• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKURI TERBIMBING PADA PRAKTIKUM HUKUM KEKEKALAN MASSA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKURI TERBIMBING PADA PRAKTIKUM HUKUM KEKEKALAN MASSA."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKURI TERBIMBING PADA PRAKTIKUM HUKUM KEKEKALAN MASSA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kimia

Oleh:

SANTI SUSANTI

NIM. 060247

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA

BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

PADA PRAKTIKUM HUKUM KEKEKALAN MASSA

Oleh Santi Susanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Santi Susanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA PRAKTIKUM HUKUM KEKEKALAN MASSA

Oleh Santi Susanti NIM 060247

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Dr. Yayan Sunarya, M.Si.

NIP. 19610208199031004

Pembimbing II,

Drs. Asep Suryatna, M.Si. NIP. 196212091987031002

Mengetahui, Ketua Jurusan

Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

(4)

“Skripsi yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Praktikum Hukum Kekekalan Massa” menyangkut tentang lembar kerja siswa yang dibentuk berdasarkan inkuiri terbimbing. Inkuiri terbimbing merupakan suatu pendekatan inkuiri yang menekankan pada keaktifan siswa dengan bimbingan yang diberikan oleh guru. Penelitian LKS ini dilakukan pada salah satu SMA/MA yang berada di Purwakarta, yaitu MAN Purwakarta. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X.1 yang dikelompokan ke dalam 5 kelompok. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan LKS, tingkat keterbacaan LKS, serta tingkat keakuratan dan kecermatan LKS praktikum hukum kekekalan massa berdasarkan inkuiri terbimbing. Metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian dan pengembangan. Karena mengembangkan prosedur praktikum hukum kekekalan massa menjadi LKS praktikum hukum kekekalan massa. Teknik pengumpulan data ialah dengan menggunakan uji kelayakan LKS, angket respon siswa, uji rumpang (keterbacaan), uji keakuratan keterbacaan LKS, dan uji kecermatan keterbacaan LKS. Berdasarkan hal tersebut diperoleh hasil: 1) uji kelayakan tiap tahapan LKS diperoleh nilai 64%; 77,75%; 92%; 98%; dan 71,5%, 2) angket respon siswa diperoleh nilai sebesar 54%, 3) uji rumpang diperoleh nilai sebesar 70,83% mudah dibaca dan 29% cukup mudah dibaca, 4) uji keakuratan keterbacaan LKS diperoleh nilai sebesar 3,35%, dan 5) uji kecermatan diperoleh nilai sebesar 5,81 untuk simpangan baku dan 0,04 untuk simpangan baku relatifnya. Penelitian ini direkomendasikan bagi pengembangan LKS berbasis inkuiri di sekolah-sekolah serta bagi penelitian selanjutnya”.

Kata Kunci: LKS, Inkuiri Terbimbing, Hukum Kekekalan Massa

ABSTRACT

"Thesis entitled" Development of Inquiry-Based Student Worksheet Guided By Practical Law of Conservation of Mass' concerns about student worksheets are created based guided inquiry. Guided inquiry is an inquiry approach that emphasizes the involvement of the student with the guidance given by the teacher. LKS study was conducted at one of the SMA / MA is located in Purwakarta, namely MAN Purwakarta. Subjects of this study were students X.1 to be grouped in 5 groups. The purpose of this study was to determine the feasibility of LKS, LKS readability level, as well as the accuracy and precision of the law of conservation of mass lab worksheets based guided inquiry. The method used is the method of research and development. Because developing practical procedures become the law of conservation of mass law of conservation of mass lab worksheets. Data collection technique is to test the feasibility of using worksheets, student questionnaire responses, test hiatus (legibility), test accuracy legibility LKS, LKS legibility and accuracy test. Based on the obtained results: 1) test the feasibility of each phase of LKS obtained value 64%, 77.75%, 92%, 98% and 71.5%, 2) student questionnaire responses obtained a value of 54%, 3) test hiatus obtained a value of 70.83% and 29% readability is quite easy to read, 4) test the accuracy of legibility LKS obtained a value of 3.35%, and 5) test accuracy obtained a value of 5.81 to 0.04 for the standard deviation and the deviation relative standard. This study recommended the development of inquiry-based worksheets in schools as well as for further research ".

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI... ...iv

DAFTAR TABEL...vi

DAFTAR GAMBAR...vii

DAFTAR LAMPIRAN...viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian………. 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….. 5

A. Teori Belajar ... .5

B. Analisis Lembar Kerja Siswa sebagai Bentuk Penyajian Prosedur Praktikum pada Materi Hukum Kekekalan Massa ... 7

C. Inkuiri Terbimbing ... 10

D. Tinjauan Materi Hukum Kekekalan Massa... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 17

A. Metode Penelitian ... 17

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 17

(6)

v

D. Langkah-langkah Penelitian ... 19

E. Instrumen Penelitian ... 21

F. Teknik Pengolahan Data ... 22

G. Definisi Operasional... 25

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Karakteristik LKS ... 30

1. Tahap Pembuatan LKS ... 30

2. Kelayakan Prosedur LKS ... 32

B. Tingkat Keterbacaan ... 41

C. Tingkat Keakuratan dan Kecermatan ………43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembar kerja siswa merupakan panduan dalam melaksanakan praktikum bagi siswa disekolah. Lembar kerja siswa ini memuat prosedur atau tata cara kerja pelaksanaan praktikum. Lembar kerja siswa yang beredar di sekolah itu terdapat dalam bentuk yang umum yang dalam pelaksanaan praktikumnya, para siswa tinggal mengikuti prosedur yang ada tanpa mengembangkannya. Dengan begitu tidak akan ada kemajuan pada diri siswa dalam berpraktikum dan penguasaan materi.

Dalam skripsi ini akan melakukan pengembangan pada lembar kerja siswa. Lembar kerja siswa yang dibuat berdasarkan inkuiri. Karena sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera-indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu (Herdian, 2010).

(8)

bimbingan dan petunjuk dari guru sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran (Sanjaya, 2008:202).

Dalam penelitian ini digunakan materi Hukum Kekekalan Massa yang merupakan sub materi pokok dari ilmu kimia yang diperoleh secara ilmiah. Karena pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu apabila diperoleh secara ilmiah, yaitu melalui metoda ilmiah. Penerapan metoda ilmiah dalam ilmu kimia dimulai oleh Antoine Lavoisier (1743-1794) yang menemukan bahwa pada reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa. Penemuan ilmiah yang selanjutnya dikenal sebagai Hukum Kekekalan Massa. Hukum ini menjadi salah satu dasar dari teori kimia yang pertama, yaitu teori atom yang dikemukakan oleh John Dalton sekitar tahun 1803 (Purba, 2006).

Lembar kerja siswa berdasarkan inkuiri pada materi Hukum Kekekalan Massa bahwa dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah itu sama. Pernyataan ini mengundang banyak dugaan. Dugaan seperti berlaku atau tidak untuk semua materi. Dan ternyata jawabannya memerlukan banyak pemikiran. Pemikiran-pemikiran yang muncul seperti ini, akan coba di salurkan dalam pengisian lembar kerja siswanya. Dengan begitu tujuan dari pembuatan skripsi ini akan tercapai.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan suatu penelitian pendidikan dengan judul “PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA PRAKTIKUM HUKUM

KEKEKALAN MASSA

B. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

“Bagaimanakah lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada praktikum hukum kekekalan massa?”

(9)

3

1. Bagaimana mengembangkan LKS praktikum hukum kekekalan massa berdasarkan inkuiri terbimbing?

2. Bagaimana tingkat keterbacaan siswa terhadap prosedur dalam LKS praktikum hukum kekekalan massa?

3. Bagaimanakah tingkat keakuratan (accuracy) dan kecermatan (precision) prosedur dalam LKS praktikum hukum kekekalan massa?

C. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Untuk lebih mengarahkan penelitian ini, maka ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi pada:

1. Materi hukum kekekalan massa.

2. Digunakan LKS praktikum hukum kekekalan massa berdasarkan inkuiri terbimbing.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan lembar kerja siswa dalam praktikum hukum kekekalan massa berdasarkan pendekatan inkuiri terbimbing. Secara khusus penelitian ini untuk mengetahui:

1. Kelayakan LKS praktikum hukum kekekalan massa berdasarkan inkuiri terbimbing.

2. Tingkat keterbacaan LKS hukum kekekalan massa berdasarkan inkuiri terbimbing.

3. Tingkat keakuratan dan kecermatan LKS hukum kekekalan massa.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat, seperti:

(10)

proses belajar mengajar sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa.

2. Bagi mahasiswa atau peneliti lain, dapat dijadikan sebagai model LKS praktikum berdasarkan inkuri terbimbing.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I pendahuluan menjelaskan hal-hal yang melatar belakangi dari penelitian, rumusan masalah berdasarkan latar belakangnya, ruang lingkup dan batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

Bab II tinjauan pustaka menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya teori belajar, teori pengembangan LKS, teori inkuri terbimbing, dan teori materi hukum kekekalan massa.

Bab III metodologi penelitian menjelaskan metode penelitian yang digunakan, bagaimana populasi dan sampel penelitian, alur penelitian, instrumen penelitian, bagaimana mengolah data penelitian dan apa saja definisi operasional yang terdapat dalam skripsi ini.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan temuan-temuan yang terdapat dalam melakukan penelitian.

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Belajar

Teori adalah sejumlah proposisi yang terintegrasi secara sintaktik dan yang digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati (Snelbecker, 1974 dalam Dahar, 1988: 5). Proposisi yang terintegrasi secara sintaktik, artinya, kumpulan proposisi ini mengikuti aturan-aturan tertentu yang dapat menghubungkan secara logis proposisi yang satu dengan proposisi lainnya dan juga pada data yang diamati. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, proposisi berarti rancangan usulan (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002: 899). Dengan demikian proposisi dalam kaitannya dengan teori, berarti rancangan gagasan untuk memprediksi dan mejelaskan fenomena-fenomena. Salah satu fenomena itu adalah belajar dan pembelajaran yang terjadi dalam dunia pendidikan.

(12)

proses yang bersifat internal bagi setiap pribadi (hasil) yang merupakan hasil transformasi rangsangan yang berasal dari peristiwa eksternal dilingkungan pribadi yang bersangkutan (kondisi). Agar kondisi eksternal itu lebih bermakna sebaiknya diorganisasikan dalam urutan peristiwa pembelajaran (metode atau perlakuan).

Proses belajar dalam konteks pendidikan formal, merupakan proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh pebelajar pada saat mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakan atau disajikan di sekolah, baik yang terjadi di kelas maupun di luar kelas (Soedijarto, 1993: 94). Proses belajar yang berkulitas dan relevan tidak dapat terjadi dengan sendirinya, melainkan perlu direncanakan. Belajar merupakan kegiatan aktif pebelajar dalam membangun makna atau pemahaman, sehingga diperlukan dorongan kepada pebelajar dalam membangun gagasan (Depdiknas, 2002). Oleh karena itu diperlukan penciptaan lingkungan yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab pebelajar untuk belajar sepanjang hayat. Pembelajaran yang melibatkan seluruh indera akan lebih bermakna dibandingkan dengan satu indera saja. (Dryden, G. dan Jeannette V., 2002: 195). Hal ini akan memunculkan kreativitas untuk menyelesaikan masalah dengan cara-cara baru dan tidak terpaku pada satu cara saja.

(13)

7

Teori Operant Conditioning oleh Skiner (Dahar, 1989: 39). Sedangkan teori belajar Gestalt-field (teori belajar kognitif), meliputi teori belajar bermakna oleh Ausubel, teori belajar pemahaman konsep oleh Jerome Bruner, teori Webteaching oleh Norman, teori Hirarki belajar oleh Gagne, dan teori perkembangan oleh Piaget. Teori Piaget biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar Piaget berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Hal ini menyebabkan teori Piaget sangat berkaitan dengan teori belajar konstruktivistik (Ruseffendi, 1988 dalam Hamzah, 2001). Pernyataan ini didukung oleh Sadia (2006), yang mengemukakan bahwa pandangan konstruktivisme berakar pada teori struktur genetik Piaget. Berdasarkan teori perkembangan kognitif yang dikembangkannya, Piaget juga dikenal sebagai konstruktivis pertama.

B. Pengembangan Lembar Kerja Siswa sebagai Bentuk Penyajian Prosedur Praktikum pada Materi Hukum Kekekalan Massa

1. Prosedur praktikum sebagai bagian dari petunjuk praktikum

Prosedur praktikum merupakan bagian yang terdapat pada petunjuk praktikum. Menurut keputusan Menteri Pendidikan Nasional pada tahun 2001, petunjuk praktikum merupakan suatu pedoman pelaksanaan kegiatan praktikum yang berisi tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan yang disusun dan ditulis oleh guru sebagai staf pengajar yang menangani praktikum tersebut dengan mengikuti kaidah penulisan ilmiah. Komponen-komponen yang harus ada pada petunjuk praktikum menurut Arifin (2000) adalah a) judul praktikum; b) tujuan praktikum; c) dasar teori; d) alat dan bahan; e) cara kerja; dan f) pertanyaan.

(14)

pengamatan penelitian terhadap nilai yang sebenarnya. Hasil perhitungan kesalahan (galat) dapat memberikan gambaran mengenai keakuraan pengukuran. Galat adalah selisih nilai pengamatan dan nilai sebenarnya, E = [ O –T] … dimana E = kesalahan mutlak; O = nilai pengamatan; dan T = nilai sebenarnya.

Menurut Harmita (2004) kecermatan adalah ukuran yang menunjukan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Kecermatan dapat dinyatakan oleh besar-kecilnya simpangan baku atau simpangan baku relatif.

2. Lembar Kerja Siswa

2.1 Penjelasan Lembar Kerja Siswa

Dalam penelitian ini, petunjuk praktikum yang dibuat adalah dalam bentuk LKS. Menurut Rustaman (1996), LKS merupakan media yang dapat mengaktifkan siswa untuk memperoleh dan mengembangkan konsep atau prinsip melalui kegitan IPA. Hidayat (dalam Ratnasari, 2004) menyatakan ada beberapa kegunaan LKS, yaitu:

1. Menjadi alternatif bagi guru untuk pengajaran. 2. Dapat mempercepat proses pengajaran

3. Dapat mempermudah penyelesaian tugas perorangan, kelompok atau klasikal karena siswa dalam menyelesaikan tugas itu sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing.

4. Memberi peluang kepada guru dalam memberi bantuan perorangan atau kelompok.

5. Dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

6. Dapat mempermudah siswa dalam meengingat lebih lama yang dipelajarinya dengan cara membaca dan menulis.

Tresnayanti (Ratnasari, 2004) mengemukakan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh LKS adalah sebagai berikut:

(15)

9

b. Petunjuk ditulis sederhana dengan kalimat singkat, penggunaan kalimat dan kosakata yang sesuai dengan umur dan kemampuan pengguna.

c. Berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus diijawab siswa..

d. Adanya ruang kosong untuk menulis jawaban serta penemuan siswa.. e. Memberikan catatan yang jelas bagi siswa atas apa yang telah mereka

lakukan.

f. Memuat gambar yang sederhana dan jelas.

2.2 Keterbacaan pada Lembar Kerja Siswa

Keterbacaan adalah ukuran tentang sesuai tidaknya suatu bacaan bagi pembaca tertentu dilihat dari segi tingkat kesukaran atau kemudahan wacananya (Harjasujana dalam Topo, 2004). Pengukuran keterbacaan yang melibatkan siswa langsung untuk menentukan tingkat keterbacaan pada lembar kerja siswa dapat dilakukan uji rumpang atau tes pemahaman. Interpretasi hasil uji rumpang akan menggambarkan penggolongan wacana dan klasifikasi pembaca. Uji rumpang memiliki dua fungsi utama, yakni: Pertama, sebagai teknik atau alat pengajaran membaca. Kedua, sebagai alat ukur keterbatasan wacana. Mudah dan sukarnya suatu wacana dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang, yakni ditinjau dari hubungan antar kalimat, tipe paragraf, tipe wacana dan dari tingkat kesukaran kata dan kalimat (Wahjawidodo, 1985). Yang digunakan dalam penelitian ini adalah fungsi uji rumpang sebagai alat ukur keterbacaan. Langkah-langkah penyusunan uji rumpang, sebagai berikut:

a. Menentukan suatu teks atau wacana yang relatif sempurna. b. Kalimat pertama dan kalimat terakhir dibiarkan utuh.

c. Melakukan penghilangan mulai dari kalimat kedua, yakni pada setiap kata kelima, penghilangan ditandai dengan titik-titik yang jumlah titiknya sama pada setiap bagian yang dilesapkan.

(16)

e. Secara acak disediakan kata-kata yang dilesapkan dari tiap teks.

C. Inkuiri Terbimbing

1. Pengertian Metode Inkuiri Terbimbing

Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan, pemeriksaan atau penyelidikan. Sund dalam Suryosubroto (2009: 179) menyatakan bahwa “inquiry merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inquiry mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya”. Hanafiah dan Cucu (2009:77) mengungkapkan: “inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku”.

Menurut Depdikbud dalam Putri (2009:10): “metode inkuiri merupakan proses pembelajaran yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan yang berdasarkan metode ilmiah, seperti mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya”

Menurut Trianto (2007: 135): “sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri”.

(17)

11

siswa. 3) Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberikan keyakinan pada diri sendiri. 4) Administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas. 5) Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan. 6) Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas. 7) Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa.

Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah ke dalam waktu yang relatif singkat. Hasil penelitian schlenker dalam Trianto (2007: 136), menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi.

Menurut Hanafiah dan Cucu (2009:77), metode inquiry terbagi atas 3 macam antara lain: (a) Inkuiri terbimbing atau terpimpin, yaitu pelaksanaan inquiry dilakukan atas petunjuk guru. Dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya. (b) Inkuiri bebas, yaitu peserta didik melakukan penyelidikan bebas sebagaimana seorang ilmuwan, antara lain masalah dirumuskan sendiri, penyelidikan dilakukan sendiri, dan kesimpulan diperoleh sendiri. (c) Inkuiri bebas dimodifikasi, yaitu masalah diajukan guru didasarkan teori yang sudah dipahami peserta didik. Tujuan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka membuktikan kebenaran.

Amri (2010:89) menyatakan bahwa: “inkuiri terbimbing merupakan kegiatan inkuiri dimana masalah dikemukakan guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut dibawah bimbingan intensif guru”.

(18)

membuat inferensi atau generalisasi, 2) sasarannya adalah mempelajari proses pengamatan kejadian atau obyek dan menyusun generalisasi yang sesuai, 3) guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran, 4) setiap siswa berusaha membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil observasi didalam kelas, 5) kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran, 6) biasanya sejumlah generalisasi akan diperoleh siswa, 7) guru memotivasi semua siswa untuk mengkomunikaskan hasil generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan seluruh siswa dikelas.

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri terbimbing

Gulo (2002) dalam Trianto (2007:137) menyatakan bahwa: “inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangkan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, meganalisis data, dan membuat kesimpulan”.

Eggen dan Kauchak dalam Trianto (2007:141), lebih lanjut menjelaskan tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Inkuiri

Langkah-langkah Perilaku Guru

Merumuskan masalah

Merumuskan hipotesis

Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah. Guru membagi siswa dalam kelompok

(19)

13

mana yang menjadi prioritas penyelidikan Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan

Guru memberikan kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.

Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.

3. Keunggulan Metode Inkuiri Terbimbing

Suryosubroto (2009:185) mengemukakan bahwa inkuiri memiliki keunggulan yaitu : (a) membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa, (b) Pengetahuan yang diperoleh bersifat sangat kukuh; dalam arti pendalaman dari pengertian; referensi, dan transfer, (c) membangkitkan gairah pada siswa, (d) memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri, (e) menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, (f) membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan diri siswa, (g) metode ini berpusat pada siswa sehingga guru hanya menjadi teman belajar.

4. Kelemahan Metode Inkuiri Terbimbing

(20)

bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri terbimbing adalah kegiatan inkuiri dimana masalah dikemukakan guru kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut dibawah bimbingan intensif guru, dengan langkah-langkah (1) merumuskan masalah; (2) merumuskan hipotesis; (3) merancang percobaan; (4) melakukan percobaan; (5) mengumpulkan dan menganalisis data; (6) membuat kesimpulan.

D. Tinjauan Materi Hukum Kekekalan Massa Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa)

Hukum kekekalan massa diperkenalkan oleh ilmuwan kimia Prancis, Antoine Lavoisier pada tahun 1787. Saat itu, para ilmuwan memercayai bahwa reaksi pembakaran menghasilkan gas flogiston sehingga massa zat setelah pembakaran lebih sedikit daripada sebelumnya. Hal tersebut didasarkan pada percobaan yang dilakukan Pristley. Pristley memanaskan oksida raksa (red calx mercury). Reaksi pemanasan padatan oksida raksa menghasilkan air raksa dan gas tidak berwarna di atasnya. Setelah ditimbang, massa air raksa lebih sedikit daripada massa oksida raksa.

Pristley menyebut gas tidak berwarna itu dengan istilah flogiston. Namun, tidak demikian dengan Lavoisier, ia meragukan adanya gas flogiston. Menurut dugaannya, yang dimaksud flogiston adalah gas oksigen. Kemudian, Lavoisier mengulang percobaan Pristley untuk membuktikan dugaannya. Ia menimbang massa zat sebelum dan setelah reaksi pemanasan oksida raksa secara teliti menggunakan timbangan yang peka. Ternyata, terjadi pengurangan massa oksida raksa.

(21)

15

bertambah sesuai dengan jumlah oksigen yang di ambil dari udara. Kesimpulan Lavoisier tersebut dikenal dengan nama hukum kekekalan massa “dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”.

Dengan penemuan Lavoisier, teori flogiston yang dipercayai para ilmuwan kimia selama kurang lebiih 100 tahun akhirnya tumbang. Lavoisier juga menyatakan proses berkeringat merupakan hasil pembakaran lambat di dalam tubuh. Setelah makan, tubuh akan menyerap makanan sehingga beratnya bertambah. Namun pada saat beraktivitas, makanan di dalam tubuh akan terbakar (bereaksi) menghasilkan air (berupa keringat) dan gas CO2.

Perubahan materi yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari umumnya berlangsung dalam wadah terbuka. Misalnya adalah reaksi pembakaran kertas. Sebagian besar hasil reaksi pada pembakaran kertas adalah gas, sehingga massa zat yang tertinggal menjadi lebih sedikit dari massa kertas semula. Jika pembakaran kertas dilangsungkan dalam ruang tertutup, niscaya massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.

Contoh.

1. Massa abu hasil pembakaran kertas lebih kecil daripada massa kertas yang dibakar. Apakah hukum Lavoisier berlaku pada reaksi pembakaran? Jawab:

Dalam reaksi pembakaran ini tidaklah berlaku hukum Lavoisier karena massa sebelum dan sesudah reaksi pembakaran ini berbeda.

2. Pada pembakaran 2,4 gram magnesium di udara, dihasilkan 4 gram oksida magnesium. Berapa gram oksigen yang terpakai dalam reaksi itu?

Jawab:

(22)
(23)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Skripsi dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis

Inkuiri Terbimbing Pada Praktikum Hukum Kekekalan Massa” ini menggunakan metoda penelitian dan pengembangan karena mengembangkan produk yang telah ada. Produk yang dimaksud (yang dikembangkan) adalah lembar kerja siswa hukum kekekalan massa. Yang dimaksud dengan Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam

rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggung jawabkan. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:297), metode penelitian dan pengembangan adalah “… metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan

menguji keefektifan produk tersebut”.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Berdasarkan keterangan yang dipaparkan, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di salah satu MA Negeri di kabupaten Purwakarta semester ganjil tahun ajaran 2011/2012.

2. Sampel

(24)

C. Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Uji Model Kesimpulan

Perbaikan

Analisis Data Temuan

Uji Lapangan oleh Siswa

Pengembangan Model Valid Tidak Valid

Validasi Instrumen Pembuatan Instrumen Penelitian

Perbaikan

Perbaikan

LKS Hasil Optimalisasi Optimalisasi LKS

Validasi LKS Pembuatan LKS

Analisis Materi Hukum Kekekalan Massa

Analisis Metode Inkuiri Terbimbing

Studi Pendahuluan

KAJIAN PROSEDUR PRAKTIKUM YANG TELAH DIKEMBANGKAN

(25)

19

D. Langkah-langkah Penelitian

Alur penelitian yang terdapat pada Gambar 3.1 dapat diuraikan menjadi langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

Tahap I : Studi Pendahuluan

Tahap studi pendahuluan dilakukan dengan menerapkan pendekatan deskriptif kualitatif. Studi kualitatif diawali dengan studi literatur, kemudian studi lapangan tentang produk yang akan dikembangkan.

Tahap ini menjelaskan tentang prosedur praktikum hasil dari penelitian yang dilakukan sebelumnya. Prosedur tersebut dikaji dan dipelajari untuk selanjutnya diproses menjadi sebuah LKS. Waktu dalam pengkajian prosedur ini ialah cukup lama dan memerlukan proses yang benar-benar sesuai dengan tujuan penelitian. Sehingga dapat menghasilkan produk yang diharapkan.

Tahap II : Tahap Pengembangan Model

Dalam tahap ini secara garis besar memuat butir-butir: model pengembangan produk atau desain produk; validasi produk; perbaikan produk; dan uji coba produk. Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model teoritik.

Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model prosedural ini menjelaskan tentang langkah-langkah dalam pembuatan LKS berdasarkan inkuiri. Langkah-langkah tersebut dilakukan mulai dari penentuan tujuan; merancang fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari; menentukan hipotesis dan rumusan masalah; arahan percobaan atau cara kerja berdasarkan inkuiri; rancangan percobaan; kesimpulan; serta analisis data percobaan.

(26)

hukum kekekalan massa ialah salah satu bentuk pengkajian yang bersifat konseptual dan teoritik.

Validasi produk merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk lebih efektif atau tidak. Dalam tahap ini validasi masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta dilapangan. Validasi produk dapat dilakukan dengan menghadirkan beberapa pakar. Revisi produk dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan.

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan daya tarik dari produk yang dihasilkan. Dalam butir uji coba produk secara terbatas menjelaskan hal-hal sebagai berikut: desain uji coba; subjek uji coba, jenis data; instrument pengumpulan data; dan teknis analisis data. Desain uji coba produk dalam penelitian ini ialah menggunakan desain deskriptif atau eksperimental. Secara lengkap, uji coba produk pengembangan biasanya dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu uji perseorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Berdasarkan fakta lapangan dilakukan uji coba terhadap 5 kelompok siswa dalam satu kelas. Setiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang siswa. Dalam kelompok-kelompok tersebut diberikan pengarahan sebelum melakukan percobaan. Subjek uji coba dalam hal ini ialah dilakukan terhadap siswa kelas X.1 MAN Purwakarta.

Jenis data pada penelitian ini disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan tentang produk yang akan dikembangkan. Jenis data yang digunakan berkaitan dengan desain dan pemilihan subjek uji coba. Dalam hal ini, pengumpulan data mengenai analisis LKS berdasarkan inkuiri ini dilakukan secara kelompok yang melibatkan satu kelas siswa.

(27)

21

Tahap III : Tahap Evaluasi/Pengujian Model

Tahap ini dilakukan setelah pengujian terhadap produk berhasil, selanjutnya produk tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang lebih luas. Dalam tahap ini, digunakan metoda eksperimen. Setelah pengujian, masih terdapat beberapa perbaikan produk. Kemudian barulah menjadi model yang siap atau model final.

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini digunakan 3 instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data, yaitu:

1. Lembar Kerja Siswa : digunakan untuk mengetahui keterampilan inkuiri siswa dalam setiap tahapan yang terdapat pada lembar kerja siswa.

2. Angket atau kuesioner : digunakan untuk mengetahui kecakapan siswa yang tidak dapat teramati dalam pengisian lembar kerja siswa. Angket yang digunakan merupakan tes skala sikap yang mengacu kepada parameter skala Likert. Angket disusun berdasarkan indikator-indikator kecakapan hidup generik siswa yang teraktualisasi melalui sikap sehari-hari. Pilihan jawaban respon siswa dikategorikan sebagai suatu pernyataan sikap SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Angket ini diberikan setelah keseluruhan tahapan pelaksanaan selesai dilakukan. Pengisian angket dilakukan oleh siswa.

(28)

F. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan terhadap data angket respon siswa dan penilaian guru terhadap LKS yang dikembangkan dan terhadap pembelajaran, keterbacaan, keakuratan dari pembuatan LKS adalah sebagai berikut.

1. Pengolahan Angket

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data yang diperoleh dari angket respon siswa terhadap pembuatan LKS yang dikembangkan adalah sebagai berikut.

a. Pemberian Skor

Angket berbentuk skala Likert adalah angket yang disusun oleh peneliti. Pernyataan yang digunakan berupa pernyataan positif. Jawaban siswa dapat berupa skala sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Cara memberi skor dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel. 3.1 Skor Kategori Skala Likert

Pernyataan Skor

SS S R TS STS

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Sumber: www.slideshare.net/mobile/jenkelana/minggu-5skala-pengukuran

Untuk menghindari sikap keragu-raguan pada diri siswa maka peneliti tidak mengikutsertakan kategori Ragu-ragu (R) tersebut.

b. Pengolahan Skor Angket

Pengolahan skor angket dilakukan sebagai berikut. 1. Menentukan skor maksimal.

(29)

23

3. Menentukan nilai median. 4. Menentukan nilai kuartil 1. 5. Menentukan nilai kuartil 3.

6. Membuat skala yang menggambarkan skor minimal, nilai kuartil kesatu, nilai median, nilai kuartil ketiga dan skor minimal.

Gambar 3.2 Skala Pengolahan Skor Angket

Sumber: www.slideshare.net/mobile/jenkelana/minggu-5skala-pengukuran

7. Mencari batas-batas skor untuk masing-masing kategori sikap, berdasarkan gambar skala di atas.

8. Membuat tabel distribusi frekuensi sikap tiap responden terhadap kualitas produk.

Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi

Kategori Sikap Kategori Skor

Sikap Sangat Positif Kuartil 3 ≤ x ≤ skor maksimal Sikap Positif Median ≤ x < Kuartil 3 Sikap Negatif Kuartil 1 ≤ x < Median Sikap Sangat Negatif Skor minimal ≤ x <

Kuartil 1

Sumber: www.slideshare.net/mobile/jenkelana/minggu-5skala-pengukuran

(30)

c. Tafsiran Persentase Skor Siswa Berikut ini tafsiran persentase siswa.

Tabel 3.3 Tafsiran Persentase Respon Siswa

Rentang Persentase Kategori

0 % Tidak ada

1% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Sebagian besar

76% - 99% Pada umumnya

100% Seluruhnya

Sumber: Koentjaraningrat

2. Pengolahan Keterbacaan

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah data hasil uji rumpang adalah sebagai berikut.

a. Memeriksa hasil jawaban siswa

b. Nilai hasil uji rumpang dihitung berdasarkan presentase skor dengan rumus di bawah ini.

Jumlah Jawaban Benar

x 100% Jumlah Soal Uji Rumpang

c. Menstabulasi hasil uji rumpang.

(31)

25

Tabel 3.4 Penafsiran Hasil Uji Rumpang

Rentang

3. Pengolahan Keakuratan dan Kecermatan LKS yang dikembangkan

Untuk menghitung keakuratan LKS yang dikembangkan adalah sebagai berikut.

Xd = Xi – Xo Xi = hasil analisis

Xo = hasil yang sebenarnya

Untuk menghitung kecermatan digunakan. a. Simpangan baku

b. Simpangan baku relatif

G. Definisi Operasional

Menghindari adanya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan sebagai berikut: 1. Pengembangan

Pengembangan dalam arti yang sangat sederhana adalah suatu proses, cara pembuatan. Sedangkan menurut Drs. Iskandar Wiryokusumo M. Sc., pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan

(32)

bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, dan selaras, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan, serta kemampuan-kemampuannya, sebagai bekal untuk selanjutnya atas prakarsa sendiri menambah, meningkatkan, dan mengembangkan dirinya, sesame, maupun lingkungannya ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi yang mandiri.

2. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan atau litbang (Bahasa Inggris: Research and Development, R and D, atau R & D) adalah kegiatan

penelitian dan pengembangan, dan memiliki kepentingan komersial dalam kaitannya dengan riset ilmiah murni dan pengembangan aplikatif di bidang teknologi.

3. Analisis

Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di

(33)

sebaik-27

baiknya; (5) pemecahan persoalan yg dimulai dng dugaan akan kebenarannya.

Analisa jelas berbeda dengan Analisis. EYD menyebutkan kata bakunya adalah Analisis.

4. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya.(Depdiknas; 2004;18). Trianto (2008 :148) mendefinisikan bahwa Lembar Kerja Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah.

5. Prosedur

Menurut Muhammad Ali (2000 : 325) “Prosedur adalah tata cara

kerja atau cara menjalankan suatu pekerjaan”. Menurut Amin Widjaja

(1995 : 83) “Prosedur adalah sekumpulan bagian yang saling berkaitan

misalnya : orang, jaringan gudang yang harus dilayani dengan cara yang tertentu oleh sejumlah pabrik dan pada gilirannya akan mengirimkan pelanggan menurut proses tertentu”.

Sedangkan menurut Kamarudin (1992 : 836 –837) “Prosedur pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi”. Sedangkan pengertian prosedur menurut Ismail masya (1994 : 74)

(34)

atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.

6. Praktikum

Kata praktikum berasal dari kata practiqu / pratique (Prancis), practicus (Latin), atau praktikos (Yunani) yang secara harfiah berarti

“aktif” atau prattein / prassein (Yunani) yang berarti “ mengerjakan”. Dalam bahasa Inggris, praktikum bermakna sama dengan excersice (exercice) [Prancis], exercitium / execere [Latin] yang secara harfiah

berarti “tetap aktif/sibuk” yang juga bermakna sama dengan “latihan” atau “responsi”.

Praktikum merupakan kegiatan terstruktur dan terjadwal yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa tentang teori atau agar siswa menguasai keterampilan tertentu yang berkaitan dengan suatu pengetahuan atau suatu mata pelajaran.

7. Hukum Kekekalan Massa

Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut (dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan)).

8. Inkuiri Terbimbing

(35)

29

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengembangan prosedur praktikum hukum kekekalan massa menjadi LKS yang efektif dilakukan dengan eksperimen berdasarkan inkuiri di laboratorium melalui tahap-tahap diantaranya adalah menunjukkan fenomena, membuat hipotesis dan rumusan masalah, arahan percobaan, merancang percobaan, menulis hasil pengamatan, menganalisis data, membuat kesimpulan dan latihan soal.

(37)

47

5,81 serta nilai simpangan baku relatifnya sebesar 0,04; berarti tingkat keterbacaan LKS yang dibuat peneliti dianggap cermat.

B. Saran

Saran yang dapat dikemukakan untuk penyempurnaan serta pengembangan penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya dilakukan revisi terhadap set alat praktikum hukum kekekalan massa dengan mempertimbangan massa total set alat praktikum, pertimbangan bentuk proporsional dari set alat praktikum dan sebaiknya tabung bagian bawah set alat praktikum diperbesar agar dapat menampung gas dalam jumlah yang lebih banyak.

2. Hasil penelitian menunjukan bahwa LKS yang dikembangkan layak untuk diterapkan di SMA, maka guru dapat menggunakan LKS hukum kekekalan massa yang dikembangkan untuk diterapkan pada pembelajaran kimia.

(38)

Adimiharja, Mintarsih. (2006). Pengertian Prosedur Penyelenggaraan Praktikum. [Online]. Tersedia: http:// necel.wordpress.com/2009/06/28/pengertian-prosedur/#comment-432 [06 Oktober 2012]

Agusariyanto, Catur. (2012). Inkuiri Terbimbing. [Online]. Tersedia: http:// zifararaca.blogspot.com/2012/07/inkuiri-terbimbing.html [06 Oktober 2012]

Arista. (2011). Teori Belajar dan Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://aristhaserenade.blogspot.com/2011/10/teori-belajar-dan-model-pembelajaran.html. [28 Oktober 12]

Brady, J. E. diterjemahkan oleh Maun, S., Anas, K dan Sally, T. S.(1999). Kimia Universitas Jilid 1. Edisi Kelima. Jakarta: Binarupa Aksara.

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

de Bono, Edward. diterjemahkan oleh Sitompul, Ida., dan Yamani, Fahmi,. (1993). Revolusi Berpikir. Bandung: Kaifa.

Faozi. (2009). Hukum Kekekalan Energi dan Massa. [Online]. Tersedia: http: //www.mmfaozi.com/hukum-kekekalan-energi-massa/. [28 Oktober 2012]

(39)

48

Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metoda dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, hal. 117 – 135. Vol I, No. 3.

Hasan, Iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara

Herdian. (2010). Model Pembelajaran Inkuiri. [Online]. Tersedia: http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri/ [27 Juli 2011]

Ibrahim, Prof. Dr. Muslimin. dalam herfis.blogspot.com. (2010). Model Pembelajaran Inkuiri, Fenomena Fisika. [Online] Tersedia: http://Model Pembelajaran

Inkuiri/Fenomena Fisika/[28 Juli 2011]

Kelana, Jen. (2013). Skala Pengukuran. [Online] Tersedia: http://www.slideshare.net/mobile/jenkelana/minggu-5skala-pengukuran[07

Oktober 2013]

Marlina, R. (2008). Pengembangan Prosedur Praktikum Alternatif untuk Topik Stoikiometri: Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Cuka Makan Menggunakan

Soda Kue. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Purba, M. (2006). Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

(40)

Pokok Bahasan Kalor. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Sanjaya, Wina. Dr. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Sariyanta. (2012). Teori-teori Belajar. [Online].

Tersedia:http://www.sariyanta.com/kuliah/teori-teori-belajar/ [28 Oktober 2012]

Sidi, I. A. (2001). Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta: Paramadina.

Surakhmad, W. (2003). Mengurai Benang Kusut Pendidikan. Jakarta: Transformasi.

Sutresna, Nana. (2008). Kimia Untuk Kelas X Semester 1 Sekolah Menengah Atas. [Online].Tersedia:http://books.google.co.id/books?id=wLVWQ0Rwc1IC&pg=PA 99&lpg=PA99&dq=pembakaran+kayu+berdasarkan+hukum+kekekalan+massa&s ource=bl&ots=JNgWod7t&sig=LzScpYIlB7SliUz3yMAHmQItgw4&hl=id&sa=X &ei=4ZqMUMeYBJHLrQenioCoCQ&ved=0CDsQ6AEwBA#v=onepage&q=pem bakaran%20kayu%20berdasarkan%20hukum%20kekekalan%20massa&f=false [28 Oktober 2012]

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

(41)

50

Ulum, Anharul. (2012). Macam-macam Teori Belajar. [Online]. Tersedia: http://anharululum.blogspot.com/2012/06/macam-macam-teori-belajar.html [28 Oktober 2012]

Wahyu Widyaningsih, Sri. (2012). Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing Menggunakan Alat Peraga Sederhana dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa di SMA

Negeri 6 Kota Bengkulu. [Online]. Tersedia:

http://sriwahyuwidyaningsih.blogspot.com/2012/01/pengaruh-metode-inkuiri-terbimbing.htm. [18Oktober 2012]

Wikipedia. (2011). Hukum Kekekalan Massa. [Online] Tersedia: http://Hukum_Kekekalan _Massa/ Bahasa Indonesia/[28 Juli 2011]

Wikipedia. (2011). Hukum Kekekalan Massa. [Online] Tersedia: http://Hukum_Kekekalan _Massa/Wikipedia Bahasa Indonesia/ [06 Oktober 2012]

Yamin, M. (2007). Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

( ). ( ). Pengertian Teori dan Evaluasi Belajar. [Online]. Tersedia: http://nesaci.com/pengertian-teori-dan-evaluasi-belajar/ [28 Oktober 2012]

(42)

Gambar

Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Inkuiri
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tabel. 3.1  Skor Kategori Skala Likert
Gambar 3.2  Skala Pengolahan Skor Angket
+3

Referensi

Dokumen terkait

1) Pikeun pihak pamaréntah, utamana Dinas Pendidikan Jawa Barat kudu mikaweruh kana kapamalian-kapamalian anu masih kénéh tumuwuh sarta dipaké kénéh ku masarakat, ulah

Kasus Tiket Pesawat Ragukan Kejagung, ICW Desak KPK Usut Pejabat Kemenlu Sahabat MQ/ Indonesia Corruption Watch -ICW/ pesimistis terhadap langkah Kejaksaan Agung/ yang

Sahabat MQ/ pengolahan karbondioksida atau CO2/ merupakan area bisnis yang menjanjikan// Hal tersebut disampaikan Dosen FMIPA Kimia Universitas Gadjah Mada

As it is understood in Soft Systems Methodology (SSM), rich pictures are used as a means to represent the situation of concern and include elements which influence the problem, but

[r]

Setelah mengikuti mata kuliah ini, Mahasiswa mampu mengaplikasikan peranan ergonomi dalam setiap kegiatan manusia dengan melakukan teknik analisis ergonomi untuk rancangan alat

Menunjuk Surat Ketua Pokja ULP Pengadilan Negeri Masohi Lingkungan Peradilan Wilayah Maluku Nomor : 09/USL-TAP/POKJA ULP/PN.Msh/APBN/2016 tanggal 25 Mei 2016 Perihal

Soejono Soekanto, 2000, Sosiologi Suatu Pengantar , Edisi Baru Ke-6, 1990, Jakarta ; Raja Grafindo Persada.. Universitas