Skripsi No. 315 / Skripsi / PSI – FIP / UPI.02.2013
POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(Studi Kasus terhadap Tiga Orang Mahasiswa yang Melakukan Pindah Jurusan di Jurusan Psikologi UPI)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
Hadian 0607939
2013
POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(Studi Kasus terhadap Tiga Orang Mahasiswa yang Melakukan Pindah Jurusan di Jurusan Psikologi UPI)
Oleh Hadian
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Hadian 2012
Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
HADIAN
(0607939)
POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN DI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(Studi Kasus Terhadap Tiga Orang Mahasiswa yang Melakukan Pindah Jurusan di Jurusan Psikologi UPI)
Disetujui dan Disahkan oleh:
Pembimbing 1,
Drs. MIF Baihaqi, M.Si NIP. 19621208 198803 1 0001
Pembimbing II,
Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd NIP. 19770828 200312 1 002
Diketahui Oleh Ketua Jurusan Psikologi
ABSTRAK
Hadian (0607939). Pola Penyesuaian Diri Mahasiswa yang Pindah Jurusan di Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Terhadap Tiga Orang Mahasiswa
yang Melakukan Pindah Jurusan di Jurusan Psikologi UPI). Skripsi. Jurusan Psikologi FIP UPI. Bandung (2013).
Pola Penyesuaian Diri menurut Schneiders memiliki 5 bentuk pola, yaitu: pola penyesuaian normal, pola penyesuaian diri dengan reaksi pertahanan diri, pola penyesuaian dengan menyerang, pola penyesuaian diri dengan lari dari kenyataan, dan pola penyesuaian diri dengan patologis. Masing-masing pola memiliki karakteristiknya masing-masing. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk pola apa saja yang dilakukan oleh masing-masing subjek ketika melakukan pindah jurusan, untuk mengetahui alasan apa saja yang menjadi latar belakang seorang mahasiswa melakukan pindah jurusan, dan untuk mengetahui bagaimana kondisi para mahasiswa setelah melakukan pindah jurusan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek penelitian dipilih dengan cara purposive. Setelah dipertimbangkan oleh peneliti berdasarkan kriteria yang sesuai dengan judul penelitian maka dipilih 3 orang mahasiswa yang melakukan pindah jurusan ke jurusan Psikologi UPI Bandung. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara yang mendalam dengan bantuan pedoman wawancara semi terstruktur. Landasan teori yang digunakan yaitu teori dari Schneiders tentang macam-macam pola penyesuaian diri. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa masing-masing subjek ada yang memiliki bentuk pola penyesuaian diri yang sama, namun ada juga yang memiliki bentuk pola penyesuain diri yang berbeda. Selain itu diketahui juga dari segi latar belakang mereka melakukan pindah jurusan yang berbeda-beda. Kemudian dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga subjek setelah melakukan pindah jurusan menjadi berhasil dari segi kualitas prestasi akademik tetapi dari segi interaksi sosial di kampus, segi keaktifan di organisasi kampus, dan segi frekuensi kehadiran di kampus mengalami penurunan kualitas. Namun demikian secara keseluruhan ketiga subjek merasa betah dan nyaman setelah berada di jurusan yang baru. Semoga dari hasil penelitian ini bisa menjadi salah satu acuan untuk berbagai pihak, sehingga bisa lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi fenomena mahasiswa yang melakukan pindah jurusan.
ABSTRACT
Hadian (0607939). Self Adjustment’s Pattern of Students whom Converted Majors at the Indonesian University of Education (A Case Study Of Three Students converted
Majors at Department of Psychology Majors at UPI). Thesis. Psychology Majors FIP UPI. Bandung (2013).
According to Schneider’s statement there are 5 patterns of self adjustment, namely: normal adjustment pattern, adjusment by defense reactions, adjusment by aggression and deliquency, adjusment by escape withdrawal (flight from reality), adjusment by flight into illness. The purpose of this study is to determine the pattern of each subject when they converted their major to know the background why they convert their major and to find out their condition after reason converting to the new major. This study use qualitative approach with case study method. Subjects were selected by purposive sampling. After consideration by researcher based on the criteria according to the topic, researcher selected three students who convert their major to Psychology major of UPI Bandung. All Datas were collected by in-depth interview technique using semi-structured interview guide. The theoretical foundation is Schneider’s theory about various adjustment patterns. The results shows that each subject has similar self adjustment pattern, although some of them have a different self adjusting patterns. Also they have their own different reason to converted their previous major. The results of this study can be concluded that all of subjects is successful in terms of academie achievement quality, after they converting of social interaction at campus, activity in campus organizations, and but in terms the frequencies of attendance are deteriorated. Overall, the three subjects feel at ease and comfortable after being in their new major. Hopefully, the results of this study could be a reference to the various parties, so it could be wise and prudent while dealing with the phenomenon of students who convert to other majors.
DAFTAR ISI G. Lokasi dan Subjek Penelitian……….……… H. Sistematika Penulisan……….
3.Aspek-Aspek Penyesuaian Diri…...
4.Teori-Teori Penyesuaian Diri……….
5.Kategori Penyesuaian Diri……….
6.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri….
BAB III METODE PENELITIAN………. 29
A. Desain Penelitian ...
B. Subjek Penelitian ...
C. Teknik Pengambilan Data ...
D. Teknik Analisis Data ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 41
A. Hasil Penelitian...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 79
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu mencapai
perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, dan melalui
pendidikan dapat diwujudkan generasi muda yang berkualitas baik dalam bidang
akademis, religius, maupan sosial. Hal ini erat kaitannya dengan Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa:
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta dapat bertanggung jawab.
Sekolah atau perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan formal
perlu menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas untuk mengembangkan
kemampuan siswa. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut diperlukan
pendidik yang terdiri dari : guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor, widya swara,
fasilitator, instruktur. Pengembangan potensi mahasiswa salah satu wujudnya dapat
dilihat dari pencapaian hasil belajar mahasiswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang
optimal individu dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dimana
mereka belajar. Penyesuaian diri tersebut meliputi: penyesuaian diri terhadap mata
penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah, dan lingkungan kampus. Di kampus
para mahasiswa dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan jurusan
dimana dia kuliah, tetapi adakalanya seorang mahasiswa salah dalam memilih
jurusan, sehingga para mahasiswa ini ada yang pindah kampus, ikut SPMB lagi, atau
pindah jurusan tetapi masih dalam satu kampus. Fenomena seperti ini masih jarang
jarang terjadi di Indonesia, terutama yaitu fenomena tentang mahasiswa yang
melakukan pindah jurusan, namun masih di dalam universitas yang sama. Fenomena
ini sebenarnya sudah sejak lama terjadi, tetapi karena masih jarang terjadi, sehingga
masih minim penelitian tentang mahasiswa yang melakukan pindah jurusan. Dalam
perjalanannya mahasiswa yang melakukan pindah jurusan ada yang berhasil
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru yaitu di jurusan yang baru atau ada
juga yang malah gagal. Maka dari fenomena inilah muncul pertanyaan kenapa pada
praktiknya di lapangan, ada mahasiswa yang berhasil dan ada pula yang gagal,
pola-pola penyesuaian diri yang seperti apa yang digunakan ketika di jurusan yang baru.
Maka dari itu peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian tentang pola-pola
penyesuaian diri pada mahasiswa yang melakukan pindah jurusan.
Mengenai hal-hal yang menyebabkan seorang mahasiswa pindah jurusan bisa
disebabkan oleh berbagai macam faktor. Berikut ini adalah beberapa
pertimbangan-pertimbangan yang umumnya diambil ketika memilih jurusan. Seperti karena faktor
pertemanan, kurangnya informasi tentang macam-macam jurusan, pertimbangan
kemudahan, pertimbangan finansial atau keuangan, pertimbangan karir dan prospek
pertimbangan kemandirian, pertimbangan karena ketertarikan sesaat, pertimbangan
kecocokan pribadi (sumber:
http://psikologi-online.com/pertimbangan-pertimbangan-memilih-jurusan-untuk-pelajar).
Menurut data informasi yang diperoleh, jumlah mahasiswa UPI yang pindah
jurusan ke Jurusan Psikologi sejak tahun 2004 berjumlah 17 orang. Mereka berasal
dari berbagai macam jurusan di UPI.
Adapun mengenai persyaratannya, maka syarat-syarat dari masing-masing
universitas bisa berbeda-beda. Misalkan di UPI, syarat-syarat seorang mahasiswa
pindah jurusan harus berdasarkan Ketentuan Pokok Pengembangan Kurikulum UPI
Edisi Tahun 2010, yaitu tepatnya pada pasal 20 tentang Perpindahan dan Studi
Lanjut ayat 1 dan 2. Yang berbunyi:
1. Perpindahan dapat dilakukan oleh mahasiswa dari program studi yang sama
atau serumpun di lingkungan UPI atau dari luar UPI.
2. Kecuali untuk mahasiswa yang masuk melalui jalur PMDK, perpindahan
mahasiswa S1 dari program kependidikan ke program non kependidikan atau
sebaliknya, dari program kependidikan ke program kependidikan lainnya, dan
dari program nonkependidikan ke program nonkependidikan lain dapat
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Minimal telah mengikuti empat semester pada program studi lama, dan
atau memiliki 60 SKS dengan IPK minimal 2,5
b. Pengakuan terhadap sks bawaan dilakukan oleh ketua Program Studi yang
c. Masih memiliki masa studi yang memungkinkan bagi mahasiswa yang
bersangkutan untuk dapat menyelesaikan studinya
3. Mahasiswa S1 pindahan dari perguruan tinggi lain:
a. Berasal dari perguruan tinggi negeri
b. Pada perguruan tinggi asal, minimal telah mengikuti empat semester, dan
atau telah memiliki 80 SKS dengan IPK minimal 2,5
c. Mengikuti dan lulus seleksi pada jurusan atau program studi sejenis
d. Pengakuan terhadap sks bawaan dari perguruan tinggi asal dilakukan
melalui penilaian oleh Ketua Jurusan / Prodi yang bersangkutan (baru)
e. Masih memiliki masa studi yang memungkinan mahasiswa yang
bersangkutan untuk dapat menyelesaikan studinya.
Mahasiswa yang melakukan pindah jurusan dituntut untuk bisa menyesuaikan
diri dengan lingkungan di jurusan yang baru, karena sebagai makhluk sosial, individu
dituntut untuk mampu mengatasi permasalahan yang timbul sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan
norma yang berlaku. Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Menurut Walgito (2001) manusia
merupakan makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa orang lain. Adanya
dorongan atau motif sosial pada manusia, mendorong manusia mencari orang lain
untuk mengadakan hubungan atau interaksi sehingga memungkinkan terjadi interaksi
Schneiders (1964) berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga
sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian
diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha
penguasaan (mastery). Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan
adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada
penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang
pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim
yang berlaku di daerah dingin tersebut. Ada juga penyesuaian diri diartikan sama
dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan
penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan
memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana
individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu
menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial, maupun
emosional. Sudut pandang berikutnya adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai
sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan
mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik,
kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi.
Hurlock (1978) menyatakan bahwa penyesuaian diri yang baik akan menjadi
salah satu bekal penting karena akan membantu remaja pada saat terjun dalam
masyarakat luas. Meskipun demikian, tampaknya penyesuaian diri yang baik
bukanlah hal yang mudah. Lalu kemudian bagaimana individu itu berhubungan
4 jenis hubungan antara individu dengan lingkungannya, yaitu: individu dapat
bertentangan dengan lingkungannya, individu dapat menggunakan lingkungannya,
individu dapat berpartisipasi dengan lingkungannya, dan individu dapat
menyesuaikan dengan lingkungannya.
Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya
kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu
mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidakmampuannya dalam
menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan, dan
masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang
mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan
penyesuaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan (Mutadin, 2002).
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, dapat dilihat jika seorang
mahasiswa memutuskan untuk melakukan pindah jurusan, apakah dia mampu untuk
menyesuaikan diri di lingkungan barunya (dalam hal ini jurusan baru yang dituju),
sehingga jika seorang mahasiswa yang telah melakukan pindah jurusan apakah
menjadi lebih baik (baik dari segi prestasi maupun interaksi sosial) karena mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang barunya (jurusan yang baru) atau
malahan lebih buruk (baik dari segi prestasi maupun interaksi sosial) karena tidak
Fenomena tersebut maka penulis memfokuskan kepada pola penyesuaian diri apa saja
yang dipakai oleh mahasiswa yang malakukan pindah jurusan.
C. Masalah Penelitian
Berdasarkan fenomena yang terjadi di kalangan mahasiswa, maka penulis
mencoba untuk merumuskan masalah. Permasalahan tersebut adalah:
1. Apakah yang melatarbelakangi seorang mahasiswa yang pindah jurusan?
2. Bagaimana bentuk pola penyesuaian diri mahasiswa tersebut setelah pindah
jurusan?
3. Bagaimanakah kondisi dari mahasiswa tersebut setelah pindah jurusan?
D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menemukan pola-pola
kemampuan menyesuaikan diri (Adjustment) seorang mahasiswa yang pindah jurusan
di lingkungan jurusan yang baru.
Sedangkan secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui alasan apa saja yang menjadi latar belakangi seorang
mahasiswa melakukan pindah jurusan.
2. Untuk mengetahui bagaimana pola-pola penyesuaian diri yang dilakukan oleh
mahasiswa yang pindah jurusan di jurusan yang baru.
3. Untuk mengetahui bagaimana kondisi para mahasiswa setelah melakukan
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
Memberikan sumbangan pengetahuan ilmiah mengenai psikologi sosial,
sehingga bisa dijadikan sebagai alternatif refernsi baru bagi penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Memberikan gambaran tentang segala problematika yang dialami oleh
mahasiswa yang pindah jurusan, sehingga bisa ditemukan solusi yang tepat
untuk menyelesaikan segala problematikanya
F. Metode Penelitian
1. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian dan
dengan menggunakan rancangan studi kasus. Pendekatan kualitatif ini salah
satunya digunakan untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang suatu
situasi yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang, dimana yang digali
adalah proses atau latar belakang terjadinya sesuatu (Moleong, 2007).
Peneliti dalam melakukan penelitian menggunakan dua metode
pengumpulan data yaitu wawancara dan observasi, kemudian disertai dengan
alat-alat dokumentasi sebagai penunjangnya.
Wawancara digunakan untuk mengungkapkan masalah yang sedang diteliti.
(wawancara dimana jawaban tidak terbatas pada satu tanggapan saja) dan
mengarah pada pendalaman informasi serta dilakukan tidak secara formal
terstruktur. Wawancara ini dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan
peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan masalah yang dijelajahi.
Dalam wawancara ini digunakan tehnik wawancara mendalam, terbuka secara
mendalam dilakukan secara akrab dan penuh kekeluargaan. Dalam tehnik
wawancara ini terjadi percakapan antara pewawancara dengan yang diwawancarai
dalam suasana santai, tidak disediakan jawaban oleh pewawancara. Hal-hal yang
disiapkan peneliti sebelum melakukan wawancara adalah menunjuk informan yang
benar-benar menunjukkan informasi tentang fokus atau obyek yang akan diteliti,
membuat janji dengan informan dan menentukan tempat dan waktu bila
dilaksanakan wawancara, menyiapkan pedoman wawancara yang berupa
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan pokok permasalahan. Perlu juga
dipersiapkan perlengkapan wawancara antara lain beberapa alat tulis, tape
recorder dan kamera.
Pengamatan yang dilakukan peneliti secara langsung mengenai fenomena
yang berkaitan obyek penelitian diikuti dengan suatu pencatatan sistematis
terhadap semua gejala yang akan diteliti. Peneliti juga akan melakukan analisis
data yang merupakan kegiatan yang menjabarkan terhadap bahan penelitian.
Sehingga penulis mendapatkan data dari penelitian yang disajikan, dianalisis
dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu data dari lapangan maupun dari
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang mahasiswa yang melakukan
pindah jurusan ke jurusan psikologi UPI yang berasal dari luar jurusan psikologi
UPI. Kemudian mahasiswa tersebut minimal semester 4, hal tersebut berdasarkan
Ketentuan Pokok Pengembangan Kurikulum UPI Edisi Tahun 2010, yaitu
tepatnya pada pasal 20 tentang Perpindahan dan Studi Lanjut ayat 1 dan 2.
Adapun nama-nama subjek penelitian berikut Jurusan asalnya, yaitu:
a. G (Jurusan Biologi angkatan 2006)
b. D (Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman angkatan 2007)
c. S (Jurusan Biologi 2007)
3. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia, yang berada di jl. Dr. Setiabudi, Bandung.
4. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menganalisis data
diantaranya adalah sebagai berikut: (Sugiyono, 2008)
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Data diartikan dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya pada data
lapangan yang diperoleh.
Dalam penelitian kualitatif yang sering digunakan untuk menyajikan
data adalah dengan teks yang bersifat naratif.
c. Conclusion Drawing/Verification
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
5. Agenda Kegiatan Penelitian
a. Tahap Persiapan Penelitian
Peneliti pada awalnya mengupayakan pengumpulan berbagai referensi
mengenai topik yang akan diteliti, berkaitan dengan penyesuaian diri.
Kemudian, peneliti menyusun pertanyaan wawancara yang didasari oleh
referensi-referensi tersebut. Adapun pedoman wawancara itu pada tahap
selanjutnya akan diberikan pada ahli yang diharapkan mampu memberikan
komentar terhadap isi dari pedoman wawancara. Ahli tersebut merupakan
pembimbing dari peneliti. Pada tahap berikutnya peneliti akan membuat
pedoman observasi dan kemudian menentukan manakah mahasiswa yang
b. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap berikutnya merupakan pembentukan komitmen antara peneliti
dan subjek penelitian, misalnya penentuan lokasi dan waktu pengambilan
data. Data akan diambil dengan menggunakan rekaman, baik berupa audio
maupun visual, di mana perekaman tersebut dilakukan atas izin dari subjek
penelitian. Hasil rekaman tersebut kemudian diubah menjadi verbatim yang
nantinya akan menjadi data yang dianalisis. Analisis verbatim itu sendiri
akan diuji pula dengan hasil observasi maupun dokumentasi. Pada akhirnya,
diharapkan peneliti mampu menarik kesimpulan dari analisis yang dilakukan
sebelumnya.
G. Lokasi Dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia,
yang berlokasi di Bandung.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang mahasiswa yang melakukan pindah
jurusan ke jurusan psikologi UPI yang berasal dari luar jurusan psikologi UPI.
Kemudian mahasiswa tersebut minimal semester 4, hal tersebut berdasarkan
Ketentuan Pokok Pengembangan Kurikulum UPI Edisi Tahun 2010, yaitu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini didesain dengan penelitian kualitatif, yaitu tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut
dalam bahasanya dan dalam peristilahannya (Moleong, 2000:3).
Dari pendapat para ahli tersebut maka bisa disimpulkan bahwa pendekatan
kualitatif dengan metode studi kasus, dapat mengungkap perilaku, kepercayaan,
pemikiran dan persepsi para informan (sumber data) secara mendalam dan
komprehensif, sehingga memungkinkan peneliti memperoleh gambaran yang lengkap
tentang fenomena yang ada, berdasarkan pemikiran mereka sendiri.
Menurut Berg (2007) menyatakan bahwa metode studi kasus mempermudah
peneliti untuk menemukan berbagai faktor signifikan yang saling berinteraksi untuk
menentukan suatu karakteristik dari fenomena yang berkaitan dengan individu,
komunitas, atau bahkan institusi. Kemudian, studi kasus juga menekankan kepada
pemahaman subyek penelitian terhadap apa yang mereka dengarkan atau rasakan,
bagaimana mereka menginterpretasikan berbagai informasi dan tindakan yang
mereka lakukan, serta melakukan penyelesaian permasalahan dan berinteraksi dengan
Pendekatan kualitatif-naturalistik digunakan karena peneliti berusaha
memahami dan menafsirkan suatu makna interaksi antar manusia dalam situasi
tertentu. Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti berperan sebagai instrumen (human
instrument) dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha
memahami dan menghimpun data dengan seluruh indra. Kalaupun menggunakan
instrumen berupa pedoman wawancara, pedoman obsevasi dan studi dokumenter,
hanya sebagai alat bantu. Sumber data dalam penelitian ini adalah para mahasiswa
yang melakukan pindah jurusan, mereka adalah subyek dalam penelitian ini. Dalam
Psikologi individu dapat berperan sebagai objek sekaligus subjek.
Fenomena-fenomena kualitatif dipandang tepat dikaji dalam penilitian dengan
fokus pola adjusment, khusunya adjustment pada mahasiswa yang pindah jurusan.
Hal itu didasarkan pada pertimbangan bahwa para mahasiswa yang pindah jurusan itu
memiliki keunikan dalam hal penyesuaian diri terhadap lingkungan barunya dalam
hal ini di jurusan yang baru, karena bagaimanapun kondisi lingkungan pada tiap-tiap
jurusan bisa berbeda-beda. Selain itu juga para mahasiswa yang pindah jurusan
dengan para mahasiswa yang tidak melakukan pindah jurusan akan berbeda dalam hal
usia, pengalaman, dan sebagainya, sehingga apakah pola penyesuaian diri pada kedua
tipe mahasiswa ini akan sama atau berbeda.
1. Penelitian kualitatif menekankan pada kondisi yang alamiah, tidak seperti
penelitan eksperimen yang cenderung dikondisikan. Sehingga instrumen
penelitian adalah peneliti itu sendiri dan tertuju langsung pada sumber data.
2. Sifat dari penelitian kualitatif adalah deskriptif. Ini menunjukkan bahwa data
yang terkumpul itu berupa kata atau gambar, bukan menitikberatkan pada
angka.
3. Penelitian kualitatif tidak menekankan pada produk dari suatu penelitian,
namun lebih tertuju pada proses.
4. Jika pada penelitian kuantitatif analisis data dilakukan dengan cara deduktif,
maka, dalam penelitian kualitatif dilakukan secara induktif.
5. Data yang semestinya diperoleh dalam penelitian kualitatif adalah makna
yang tersembunyi di balik fenomena yang diamati.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang melakukan pindah
jurusan ke jurusan psikologi UPI yang berasal dari luar jurusan psikologi UPI.
Kemudian mahasiswa tersebut telah menempuh kuliah minimal 6 semester di Jurusan
Psikologi.
Kemudian untuk metode pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan
metode purpossive sampling. Purpossive sampling adalah teknik pengambilan
sumber data dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan dari penelitian
sesuai dengan judul penelitian, supaya diperoleh data informasi yang sesuai dengan
tujuan dari penelitian.
Maka dibawah ini dituliskan profil singkat dari Subjek Penelitian, yang
terdiri dari 3 orang mahasiswa pindahan, yaitu:
1. Mahasiswa berinisial G
G adalah seorang mahasiswa pindahan angkatan 2006 yang berasal dari
jurusan Biologi. Subjek mulai pindah ke jurusan Psikologi pada semester 5.
Subjek berjenis kelamin laki-laki. Sekarang subjek tinggal di kostan di
daerah KPAD. Subjek berasal dari Subang.
2. Mahasiswa berinisial S
S adalah seorang mahasiswi pindahan angkatan 2007 yang berasal dari
jurusan Biologi. Subjek mulai pindah ke jurusan Psikologi pada semester 5.
Subjek berjenis kelamin perempuan. Sekarang subjek tinggal di kostan di
daerah Geger Kalong. Subjek berasal dari Subang.
3. Mahasiswa berinisial D
D adalah seorang mahasiswi pindahan angkatan 2007 yang berasal dari
jurusan Pendidikan Bahasa Jerman. Subjek mulai pindah ke jurusan
Psikologi pada semester 5. Subjek berjenis kelamin perempuan. Sekarang
subjek tinggal di kostan di daerah Geger Kalong. Subjek berasal dari kota
C. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah teknik triangulasi data,
yang terdiri dari berbagai macam metode, yaitu metode wawancara, observasi, dan
studi dokumentasi.
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi atau pertukaran
informasi antara dua orang yang didalamnya terdapat pertukaran ide melalui
tanya jawab. Adapun tujuan wawancara adalah untuk menemukan makna di
balik topik yang dibicarakan (Sugiyono, 2010).
Wawancara digunakan untuk mengungkapkan masalah yang sedang
diteliti. Dengan demikian wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang
“Open ended” (wawancara dimana jawaban tidak terbatas pada satu
tanggapan saja) dan mengarah pada pendalaman informasi serta dilakukan
tidak secara formal terstruktur. Wawancara ini dilakukan beberapa kali
sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan
kemantapan masalah yang dijelajahi. Dalam wawancara ini digunakan tehnik
wawancara mendalam, terbuka secara mendalam dilakukan secara akrab dan
penuh kekeluargaan. Dalam tehnik wawancara ini terjadi percakapan antara
pewawancara dengan yang diwawancarai dalam suasana santai, tidak
disediakan jawaban oleh pewawancara. Hal-hal yang disiapkan peneliti
sebelum melakukan wawancara adalah menunjuk informan yang
membuat janji dengan informan dan menentukan tempat dan waktu bila
dilaksanakan wawancara, menyiapkan pedoman wawancara yang berupa
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan pokok permasalahan. Perlu juga
dipersiapkan perlengkapan wawancara antara lain beberapa alat tulis, tape
recorder dan kamera.
Kemudian pedoman wawancara ini dikembangkan dari teori
Alexander A. Schneider (1964), yaitu mengenai 5 Pola Penyesuaian Diri,
yaitu Normal Adjusment Patterns (Pola Penyesuaian yang normal),
Adjusment by defense reactions (Flight from Self) (Penyesuaian Diri oleh
reaksi Pertahanan diri), Adjusment by Aggression and Deliquency
(Penyesuaian Diri dengan menyerangan dan kenakalan), Adjusment by
Escape Withdrawal (Flight from Reality) (Penyesuaian Diri dengan lari dari
kenyataan), Adjusment by Flight into Illness (Penyesuaian Diri dengan
Patologis).
Kemudian dari teori Schneiders inilah dibuat pedoman wawancara,
yang diturunkan menjadi indikator-indikator lalu diturunkan lagi menjadi
beberapa pertanyaan ini. Berikut ini Pedoman wawancaranya (terlampir di
belakang).
2. Observasi
Metode observasi yang digunakan adalah observasi tak berstruktur
atau observasi yang dibuat tidak secara sistematis (Sugiyono, 2010). Hal ini
sebetulnya merupakan suatu data yang dapat memperkuat hasil wawancara
atau bahkan menjadi data utama yang di dalam hasil wawancara tak
dimungkinkan terungkap karena hal yang dibicarakan terlalu sensitif.
Sehingga, dapat dikatakan bahwa observasi tak berstruktur membuat peneliti
mampu memahami fenomena menarik yang terjadi di lapangan secara
menyeluruh. Adapun pedoman observasi terdapat di lampiran. Untuk
menambah kelengkapan data observasi, peneliti melakukan tehnik
pencatatan dengan menggunakan catatan anekdotal untuk mengetahui
perilaku khas yang muncul.
3. Studi Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai jenis
dokumen yang diperoleh dari subyek penelitian selama di lapangan.
Biasanya merupakan suatu catatan peristiwa yang telah terjadi di masa lalu,
seperti foto, catatan harian, dan karya seni. Selain itu, dokumentasi juga bisa
berisi catatan.
D. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menganalisis data
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Data diartikan dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya pada data
lapangan yang diperoleh.
b. Penyajian Data (Data Display)
Dalam penelitian kualitatif yang sering digunakan untuk menyajikan data
adalah dengan teks yang bersifat naratif.
c. Conclusion Drawing/Verification
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam pendekatan kualitatif adalah peneliti sendiri, di
mana peneliti tersebut mampu bersikap netral dan memiliki kemampuan untuk
menggali berbagai macam informasi dari subjek Penelitian yang terjadi di lapangan,
sehingga diperoleh informasi untuk menjawab tujuan dari penelitian.
1. Tahap Persiapan
a. Mengumpulkan data observasi di lapangan, yaitu data observasi keadaaan
lingkungan maupun keadaan pribadi subjek (perokok yang sudah berhenti
merokok).
b. Mengumpulkan berbagai litelatur yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
c. Mempersiapkan panduan wawancara dan peralatan yang membantu dalam
proses pelakasanan interview seperti alat perekam dan alat tulis.
d. Menghubungi subjek.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Membuat pedoman wawancara
b. Membaca teori tentang teknik melakukan wawancara
c. Melakukan latihan wawancara dengan teman sejawat yang mengetahui mengenai penelitian yang akan dilakukan.
d. Menghubungi subjek untuk pemberitahuan awal dan membuat janji waktu untuk wawancara serta tempat dilakukannya wawancara.
e. Melakukan wawancara dengan subjek dengan merekam pembicaraan subjek.
f. Membuat catatan observasi yang dilakukan subjek selama wawancara.
G.Tahap Pengolahan Data
1. Tahap Pengumpulan Data
Data penelitian kualitatif bukan hanya sekedar kata-kata, tetapi segala
seusuatu yang diperoleh dari yang dilihat, didengar, dan diamati.
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah analisis data yang dilakukan dengan memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya (Sugiyono, 2010). Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis
dalam bentuk uraian atau laporan terperinci.
3. Display Data
Tahapan setelah pengelompokan (reduksi) data hasil penelitian adalah
penyajian data/Display Data (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian kualitatif,
penyajian data yang paling sering digunakan adalah dengan teks yang
bersifat naratif (Miles & Huberman, 1984 dalam Sugiyono, 2010).
4. Verifikasi data
Data yang diperoleh selanjutnya diambil kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya (Miles & Huberman dalam Sugiyono,
H. Pengujian Keabsahan Data
Pengujian keabsahan data adalah upaya untuk memastikan data yang
dilaporkan oleh peneliti memiliki kesesuaian dengan data yang memang sebenarnya
ada di lapangan, kemudian hasil penelitian yang dilaporkan oleh peneliti semestinya
tidak memiliki perbedaan dengan situasi sosial yang terjadi. Sehingga, dengan adanya
kepastian data, maka, hasil penelitian dapat dialihkan pada situasi sosial yang serupa
dengan penelitian ini.
Ada beberapa hasil penelitian kualitatif yang diragukan kebenarannya karena
beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam
penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi
mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa
kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil
akurasi penelitian.
Maka untuk menguji keabsahan dari data yang diperoleh, maka peneliti
melakukan beberapa langkah, yaitu:
1. Melakukan Member check, yaitu pengecekan atau verifikasi data kepada
subjek yang diteliti. Member check dilakukan setelah pengumpulan data
selesai atau setelah mendapatkan kesimpulan. Jika data yang diperoleh tidak
disepakati oleh narasumber maka peneliti akan melakukan data kembali
(Sugiyono, 2010).
2. Triangulasi yaitu pengecekan kebenaran data yang diperoleh dari sumber lain
melalui tiga metode, yaitu metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Kemudian data yang diperoleh dari ketiga metode tersebut akan diteliti oleh
peneliti, apakah memiliki kesesuaian atau tidak. Apabila data yang
diperoleh dari tiga metode tersebut sudah sesuai, maka peneliti dapat
dikatakan sudah memiliki keabsahan data. Sedangkan, jika data yang
diperoleh tidak memiliki kesesuaian informasi, maka, peneliti akan
meningkatkan ketekunan untuk kembali ke lapangan hingga data tersebut
dapat dikatakan sebagai data yang pasti. Pada penelitian ini, seluruh aspek
akan diungkap dalam wawancara dan beberapa aspek akan digali melalui
observasi dan studi dokumentasi. Sehingga, data yang terkumpul dalam
wawancara akan dikonfirmasi ulang melalui observasi dan studi
dokumentasi. Hal ini dilakukan untuk menentukan apakah data tersebut
merupakan data yang pasti sehingga bisa dilakukan proses analisis yang
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pola Penyesuaian Diri pada ketiga
subjek yang sudah dibahas pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Ketiga subjek masing-masing mempunyai latar belakang alasan pindah
jurusan yang berbeda-beda. Subjek G dilatarbelakangi oleh alasan
ketidakmampuan subjek dalam mengikuti perkuliahan di jurusan asal. Hal ini
ditandai dengan nilai akademik di jurusan asal yang tidak memuaskan,
sehingga subjek sudah merasa frustrasi dan tidak betah lagi, Meski pada
awalnya G ingin kuliah di jurusan Biologi (jurusan lama), tetapi karena
berbeda dengan kurikulum waktu di SMA, sehingga subjek merasa berat
untuk menyelesaikan kuliahnya di jurusan Biologi, selain itu G juga merasa
tertarik dengan ilmu psikologi (jurusan baru). Maka dari macam-macam
pertimbangan inilah subjek G memutuskan untuk melakukan pindah jurusan
ke jurusan Psikologi. Alasan subjek D melakukan pindah jurusan adalah
dilatarbelakangi oleh keinginan orang tuanya supaya subjek pindah ke jurusan
Psikologi, meskipun begitu pada awalnya subjek merasa berat, karena
sebenarnya subjek menyukai ilmu bahasa dan merasa betah kuliah di jurusan
Bahasa Jerman. Hal ini dibuktikan dengan nilai akademik subjek di jurusan
untuk pindah jurusan ke Psikologi, alasannya supaya ada penerus di
keluarganya sebagai guru Bimbingan Konseling (BK). Selanjutnya latar
belakang alasan subjek S pindah jurusan adalah karena keinginan subjek
sendiri untuk kuliah di jurusan psikologi, karena subjek bercita-cita ingin
menjadi seorang Psikolog. Kemudian dari orang tuanya pun mendukung
keinginan subjek tersebut. Karena S merasa tidak suka dengan jurusan
biologi, S pun kuliah disana secara seadanya, sehingga dari segi nilai
akademik subjek ada nilainya yang mengecewakan, tetapi S tidak sampai
cemas memikirkan nilai-nilainya tersebut karena dia menganggap kuliah di
Biologi (jurusan lama) itu hanya sebagai batu loncatan ke jurusan Psikologi
(jurusan baru).
2. Pola-pola penyesuaian diri dari ketiga subjek masing-masing memiliki
persamaan dan perbedaan. Subjek G pada Pola Penyesuaian Diri yang normal
hanya memiliki satu dari 4 indikator. Pada Pola Penyesuaian Diri dengan
reaksi pertahanan diri subjek memiliki 2 dari 3 indikator. Pada Pola
Penyesuaian Diri dengan Penarikan Diri dari Lingkungan subjek memiliki
semua indikator. Selanjutnya pola-pola penyesuaian diri pada subjek D adalah
pada Pola Penyesuaian Diri dengan Reaksi Pertahanan Diri subjek memiliki 1
dari 3 indikator. Pada Pola Penyesuaian Diri dengan Penarikan Diri dari
Lingkungan subjek memiliki semua indikator. Lalu pada subjek S pola-pola
yang dilakukan adalah pada Penyesuaian Diri yang normal memiliki 2 dari 4
memiliki 1 dari 3 indikator. Pada Pola Penyesuaian Diri dengan Penarikan
Diri dari Lingkungan subjek memiliki semua indikator.
Dari data diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada satu jenis
pola Penyesuaian Diri yang semua indikatornya terpenuhi oleh ketiga subjek
yaitu Pola Penyesuaian Diri dengan Penarikan Diri dari Lingkungan.
Kemudian dari data yang diperoleh di Bab IV ketiga subjek memiliki latar
belakang alasan yang sama yaitu ketiga subjek ingin fokus di perkuliahannya
di jurusan yang baru, supaya bisa mendapatkan nilai yang bagus dan bisa
cepat lulus, karena ketiga subjek ini menyadari bahwa mereka sudah telat 4
semester dikarenakan pindah jurusan.
3. Kondisi ketiga subjek pasca mereka melakukan pindah jurusan yaitu dari segi
nilai akademik mereka cukup berhasil dan tidak sampai ada yang
mengecewakan, selain itu juga ditandai dengan perasaan mereka yang tidak
ada perasaan menyesal setelah mereka pindah jurusan. Meskipun dari segi
frekuensi kehadiran di kampus, segi keaktifan dalam berorganisasi, dan dari
segi interaksi sosial mereka yang berubah menjadi lebih menarik diri dari
lingkungan, tapi bukan berarti menarik diri secara total melainkan karena
skala prioritas mereka untuk lebih fokus ke studi, di samping itu mereka juga
memiliki kegiatan diluar kampus. Seperti Subjek G yang sambil mengajar les
privat dan menjadi helper di sebuah sekolah inklusif, lalu Subjek D yang kerja
aksesoris, kamudian subjek S yang pernah kerja freelance sebagai Sales
Promotion Girl (SPG).
B. Rekomendasi
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa hal yang perlu
direkomendasikan, yaitu:
1. Bagi mahasiswa yang akan melakukan pindah jurusan
Bagi mahasiswa yang akan melakukan pindah jurusan diharapkan supaya
bisa pandai membagi waktu, dan memperhatikan skala prioritas, karena
bagaimanapun waktu tempuh menyelesaikan studi menjadi bertambah
sedangkan masa studi tetap yaitu 7 tahun.
2. Bagi jurusan asal
Bagi jurusan asal diharapkan supaya melakukan pendekatan persuasive
kepada mahasiswa yang akan melakukan pindah jurusan, menanyakan faktor
apa yang menyebabkan mahasiswa tersebut ingin pindah jurusan, sehingga
bisa dijadikan bahan evaluasi bagi pihak jurusan, supaya meminimalisir
kejadian mahasiswa yang melakukan pindah jurusan.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa lebih menggali lagi tentang subjek
penelitiannya mahasiswa yang melakukan pindah jurusan, karena
berdasarkan hasil pengamatan peneliti ternyata masih sangat jarang judul
Hadian,2013
POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN DAFTAR PUSTAKA
Bimo, Walgito. (2001). Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset.
Berg, Bruce L. (2007). Qualitative Research Methods for the Social Sciences. USA: Pearson Education, Inc.
Chaplin, James P. (2005), Kamus Lengkap Psikologi, Edisi Pertama , Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Darmawan, Sutaryo. (2011).“Penyesuaian Diri Remaja dalam yang tinggal dengan Orangtua Bercerai”. Jurnal Penelitian Psikologi. Surabaya: Program Studi Psikologi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdikbud
Gerungan, W.A. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Horton, Paul B. & Hunt, Chester L. (1984). Sosiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hurlock, Elizabeth. (1978). Adolescent Development . New York: Mc Grow Hill Book Company.
Hurlock, Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta: Erlangga.
Kisker, George W. (1982). The Disorganized Personality. Tokyo: Mc Grow Hill Kogakusha Ltd.
Moleong, Lexy J. (2008). Metode Pendekatan Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Mulyadi, Helfa A. (2010). Proses Pengambilan Keputusan Dalam Melakukan
Konversi Agama. Skripsi pada Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia : tidak diterbitkan.
Mu’tadin, Z. (2002). Pengantar Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta:
Hadian,2013
POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN
Nurrahman, G. (2011). Pola Penyesuaian Diri pada Seorang Sutradara di
Lingkungan yang Baru. Skripsi pada Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.
Sarwono, Sarlito Wirawan. (1984). Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.
Schneiders, Alexander A. (1964). Personal Adjustment And Mental Hygiene. New York: Holt Rinehart dan Winston.
Setiadi, Elly M. (2006). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Sobur, Alex. (2007). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Soemanto, Wasty. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT RemajaRoosdaKarya
Yuniar, Abidin ,dan Astuti. (2005). “Penyesuian Diri Santri Putri terhadap
Kehidupan Pesantren”. Jurnal Penelitian Psikologi. Semarang: Program
Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Undip
Yusuf, Syamsu. (2009). “Mental Hygiene”. Bandung: Penerbit Maestro
______ (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
______ (2010). Kurikulum Ketentuan Pokok dan Stuktur Program. Bandung:
Hadian,2013
POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN
______(2011). Pedoman Akademik. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Digunakan dikalangan terbatas.
______ (2011). Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Psikologi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Digunakan dikalangan terbatas.