DAFTAR ISI
HALAMAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR PUSTAKA ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang Penelitian ...1
1.2 Identifikasi Masalah ...10
1.3 Perumusan Masalah ...11
1.4 Tujuan Penelitian ...12
1.5 Kegunaan Penelitian ...12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS...13
2.1 Kajian Pustaka ...13
2.1.1 Inovasi ...13
2.1.1.1 Definisi Inovasi ...13
2.1.1.2 Tahap-Tahap Inovasi ...14
2.1.1.3 Strategi Inovasi ...17
2.1.1.4 Proses Inovasi ...18
2.1.1.5 Kegagalan untuk Berinovasi ...20
2.1.1.6 Dimensi Inovasi ...21
2.1.2 Komunikasi Pemasaran ...21
2.1.2.1 Pengertian Periklanan ...22
2.1.2.2 Sifat Periklanan ...22
2.1.2.3 Fungsi Periklanan ...23
2.1.2.4 Jenis-Jenis Periklanan ...24
2.1.2.5 Langkah-Langkah Dalam Memutuskan Periklanan ...25
2.1.2.6 Efektivitas Periklanan ...29
2.1.3 Perilaku Konsumen ...31
2.1.3.1 Pentingnya Perilaku Konsumen ...32
2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen ...33
2.1.3.3Model Perilaku Pembelian ...35
2.1.4 Keputusan Pembelian ...36
2.1.4.1Proses Keputusan Pembelian ...37
2.2 Kerangka Pemikiran ...41
2.3 Hipotesis ...48
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ...49
3.1 Objek Penelitian ...49
3.2 Metode Penelitian ...49
3.2.1 Desain Dan Jenis Penelitian ...48
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ...51
3.2.3 Jenis Dan Sumber Data ...57
3.2.4 Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling ...58
3.2.5 Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ...61
3.2.6 Pengujian Validitas Dan Reliabilitas ...63
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ...63
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ...69
3.2.7 Teknik Analisis data ...71
3.2.7.1 Method of Succecive Interval (MSI) ...71
3.2.7.2 Path Analysis ...72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...77
4.1 Hasil Penelitian ...77
4.1.1 Profil PT Bakrie Telecom, Tbk ...77
4.1.1.1 Identitas PT Bakrie Telecom Tbk ...77
4.1.1.2 Sejarah Singkat PT Bakrie Telecom Tbk ...78
4.1.1.3 Perkembangan PT Bakrie Telecom Tbk ...78
4.1.1.4 Produk Utama PT Bakrie Telecom Tbk ...79
4.1.2 Profil Pengguna Kartu Esia Ganas Dilihat dari Lama Menggunakan Kartu ...80
4.1.2.1 Jenis Kelamin dan Usia Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...81
4.1.2.2 Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...83
4.1.2.3 Pekerjaan dan Uang Saku Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...84
4.1.2.4 Pekerjaan dan Penghasilan Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...86
4.1.2.5 Pendidikan Terakhir dan Lama Mengenal Kartu Esia Ganas Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...87
4.1.2.5 Tempat Pembelian Kartu dan Jumlah Pembelian Voucher Pulsa Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...88
4.1.2.5 Alasan Penggunaan Kartu Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...90
4.1.2.5 Sumber Informasi Pengguna Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...93
4.3 Tanggapan Pengguna Mengenai Inovasi Kartu Esia Ganas ...96
4.3.1 Tanggapan Mengenai Mengenai Relative Advantage ...97
4.3.2 Tanggapan Mengenai Mengenai Complexity ...101
4.3.4 Tanggapan Mengenai Mengenai Trialability ...107
4.3.5 Tanggapan Mengenai Mengenai Observability ...109
4.3.6 Rekapitulasi Indikator Inovasi ...112
4.4 Tanggapan Mengenai Mengenai Periklanan Kartu Esia Ganas ...116
4.4.1 Tanggapan Mengenai Mengenai Mission ...116
4.4.2 Tanggapan Mengenai Mengenai Money ...119
4.4.3 Tanggapan Mengenai Mengenai Message ...121
4.4.4 Tanggapan Mengenai Mengenai Media ...125
4.4.5 Tanggapan Mengenai Mengenai Mesurement ...128
4.4.6 Rekapitulasi Indikator Periklanan ...130
4.5 Tanggapan Pengguna Terhadap Keputusan Penggunaan Kartu Esia Ganas ...135
4.5.1 Rekapitulasi Keputusan Penggunaan Kartu Esia Ganas ...139
4.6 Pengaruh Inovasi Mengenai Keputusan Menggunakan Kartu Esia Ganas ...142
4.7 Pengaruh Periklanan Mengenai Keputusan Menggunakan Kartu Esia Ganas ...151
4.8 Pengaruh Inovasi Dan Periklanan Mengenai Keputusan Menggunakan Kartu Esia Ganas ...161
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...173
5.1 Kesimpulan ...173
5.2 Rekomendasi ...175
DAFTAR PUSTAKA ...178
DAFTAR TABEL
NO JUDUL HALAMAN
1.1 8 Peringkat Negara Pengguna Seluler Terbanyak Tahun 2010 ...2
1.2 Perkembangan Jumlah Operator Di Beberapa Negara Tahun 2010 ...2
1.3 Penetrasi Operator Seluler di Asia Tahun 2010 ...3
1.4 Perkembangan Jumlah Pelanggan Seluler Di Indonesia ...3
1.5 Daftar Perusahaan Operator Teknologi CDMA ...4
1.6 Market Share Operator Seluler CDMA 2010 ...4
1.7 Persaingan Paket Kartu CDMA Antara Esia Dan TelkomFlexi ...5
1.8 Proyeksi Jumlah Pelanggan Seluler Nasional ...6
1.9 Proyeksi Jumlah Pelanggan Esia ...6
1.10 Proyeksi Jumlah Pelanggan Pesaing Esia ...7
1.11 Penurunan Jumlah Pelanggan Baru Esia...7
1.12 Implementasi Tarif Esia Ganas ...8
1.13 Implementasi Inovasi Esia Ganas ...9
2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen ...34
2.2 Model Perilaku Pembeli ...35
3.1 Opersionalisasi Variabel Penelitian ...52
3.2 Populasi Penelitian ...58
3.3 Penarikan Sampel Secara Proporsional ...61
3.4 Skor Item Setiap Pertanyaan ...62
3.5 Interval Koefisien Korelasi Guilford ...63
3.6 Koefisien Korelasi ...64
3.7 Hasil Pengujian Validitas ...66
3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas ...70
4.1 Jenis Kelamin dan Usia Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...61
4.2 Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu...61
4.3 Pekerjaan dan Penghasilan Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...86
4.4 Pekerjaan dan Uang Saku Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...86
4.5 Pendidikan Terakhir dan Lama Mengenal Kartu Esia Ganas Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...87
4.6 Tempat Pembelian Kartu dan Jumlah Pembelian Voucher Pulsa Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...88
4.7 Alasan Penggunaan Kartu Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...90
4.8 Sumber Informasi Pengguna Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...93
4.10 Tanggapan Mengenai Mengenai Complexity ...101
4.11 Tanggapan Mengenai Mengenai Compatibility ...104
4.12 Tanggapan Mengenai Mengenai Trialability ...107
4.13 Tanggapan Mengenai Mengenai Observability ...109
4.14 Rekapitulasi Indikator Inovasi ...112
4.15 Tanggapan Mengenai Mengenai Mission ...116
4.16 Tanggapan Mengenai Mengenai Money ...119
4.17 Tanggapan Mengenai Mengenai Message ...121
4.18 Tanggapan Mengenai Mengenai Media ...125
4.19 Tanggapan Mengenai Mengenai Mesurement ...128
4.20 Rekapitulasi Indikator Periklanan ...130
4.23 Matriks Korelasi Antara Sub Variabel Inovasi Dengan Keputusan Penggunaan Jasa ... 143
4.24 Hasil Pengujian Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Dari Inovasi Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa ... 144
4.25 Pengujian Secara Simultan ...145
4.26 Matriks Korelasi Antara Sub Variabel Periklanan Dengan Keputusan Penggunaan Jasa ... 152
4.27 Hasil Pengujian Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Dari Periklanan Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa ... 154
4.28 Pengujian Secara Simultan ...155
4.29 Matriks Korelasi Antara Sub Variabel Inovasi dan Periklanan Dengan Keputusan Penggunaan Jasa ... 161
4.30 Hasil Pengujian Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Dari Inovasi dan PeriklananTerhadap Keputusan Penggunaan Jasa ... 162
DAFTAR GAMBAR
NO JUDUL HALAMAN
2.1 Proses Inovasi ...19
2.2 Posisi Komunikasi Dalam Rantai Penjualan...31
2.3 Model Perilaku Pembeli ...35
2.4 Model Lima Tahap Pembelian ...38
2.5 Tahap-Tahap Evaluasi Alternatif Dan Keputusan Pembelian ...39
2.6 Model Kerangka Pemikiran ...45
2.7 Paradigma Penelitian ...46
3.1 Hubungan Kausal Antara X Dan Y ...73
3.2 Diagram Jalur Sub Struktur Hipotesis ...74
4.2 Alasan Menggunakan Kartu ...93
4.3 Sumber Informasi Kartu Esia Ganas...96
4.4 Diagram Jalur Sub Struktur Hipotesis 1 ...143
4.5 Diagram Jalur Sub Struktur Hipotesis 2 ...153
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Ilmu dan teknologi yang berkembang dengan sangat cepat dewasa ini mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pola kehidupan manusia secara pribadi, maupun terhadap kehidupan masyarakat. Berbagai perubahan yang terjadi berpengaruh pula terhadap kebutuhan manusia akan teknologi di dalam melakukan komunikasi dan bertukar informasi dengan cepat, sehingga ditemukannya alat komunikasi jarak jauh yang dapat melakukan komunikasi dan bertukar informasi. Salah satu alternatif permasalahan ini adalah dengan adanya teknologi yang canggih di dalam kartu telepon seluler yang dapat memudahkan manusia di dalam berkomunikasi.
Adanya kerjasama dalam ruang lingkup global, terutama dengan diadakannya kerjasama antar negara khususnya di bidang teknologi dan komunikasi akan berdampak pada meningkatnya perubahan pola gaya hidup yang semakin canggih, cepat dan dinamis yang akan berdampak pula pada semakin banyaknya perusahaan penyedia jasa (provider) teknologi dan komunikasi yang memanfaatkan peluang ini sehingga akan meningkatkan persaingan di antara perusahaan tersebut.
Dampak tersebut salah satunya dikarenakan diberlakukannya Undang-Undang No. 36/1999 mengenai telekomunikasi dan regulasi pemerintah tahun 2002 yang mengizinkan operator seluler luar negeri memasuki pasar Indonesia, dan sejak itulah industri telekomunikasi Indonesia masuk pada era liberalisasi telekomunikasi. Banyak masuknya operator asing ke Indonesia dikarenakan pula dari jumlah penduduk Indonesia dengan menempati terbesar ke empat di dunia yang menggambarkan bahwa pangsa pasar Indonesia masih sangat luas dan mampu menarik minat operator asing tersebut.
Menurut Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk telekomunikasi, adanya peningkatan jumlah pengguna seluler ini dikarenakan pertumbuhan ponsel cerdas di Negara-negara maju dan layanan bergerak (mobile) di negara-negara berkembang (Bataviase.co.id , 12 Maret 2010). Tabel 1.1 di bawah ini adalah peringkat negara-negara di dunia dengan pengguna seluler terbanyak di dunia.
Tabel 1.1
8 Peringkat Negara Dengan Jumlah Pengguna Seluler Terbanyak Di Dunia Tahun 2010
No Negara Jumlah Pengguna Total Populasi Persentase Pengguna
1 Cina 786.500.000 1.335.330.000 60.6%
2 India 601.223.402 1.178.071.000 56.3%
3 United States 285.610.580 308.505.000 91.0%
4 Russia 208.330.000 141.927.297 146.8%
5 Indonesia 192.180.000 231.369.500 83.1%
6 Brazil 180.765.438 191.480.630 94.4%
7 Japan 107.490.000 127.530.000 84.11%
8 Germany 107.000.000 81.882.342 130.15%
Sumber : Bataviase dan Antara News 2010
Berdasarkan Tabel 1.1 Indonesia menempati posisi ke-lima pengguna terbanyak di dunia dengan 192,18 juta pengguna dari total 231,36 juta penduduk. Posisi ini menggambarkan bahwa Indonesia memiliki pasar potensial yang tinggi dalam bidang telekomunikasi ini, sehingga banyak perusahaan operator telepon seluler yang didirikan, baik perusahaan lokal maupun asing. Tabel 1.2 menunjukkan perkembangan jumlah operator telepon seluler di beberapa negara di dunia sampai dengan tahun 2010 ini.
Tabel 1.2
Perkembangan Jumlah Operator Seluler Di Beberapa Negara Tahun 2010
No Negara Jumlah operator 1 Indonesia 11 operator 2 Filipina 4 operator 3 Malaysia 3 operator 4 Korea Selatan 3 operator
5 Cina 3 operator
6 Singapura 3 operator 7 India 5 operator 8 Thailand 5 operator 9 Australia 4 operator
Berdasarkan Tabel 1.2 Jumlah operator di Indonesia dibandingkan beberapa Negara lain di dunia jauh lebih banyak, dan ini mengindikasikan bahwa pangsa pasar pelanggan seluler di Indonesia sangat tinggi. Akibatnya persaingan perusahaan operator di Indonesia yang tinggi juga dapat disertai dengan tingginya penetrasi seluler di Indonesia.
Menurut hasil riset Frost and Sullivan memperkirakan, penetrasi seluler Indonesia akan mencapai 98,5 persen pada 2014. Berdasarkan data Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, hingga akhir 2009 penetrasi seluler di Indonesia sudah mencapai 85 persen. Sementara itu, menurut hasil penelitian International Telecommunication Union, penetrasi seluler Indonesia masih berada di bawah Filipina (75 persen), bahkan, angkanya jauh di bawah negara Asia Tenggara lainnya, Thailand, yang mencapai 92 persen. Menurut Group Head Corporate Communications PT Indosat Tbk Adita Irawati, bersama dengan Cina dan India, Indonesia memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan pelanggan seluler di Asia. Pada 2009, penambahan jumlah pelanggan seluler di Asia diperkirakan mencapai 300 juta. (Pikiran-rakyat.com, Rabu 3 Maret 2010-05:16 wib). Data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.3
Tabel 1.3
Penetrasi Operator Telepon seluler
Beberapa Negara di Asia Sampai Akhir Tahun 2009
No Negara Penetrasi pasar 1 Indonesia 85%
2 Filipina 75%
3 Thailand 92%
4 Cina 30%
Sumber : Pikiran-rakyat.com, Rabu 3 Maret 2010-05:16 wib
Tabel 1.4 dapat menunjukkan perkembangan jumlah pelanggan telepon berdasarkan jaringan dan operatornya di Indonesia tahun 2006-2010 menurut Antaranews.com .
Tabel 1.4
Perkembangan Jumlah Pelanggan Seluler Di Indonesia Sampai Dengan Tahun 2010
Perkembangan selanjutnya adalah munculnya varian baru dari teknologi generasi kedua (2G) yaitu kehadiran provider berbasiskan CDMA. Teknologi CDMA (code division multiple access) adalah teknologi akses jamak dimana masing-masing user menggunakan kode yang unik dalam mengakses kanal yang terdapat dalam sistem. Sinyal informasi pada transmitter dicoding dan disebar dengan bandwidth sebesar 1.25 MHz (spread spectrum), kemudian pada sisi repeater dilakukan decoding sehingga didapatkan sinyal informasi yang dibutuhkan. (Indonesia.com, 2009).
Tabel 1.5
Daftar Perusahaan Operator Seluler Teknologi CDMA
No Nama perusahaan Produk Tahun Pendirian
1 PT Bakrie Telekom • Esia 2003
2 PT Telkom • TelkomFlexi 1995
3 PT Mobile-8 Telecom • Fren 2002
4 PT Sampoerna Telecom
• Ceria 2005
5 PT Smart Telecom • Smart 2005
6 PT Indosat • StarOne 1994
Sumber : myesia.com, telkomflexi.com
Berbagai kelebihan yang juga dimiliki oleh CDMA semakin menarik minat masyarakat menggunakan CDMA, di samping itu pulsa yang ditawarkan oleh CDMA sama dengan pulsa telepon rumah. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan di antara operator CDMA semakin tinggi. Masing-masing operator CDMA berusaha untuk menarik konsumen agar tertarik untuk menggunakan jasa layanan mereka. Tabel 1.6 menunjukkan market share operator seluler CDMA di Indonesia tahun 2010.
Tabel 1.6
Market Share Operator Seluler CDMA Tahun 2010
No PRODUK/OPERATOR MARKET SHARE PERSENTASE MARKET
SHARE CDMA
1 PT TELKOM 16,8 juta 47.12 %
2 PT BAKRIE TELECOM 12,1 juta 32.75%
3 PT MOBILE-8 TELECOM 3,5 juta 10.34%
4 PT SMART TELECOM 2,5 juta 7.47%
5 PT SAMPOERNA TELECOM 780 ribu 2.29%
Berdasarkan Tabel 1.6 PT Telkom memiliki market share CDMA tertinggi dengan persentase sebesar 47,12% dan PT Bakrie Telecom memiliki persentase market share CDMA sebesar 32,75%.
Saat ini kebijakan pemerintah berkait yang denganprogramaffordability (keterjangkauan) tarif telepon seluler mendapat apresiasi lembaga perbankan internasional, Deutche Bank. Dalam laporan terbarunya, Deutche Bank menyatakan, kalau tarif telepon seluler di Indonesia merupakan paling murah di Asia. Saat sebelumnya (2005) Indonesia dalam kategori termahal di Asia setelah China, dengan tarif sebesar 0,15 dollar AS per menit, pada tahun 2008 menjadi negara dengan tarif termurah dengan harga 0,015 dollar AS per menit. Tahun 2010 ini belum diperoleh data akurat soal tarif selular ini. Karena yang jelas, persaingan tarif antar operator selular semakin meningkat (Surabayawebs, 2010)
Tabel 1.7
Persaingan Paket Kartu Telepon seluler CDMA Antara Esia Dan TelkomFlexi Tahun 2010
Kartu Esia Kartu TelkomFlexi
Paket Program Tarif Paket Program Tarif
Puas 1 Facebook, Yahoo! Messenger, Chatting, dengan tarif lokal
Rp 49,- / Per
Tabel 1.7 adalah persaingan paket kartu telepon seluler CDMA antara esia dan telkomflexi yang baru dikeluarkan perusahaan dikarenakan ke dua operator ini adalah operator terbesar dalam jaringan CDMA. Berbagai paket dan program yang dikembangkan oleh ke dua operator ini cukup tinggi. Paket ini adalah sebagai salah satu cara perusahaan dalam menarik minat pelanggan dalam menggunakan produk dari ke dua operator tersebut. Berbagai fitur-fitur dan fasilitas-fasilitas yang baru dengan harga yang bersaing dapat mencerminkan ketatnya persaingan di dunia telekomunikasi ini.
Tabel 1.8
Proyeksi Jumlah Pelanggan Seluler Nasional
Tahun Jumlah pelanggan
2010 167.700.000 2011 184.400.000 2012 199.060.000 2013 206.000.000 Sumber : Sharingvision.com
Tabel 1.8 menunjukkan proyeksi pelanggan seluler secara nasional dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Hal ini menjadi sebuah tantangan dan peluang kepada perusahaan operator telepon seluler dimana target nasional yang pada tahun 2010 ini sejumlah 167,7 juta pelanggan dapat meningkat 18,59% atau sekitar 38,3 juta pelanggan pada tahun 2013. Sebaiknya jumlah sebesar ini harus sesuai dengan masing-masing target perusahaan dalam meningkatkan pelanggannya.
Tabel 1.9
Proyeksi Jumlah Pelanggan Esia
Tahun Kuartal Target Esia Pencapaian
Esia
2010 Q 1 11.000.000 10.000.000
Q 2 12.000.000 11.000.000
Q 3 13.000.000 12.100.000
Q 4 14.000.000 12.802.890
2011 - - -
Sumber : Laporan PT Bakrie Tel 2010 dan Antaranews.com (16 November 2010 20:04)
memenuhi kekurangan 1,9 juta pelanggan dalam kurun waktu 3 bulan, dan ini akan sulit terlaksana dikarenakan pada kuartal sebelumnya, dalam satu kuartal jumlah pelanggan yang bertambah tidak melebihi 1 juta pelanggan baru. Akhir tahun 2010, jumlah pelanggan Esia sebesar 12.802.890 pelanggan, sedangkan target akhir 2010 adalah 14 juta pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa ada kekurangan sekitar 1,2 juta pelanggan untuk mencapai target yang diharapkan perusahaan.
Tabel 1.10 menunjukkan pencapaian jumlah pelanggan TelkomFlexi yang lebih baik dibandingkan dengan Esia. Jumlah pelanggan TelkomFlexi di kuartal ke III sebanyak 16,8 juta pelanggan, sedangkan target pencapaian adalah 18 juta pelanggan di akhir 2010 ini atau di kuartal ke IV. Selisih kekurangan pelanggan pada TelkomFlexi dari kuartal III ke target yang akan dicapai adalah sekitar 1,2 juta pelanggan, dan ini jelas lebih baik dibandingkan dengan Esia yang masih kekurangan 1,9 juta pelanggan.
Tabel 1.10
Proyeksi Jumlah Pelanggan Pesaing Esia Tahun Kuartal Target Telkom
Flexi
Pencapaian TelkomFlexi
2010 Q 1 -
Q 2 - 15.000.000
Q 3 - 16.800.000
Q 4 18.000.000 -
2011 - 21.000.000 -
Sumber : Surabayawebs.com
Tabel 1.11
Penurunan Jumlah Pelanggan Baru Esia
Tahun Pencapaian
Jumlah Pelanggan Esia
Jumlah
Pelanggan Baru Esia
Persentase Pelanggan Baru Esia
2007 3,6 Juta - -
2008 7,3 Juta 3,7 Juta 50,7 %
2009 10,6 Juta 3,3 Juta 31,1 %
2010 12,8 Juta 2,2 Juta 20,7 %
Sumber : Myesia.com, Tempointeraktif.com, dan Antaranews.com
Tabel 1.11 menjelaskan penurunan jumlah pelanggan baru esia dari tahun ke tahun . Pada tahun 2008 persentase kenaikan pelanggan baru sebesar 50,7% dari tahun sebelumnya, namun mulai tahun 2009 jumlah persentase pelanggan baru semakin berkurang dan pada akhir 2010 perusahaan diperkirakan tidak mampu memenuhi target yang diharapkan.
Tabel 1.12
Implementasi Tarif Esia Ganas
No Rincian
1 Nelpon Rp 1/detik ke semua pengguna esia 2 Nelpon Rp 1/detik ke GSM lokal
3 Nelpon Rp 1/detik nelpon internasional 01010 4 SMS Rp 1/karakter ke semua operator
5 Internet Rp 1/ 2 KB data internet 6 Nada sambung Rp 1/ lagu
7 Gratis Telepon dan SMS seharian, lokal interlokal 24 jam non stop ke seluruh Indonesia Sumber : myesia.com
Menurut wakil direktur PT Bakrie Telecom, Erijk Meijer mengatakann bahwa salah satu upaya yang dilakukan esia dalam memenuhi target yang diharapkan adalah dengan melakukan inovasi (inilah.com. 19-11-2009, 16:00 wib). Menurut Everett M. Rogers (2003;12) mengartikan inovasi sebagai ide-ide baru, praktik-praktik baru, atau objek-objek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat sasaran. Inovasi sangat penting kaitannya dengan eksistensi dan perkembangan dan keberhasilan perusahaan. Menurut Kotler (2004:406) pemasar mengenali beberapa kebenaran dasar tentang proses penerimaan. Perbedaan-perbedaan kesiapan individual untuk mencoba produk baru akibat dari pengaruh pribadi, perbedaan tingkat penerimaan, dan perbedaan kesiapan organisasi untuk mencoba produk baru. Menurut Djaslim Saladin (2006:114) proses pengadopsian itu sangat tergantung pada karakteristik-karakteristik masing-masing penerima, ada yang cepat sekali, ada yang hati-hati, ada yang setengah-setengah dan ada pula yang sekedar mencoba. Banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti kehidupan sosial penerima dan pengaruh pribadi penerima.
Tabel 1.13
Implemantasi Inovasi Esia Ganas
No Inovasi Rincian
1 Fitur-fitur Baru Esia Ganas • DV8.8 sebagai layanan voice portal
• Esia Blacklist • Esia Whitelist • SMS Forward • SMS Autoreplay • ML-101
• Layanan Isi Esia 2 Handphone Bundling Esia
Ganas
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh periklanan. Menurut Shimp (2003;360) “Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap ada dalam ingatan para konsumen, pada saat kebutuhan muncul yang berhubungan dengan produk yang diiklankan, dampak penggunaan di masa lalu memungkinkan merek pengiklan untuk hadir di benak konsumen sebagai suatu kandidat merek yang akan dibeli”. Dilihat dari pernyataan tersebut menyatakan bahwa dengan melakukan periklanan akan dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk tersebut. Implementasi iklan esia dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumen dapat dibuktikan dengan banyaknya iklan baik berupa media elektronik dan media cetak dengan menggunakan strategi disruptive dan kreatif dimana iklan esia banyak ditiru oleh pesaing.
Berdasarkan uraian di atas maka peulis merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Inovasi dan Periklanan Terhadap Keputusan Penggunaan Operator Telepon Seluler (Suatu Survei Pada Pengguna Kartu Esia Ganas PT Bakrie Telecom, Tbk Di Bandung).
1.2Identifikasi Masalah
Inti permasalahan yang telah diuraikan dapat dijelaskan melalui uraian fenomena peningkatan intensitas persaingan dan juga target yang harus dicapai perusahaan. PT Bakrie Telecom, Tbk harus berusaha mewujudkan dalam meningkatkan keputusan pembelian calon konsumennya dalam menggunakan produk tersebut, sebab jika tidak dicapai maka target yang telah ditentukan tidak akan terwujud. Menurut Wakil Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk Erick Meijer, Esia ditargetkan mampu meningkatkan jumlah pelanggan hingga mencapai 14 juta pelanggan sampai dengan akhir 2010 ini (Neraca, 2010). Sebelumnya, pengeluaran produk baru dari esia, yaitu esia suka-suka belum mampu meningkatkan pembelian konsumen yang ditargetkan.
Saat ini jumlah pelanggan Esia baru sekitar 12,1 juta pelanggan dan ditargetkan pada kuartal akhir tahun 2010 ini mencapai angka 14 juta pelanggan. Kekurangan pelanggan yang sekitar 1,9 juta pelanggan harus ditingkatkan agar target akhir tahun ini dapat tercapai. Salah satu cara agar dapat meningkatkan kekurangan pelanggan tersebut adalah dengan meningkatkan keputusan pembelian calon konsumennya.
mampu lebih meningkatkan persaingan dalam industri telekomunikasi dan juga terciptanya target yang ditetapkan perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi masalah pelelitian ini diidentifikasi masalah ke dalam tema sentral sebagai berikut.
Meningkat pesatnya intensitas persaingan di antara perusahaan jasa operator telepon seluler baik lokal maupun asing, menyebabkan semakin sulitnya untuk meningkatkan keputusan pembelian konsumen dalam menggunakan produk perusahaannya dan juga akan mempersulit target pencapaian jumlah pelanggan yang ditetapkan perusahaan. Hal ini akan menjadi permasalahan yang cukup serius karena menyebabkan penurunan jumlah pelanggan baru esia dari tahun ke tahunnya, dan keinginan calon pelanggan untuk membeli kartu esia yang ternyata tidak sesuai harapan perusahaan dan Esia tidak mampu menjalankan strategi pemasarannya dengan baik, terlebih lagi tantangan persaingan operator telepon seluler yang saat ini ada 5 perusahaan operator CDMA dan 6 perusahaan operator GSM dengan masing-masing strartegi pemasaran yang digunakan. Hal ini harus segera diperhatikan karena jika tidak maka calon pelanggan yang ditargetkan menggunakan produk esia ternyata tidak membeli produk tersebut atau bahkan menggunakan kartu seluler dari operator lain yang akan jelas akan berdampak penurunan penjualan kartu esia dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya dan yang pada akhirnya akan menurunkan laba perusahaan, sehingga diduga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan keputusan pembelian konsumen yang didukung oleh implementasi Inovasi dan juga Periklanan.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran inovasi PT Bakrie Telecom melalui kartu Esia Ganas di Bandung. 2. Bagaimana gambaran pelaksanaan periklanan kartu Esia Ganas PT Bakrie Telecom di
Bandung.
3. Seberapa besar keputusan penggunaan konsumen PT Bakrie Telecom terhadap kartu Esia Ganas di Bandung
1.4Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan data dan informasi yang berhubungan dengan inovasi dan periklanan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian kartu Esia Ganas PT Bakrie Telecom. Tujuan penelitian ini adalah :
1. Memperoleh gambaran mengenai inovasi PT Bakrie Telecom melalui kartu Esia Ganas di Bandung
2. Memperoleh gambaran mengenai periklanan kartu Esia Ganas PT Bakrie Telecom di Bandung.
3. Memperoleh gambaran mengenai besarnya keputusan penggunaan konsumen PT Bakrie Telecom terhadap kartu Esia Ganas di Bandung.
4. Memperoleh gambaran mengenai besarnya pengaruh inovasi dan periklanan terhadap keputusan penggunaan kartu Esia Ganas di bandung baik secara simultan maupun parsial
1.5Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara akademis maupun empiris sebagai berikut
1. Kegunaan Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khasanah kajian ilmu manajemen khususnya ilmu manajemen pemasaran mengenai Inovasi dan Periklanan yang akan berpengaruh terhadap keputusan menggunakan kartu esia paket ganas PT Bakrie Telecom
2.Kegunaan Empiris
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh inovasi dan periklanan terhadap keputusan penggunaan kartu esia ganas pada beberapa lembaga pendidikan di Bandung . Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variable bebas adalah inovasi (X1) yang memiliki 5 (lima) indikator dan periklanan (X2) yang memiliki 5 (lima) indikator, adapun variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y) yang memiliki 10 (sepuluh indikator).
Menurut Mcneil Ruth (2005:57) dalam Bussines to Buseness Market Research. Penelitian adalah pengumpulan dan analisis data suatu sampel dari individu-individu atau organisasi yang berkaitan dengan perilaku, karakteristik, sikap, pendapat atau keuangan. Hal tersebut mencakup semua bentuk pemasaran dan penelitian social seperti survey konsumen dan industry, investigasi psikologis, observasi dan studi panel.
Penelitian dilakukan terhadap pengguna kartu Esia Ganas di beberapa lembaga pendidikan di Bandung. Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka yang akan dianalisis yaitu mengenai pengaruh inovasi terhadap keputusan penggunaan jasa, periklanan terhadap keputusan penggunaan jasa, serta inovasi dan periklanan terhadap keputusan penggunaan jasa.
Penelitian dilakukan dari bulan Agustus 2010 sampai dengan bulan Mei 2011, maka pendekatan yang digunakan menurut Husein Umar (2008:45) adalah pendekatan cross sectional, yaitu “Metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Dan Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Traver Travern dalam Husain Umar (2002:21) menjelaskan bahwa : “Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.
Sedangkan menurut Mohammad Nasir (2007:54) mengemukakan bahwa :
“Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti status, sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki”.
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:8) penelitian verifikatif “Pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan”. Dalam penelitian ini diuji mengenai pengaruh inovasi dan periklanan terhadap keputusan penggunaan kartu Esia Ganas. Penelitian deskriptif di sini bertujuan untuk memperoleh deskripsi mengenai perusahaan jasa operator telepon seluler dan bagaimana perusahaan tersebut di dalam mensegmentasikan pengguna jasa operator telepon seluler. Disamping itu metode deskriptif adalah metode untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa sekarang dengan cara mengumpulkan data, menyusun, menganalisis, dan menginterpretasikan data-data itu. Mengingat penelitian ini bersifat deskriptif, maka metode yang digunakan ialah metode survai yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Berdasarkan penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey explanatory. Penelitian yang dianalisis banyak digunakan diberbagai ilmu, termasuk ilmu pemasaran.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk mendeskripsikan karakteristik dari sebuah populasi atau fenomena apa adanya. Melalui jenis penelitian deskriptif, selanjutnya secara terperinci dapat dianalisis sebagai berikut:
4) Seberapa kuat pelaksanaan inovasi dalam mempengaruhi keputusan pembelian kartu esia ganas
5) Seberapa kuat pelaksanaan periklanan dalam mempengaruhi keputusan pembelian kartu esia ganas
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran/deskripsi tentang ciri-ciri variabel (dalam penelitian ini inovasi, periklanan dan kepututsan penggunaan jasa). Adapun penelitian verifikatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis, dalam penelitian ini akan diuji apakah kompetensi, indepenensi auditor internal berpengaruh terhadap kinerja auditor internal Sedangkan penelitiannya menggunakan pendekatan survey. Menurut Suharsimi Arikunto (2009:7) yang dimaksud dengan penelitian verifikatif adalah ”Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan.” Menurut Kerlinger (1973) yang dikutip oleh Sugiyono (2004:7):
“Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2008:33) yang dimaksud dengan variabel bebas (independent variabel/predictor variabel) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel terikat (dependent variabel/criterion variabel) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel/Sub Variabel
Konsep Teoritis Indikator Ukuran Skala
Variabel/Sub Variabel
Konsep Teoritis Indikator Ukuran Skala
Variabel/Sub Variabel
Konsep Teoritis Indikator Ukuran Skala
Observability
Variabel/Sub Variabel
Konsep Teoritis Indikator Ukuran Skala
Variabel/Sub Variabel
Konsep Teoritis Indikator Ukuran Skala
Variabel/Sub Variabel
Konsep Teoritis Indikator Ukuran Skala
• Ketepatan
3.2.3 Jenis Dan Sumber Data
Menurut Sugiyono (2009;129) berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Merupakan data-data pendukung berupa landasan teori yang diperlukan dari buku-buku ilmiah, majalah-majalah ilmiah, serta literatur lainnya ataupun sumber bacaan lainnya yang dianggap relevan dengan topik penelitian.
3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2009;132) yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Pendapat lebih spesifik dikemukakan oleh Husein Umar (2003;136), “Populasi dapat diartikan sebagai kumpulan elemen yang mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Sugiyono (2010;90) menjelaskan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan yang jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.
TABEL 3.2
POPULASI PENELITIAN
No Nama Lembaga Pendidikan Penentuan Populasi Populasi 1 Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI)
10 Kelas Mata Kuliah Dasar Umum
(MKDU) 37
2 Universitas Islam Bandung
(UNISBA) Fakultas Dakwah 25
3 SMA Lab School Bandung 8 Kelas 30
4 SMU (Plus) Muthahhari
Bandung 6 Kelas 28
Total Populasi 120
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel terdiri dari beberapa anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, beberapa, tapi tidak semuanya, elemen dari populasi dapat diambil dari sampel (Sekaran, 2000: 267). Menurut William G. Zikmund (2003:726), “A subset or some part of a large population.” (Artinya: Suatu subset atau beberapa bagian dari suatu populasi yang besar).
Ukuran sampel diperoleh berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Harun Al Rasyid (1994:44) sebagai berikut:
Dimana :
n = sampel
N = populasi
Sedangkan no dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel dari jumlah populasi yang ada, yaitu sebagai berikut :
a. Distribusi skor simetris
b. Nilai tertinggi skor peresponden : (50 x 5) = 250 c. Nilai terendah = 50
d. Rentang = Nilai tertinggi – Nilai skor terendah = 250 – 50 = 200
e. S = Simpangan baku untuk variabel yang diteliti dalam populasi (populasi standard deviator) dengan menggunakan deming’s empirical rule, maka diperoleh :
f. Dengan derajat kepercayaan
= 95% dimana α = 0,05 , 0,975 1,96 2
1 = =
− Z
Z α
(lihat tabel Z, yaitu tabel normal baku akan diperoleh nilai 1,96)
g. Jadi n
ₒ
, = 516,92Dengan demikian jumlah sampel adalah :
N n n n
0 0
1+
=
n
=
, ,= 97,53 = 98
Ukuran sampel minimal (n) dalam penelitian ini adalah 98 orang. Sampel lebih baik ditambahkan sedikit agar hasil penelitian lebih tepat, maka akhirnya ditentukan jumlah sampel sebanyak 100 orang.
3.Teknik Sampling
1. Menentukan sampel sasaran. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel sasaran pengguna kartu Esia Ganas pada beberapa lembaga pendidikan di Bandung melalui perhitungan teknik Harun Al-Rasyid serta ditentukan secara proporsional.
TABEL 3.3
PENARIKAN SAMPEL SECARA PROPORSIONAL
No Nama Lembaga Pendidikan
Jumlah Pengguna Berdasarkan Tempat Lembaga, Jumlah Pengguna
Kartu dan Jumlah Sampel yang diteliti
Sampel
1 Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) 37/120x100 31
2 Universitas Islam Bandung
(UNISBA) 25/120x100 21
3 SMA Lab School Bandung 30/120x100 25
4 SMU (Plus) Muthahhari
Bandung 28/120x100 23
Total Sampel 100
Sumber : Peneliti 2011
2. Menentukan waktu Penelitian. Alasannya karena jumlah pengguna kartu Esia Ganas mudah berubah, ada yang baru menggunakan, ada yang sudah lama menggunakan, sampai tingkatan perpindahan ke kartu lain (churn rate).
3. Melakukan orientasi lapangan. Penelitian dilakukan pada saat pengguna kartu Esia Ganas pada beberapa lembaga di Bandung melakukan kegiatan dalam hal pendidikan di beberapa tempat tersebut.
3.2.5 Teknik Dan Alat Pengumpulan Data
Sumber data yang diperoleh penulis dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Angket (kuesioner), yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada pengguna kartu esia ganas pada beberapa lembaga pendidikan di Bandung yang menjadi anggota sampel penelitian tentang inovasi, periklanan dan keputusan penggunaan jasa
3. Dokumentasi/Studi Kepustakaan tentang inovasi, periklanan dan keputusan penggunaan jasa.
4. Wawancara, yaitu pengumpulan data melalui komunikasi langsung dengan pengguna kartu Esia Ganas pada beberapa lembaga pendidikan di Bandung.
Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut : 1. Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan.
2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Instrumen yang digunakan dalam angket merupakan seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.
3. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan ordinal scales yang ditransformasikan menjadi interval scales.
Penelitian ini menganalisis tiga variable yang terdiri dari variabel bebas (X), yaitu inovasi, periklanan dan variabel terikat (Y) yaitu keputusan penggunaan jasa.
Agar setiap jawaban dapat dihitung, maka setiap jawaban yang dilakukan kepada responden diberi skor. Alat ukur yang digunakan adalah skala likert, seperti yang dikemukakan sugiyono (2003;86) : “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang suatu fenomena sosial.”
Setiap pertanyaan terdiri dari pernyataan positif, skor pada setiap pilihan terdiri dari lima kategori seperti terlihat pada Tabel 3.3 di bawah ini, yaitu :
TABEL 3.4
SKOR SETIAP ITEM PERNYATAAN
Alternatif Jawaban Skor Pernyataan Positif
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Untuk mengetahui koefisien korelasi antar variabel X dan variabel Y maka digunakan koefisien korelasi Guilford sebagai berikut :
TABEL 3.5
INTERVAL KOEFISIEN KORELASI GUILFORD
Interval koefisien Tingkat hubungan 0,00 – 0,19 Sangat rendah 0,20 – 0,39 Rendah 0,40 – 0,59 Sedang 0,60 – 0,79 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono (2003;183)
3.2.6 Pengujian Validitas Dan Reliabilitas
Konsep yang digunakan untuk mengukur uji instrumen adalah uji validitas dan uji reliabilitas dikarenakan suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias (samar) jika data yang digunakan kurang valid dan kurang reliable.
Metode yang akan digunakan untuk uji validitas ialah metode product moment atau pearson (Pearson’s Product Moment Coeffisient of Correlation)sedangkan metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah metode Cronbach’s Alpha dengan menggunakan bantuan SPPS for Windows. Cronbach Alpha adalah koefisien reliabilitas yang menggambarkan seberapa baik item-item dalam suatu set berkorelasi secara positif satu dengan lainnya (Sekaran, 2000). Semakin mendekati nilai 1 koefisien alpha (α) tersebut semakin tinggi konsistensi reliabilitas internal yang diukur.
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
r = n (∑ xy) – (∑x) (∑y)
{|n(∑x2) - (∑x)2|n(∑y2) - (∑y)2}
keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat, dua variabel yang dikorelasikan
X = skor untuk pernyataan yang dipilih Y = skor total
n = jumlah responden
Besarnya koefisien korelasi diintrepretasikan dengan menggunakan Tabel 3.3 di bawah ini
TABEL 3.6
KOEFISIEN KORELASI
Nilai Makna
0,800-1,00 Tinggi 0,600-0,800 Cukup 0,400-0,600 Agak rendah 0,200-0,400 Rendah
0,000-0,200 Sangat Rendah
Sumber: Suharsimi Arikunto (2009:245)
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolok ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf signifikan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut :
(Suharsimi Arikunto, 2009:157)
Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriteria sebagai berikut:
t =
r n r
− − 1
1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikasi α = 0,05. 2. Jika thitung > ttabel maka soal tersebut valid.
3. Jika thitung < ttabel maka soal tersebut tidak valid.
Agar data dalam penelitian ini dapat digunakan dan memenuhi syarat pengujian, maka perlu dilakukan uji validitas. Validitas menunjukkan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat test tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Suatu test dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila test tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya test tersebut.
Untuk mengadakan interperasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Suharsimi Arikunto (2009:245) dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:
Sedangkan pengujian keberartian koefisien korelasi (t) dilakukan dengan taraf signifikasi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut:
t = r
2
1 2 r n
− −
; db = n-2
Keputusan pengujian validitas item istrumen, adalah sebagai berikut:
1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel 2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung < r tabel
3. Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikasi 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28), maka didapat nilai rtabel sebesar 0,374
Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena rhitung lebih besar dari rtabel yang bernilai 0,374. Berikut tabel uji validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS
No Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
A. Relative Advantage
1.
Ketepatan fitur esia DV8.8 0.786 0.374 Valid
2. Ketepatan fitur Esia Blacklist 0.799 0.374 Valid
3. Ketepatan fitur Esia Whitelist 0.490 0.374 Valid
4. Ketepatan fitur SMS forward 0.388
0.374 Valid
5. Ketepatan fitur SMS autoreplay 0.648 0.374 Valid
6. Ketepatan fitur ML-101 0.481
0.374 Valid
7. Ketepatan layanan isi esia 0.608
0.374 Valid
8. Ketepatan inovasi tarif esia ganas 0.403 0.374 Valid
9. Ketepatan esia dalam mengeluarkan
handphone esia yang inovatif 0.466 0.374 Valid
B. Complexity
10. Pemahaman fitur baru esia ganas 0.812 0.374 Valid
11. Pemahaman inovasi tarif baru esia ganas 0.608 0.374 Valid
12. Pemahaman inovasi handphone baru esia 0.805 0.374 Valid
C. Compatibility
13. Kesesuaian fitur baru dengan kebutuhan konsumen
0.714 0.374 Valid
14. Kesesuaian tarif baru dengan harapan
konsumen 0.716 0.374 Valid
15. Kesesuaian variasi handphone esia terbaru
dengan kebutuhan konsumen 0.621 0.374 Valid
D. Trialability
16. Kemampuan fitur baru untuk dicoba secara singkat
0.751 0.374 Valid
17. Kemampuan handphone esia untuk dicoba
secara singkat 0.859 0.374 Valid
E. Observability
19. Ketetapan pemilihan variasi handphone esia 0.648 0.374 Valid
20. Ketetapan pemilihan ukuran, desain dan warna
0.587 0.374 Valid
F. Mission
21. Ketepatan iklan dalam menginformasikan
produk 0.816 0.374 Valid
22. Ketepatan iklan dalam membujuk konsumen 0.817 0.374 Valid
23. Ketepatan iklan dalam mengingatkan
konsumen 0.684 0.374 Valid
24. Ketepatan penyajian iklan kepada konsumen 0.721 0.374 Valid
G. Money
25. Ketepatan waktu penyampaian iklan dalam
media 0.764 0.374 Valid
26. Frekuensi tayangan iklan esia ganas 0.488 0.374 Valid
27.
Iklan esia ganas dapat dilihat pada berbagai media elektronik ,cetak, pameran, SPG dan lain sebagainya.
0.378 0.374 Valid
H. Message
28. Pemahaman isi pesan 0.799
0.374 Valid
29. Ketepatan pemilihan media iklan 0.775 0.374 Valid
30. Pemahaman kosakata dalam iklan 0.760 0.374 Valid
31. Konsistensi bahasa dalam iklan 0.724
0.374 Valid
32. Keunikan bentuk pesan iklan 0.685 0.374 Valid
33. Kesesuaian isi pesan iklan 0.767 0.374 Valid
34. Kemenarikan slogan/jingle dalam iklan 0.488 0.374 Valid
I. Media
35. Kemenarikan bintang iklan 0.729
0.374 Valid
36. Frekuensi roadshow dan event oleh esia 0.609 0.374 Valid
37. Kreativitas iklan dalam menginformasikan
produk 0.848 0.374 Valid
38. Ketepatan desain tampilan gambar dan warna
dalam iklan 0.801 0.374 Valid
J. Measurement
39. Kepercayaan konsumen terhadap iklan 0.741 0.374 Valid
40. Keinginan konsumen dalam membeli produk
dikarenakan pengaruh iklan 0.680 0.374 Valid
K. Keputusan Penggunaan Jasa
41. Keunggulan relatif dibanding produk pesaing 0.909
0.374 Valid
42. Kemudahan menggunakan produk 0.835 0.374 Valid
43. Kesesuaian produk dengan kebutuhan
konsumen 0.903 0.374 Valid
44. Kepuasan konsumen dalam menguji coba
produk 0.921 0.374 Valid
45. Kepuasan konsumen dengan tampilan dan
layanan produk 0.604 0.374 Valid
46. Ketepatan tujuan iklan esia ganas kepada
konsumen 0.781 0.374 Valid
47. Frekuensi iklan esia ganas kepada konsumen 0.800
0.374 Valid
48 Ketepatan isi pesan iklan yang disampaikan 0.622 0.374 Valid
49 Ketepatan media dan bintang iklan yang
digunakan 0.743 0.374 Valid
50 Kepercayaan konsumen terhadap iklan
produk 0.757 0.374 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 1.2 hasil pengujian validitas instrumen penelitian memperlihatkan bahwa semua butir pertanyaan valid (50 item) karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel (0,374) pada derajat kebebasan (df = n-2), mengingat jumlah instrumen yang diuji validitas sebanyak 30 responden.
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:154) mengungkapkan bahwa:
“Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik”.
Artinya pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama akan memberikan hasil yang sama dalam beberapa kali pengukuran selama aspek yang diukur tidak berubah. Secara empiris tinggi rendahnya reabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reabilitas. Semakin tinggi koefisien korelasi untuk reabilitas maka konsistensi konsistensi antara hasil pengenaan dua tes tersebut semakin baik dan hasil ukur kedua tes itu dikatakan semakin reliabel, demikian pula sebaliknya. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian (Suharsimi Arikunto 2009:196)
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengungkapkan masalah ketepatan dan kemantapan alat ukur. Reliabilitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengungkapkan hasil dan kualitas yang konsisten. Pada uji reliabilitas ini dapat berfungsi sebagai pengukur kestabilan atau konsistensi dari suatu alat ukur yang sedang digunakan. Dari Uji Reliabilitas di dalam penelitian ini memakai bantuan SPSS for Windows dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha yang derajat kestabilannya baik jika mendekati nilai angka 1.
Koefisien Alpha Cronbach (Cα) merupakan statistik yang paling umum digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70 (Hair, Anderson, Tatham & Black, 1998:88).
r = 2rb
1+rb
Ket. r = Reliabilitas seluruh instrumen
rb = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua.
Pengujian reliabilitas tersebut menurut Suharsimi Arikunto (2009:156) diilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Butir- butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan instrumen genap.
2. Skor data dari tiap kelompok disusun sendiri dan kemudian skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya.
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika koefisian internal seluruh item (ri) ≥ rtabel dengan tingkat signifikasi 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
2. Jika koefisian internal seluruh item (ri) < rtabel dengan tingkat signifikasi 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS for window diperoleh hasil pengujian reliabilitas sebagai berikut:
TABEL 3.8
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS
No. Variabel r
hitung (Alpha) Sig Keterangan
1 Inovasi 0.929 0.70 Reliabel
2 Periklanan 0.946 0.70 Reliabel
3 Keputusan Penggunaan Jasa 0.933 0.70 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011.
3.2.7 Teknik Analisis Data
Jenis data yang akan terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal. Sejalan dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh antara inovasi dan periklanan terhadap keputusan pembelian konsumen pengguna kartu esia ganas. Data yang diperlukan adalah data interval maka data ordinal akan diubah dulu menjadi data interval dengan bantuan statistik yaitu MSI (method of successive interval).
Pengolahan data yang terkumpul dari hasil penyebaran angket dikelompokkan ke dalam tiga langkah, yaitu persiapan, tabulasi, dan penerapan data pada pendekatan penelitian. Persiapan adalah mengumpulkan dan memeriksa kebenaran cara pengisian, melakukan tabulasi hasil angket dan memberikan nilai sesuai dengan sistem penilian yang telah ditetapkan. Data hasil tabulasi diterapkan pada pendekatan penelitian yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian.
Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah path analysis (analisis jalur) karena penelitian ini menganalisis lebih dari dua variabel, yaitu inovasi (X1), periklanan (X2), dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat (Y) dimana setiap variabel saling berpengaruh. Langkah-langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut ;
2.1.2.1 Method of Succesive Interval (MSI)
Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya, oleh karena itu semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan method of successive interval (Harun Al Rasyid, 1994;131). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut ;
1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan.
2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.
3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut
Scale value = (dencity at lower limit) – (dencity at upper limit) ---
(area below upper limit) – (area below lower limit)
Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independent dengan variabel dependent serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.
2.1.2.2Path Analysis
Setelah data ordinal diubah menjadi data interval dengan menggunakan MSI (method of successive interval), selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independent dengan variabel dependent dari semua sampel penelitian. Berdasarkan hipotesis konseptual yang diajukan, dimana hipotesis itu saling berhubungan, maka terlebih dahulu hipotesis konseptual tersebut digambarkan dalam sebuah paradigm sehingga terlihat bahwa hubungan antar variabel dapat merupakan hubungan regresi sederhana. Analisis ini digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel bebas dimensi inovasi yang terdiri dari relative advantage, complexity, compatibility, trialability dan observability. Periklanan memiliki dimensi mission, money, message, media, measurement terhadap variabel terikat, yaitu keputusan penggunaan jasa secara langsung maupun tidak langsung. Struktur hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat diuji melalui analisis jalur dengan hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara inovasi dan periklanan terhadap keputusan penggunaan jasa.
X1
Gambar 3.1
Struktur Hubungan Kausal Antara X dan Y
Keterangan :
X1 = Inovasi X2 = Periklanan
Y = Keputusan Penggunaan Jasa ε = Epsilon (variabel sisa)
= Hubungan kausalitas
Struktur hubungan di atas dapat dilihat bahwa inovasi dan periklanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara X1, X2, dan Y, namun dalam penelitian ini tidak diperhatikan, oleh karena itu variabel-variabel lain yang mempengaruhi keputusan pembelian diluar Inovasi dan periklanan disebut dengan variabel residu dan dilambangkan dengan ε.
Struktur hubungan kausal antara X1, X2, dan Y diuji melalui analisis jalur dengan hipotesis yang berbunyi : Terdapat pengaruh antara inovasi dan periklanan terhadap keputusan pembelian baik pada konsumen pengguna kartu esia ganas pada beberapa lembaga pendidikan di Bandung. Cara mengujinya yaitu menghitung R2YX1,2 =
∑ YX1,2 . rYX1,2. Hasil R2YX1,2 menunjukkan pengaruh inovasi (X1) dan periklanan (X2) terhadap keputusan pembelian (Y). Pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menggambar sub struktur hipotesis
Gambar 3.2 X2
Diagram Jalur Sub Struktur Hipotesis
Keterangan :
X1 = Inovasi X2 = Periklanan
Y = Keputusan Penggunaan Jasa ε = Epsilon (variabel sisa)
= Hubungan kausalitas = Hubungan korelasional
2) Menghitung matriks korelasi antar variabel bebas :
R1 =
3) Identifikasi Persamaan sub struktru hipotesis
Y = PYX1X1 + PYX2X2 + ε1
4) Menghitung matriks invers korelasi
Y
ε
P
YP
YX1P
YX2X2
X1
Γx1x2
r
X1.X1r
X1.X2r
X2.X2X1
X2
R1-1 =
5) Menghitung semua koefisien jalur melalui rumus :
=
6) Hitung R2Y(X1,x2), yaitu koefisien yang menyatakan determinasi total X1, X2, X3 terhadap Y dengan menggunakan rumus :
R2Y(X1,x2) = [PYX1.1PYX1.2]
Menguji pengaruh langsung maupun tidak langsung dari setiap variabel
a. Pengaruh (X1) terhadap Y
Pengaruh langsung = PYX1.PYX1
Pengaruh tidak langsung melalui (X2) = PYX1. rX1x2 . PYX2 +
Pengaruh total (X1) terhadap Y =
……… b. Pengaruh (X2) terhadap Y
Pengaruh langsung = PYX2.PYX2
Pengaruh tidak langsung melalui (X1) = PYX2. rX2x1 . PYX1 +
Pengaruh total (X2) terhadap Y =
………..
c. Menghitung pengaruh variabel lain (ε)
PY ε =
C
11C
1C
22PY
X1.1PY
X1.2C
11C
12C
22rY
X1.1rY
X1.2r
YX1.1r
YX1.21- R
27) Keputusan penerimaan atau penolakan Ho
Rumusan hipotesis operasional
Ho : PYXi = PYX2 = 0
H1 : Sekurang-kurangnya ada sebuah PYXi ≠ 0, i = 1 dan 2
Statistik uji yang digunakan adalah :
Rumus 3.6
Pengujian Statistik
Hasil Fhitung dibandingkan dengan tabel distribusi F-Snedecor apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, berarti dapat diteruskan pada pengujian secara individual dan statistik yang digunakan : Rumus 3.7
Pengujian distribusi t-student
F =
(n-k-1) ∑ YXi
r
YXik (1-∑ YXi
r
YXi)t
=
P
YXi -P
YXj(1- R2r
(X1,x2))(Cii
+
Cij)BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisa deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan path analysis (analisis jalur) dengan judul penelitian pengaruh inovasi dan periklanan terhadap keputusan penggunaan kartu Esia Ganas. Penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Inovasi kartu Esia ganas menunjukkan bahwa inovasi yang terdiri dari dimensi relative advantage, complexity, compatibility, trialability dan observability
dapat dilaksanakan dengan baik. Pada dimensi relative advantage
(keunggulan relatif) yang paling tepat dilaksanakan oleh PT Bakrie Telecom terhadap kartu Esia Ganas adalah inovasi tarif Esia Ganas. Pada dimensi complexity (kompleksitas) yang paling mudah dimengerti oleh pelanggan adalah tentang inovasi ponsel terbaru yang dikeluarkan Esia dengan bundling Esia Ganas. Pada dimensi compatibility (kompatibilitas) yang paling sesuai dengan kebutuhan konsumen adalah banyaknya variasi ponsel bundling Esia Ganas. Pada dimensi trialability (kemampuan diujicobakan) yang paling singkat untuk dicoba adalah ponsel bundling Esia Ganas. Pada dimensi observability (kemampuan untuk diamati) yang paling jelas dan mudah untuk diamati adalah fitur-fitur baru Esia Ganas.
penggunaan, sedangkan dimensi complexity merupakan dimensi terendah jika dibandingkan dengan dimensi yang lain.
3. Periklanan kartu Esia Ganas menunjukkan bahwa periklanan yang terdiri dari
dimensi mission, money, message, media dan measurement dapat
dilaksanakan dengan baik. Pada dimensi mission (tujuan periklanan) yang paling tinggi menurut responden adalah iklan Esia Ganas dapat membujuk
konsumen untuk membeli produk. Pada dimensi money (anggaran periklanan)
yang paling tinggi adalah iklan Esia Ganas dapat dilihat pada berbagai media cetak dan elektronik. Pada dimensi message (pesan periklanan) yang paling menarik adalah slogan yang digunakan dalam iklan. Pada dimensi media (media periklanan) yang paling menarik bagi responden adalah keberadaan bintang iklan Esia Ganas. Pada dimensi measurement (evaluasi dampak iklan) yang paling tinggi adalah iklan Esia Ganas dapat mempengaruhi keinginan konsumen untuk menggunakan produk tersebut.
4. Secara keseluruhan, periklanan berpengaruh terhadap keputusan penggunaan kartu Esia Ganas. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi program periklanan kartu Esia Ganas yang dilaksanakan, maka akan semakin tinggi
keputusan penggunaan kartu Esia Ganas. Dimensi message merupakan
dimensi yang paling tinggi dalam mempengaruhi keputusan penggunaan, sedangkan dimensi money merupakan dimensi terendah jika dibandingkan dengan dimensi yang lain.
5. Keputusan penggunaan terhadap kartu Esia Ganas dapat dengan nilai yang paling tinggi dalam mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produk adalah kemudahan menggunakan produk, baik fitur, ponsel, layanan maupun fasilitas yang ditawarkan.
6. Inovasi dan Periklanan sama-sama berpengaruh secara positif dalam
7. Hasil pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa inovasi dan periklanan memiliki hubungan yang signifikan dengan keputusan penggunaan kartu Esia Ganas. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi dan periklanan memiliki hubungan yang erat dengan keputusan penggunaan kartu Esia Ganas. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi program inovasi dan periklanan kartu Esia Ganas yang dilaksanakan, maka akan semakin tinggi keputusan penggunaan kartu Esia Ganas.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh mengenai pengaruh inovasi dan periklanan terhadap keputusan penggunaan kartu Esia Ganas, maka penulis memberikan rekomendasi dengan harapan dapat memberikan manfaat dan menjadi usulan dan pertimbangan pada PT Bakrie Telekom selaku pemilik kartu Esia Ganas dalam mencapai hasil yang lebih maksimal dengan tujuan meningkatkan keputusan penggunaan melalui inovasi dan periklanan pada masa yang akan datang. Berikut ini beberapa rekomendasi yang diusulkan oleh penulis kepada PT Bakrie Telekom selaku provider kartu Esia Ganas :
hadirnya inovasi dari fitur-fitur Esia Ganas ini, oleh karena itu PT Bakrie Telekom Selaku pemilik Esia Ganas harus lebih memperhatikan adalah memberikan perhatian yang lebih kepada konsumen dari inovasi fitur-fitur baru Esia Ganas ini. Salah satu yang direkomendasikan dari inovasi Esia adalah memproduksi ponsel bundling Esia dengan model tablet yang terbaru. Hal ini sangat disarankan karena ponsel dengan tipe ini masih jarang ada di pasaran.
2. Penelitian ini menunjukkan bahwa inovasi dapat mempengaruhi keputusan penggunaan kartu Esia Ganas, namun untuk lebih memaksimalkan keputusan penggunaan kartu maka PT Bakrie Telekom melalui kartu Esia Ganas sebaiknya lebih memaksimalkan kualitas, fitur-fitur baru dan fasilitas yang sesuai dengan perkembangan telekomunikasi yang saat ini semakin cepat. Contoh yang dapat dikembangkan adalah PT Bakrie Telecom melalui kartu Esia Ganas sebaiknya lebih berfokus pada mobile i-net, yaitu seperti pengembangan fasilitas Global Positioning System (GPS) yang saat ini mulai banyak dikembangkan atau fasilitas kemudahan layanan internet yang lainnya, sehingga keputusan penggunaan kartu Esia Ganas semakin meningkat.
3. Penelitian ini menunjukkan bahwa periklanan dapat mempengaruhi keputusan