• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Perbandingan Pengaturan Hukum Perseroan Terbatas Sebagaimana Diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas di Indonesia dan Chapter 50 Companies Act di Singapura.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Perbandingan Pengaturan Hukum Perseroan Terbatas Sebagaimana Diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas di Indonesia dan Chapter 50 Companies Act di Singapura."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Perbandingan Pengaturan Hukum Perseroan Terbatas Sebagaimana diatur dalam Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas di

Indonesia dan Chapter 50 Companies Act di Singapura. Feugene Fieornancy

1287093 ABSTRAK

Para pengusaha sekarang ini lebih cenderung untuk membuat badan usaha berbadan hukum yang berupa perseroan terbatas. Hal ini yang membuat perseroan terbatas berkembang pesat keberadaannya di negara-negara seperti Indonesia dan Singapura. Untuk menyeimbangi perkembangan perseroan terbatas diperlukan pengaturan atau hukum yang memadai sehingga dapat hukum mendukung perkembangan perseroan terbatas ini. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis melakukan perbandingan hukum antara pengaturan perseroan terbatas berdasarkan hukum di Indonesia di Singapura. Tujuan perbandingan hukum tersebut ialah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan pengaturan perseroan terbatas menurut sistem hukum di Indonesia dengan di Singapura, dan menganalisa latar belakang yang membuat persamaan dan perbedaan tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode yuridis-normatif dengan pendekatan perbandingan hukum. Metode yuridis normatif merupakan metode penelitian dengan menganalisis data dan menghubungkan dengan aturan hukum yang berlaku. Metode perbandingan hukum merpakan penelitian dengan membandingkan unsurunsur sistem hukum di beberapa negara guna mendapatkan alasan sebab terjadinya perbedaan.

Hasil perbandingan hukum tersebut ditemukan persamaan dan perbedaan dari pengaturan hukum perseroan terbatas di Indonesia dan Singapura. Terdapat persaamaan pengaturan hukum atas pendirian perseroan terbatas di Indonesia dan Singapura yaitu, status badan hukum yang dimiliki perseroan terbatas dan pendaftaran perseroan terbatas yang dilakukan secara online, sedangkan perbedaannya terdapat pada syarat minimal pendiri dan menteri yang berwenang untuk memberikan status badan hukum. Dalam hal modal dan saham, terdapat persamaan terhadap bentuk modal, sedangkan perbedaannya terdapat pada syarat minimal modal dasar perseroan terbatas. Dalam hal struktur organisasi terdapat persamaan organ pemegang saham dan direksi, sedangkan perbedaannya di Indonesia terdapat organ komisaris dan di Singapura terdapat organ sekretaris. Dalam hal bentuk restrukturisasi terdapat persamaan konsep di kedua negara tersebut yaitu penggabungan, peleburan, pengambilalihan, namun berbeda dalam bentuk restrukturisasi akuisisi di Indonesia dan tidak ditemukan pemisahan dalam hukum Singapura. Dalam hal pemeriksaan dan pembubaran perseroan terbatas terdapat persamaan alasan pembubaran perseroan terbatas, sedangkan perbedaan terdapat pada pihak yang berwenang menunjuk likuidator.

(2)

Comparative Legal Study between Regulation of Limited Company as Regulated in Undang Nomor 40 Tahun 2007 Perseroan Terbatas in Indonesia

and Chapter 50 Companies Act in Singapore. Feugene Fieornancy

1287093 ABSTRACT

Entrepreneurs nowadays are more tending to make business entity such as legal entities of limited company. It made the limited company rapidly growing its existence in countries such as Indonesia and Singapore. To balance economic activities in society with the rapid progress development of limited company, is required the arrangement or adequate law, so that law can be support the development of the limited company itself. Based on that, writer make a comparisons law between regulation of limited company in Indonesia and Singapore. The purpose of comparison law is to know similarities and differences regulation of limited company according to a system law in both countries, and to analyze what is the background that makes those similarities and differences.

This study uses a juridical-normative and comparative law. Normative method is a method of research by analyzing the data and connect with applicable law. Methods of comparative law research is a research by comparing the elements of the legal system in several countries in order to get the reason why the differences and adapt some of the terms or elements of a better legal system to be applied to the concerned country.

The comparison law found similarities and differences of regulation of limited company in Indonesia and Singapore. Similarities of incorporation limited company are the status of legal entity owned by limited company and registration limited company conducted in online, while the differences are on minimum requirements founder and authorized minister to give legal entity status of limited company. Regarding capital and stock, there are similarity kinds of capitals, while the difference is on minimum requirements capital of limited company. Regarding a structure organization of limited company, there is founded director and shareholder at both regulations and the difference is in Indonesia is founded komisaris while in Singapore is founded secretary. Regarding of kind restructuring limited company, there are founded same concept at both countries, which are merger, consolidation and acquisition, but in Indonesia there is no asset sale and in Singapore there is no spin off. Regarding wound up limited company, there is similarity of reasons, while there is difference on the authorities to appoint any liquidator.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Keaslian Naskah ... ii

Halaman Persetujuan Skripsi ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Halaman Persetujuan Panitia Sidang ... v

ABSTRAK ... vi

BAB II TINJAUAN PENGATURAN PERSEROAN TERBATAS BERDASARKAN HUKUM INDONESIA………..……..…. 18

A. PERKEMBANGAN PENGATURAN PERSEROAN TERBATAS……….. 19

1.Sejarah Pengaturan Perseroan Terbatas………...… 19

2.Perundang-undangan yang Terkait dengan Penyelenggaraan Perseroan Terbatas di Indonesia …. 22 B.PENGATURAN PT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 ……….…... 24

(4)

2. Modal dan Saham Perseroan Terbatas ………….…… 34

3. Struktur Organ Perseroan Terbatas……….…….. 39

4. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan Perseroan Terbatas……….…. 52

5. Pemeriksaan dan Pembubaran Perseroan Terbatas…... 60

BAB III TINJAUAN PENGATURAN PERSEROAN TERBATAS BERDASARKAN HUKUM SINGAPURA……… 67

A.PERKEMBANGAN PENGATURAN PERSEROAN TERBATAS……… 68

1.Sejarah Pengaturan Perseroan Terbatas………... 68

2.Perundang-undangan yang Terkait dengan Penyelenggaraan Perseroan Terbatas di Indonesia….. 69

B. PENGATURAN P.T. BERDASARKAN COMPANIES ACT CHAPTER 50……….. 70

1.Pendirian Perseroan Terbatas…………...……….. 71

2. Modal dan Saham Perseroan Terbatas……….. 78

3. Struktur Organ Perseroan Terbatas………... 85

4. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan Perseroan Terbatas………..…………. 92

5. Pemeriksaan dan Pembubaran Perseroan Terbatas….. 97

BAB IV PERBANDINGAN HUKUM ANTARA PENGATURAN PERSEROAN TERBATAS BERDASARKAN HUKUM INDONESIA DENGAN PENGATURAN PERSEROAN TERBATAS BERDASARKAN HUKUM SINGAPURA 101 A. PERBANDINGAN PENGATURAN HUKUM P.T. BERDASARKAN PENDIRIAN P.T……….... 102

(5)

C. PERBANDINGAN PENGATURAN HUKUM P.T.

BERDASARKAN STRUKTUR ORGAN P.T………. 116

D. PERBANDINGAN PENGATURAN HUKUM P.T. BERDASARKAN PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN DAN PEMISAHAN P.T………… 124

E. PERBANDINGAN PENGATURAN HUKUM P.T. BERDASARKAN PEMERIKSAAN DAN PEMBUBARAN P.T……….……… 128

BAB V SIMPULAN SARAN………. 133

A.SIMPULAN……… 133

B.SARAN……… 138

DAFTAR PUSTAKA………... 140 LAMPIRAN………...

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Pengaturan Berdasarkan Status Hukum P.T………. 103 Tabel 2. Perbandingan Pengaturan Pendaftaran Pendirian P.T………. 105 Tabel 3. Perbandingan Pengaturan Akibat Hukum Sebelum Mendapatkan

Status Badan Hukum………..………... 105 Tabel 4. Perbandingan Pengaturan Syarat Minimal Pendiri……….. 109 Tabel 5. Perbandingan Pengaturan Lembaga Yang Mengesahkan atau

Membuat Dokumen Yang Diperlukan Untuk Pendirian Sebuah

P.T………. 110

Tabel 6. Perbandingan Pengaturan Macam-Macam Modal Dan Bentuk

Modal……… 113

Tabel 7. Perbandingan Pengaturan Syarat Minimal Modal Dasar P.T…….. 115 Tabel 8. Perbandingan Pengaturan Struktur Organ P.T………... 116 Tabel 9. Perbandingan Pengaturan Hasil Yang Didapatkan Organ Struktur

P.T……… 120

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Secara umum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang terorganisasi dan kompleks, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks. Terdapat komponen yang terhubung dan mempunyai fungsi masing-masing terhubung menjadi sistem menurut pola. Sistem merupakan susunan pandangan, teori, asas yang teratur.1 Salah satu sistem yang telah diterapkan dan dijalankan oleh sebuah pemerintahan negara di seluruh dunia adalah sistem hukum.

Menurut Bellefroid, sistem hukum adalah suatu rangkaian kesatuan peraturan-peraturan hukum yang disusun secara tertib menurut asas-asasnya. Sistem hukum termasuk dalam ilmu hukum dogmatis/ilmu yang menguraikan isi dari pada hukum yang berlaku sekarang, yang menjelaskan pengertian-pengertian peraturan hukum dan mengatur serta menyusun peraturan hukum menurut asas dalam suatu sistem hukum.2 Menurut Subekti, sistem hukum diartikan sebagai susunan atau tatanan yang teratur, suatu keseluruhan yang terdiri atas bagian–bagian yang

(9)

berkaitan satu sama lain, tersusun menurut suatu rencana atau pola, hasil dan suatu pemikiran, untuk mencapai suatu tujuan. 3

Sistem hukum di dunia ini selanjutnya berkembang dan banyak mempengaruhi peradaban negara-negara di dunia. Terdapat 2 sistem hukum di dunia, yaitu:

1. Sistem hukum Civil Law atau Eropa Kontinental dikenal pula dengan istilah Rechtsstaat.

Dalam sejarahnya, hukum sipil atau Civil law ini dapat didefinisikan sebagai suatu tradisi hukum yang berasal dari hukum Roma yang terkodifikasikan dalan Corpus juris Civilis yang dibuat pada jaman Kaisar Justianus dan tersebar ke seluruh benua Eropa dan seluruh dunia.4 Dalam sistem Civil law, prinsip utama yang menjadi dasar sistem ini adalah hukum memperoleh kekuatan mengikat karena diwujudkan dalam peraturan yang berbentuk undang-undang dan tersusun secara sistematika di dalam kodifikasi atau kompilasi tertentu.5

2. Sistem Common Law atau Anglo Saxon dikenal pula dengan istilah Rule of law.

Dalam sejarah Common law, sistem hukum ini berkembang di bawah pengaruh sistem yang bersifat Adversial dalam sejarah England, berdasarkan keputusan pengadilan yang berdasarkan tradisi custom dan preseden.6 Kemudian sistem hukum ini melandasi pula hukum positif di negara-negara

3 Lihat dalam Seminar Hukum Nasional IV pada bulan Maret 1979 di Jakarta. 4

Wiliam Tetlet. Common Law versus Civil Law: Codified and Uncodified. Law Dapartement of Columbia College. 1999. hlm. 60.

(10)

Amerika Utara dan beberapa negara Asia yang termasuk negara-negara persemakmuran Inggris dan Australia.7

Kedua sistem hukum di atas ini telah banyak dianut oleh negara-negara di seluruh dunia. Hal ini merupakan salah satu latar belakang lahirnya peraturan-peraturan yang berbeda pula di setiap negara sesuai dengan sistem hukum yang mereka terapkan. Salah satu perbedaan yang terlihat dalam bidang perdata di sistem Civil Law dan Common Law adalah pengaturan hukum dalam perseroan terbatas (selanjutnya disebut dengan P.T.). Indonesia merupakan negara dengan sistem hukum Civil Law mempunyai pengaturan terhadap P.T.,atau dikenal juga Limited Company dalam Chapter 50 Companies Act di Singapura, yang berbeda

dengan Singapura yang merupakan negara dengan sistem hukum Common Law. Selain daripada itu, sebagai bagian dari negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), kedua Negara ini dihadapkan kepada perkembangan ekonomi.

Untuk menjalankan usahanya, para pengusaha memerlukan suatu badan usaha tertentu untuk melakukan kegiatan ekonominya.8 Badan usaha merupakan kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan untuk mencari laba atau keuntungan.9 Badan usaha sendiri terdiri dari dua kelompok, yaitu:

1. Badan usaha tidak berbadan hukum.

Badan usaha tidak berbadan hukum merupakan badan usaha yang seluk beluknya relatif lebih sederhana dan ringkas sehingga pembuatan badan

7 Adang, op.cit. hlm. 95. 8

Irma Devita Purnamasari. Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer: Kiat- Kiat Cerdas, Mudahm dan Bijak Mendirikan Badan Usaha. Bandung: Kaifa. 2010. hlm. 1.

9 Singgih Wibowo, M.S. Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil (Edisi Revisi). Depok: Seri

(11)

hukum tidak diperlukan. Meskipun demikian, pembuatan badan usaha tidak berbadan hukum menjadi badan usaha berbadan hukum dapat dilakukan jika diinginkan. 10 Karakteristik suatu bentuk badan usaha ini, tidak terdapat pemisahan antara kekayaan badan usaha dengan kekayaan pemiliknya. Contoh badan usaha tidak berbadan hukum adalah usaha perseorangan, CV, dan firma.

2. Badan usaha berbadan hukum.

Badan usaha berbadan hukum merupakan badan usaha yang seluk beluknya cikup kompleks sehingga perlu diatur dengan pembuatan badan hukum yang diterbitkan oleh Dapertemen Kehakiman. Perngurusan badan hukum ini biasanya dilakukan oleh notaris.11 Karakteristik suatu badan hukum yaitu terdapat pemisahan kekayaan pemilik dengan kekayaan badan usaha, sehingga pemilik hanya bertanggung jawab sebatas harta yang dimilikinya. Contoh badan usaha yang berbadan hukum adalah P.T., koperasi, yayasan, dan BUMN.

Dari pemaparan badan usaha diatas, di dunia bisnis, para pengusaha lebih cenderung untuk membuat badan usaha berbadan hukum yang berupa P.T. P.T.dipilih untuk melakukan kegiatan usaha karena tujuan P.T. yaitu semata-mata adalah untuk mencari keuntungan. Selain daripada itu dipilih karena P.T. merupakan subjek hukum tersendiri, di mana keberadaan status badan hukumnya baru diperoleh setelah ia memperoleh pengesahan dari pejabat yang berwenang, yang memberikan hak – hak, kewajiban dan harta kekayaan sendiri bagi badan

(12)

hukum tersebut, terlepas dari hak –hak, kewajiban dan harta kekayaan para pendiri, pemegang saham, maupun para pengurusnya. Tanggung jawab dan kewajiban usahanya pun terpisah dari pemilik modalnya.12

Hal ini yang membuat P.T. berkembang pesat keberadaannya di negara-negara seperti Indonesia dan Singapura. Untuk menyeimbangi kegiatan ekonomi dalam masyarakat dengan perkembangan P.T. yang pesat ini, tentunya diperlukan pengaturan atau hukum yang memadai sehingga dapat hukum mendukung perkembangan P.T. ini. Perbedaan yang ditemukan di kedua undang-undang P.T. di Singapura dan Indonesia tersebut bukanlah hanya dalam ruang lingkup formil yaitu seperti pengaturan mengenai tata cara pendirian P.T., modal dan saham P.T. namun ditemukan juga perbedaan materiil yaitu seperti struktur organ PT diikuti kewenangan dan tanggung jawab dari struktur organ P.T. tersebut, penggabungan, peleburan dan pengambilalihan P.T. serta pemeriksaan dan pembubaran P.T..

Meskipun terdapat perbedaan dalam pengaturan hukum mengenai P.T. di kedua negara tersebut didasari perbedaan sistem hukum yang dianutnya, sebagai bagian dari negara ASEAN yang berkembang. Berdasarkan hal tersebut di atas, Penulis tidak menemukan tulisan berupa skripsi yang pernah dibuat oleh mahasiswa lain pada fakultas-fakultas hukum di Indonesia, sehingga Penulis ingin menelaah atau meneliti lebih lanjut mengenai pengaturan hukum P.T. untuk memberikan sumbangsih, maka dari itu dibuatlah perbandingan hukum P.T. di Indonesia dan Singapura. Sehingga tidaklah menutup kemungkinan untuk

12 Suharyadi. Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda.. Jakarta : Salemba

(13)

Indonesia untuk mengadopsi peraturan hukum yang telah diatur di Singapura, selama tidak merugikan dan tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku serta nilai-nilai Pancasila di Indonesia. Berdasarkan pemaparan di atas, maka Penulis membuat penelitian yang berjudul “ Studi Perbandingan Pengaturan Hukum Perseroan Terbatas Sebagaimana diatur dalam Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas di Indonesia dan Chapter

50 Companies Act di Singapura.” Berdasarkan penelusuran yang Penulis lakukan, Penulis belum menemukan adanya karya tulis atau karya ilmiah lain yang membahas judul tersebut.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian di atas serta berdasarkan metode penelitian ini yang berupa perbandingan hukum, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah mencari suatu perbedaan dan persamaan dalam pengaturan hukum untuk P.T. di Indonesia dengan di Singapura. Hasil dari identifikasi masalah tersebut akan dianalisis menjadi suatu preskripsi hukum yang dapat menguatkan atau memberi masukan terhadap pengaturan PT di Indonesia

C. TUJUAN PENELITIAN

(14)

berdasarkan hukum di Singapura, serta memahami apa yang menjadi penyebab perbedaan dan persamaan terhadap pengaturan P.T. berdasarkan hukum di Indonesia dengan pengaturan P.T. berdasarkan hukum di Singapura.

D. KEGUNAAN PENELITIAN

Adapun kegunaan secara teoritis dan praktis pada penelitian ini ialah:

1. Kegunaan secara teoritis, ialah penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman pengetahuan tentang hukum P.T. yang diatur dalam peraturan hukum di Singapura bagi perkembangan ilmu hukum di Indonesia.

2. Kegunaan secara praktis, adalah penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pembuat undang-undang akan hal-hal yang diatur dalam peraturan P.T. berdasarkan hukum di Singapura yang dapat diadaptasi yang sesuai dengan ideologi demokrasi Pancasila di Indonesia untuk melengkapi atau mengkoreksi kekurangan hukum yang dapat menjadi celah hukum di dalam pengaturan hukum P.T. di Indonesia.

E. KERANGKA PEMIKIRAN

(15)

Keberadaan hukum P.T. di Indonesia maupun Singapura merupakan bukti bahwa pada bahwasannya hukum itu mengikuti perkembangan dalam masyarakat.

Mocthar Kusuma-atmadja mengatakan bahwa hukum dalam pengertian yang luas sehari-hari dipahami tidak saja merupakan keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan masyarakat, malainkan mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, melainkan meliputi pula lembaga-lembaga (institution) dan proses-proses (processes) yang mewujudkan berlakunya kaidah-kaidah itu dalam kenyataan.13 Dengan kata lain Mochtar Kusuma-atmadja menggunakan genus proximum tatkala mendefinisikan hukum dengan elemen-elemen yang berupa:

1. Kaidah; dalam hal ini kata kaidah mempunyai sifat normatif, seperti yang dikemukakan oleh John Austin dan Hans Kelsen dalam teori-teorinya.

2. Asas; dalam hal ini Mochtar Kusuma-atmadja memperhatikan pandangan Aliran Hukum Alam karena asas itu berkaitan dengan nilai-nilai moral tertinggi, yaitu keadilan.

3. Lembaga; dalam hal ini Mochtar Kusuma-atmadja memperhatikan Mazhab Sejarah karena lembaga yang dimaksud adalah lembaga hukum adat.14

4. Proses; sedangkan proses menggambarkan Mochtar Kusuma-atmadja memperhatikan pandangan Roscoe Pounds, yaitu “Law as a tool of social engineering”, yang menyebutkan bahwa hukum adalah sebagai alat

13 Mochtar Kusuma-atmadja Pembinaan Hukum Dalam Rangka Pembangunan Nasional.

Bandung: Bina Cipta. 1986. hlm. 11.

14 Mochtar Kusuma-atmadja dalam artikelnya yang berjudul “ Pemantapan Cita Hukum dan Asas

(16)

pembaharuan bagi masyarakat yang dijalankan secara berencana dan dapat diperhitungkan.15 Sehingga dapat disimpulkan bahwa hukum seyogyianya dapat jalan selaras dengan perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat.16

Sehingga tujuan utama yang ingin dicapai oleh hukum adalah ketertiban17 yang merupakan syarat fundamental bagi adanya suatu masyarakat yang teratur.18

Jika dikaitkan dengan P.T., maka disimpulkan bahwa ketertiban dalam mematuhi peraturan P.T. dibutuhkan untuk tetap berlangsungnya kehidupan masyarakat di bidang perekonomian secara harmonis, di mana setiap individu dapat berkembang menurut kodratnya dan memperoleh haknya yang dijamin oleh hukum, dengan tetap mampu melaksanakan kewajiban yang dibebankan oleh hukum P.T. kepadanya. Untuk dapat mencapai ketertiban tersebut, disyaratkan adanya kepastian hukum yakni adanya jaminan bahwa hukum yang berlaku benar-benar dilaksanakan melalui lembaga yang diberikan wewenang.19

Negara Indonesia dengan sistem hukum Civil Law dan Negara Singapura yang memiliki sistem hukum Common Law, namun tidak menutup kemungkinan untuk dilakukannya suatu perbandingan, guna menciptakan ketertiban hukum dalam melakukan kegiatan usaha dalam P.T. Seperti yang telah dikatakan oleh Mochtar Kusuma-atmadja bahwa hukum terdiri dari 4 (empat) unsur, yaitu kaidah, asas,

15

Mochtar Kusuma-atmadja. Konsep-konsep Hukum Dalam Pembangunan, Bandung: Alumni. 2006. hlm.21.

16 Shidarta, dkk. Mochtar Kusuma-atmadja Kusuma-Atmadja Dan Teor Hukum Pembangunan.

Eksistensi Dan Impilkasi. Jakarta: Epistema Institute. 2012. hlm. 14

17 Mochtar Kusuma-atmadja. Fungsi dan Perkembangan Hukum dalam Pembangunan Nasional.

Bandung :Bina Cipta. hlm. 2.

18 Ibid, hlm. 13-14.

19 I Made Arya Utama. Hukum lingkungan Sistem Hukum Perijinan Berwawasan Lingkungan

(17)

lembaga-lembaga, proses. Hukum haruslah bersifat terbuka terutama terhadap unsur-unsur sistem hukum yang diuraikan diatas. Dalam hal ini Pemerintah Indonesia (lembaga) telah membuat regulasi yang bersifat hukum materiil akan P.T. yang dituangkan dalam UU P.T. (kaidah dan asas), akan tetapi penerapan hukum formil UU PT (proses) masih jauh dari maksud pembuat undang-undang. Hal tersebut menjadi suatu kendala yang harus diselesaikan oleh calon penegak hukum. Salah satu solusinya adalah melakukan suatu perbandingan hukum. Melalui perbandingan hukum, hukum dapat memberikan arahan bagi kebijakan publik terutama dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Dalam perbandingan hukum juga dilakukan penyelidikan terhadap sebab-sebab dan latar belakang dari persamaan serta perbedaan tersebut. Sehingga tidak hanya meneliti adanya persamaan dan perbedaan unsur-unsur sistem hukum dua negara atau lebih saja.20 Dengan kata lain perbandingan hukum dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan yang termasuk pada cabang-cabang ilmu hukum menurut beberapa ahli.21

Berkaitan dengan perbandingan peraturan P.T. di Indonesia dengan Singapura, dalam penelitian ini tidak hanya meneliti persamaan dan perbandingan peraturan P.T. kedua negara tersebut, dan meneliti ketentuan apa yang baik dan dapat diadaptasi oleh Negara Indonesia dari pengaturan hukum P.T. di Singapura, sejauh sesuai dengan asas-asas hukum P.T. di Indonesia dan tidak bertentangan

20

R. Soeroso. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika. 2008. hlm. 328.

21 Ibid, Ahli-ahli yang memasukan perbandingan hukum sebagai cabang ilmu hukum, yaitu: J.

(18)

dengan UUD 1945 guna menciptakan ketertiban dalam masyarakat. Penelitian ini pun akan meneliti akan sebab dan latar belakang adanya persamaan dan perbedaan dalam peraturan P.T. kedua negara tersebut.

F. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian digunakan suatu metode. Metode merupakan langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis, menjawab, dan memecahkan masalah dalam penelitian. Metode penelitian ini menggunakan metode yuridis-normatif dengan pendekatan utama pendekatan perbandingan hukum dan ditunjang oleh pendekatan perundang-undangan. Metode yuridis-normatif merupakan metode penelitian dengan menganalisis data dan menghubungkan dengan aturan hukum yang berlaku. Namun penulis tidak bermaksud melakukan metode penelitian yuridis-sosiologis, karena penulis hanya menelaah kaidah, asas, proses dan lembaga sesuai teori Mochtar Kusuma-atmadja yang terdapat dalam kedua undang-undang di negara tersebut tanpa menelaah lebih lanjut mengenai budaya hukum atau pun sisi sosiologis dalam masyarakat.

Sedangkan pendekatan yang dipakai penulis ialah pendekatan perbandingan hukum,

1. Pendekatan Penelitian

(19)

perundang-undangan (statute approach). Adapun uraian pendekatan penelitian ini ialah sebagai berikut:

Pendekatan perbandingan (comparative approach) adalah penelitian dengan membandingkan unsur-unsur sistem hukum di beberapa negara guna mendapatkan alasan atau sebab terjadinya perbedaan serta mengadaptasi beberapa ketentuan atau unsur sistem hukum yang lebih baik guna diterapkan pada negara yang bersangkutan. Pendekatan ini dilakukan dengan membandingkan undang-undang satu negara dengan undang-undang-undang-undang dari satu atau lebih negara lain mengenai hal yang sama.22

Pendekatan perbandingan (comparative approach) dalam penelitian ini, dilakukan dengan cara membandingkan aturan P.T. menurut sistem hukum di Indonesia dengan peraturan P.T. menurut sistem hukum di Singapura, meskipun kedua sistem hukum pada negara-negara tersebut berbeda. Perbandingan juga dapat dilakukan diantara negara-negara dengan sistem hukum yang berbeda tetapi mempunyai tingkat perkembangan ekonomi yang hampir sama.23 Metode perbandingan hukum mungkin diterapkan dengan memakai unsur-unsur sistem hukum sebagai titik tolak perbandingan.24 Titik tolak perbandingan dalam penelitian ini adalah substansi hukum yang mencakup perangkat kaidah atau perilaku teratur antara Negara Indonesia dengan Negara Singapura.

22 Ibid, hlm. 95. 23 Ibid, hlm. 136.

(20)

Metode pendekatan perundang-undangan (statute approach) dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. Hasil telaah tersebut merupakan suatu argumen untuk memecahkan isu yang dihadapi. Bagi penelitian untuk kegiatan akademis, peneliti perlu mencari ratio legis dan dasar ontologis lahirnya undang-undang tersebut.25

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach) ini, dilakukan dengan meneliti konsistensi dan kesesuaian antara UUD

1945 dengan perundang-undangan yang berkaitan dengan P.T. serta antara regulasi dengan peraturan perundang-undangan yang terkait P.T.

2. Data yang digunakan menggunakan data sekunder, yang terdiri dari:

a) Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas.26 Bahan hukum primer berupa undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim. Bahan hukum Primer dalam penelitian ini mencakup peraturan perundang-undang antara lain Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseoran Terbatas, dan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan peraturan Chapter 50 Companies Act di Singapura.

(21)

b) Bahan hukum sekunder, berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi.27 Bahan hukum sekunder dalam penelitian ini meliputi buku-buku teks mengenai hukum P.T. di Indonesia dan peraturan P.T. menurut sistem hukum di Singapura, kamus-kamus hukum, makalah-makalah dan jurnal-jurnal mengenai hukum P.T. menurut sistem hukum di Indonesia dan pengaturan P.T. menurut sistem hukum di Singapura.

c) Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum penunjang yang memberikan petunjuk terhadap bahan hukum primer dan sekunder atau dikenal pula dengan bahan acuan atau rujukan bidang hukum.

3. Langkah-langkah Penelitian

Langkah penelitian dilakukan melalui studi kepustakaan. Studi kepustakaan merujuk pada suatu cara memperoleh data yang diperlukan, dengan menelusuri dan menganalisis bahan pustaka dan dokumen-dokumen yang relevan dengan permasalahan. Dalam penelitian ini ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a) Penelitian yang berupa inventarisasi peraturan perundang-undangan mengenai atau yang berkaitan dengan isu, baik yang berupa legislation maupun regulation bahkan juga delegated legislation dan delegated regulation.28

27 Ibid.

(22)

b) Penelitian yang berupa mengumpulkan ketentuan perundang-undangan ataupun putusan-putusan pengadilan negara lain mengenai isu hukum yang hendak dipecahkan.29

4. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis yaitu menggambarkan perbandingan antara pengaturan P.T. menurut sistem hukum di Indonesia dengan pengaturan P.T. menurut sistem hukum di Singapura.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan hukum ditujukan untuk dapat lebih memberikan gambaran yang lebih jelas, komprehensif dan menyeluruh mengenai bahasan dalam penulisan hukum yang akan disusun. Adapun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika penulisan hukum.

(23)

BAB II TINJAUAN PENGATURAN PERSEROAN TERBATAS BERDASARKAN HUKUM INDONESIA

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai tata cara pendirian P.T., modal dan saham P.T., struktur organ P.T., penggabungan, peleburan dan pengambilalihan PT serta pemeriksaan dan pembubaran P.T. yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas di Indonesia serta dikaitkan dengan kaidah, asas, lembaga dan proses dalam sistem hukum pengaturan P.T. di Indonesia.

BAB III TINJAUAN PENGATURAN PERSEROAN TERBATAS BERDASARKAN HUKUM SINGAPURA

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai tata cara pendirian P.T., modal dan saham P.T., struktur organ P.T., penggabungan, peleburan dan pengambilalihan P.T. serta pemeriksaan dan pembubaran P.T. yang diatur dalam Chapter 50 Companies Act di Singapura serta dikaitkan dengan kaidah, asas, lembaga dan

(24)

BAB V

SIMPULAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan penulis sebagaimana dipaparkan dalam Bab VI, dapat diketahui bahwa terdapat persamaan dan perbedaan antara pengaturan hukum P.T. di Indonesia dengan pengaturan hukum P.T. di Singapura. Adapun kesimpulan dari perbandingan hukum pengaturan P.T. di Indonesia dan Singapura sebagai berikut:

1. Perbandingan pengaturan hukum P.T. berdasarkan pendirian P.T. a. Persamaan

(25)

b. Perbedaan

i. Hukum Indonesia

Menteri yang dimaksud untuk memberikan status badan hukum dalam UU P.T. adalah Menteri Hukum dan HAM. Kepemilikan keuntungan atau kerugian untuk segala perbuatan hukum yang dilakukan sebelum adanya status badan hukum P.T. akan beralih menjadi milik P.T. saat adanya pengesahan perbuatan hukum tersebut dalam RUPS pertama. Dalam pendirian P.T. diperlukan minimal 2 orang atau lebih. Lembaga yang ditunjuk untuk mengesahkan atau membuat dokumen yang diperlukan untuk pendirian sebuah P.T.adalah notaris.

ii. Hukum Singapura

(26)

2. Perbandingan pengaturan hukum P.T. berdasarkan modal dan saham P.T. a. Persamaan

Pada prinsipnya modal dasar yang diatur UU P.T. sama dengan issued share capital yang diatur Cap.50 , modal disetorkan sama dengan paid

up share yang diatur Cap.50., sedangkan unpaid share di Singapura

memiliki konsep yang sama dengan saham dalam simpanan di Indonesia. Persamaan berikutnya ialah bentuk modal dapat berupa uang ataupun bentuk lainnya yang dapat dinilai dengan uang.

b. Perbedaan

i. Hukum Indonesia

Syarat minimal modal dasar P.T. di Indonesia adalah Rp.50.000.000,00.

ii. Hukum Singapura

Syarat minimal modal dasar P.T. di Singapura adalah S$1.

3. Perbandingan pengaturan hukum P.T. berdasarkan struktur organ P.T. a. Persamaan

(27)

Persamaan yang terakhir terdapat pada asas yang mengikat Direksi/Director yaitu asas ultra vires dan asas business judgement rules.

b. Perbedaan

i. Hukum Indonesia

Struktur organ lainnya yang dimiliki P.T. selain Direksi dan RUPS adalah Komisaris.. Di Indonesia Direksi bertanggungjawab sebatas pada undang-undang

ii. Hukum Singapura

Struktur organ lainnya yang dimiliki P.T. selain Direksi dan RUPS adalah Sekretaris. Di Singapura dimana tanggungjawab Director dapat berasal dari Statutory duties dan Common Law

Duties.

4. Perbandingan pengaturan hukum P.T. berdasarkan penggabungan, peleburan

a. Persamaan

(28)

b. Perbedaan

i. Hukum Indonesia

Indonesia tidak mengatur mengenai akuisisi dalam metode Asset sales terhadap bisnis dan asset dari P.T. yang diakuisisi.

ii. Hukum Singapura

Singapura tidak mengatur mengenai pemisahan yang diatur dalam Cap.50.

5. Perbandingan pengaturan hukum P.T. berdasarkan pengambilalihan PT serta pemeriksaan dan pembubaran P.T.

a. Persamaan

Alasan pembubaran P.T. di Indonesia dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu dengan sendirinya /sukarela dan dengan penetapan pengadilan sama seperti yang diatur di Singapura. Persamaan selanjutnya terdapat pada wewenang RUPS atau Pengadilan di kedua negara tersebut dapat menunjuk likuidator.

b. Perbedaan

i. Hukum Indonesia

(29)

ii. Hukum Singapura

Di Singapura, kreditor dapat mengajukan pembubaran terhadap sebuah P.T, maka dari itu para kreditor diberi kebebasan untuk memilih likuidator yang bertugas untuk memeriksa P.T. sebelum dibubarkan.

B. SARAN

1. Bagi Akademisi

Penelitian terhadap perbandingan hukum P.T. di Indonesia dan di Singapura diharapkan dapat memberikan suatu referensi untuk meneliti lebih lanjut mengenai perbandingan hukum antara negara dengan sistem civil law dan negara dengan sistem common law.

2. Bagi Pelaku Usaha

Diharapkan dapat mengenal dan mengerti kedua perbedaan dan persamaan terlebih dahulu mengenai pengaturan hukum di Indonesia dan di Singapura dalam mendirikan anak P.T. Indonesia yang berada di Singapura, dan sebaliknya.

3. Bagi Pemerintah Indonesia

(30)
(31)

Universitas Kristen Maranatha

140

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Adang. Pembaharuan Hukum Pidana : Reformasi Hukum. Grasindo. 2008. Ahmad Yani & Gunawan Widjaya, seri Hukum Bisnis Perseroan Terbatas,. Raja

Grafindo Persada. Jakarta, 2000

Aim Abdulkarim. Kewarganegaraan. Grafindo. 2006

Ali Ridho. Badan Hukum dan Kedudukan Hukum Perseroan dan Perkumpulan Koperasi, Yayasan, Wakaf. Alumni Bandung. 1986.

Ali Ridho. Badan Hukum dan Kedudukan Hukum Perseroan dan Perkumpulan Koperasi,, Yayasan, Wakaf. Alumni Bandung. 1986.

Alwi dan Hasan. Kamus Besar Bahsa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. 2003. Bambang Sunggono. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta : Rajawali Pers. 2010 Campbell, Dennis. International Securities Law and Regulation [2009]-

III.Center for International Legal Studies Salzburg : Austria. 2009.

Charlesworth and Morse, Company Law.ELBS: Fourth Edition. 1991

Coles, Richard and Watt, Edward. Ship Registration : Law and Practice. London : Informa Law. 2002

Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia. Ogan Perseroan Terbatas. Sinar Grafika:Jakarta. 2009.

(32)

Gilessen, John dan Gorle, Frits. Sejarah Hukum. Bandung: Refika Aditama. 2005. Handri Rahardjo, SH. Hukum Perusahaan. Pustaka Yustisia. 2009

Helmein, Marjaan. The International Tax Law Concepts of Devidend. Netherland : Wolters Kluwer Law & Bussines. 2010.

HMN Purwosutjipto. Pengantar Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia, Bentuk Usaha. Jilid 2. Djambatan

I Made Arya Utama. Hukum lingkungan – Sistem Hukum Perijinan Berwawasan Lingkungan Untuk Pembangunan Berkelanjutan. Bandung : Pustaka Sutra.

2007

Ibp USA International Business. Singapore Indutrial and Business Directory Volume I. Strategy Information and Contacts. USA : International Business

Publication

Irma Devita Purnamasari. Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer: Kiat- Kiat Cerdas, Mudahm dan Bijak Mendirikan Badan Usaha. Bandung: Kaifa.

2010.

J, Farwell. Borland’s Trustee v Steel Brothers & Co Ltd. English High Court. 1901. 1 Ch 279, 288 Farwell J

M. Yahya Harahap. Hukum Perseroan Terbatas.Sinar Grafika: Jakarta. 2011 Mayson, Stephen W., and French, Derek and Ryan, Christoper L., Company Law,

1996-1997 Edition. Blackstone Press Limited. 1996. hal 104, dalam :

(33)

McLaughlin, Susan. Unlocking Company Law 3th Edition. New York :Routledge. 2015.

Mochtar Kusuma-atmadja. Fungsi dan Perkembangan Hukum dalam Pembangunan Nasional. Bandung :Bina Cipta.

Mochtar Kusuma-atmadja. Konsep-konsep Hukum Dalam Pembangunan, Bandung: Alumni. 2006

Mochtar Kusuma-atmadja. Pembinaan Hukum Dalam Rangka Pembangunan Nasional. Bandung: Bina Cipta. 1986

Mudjiono. Sistem Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Yogyakarta: Liberty. 1997 Munir Fuady. “Perseroan Terbatas Paradigma Baru”. PT. Bandung :Citra

Aditya Bakti. 2003

Munir Fuady. Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global. Citra Aditya Bakti: Bandung. 2002.

Oliver, MC dan Marshal, EA. Company Law. Eleventh Edition The M&E Handbook Series.1991

Orinton Purba. Panduan Praktis Mendirikan Berbagai Badan Usaha (PT, CV, FIRMA,YAYASAN, KOPERASI). Jakarta: Raih Asa Sukses.2015.

Oxford University. Dictionary Business and Management. Oxford: Oxford University Press. 2009

Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia. Jati Diri Notaris Indonesia Dulu, Sekarang Dan di Masa Datang. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka

(34)

Shidarta, dkk. Mochtar Kusuma-atmadja Kusuma-Atmadja Dan Teor Hukum Pembangunan. Eksistensi Dan Impilkasi. Jakarta: Epistema Institute. 2012

Singgih Wibowo, M.S. Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil (Edisi Revisi). Depok: Seri Industri Kecil. 2007.

Suharyadi. Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda.. Jakarta : Salemba Empat. 2007

Sutan Remi Sjahdeni. Peranan Fungsi Kepengawasan bagi Pelaksana Good Corporate Governance,” Reformasi Hukum di Indonesia Sebuah

Keniscayaan. Jakarta : R.M. Talib Puspokusumo (ed), Tim Pakar Hukum

Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. 2000 Sutan Remy Sjahdeini. Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan Seimbang bagi

Para Pihak dalam Perjanjian Kredit di Indonesia. Jakarta: Institut Bankir

Indonesia. 1993.

Sutan Remy Sjahdeni. Tanggung Jawab Pribadi Direksi dan Komisaris. PT. Citra Aditya Bakti: Bandung. 2001

Tetlet, Wiliam. Common Law versus Civil Law: Codified and Uncodified. Law Dapartement of Columbia College. 1999.

Woon, Walter. Company Law. Singapore : Longman Singapore Publisher Pte, Ltd. 1998

Zaeni Asyhadie dan Budi Sutrisno. Hukum Perusahaan & Kepailitan. Penerbit Erlangga: Mataram. 2012

(35)

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia No. M-01.HT.01-10 Tahun 2007, tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar, Penyampaian Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan.

Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2009 Tentang Daftar Perseroan

Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum Dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Serta Penyampaian Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Dan Perubahan Data Perseroan Terbatas

Singapura

Company Act (Chapter 50 )

Companies Act (Chapter 50, Section 411) Companies Regulations

Companies Act (Chapter 50, Sections 12A(1A), (1B) and 411) Companies (Filing

of Documents) Regulations.

(36)

Companies Act (Chapter 50, Section 213(17)) Singapore Code on Take-overs and

Mergers.

Companies Act (Chapter 50, Section 27(2D)) Companies (Identical Names) Rules

ARTIKEL

Mochtar Kusuma-atmadja dalam artikelnya yang berjudul “ Pemantapan Cita Hukum dan Asas-Asas Hukum Nasional di Masa Kini dan Masa yang Akan

Datang.”, Majalah Hukum Nasional, Edisi Khusus No. 1/1995.

SEMINAR

Seminar Hukum Nasional IV pada bulan Maret 1979 di Jakarta.

WEBSITE

http://asevysobari.blogspot.co.id/2014/01/modal-dasar-modal-ditempatkan-modal.html

https://en.wikipedia.org/wiki/Ministry_of_Finance_%28Singapore%29 https://www.pwc.com/sg/en/mergers-and-acquisitions-asian-taxation-guide-2008/assets/maasiantaxguide-2008-sg.pdf.

https://www.acra.gov.sg/uploadedFiles/Content/Publications/Guides/Section6.pdf. Hlm.54.

http://www.guidemesingapore.com/incorporation/entrepreneurship/shares-and-share-classes

https://www.acra.gov.sg/uploadedFiles/Content/Publications/Guides/SharesandS

(37)

https://law.nus.edu.sg/cle/partA_bar/Lecture_8_CompLaw.pdf

http://www.guidemesingapore.com/incorporation/company/singapore-company-registration-guide

http://www.rikvin.com/compliance/singapore-company-law/

http://www.guidemesingapore.com/incorporation/introduction/singapore-incorporation-entity-types,

http://parismanalush.blogspot.co.id/2014/10/hukum-perdata-materiil-halaman-5.html

http://irmadevita.com/2007/peraturan-pelaksanaan-uu-no40-tahun-2007/

LAIN-LAIN

Avel Consultants Sdn Bhd & Anor v Mohamed Zain Yusof & Ors .1950-1985. MSCLC 150

Multi-Pak Singapore Pte Ltd v Intraco Ltd .1994. 2 SLR 282 Re Sin Teck Hong Oil Mills Ltd [1950] MLJ 232.

Referensi

Dokumen terkait

Kreativitas sendiri adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungan dimana ia berada, dengan demikian baik perubahan didalam individu maupun didalam lingkungan,

Sebaran ibu hamil menurut kadar T4 bebas serum dan deskriptif statistik kadar T4 bebas serum pada berbagai kelompok intervensi Koefisien regresi peubah respon yang

Siklus II ini dilakukan oleh peneliti, jika pada siklus I lebih dari 40% siswa tidak dapat mencapai KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) matematika yaitu 70

Pencabutan Gigi” Penelitian yang saya lakukan bertujuan untuk megetahui pengaruh larutan anestesi lokal Lidocaine cum Adrenaline 1:80.000 terhadap tekanan darah

Desain stator dan rotor dari generator linier ini masih sama dengan desain yang digunakan pada penelitian sebelumnya namun terdapat perubahan pada sisi spesifikasi

Oleh karena itu penelitian yang hendak dilakukan oleh penulis juga memiliki ciri khas yaitu bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses implementasi dari program

Sampel pada penelitian ini yaitu kelas X IIS 3 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang, yang dijadikan sebagai kelas eksperimen (X1). Proses pembelajaran mata pelajaran PAI

Menurut Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang dimaksud dengan perseroan terbatas adalah, badan hukum yang merupakan persekutuan