihan membaca yang dilakukan oleh mahasiswa; (2)

rendahnya minat dan motivasi mahasiswa untuk membaca; (3) Proses penilaian

yang dilakukan oleh dosen kurang transparan. Selain itu, kesulitan mahasiswa

dalam memahami teks disebabkan pula oleh beberapa faktor, di antaranya

keterbatasan vocabulary, speed reading mahasiswa yang masih rendah, atau

mungkin karena metode mengajar dosen yang masih belum memadai. Metode

Pembelajaran koperatif tipe CIRC terbukti dapat meningkatkan kemampuan

membaca mahasiswa dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional. Dalam

menerapkan metode pembelajaan koperatif tipe CIRC dalam proses pembelajaran

di kelas, mahasiswa lebih dapat bekerja sama, berdiskusi bersama, saling

bertanggung jawab, saling tukar pendapat (share or take and give information),

saling mengerti (mutual understanding), dan saling mendorong dalam mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena seorang

mahasiswa dikatakan berhasil apabila teman belajar dalam kelompoknya juga

berhasil. Di pihak dosen, pembelajaran dengan menggunakan metode

(9)

tujuan pembelajaran yang lebih mudah dan efektif. Karena dosen tidak lagi perlu

berceramah atau menyampaikan materi sepanjang proses pembelajaran, akan

tetapi mahasiswa dapat berdiskusi terlebih dahulu dalam kelompoknya sehingga

tercipta pula hubungan yang lebih baik sesama manusia (Mahdum, 2008).

Dengan melihat pernyataan diatas, model pembelajaran kooperatif dapat

memberikan solusi agar proses belajar mengajar (PBM) epektif . Dengan

demikian para siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif,

misalnya cara berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi

dalam mengerjakan berbagai tugas dalam sebuah kelompok belajar. Metode

pembelajaran yang dimaksud adalah metode pembelajaran kooperatif CIRC

berbantuan multimedia interaktif sebagai alat bantu dalam proses belajar

menagajar (PBM), sehingga peserta didik tidak mengalami kebosanan dan tingkat

monotonisme yang cukup tinggi, yang menyebabkan siswa mengalami penurunan

motivasi belajar. Berpijak kepada konsep Magnesen(1993), bahwa pembelajaran

dengan mempergunakan teknologi audiovisual atau Multimedia Interaktif akan

meningkatkan kemampuan belajar menjadi sebesar 50% dari pada dengan tanpa

mempergunakan media. Pernyataan ini, berbeda sekali dengan penyampaian

pelajaran seorang guru yang menggunakan metode konvensional dan dilakukan

terus-menerus tanpa adanya variasi dalam pembelajaran, dapat dimungkinkan

akan menemui kejenuhan karena tidak ada warna baru dalam kegiatan

pembelajaran tersebut. Metode pembelajaran konvensional atau pendekatan

berpusat pada guru, artinya guru mendominasi pembelajaran dan siswa cenderung

(10)

7

Muthi Akbar Rangkuti, 2012

Oleh karena itu, media mempunyai kemampuan atau potensi yang sangat

baik untuk kita manfaatkan. Manfaat yang paling penting adalah media dapat

mengatasi kekurangan-kekurangan guru dalam menyampaikan pelajaran. Media

didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan

minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar itu terjadi

(Sadiman, 2002:6). Pemilihan media yang tepat, yaitu sesuai dengan materi yang

akan disampaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, merupakan salah satu kunci

keberhasilan suatu pembelajaran (Sunyoto, 2006). Berdasarkan paparan masalah

tersebut, maka penulis terinspirasi untuk melakukan kegiatan penelitian berkenaan

dengan Penerapan Metode CIRC(Cooperative Integrated Reading And

Composition) Berbantuan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa SMK Kelas XI pada Mata Pelajaran Sistem Operasi

Jaringan (SOJ)“.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah ini adalah:

1. Bagaimana pengembangan multimedia interaktif sebagai alat bantu dari

penerapan model pembelajaran CIRC pada mata pelajaran sistem operasi

jaringan (SOJ)?

2. Apakahhasil belajar siswa dengan model pembelajaran CIRC(Cooperatif

Integrated Reading And Composition ) berbantuan multimedia interaktif

lebih meningkat daripada dengan model pembelajaran konvensional pada

(11)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini adalah untuk meneliti penerapan metode CIRC bagi siswa

Sekolah Menengah Kejuruan, pada mata pelajaran sistem operasi

jaringan(SOJ) berbantuan multimedia interaktif.

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan multimedia sebagai alat

bantu dalam penerapan metode CIRC pada mata pelajaran sistem operasi

jaringan (SOJ).

2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa dengan menggunakan

metode pembelajaran CIRC(Cooperatif Integrated Reading And

Composition ) berbantuan multimedia interaktif lebih meningkat

daripada model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran sistem

operasi jaringan (SOJ).

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui manfaat multimedia yang dikembangkan sebagai alat bantu

pada penerapan metode pembelajaran CIRC berbantuan multimedia

interaktif pada mata pelajaran sistem operasi jaringan (SOJ), sehingga

dapat mendukung proses belajar mengajar (PBM).

2. Mengetahui nilai hasil belajar yang baik dari penerapan metode

(12)

9

Muthi Akbar Rangkuti, 2012

pembelajaran konvensional pada mata pelajaran sistem operasi

jaringan(SOJ).

1.5 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan penelitian

sebagai berikut:

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI-1 dan XI-2 SMK Merdeka Kota

Bandung.

2. Hasil belajar ranah kognitif yang diukur meliputi kemampuan pengetahuan

(C1), pemahaman (C2) dan penerapan atau aplikasi (C3) sesuai dengan

keterbatasan penelitian dan ketercakupan intrumen.

3. Materi yang diujicobakan yaitu mengenai jenis-jenis sistem operasi

jaringan yang berbasis Grafhical User Interface (GUI).

4. Kelas yang dijadikan bahan penelitian mempunyai kestabilan yang baik,

dalam artian suasana kelas maupun lingkungan kelas mendukung untuk

dilakukan penelitian.

1.6 Definisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan

dalam penelitian ini, maka penulis menganggap perlu digunakannya definisi

operasional sebagai berikut:

1. Metode CIRC adalah Pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative

(13)

sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengitegrasikan suatu

bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi

bagian-bagian yang penting. Pembelajaran CIRC dikembangkan oleh

Stevans, Madden, Slavin dan Farnish.

2. Multimedia interaktif berasal dari kata multi dan media. Multi artinya

banyak sedangkan media dalam bentuk jamaknya berarti medium. Jadi

dapat disimpulkan bahwa mutimedia berarti banyak media. Multimedia ini

diharapkan dapat membantu dalam proses penyampaian materi sistem

operasi jaringan berbasis GUI. Multimedia interaktif pada penelitian ini

merupakan perangkat lunak komputer yang berisi slide materi dengan

bentuk dan desain menggunakan Makromedia Flash 8.

3. Hasil belajar. Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah hasil belajar

siswa pada ranah kognitif yaitu C1, C2 dan C3, diperoleh berdasarkan

selisih hasil tes pada sebelum pembelajaran (pretest)) dengan metode

CIRC berbantuan multimedia interaktif dan setelah dilakukan

pembelajaran (postest) dengan metode CIRC berbantuan multimedia

interaktif.

1.7 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan

penelitian. Hipotesis penelitian ini adalah

Hasil belajar siswa dengan diterapkannya metode CIRC berbantuan

(14)

Muthi Akbar Rangkuti, 2012

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metodologi Pengembangan Multimedia

Menurut Munir (2008:195), terdapat berbagai metodologi yang telah

dikembangkan para ahli dalam mengembangkan multimedia berbasis TIK.

Metodologi ini selalu terkait dengan kerangka kerja (framework) pendekatan

sistem informasi. Dalam tulisan ini difokuskan pada Pengembangan Sistem Daur

Hidup (Life cycle).

Dalam bukunya, Munir (2008:195) memaparkan 5 tahap pengembangan

multimedia pembelajaran, yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi

dan penlaian, yang melibatkan aspek pengguna, lingkungan pembelajaran,

kurikulum, prototaip, penggunaan dan penyempurnaan sistem.

(Munir, 2008:196)

Gambar 3.1

(15)

Berikut ini adalah tahapan dalam proses pengembangan multimedia dalam

pendidikan:

1. Tahap Analisis

Pada tahap ini diterapkan tujuan pengembangan software, baik bagi

pelajar, guru maupun bagi lingkungan. Untuk keperluan tersebut maka analisis

dilakukan berkerjasama dengan guru agar pengembangan software mengacu

kepada kurikulum yang digunakan

2. Tahap Desain

Tahap ini meliputi penentuan unsur-unsur yang perlu dimuatkan dalam

software yang akan dikembangkan sesuai dengan desain pembelajaran. Proses

desain pengembangan software pembelajaran meliputi dua aspek desain, yaitu :

aspek model ID (desain instruksional) dan aspek isi pengajaran yang akan

diberikan

3. Tahap Pengembangan

Didasarkan pada desain pembelajaran, maka dibuat papan cerita (story

board). Selanjutnya software dikembangkan sehingga menghasilkan sebuah

prototaip software pembelajaran. Tahap pengembangan software meliputi

langkah-langkah : penyediaan papan cerita, carata alir, aturcara, memperhatikan

grafis, media (suara dan video) dan pengintegrasian sistem. Setelah

pengembangan software selesai, maka penilaian terhadap unit-unit multimedia

tersebut dilakukan dengan menggunakan rangkaian penilaian software

(16)

47

4. Tahap Implementasi

Implementasi pengembangan software pembelajaran disesuaikan dengan

model pembelajaran yang diterapkan . peserta didik dapat menggunakan software

multimedia di dalam kelas secara kreatif dan interaktif melalui pendekatan

individu dan kelompok. Software multimedia yang dikembangkan bersumber dari

bahan-bahan pelajaran yang diperoleh dari buku, pengalaman lingkungan, guru,

pengalaman peserta didik itu sendiri atau bersumber dari cerita yang berkembang

di masyarakat. Dalam hal ini peranan guru selain menjadi fasilitator juga untuk

mengontrol perkembangan pembelajaran peserta didik secara objektif.

5. Tahap Penilaian

Untuk mengetahui secara pasti kelebihan dan kelemahan software yang

telah dikembangkan, maka dilakukan penilaian. Perbaikan dan penghalusan

software kemudian perlu dilakuakan agar software lebih sempurna. Multimedia

tersebut dengan program pembelajaran. Penekanan penilaian ditentukan untuk

penilaian dalam kemampuan literasi komputer, literasi materi pelajaran dan tahap

motivasi peserta didik.

Alur pengembangan multimedia pembelajaran sebagai alat bantu pada

penerapan metode CIRC berbantuan multimedia interaktif dapat dilihat dari

(17)

Tahap 1

Tahap 2

Tahap 3

Tahap 4

Tahap 5

(18)

49

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan untuk mencapai

tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Sesuai dengan tujuan dan

permasalahan penelitian ini, yaitu pengaruh penerapan metode CIRC berbantuan

multimedia intraktif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, maka metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Desain ini

mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen

(Sugiyono, 2008:114). Penggunaan metode quasi eksperimen ini dimaksudkan

untuk mengetahui sejauh mana pengaruh bebas terhadap variabel terikat. Variabel

bebas pada penelitian ini adalah metode CIRC, sedangkan variabel terikatnya

adalah peningkatan hasil belajar siswa SMK kelas XI dengan berbantuan

multimedia interaktif .

Keberhasilan penerapan metode yang diujikan dapat dilihat dari perbedaan

nilai tes kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan yaitu berupa

pelaksanaan pembelajaran dengan metode yang diujikan (pretest) dan nilai tes

(19)

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Nonekivalen Pretest – Posttest

Control Group Design (Arikunto, 2010:210). Adapun gambaran desain

penelitiannya sebagai berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pretest Treatment Posttest

E O1 X O2

K O1 O2

Keterangan :

E : Kelas eksperimen, yaitu kelas yang diberikan perlakuan model pembelajaran metode CIRC berbantuan multimedia interaktif.

K : Kelas kontrol, yaitu kelas yang diberikan perlakuan metode pembelajaran konvensional.

X : Perlakuan yang diberikan, yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran metode CIRC berbantuan multimedia interaktif.

O1 : Tes Awal (Pretest) sebelum perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

O2 : Tes Akhir (Posttest) setelah perlakuan dengan pendekatan metode CIRC pada kelas eksperimen dan pendekatan konvensional pada kelas kontrol.

Penjelasan desain penelitian ini sebagai berikut:

(1) Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan metode CIRC

berbantuan multimedia interaktif, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang

diberikan model pembelajaran konvensional (ceramah) yang menekankan pada

diskusi. (2) Kedua kelas ini diberikan pretest(test-awal) untuk mengetahui

keadaan awal pada masing-masing kelas. (3) Hasil pretest(test-awal) yang baik

(20)

51

kelas diberikan perlakuan yang berbeda. (5) Setelah diberi perlakuan, baru

diberikan postest(test-akhir) untuk mengetahui hasil dari kedua kelas tersebut.

Proses data awal berupa nilai pretest(test-awal) kedua kelas dan hasil

pembelajaran berupa nilai postest(test-akhir), penulis akan mengolah data-data

tersebut untuk menghitung perbedaan peningkatan hasil belajar kedua kelas yang

diberikan dan dinyatakan efektif atau tidak. Pendekatan yang digunakan oleh

penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif sebagai acuan dasar

penelitian, pengumpulan dan pengolahan data. Seperti dikatakan oleh Putri

Istianti G (2010), bahwa pendekatan kuantitatif merupakan metode pemecahan

masalah yang terencana dan cermat, dengan desain yang tersusun ketat,

pengumpulan data secara sistematis terkontrol, dan tertuju pada penyusunan teori

yang disimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara

empiris.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Dalam suatu kegiatan penelitian berkenaan dengan sumber data yang

digunakan. Sugiyono, (2008, hal.117) menjelaskan bahwa Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKJ di

(21)

Tabel 3.2

Jumlah Siswa Kelas XI Jurusan TKJ SMK Merdeka Bandung Tahun Ajaran 2012-2013

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono,2008:118). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa

kelas TKJ XI-1 dan TKJ XI-2 dengan jumlah 30 siswa perkelasnya yang akan

diberi perlakuan dengan menggunakan metode CIRC baik berbantuan multimedia

interaktif dan menggunakan pembelajaran konvensional tanpa berbantuan

multimedia interaktif.

Dalam desain ini penulis memilih 2 (dua) kelas sebagai sample yang

dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling, artinya sampel diambil secara

acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi.

3.5 Instrumen Penelitian.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah.

a. Seperangkat tes prestasi belajar (pretest dan posttest) dalam bentuk pilihan

ganda sebanyak 20 item soal dengan lima alternatif pilihan jawaban

untuk mengukur peningkatan .

b. Lembar observasi untuk mengobservasi keterlaksanaan penggunaan model

pembelajaran CIRC selama proses pembelajaran berlangsung.

Kelas XI-1 XI-2 XI-3 XI-4 XI-5 XI-6 Jumlah

Total

(22)

53

3.6 Tahapan Penelitian

3.6.1 Tahap Persiapan Penelitian

Persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian ini dimulai dari :

a. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

b. Membuat surat izin penelitian dari Jurusan Pendidikan Ilmu

Komputer dan Fakultas Pendidikan MIPA UPI.

c. Menghubungi pihak sekolah menengah kejuruan yang akan

dijadikan sebagai lokasi penelitian.

d. Konsultasi dengan guru mata pelajaran produktif jurusan TKJ

ditempat dilaksanakannya penelitian.

e. Melakukan Studi Lapangan.

Studi lapangan ini dilakukan untuk mengetahui proses

pembelajaran di lapangan, kondisi guru, siswa dan prasarana

pembelajaran termasuk alat-alat di lab komputer. Studi lapangan

ini dilakukan untuk menentukan masalah yang akan diteliti.

f. Studi Literatur

g. Menyusun Bab I, II dan III

h. Menyusun silabus dan rencana pembelajaran

i. Membuat media pembelajaran.

j. Menyusun instrumen penelitian

k. Melakukan uji coba intrumen yang telah di-judgement oleh dosen

(23)

l. Melakukan analisis terhadap hasil uji coba dan melakukan

perbaikan terhadap instrumen yang tidak valid.

3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian dimulai dengan:

a. Menentukan populasi dan sampel penelitian.

b. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian.

c. Memberikan tes awal(pretest) pada kelompok eksperimen.

d. Melakukan pembelajaran mata pelajaran produktif –Sistem Operasi

Jaringan dimana peneliti bertindak sebagai guru pengajar dengan

menerapkan model CIRC berbantuan multimedia interaktif.

e. Pada saat bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dilakukan

observasi tentang pelaksanaan pembelajaran dikelas, yang

dilakukan oleh observer. Yang menjadi observer dalam penelitian

ini adalah 2 orang guru produktif yang mengamati proses

pembelajaran dan aktivitas siswa. Sebelum observasi dilakukan, 2

orang guru diberikan pengarahan atau latihan cara mengobservasi

dan mengisi lembar observasi. Hasil observasi dan monitoring

pelaksanaan uji coba model tersebut kemudian dibahas bersama

antara peneliti dan observer serta guru yang terlibat setiap selesai

pembelajaran. Hasil pembahasan tersebut dijadikan bahan untuk

melakukan perbaikan model CIRC sehingga model yang

(24)

55

f. Mengukur kemampuan akhir siswa dengan memberikan tes akhir

(posttest) untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa setelah

diberi perlakuan.

3.6.3 Tahap Akhir Penelitian

Penelitian pada tahap akhir ini meliputi :

a. Analisis data observasi

b. Analisis data hasil belajar (penskoran, menghitung skor rata-rata

tes, menghitung gain yang ternormalisasi, menguji normalitas

pretest dan posttest, menguji homogenitas dan menguji hipotesis

tiap pembelajaran).

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data mengacu pada cara apa yang harus dilakukan

untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah

disusun sebelumnya, yaitu:

3.7.1 Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah

ditentukan (Arikunto, 2003: 53). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan

mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil kemampuan kognitif dan psikomotor

berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan

(25)

tes bentuk pilihan ganda sebanyak 20 (duapuluh) butir soal untuk ujian pertama,

20(duapuluh) butir soal dan untuk ujian kedua (setelah dilakukan uji validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda). Seluruh instrumen ini memuat

ranah kognitif yang menginduk pada taksonomi Bloom. Tes tersebut dilakukan

satu kali yaitu sebelum pembelajaran (pretest) dan setelah pembelajaran

(posttest).

3.7.2 Lembar Observasi

Lembar observasi dimaksudkan untuk mengetahui secara langsung aktivitas

guru selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini berbentuk rating

scale dimana observer hanya memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai

dengan aktivitas yang diobservasi dan memuat kolom komentar atau saran-saran

terhadap aktivitas guru/peneliti selama pembelajaran. Tujuannya untuk melihat

perkembangan keterlaksanaan model pembelajaran yang diujikan.

3.8 Teknik Pengolahan Data

Intrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data

diujicobakan kepada kelas yang telah mempelajari materi tersebut. Hal ini

dilakukan untuk mendapatkan alat ukur yang valid dan reliabel, serta mengukur

tingkat kesukaran dan daya pembedanya. Data hasil uji coba selanjutnya dianalisis

untuk menyeleksi soal-soal yang telah dibuat, soal-soal yang tidak memenuhi

syarat diganti dengan soal lain atau diperbaiki sehingga dapat digunakan dalam

(26)

57

Analisis yang dilakukan terhadap butir soal adalah sebagai berikut :

3.8.1 Analisis Validitas Butir Soal

Suatu alat evaluasi disebut absah atau shahih apabila alat tersebut mampu

mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi (Suherman, 2003: 102).

Uji validitas ini berfungsi untuk mengukur ketepatan alat evaluasi dalam

melaksanakan fungsinya. Untuk menentukan validitas soal secara keseluruhan

digunakan rumus kolerasi product moment dengan angka kasar Pearson, yaitu :

rxy=

Y = Kriterium (nilai rata-rata harian peserta tes)

Selanjutnya koefisien kolerasi yang diperoleh diinterprestasikan ke dalam

klasifikasi koefisien validitas menurut Guilford (Suherman, 2003: 112 – 113).

Seperti yang terdapat dalam Tabel 3.3 sebagai berikut:

Interprestasi Koefisien Validitas Instrumen

Koefisien Kolerasi Interpretasi

0,90 <rxy 1,00 Validitas sangat tinggi

(27)

Sedangkan validitas untuk tiap soal dihitung dengan menggunakan rumus

yang sama, tetapi dengan variabel yang berbeda, yaitu :

rxy=

√ –

(No. 2)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan Y

N = Banyaknya subjek (peserta tes)

X = Skor tiap butir soal

Y = Skor total

3.8.2 Uji Reliabilitas

Menurut Suherman (2003: 131), reliabilitas adalah suatu alat ukur atau

alat evaluasi yang dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang

tetap sama (konsisten). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sama) jika

pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang

yang berbeda, waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda. Hal tersebut tidak

dipengaruhi oleh pelaku, situasi dan kondisi.

Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan Kuder dan Richardson

atau yang biasa dikenal dengan KR-20, yaitu :

r

11 =

(28)

59

Keterangan :

n = Banyaknya butir soal

Pi = Proporsi banyak subjek yang menjawab benar pada butir soal ke-i

qi = proporsi banyak subjek yang menjawab salah pada butir soal ke-i, jadi

qi = 1- pi

St2 = varians skor total

Setelah koefisien reliabilitas diperoleh kemudian di interpretasikan dengan

menggunakan derajat reliabilitas alat evaluasi menurut Guilford (Suherman, 2003:

139) yang diinterpretasikan dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Kriteria Reliabilitas Butir Soal Menurut Guilford

Koefisien Kolerasi Interpretasi

0,90 <rxy 1,00 Realibilitas sangat tinggi

0,70 < rxy Realibilitas tinggi 0,40 < rxy 0,70 Realibilitas sedang 0,20 < rxy 0,40 Realibilitas rendah 0,00 < rxy 0,20 Realibilitas sangat rendah

rxy 0,00 Tidak Realibilitas

3.8.3 Uji Daya Pembeda

Menurut Suherman (2003:159), daya pembeda dari sebuah butir soal

menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan

antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi, siswa yang memiliki kemampuan

(29)

Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal, digunakan rumus sebagai

atau jumlah untuk kelompok atas.

JBB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar atau jumlah benar untuk kelompok bawah.

JSA = Jumlah siswa kelompok atas

JSB = Jumlah siswa kelompok bawah

Selanjutnya koefisien daya pembeda yang diperoleh dari perhitungan

diinterpretasikan dengan table 3.5 kriteria berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Daya Pembeda Butir Soal Menurut Guilford

Daya Pembeda Interpretasi

Untuk mengetahui tingkat/indeks kesukaran dari tiap butir soal, digunakan

rumus sebagai berikut :

IK =

(30)

61

Keterangan :

JBA = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar atau jumlah benar untuk kelompok atas.

JBB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok bawah.

JSA = jumlah siswa kelompok atas.

JSB = jumlah siswa kelompok bawah.

Selanjutnya indeks kesukaran yang diperoleh dari perhitungan

diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria tabel 3.6 berikut :

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Interpretasi

IK = 0 Terlalu Sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah

IK = 1,00 Terlalu mudah

3.9 Teknik Analisis Data Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang

belum memiliki makna yang berarti. Oleh karena itu, agar data tersebut dapat

lebih bermakna dan dapat memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan

yang diteliti, maka data harus diolah dan dianalisis terlebih dahulu, sehingga dapat

memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut. Data dalam penelitian ini berupa

data kuantitatif, maka cara pengolahannya dilakukan dengan menggunakan teknik

(31)

3.9.1 Analisis Data Observasi

Observasi guru dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan model

pembelajaran CIRC berbantuan multimedia interaktif. Tahapan analisis data

observasi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menjumlahkan keterlaksanaan indikator model pembelajaran CIRC

yang terdapat pada lembar observasi yang telah diamati oleh observer.

b. Menghitung presentasi keterlaksanaannya dengan menggunakan

rumus:

Persentase= Skor hasil observasi x 100% (Arikunto,2009:293) Skor total

3.9.2 Analisis Data Tes Kognitif Siswa

Pengolahan data dilakukan terhadap skor-skor tes dan nilai gain (gain

value). Pengolahan data terhadap skor tes akhir dimaksudkan untuk mengetahui

prestasi belajar siswa sedangkan perhitungan gain dimaksudkan untuk mengetahui

pengaruh perlakuan model CIRC berbantuan multimedia interaktif terhadap hasil

belajar siswa.

Adapun langah-langkah yang digunakan untuk mengolah data hasil

penelitian ini, terdiri dari : penskoran, uji normalitas distribusi frekuensi pretest

dan posttest, uji homogenitas variansi pretest dan posttest dan uji hipotesis.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk melihat apakah data

(32)

63

Adapun langkah-langkah pengujian yang ditempuh adalah sebagai

berikut:

a. Menyusun data skor gain yang diperoleh ke dalam tabel distribusi

frekuensi, dengan susunan berdasarkan kelas interval. Untuk

menentukan banyak kelas interval dan panjang kelas setiap interval

digunakan aturan Sturges yaitu sebagai berikut:

- Menentukan banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 log N

- Menentukan panjang kelas interval (P)

P = R/K

= rentang/banyak kelas

b. Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval. Batas

atas diperoleh dari ujung kelas atas ditambah 0,5, sedangkan batas

bawah diperoleh dari ujung kelas bawah dikurangi 0,5.

c. Menetukan skor rata-rata untuk masing-masing kelas, dengan

menggunakan rumus :

X = ∑ Xi N

Dengan X yaitu skor rata-rata, Xi yaitu skor setiap siswa dan N yaitu

jumlah siswa.

d. Menghitung standar deviasi dengan rumus :

Sx2 = ∑( Xi – X)2

(33)

e. Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval dengan

menggunakan rumus z skor:

z = bk – X S

f. Menghitung luas daerah tiap-tiap kelas interval sebagai

berikut: I = I1 – I2

dengan I yaitu luas kelas interval, I1 yaitu luas daerah batas atas kelas

interval, I2 yaitu luas daerah batas bawah kelas interval.

g. Menentukan frekuensi ekspektasi:

Ei = N x l

h. Menghitung harga frekuensi dengan Chi-kuadrat:

x2hitung = ∑(Oi – Ei)2 (Sudjana, 1996 : 273) Ei

dengan Oi yaitu frekuensi observasi (pengamatan), Ei yaitu frekuensi

ekspektasi (diharapkan) dan x2hitung yaitu harga chi kuadrat yang

diperoleh dari hasil perhitungan.

i. Mengkonsultasikan harga x2 dari hasil perhitungan dengan tabel

Chi-Kuadrat pada derajat kebebasan tertentu sebesar jumlah kelas interval

dikurangi satu (dk = k – 1). Jika diperoleh harga x2hitung < x2tabel , pada

taraf nyata α tertentu, maka dikatakan bahwa sampel berdistribusi

normal. Untuk memastikan kebenaran dan ketepatan perhitungan yang

telah dilakukan, penulis melakukan uji normalitas dengan bantuan

(34)

65

b. Uji Homogenitas Variansi Gain

Uji homogenitas dilakukan untuk memeriksa apakah skor-skor

pada penelitian yang dilakukan mempunyai variansi yang homogen atau

tidak untuk taraf siginifikan α.

Perhitungan uji homogenitas dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan varians data gain skor

b. Menghitung nilai F(tingkat homogenitas)

Fhitung = s2b (Panggabean, 2000 : 151)

s2k

dengan Fhitung yaitu nilai homogenitas yang dicari, s2b yaitu varians

yang nilainya lebih besar dan s2k yaitu varians yang nilainya lebih

kecil.

c. Menentukan nilai F dari tabel distribusi frekuensi dengan derajat

kebebasan (dk) = n – 1; dengan n adalah jumlah siswa.

d. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel.

Jika:

Fhitung < Ftabel, maka data berdistribusi homogen.

Fhitung ≥ Ftabel , maka data berdistribusi tidak homogen.

Untuk memastikan kebenaran dan ketepatan perhitungan yang

telah dilakukan, penulis melakukan uji homogenitas dengan menggunakan

(35)

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest akibat pemberian

perlakuan atau untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini diterima atau ditolak. Hipotesis yang diajukan adalah

peningkatan hasil belajar siswa (nilai kognitif), setelah diterapkan model

pembelajaran CIRC berbantuan multimedia interaktif lebih baik daripada

yang dengan pembelajaran konvensional, pada materi sistem operasi

jaringan (SOJ).

Pengujian hipotesis bisa dilakukan dengan dua cara yaitu uji t. Jika

asumsi normalitas dipenuhi, maka uji hipotesis yang digunakan adalah

uji-t dengan sampel kecil..Unuji-tuk menguji hipouji-tesis dengan menggunakan uji-uji-t

dengan sampel kecil (n < 30) pada tingkat signifikansi 0,05, rumus yang

digunakan ialah :

t = M1– M2 (Panggabean, 1996 : 108) √ (S1)2 + (S22)

(N1) (N2)

Dengan M1 adalah skor posttest rata-rata, M2 adalah skor pretest

rata-rata, N1 sama dengan N2 adalah jumlah siswa, s21 adalah varians

(36)

67

Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t. Adapun cara

untuk mengkonsultasikan thitung dengan ttabel adalah :

a. Menentukan derajat kebebasan (dk) = N – 1.

b. Melihat tabel distribusi t pada taraf signifikasi tertentu, misalnya

pada taraf 0,05 atau interval kepercayaan 95%, sehingga akan

diperoleh nilai t dari tabel distribusi t dengan persamaan ttabel = t

(1-α)(dk). Bila pada dk yang diinginkan tidak ada maka dilakukan

proses interpolasi.

c. Kriteria hasil pengujian

Hipotesis yang diajukan diterima jika thitung > ttabel.

d. Penerapan Pembelajaran

Keberhasilan penerapan pembelajaran dapat diketahui dengan cara

menghitung gain skor yang ternormalisasi <g>. Langkah-langkah yang

ditempuh dalam melihat keberhasilan penerapan pembelajaran adalah

sebagai berikut :

a. Menghitung gain ternormalisasi dan menjumlahkan nilai gain

ternormalisasi untuk seluruh siswa dengan menggunakan rumus :

< g > = T2 – T1 (Hake,R.R, 1998) Tmaks– T1

Dengan <g> yaitu skor gain ternormalisasi, T2 yaitu skor postest, T1

(37)

b. Menentukan nilai rata-rata dari skor gain ternormalisasi

c. Menentukan kriteria keberhasilan penerapan metode pembelajaran

pada standar berikut:

Tabel 3.7

Interpretasi Gain Skor Ternormalisasi

Nilai <g> Klasifikasi

<g> ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ <g> < 0,7 Sedang

<g> ≤ 0,3 Rendah

(38)

99

Muthi Akbar Rangkuti, 2012

Penerapan Metode CIRC ( Cooperative Integrated Reading And Composition) Berbantuan Multimedia

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian, pengolahan data, analisis dan pembahasan, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengembangan multimedia pembelajaran pada penelitian ini hanya sebagai alat

bantu pada proses penyampaian materi dalam penerapan metode CIRC

berbantuan multimedia interaktif. Dimana pengembangan multimedia

pembelajaran ini dibuat melalui beberapa tahap yaitu tahap analisa, desain,

pengembangan, implementasi dan evaluasi.

2. Siswa yang diberikan perlakuan metode CIRC berbantuan multimedia interaktif

mempunyai rerata hasil belajar siswa yang lebih baik dibandingkan dengan siswa

yang diberikan pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata nilai

siswa pada masing-masing kelas dan dari perbedaan nilai gain ternormaslisasi.

Rata-rata nilai siswa kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan sebesar 44.17

meningkat menjadi 61.33 . Sedangkan hasil belajar siswa kelas kontrol tidak lebih

besar dari kelas eksperimen yaitu sebesar 43.67 menjadi 44.67. Hal ini

menunjukkan bahwa implementasi metode metode CIRC berbantuan multimedia

interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sistem

Operasi Jaringan (SOJ).

3. Metode pembelajaran CIRC berbantuan multimedia interaktif yang diterapkan

peneliti memberikan respon yang sangat baik dari hasil angket siswa, begitu pula

dengan aktivitas siswa dan guru disetiap pertemuan menghasilkan peningkatan,

(39)

memberikan beberapa saran berikut ini:

1. Proses belajar mengajar (PBM) dengan metode CIRC berbantuan multimedia

interaktif yang peneliti terapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Sistem Operasi Jaringan (SOJ). Oleh karena itu, para pengajar

diharapkan dapat mengembangkan atau memodifikasi metode pembelajaran ini,

dimulai dari materi ajar yang akan diberikan dan menyesuaikannya dengan

keadaan siswa.

2. Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) menggunakan metode

ini, guru harus dapat mempersiapkan komponen pendukung, seperti rencana

pembelajaran yang lebih sistematis agar jelas apa yang akan dilakukan, media

pembelajaran yang dapat memfasilitasi metode CIRC, multimedia yang

digunakan mudah dimengerti siswa dan menjelaskan aturan serta tujuan dari

pembelajaran yang akan dilaksanakan kepada siswa.

3. Pengkondisian tahapan proses belajar-mengajar (PBM) siswa sebelum, selama

dan sesudah proses belajar mengajar dalam kelas harus diperhatikan, karena

Gambar

Gambar 3.1 Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimedia dalam Pendidikan
Gambar  3.2  Alur pengembangan Multimedia Sebagai Alat Bantu dalam  Penerapan Metode CIRC
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas XI Jurusan TKJ
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sinaga, Rusintong., 2004, Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi dalam Mengkaji Perubahan Penggunaan lahan Kecamatan.. Umbulharjo tahun 1993-2004 ,

Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah

Penelitian Tindakan Kelas dengan Model Pembelajaran Langsung dilakukan oleh Parwata (2010) dengan judul Penerapan Model pembelajaran langsung Berbantuan media VCD

Apabila hak atas tanah atau Hak Milik Satuan Rumah Susun yang bersangkutan dibebani Hak Tanggungan atas nama Bank Indonesia atau Bank Dalam Penyehatan atau BPPN,

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana membangun suatu sistem menggunakan metode Analytical Hierarchy

Penyerapan jumlah tenaga kerja yang dapat dilakukan oleh usaha kecil.. menengah di Kota Bandung dapat dilihat pada

Metode Internal Rate of Return, diperoleh tingkat bunga sebesar 10.1% yang menyamakan nilai sekarang investasi rumah makan dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih rumah makan

4.10 Uji Signifikan Perbedaan Rata-rata Posttest Reinforcement Positif dan Reinforcement Negatif