• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KOMPETITIF TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET : Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KOMPETITIF TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET : Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KOMPETITIF TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN

BOLA BASKET

(Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

oleh

ENJANG RISAN S 0704598

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

PERBEDAAN PENGARUH MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN

KOMPETITIF TERHADAP HASIL BELAJAR

KETERAMPILAN BOLABASKET

(Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP

Negeri 1 Cimanggung)

Oleh

Enjang Risan Solahudin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Enjang Risan Solahudin 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SIDANG SKRIPSI

NAMA : ENJANG RISAN SOLAHUDIN NIM : 0704598

JUDUL : PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF DAN KOMPETITIF TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET

(Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung)

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Dr. Bambang Abduljabar, M.P.d NIP.196509091991021001

Pembimbing II

Dr. Dian Budiana, M.Pd NIP. 197706292002121002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Enjang Risan Solehudin, 2013

ABSTRAK

Enjang Risan S. 0704598. PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KOMPETITIF TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET. (Studi Eksperimen

Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi pembelajaran permainan bolabasket dalam pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama (SMP), belum secara optimal dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, terutama dalam rangka pengembangan hasil belajar keterampilan bolabasket. Penelitian ini hendak mengkaji mengenai keefektifan hasil belajar keterampilan bolabasket.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Cimanggung sebanyak 140 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, jumlah sample yang dipakai sebanyak 40 siswa Kemudian peneliti membagi menjadi dua kelompok,yaitu yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran kompetitif. Waktu penelitian selama 2 bulan, jumlah pembelajaran 18 kali pertemuan, dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu. Instrumenya yang digunakan penulis adalah tes keterampilan bolabasket (tes awal dan akhir keterampilan bolabasket) ada tiga tes dengan tingkat validitasnya 0,89 yaitu tes melempar, menangkap bola, tes menembakkan bola ke keranjang dan tes menggiring bola. Pengolahan analisis data pada penelitian ini menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (dua pihak), kemudian dilanjutkan dengan uji tukey untuk melihat model pembelajaran yang lebih efektif. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data kelompok pembelajaran kooperatif diperoleh rata-rata tes akhir 50,9 dengan simpanganbaku 7,62 sedangkan kelompok pembelajaran kompetitif tes akhir 41,3 dengan simpangan baku 4,24. Sedangkan hasil uji homogenitas menunjukan variansi kelompok pembelajaran kooperatif dan kelompok pembelajaran kompetitif 11,41 dan 9,67 dan menunjukan 1,18 pada taraf a = 0,05 adalah 2,15 dengan demikian hasilnya homogen. Hasil Penghitungan Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Dua Pihak) 7,54 dan 1,70 dan hasilnya signifikan. Kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey maka diperoleh bahwa nilai q hitung tes sebesar 18.86 dan q tabel pada taraf α = 0.05 dan nilai q tabel = 2.95. sehingga kesimpulanya signifikan.

(5)

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket. (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Enjang Risan S. 0704598. The Differences Of Cooperative And Competitive Learning Model Influence To The Result of Basketball Learning Skill.

(Experiment Study To Students of SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

The learning condition of basketball on the physical education at Junior High School has not yet been optimum. Especially on the development of the result of basketball skill. This research will conduct about the efectivity on the result of basketball skill.

The method that is used in this research is experiment method with two group pretest-posttest design. The population of this research are 140 male students of grade VII SMP Negeri 1 Cimanggung. The technique that is used to take the sample is purposive sampling technique. Then, the researcher divided the group become two, those are a group consist of 20 students which is taught by cooperative method and 20 students that was taught by competitive learning method. The time for this research is two months, 18 meetings, three times a week. The choosen instrument is basketball skill test (the beginning and last basketball skill test), there are three tests with the r validity is 0,89 that is throwing and catching ball test, shooting ball to the basket and dribbling. Analisis processing for this research used test two mean and next with test tukey for look which learning more better. Pursuant to result enumeration and analisis group cooopertative mean test last 50,9 with standart deviations 7,62, and group competitive mean test last 41,3 with standart deviation 4,24. resutl homogenitas group learning cooperative and competitive variansi 11,41 and 9,67 and m 1,18 at level α = 0,05 is 2,15 and result test two mean is 7,54 dan 1,70 and the result is signifikan. Test Tukey score q calculate test 18.86 and q table at level α = 0.05 and score q table = 2.95. conclusion is signifikan.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Batasan Penelitian ... 8

F. Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 10

1. Pendidikan Jasmani ... 10

2. Belajar dan Pembelajaran ... 14

a. Belajar ... 14

b. Pembelajaran ... 16

3. Model Pembelajaran... 19

a. Model Pembelajaran Kooperatif ... 22

(7)

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

c. Aplikasi Teori Kolaboratif dan Individualistik ... 36

4. Hasil Belajar ... 37

5. Hakikat Bolabasket ... 38

B. Kerangka Pemikiran ... 48

C. Hipotesis Penelitian ... 58

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 59

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 60

C. Desain Penelitian ... 64

D. Instrumen Penelitian ... 65

1. Validitas Internal ... 69

2. Validitas Eksternal ... 70

E. Langkah-langkah Penelitian ... 71

F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 72

G. Pelaksanaan Penelitian ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 79

1. Deskripsi Data ... 79

a. Deskripsi Data Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket ... 79

2. Uji Normalitas ... 80

a. Hasil Uji Normalitas Selisih Data Pretest dan Posttest ... 80

3. Uji Homogenitas ... 80

a. Hasil Uji Homogenitas Dua Varians ... 80

B. Pengujian Hipotesis ... 81

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 87 B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA..….. ... 89 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Tabel Sintaks Pembelajaran Kooperatif ... 53

3.1. Krakteristik Sampel ... 63

3.2. Program Pembelajaran Bolabasket Kooperatif dan Kompetitif ... 76

3.3. Sekenario Proses Belajar Mengajar ... 77

4.1. Deskripsi Hasil Data Keterampilan Bolabasket ... 79

4.2. Hasil Penghitungan Uji Normalitas Data ... 80

4.3. Hasil Penghitungan Variansi Model Kooperatif dan Kompetitif ... 80

4.4. Hasil Penghitungan Uji Homogenitas ... 81

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1. Desain Penelitian ... 65

3.2. Tes Melempar dan Menangkap Bolabasket ... 66

3.3. Tes Menembakkan Bolabasket Ke Keranjang ... 67

(11)

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skenario Model Pembelajaran Kooperatif ... 91

2. Skenario Model Pembelajaran Kompetitif ... 97

3. Data Hasil Tes Keterampilan Bolabasket ... 103

4. Data Selisih Keterampilan Bolabasket ... 105

5. Uji Normalitas ... 107

6. Uji Homogenitas ... 109

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Bolabasket adalah salah satu permainan beregu yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim terdiri dari lima orang dan dapat dimainkan olah putra dan putri serta dapat dimainkan oleh semua orang dari segala usia, apapun tingkatan keterampilan mereka. Seperti yang di ungkapkan Wissel (1996:2) mengemukakan tentang definisi bolabasket, sebagai berikut:

Bolabasket merupakan permainan yang dimainkan oleh dua tim dengan 5 pemain per tim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (score) dengan memasukan bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal yang serupa. Bola dapat diberikan hanya dengan passing (operan) dengan tangan atau dengan mendribelnya (batting, pushing, atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan dua tangan secara bersamaan.

Olahraga bolabasket sebagai salah satu cabang olahraga di Indonesia yang merupakan sarana pembinaan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia, alat pemersatu dan mempererat persahabatan antar bangsa. Bolabasket juga merupakan salah satu cabang olahraga yang ada dalam program pendidikann jasmani yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. Dalam kurikulum pendidikan jasmani dijelaskan bahwa melalui proses belajar mengajar olahraga basket diharapkan selain untuk meningkatkan kebugaran jasmani juga untuk menanamkan kedisiplinan, mendidik watak, serta untuk meningkatkan prestasi olahraga bolabasket melalui proses belajar mengajar permainan bolabasket, baik melalui kegiatan intra kurikuler maupun ekstra kurikuler.

(13)

2

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(natural game). Motivasi siswa mengikuti olahraga ini sangat beragam. Mulai dari ingin populer di sekolahnya, sampai yang memang betul-betul ingin mendalami olahraga ini. Tidak jarang juga guru penjas menggunakannya sebagai alat untuk pendidikan jasmani,

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang telah dilakukan sampai saat ini, baik dalam intrakulikuler maupun ekstrakulikuler, banyak guru pendidikan jasmani maupun pelatih di sekolah diduga belum dapat secara optimal melakikan proses belajar mengajar seperti yang diharapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan bolabasket, diantaranya terjadi karena karakteristik siswa yang berbeda-beda, seperti kondisi fisik, kompleksitas gerak permainan tersebut dan kurangnya pemahaman guru dalam penerapan pendekatan pembelajaran.

Di samping itu, ada pendekatan pembelajaran yang sering digunakan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, salah satu diantaranya adalah pendekatan pembelajaran tradisional yang mayoritas digunakan oleh para pengajarnya. Gambaran pembelajaran tradisional cenderung menekankan pada penguasaan keterampilan cabang olahraga. Pendekatan yang dilakukan seperti halnya pendekatan pelatihan olahraga. Dalam pendekatan ini, guru menentukan tugas-tugas ajarnya kepada siswa melalui kegiatan fisik tak ubahnya seperti melatih suatu cabang olahraga. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak optimalnya fungsi pengajaran penjas sebagai media pendidikan dalam rangka pengembangan pribadi seutuhnya. Pembelajaran penjas sebenarnya memberikan sebuah pembelajaran yang bermakna dan merangsang siswa untuk berfikir kritis dan menangkap makna dari aktifitas yang dia lakukan dalam pembelajaran permainan dalam penjas.

(14)

3

Dampaknya, mereka tidak merasakan sebuah pelepasan rasa penat setelah mengikuti pembelajaran mata pelajaran teori yang memerlukan konsentrasi tinggi. Sesuai dengan teori rekreasi atau pelepasan yang diutarakan oleh bangsa Jerman, yang bernama Schaller dan Lazaru, menerangkan bahwa “Permainan itu merupakan kegiatan manusia yang berlawanan dengan kerja dan kesungguhan hidup, tetapi permainan itu merupakan imbangan antara kerja dengan istirahat.” Orang yang merasa penat, ia akan bermain untuk mengadakan pelepasan penat agar dapat mengembalikan kesegaran jasmani maupun rokhani.

Bigot, Kohnstan dan Palland, dan Rob dengan Leetouer dalam (Stephanie 2012:3) mengutarakan beberapa pendapat para pakar tentang bermain sebagai berikut : „1). Teori Rekreasi atau teori pelepasan; 2). Teori Surplus atau kelebihan tenaga; 3). Teori Teleologi; 4). Teori Sublimasi; 5). Teori Buhler; 6). Teori Reinkarnasi.”

Dengan adanya pembelajaran penjas, diharapkan mereka dapat melepaskan rasa penat mereka. Dan mereka dapat berinteraksi dengan temannya yang lain. Dimana dalam bermain, proses interaksi satu sama lain akan terjadi secara alami. Dalam setiap pengajaran penjas tentu saja banyak cara yang dilakukan oleh guru penjas untuk mencapai tujuan pengajaran penjas yang diharapkan sesuai dengan tujuan penjas dalam kurikulum penjas 2004, yang di dalamnya dijelaskan tentang tujuan penjas:

a. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam penjas.

b. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama.

c. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran Pendidikan Jasmani.

(15)

4

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

e. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (Outdoor education).

f. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.

g. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.

h. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat.

i. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.

Dalam proses pembelajaran penjas, keberhasilan tujuan pembelajaran banyak ditentukan dengan berbagai hal seperti, sarana dan prasarana, keadaan siswa baik fisik maupun psikisnya dan kemampuan pengajar termasuk model-model pendekatan dalam proses pembelajaran yang digunakan. Khususnya dalam proses pembelajaran, adanya kesalahan maupun kurang tepatnya strategi pembelajaran yang digunakan menjadi penghambat tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Seperti yang disampaikan Mahendra (2003: 13) pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

a. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan social

b. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.

(16)

5

d. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.

e. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang mengembangkan keterampilan social yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungn antar orang.

f. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.

Berbagai cara dilakukan oleh guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswanya. Segudang motivasi belajar diberikannya, karena mereka beranggapan bahwa semakin tinggi motivasi belajar siswa, akan semakin tinggi pula usaha untuk mendapatkannya, yang pada akhirnya meningkat pula prestasinya. Anak sebagai elemen sosial di sekolah, selalu menjalin interaksi dengan sesama, seperti dengan guru, penjaga sekolah, petugas perpustakaan, penjaga kantin, dan interaksi dengan teman-temannya. Interaksi itu bisa bersifat kooperatif atau kompetitif.

Demikian pula jika dikaitkan dengan iklim pembelajaran anak pun ada iklim pembelajaran yang kooperatif dan kompetitif. Iklim pembelajaran kooperatif artinya iklim belajar yang menitikberatkan pada kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan pembelajaran yang kompetitif adalah iklim pembelajaran yang dapat menciptakan persaingan antar anak atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Siswa berkompetisi dalam belajar karena ada dorongan untuk meraih prestasi. Dorongan untuk meraih prestasi itu dilakukannya dengan meningkatkan frekwensi dan kualitas belajarnya, dengan mengatasi kesulitan yang dihadapi, menutupi kekurangan diri dengan mengoptimalkan potensi dirinya.

(17)

6

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Menurut Slavin dalam (Ayudinanti 2012:13) berpendapat bahwa:

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalm model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa untuk bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah melalui interaksi social dengan teman sebayanya, memberikankesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu bersamaan dan ia menjadi nara sumber bagi yang lain.

(18)

7

Berdasarkan pengamatan dan fakta-fakta di lapangan yang dikemukakan penulis di atas, penulis ingin mengkaji kedua model pembelajaran yang dikaitkan terhadap hasil keterampilan belajar bolabasket karena ingin mencobakan suatu model yang konsepnya hampir jauh berbeda dengan pendekatan tradisional, sejalan dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya. Penulis merumuskan melalui judul: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket di SMP Negeri 1 Cimanggung.

Penulis anggap penelitian ini sangat penting, berkaitan dengan pemilihan model pembelajaran yang cocok digunakan untuk suatu hasil belajar keterampilan bolabasket khususnya. Dan umumnya dapat digunakan kepada cabang olahraga lain nantinya, setelah diteliti dan dapat dibuktikan kebenarannya.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka perumusan masalah yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket?

2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kompetitif terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket?

3. Manakah yang lebih baik antara model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran kompetitif terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket?

C. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kompetitif terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket.

(19)

8

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu D. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian yang penulis harapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan keilamuan dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga. 2. Manfaar praktis

a. Sebagi bahan pertimbangan alternatif bagi guru pendidikan jasmani dalam proses pembelajaran di sekolah terkait dengan metode dan tujuan yang telah di tetapkan.

b. Sebagai rujukan bagi guru pendidikan jasmani dalam proses penggunaan model pembelajaran, khususnya dalam permainan bola basket.

E. Batasan penelitian

Agar penelitian ini ruang lingkupnya terarah pada tujuan, maka penulis membatasi penelitian hanya pada masalah mengenai:

1. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh model pembelajaran kooperatif dan kompetitif terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket di SMP Negeri 1 Cimanggung.

2. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII, dan yang menjadi sampel sejumlah 40 orang dengan menggunakan teknik

purposive sampling.

3. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Varibel-variabel dalam penelitian ini terdiri atas variable bebas, yaitu model pembelajaran kooperatif dan kompetitif. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar keterampilan bolabasket.

4. Lokasi penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Cimanggung.

(20)

9

penghitungan multiple korelasi dengan metode Werry-Doelittle. (Nurhasan, 2001: 184-187) yaitu tes melempar dan menangkap bola, tes menembakkan bola ke dalam keranjang, tes menggiring bola.

Tes keterampilan bolabasket ini dapat digunakan untuk: - Mengklasifikasikan keterampilan para siswa.

- Menentukan kemajuan hasil belajar siswa.

- Mengetahui hasil belajar siswa dan untuk memberikan nilai keterampilan serta siswa dalam cabang olahraga bolabasket.

F. Definisi Operasional

Untuk membatasi makna dan istilah yang penulis gunakan dalam judul penelitian ini, berikut penjelasanya:

1. Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Lukman, dkk. 1989:664), pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak kepercayaan atau perbuatan seseorang.

2. Menurut Dimyati dan Mudjiono (Sagala, 2005:62) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. 3. Model pembelajaran menurut Saputra (2000: 35) model pembelajaran

merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk merancang pengajaran. 4. Menurut Saputra (Juliantine, dkk. 2011:58) bahwa, Pembelajaran kooperatif

adalah salah satu strategi pembelajaran yang berfungsi untuk menggali potensi dan membagi-bagi ide pada anak. Strategi pembelajaran ini mendorong siswa untuk melakukan kegiatan dalam bentuk kerjasama dan sikap bertanggung jawab kepada teman dalam kelompoknya dan juga sikap bertanggungjawab terhadap dirinya.

(21)

10

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6. Hasil belajar menurut Sudjana (2004:22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. 7. Bolabasket adalah olahraga beregu yang dimainkan yang dimainkan dengan

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian adalah salah satu cara dalam mencari sesuatu kebenaran melalui cara-cara ilmiah atau metode ilmiah. metode ilmiah itu, berarti kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan. Sugiyono (2010:2) menyatakan ciri-ciri keilmuan sebagai berikut, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara itu dapat di amati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengetahui dan mengamati cara-cara yang di gunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Sudjana (2005:52) mengungkapkan bahwa, “metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan- pandangan fisiologis dan ideologis , pertanyaan isu-isu yang di

hadapi”. Karena kegiatan tersebut di lakukan setiap melaksanakan penelitian, maka beberapa ahli menyebutnya sebagai tradisi penelitian (research tradition).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatmen. Hal ini sejalan dengan permasalahan yang di alami peneliti, sehingga sangat cocok mengenai pemilihan metode ini.

Menurut Sugiyono (2009:72) “metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.”

(23)

60

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

bahwa proses penelitian yang dilakukan sesuai waktu yang ditentukan secara penuh dikontrol dan perlakuannya di atur oleh peneliti. Sehingga para siswa yang diteliti, selang waktu yang ditentukan dalam penelitian berada dibawah intruksi peneliti tersebut.

a. Peneliti menentukan sampel dari suatu populasi sesuai dengan yang dibutuhkan terkait permasalahan yang ingin diteliti dengan menggunakan purposive sampling sebanyak 40 orang. Kemudian dibagi ke dalam dua kelompok pembelajaran melalui model kooperatif dan kompetitif sehingga menjadi 20 siswa setiap kelompok.

b. Sebelum melakukan perlakuan peneliti melakukan tes keterampilan bolabasket (tes awal) untuk melihat sejauh mana kemampuan awal yang dimiliki para siswanya. Setelah itu, kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan selama kurang lebih dua bulan terkait proses pembelajaran melalui model kooperatif dan kompetitif.

c. Setelah selesai melakukan perlakuan pembelajaran sesuai yang telah ditentukan, peneliti melakukan tes keterampilan bolabasket kembali (tes akhir) untuk melihat sejauh mana perkembangan atau peningkatan para siswa terkait dengan pengaruh dari kedua model pembelajaran tersebut.

Selain itu, dijelaskan pula dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel yang terlibat, yakni model pembelajaran kooperatif dan kompetitif merupakan variabel bebas, sedangkan hasil belajar keterampilan bolabasket merupakan variabel terikat.

B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

(24)

61

Populasi merupakan individu atau objek yang memiliki sifat-sifat umum. Dari populasi dapat diambil sejumlah data yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Sugiyono (2010:80) menjelaskan sebagai berikut:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Cimanggung yang berjumlah 140 siswa.

2. Sampel

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti memerlukan subyek yang akan diteliti, subyek tersebut berupa populasi dan sampel. Populasi merupakan keseluruhan subyek dalam penelitian sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi yang ada atau metode pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling. Mengenai hal ini, Arikunto

(2002:117), menjelaskan bahwa: “Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi

didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Alasan pengambilan teknik purposive

sampling dalam penelitian ini adalah karena sesuai pertimbangan yang telah dilakukan oleh peneliti terkait dengan kemudahan dan permasalahan yang ada.

(25)

62

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subyek penelitian dalam populasi. Selanjutnya sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut bertalian erat dengan homogenitas subyek dalam populasi.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian tidak selalu menghasilkan penelitian yang baik karena hal tersebut tergantung dari sifat-sifat dan ciri-ciri yang terdapat pada subyek penelitian dalam populasi.

Adapun pernyataan lain yang diungkapkan Arikunto (1996:120), tentang penentuan sampel penelitian.

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana.

(26)

63

Tabel 3.1. Karakteristik Sampel

No Nama Usia Kemampuan Kebugaran Jasmani

(27)

64

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 29

Data di atas penulis ambil berdasarkan pengamatan di lapangan, terkait dengan karakteristik para siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Cimanggung.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksankan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sudjana (1992:7) menjelaskan sebagai berikut:

Desain penelitian adalah suatu rancangan percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul teridentifikasikan) sedemikian rupa sehingga informasi yang berhubungan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diselidiki dapat dikumpulkan.

(28)

65

Desain penelitian yang akan penulis gunakan adalah nonequivalent control group design . Dalam desain ini terdapat dua kelompok tidak dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, (Sugiyono, 2010:116).

Desain penelitian ini dapat peneliti gambarkan, sebagai berikut:

R O1 X O2

R O3 X O4

Gambar 3.2 (Desain penelitian)

Keterangan:

R1 : Model pembelajaran kooperatif R2 : Model pembelajaran kompetitif O13 : Tes awal

X : Perlakuan/ proses pembelajaran O24 : Tes akhir

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat atau tes yang digunakan untuk mengumpulkan data. Untuk keterampilan bolabasket, tes yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tes dengan tingkat r validitasnya 0,89 yang diperoleh dan hasil penghitungan multiple korelasi dengan metode Werry-Doelittle, dalam Nurhasan (2001: 184-187) yaitu tes melempar dan menangkap bola, tes menembakkan bola ke dalam keranjang, tes menggiring bola. Tes keterampilan bolabasket ini dapat digunakan untuk:

(29)

66

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

- Mengetahui hasil belajar siswa dan untuk memberikan nilai keterampilan serta siswa dalam cabang olahraga bolabasket.

Untuk lebih jelasnya, mengenai tes keterampilan bolabasket sebagai berikut: a. Tes melempar dan menangkap bola

Orang coba dengan bola di tangan, berdiri di belakang garis yang jauhnya 3 meter dari tembok. Setelah aba-aba “ya”, testee berusaha melemparkan bola dalam waktu 30 detik. Selama melakukan tes, testee tidak boleh menginjak atau melewati garis. Apabila pada waktu melakukan lemparan, salah satu atau kedua kaki testee menginjak atau melewati garis, maka lemparan tersebut dianggap tidak sah dan tidak diberi angka. Lemparan dihitung sejak bola lepas dari kedua tangan.

3 meter

X (Testee)

Gambar 3.3

Diagram Lapangan Tes Melempar dan Menangkap Bola

b. Tes menembakkan bola ke keranjang basket

(30)

67

Orang coba dengan bola di depan dada, berdiri disembarang tempat di bawah basket. Setelah aba-aba “ya”, testee berusaha memasukkan bola tersebut sebanyak mungkin ke dalam basket dalam waktu 30 detik. Sebelum masuk ke dalam keranjang basket, bola harus terlebih dahulu menyentuh papan basket. Hanya bola yang sah masuk diberi skor.

Gambar 3.4

Tes Menembakkan Bola Ke Keranjang

c. Tes menggiring bola

Sebelum melakukan tes, testee berdiri dengan bola di belakang garis start. Setelah aba-aba “ya”, testee menggiring bola melalui enam rintangan sebanyak mungkin. Apabila setelah testee mencapai titik start kembali waktu 30 detik belum selesai, maka testee melanjutkan menggiring bola dengan rute seperti semula. Skor ditentukan oleh jumlah rintangan yang mampu dilalui testee. Apabila testee melakukan salah menggiring atau melalui rute yang salah, maka tes harus diulangi.

(31)

68

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2,5 m 2,5 m

2,5 m

2,5 m

2,5 m

2,5 m

2,5 m

star Finish

Gambar 3.5 Tes Menggiring Bola

Keterangan:

(32)

69

1. Validitas Internal

Pengontrolan validitas internal adalah pengendalian terhadap variabel– variabel luar yang dapat menimbulkan interpretasi lain. Variabel–variabel yang dikontrol meliputi :

a. Pengaruh sejarah

Selama mengikuti aktivitas latihan atau belajar, sampel tidak diperbolehkan mengikuti aktivitas latihan diluar jadwal eksperimen. Hal ini dilakukan agar kualitas penelitian ini tetap terjaga hingga waktu yang telah ditentukan.

b. Pengaruh pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan

Untuk menghindari adanya proses pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan, perlakuan diberikan dalam waktu tidak terlalu lama, yaitu selama 16 pertemuan, (dua bulan).

c. Pengaruh instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini,harus tetap, tidak ada perubahan sedikit pun di dalam pelaksanaannya, artinya setiap tester mendapat hak yang sama dalam setiap tes yang dilakukannya. Yakni tes ini terdiri dari tiga butir tes, yaitu 1) tes melempar bola, 2) tes memasukkan bola ke keranjang basket, 3) tes menggiring bola. Tes ini mempunyai r validitas sebesar 0,89 yang diperoleh dari hasil penghitungan korelasi majemuk dengan metode Werry-Doolittle. Tes keterampilan ini dapat digunakan untuk, 1) mengklasifikasikan keterampilan para siswa, 2) menentukan kemajuan hasil belajar, 3) mengetahui hasil belajar siswa dan untuk memberikan nilai keterampilan dari siswa dalam pembelajaran olahraga bola basket.

d. Pengaruh pemilihan subjek

Dikontrol dengan penempatan subjek yang memiliki tingkat kebugaran jasmani yang kurang lebih sama, subjek dibagi dua kelompok eksperimen dengan

(33)

70

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu e. Pengaruh kehilangan peserta instrumen

Dikontrol dengan terus-menerus memotivasi dan memonitor kehadiran sampel melalui daftar hadir yang ketat sejak dari awal sampai akhir eksperimen.

f. Pengaruh perlakuan

Dikontrol dengan memberikan perlakuan yang sama kepada kelompok eksperimen.

2. Validitas Eksternal

Pengkontrolan validitas eksternal adalah pengendalian terhadap beberapa faktor agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Pengkontrolan tersebut meliputi:

a. Validitas populasi

Bertujuan agar karakteristik sampel dapat mewakili populasi, sampel diambil secara acak atau random. Dikontrol dengan mengambil sampel siswa dengan tingkat belajarnya yang sama; juga mesti memberikan hak yang sama kepada setiap sampel dalam penerimaan perlakuan penelitian.

b. Validitas ekologi

Dikontrol dengan : (1) seluruh program belajar disusun dan dijadwalkan dengan jelas, misalnya tidak mengubah jadwal yang telah ditetapkan; (2) digunakan satu buah lapangan olahraga yang cukup memadai; (3) tidak memberitahukan kepada siswa bahwa mereka sedang dijadikan subyek penelitian untuk menghindari pengaruh reaktif akibat proses penelitian tersebut.

(34)

71

E. Langkah-langkah Penelitian

Dalam penelitian penulis menentukan langkah-langkah penelitian dengan maksud untuk memperoleh data yang lebih akurat serta tidak adanya ketimpangan dalam penelitian. Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Persiapan yang meliputi:

1) Memepersiapkan rancangan desain proposal penelitian.

2) Melakukan pengamatan dan wawancara untuk memperoleh data yang akan dijadikan sampel penelitian.

3) Mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan terkait dengan variabel penelitian.

b) Penentuan metode, populasi, sampel dan desain penelitian. c) Penyusunan instrument penelitian.

1) Mempersiapkan tes untuk memperoleh data terkait dengan penelitian yang diteliti.

d) Melakukan pengumpulan data

e) Menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis data yang tepat dan menguji hipotesis penelitiannya.

f) Mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian sebagai karya ilmiah.

(35)

72

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Setelah uji coba, penulis melakukan pengumpulan data dan selanjutnya melakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung Rata-rata dan Simpangan Baku a. Mencari nilai rata-rata (X)

X = Keterangan:

X = nilai rata-rata yang dicari X = Skor mentah

N = Jumlah sampel

Σ = jumlah

b. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus:

S =

Keterangan:

S = simpangan baku yang dicari

Σ = jumlah

X = nilai data mentah

X = nilai rata-rata yang dicari n = jumlah sampel

2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data ini bertujuan mengetahui apakah data dari hasil pengukuran normal atau tidak. Uji normalitas data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah uji normalitas Liliefors, Nurhasan, dkk (2008:118-120) dengan cara sebagai berikut:

(36)

73

b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z-skor.

Pengamatan

…,

dijadikan bilangan baku

…,

dengan menggunakan rumus:

Z =

c. Untuk tiap bilangan baku ini, dengan menggunakan tabel daftar distribusi normal baku (tabel distribusi Z).

Kemudian hitung peluang F ( ) = P(Z ≤ )

d. Selanjutnya dihitung proporsi , , …., yang lebih kecil atau sama dengan . Jika proporsi ini dinyatakan oleh S ( ), maka:

S( ) =

e. Hitung selisih F( ) – S( ). Kemudian tentukan harga mutlaknya.

f. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut dan berilah symbol Lo.

g. Dengan bantuan nilai kritis L untuk Uji Liliefors, maka tentukan nilai L. h. Bandingkan nilai L tersebut dengan Lo untuk mengetahui diterima atau

ditolak hipotesisnya, dengan kriteria: - Terima Ho jika Lo < Lα = Normal. - Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak normal.

3. Pengujian Uji Homogenitas Dua Variansi

Rumus yang digunakan untuk menghitung homogenitas menurut Nurhasan, dkk (2008:125-126) adalah sebagai berikut:

F = Variansi besar Variansi kecil

(37)

74

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu b. Menentukan uji homogenitasnya dengan kriteria:

- Apabila maka kedua varian homogen. - Apabila maka kedua varian tidak homogen.

4. Menguji Kesamaan Dua Rata-rata (Dua Pihak)

Perhitungan ini menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (dua pihak). Nurhasan, dkk (2008:152-155) dengan rumus yang digunakan adalah:

t =

Keterangan:

t = nilai yang dicari ( ) = rata-rata kelompok A = rata-rata kelompok B S = simpangan baku gabungan n1 = jumlah sampel kelompok A n2 = jumlah sampel kelompok B

= variansi kelompok A = variansi kelompok B Dengan kriteria sebagai berikut:

a. Pengujian nilai kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis: - Terima hipotesis jika t ( 1 – α ) < t < t ( 1 - α )

- Tolak hipotesis jika t ( 1 – α ) > t > t ( 1 - α )

b. Menentukan batas kritis penerimaan dan penolakan hipotesis:

Dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk ( n1 + n2 – 2 )

(38)

75

G. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Cimanggung, di Kabupaten Sumedang. Penelitian dilaksanakan di lapang bolabasket SMP Negeri 1 Cimanggung. Waktu penelitian dilaksanakan sekitar dua bulan. Frekuensi pertemuan tiga kali seminggu, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Harsono (1988: 194) bahwa sebaiknya proses pembelajaran atau latihan dilakukan seminggu tiga kali diselingi dengan satu kali istirahat.” jumlah pertemuan perlakuannya adalah 18 kali, tes awal keterampilan satu kali, tes akhir keterampilan satu kali, dan setiap pertemuan perlakuan waktunya adalah 2 x 40 menit (80 menit). Untuk lebih jelasnya mengenai program dan jadwal pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Tes Awal dan Akhir Keterampilan Bolabasket Hari/ waktu : Sabtu, pukul 07.30 WIB – Selesai.

Tempat : Lapang Bolabasket SMP Negeri 1 Cimanggung.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Lama : 2 bulan (18 pertemuan) Hari : Selasa, Kamis dan Sabtu Waktu : Pukul 14.00 – 15.20 WIB

Tempat : Lapangan Bolabasket SMP Negeri 1 Cimanggung.

3. Model Pembelajaran Kompetitif Lama : 1 bulan (18 pertemuan) Hari : Selasa, Kamis dan Sabtu Waktu : Pukul 16.00 – 17.20 WIB

(39)

76

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Program pembelajaran bolabasket model pembelajaran kooperatif dan Kompetitif Model Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran Kompetitif Pertemua

- Tes awal (keterampilan Shoting) - Melakukan dribling dan

mempertahankan penguasaan bola.

- Melakukan berbagai macam operan.

- Melakukan berbagai macam tembakan daerah dekat dengan keranjang.

- Melakukan berbagai macam shoting di daerah jauh dengan keranjang.

- Melakukan dribling, operan dan shoting.

- Melakukan aktivitas permainan. - Tes akhir (keterampilan shoting)

1

- Tes awal (keterampilan Shoting) - Menggiring bola dengan cepat

dalam permainan.

(40)

77

Adapun contoh skenario proses pembelajaran dari model kooperatif dan kompetitif, dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.3.

Skenario Proses Belajar Mengajar Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif

Metode Pembelajaran:

- Model Pembelajaran Kooperatif - Metode: Penjelasan, Latihan, Tugas,

Tanya jawab.

- Sasaran: Siswa dapat melakukan dribling bola dengan cepat.

Metode Pembelajaran:

- Model Pembelajaran Kompetitif

- Metode: Penjelasan, Penugasan, Latihan, Tugas, Tanya Jawab.

- Sasaran: Siswa dapat melakukan operan dada secara tepat.

 Siswa diberikan informasi mengenai dribbling di dalam permainan bolabasket.

 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dimana pada setiap kelompok terdapat satu atau lebih siswa yang dianggap memiliki keterampilan lebih.

 Setiap kelompok diberikan kebebasan untuk menciptakan suatu aktivitas latihan/ permainan yang dikehendakinya dalam bentuk permainan 3 vs 2 yang materi di dalamnya terdapat aspek dribling dan penguasaan bola.

 Siswa melakukan permainan yang

a. Pendahuluan

- Peserta didik dibariskan menjadi 4 saf,

berdo’a bersama dan dipresensi serta

penjelasan materi yang akan

dipraktekkan secara singkat dilanjutkan pemanasan (warming up)

b. Inti Penyajian

 Setelah pendahuluan pembelajaran maka setiap kelompok terdiri atas 6 orang siswa, yg di tempatkan pada 5 titik sesuai dengan pembagian tugas.

(41)

78

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu telah mereka buat sebagai latihan

dasar dalam bentuk permainan 3 vs 2.

 Setiap kelompok mempresentasikan permainan 3 vs 2 yang telah mereka buat.

 Siswa dikumpulkan dan guru mengkoreksi gerakan yang salah serta memberikan masukan-masukan.

 Siswa kembali melakukan gerakan dasar bolabasket dalam bentuk permainan 3 vs 2 dengan gerakan yang lebih baik.

Ket: pembagian kelompok sesuai situasi dan kondisi kelas tersebut. c. Penutup

 Pendinginan, evaluasi, diskusi, Tanya jawab dan berdoa.

 Setiap kelompok harus berusaha menggiring bola pada rute yang harus di lewati dengan secepat mungkin dan finisi nya di lakukan oleh siswa yang terakhir melakukan dribling yang berada di titik ke 5. Setiap kelompok harus berusaha mencapai finish.

 Semua ini di lakukan secara kompetisi, tim yang menang melawan yang menang dan yang kalah melawan yang kalah.

c. Penutup

 Peserta didik dibariskan, evaluasi atau koreksi kegiatan yang telah dilaksanakan.

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarakan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket.

2. Terdapat pengaruh model pembelajaran kompetitif terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket.

3. Model pembelajaran kooperatif lebih baik dibandingkan model pembelajaran kompetitif terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket.

B. Saran

Sehubungan dengan penelitian yang di lakukan, maka penulis ingin mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa SMP Negeri 1 Cimanggung agar serius dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran kompetitif karena dapat mempengaruhi hasil belajar keterampilan bolabasket.

2. Bagi guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif terkait untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan bolabasket, selain itu suasana pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan sehingga para siswa lebih antusias dan aktif dalam proses pembelajarannya.

3. Bagi pihak sekolah lebih mengaplikasikan metode-metode pembelajaran yang dapat memajukan keterampilan siswa dalam pembelajaran olahraga, selain itu perlu diperhatikan lagi mengenai hal-hal yang menunjang terhadap hasil belajar seperti sarana prasarana, fasilitas dan perlengkapan, dan sebagainya yang dapat menunjang terkait peningkatan prestasi atau hasil belajar siswa. 4. Bagi penulis selanjutnya, diharapkan agar lebih mengembangkan penelitian

(43)

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Rizqi Press.

Ahmadi, N. (2007). Permainan Bolabasket. Solo: Era Intermedia.

Ali, L. dkk. (1989). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan

ke XII, Jakarta: PT Rineka Cipta.

_ _ _ _ _ _. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ayudinanti, M. (2012). Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)Terhadap Hasil Belajar Sisiwa. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia.

Fawaid, A. dan Mirza, A. (2009). Terjemahan Buku Models of Teaching. Edisi Kedelapan. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Firmansyah, I (2012). Perbedaan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan kompetitif terhadap hasil belajar bermain sepakbola pada siswa SMPN 2 cisitu kabupaten sumedang. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Hoedaya, D. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran

Bolabasket: Konsep dan Metode. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Husdarta dan Saputra, Y. M. (2000). Belajar dan Pebelajaran. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Juliantine. T. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Bandung: FPOK UPI.

_ _ _ _ _ _. dkk. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Bandung: FPOK UPI.

_ _ _ _ _ _. dkk. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Bandung: FPOK UPI.

Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI. Metzler, M. W. (2000). Intructional Models for Physical Education.

(44)

90

Mukholid, A. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Yudhistira.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nasibi, L.dkk. (2008) Belajar dan Pembelajaran SD. Depdiknas: Jakarta

Nurhandayati. (2011). Penerapan Pendekatan Cooperative Learning dalam Permainan Bola Kecil. Skripsi. PJKR FPOK UPI.

Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.

Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Jurusan Kepelatihan FPOK UPI.

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Saputra, Y. (2007). Perkembangan Motorik. FPOK UPI.

Slavin, R (2005). Cooperative Learning. Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sodikun, I. (1991). Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta: Depdikbud Dirjen. Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependudukan.

Stephanie. (2011). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Personal dan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Dribbling dalam Permainan Bolabasket. Skripsi. PJKR FPOK UPI.

Subroto, dkk. (2010). Modul Teori Bermain. Bandung: Prodi PJKR FPOK UPI. Suciati, dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Sucipto, dkk. (2010). Modul Permainan Bolabasket. Bandung: Prodi PJKR

FPOK UPI.

Sudjana. (1992). Metode Penelitian. PT Alumni Bandung.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(45)

91

Enjang Risan Solehudin, 2013

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Suryadi. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Senam di SDN Sukagalih 7 Bandung. Skripsi. PJKR FPOK UPI. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

http://en.wikipedia.org/wiki/Random_assigment [19 April 2013]

Universitas Pendidikan Indonesia (2012). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI.

Gambar

Tabel
Gambar   Halaman
Tabel 3.1.
Gambar 3.2 (Desain penelitian)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berkenaan dengan hal tersebut, agar Saudara dapat membawa dokumen asli dan menyerahkan rekaman/copy untuk setiap data yang telah dikirim melalui form isian elektronik aplikasi

Studi ini juga melaporkan bahwa akumulasi lemak pada hati ( hepatic fat accumulation ) dapat terjadi akibat ketidakseimbangan komposisi microbiota yang disebabkan

Dalam penelitian ini dilakukan proses remediasi minyak bumi dengan pasokan nutrisi campuran N dan P yang akan mempercepat proses biodegradasi hidrokarbon minyak bumi dan

Gambar proses penggergajian dan pemesinan kayu kemenyan bulu ( Styrax benzoine Var Hiliferum), toba( Styrax Paralleloneurum. PERK) dan durame ( Styrax benzoine

[r]

Mikrokristal selulosa dalam bentuk granul banyak digunakan sebagai bahan pengisi, penghancur dalam pembuatan tablet terutama untuk tablet cetak langsung karena memiliki

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN.. Universitas Pendidikan Indonesia |

dan satu proposal sebagai anggota atau dua proposal sebagai anggota pada skema yang.. 2 berbeda) dan dua proposal pengabdian kepada masyarakat (satu proposal sebagai ketua.. dan