PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN
AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Fisika
Oleh
FITRI SAFITRI
0704358
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE
NUMBER HEADS TOGETHER
(NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN
AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN FISIKA
Oleh Fitri Safitri
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Fitri Safitri 2013
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN
AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA
Oleh : Fitri Safitri NIM. 0704358
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I,
Drs. Purwanto, M.A NIP. 195708231984031001
Pembimbing II,
Dra. Heni Rusnayati, M.Si NIP. 196102021989012001
Mengetahui,
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN
AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA
Fitri Safitri ( NIM: 0704358) Pembimbing I : Purwanto, M.A Pembimbing II : Dra. Heni Rusnayati Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe number heads together (NHT) untuk meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran fisika. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada penelitian ini diterapkan pada siswa kelas VII di SMPN Purwadadi dengan materi Kalor. Peningkatan prestasi belajar mencakup ranah kognitif C1, C2, C3, dan C4. Bentuk pre-experimental design yang digunakan yaitu one group pretest-postest. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu 29 soal pilihan ganda, lembar aktivitas siswa dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Pengolahan data prestasi belajar pada ranah kognitif dengan menggunakan gain ternomalisasi skor pretest dan postest. Hasil penelitian menunjukkan gain ternormalisasi 0,45 dengan kategori sedang, dengan rincian 0,41; 0,44; 0,36; dan 0,52 untuk ranah kognitif C1, C2, C3, dan C4. Persentase rata-rata aktivitas siswa untuk masing-masing pertemuan yaitu 71,17 %; 74,30 %; dan78,83 % dengan kategori tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe number heads together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas belajar siswa.
APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL NUMBER TYPE HEADS TOGETHER (NHT) TO IMPROVE STUDENT ACHIEVEMENT AND LEARNING ACTIVITIES LEARNING IN
PHYSICS
Fitri Safitri ( NIM: 0704358) Pembimbing I : Purwanto, M.A Pembimbing II : Dra. Heni Rusnayati Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI
ABSTRACT
Has done research on the application of cooperative learning model number heads together (NHT) to improve student achievement and learning activities in the learning of physics. cooperative learning model of NHT in this study applied to class VII in junior high school of Purwadadi with studying heat and transfer. Improving learning achievements include cognitive C1, C2, C3, and C4. Form of pre-experimental design used was one-group pretest-posttest. Data collection tools used were 29 multiple choice questions, sheet of the student activity, and sheet of the observation learning of teacher. Data processing on cognitive achievement gain ternomalisasi using pretest and posttest scores. The results showed normalized gain 0.45 with medium category, with details of 0.41; 0.44; 0.36, and 0.52 for the cognitive C1, C2, C3, and C4. The average percentage of student activities for each meeting that is 71.17%, 74.30%; dan78, 83% in the high category. Therefore, it can be concluded that the application of cooperative learning model number heads together (NHT) can improve academic achievement and student learning activities.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
BAB II. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN AKTIVITAS BELAJAR……….………... 7
A. Model Pembelajaran Kooperatif………..…….……... 7
B. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT)………...………... 12
C. Prestasi Belajar………..………... 16
D. Aktivitas Belajar…..………..………... 19
E. Hubungan Pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dengan Prestasi dan Aktivitas……… 21
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………. 23
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24
C. Teknik Pengumpulan Data………... 24
D. Prosedur Penelitian ……….. 26
E. Teknik Analisis Instrumen Penelitian ………...……….. 29
F. Teknik Pengolahan Data ………...………….. 32
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Analisis Uji Coba Instrumen Tes... 36
B. Keterlaksanaan Pembelajaran... 40
1. Pertemuan ke-1……… 41
2. Pertemuanke-2 ... 43
3. Pertemuanke-3 ... 45
C. Profil Aktivitas Siswa... 47
1. Profil Aktivitas pada Pertemuan ke-1……….. 47
2. Profil Aktivitas pada Pertemuan ke-2………... 49
3. Profil Aktivitas pada Pertemuanke-3……….……….……. 51
D. Prestasi Belajar Siswa...………... 53
LAMPIRAN A. PERANGKAT PEMBELAJARAN...… 64
LAMPIRAN B. ANALISIS UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN... 92
LAMPIRAN C. INSTRUMEN PENELITIAN………... 130
LAMPIRAN D. ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN.……. 159
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe NHT ... 14
Tabel 3.1 One Group Pretest-Postest Design …...………...………... 23
Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas Butir Soal ... 29
Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas ... 31
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 31
Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda ………...……… 32
Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Gain Normalisasi... 33
Tabel 3.7 Interpretasi Aktivitas Siswa………... 34
Tabel 3.8 Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran... 35
Tabel 4.1 Analisis Uji Coba Butir Soal……... 37
Tabel4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 41
Tabel4.3 Persentase Keterlaksanaan Tahap Pembelajaran Pertemuan ke-1… 42 Tabel4.4 Persentase Keterlaksanaan Tahap Pembelajaran Pertemuan ke-2.... 43
Tabel4.5 Persentase Keterlaksanaan Tahap Pembelajaran Pertemuan ke-3.... 45
Tabel4.6 IPK Aktivitas Siswa pada Pertemuan ke-1... 47
Tabel4.7 IPK Aktivitas Siswa pada Pertemuan ke-2... 49
Tabel4.8 IPK Aktivitas Siswa pada Pertemuan ke-3... 51
Tabel4.9 Analisis Skor Pretest dan Posttest……….... 53
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian………... 28
Gambar 4.1 Persentase Keterlaksanaan Tahapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT pada Pertemuan ke-1... 42
Gambar 4.2 Persentase Keterlaksanaan Tahapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT pada Pertemuan ke-2………... 44
Gambar 4.3 Persentase Keterlaksanaan Tahapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT pada Pertemuanke-3………... 46
Gambar 4.4 IPK Aktivitas Siswa pada Pertemuan ke-1... 48
Gambar 4.5 IPK Aktivitas Siswa pada Pertemuan ke-2... 50
Gambar 4.6 IPK Aktivitas Siswa pada Pertemuan ke-3... 52
Gambar 4.7 Peresentase Skor Pretest dan Posttest... 53
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Perangkat Pembelajaran.……… 64
A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……..……… 64
A.2. Lembar KegiatanSiswa (LKS) ..………... 80
a. Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan ke-1... 80
b. Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan ke-2... 85
c. Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan ke-3... 88
Lampiran B. Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian……..……....………... 92
B.1 Soal Judgement Instrumen Tes………....……. 92
B.2 Lembar Judgement Instrumen Tes ………...…… 108
B.3 Soal Uji Coba Instrumen Tes...……… 110
B.4 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen………. 115
a. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes…………..….. 115
b. Rekap Analisis Uji Coba Instrumen Tes…………..… 128
Lampiran C. Instrumen Penelitian…….…………...……….. 130
C.1 Kisi-kisi Soal Tes Prestasi Belajar...……….…... 130
C.2 Soal Tes Prestasi Belajar...………... 143
C.3 Format Observasi Profil Aktivitas Belajar Siswa...…… 147
b. Rubrik Penilaian Format Observasi Aktivitas Belajar
Siswa...……...………...…... 148
C.4 Format Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT a. Pertemuan ke-1...………...……….. 150
b. Pertemuan ke-2...………...……….. 153
c. Pertemuan ke-3...………...………... 156
Lampiran D. Analisis Data Hasil Penelitian………..……..……… 159
D.1 Data Skor Pre-Test...………...……….. 159
D.2 Data Skor Post-Test...………...…….... 160
D.3 Nilai Gain Ternormalisasi...………... 161
D.4 Nilai Gain Ternormalisasi Rata-Rata Pada Aspek Konitif C1...………...…………... 162
D.5 Nilai Gain Ternormalisasi Rata-Rata Pada Aspek Konitif C2...………...…………... 163
D.6 Nilai Gain Ternormalisasi Rata-Rata Pada Aspek Konitif C3...………...………. 164
D.7 Nilai Gain Ternormalisasi Rata-Rata Pada Aspek Konitif C4...………...………. 165
D.8 Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa...…..………… 166
D.9 Analisis Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT...……….. 169
Lampiran E. Dokumentasi Penelitian………..……..……….. 179
E.1 Foto Penelitian………...………. 179
E.2 Lembar Kesediaan Menjadi Penilai Instrumen Penelitian Skripsi ………..………... 180
E.3 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah…………...… 182
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal di dalam kehidupan manusia. Di manapun dan kapanpun di dunia ini selalu terdapat pendidikan, tidak terkecuali bagi bangsa Indonesia. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan hal tersebut, maka pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Salah satu prinsip yang telah ditetapkan adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat (Depdiknas, 2007). Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran.
diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan, menyatakan bahwa setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar peserta didik mampu meningkatkan rasa ingin tahunya, mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan, memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan mencari sumber informasi, mengolah informasi menjadi pengetahuan, menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah, mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain, dan mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang wajar.
minimum (KKM). Dari uaraian diatas, menunjukkan bahwa kualitas pembelajarannya masih kurang, sehingga berdampak pada prestasi belajar yang masih di bawah KKM serta aktivitas belajar siswa yang masih kurang.
Untuk memecahkan masalah tersebut salah satu caranya adalah diperlukan reorientasi dalam proses pembelajaran di kelas yang lebih memberdayakan siswa agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dengan peran aktif siswa dalam pembelajaran diharapkan dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Terdapat beberapa model pembelajaran yang menuntut siswa berperan aktif di kelas, salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT).
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai peningkatan prestasi dan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dengan judul:
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Prestasi dan Aktivitas Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Fisika.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana peningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together
(NHT)?”
Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini, maka rumusan masalah penelitian diatas dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian, sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT)?
2. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT)?
C. Batasan Masalah
mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan, melakukan diskusi; aktivitas menulis seperti mencatat penjelasan guru, dan mengerjakan LKS; aktivitas metrik seperti melakukan percobaan.
D. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah, tujuan penelitian ini secara umum adalah :
Mengetahui peningkatan prestasi dan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT).
Tujuan tersebut dijabarkan dalam tujuan khusus yaitu:
1. Mengetahui peningkatan pada prestasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT),
2. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT),
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat baik bagi siswa, guru, sekolah, maupun peneliti sendiri. Manfaat tersebut diantaranya: 1. Bagi Siswa
Melalui penelitian ini diharapkan dapat lebih memotivasi kegiatan belajar siswa sehingga terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
2. Bagi Guru
Dapat menjadi bahan masukan dalam menentukan model pembelajaran yang cocok dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran fisika.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan kajian dalam pengembangan model pembelajaran yang tepat.
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan wawasan dalam penulisan karya ilmiah resmi.
F. Variabel Penelitian
Model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) sebagai variabel bebas, sedangkan prestasi dan aktivitas belajar siswa sebagai variabel terikat.
G. Definisi Operasional
1. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya yaitu setiap siswa dalam kelompok mempunyai nomor diri masing-masing dan saat evaluasi guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa. Pelaksanaan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) diukur melalui lembar observasi. Teknik pengolahan lembar observasi dengan melakukan perhitungan persentase keterlaksanaan pembelajaran dan mengkategorikan keterlaksanaan pembelajaran.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian (Sugiyono, 2010: 3) merupakan “cara ilmiah untuk mendapat data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment) yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Jadi digunakannya quasi experiment ini karena tidak semua variabel lain, selain variabel yang diteliti, yang dapat mempengaruhi hasil penelitian dapat dikontrol. Desain yang digunakan pada penenelitian ini yaitu one group pretes- posttest design. Desain penelitian One group pretes-posttest design yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok saja yang dinamakan kelas eksperimen tanpa ada kelompok pembanding atau kelas kontrol. Bentuk rancangannya yaitu kelompok siswa dikenakan tes awal (pretest), dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian dalam siswa diberi perlakuan (treatment) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Setelah itu, kelompok siswa dikenakan tes akhir (posttest) dengan menggunakan instrument yang sama pada tes awal. Perbedaan antara pretest dan posttest diasumsikan merupakan efek dari treatment atau perlakuan. Skema one group pretest-posttest design ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian One Group Pretes-Posttest Design Pretest Perlakuan Post test
T1 X T2
Keterangan :
24
X = treatment (penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT)).
T2 = Tes akhir (posttest) setelah diberikan perlakuan. B. Populasi dan Sampel Penelitian
Sugiyono (2010:117) mendefinisikan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII salah satu SMP Negeri di Subang tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 4 kelas.
Sugiyono (2010:118) mendefinisikan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.” Sesuai dengan rekomendasai guru bidang studi fisika yang mengajar di sekolah tersebut maka sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VII-A dengan jumlah siswa sebanyak 41 orang.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data-data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Data dihimpun berdasarkan hasil observasi dan tes. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan yaitu sebagai berikut:
1. Tes Pemahaman Konsep
sebanyak dua kali yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) untuk melihat peningkatan pemahaman konsep siswa. Instrumen tes ini digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa yang mencakup kemampuan kognitif pada aspek pengetahuan (C1), aspek pemahaman (C2), aspek penerapan (C3) dan aspek analisis (C4).
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian (tes) adalah sebagai berikut:
a. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan KTSP mata pelajaran fisika SMP yang akan di uji kan,
b. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, c. Mengkonsultasikan instrument penelitian yang telah dibuat tersebut kepada
dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2,
d. Melakukan judgement instrumen penelitian yang telah dibuat kepada dua dosen fisika dan satu guru fisika di sekolah, kemudian melakukan revisi instrument penelitian berdasarkan saran dari dosen dan guru yang menjudgement,
e. Melakukan uji coba instrumen penelitian terhadap siswa,
f. Menganalisis hasil uji coba instrument penelitian yang meliputi tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda butir soal, uji validitas tes dan reliabilitas tes,
g. Setelah instrumen yang diuji cobakan tersebut valid dan reliabel, maka instrumen itu dapat digunakan untuk melakukan pretest dan posttest.
2. Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
26
model pembelajaran oleh guru. Observer hanya memberi tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan aspek keterlaksaan model pembelajaran yang di observasi. Selain itu instrument ini memuat bagian komentar atau saran-saran terhadap kekurangan aktivitas guru selama pembelajaran terhadap keterlaksanaan model pembelajaran yang diterapkan.
Observasi pada siswa yaitu pengamatan pada aktivitas siswa ketika pembelajaran. Lembar observasi aktivitas siswa diisi oleh observer untuk mengetahui aktivitas siswa ketika pembelajaran. Pada lembar observasi ini dilengkapi dengan rubrik penilaian untuk setiap aktivitas yang diamati. Rentanng penilaiannya mulai dari 1 yang menandakan siswa tidak melakukan aktivitas tersebut sampai dengan nilai 4 yang menandakan siswa melakukan aktivitas tersebut dengan sangat baik. Lembar observasi yang dibuat dikoordinasikan kepada observer yang akan mengikuti dalam paroses penelitian agar tidak tejadi kesalah pahaman dalam pengisian lembar observasi tersebut. D. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.
a. Tahap Perencanaan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan penelitian adalah sebagai berikut:
a) Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian. b) Membuat surat izin penelitian.
c) Menghubungi pihak sekolah dan menghubungi guru mata pelajaran fisika. d) Menentukan sampel penelitian.
f) Melakukan studi lapangan untuk memperoleh fakta yang terjadi di lapangan.
g) Melakukan telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian untuk mengetahui tujuan, standar kompetensi dan kompetensi dasar yang hendak dicapai.
h) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS kemudian mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran fisika untuk mendapatkan masukan sehingga dapat mengimplementasikan pembelajaran dengan baik di kelas.
i) Menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari soal pre-test post-test dan format observasi.
j) Melakukan judgement instrumen penelitian yang telah dibuat kepada dua dosen fisika dan satu guru fisika di sekolah, kemudian melakukan revisi instrument penelitian berdasarkan saran dari dosen dan guru yang menjudgement,
k) Melakukan uji coba instrumen penelitian terhadap siswa.
l) Menganalisis hasil uji coba instrument penelitian yang meliputi tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda butir soal, uji validitas tes dan reliabilitas tes.
m) Melakukan revisi instrument penelitian dan setelah instrumen yang diuji cobakan tersebut valid dan reliabel, maka instrumen itu dapat digunakan untuk melakukan pretest dan posttest.
b. Tahap Pelaksanan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
28
Fitri Safitri, 2013
Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk b) Memberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT.
c) Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, observer melakukan observasi tentang keterlaksanaan kegiatan pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa dan guru.
d) Memberikan post-test untuk mengetahui pemahaman konsep siswa setelah pembelajaran.
c. Tahap Akhir
Pada tahap ini peneliti melakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Mengolah data hasil pre-test dan post-test. b) Menganalisis hasil penelitian.
c) Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis data penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian.
d) Memberikan saran-saran dan evaluasi terhadap hasil penelitian yang kurang susuai.
e) Mengkonsultasikan hasil pengolahan data penelitian kepada dosen pembimbing.
Untuk lebih jelasnya, alur penelitian ini ditunjukan oleh Gambar 3.1.
Tahap 1. Persiapan
Menentukan sekolah sasaran penelitian Membuat surat izin penelitian
Menghubungi pihak sekolah Menentukan sampel Melakukan studi pustaka Melakukan studi lapangan
Menentukan materi pembelajaran yang akan diteliti
Merancang perangkat pembelajaran Menyusun instrument
Men-judgement instrument Melakukan uji coba instrumen
Menganalisis dan merevisi data hasil uji coba instrumen penelitian
Memberikan pre-test
Gambar 3.1 Bagan Alur penelitian
E. Teknik Analisis Instrumen Penelitian
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pilihan ganda. Soal tes tersebut sebelum digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba. Setelah dilakukan uji coba kemudian dilakukan analisis hasil uji coba instument tes yang meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran.
a. Validitas Tes
Instrumen dikatakan valid (tepat, absah) apabila instrument digunakan untuk mengukur apa yang sebenarnya diukur. Agar data yang diperoleh valid, instrument atau alat untuk mengevaluasinya harus valid.
30
Dengan klasifikasi validitas sebagai berikut:
Tabel 3.2 : Klasifikasi Validitas Butir Soal
(Arikunto, 2009) b. Reliabilitas Tes
⁄ ⁄
√
Keterangan :
X = Skor total tiap siswa untuk nomor 1 – 12 Y = Skor total tiap siswa untuk nomor 13 – 25 N = Jumlah siswa
Reliabilitas instrumen dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut :
⁄ ⁄ ⁄ ⁄
Keterangan :
Reliabilitas Tes
⁄ ⁄ Korelasi antara skor – skor tiap belahan .
( Arikunto, 2009)
Interpretasi Reliabilitas Instrumen ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 3.3 : Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas
32
0,61 r 0,80 tinggi 0,41 r 0,60 cukup 0,21 r 0,40 rendah 0,00 r 0,20 sangat rendah
( Arikunto, 2009) c. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya sesuatu soal. Untuk menentukan besarnya indeks kesukaran, digunakan persamaan:
Keterangan :
Indeks Kesukaran
Banyaknya Siswa yang menjawab benar
Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.4 : Kriteria Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Nilai
Sukar 0,00-0,25
Sedang 0,26-0,75
Mudah 0,76-1,00
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2009 : 211). Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
Keterangan :
Indeks Daya Pembeda
Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar Banyaknya peserta tes kelompok atas
Banyaknya peserta tes kelompok bawah
Tabel 3.5 : Kriteria Daya Pembeda
Rentang daya pembeda
(D) Keterangan Soal
0,0 D 0,20 Jelek
0,20<D 0,40 Cukup
0,40<D 0,70 Baik
0,70<D 1,0 Sangat Baik
(Arikunto, 2009) F. Teknik Pengolahan data
1. Pengolahan data tes prestasi belajar
a. Menghitung Skor Gain Yang Dinormalisasi
34
dilakukan penskoran. Setelah diperoleh skor siswa kemudian dihitung skor gain yang dinormalisasi. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari gain ternormalisasi rata-rata skor pretest-postest yaitu perbandingan dari rata-rata skor gain aktual dengan skor gain maksimum. Persamaan skor gain aktual adalah :
f i
Gain yang dinormalisasi setiap siswa (g) dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Adapun rata-rata gain yang dinormalisasi (<g>) dinyatakan oleh persamaan sebagai berikut :
Nilai rata-rata gain yang dinormalisasi ini kemudian diinterpretasikan ke dalam klasifikasi pada table 3.6
Tabel 3.6
Nilai <g> Klasifikasi <g>≥ 0,7 Tinggi 0,7 > <g>≥ 0,3 Sedang <g>< 0,3 Rendah
2. Pengolahan Lembar Observasi a. Lembar Obsevasi Aktivitas Siswa
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah data observasi aktivitas siswa diantaranya:
1) Menghitung rata-rata (mean) untuk setiap item aktivitas siswa. 2) Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMI).
3) Menghitung IPK dengan rumus: IPK =
4) Mengkategorikan aktivitas siswa sesuai dengan tabel di bawah ini.
Tabel 3.7 : Interpretasi Aktivitas Siswa
Persentase Interpretasi
0 % - 19 % Sangat Rendah
20 % - 39 % Rendah
40 % - 59 % Cukup
60 % - 79 % Tinggi
Sangat Tinggi
b. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
36
1) Menghitung jumlah jawaban “ya” yang diisi oleh pengamat pada format observasi keterlaksanaan pembelajaran.
2) Melakukan perhitungan persentase keterlaksanaan pembelajaran. % Keterlaksanaan Pembelajaran =
3) Menafsirkan atau mengkategorikan keterlaksanaan pembelajaran.
Tabel 3.8: Interpretasi Keterlaksaan Pembelajaran
Persentase (%) Kategori
0,00 - 24,90 Sangat Kurang
25,00 - 37,50 Kurang
37,60 - 62,50 Sedang
62,60 - 87,50 Baik
87,60 - 100,00 Sangat Baik
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa diperoleh kesimpulan yaitu terdapat peningkatan prestasi belajar dan aktivitas siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Penjabarannya sebagai berikut:
1. Peningkatan prestasi belajar siswa
Setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe NHT, terdapat peningkatan prestasi belajar. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata gain ternormalisasinya sebesar 0,44 dengan kategori sedang.
2. Peningkatan aktivitas belajar siswa
Ketika diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe NHT, aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga persentase aktivitas belajar siswa semakin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari IPK rata-rata aktivitas siswa ketika pertemuan ke-1 yaitu 71,17 % dengan kategori tinggi. IPK rata-rata aktivitas siswa ketika pertemuan ke-2 mengalami peningkatan yaitu 74,30 % dengan kategori tinggi. Dan IPK rata-rata aktivitas siswa ketika pertemuan ke-3 lebih meningkat yaitu 78,83 % dengan kategori tinggi.
Dari paparan kedua kesimpulan tersebut terlihat bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ). Jakarta: Bumi Aksara.
Bahri Djamarah, Syaiful. (2008) . Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta Dahar, RatnaWilis. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007) . Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Hake, R. R. (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in Mechanics with Gender, High-School Physics, and Pretest Scores on Mathematics and Spatial Visualization. Departement of Physics, Indiana University.submitted to the Physics Education Research Conference; Boise, Idaho; August 2002. [Online].Tersedia: http:// www. arxiv.org and also as ref. 22 at http:// www. physics. indiana. edu/~hake .
Hamalik, Oemar. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning Metode, Teknik, Strukturdan
Model Penerapan.Yogyakarta: PustakaPelajar.
Isjoni. (2010). Cooperative Learning Efektivitas pembelajaran kelompok. Bandung: Alfabeta.
Juliantara, K. (2010). Aktivitas Belajar. [online]. Tersedia: http://m.kompasiana.com/post/edukasi/2010/04/11/aktivitas-belajar. [18 Juli 2011]
Lie, Anita. (2005). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning Di Ruang-ruangKelas. Jakarta: Gramedia.
Nuh, U. (2007). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa. Skripsi pada FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Nurmala, Irma . (2009) . Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) Dengan Pendekatan Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika. [online]. http://matematika.upi.edu/index.php/pengaruh- penggunaan-model-pembelajaran-kooperatif-tipe-number-head-together- nht-dengan-pendekatan-berbasis-masalah-terhadap-kemampuan-siswa-dalam-pemecahan-masalah-matematika/ [10 Desember 2011]
Panggabean, Luhut. (2001). Statistik Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.
Rusman.(2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatifdan R&D). Bandung: Alfabeta.
Susilana, Rudi, dkk. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran.Bandung :Jurusan Kutekpen FIP UPI.
Syah, Muhibbin. (2007). Psikologi Belajar.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Syamsudin, Abin. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.