• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Etika Berpakaian yang Baik Kepada Remaja Putri di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Etika Berpakaian yang Baik Kepada Remaja Putri di Kota Bandung."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

vi ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE ETIKA BERPAKAIAN YANG BAIK KEPADA REMAJA PUTRI DI KOTA BANDUNG

Oleh

Fransisca Cindy Novianti Kenardi 1264098

Setiap hari, teknologi yang ada di sekitar kita menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Teknologi canggih kemudian mulai menjalar dalam setiap aspek kehidupan manusia sehari-hari. Hal ini juga melanda setiap orang dengan rentang usia yang berbeda-beda tidak terkecuali remaja di berbagai kota besar Indonesia seperti kota Bandung. Anak kecil hingga orang dewasa serta remaja sudah semakin akrab dengan teknologi. Berbagai dampak positif dan negatif mulai bermunculan dalam kehidupan remaja tersebut khususnya remaja putri. Hal ini juga menjalar pada berbagai sektor dalam gaya hidup manusia. Terjadinya pergeseran nilai moral dan norma dalam setiap bidang kehidupan mulai terjadi. Salah satunya adalah berubahnya budaya-budaya serta perilaku positif yang ada menuju arah yang tidak baik dalam hal berpakaian sehari-hari. Kegemaran remaja putri memakai dan memilih gaya berpakaian yang cenderung terbuka menjadi sebuah kebiasaan sekarang ini.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menanamkan kesadaran atas etika berpakaian yang baik dan pantas sesuai usia. Hal ini dapat dilakukan melalui penanaman sikap menghargai diri sendiri sebagai remaja dan pribadi yang berkualitas. Penanaman rasa kesadaran mengenai etika berpakaian baik dan pantas dilakukan melalui sebuah perancangan kampanye dengan menggunakan media sosial yang sering diakses remaja dan media cetak serta visual yang sedang populer agar akrab dan sesuai dengan target audience kampanye.

Melalui perancangan kampanye ini, diharapkan remaja putri lebih menghargai diri mereka sendiri sebagai pribadi yang baik dan memperhatikan gaya berpakaian mereka sehari-hari agar remaja putri dapat terus menganut norma kesopanan dan lebih menghargai dirinya dengan cara memakai pakaian yang tidak terlalu terbuka.

(2)

ABSTRACT

DRESSING ETHICS CAMPAIGN DESIGN

FOR TEENAGE GIRLS IN BANDUNG

Fransisca Cindy Novianti Kenardi/1264098

Everyday new technology emerges around us. Modern technology plays an important

role in every aspect of human life. This happens to people of all age groups,

including teenagers in big Indonesian cities such as Bandung. Children, young

people and adults are familiar with technology. Both good and bad effects begin to

emerge as a result of modern technology, especially to teenage girls. Morality and

norms have shifted. These things could spread out into some lifestyles among human.

This also happens to the way people dress. More and more teenage girls are fond of

revealing outfits.

That is why it is very important to be aware of dressing ethics according to one’s

age. To achieve that, planting a ‘self-respect’ attitude as a qualified person is

crucial. The infusing of dressing ethic awareness is done by means of a campaign

which makes the use of social media which frequently accessed by teenagers as well

as modern printed and visual media to fit the target audience.

Though this campaign is designed, it is hoped that teenage girls will appreciate

themselves better as a person and become more aware of the way they dress.

(3)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

LEMBAR PENGESAHAN ……… ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN………. iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN………. iv

KATA PENGANTAR ………. v

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup……… 2

1.3 Tujuan Perancangan……….. 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data……… 3

1.5 Skema Perancangan………... 5

BAB II : LANDASAN TEORI……….. 6

2.1 Etika……….. 6

2.1.1 Pengertian Etika……… 6

2.1.2 Pakaian……….. 6

2.1.3 Etika Berpakaian………... 7

2.2 Psikologi Remaja………... 6

2.2.1 Perkembangan Anak ……… 6

2.3 Kampanye ………. 7

2.3.1 Pengertian Kampanye……… 7

(4)

2.3.3 Tahapan Kampanye……….... 8

2.3.4 Prinsip Kampanye………... 9

2.4 Bentuk dan Ruang……… 11

3.1.1 Lembaga Terkait………... 15

A. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)………. 15

Tugas Pokok dan Fungsi KPAI………. 15

Kedudukan KPAI……….. 16

Visi dan Misi KPAI……….. 16

B. Lembaga Perlindungan Anak Jawa Barat (LPA JABAR)……… 17

Visi dan Misi LPA JABAR………... 17

Fungsi dan Peran LPA JABAR………. 18

3.1.2 Data Tentang Gejala………. 18

A. Hasil Kuesioner ……… 18

B. Wawancara……… 29

3.1.3 Sponsorship……….. 32

A. Paris Van Java (PVJ)……… 32

B. Gogirl Magazine……… 32

3.1.4 Tinjauan Karya Sejenis ……… 33

A. Do Something Indonesia ……….. 34

B. Kampanye Cara Berpakaian SMP Bina Bakti Bandung……….... 36

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta……… 37

(5)

x

B. SWOT Kampanye……….. 38

BAB IV: PEMECAHAN MASALAH ……… 40

4.1 Konsep Komunikasi………. 40

4.2 Konsep Kreatif ……… 41

4.3 Konsep Media……….. 42

4.3.1 Booklet ……… 42

4.3.2 Poster dan Media Sosial ………. 42

4.3.3 Gimmick……….. 42

4.3.4 Timeline……… 43

4.4 Hasil Karya……… 43

4.4.1 Maskot Kampanye……… 44

4.4.2 Booklet ……… 46

4.4.3 Iklan Majalah (Advertorial) ……… 49

4.4.4 Iklan Media Sosial Majalah………. 50

4.4.5 Iklan Media Sosial (Instagram)……… 51

4.4.6 Iklan Media Sosial (Motion)……… 53

4.4.7 Poster………... 54

4.4.8 Gimmick……….. 56

BAB V: PENUTUP………. 59

DAFTAR PUSTAKA ……… 60

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ……….5

Gambar 3.1 Logo KPAI………..15

Gambar 3.2 Logo LPA Jabar ……….17

Gambar 3.3 logo Paris Van Java Mall (PVJ) ……….32

Gambar 3.4 logo Majalah Gogirl ………...33

Gambar 3.5 logo Do Something Indonesia ………34

Gambar 3.6 Tampilan websiteDo Something Indonesia ………...35

Gambar 3.7 Tampilan website kampanye sampah ……….35

Gambar 3.8 Foto poster kampanye SMP Bina Bakti Bandung ……….36

Gambar 4.1 Moodboard perancangan visual kampanye ………41

Gambar 4.2 Judul kampanye ………..45

Gambar 4.3 Maskot bernama Sista, Selfie, dan Bebi ………46

Gambar 4.4 Cover booklet ……….47

Gambar 4.5 Halaman pertama dan kedua booklet kampanye ………48

Gambar 4.6 Halaman yang berisi refrensi gaya berpakaian ………..48

Gambar 4.7 agenda pribadi pada booklet ………...49

Gambar 4.8 Iklan Advertorial pada majalah ………..50

Gambar 4.9 Tampilan iklan media sosial majalah berbonus booklet ………....51

Gambar 4.10 Tampilan iklan media sosial tahap Awareness ………51

Gambar 4.11 Iklan media sosial menggunakan fashion blogger ………...52

Gambar 4.12 Iklan media sosial tahap Informing ………..52

Gambar 4.13 Iklan media sosial tahap reminding ……….53

Gambar 4.14 Teaser motion media sosial ………..53

Gambar 4.15 Poster tahap Awareness ………54

Gambar 4.16 Poster tahap Informing ……….55

Gambar 4.17 Poster tahap Reminding ………55

Gambar 4.18 Amplop berisi voucher belanja ………56

Gambar 4.19 Stiker maskot ………57

(7)

xii

DAFTAR TABEL

(8)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 usia responden ……….……….18

Diagram 3.2 tempat tinggal responden ………..………19

Diagram 3.3 pendapatan responden ………..……….19

Diagram 3.4 responden yang memperhatikan penampilan ………..…………..20

Diagram 3.5 responden yang melakukan perubahan seragam sekolah ………..20

Diagram 3.6 hobi responden ………..………21

Diagram 3.7 tempat hangout responden ………..………..21

Diagram 3.8 faktor utama responden dalam berpakaian ………...………22

Diagram 3.9 pakaian favorit yang dipilih responden ……….22

Diagram 3.10 inspirasi responden dalam memilih gaya berpakaian ………...23

Diagram 3.11 peranan teman dalam berpakaian ………..……….23

Diagram 3.12 alasan menyukai gaya berpakaian ………..24

Diagram 3.13 peranan orang tua dalam berpakaian ………..………24

Diagram 3.14 media sosial yang sering diakses responden …………..………25

Diagram 3.15 frekuensi responden mengakses media sosial ………....25

Diagram 3.16 media inspirasi dalam berpakaian ………..………26

Diagram 3.17 pengalaman ditegur responden ………..……….27

(9)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia yang kita tinggali sekarang adalah dunia dengan banyak perubahan di

dalamnya. Perubahan tersebut dapat berarah kepada hal yang positif ataupun negatif.

Hal ini dapat terjadi karena berbagai macam faktor seperti kemajuan teknologi,

masuknya budaya asing yang menyebabkan timbulnya budaya baru serta faktor –

faktor lain dari luar maupun dalam diri masing-masing. Indonesia negara tempat kita

tinggal tidak luput dari jangkauan kemajuan teknologi dan budaya global yang

sedang berkembang ini. Fenomena ini perlahan mulai mempengaruhi cara berpikir,

budaya dan cara hidup masyarakat untuk lebih terbuka dan menjadi fleksibel di

setiap aspek kehidupannya serta terjadinya pergeseran nilai-nilai dan norma yang ada

di masyarakat.

Dewasa ini berbagai kota besar di Indonesia sudah mulai terpengaruh akan dampak

dari perubahan tersebut. Beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan

kota besar lainnya termasuk kota Bandung, sudah mulai terlihat perbedaan cara

hidup yang tampak jauh berbeda dari jaman dahulu hingga sekarang. Berbagai

dampak positif seperti aspek kehidupan yang membaik dan maju mulai terlihat.

Namun, sayangnya beberapa dampak negatif juga mulai bermunculan.

Salah satunya adalah perubahan pandangan mengenai cara berpakaian yang lebih

mengarah dan mengacu pada budaya populer dimana budaya ini lebih banyak

memperlihatkan area tubuh dalam berpakaian dan dapat mengundang banyak tindak

kejahatan bagi si pemakai busana tersebut. Penyebab lain selain kemajuan teknologi,

adalah pengaruh pergaulan teman sebaya yang salah mengikuti tren negatif yang ikut

berkembang serta adanya orang dewasa sekitar dimana tidak jarang memberikan

(10)

buruk dengan tidak adanya kesadaran dan sikap acuh tak acuh dari remaja tersebut

mengenai cara berpakaian yang diperlihatkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari

bahkan di sekolah. Beberapa remaja yang mendapat teguran menyangkut cara

berpakaian mereka cenderung tidak menghiraukan teguran tersebut dan memilih

untuk cuek. Walaupun orang tua berperan dalam keputusan sang anak memilih

busana, namun tampaknya sang anak tetap memakai pakaian sesuai kehendak

mereka dan mengikuti tren terlepas hal itu baik ataupun buruk. Fenomena ini

membuat remaja menjadi rentan terhadap berbagai efek negatif dan tidak baik jika

diteruskan dalam waktu yang lama. Jika dari usia dini remaja tersebut tidak dibekali

dengan pendidikan mengenai tata cara yang baik dalam berpakaian dan penghargaan

akan diri sendiri, maka tidak menutup kemungkinan dapat kehilangan jati diri dan

tidak percaya diri dalam menjalani kehidupan mereka.

Perancangan kampanye ini akan ditujukan kepada remaja putri yang menduduki

jenjang pendidikan Menengah Pertama dan Menengah atas atau yang berusia 12-18

tahun sebagai target kampanye. Alasan penulis menargetkan kampanye kepada

remaja seusia tersebut adalah pada usia ini anak-anak mulai beranjak dewasa dan

mulai mencari jati diri dalam kehidupan sosialnya serta adanya tindakan coba-coba

dari remaja. Pentingnya pengetahuan mengenai etika berpakaian yang pantas pada

anak usia remaja awal pada akhirnya diharapkan dapat mengurangi dampak

maraknya remaja dan kaum dewasa muda yang berpakaian tidak pantas dimana pun

mereka berada.

Atas adanya berbagai dampak buruk dari hal ini, membuat penulis tergerak untuk

menjadikannya sebagai dasar dalam pemilihan topik mengenai etika berpakaian dan

meneliti lebih jauh mengenai pandangan akan pentingnya etika berpakaian dan

membuat solusinya melalui sisi komunikasi visual.

Selanjutnya, penulis akan membuat kampanye sosial mengenai pentingnya etika

berpakaian pada remaja awal di kota Bandung dengan tujuan dapat mengurangi

(11)

Universitas Kristen Maranatha 3 1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1 Rumusan Masalah

Kekhawatiran akan budaya asing yang mempengaruhi cara berpakaian pada anak

usia remaja awal yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di

masyarakat menjadi sebuah masalah yang tidak bisa dibiarkan. Masyarakat dewasa

ini menjadi semakin tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi di sekitar mereka.

Mereka hanya memperdulikan bagaimana agar tampil modern dan bergaya di depan

rekan tapi mengesampingkan pemikiran pantas atau sopan tidaknya cara berpakaian

yang mereka gunakan. Semakin buruk karena hal ini mulai menjangkau anak-anak

remaja usia belasan tahun di mana mereka tidak pantas memakai pakaian layaknya

orang dewasa yang gemar memakai pakaian terbuka dan tidak seharusnya

ditampilkan di khayalak umum.

Berikut adalah permasalahan yang muncul untuk menerapkan pentingnya etika

berpakaian:

a. Bagaimana membangun rasa kesadaran dan kepedulian anak usia remaja

awal terhadap pentingnya memperhatikan cara berpakaian yang pantas di usia

mereka?

b. Bagaimana merancang visual kampanye sosial untuk menarik target agar

memperhatikan cara berpakaian yang pantas?

1.3 Tujuan Perancangan

Melalui permasalahan yang sudah dirumuskan, penulis akan menjawab masalah –

masalah tersebut dengan cara sebagai berikut:

a. Penulis bermaksud untuk membuat tampilan visual kampanye dan memilih

kata –kata yang tepat seperti kalimat yang mengesankan ajakan, sindiran

halus yang bersifat positif dan kata lainnya agar maksud kampanye dapat

tersampaikan dengan benar.

b. Melalui media-media desain yang menarik bagi target serta rangkaian kata

dan kalimat dibuat sedemikian rupa, penulis akan menyampaikan nilai – nilai

dan etika yang dapat membangun rasa kesadaran akan pentingnya

memperhatikan cara berpakaian yang sopan dan sesuai layaknya remaja yang

(12)

1.4. Sumber Pengumpulan Data

Dalam mengerjakan penelitian ini, penulis tentu memerlukan berbagai macam

informasi yang dapat mendukung kelangsungan penelitian. Beberapa langkah

pengumpulan data telah dilakukan oleh penulis guna memperkaya informasi

mengenai topik yang telah dipilih penulis, antara lain:

a. Observasi

Penulis melakukan observasi kecil di berbagai tempat umum seperti gereja,

sekolah dekat tempat tinggal penulis di kota Bandung serta berbagai pusat

perbelanjaan untuk melihat bagaimana cara berpakaian remaja dan anak

muda saat ini di kota Bandung.

b. Studi Pustaka

Penulis melakukan pencarian informasi pada menggunakan media internet

mengenai gaya berpakaian yang sedang berkembang masa kini dan

bagaimana budaya asing serta media dapat mempengaruhi cara berpakaian

yang terkesan tidak sesuai umur dapat marak terjadi.

c. Wawancara

Penulis melakukan wawancara terhadap psikolog mengenai pandangan dalam

dunia psikologi apa yang dapat menyebabkan terjadinya fenomena perubahan

gaya berpakaian anak. Penulis juga melakukan wawancara dengan beberapa

guru mengenai permasalahan yang ada saat ini.

d. Kuesioner

Penulis menyebarkan beberapa kuesioner kepada target penelitian agar

mendapatkan informasi yang dapat menjadi dasar dan bukti sebagai bahan

(13)

Universitas Kristen Maranatha 5 1.5 Skema Perancangan

Kampanye Etika Berpakaian

untuk Anak Usia Remaja Awal di

Bandung

Masalah

• Pengaruh negatif berbagai budaya & kemajuan teknologi terhadap cara berpakaian

• Dapat merusak moral anak remaja awal

• Memicu terjadinya tindak kriminal

wawancara Studi Pustaka Kuesioner

Tujuan

Membuat kampanye mengenai pentingnya penerapan etika berpakaian kepada anak

remaja awal Konsep Perancangan

Konsep Komunikasi Strategi Kreatif Strategi Media

(14)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Etika berpakaian pantas pada remaja putri sebaiknya tetap dijaga sebagai mana

mestinya. Hal ini dikarenakan fase remaja merupakan fase dimana seseorang mencari

jati diri sebelum menuju kedewasaan. Sangatlah penting jika seseorang terus

menjaga nilai dan norma positif dalam kehidupannya hingga dewasa. Melalui

perancangan kampanye ini, diharapkan dapat merubah paling tidak sebagian remaja

putri yang berpola pikir bahwa mereka harus mengikuti tren tertentu agar diakui

lingkungannya dimana tren tersebut tidak seluruhnya baik untuk dicontoh dan

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

5.2 Saran

Saran penulis dalam membuat perancangan kampanye ini adalah pendekatan kepada

target yang nantinya lebih luas lagi dan lebih efektif lagi. Saran dari para penguji

diantaranya adalah bukti-bukti konkret mengenai kasus sebaiknya dimasukkan dan

adanya pengunaan media digital seperti media sosial dan beberapa figur yang dianut

oleh remaja dalam perancangan kampanye serta penataan layout pada media yang

akan didesain. Selain itu, pada kampanye sebaiknya gaya-gaya berpakaian anak

muda yang sedang populer dapat diperbanyak dan gimmick yang berguna untuk

(15)

Universitas Kristen Maranatha 60

DAFTAR PUSTAKA

Ambrose dan Harris. 2005. Basic Design 03: Typography. Singapore: AVA Book

Production.

Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Budelmann, Kim dan Wozniak. 2010. Brand Identitiy Essentials. Massachusetts:

Rockport Publishers.

Darmaputera, Eka. 2000. Etika Sederhana Untuk Semua. Jakarta: BPK Gunung

Mulia.

Espeland, Pamela. 2006. Buku Pintar Remaja Gaul. Bandung: PT Mizan Pustaka

Gunarsa, Singgih. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK

Gunung Mulia.

Haley, Poulin, Tselentis, Seddon, Leonidas, Saltz, Henderson dan Alterman. 2012.

Typography Referenced. Massachusetts: Rockport Publishers.

Holtzschue, Linda. 2011. Understanding Color An Introducing For Designers. New

Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Hurlock, Elizabeth. B. 1979. Developmental Psychology. New Delhi: Rekha Printers.

Rumanti, Maria. 2005. Dasar-Dasar Public Relations. Jakarta. Grasindo.

Rustan, Surianto. 2010. Layout, Dasar & Penerapannya. Jakarta. PT. Gramedia

(16)

Venus, Anton. 2012. Manajemen Kampanye. Bandung: Remaja Kosdakarya Offset

Waters, John. K, 2010. The Everything Guide To Social Media. USA. Adams Media.

http://static.republika.co.id/uploads/images/kanal_slide/kpai_101008173017.jpg

Minggu, 28 Februari 2016 15.22 WIB

www.lpa-jabar.org Minggu, 28 Februari 2016 17.16 WIB

https://indonesia.dosomething.org Minggu 28 Februari 2016, 20.40WIB

https://indonesia.dosomething.org/about/siapa-kami Minggu, 28 Februari 2016 20.37

WIB.

https://indonesia.dosomething.org/campaigns Minggu, 28 February 2016, 20.53

WIB

http://www.gogirlmagz.com/images/logo.png, http://www.gogirlmagz.com/ Rabu, 25

Mei 2016, 9.00 WIB

http://i772.photobucket.com/albums/yy2/Dennicb/ZenqajJah019.jpg, 23 Februari 2016 20.29WIB

http://ngobas.com/uploads/monthly_2015_05/IMG_6054.jpg.d0c660aca89697267cd 551f143d3b013.jpg, 23 Februari, 2016 20.26 WIB

https://2.bp.blogspot.com/-2oVI4KtcVHw/VAwAyakyETI/AAAAAAAAM1E/E-vZ9pft8i8/s1600/5.jpg 23 Februari 2016 20.33 WIB

http://www.designgab.com/wp-content/uploads/2015/08/cute-summer-outfits-teenager.jpg, 21 Februari 2016 23.45 WIB

(17)

Universitas Kristen Maranatha 62

http://g01.s.alicdn.com/kf/HTB1SfD0IpXXXXcPXFXXq6xXFXXXx/wholesale-womens-tank-top-bodybuliding-gym-tank.jpg 21 Februari 2016 23.43 WIB

https://www.wolfandbadger.com/media/images/productimage-picture-skating-skirt-2419.jpg 21 Februari 2016 23.41 WIB

http://cdn.shopify.com/s/files/1/0235/0143/products/onetshirt-kurt_cobain_3_women_1024x1024.jpg? 21 Februari 2016 23.43 WIB

http://awsassets.wwf.or.id/img/original/logo_parisvanjava.jpg 4 April 2016,

Gambar

Tabel 4.2 Tabel budgeting kampanye sosial ……………………………………….58
Gambar 1.1 Skema

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah sebuah kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan / ketidakharmonisan antara tuntutan-tuntutan

Dalam kisah Hayy Ibn Yaqzhan Ibnu Thufail, menggambarkan Hayy merupakan tokoh utama dalam kisah Hayy Ibn Yaqzhan sebagai lambang akal pikiran, Hayy merupakan

Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru (pelaku mengajar) dan siswa (pelaku belajar), baik

mengimplementasikan kurikulum 2013. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya mengapa ada integrasi dua kurikulum berbeda di SMP Al Izzah Batu adalah untuk bisa mencapai target

Tahap ini dilaksanakan setelah melakukan observasi fisik sekolah. Tahap ini bertujuan agar mahasiswa mempunyai pengetahuan dan pengalaman terlebih dahulu mengenai tugas menjadi

Hasil- hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi pada jerami padi memiliki kemampuan yang lebih besar dalam meningkatkan nilai nutrisi dibandingkan

Sistem pemasaran padi, tomat, cabai, terung, gambas, dan semangka di lahan rawa lebak cukup efisien kalau dilihat dari besarnya margin pemasaran, struktur pasar dan bagian harga

Hasil penelitian dari 33 siswa yang tersebar di beberapa SMP di Kabupaten Probolinggo didapatkan bahwa 13 siswa mampu mencapai aspek klasifikasi, asesmen,