• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi No. 315 / Skripsi / PSI – FIP / UPI.02.2013

POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(Studi Kasus terhadap Tiga Orang Mahasiswa yang Melakukan Pindah Jurusan di Jurusan Psikologi UPI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

Hadian 0607939

(2)

2013

POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(Studi Kasus terhadap Tiga Orang Mahasiswa yang Melakukan Pindah Jurusan di Jurusan Psikologi UPI)

Oleh Hadian

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Hadian 2012

Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

HADIAN

(0607939)

POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN DI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(Studi Kasus Terhadap Tiga Orang Mahasiswa yang Melakukan Pindah Jurusan di Jurusan Psikologi UPI)

Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing 1,

Drs. MIF Baihaqi, M.Si NIP. 19621208 198803 1 0001

Pembimbing II,

Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd NIP. 19770828 200312 1 002

Diketahui Oleh Ketua Jurusan Psikologi

(4)
(5)

ABSTRAK

Hadian (0607939). Pola Penyesuaian Diri Mahasiswa yang Pindah Jurusan di Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Terhadap Tiga Orang Mahasiswa

yang Melakukan Pindah Jurusan di Jurusan Psikologi UPI). Skripsi. Jurusan Psikologi FIP UPI. Bandung (2013).

Pola Penyesuaian Diri menurut Schneiders memiliki 5 bentuk pola, yaitu: pola penyesuaian normal, pola penyesuaian diri dengan reaksi pertahanan diri, pola penyesuaian dengan menyerang, pola penyesuaian diri dengan lari dari kenyataan, dan pola penyesuaian diri dengan patologis. Masing-masing pola memiliki karakteristiknya masing-masing. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk pola apa saja yang dilakukan oleh masing-masing subjek ketika melakukan pindah jurusan, untuk mengetahui alasan apa saja yang menjadi latar belakang seorang mahasiswa melakukan pindah jurusan, dan untuk mengetahui bagaimana kondisi para mahasiswa setelah melakukan pindah jurusan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek penelitian dipilih dengan cara purposive. Setelah dipertimbangkan oleh peneliti berdasarkan kriteria yang sesuai dengan judul penelitian maka dipilih 3 orang mahasiswa yang melakukan pindah jurusan ke jurusan Psikologi UPI Bandung. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara yang mendalam dengan bantuan pedoman wawancara semi terstruktur. Landasan teori yang digunakan yaitu teori dari Schneiders tentang macam-macam pola penyesuaian diri. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa masing-masing subjek ada yang memiliki bentuk pola penyesuaian diri yang sama, namun ada juga yang memiliki bentuk pola penyesuain diri yang berbeda. Selain itu diketahui juga dari segi latar belakang mereka melakukan pindah jurusan yang berbeda-beda. Kemudian dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga subjek setelah melakukan pindah jurusan menjadi berhasil dari segi kualitas prestasi akademik tetapi dari segi interaksi sosial di kampus, segi keaktifan di organisasi kampus, dan segi frekuensi kehadiran di kampus mengalami penurunan kualitas. Namun demikian secara keseluruhan ketiga subjek merasa betah dan nyaman setelah berada di jurusan yang baru. Semoga dari hasil penelitian ini bisa menjadi salah satu acuan untuk berbagai pihak, sehingga bisa lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi fenomena mahasiswa yang melakukan pindah jurusan.

(6)

ABSTRACT

Hadian (0607939). Self Adjustment’s Pattern of Students whom Converted Majors at the Indonesian University of Education (A Case Study Of Three Students converted

Majors at Department of Psychology Majors at UPI). Thesis. Psychology Majors FIP UPI. Bandung (2013).

According to Schneider’s statement there are 5 patterns of self adjustment, namely: normal adjustment pattern, adjusment by defense reactions, adjusment by aggression and deliquency, adjusment by escape withdrawal (flight from reality), adjusment by flight into illness. The purpose of this study is to determine the pattern of each subject when they converted their major to know the background why they convert their major and to find out their condition after reason converting to the new major. This study use qualitative approach with case study method. Subjects were selected by purposive sampling. After consideration by researcher based on the criteria according to the topic, researcher selected three students who convert their major to Psychology major of UPI Bandung. All Datas were collected by in-depth interview technique using semi-structured interview guide. The theoretical foundation is Schneider’s theory about various adjustment patterns. The results shows that each subject has similar self adjustment pattern, although some of them have a different self adjusting patterns. Also they have their own different reason to converted their previous major. The results of this study can be concluded that all of subjects is successful in terms of academie achievement quality, after they converting of social interaction at campus, activity in campus organizations, and but in terms the frequencies of attendance are deteriorated. Overall, the three subjects feel at ease and comfortable after being in their new major. Hopefully, the results of this study could be a reference to the various parties, so it could be wise and prudent while dealing with the phenomenon of students who convert to other majors.

(7)

DAFTAR ISI G. Lokasi dan Subjek Penelitian……….……… H. Sistematika Penulisan……….

3.Aspek-Aspek Penyesuaian Diri…...

4.Teori-Teori Penyesuaian Diri……….

5.Kategori Penyesuaian Diri……….

6.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri….

(8)

BAB III METODE PENELITIAN………. 29

A. Desain Penelitian ...

B. Subjek Penelitian ...

C. Teknik Pengambilan Data ...

D. Teknik Analisis Data ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 41

A. Hasil Penelitian...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 79

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu mencapai

perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, dan melalui

pendidikan dapat diwujudkan generasi muda yang berkualitas baik dalam bidang

akademis, religius, maupan sosial. Hal ini erat kaitannya dengan Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa:

Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis serta dapat bertanggung jawab.

Sekolah atau perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

perlu menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas untuk mengembangkan

kemampuan siswa. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut diperlukan

pendidik yang terdiri dari : guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor, widya swara,

fasilitator, instruktur. Pengembangan potensi mahasiswa salah satu wujudnya dapat

dilihat dari pencapaian hasil belajar mahasiswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang

optimal individu dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dimana

mereka belajar. Penyesuaian diri tersebut meliputi: penyesuaian diri terhadap mata

(10)

penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah, dan lingkungan kampus. Di kampus

para mahasiswa dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan jurusan

dimana dia kuliah, tetapi adakalanya seorang mahasiswa salah dalam memilih

jurusan, sehingga para mahasiswa ini ada yang pindah kampus, ikut SPMB lagi, atau

pindah jurusan tetapi masih dalam satu kampus. Fenomena seperti ini masih jarang

jarang terjadi di Indonesia, terutama yaitu fenomena tentang mahasiswa yang

melakukan pindah jurusan, namun masih di dalam universitas yang sama. Fenomena

ini sebenarnya sudah sejak lama terjadi, tetapi karena masih jarang terjadi, sehingga

masih minim penelitian tentang mahasiswa yang melakukan pindah jurusan. Dalam

perjalanannya mahasiswa yang melakukan pindah jurusan ada yang berhasil

menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru yaitu di jurusan yang baru atau ada

juga yang malah gagal. Maka dari fenomena inilah muncul pertanyaan kenapa pada

praktiknya di lapangan, ada mahasiswa yang berhasil dan ada pula yang gagal,

pola-pola penyesuaian diri yang seperti apa yang digunakan ketika di jurusan yang baru.

Maka dari itu peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian tentang pola-pola

penyesuaian diri pada mahasiswa yang melakukan pindah jurusan.

Mengenai hal-hal yang menyebabkan seorang mahasiswa pindah jurusan bisa

disebabkan oleh berbagai macam faktor. Berikut ini adalah beberapa

pertimbangan-pertimbangan yang umumnya diambil ketika memilih jurusan. Seperti karena faktor

pertemanan, kurangnya informasi tentang macam-macam jurusan, pertimbangan

kemudahan, pertimbangan finansial atau keuangan, pertimbangan karir dan prospek

(11)

pertimbangan kemandirian, pertimbangan karena ketertarikan sesaat, pertimbangan

kecocokan pribadi (sumber:

http://psikologi-online.com/pertimbangan-pertimbangan-memilih-jurusan-untuk-pelajar).

Menurut data informasi yang diperoleh, jumlah mahasiswa UPI yang pindah

jurusan ke Jurusan Psikologi sejak tahun 2004 berjumlah 17 orang. Mereka berasal

dari berbagai macam jurusan di UPI.

Adapun mengenai persyaratannya, maka syarat-syarat dari masing-masing

universitas bisa berbeda-beda. Misalkan di UPI, syarat-syarat seorang mahasiswa

pindah jurusan harus berdasarkan Ketentuan Pokok Pengembangan Kurikulum UPI

Edisi Tahun 2010, yaitu tepatnya pada pasal 20 tentang Perpindahan dan Studi

Lanjut ayat 1 dan 2. Yang berbunyi:

1. Perpindahan dapat dilakukan oleh mahasiswa dari program studi yang sama

atau serumpun di lingkungan UPI atau dari luar UPI.

2. Kecuali untuk mahasiswa yang masuk melalui jalur PMDK, perpindahan

mahasiswa S1 dari program kependidikan ke program non kependidikan atau

sebaliknya, dari program kependidikan ke program kependidikan lainnya, dan

dari program nonkependidikan ke program nonkependidikan lain dapat

dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Minimal telah mengikuti empat semester pada program studi lama, dan

atau memiliki 60 SKS dengan IPK minimal 2,5

b. Pengakuan terhadap sks bawaan dilakukan oleh ketua Program Studi yang

(12)

c. Masih memiliki masa studi yang memungkinkan bagi mahasiswa yang

bersangkutan untuk dapat menyelesaikan studinya

3. Mahasiswa S1 pindahan dari perguruan tinggi lain:

a. Berasal dari perguruan tinggi negeri

b. Pada perguruan tinggi asal, minimal telah mengikuti empat semester, dan

atau telah memiliki 80 SKS dengan IPK minimal 2,5

c. Mengikuti dan lulus seleksi pada jurusan atau program studi sejenis

d. Pengakuan terhadap sks bawaan dari perguruan tinggi asal dilakukan

melalui penilaian oleh Ketua Jurusan / Prodi yang bersangkutan (baru)

e. Masih memiliki masa studi yang memungkinan mahasiswa yang

bersangkutan untuk dapat menyelesaikan studinya.

Mahasiswa yang melakukan pindah jurusan dituntut untuk bisa menyesuaikan

diri dengan lingkungan di jurusan yang baru, karena sebagai makhluk sosial, individu

dituntut untuk mampu mengatasi permasalahan yang timbul sebagai hasil dari

interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan

norma yang berlaku. Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk mampu

menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Menurut Walgito (2001) manusia

merupakan makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa orang lain. Adanya

dorongan atau motif sosial pada manusia, mendorong manusia mencari orang lain

untuk mengadakan hubungan atau interaksi sehingga memungkinkan terjadi interaksi

(13)

Schneiders (1964) berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga

sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian

diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha

penguasaan (mastery). Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan

adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada

penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang

pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim

yang berlaku di daerah dingin tersebut. Ada juga penyesuaian diri diartikan sama

dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan

penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan

memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana

individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu

menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial, maupun

emosional. Sudut pandang berikutnya adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai

sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan

mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik,

kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi.

Hurlock (1978) menyatakan bahwa penyesuaian diri yang baik akan menjadi

salah satu bekal penting karena akan membantu remaja pada saat terjun dalam

masyarakat luas. Meskipun demikian, tampaknya penyesuaian diri yang baik

bukanlah hal yang mudah. Lalu kemudian bagaimana individu itu berhubungan

(14)

4 jenis hubungan antara individu dengan lingkungannya, yaitu: individu dapat

bertentangan dengan lingkungannya, individu dapat menggunakan lingkungannya,

individu dapat berpartisipasi dengan lingkungannya, dan individu dapat

menyesuaikan dengan lingkungannya.

Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya

kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu

mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidakmampuannya dalam

menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan, dan

masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang

mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan

penyesuaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan (Mutadin, 2002).

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, dapat dilihat jika seorang

mahasiswa memutuskan untuk melakukan pindah jurusan, apakah dia mampu untuk

menyesuaikan diri di lingkungan barunya (dalam hal ini jurusan baru yang dituju),

sehingga jika seorang mahasiswa yang telah melakukan pindah jurusan apakah

menjadi lebih baik (baik dari segi prestasi maupun interaksi sosial) karena mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan yang barunya (jurusan yang baru) atau

malahan lebih buruk (baik dari segi prestasi maupun interaksi sosial) karena tidak

(15)

Fenomena tersebut maka penulis memfokuskan kepada pola penyesuaian diri apa saja

yang dipakai oleh mahasiswa yang malakukan pindah jurusan.

C. Masalah Penelitian

Berdasarkan fenomena yang terjadi di kalangan mahasiswa, maka penulis

mencoba untuk merumuskan masalah. Permasalahan tersebut adalah:

1. Apakah yang melatarbelakangi seorang mahasiswa yang pindah jurusan?

2. Bagaimana bentuk pola penyesuaian diri mahasiswa tersebut setelah pindah

jurusan?

3. Bagaimanakah kondisi dari mahasiswa tersebut setelah pindah jurusan?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menemukan pola-pola

kemampuan menyesuaikan diri (Adjustment) seorang mahasiswa yang pindah jurusan

di lingkungan jurusan yang baru.

Sedangkan secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui alasan apa saja yang menjadi latar belakangi seorang

mahasiswa melakukan pindah jurusan.

2. Untuk mengetahui bagaimana pola-pola penyesuaian diri yang dilakukan oleh

mahasiswa yang pindah jurusan di jurusan yang baru.

3. Untuk mengetahui bagaimana kondisi para mahasiswa setelah melakukan

(16)

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

Memberikan sumbangan pengetahuan ilmiah mengenai psikologi sosial,

sehingga bisa dijadikan sebagai alternatif refernsi baru bagi penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Memberikan gambaran tentang segala problematika yang dialami oleh

mahasiswa yang pindah jurusan, sehingga bisa ditemukan solusi yang tepat

untuk menyelesaikan segala problematikanya

F. Metode Penelitian

1. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian dan

dengan menggunakan rancangan studi kasus. Pendekatan kualitatif ini salah

satunya digunakan untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang suatu

situasi yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang, dimana yang digali

adalah proses atau latar belakang terjadinya sesuatu (Moleong, 2007).

Peneliti dalam melakukan penelitian menggunakan dua metode

pengumpulan data yaitu wawancara dan observasi, kemudian disertai dengan

alat-alat dokumentasi sebagai penunjangnya.

Wawancara digunakan untuk mengungkapkan masalah yang sedang diteliti.

(17)

(wawancara dimana jawaban tidak terbatas pada satu tanggapan saja) dan

mengarah pada pendalaman informasi serta dilakukan tidak secara formal

terstruktur. Wawancara ini dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan

peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan masalah yang dijelajahi.

Dalam wawancara ini digunakan tehnik wawancara mendalam, terbuka secara

mendalam dilakukan secara akrab dan penuh kekeluargaan. Dalam tehnik

wawancara ini terjadi percakapan antara pewawancara dengan yang diwawancarai

dalam suasana santai, tidak disediakan jawaban oleh pewawancara. Hal-hal yang

disiapkan peneliti sebelum melakukan wawancara adalah menunjuk informan yang

benar-benar menunjukkan informasi tentang fokus atau obyek yang akan diteliti,

membuat janji dengan informan dan menentukan tempat dan waktu bila

dilaksanakan wawancara, menyiapkan pedoman wawancara yang berupa

pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan pokok permasalahan. Perlu juga

dipersiapkan perlengkapan wawancara antara lain beberapa alat tulis, tape

recorder dan kamera.

Pengamatan yang dilakukan peneliti secara langsung mengenai fenomena

yang berkaitan obyek penelitian diikuti dengan suatu pencatatan sistematis

terhadap semua gejala yang akan diteliti. Peneliti juga akan melakukan analisis

data yang merupakan kegiatan yang menjabarkan terhadap bahan penelitian.

Sehingga penulis mendapatkan data dari penelitian yang disajikan, dianalisis

dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu data dari lapangan maupun dari

(18)

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang mahasiswa yang melakukan

pindah jurusan ke jurusan psikologi UPI yang berasal dari luar jurusan psikologi

UPI. Kemudian mahasiswa tersebut minimal semester 4, hal tersebut berdasarkan

Ketentuan Pokok Pengembangan Kurikulum UPI Edisi Tahun 2010, yaitu

tepatnya pada pasal 20 tentang Perpindahan dan Studi Lanjut ayat 1 dan 2.

Adapun nama-nama subjek penelitian berikut Jurusan asalnya, yaitu:

a. G (Jurusan Biologi angkatan 2006)

b. D (Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman angkatan 2007)

c. S (Jurusan Biologi 2007)

3. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia, yang berada di jl. Dr. Setiabudi, Bandung.

4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menganalisis data

diantaranya adalah sebagai berikut: (Sugiyono, 2008)

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Data diartikan dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya pada data

lapangan yang diperoleh.

(19)

Dalam penelitian kualitatif yang sering digunakan untuk menyajikan

data adalah dengan teks yang bersifat naratif.

c. Conclusion Drawing/Verification

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

5. Agenda Kegiatan Penelitian

a. Tahap Persiapan Penelitian

Peneliti pada awalnya mengupayakan pengumpulan berbagai referensi

mengenai topik yang akan diteliti, berkaitan dengan penyesuaian diri.

Kemudian, peneliti menyusun pertanyaan wawancara yang didasari oleh

referensi-referensi tersebut. Adapun pedoman wawancara itu pada tahap

selanjutnya akan diberikan pada ahli yang diharapkan mampu memberikan

komentar terhadap isi dari pedoman wawancara. Ahli tersebut merupakan

pembimbing dari peneliti. Pada tahap berikutnya peneliti akan membuat

pedoman observasi dan kemudian menentukan manakah mahasiswa yang

(20)

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap berikutnya merupakan pembentukan komitmen antara peneliti

dan subjek penelitian, misalnya penentuan lokasi dan waktu pengambilan

data. Data akan diambil dengan menggunakan rekaman, baik berupa audio

maupun visual, di mana perekaman tersebut dilakukan atas izin dari subjek

penelitian. Hasil rekaman tersebut kemudian diubah menjadi verbatim yang

nantinya akan menjadi data yang dianalisis. Analisis verbatim itu sendiri

akan diuji pula dengan hasil observasi maupun dokumentasi. Pada akhirnya,

diharapkan peneliti mampu menarik kesimpulan dari analisis yang dilakukan

sebelumnya.

G. Lokasi Dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia,

yang berlokasi di Bandung.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang mahasiswa yang melakukan pindah

jurusan ke jurusan psikologi UPI yang berasal dari luar jurusan psikologi UPI.

Kemudian mahasiswa tersebut minimal semester 4, hal tersebut berdasarkan

Ketentuan Pokok Pengembangan Kurikulum UPI Edisi Tahun 2010, yaitu

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini didesain dengan penelitian kualitatif, yaitu tradisi tertentu dalam

ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada

manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

dalam bahasanya dan dalam peristilahannya (Moleong, 2000:3).

Dari pendapat para ahli tersebut maka bisa disimpulkan bahwa pendekatan

kualitatif dengan metode studi kasus, dapat mengungkap perilaku, kepercayaan,

pemikiran dan persepsi para informan (sumber data) secara mendalam dan

komprehensif, sehingga memungkinkan peneliti memperoleh gambaran yang lengkap

tentang fenomena yang ada, berdasarkan pemikiran mereka sendiri.

Menurut Berg (2007) menyatakan bahwa metode studi kasus mempermudah

peneliti untuk menemukan berbagai faktor signifikan yang saling berinteraksi untuk

menentukan suatu karakteristik dari fenomena yang berkaitan dengan individu,

komunitas, atau bahkan institusi. Kemudian, studi kasus juga menekankan kepada

pemahaman subyek penelitian terhadap apa yang mereka dengarkan atau rasakan,

bagaimana mereka menginterpretasikan berbagai informasi dan tindakan yang

mereka lakukan, serta melakukan penyelesaian permasalahan dan berinteraksi dengan

(22)

Pendekatan kualitatif-naturalistik digunakan karena peneliti berusaha

memahami dan menafsirkan suatu makna interaksi antar manusia dalam situasi

tertentu. Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti berperan sebagai instrumen (human

instrument) dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha

memahami dan menghimpun data dengan seluruh indra. Kalaupun menggunakan

instrumen berupa pedoman wawancara, pedoman obsevasi dan studi dokumenter,

hanya sebagai alat bantu. Sumber data dalam penelitian ini adalah para mahasiswa

yang melakukan pindah jurusan, mereka adalah subyek dalam penelitian ini. Dalam

Psikologi individu dapat berperan sebagai objek sekaligus subjek.

Fenomena-fenomena kualitatif dipandang tepat dikaji dalam penilitian dengan

fokus pola adjusment, khusunya adjustment pada mahasiswa yang pindah jurusan.

Hal itu didasarkan pada pertimbangan bahwa para mahasiswa yang pindah jurusan itu

memiliki keunikan dalam hal penyesuaian diri terhadap lingkungan barunya dalam

hal ini di jurusan yang baru, karena bagaimanapun kondisi lingkungan pada tiap-tiap

jurusan bisa berbeda-beda. Selain itu juga para mahasiswa yang pindah jurusan

dengan para mahasiswa yang tidak melakukan pindah jurusan akan berbeda dalam hal

usia, pengalaman, dan sebagainya, sehingga apakah pola penyesuaian diri pada kedua

tipe mahasiswa ini akan sama atau berbeda.

(23)

1. Penelitian kualitatif menekankan pada kondisi yang alamiah, tidak seperti

penelitan eksperimen yang cenderung dikondisikan. Sehingga instrumen

penelitian adalah peneliti itu sendiri dan tertuju langsung pada sumber data.

2. Sifat dari penelitian kualitatif adalah deskriptif. Ini menunjukkan bahwa data

yang terkumpul itu berupa kata atau gambar, bukan menitikberatkan pada

angka.

3. Penelitian kualitatif tidak menekankan pada produk dari suatu penelitian,

namun lebih tertuju pada proses.

4. Jika pada penelitian kuantitatif analisis data dilakukan dengan cara deduktif,

maka, dalam penelitian kualitatif dilakukan secara induktif.

5. Data yang semestinya diperoleh dalam penelitian kualitatif adalah makna

yang tersembunyi di balik fenomena yang diamati.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang melakukan pindah

jurusan ke jurusan psikologi UPI yang berasal dari luar jurusan psikologi UPI.

Kemudian mahasiswa tersebut telah menempuh kuliah minimal 6 semester di Jurusan

Psikologi.

Kemudian untuk metode pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan

metode purpossive sampling. Purpossive sampling adalah teknik pengambilan

sumber data dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan dari penelitian

(24)

sesuai dengan judul penelitian, supaya diperoleh data informasi yang sesuai dengan

tujuan dari penelitian.

Maka dibawah ini dituliskan profil singkat dari Subjek Penelitian, yang

terdiri dari 3 orang mahasiswa pindahan, yaitu:

1. Mahasiswa berinisial G

G adalah seorang mahasiswa pindahan angkatan 2006 yang berasal dari

jurusan Biologi. Subjek mulai pindah ke jurusan Psikologi pada semester 5.

Subjek berjenis kelamin laki-laki. Sekarang subjek tinggal di kostan di

daerah KPAD. Subjek berasal dari Subang.

2. Mahasiswa berinisial S

S adalah seorang mahasiswi pindahan angkatan 2007 yang berasal dari

jurusan Biologi. Subjek mulai pindah ke jurusan Psikologi pada semester 5.

Subjek berjenis kelamin perempuan. Sekarang subjek tinggal di kostan di

daerah Geger Kalong. Subjek berasal dari Subang.

3. Mahasiswa berinisial D

D adalah seorang mahasiswi pindahan angkatan 2007 yang berasal dari

jurusan Pendidikan Bahasa Jerman. Subjek mulai pindah ke jurusan

Psikologi pada semester 5. Subjek berjenis kelamin perempuan. Sekarang

subjek tinggal di kostan di daerah Geger Kalong. Subjek berasal dari kota

(25)

C. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah teknik triangulasi data,

yang terdiri dari berbagai macam metode, yaitu metode wawancara, observasi, dan

studi dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi atau pertukaran

informasi antara dua orang yang didalamnya terdapat pertukaran ide melalui

tanya jawab. Adapun tujuan wawancara adalah untuk menemukan makna di

balik topik yang dibicarakan (Sugiyono, 2010).

Wawancara digunakan untuk mengungkapkan masalah yang sedang

diteliti. Dengan demikian wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang

Open ended” (wawancara dimana jawaban tidak terbatas pada satu

tanggapan saja) dan mengarah pada pendalaman informasi serta dilakukan

tidak secara formal terstruktur. Wawancara ini dilakukan beberapa kali

sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan

kemantapan masalah yang dijelajahi. Dalam wawancara ini digunakan tehnik

wawancara mendalam, terbuka secara mendalam dilakukan secara akrab dan

penuh kekeluargaan. Dalam tehnik wawancara ini terjadi percakapan antara

pewawancara dengan yang diwawancarai dalam suasana santai, tidak

disediakan jawaban oleh pewawancara. Hal-hal yang disiapkan peneliti

sebelum melakukan wawancara adalah menunjuk informan yang

(26)

membuat janji dengan informan dan menentukan tempat dan waktu bila

dilaksanakan wawancara, menyiapkan pedoman wawancara yang berupa

pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan pokok permasalahan. Perlu juga

dipersiapkan perlengkapan wawancara antara lain beberapa alat tulis, tape

recorder dan kamera.

Kemudian pedoman wawancara ini dikembangkan dari teori

Alexander A. Schneider (1964), yaitu mengenai 5 Pola Penyesuaian Diri,

yaitu Normal Adjusment Patterns (Pola Penyesuaian yang normal),

Adjusment by defense reactions (Flight from Self) (Penyesuaian Diri oleh

reaksi Pertahanan diri), Adjusment by Aggression and Deliquency

(Penyesuaian Diri dengan menyerangan dan kenakalan), Adjusment by

Escape Withdrawal (Flight from Reality) (Penyesuaian Diri dengan lari dari

kenyataan), Adjusment by Flight into Illness (Penyesuaian Diri dengan

Patologis).

Kemudian dari teori Schneiders inilah dibuat pedoman wawancara,

yang diturunkan menjadi indikator-indikator lalu diturunkan lagi menjadi

beberapa pertanyaan ini. Berikut ini Pedoman wawancaranya (terlampir di

belakang).

2. Observasi

Metode observasi yang digunakan adalah observasi tak berstruktur

atau observasi yang dibuat tidak secara sistematis (Sugiyono, 2010). Hal ini

(27)

sebetulnya merupakan suatu data yang dapat memperkuat hasil wawancara

atau bahkan menjadi data utama yang di dalam hasil wawancara tak

dimungkinkan terungkap karena hal yang dibicarakan terlalu sensitif.

Sehingga, dapat dikatakan bahwa observasi tak berstruktur membuat peneliti

mampu memahami fenomena menarik yang terjadi di lapangan secara

menyeluruh. Adapun pedoman observasi terdapat di lampiran. Untuk

menambah kelengkapan data observasi, peneliti melakukan tehnik

pencatatan dengan menggunakan catatan anekdotal untuk mengetahui

perilaku khas yang muncul.

3. Studi Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai jenis

dokumen yang diperoleh dari subyek penelitian selama di lapangan.

Biasanya merupakan suatu catatan peristiwa yang telah terjadi di masa lalu,

seperti foto, catatan harian, dan karya seni. Selain itu, dokumentasi juga bisa

berisi catatan.

D. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menganalisis data

(28)

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Data diartikan dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya pada data

lapangan yang diperoleh.

b. Penyajian Data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif yang sering digunakan untuk menyajikan data

adalah dengan teks yang bersifat naratif.

c. Conclusion Drawing/Verification

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam pendekatan kualitatif adalah peneliti sendiri, di

mana peneliti tersebut mampu bersikap netral dan memiliki kemampuan untuk

menggali berbagai macam informasi dari subjek Penelitian yang terjadi di lapangan,

sehingga diperoleh informasi untuk menjawab tujuan dari penelitian.

(29)

1. Tahap Persiapan

a. Mengumpulkan data observasi di lapangan, yaitu data observasi keadaaan

lingkungan maupun keadaan pribadi subjek (perokok yang sudah berhenti

merokok).

b. Mengumpulkan berbagai litelatur yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti.

c. Mempersiapkan panduan wawancara dan peralatan yang membantu dalam

proses pelakasanan interview seperti alat perekam dan alat tulis.

d. Menghubungi subjek.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Membuat pedoman wawancara

b. Membaca teori tentang teknik melakukan wawancara

c. Melakukan latihan wawancara dengan teman sejawat yang mengetahui mengenai penelitian yang akan dilakukan.

d. Menghubungi subjek untuk pemberitahuan awal dan membuat janji waktu untuk wawancara serta tempat dilakukannya wawancara.

e. Melakukan wawancara dengan subjek dengan merekam pembicaraan subjek.

f. Membuat catatan observasi yang dilakukan subjek selama wawancara.

(30)

G.Tahap Pengolahan Data

1. Tahap Pengumpulan Data

Data penelitian kualitatif bukan hanya sekedar kata-kata, tetapi segala

seusuatu yang diperoleh dari yang dilihat, didengar, dan diamati.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah analisis data yang dilakukan dengan memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya (Sugiyono, 2010). Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis

dalam bentuk uraian atau laporan terperinci.

3. Display Data

Tahapan setelah pengelompokan (reduksi) data hasil penelitian adalah

penyajian data/Display Data (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian kualitatif,

penyajian data yang paling sering digunakan adalah dengan teks yang

bersifat naratif (Miles & Huberman, 1984 dalam Sugiyono, 2010).

4. Verifikasi data

Data yang diperoleh selanjutnya diambil kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya (Miles & Huberman dalam Sugiyono,

(31)

H. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data adalah upaya untuk memastikan data yang

dilaporkan oleh peneliti memiliki kesesuaian dengan data yang memang sebenarnya

ada di lapangan, kemudian hasil penelitian yang dilaporkan oleh peneliti semestinya

tidak memiliki perbedaan dengan situasi sosial yang terjadi. Sehingga, dengan adanya

kepastian data, maka, hasil penelitian dapat dialihkan pada situasi sosial yang serupa

dengan penelitian ini.

Ada beberapa hasil penelitian kualitatif yang diragukan kebenarannya karena

beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam

penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi

mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa

kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil

akurasi penelitian.

Maka untuk menguji keabsahan dari data yang diperoleh, maka peneliti

melakukan beberapa langkah, yaitu:

1. Melakukan Member check, yaitu pengecekan atau verifikasi data kepada

subjek yang diteliti. Member check dilakukan setelah pengumpulan data

selesai atau setelah mendapatkan kesimpulan. Jika data yang diperoleh tidak

disepakati oleh narasumber maka peneliti akan melakukan data kembali

(Sugiyono, 2010).

2. Triangulasi yaitu pengecekan kebenaran data yang diperoleh dari sumber lain

(32)

melalui tiga metode, yaitu metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Kemudian data yang diperoleh dari ketiga metode tersebut akan diteliti oleh

peneliti, apakah memiliki kesesuaian atau tidak. Apabila data yang

diperoleh dari tiga metode tersebut sudah sesuai, maka peneliti dapat

dikatakan sudah memiliki keabsahan data. Sedangkan, jika data yang

diperoleh tidak memiliki kesesuaian informasi, maka, peneliti akan

meningkatkan ketekunan untuk kembali ke lapangan hingga data tersebut

dapat dikatakan sebagai data yang pasti. Pada penelitian ini, seluruh aspek

akan diungkap dalam wawancara dan beberapa aspek akan digali melalui

observasi dan studi dokumentasi. Sehingga, data yang terkumpul dalam

wawancara akan dikonfirmasi ulang melalui observasi dan studi

dokumentasi. Hal ini dilakukan untuk menentukan apakah data tersebut

merupakan data yang pasti sehingga bisa dilakukan proses analisis yang

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pola Penyesuaian Diri pada ketiga

subjek yang sudah dibahas pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ketiga subjek masing-masing mempunyai latar belakang alasan pindah

jurusan yang berbeda-beda. Subjek G dilatarbelakangi oleh alasan

ketidakmampuan subjek dalam mengikuti perkuliahan di jurusan asal. Hal ini

ditandai dengan nilai akademik di jurusan asal yang tidak memuaskan,

sehingga subjek sudah merasa frustrasi dan tidak betah lagi, Meski pada

awalnya G ingin kuliah di jurusan Biologi (jurusan lama), tetapi karena

berbeda dengan kurikulum waktu di SMA, sehingga subjek merasa berat

untuk menyelesaikan kuliahnya di jurusan Biologi, selain itu G juga merasa

tertarik dengan ilmu psikologi (jurusan baru). Maka dari macam-macam

pertimbangan inilah subjek G memutuskan untuk melakukan pindah jurusan

ke jurusan Psikologi. Alasan subjek D melakukan pindah jurusan adalah

dilatarbelakangi oleh keinginan orang tuanya supaya subjek pindah ke jurusan

Psikologi, meskipun begitu pada awalnya subjek merasa berat, karena

sebenarnya subjek menyukai ilmu bahasa dan merasa betah kuliah di jurusan

Bahasa Jerman. Hal ini dibuktikan dengan nilai akademik subjek di jurusan

(34)

untuk pindah jurusan ke Psikologi, alasannya supaya ada penerus di

keluarganya sebagai guru Bimbingan Konseling (BK). Selanjutnya latar

belakang alasan subjek S pindah jurusan adalah karena keinginan subjek

sendiri untuk kuliah di jurusan psikologi, karena subjek bercita-cita ingin

menjadi seorang Psikolog. Kemudian dari orang tuanya pun mendukung

keinginan subjek tersebut. Karena S merasa tidak suka dengan jurusan

biologi, S pun kuliah disana secara seadanya, sehingga dari segi nilai

akademik subjek ada nilainya yang mengecewakan, tetapi S tidak sampai

cemas memikirkan nilai-nilainya tersebut karena dia menganggap kuliah di

Biologi (jurusan lama) itu hanya sebagai batu loncatan ke jurusan Psikologi

(jurusan baru).

2. Pola-pola penyesuaian diri dari ketiga subjek masing-masing memiliki

persamaan dan perbedaan. Subjek G pada Pola Penyesuaian Diri yang normal

hanya memiliki satu dari 4 indikator. Pada Pola Penyesuaian Diri dengan

reaksi pertahanan diri subjek memiliki 2 dari 3 indikator. Pada Pola

Penyesuaian Diri dengan Penarikan Diri dari Lingkungan subjek memiliki

semua indikator. Selanjutnya pola-pola penyesuaian diri pada subjek D adalah

pada Pola Penyesuaian Diri dengan Reaksi Pertahanan Diri subjek memiliki 1

dari 3 indikator. Pada Pola Penyesuaian Diri dengan Penarikan Diri dari

Lingkungan subjek memiliki semua indikator. Lalu pada subjek S pola-pola

yang dilakukan adalah pada Penyesuaian Diri yang normal memiliki 2 dari 4

(35)

memiliki 1 dari 3 indikator. Pada Pola Penyesuaian Diri dengan Penarikan

Diri dari Lingkungan subjek memiliki semua indikator.

Dari data diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada satu jenis

pola Penyesuaian Diri yang semua indikatornya terpenuhi oleh ketiga subjek

yaitu Pola Penyesuaian Diri dengan Penarikan Diri dari Lingkungan.

Kemudian dari data yang diperoleh di Bab IV ketiga subjek memiliki latar

belakang alasan yang sama yaitu ketiga subjek ingin fokus di perkuliahannya

di jurusan yang baru, supaya bisa mendapatkan nilai yang bagus dan bisa

cepat lulus, karena ketiga subjek ini menyadari bahwa mereka sudah telat 4

semester dikarenakan pindah jurusan.

3. Kondisi ketiga subjek pasca mereka melakukan pindah jurusan yaitu dari segi

nilai akademik mereka cukup berhasil dan tidak sampai ada yang

mengecewakan, selain itu juga ditandai dengan perasaan mereka yang tidak

ada perasaan menyesal setelah mereka pindah jurusan. Meskipun dari segi

frekuensi kehadiran di kampus, segi keaktifan dalam berorganisasi, dan dari

segi interaksi sosial mereka yang berubah menjadi lebih menarik diri dari

lingkungan, tapi bukan berarti menarik diri secara total melainkan karena

skala prioritas mereka untuk lebih fokus ke studi, di samping itu mereka juga

memiliki kegiatan diluar kampus. Seperti Subjek G yang sambil mengajar les

privat dan menjadi helper di sebuah sekolah inklusif, lalu Subjek D yang kerja

(36)

aksesoris, kamudian subjek S yang pernah kerja freelance sebagai Sales

Promotion Girl (SPG).

B. Rekomendasi

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa hal yang perlu

direkomendasikan, yaitu:

1. Bagi mahasiswa yang akan melakukan pindah jurusan

Bagi mahasiswa yang akan melakukan pindah jurusan diharapkan supaya

bisa pandai membagi waktu, dan memperhatikan skala prioritas, karena

bagaimanapun waktu tempuh menyelesaikan studi menjadi bertambah

sedangkan masa studi tetap yaitu 7 tahun.

2. Bagi jurusan asal

Bagi jurusan asal diharapkan supaya melakukan pendekatan persuasive

kepada mahasiswa yang akan melakukan pindah jurusan, menanyakan faktor

apa yang menyebabkan mahasiswa tersebut ingin pindah jurusan, sehingga

bisa dijadikan bahan evaluasi bagi pihak jurusan, supaya meminimalisir

kejadian mahasiswa yang melakukan pindah jurusan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa lebih menggali lagi tentang subjek

penelitiannya mahasiswa yang melakukan pindah jurusan, karena

berdasarkan hasil pengamatan peneliti ternyata masih sangat jarang judul

(37)

Hadian,2013

POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN DAFTAR PUSTAKA

Bimo, Walgito. (2001). Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset.

Berg, Bruce L. (2007). Qualitative Research Methods for the Social Sciences. USA: Pearson Education, Inc.

Chaplin, James P. (2005), Kamus Lengkap Psikologi, Edisi Pertama , Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Darmawan, Sutaryo. (2011).“Penyesuaian Diri Remaja dalam yang tinggal dengan Orangtua Bercerai”. Jurnal Penelitian Psikologi. Surabaya: Program Studi Psikologi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdikbud

Gerungan, W.A. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Horton, Paul B. & Hunt, Chester L. (1984). Sosiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hurlock, Elizabeth. (1978). Adolescent Development . New York: Mc Grow Hill Book Company.

Hurlock, Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta: Erlangga.

Kisker, George W. (1982). The Disorganized Personality. Tokyo: Mc Grow Hill Kogakusha Ltd.

Moleong, Lexy J. (2008). Metode Pendekatan Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Mulyadi, Helfa A. (2010). Proses Pengambilan Keputusan Dalam Melakukan

Konversi Agama. Skripsi pada Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia : tidak diterbitkan.

Mu’tadin, Z. (2002). Pengantar Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta:

(38)

Hadian,2013

POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN

Nurrahman, G. (2011). Pola Penyesuaian Diri pada Seorang Sutradara di

Lingkungan yang Baru. Skripsi pada Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Sarwono, Sarlito Wirawan. (1984). Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.

Schneiders, Alexander A. (1964). Personal Adjustment And Mental Hygiene. New York: Holt Rinehart dan Winston.

Setiadi, Elly M. (2006). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Sobur, Alex. (2007). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Soemanto, Wasty. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT RemajaRoosdaKarya

Yuniar, Abidin ,dan Astuti. (2005). “Penyesuian Diri Santri Putri terhadap

Kehidupan Pesantren”. Jurnal Penelitian Psikologi. Semarang: Program

Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Undip

Yusuf, Syamsu. (2009). “Mental Hygiene”. Bandung: Penerbit Maestro

______ (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

______ (2010). Kurikulum Ketentuan Pokok dan Stuktur Program. Bandung:

(39)

Hadian,2013

POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN

______(2011). Pedoman Akademik. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Digunakan dikalangan terbatas.

______ (2011). Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Psikologi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Digunakan dikalangan terbatas.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “ Eefektivitas Teknik Jigsaw dalam Pembelajaran Dokkai pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa pada Jurusan Akuntansi

Mahasiswa mengajukan proposal ke Jurusan untuk dipertimbangkan dalam rapat Dewan Dosen, jika disetujui atau disetujui dengan revisi Jurusan akan menentukan dosen

Ketua jurusan yang telah login ke dalam sistem, dapat melihat daftar mahasiswa beserta judul, proposal yang telah mahasiswa unggah sebelumnya, dan hasil rekomendasi calon

(3) Seorang mahasiswa dapat pindah jurusan/program studi didalam lingkup UNM atau ke perguruan tinggi lain setelah menjalani perkuliahan dua semester untuk program

Namun dalam hal Penyesuaian diri pada mahasiswa baru PSIK FK UNSRAT Manado didominasi oleh mahasiswa baru dengan penyesuaian diri yang baik, dimana sesuai dengan

Orang tua yang memiliki anak salah jurusan atau berkuliah di jurusan yang tidak sesuai dengan minat dan bakatnya bisa lebih peduli lagi mengenai keadaan anak,

Judul : Hubungan antara Kreativitas dan Stres pada Mahasiswa Tahun Pertama Jurusan Arsitektur Universitas Indonesia Mahasiswa tahun pertama mengalami banyak perubahan dalam