PERFORMA ADSORBEN SG DAN KS DALAM PEMURNIAN BIOETANOL
HASIL FERMENTASI SINGKONG (Manihot utilissima)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Sains di Bidang Kimia
Oleh :
PINGKY CHANDRA PRIYANKA
0807636
PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PERFORMA ADSORBEN SG DAN KS DALAM PEMURNIAN BIOETANOL
HASIL FERMENTASI SINGKONG (Manihot utilissima)
Oleh
Pingky Chandra Priyanka
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Sains pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Pingky Chandra Priyanka di 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PERFORMA ADSORBEN SG DAN KS DALAM PEMURNIAN BIOETANOL
HASIL FERMENTASI SINGKONG (Manihot utilissima)
Oleh:
Pingky Chandra Priyanka
0807636
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Dr. Ijang Rohman, M.Si NIP.
Pembimbing II
Drs. Yaya Sonjaya, M.Si NIP.
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
PERNYATAAN
“Dengan inisaya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Performa Adsorben SG dan KS Dalam Pemurnian Bioetanol Hasil Fermentasi Singkong (Manihot utilissima)” ini
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko
atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Juni 2013
Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pemurnian bioetanol dengan metode destilasi dan adsorpsi dengan batch system. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui kemampuan adsorben (SG dan KS) sebagai agen untuk pemurnian bioetanol dan, 2) untuk mengetahui metode apakah yang baik digunakan dalam pemurnian bioetanol. Dalam penelitian ini, dilakukan pembuatan bioetanol dari singkong (Manihot Utilissima) yang dihidrolisis menggunakan Aspergillus niger dan di fermentasi menggunakan ragi. Hasil fermentasi dimurnikan melalui beberapa tahap, yaitu destilasi dan adsorpsi. Sebelum diaplikasikan terhadap bioetanol, adsorben di optimasi terlebih dahulu dengan menggunakan etanol teknis 96%. Berdasarkan hasil optimasi, diketahui bahwa waktu kontak adsorpsi dengan menggunakan adsorben SG adalah 20 menit dengan jumlah 15 gram, sedangkan waktu kontak adsorpsi adsorben KS adalah 5 menit dengan jumlah 5 gram. Hasil Adsorpsi dianalisis dengan instrument GC. Berdasarkan hasil analisis GC, diperoleh bahwa adsorben SG mampu memurnikan bioetanol hingga 99,962% dan adsorben SG-KS mampu memurnikan hingga 99,954%. Sementara itu, adsorben KS dan KS-SG dapat memurnikan bioetanol hingga 100%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, adsorben SG dan KS baik digunakan untuk pemurnian bioetanol sedangkan pengaruh dual adsorben (SG-KS dan KS-SG) ternyata tidak berbeda secara signifikan.
ABSTRACT
Bioethanol purification by distillation and batch system adsorption has done. This study aimed 1) to determine the ability of adsorbents (SG and KS) as an agent for the purification of bioethanol and, 2) to determine whether a good method to use in the purification of bioethanol. In this study, bioethanol produce from cassava (Manihot utilissima) which is hydrolyzed by Aspergillus niger and fermented by yeast. The fermentation result was purified through distillation and adsorption stage. Before applied to bioethanol, adsorbent was optimazed using technical ethanol 96%. The optimum contact time of adsorption using SG is 20 minutes with the amount of 15 grams, while the KS adsorption contact time is 5 minutes by the number of 5 grams. Adsorption results were analyzed by Gas Chromathography instruments. Based on the results of the analysis, found that the SG adsorbent capable of purifying up to 99.962% bioethanol and SG-KS adsorbents capable of purifying up to 99.954%. Meanwhile, the adsorbent KS and KS-SG can purify up to 100% bioethanol. It can be concluded that, both SG and KS was capable to be used for the purification of bioethanol while the dual effect of adsorbent (SG-KS and KS-SG) was not significantly different.
DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1. Bioetanol ... 4
2.1.1. Pembuatan bioetanol ... 4
2.1.2. Bioetanol sebagai bahan bakar ... 6
2.1.3 Pemurnian bioetanol ... 7
2.2.1. Adsorben ... 8
2.2.1.1.Material adsorben ... 9
2.2.2. Jenis-jenis adsorpsi ... 10
2.2.2. 1 Adsorpsi fisik ... 10
2.2.2. 2 Adsorpsi kimia ... 10
2.2.3. Kinetika adsorpsi ... 10
2.2.4. Kesetimbangan adsorpsi ... 10
2.3. Silika gel ... 10
2.4. Kulit Sapi ... 12
BAB III METODE PENELITIAN ... 13
3.1. Jenis Penelitian ... 13
3.2. Desain Penelitian ... 13
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 14
3.4. Alat dan Bahan ... 14
3.5. Alur Penelitian ... 15
3.6. Metode Penelitian ... 16
3.6.1. Tahap preparasi ... 16
3.6.2. Tahap Pembuatan bioetanol ... 17
3.6.3. Tahap Pemurnian bioetanol ... 17
3.6.4.1 Uji titik didih ... 18
3.6.4.2 Uji indeks bias ... 18
3.6.4.3 Uji analisis pH ... 18
3.6.4.4 Uji berat jenis ... 18
3.6.4.1 Analisis kadar etanol dengan instrumen GC ... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19
4.1. Tahap Preparasi bioetanol ... 19
4.1.1 Preparasi singkong ... 19
4.1.2 Gelatinasi ... 19
4.1.3 Hidrolisis ... 20
4.1.4 Fermentasi ... 23
4.2 Tahap preparasi adsorben ... 25
4.2.1 Preparasi adsorben ... 25
4.2.2 Optimasi adsorben ... 27
4.2.2.1 Optimasi SG ... 27
4.2.2.2 Optimasi KS ... 31
4.3 Tahap Pemurnian ... 35
4.3.1 Destilasi 1 ... 35
4.3.2 Adsorpsi 1 ... 37
4.3.3 Adsorpsi 2 ... 41
4.4 Analisis GC ... 41
4.5 Perhitungan Statistika ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50
5.1. Kesimpulan ... 50
5.2. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 54
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 4.1 Data massa singkong dan pati ... 19
Tabel 4.2 Data gelatinasi ... 20
Tabel 4.3 Data hidrolisis ... 22
Tabel 4.4 Data fermentasi ... 23
Tabel 4.5 Data hasil destilasi ... 36
Tabel 4.6 Data hasil adsorpsi 1 ... 38
Tabel 4.7 Data hasil destilasi sampel 1 ... 39
Tabel 4.8 Data hasil destilasi sampel 2 ... 40
Tabel 4.9 Data hasil adsorpsi 2 ... 41
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Penyerapan suatu zat oleh zat pengadsorpsi ... 8
Gambar 2.2 Silika Gel ... 11
Gambar 2.3 skema permukaan Silika Gel ... 12
Gambar 3.1 Desain penelitian ... 13
Gambar 3.2 Bagan Alur penelitian ... 15
Gambar 4.1 Singkong yang telah dibersihkan dan pati singkong ... 19
Gambar 4.2 Jamur Aspergilus niger dalam medium cair ... 21
Gambar 4.3 Jamur Aspergillus niger di atas permukaan substrat ... 22
Gambar 4.4 Hasil Fermentasi ... 25
Gambar 4.5 KS basah ... 26
Gambar 4.6 KS kering ... 26
Gambar 4.7 Adsorben KS ... 27
Gambar 4.8 Grafik optimasi waktu kontak SG vs massa jenis ... 28
Gambar 4.9 Grafik optimasi waktu SG vs indeks bias ... 28
Gambar 4.10 Grafik optimasi waktu SG vs pH ... 29
Gambar 4.11 Grafik optimasi jumlah SG vs massa jenis ... 29
Gambar 4.12 Grafik optimasi jumlah SG vs indeks bias ... 30
Gambar 4.14 Grafik optimasi waktu kontak KS vs massa jenis ... 32
Gambar 4.15 Grafik optimasi waktu kontak KS vs indeks bias ... 32
Gambar 4.16 Grafik optimasi waktu kontak KS vs pH ... 33
Gambar 4.17 Grafik optimasi jumlah KS vs massa jenis ... 33
Gambar 4.18 Grafik optimasi jumlah KS vs indeks bias ... 34
Gambar 4.19 Grafik optimasi jumlah KS vs pH ... 35
Gambar 4.20 Grafik hubungan waktu vs suhu destilasi hasil fermentasi ... 36
Gambar 4.21 SG sebelum dan sesudah adsorpsi ... 37
Gambar 4.22 Grafik waktu vs suhu destilasi sampel 1a dan 1b ... 39
Gambar 4.23 Grafik waktu vs suhu destilasi sampel 2a dan 2b ... 40
Gambar 4.24 Kromatogram bioetanol sampel 1 ... 42
Gambar 4.25 Kromatogram bioetanol sampel 2 ... 42
Gambar 4.26 Kromatogram bioetanol sampel 3 ... 43
Gambar 4.27 Kromatogram bioetanol sampel 4 ... 43
Gambar 4.28 Kromatogram bioetanol sampel 5 ... 44
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1. Tabel Data Optimasi ... 54
Lampiran 2. Konversi Indeks Bias ... 55
Lampiran 3. Tabel Data Indeks Bias Pada Suhu 20oC ... 56
Lampiran 4. Perhitungan Konversi Titik Didih ... 57
Lampiran 5. Tabel Data Titik Didih pada tekanan 760 mmHg ... 60
Lampiran 6. Tabel Data Pengukuran Suhu Destilasi 1 ... 61
Lampiran 7. Tabel Data Pengukuran Suhu Destilasi 2 ... 63
Lampiran 8. Hasil Analisis Gas Chromatography Standar Etanol ... 66
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bioetanol merupakan etanol hasil dari fermentasi karbohidrat, yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Salah satu sumber bahan baku pembuatan
bioetanol adalah singkong. Singkong (Manihot utilissima) sering juga disebut
sebagai ubi kayu atau ketela pohon, merupakan tanaman yang sangat populer
di seluruh dunia, khususnya di negara tropis.
Bioetanol yang didapatkan dari hasil fermentasi singkong ini mengandung
persentasi etanol yang cukup rendah. Hal ini dibuktikan dengan beberapa
penelitian yang sudah dilakukan. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh
Ansori (2011). Dengan menggunakan bahan baku kulit singkong, didapatkan
bioetanol dengan kadar 7,03%. Sedangkan penelitian lainnya dilakukan oleh
Saripah (2011) yang berbahan baku singkong pahit, didapatkan bioetanol
dengan kadar sebesar 9,69%. Hal ini seiring dengan hasil penelitian lainnya
yang menyatakan bahwa kadar bioetanol hasil fermentasi singkong ini
memiliki sekitar 7-15 %.
Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jhiro Ch. Mailool,
Robert Molenaar, DedieTooy, Ireine A. Longdong (2012), dengan
menggunakan bahan baku 5 kg singkong dengan tiga kali proses destilasi telah
dihasilkan 215 ml bioetanol dengan kadar etanol 53%. Sedangkan, menurut
Badan Standarisasi Nasional, BSN (2008), bioetanol potensial untuk
dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, apabila sudah diolah
menjadi fuel grade ethanol, dengan syarat bioetanol memiliki kadar
kemurnian 99,5%. Syarat tersebut mutlak karena jika berkadar di bawah 90%,
mesin tidak dapat menyala bahkan dapat menimbulkan kerusakan alat karena
kandungan airnya terlampau tinggi. Keberadaan air dalam bahan bakar
walaupun dengan kadar yang sedikit sangat berpengaruh terhadap performa
mesin. Oleh karena itu diperlukan pengolahan khusus untuk memisahkan
2
Ada beberapa cara untuk dapat memisahkan etanol-air yaitu dengan
destilasi azeotrop, dan adsorpsi. Destilasi azeotrop membutuhkan biaya yang
cukup tinggi, selain itu juga dibutuhkan solvent yang tidak ramah lingkungan
seperti benzene atau sikloheksan. Cara lain untuk memisahkan campuran
azeotrop ini adalah dengan metoda adsorpsi. Adsorben yang dapat digunakan
bisa berupa adsorben organik maupun anorganik. Salah satu penelitian
menggunakan adsorben organik adalah penelitian yang dilakukan oleh
Chontira Boonfung dan PanaratRattanaphanee (2010). Dalam penelitiannya,
digunakan adsorben berbasis pati sebagai bahan untuk mendehidrasi etanol.
Berdasarkan penelitiannya, diketahui bahwa adsorpsi menggunakan adsorben
berbasis pati mampu mendehidrasi etanol dengan produksi etanol yang
didapat yaitu 0,3 gram etanol per gram adsorben. Adsorben organik seperti
adsorben berbasis pati ini, cukup baik untuk adsorpsi air, namun baik tidaknya
adsorben sangat bergantung pada bahan baku yang digunakan.
Sedangkan penggunaan adsorben anorganik, dilakukan oleh E.Ivanova, D.
Damgaliev dan M. Kostova (2009). Dalam penelitianya, digunakan zeolit
alam, clinoptilolite, yang merupakan molecular sieve, yang digunakan sebagai
agen pengadsorpsi untuk memisahkan etanol dan air. Adsorben anorganik ini
dipilih karena berasal dari bahan-bahan non pangan sehingga tidak
terpengaruh oleh ketersediaan pangan. Namun untuk penggunaan molecular
sieve seperti zeolit, dibutuhkan biaya yang cukup mahal, selain itu energi yang
dibutuhkan untuk regenerasi adsorben cukup tinggi.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dikembangkan adsorben lain
diantaranya SG dan KS. Adsorben ini dipilih karena biaya yang relatif murah
3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, maka masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah KS dan SG dapat menjadi pengadsorpsi air yang baik dalam
pemurnian bioetanol?
2. Bagaimana pengaruh dual adsorben (SG-KS) terhadap bioetanol?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagaiberikut :
1. Untuk mengetahui kemampuan SG dan KS sebagai agen untuk pemurnian
bioetanol
2. Untuk mengetahui apakah metode yang baik digunakan untuk pemurnian
bioetanol
1.4. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini,diharapkan:
1. Dapat memberi kontribusi untuk perkembangan teknologi dibidang
pemurnian bioetanol untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif
pengganti bahan bakar fosil.
13 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
3.2 Desain Penelitian
Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian ini, dibuat suatu desain
penelitian seperti yang ditunjukan pada gambar 3.1, yang meliputi:
Gambar 3.1 Desain penelitian Tahap pemurnian dengan destilasi dan
adsorpsi dengan sistem batch
Karakteristik sifat fisik produk
Analisis kuantitatif etanol
Perbandingan hasil analisis masing masing produk
14
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Riset Material dan Pangan
Universitas Pendidikan Indonesia . Waktu penelitian dilakukan bulan Juli 2012 –
Januari 2013.
3.4 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: gelas ukur
400ml, labu Erlenmeyer 250ml, kaca arloji , pipet tetes, gelas kimia, pipet
mikro, set alat destilasi fraksinasi, refraktometer , corong dan erlenmeyer
bunchner, aerometer dan set alat GC.
Bahan atau zat-zat kimia yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
Singkong, H2SO4 1M, NaOH 1M, ragi, jamur aspergillus niger, aquades,
15
3.5 Alur Penelitian
Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian
Tahap Persiapan Bahan Baku Tahap Gelatinasi Tahap Hidrolisis Tahap Fermentasi Tahap Destilasi Tahap persiapan Adsorben KS Tahap Adsorpsi menggunakan SG
Tahap Destilasi 2
Tahap Adsorpsi menggunakan KS Tahap persiapan
Adsorben SG
Tahap Destilasi 2
16
3.6. Metode Penelitian
3.6.1. Tahap Preparasi
3.6.1.1. Persiapan Alat
Alat-alat disterilisasi dengan cara merendam botol-botol
tersebut dengan detergen selama satu malam, lalu dibersihkan
bagian dalam dan luarnya, setelah dibilas, botol-botol tersebut
direndam dengan larutan disinfektan selama 30 menit lalu dibilas
dengan Aquadest steril dan ditiriskan.
3.6.1.2.Preparasi awal singkong
Singkong yang telah bersih dihaluskan kemudian diperas
hingga mendapat sari singkong. Cairan kemudian didiamkan hingga
terbentuk dua lapisan. Lapisan atas merupakan air dan lapisan
bawah merupakan pati. Pati kemudian dipisahkan dan dikeringkan
di bawah sinar matahari.
3.6.1.3.Persiapan Adsorben
3.6.1.3.1. SG
SG ditimbang, kemudian diletakkan di tempat yang tertutup
rapat.
3.6.1.3.2. KS
KS dibersihkan, kemudian direbus, kemudian dikeringkan
selama beberapa hari dibawah terik matahari, setelah kering KS
disangrai lalu ditumbuk hingga menjadi serbuk.
3.6.1.3.3. Optimasi SG dan KS
Adsorben SG dioptimasi waktu kontakya dengan
menggunakan umpan tetap yaitu 100 ml etanol teknis 96% dan
jumlah 10 gram dengan variasi waktu 5,10,15,20,30,4 dan 60
menit. Sedangkan KS dioptimasi waktu kontak dengan
menggunakan umpan 100 ml etanol teknis 96% dengan jumlah
adsorben 5 gram dengan variasi waktu 5, 10,15 dan 20.
Selanjutnya dilakukan optimasi jumlah dengan umpan tetap 100
17
2, 5, 10, 15, 20 dan 25 sedangkan untuk KS adalah 2, 5, 10, 15,
dan 20.
3.6.2. Tahap Pembuatan Bioetanol
3.6.2.1.Gelatinasi
Pati singkong diberi air kemudian dipanaskan dan dimasak
pada suhu 80oC selama 30 menit dalam water bath shaker, pH
dijaga pada suhu optimum dari Aspergillus niger, yaitu pada pH 5.
3.6.2.2.Hidrolisis
Ke dalam singkong yang telah digelatinasi, ditambahkan
Aspergillus niger dan dikondisikan pada pH 5 dengan konsentrasi 10 %
(v/v) pada suhu 40oC dan diinkubasikan selama 72 jam.
3.6.2.3. Fermentasi
Setelah proses hidrolisis ditambahkan ragi tape dengan konsentrasi 3%
(b/v) dan diinkubasi pada suhu 30oC selama 10 hari.
3.6.3. Tahap Pemurnian
3.6.3.1. Destilasi
Bioetanol hasil fermentasi didestilasi menggunakan set alat
destilasi bertingkat. Penampungan destilat dibagi menjadi dua bagian.
Untuk destilasi pertama adalah destilat yang turun pada suhu pada suhu
70-80oC dan 90-100oC, sedangkan pada destilasi ke 2, destilat yang
ditapung adalah pada suhu 60-70oC dan 80-90oC. Sebelum dilakukan
ataupun setelah dilakukan proses destilasi selalu dilakukan pengukuran
massa jenis menggunakan aerometer.
3.6.3.2. Adsorpsi
Bioetanol yang sudah didestilasi, diadsorpsi dengan menggunakan
adsorben SG , KS, SG-KS dan KS-SG. Sebanyak 100 ml etanol
dimasukkan ke dalam beaker glass bersamaan dengan adsorben diaduk
18
3.6.4. Tahap Analisis
Sampel yang telah melalui tahap pemurnian kemudian di analisis
sebelum menggunakan alat instrumentasi maka dilakukan beberapa tahap
analisis sifat fisik dari sampel, diantaranya:
3.6.4.1. Uji titik didih
Uji titik didih dilakukan dengan cara menyiapkan air sebagai
penangas dan sampel yang akan dianalisis dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang telah ditambahkan termometer dan tabung kapiler, kemudian
gelembung awal, gelembung konstan dan gelembung pertama kali masuk
di amati terus menerus.
3.6.4.2. Uji Indeks Bias
Pengujian indeks bias sampel dilakukan menggunakan alat
refraktometer, pengujian indeks bias dilakukan untuk setiap sampel hasil
pengolahan dan etanol teknis.
3.6.4.3. Uji pH
Uji pH dilakukan untuk setiap sampel hasil pengolahan
menggunakan indikator universal.
3.6.4.4. Uji Berat Jenis dengan Aerometer
Sampel yang akan diukur berat jenisnya dimasukkan ke dalam
gelas ukur 100 ml pada suhu 20oC. Aerometer dimasukkan secara perlahan
dan hati-hati ke dalam gelas ukur. Dibaca skala pada Aerometer.
3.6.4.5. Uji Kadar etanol menggunakan GC
Sampel bioetanol hasil akhir pemurnian, dikirim ke Laboratorium
Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI untuk dilakukan
50 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
hal-hal berikut:
1. Adsorben SG dan KS baik digunakan untuk pemurnian bioetanol
2. pengaruh dual adsorben (SG-KS dan KS-SG) ternyata tidak berbeda secara
signifikan. Adsorben SG mampu memurnikan bioetanol hingga 99,962% dan
adsorben SG-KS mampu memurnikan hingga 99,954%. Sementara itu,
adsorben KS dan KS-SG dapat memurnikan bioetanol hingga 100%
5.2 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, saran-saran yang dapat diberikan
untuk penelitian berikutnya antara lain :
1. Perlu ditemukan proses pemurnian yang lebih efektif dan efisien untuk
memisahkan etanol yang dihasilkan dari senyawa-senyawa yang tidak
diinginkan untuk memperoleh kadar etanol yang tinggi dengan jumlah yang
banyak dengan biaya yang relatif rendah.
2. Sebaiknya dilakukan studi mengenai mengenai kapasitas adsorben dan
termodinamik adsorpsi.
3. Sebaiknya dilakukan pengujian lebih lanjut terhadap bioetanol seperti
pengujian menggunakan spektrofotometri serapan atom (SSA) untuk
penentuan kadar tembaga, Wavelength Dispersive X-ray Fluorescence
Spectrometry untuk penentuan belerang, dan penentuan kandungan getah
menggunakan air jet evaporation sehingga dapat diketahui apakah bioetanol
DAFTAR PUSTAKA
Amerine,M.A., Cruess, W.V., dan Berg, H.W .(1987). Technology of Wine
Making. Connecticut: The AVI Publishing Co. Inc.,Westport.
Anonim. (2008). Adsorpsi Karbon Aktif . [online]. Tersedia : http://smk3ae. wordpress.com/2010/08/28/adsorpsi-karbon-aktif/, diakses pada tanggal 1 april 2013.
Ansori, I.I. (2011). Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong Sebagai Bahan
Dasar Pembuatan Bioetanol. Skripsi Sarjana Sains Jurusan Pendidikan
Kimia FPMIPA UPI. Bandung : tidak diterbitkan.
Badan Standarisasi Nasional. (2008). Bioetanol Terdenaturasi Untuk Gasohol. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional .
Bailey, B.K.,(1996). Performance of Ethanol as a Transportation Fuel dalam Hand Book on Bioethanol : Production and Utilization, editor C.E., Wayman, Taylor & Francis, Washington, hal.37-60.
Beuchart, L.R. (1987). Food and Beverage Mycology . 2nd Ed, Van Wostrand Company, Inc, New York.
Brown, G.G., (1950), “Unit Operation”, John Wiley & Sons, Inc., New York.
Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S. (1986). Kimia Organik Jilid 1(ed. Ketiga). Jakarta : Erlangga.
Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S. (1986). Kimia Organik Jilid 2(ed. Ketiga). Jakarta : Erlangga.
Green,D.W. dan Perry, R.H. (2008). Perry’s Chemical Engineers’ Handbook
(Eight ed.). New York : The McGraw-Hill Companies,Inc.
Hart,Harold. (1999).ORGANIC CHEMISTRY. Haughton Mifflin Company : New York.
Ivanova, E. , Damgaliev D., Kostova M. (2009). Adsorption Separation of Ethanol Water Liquid Mixtures by Natural Clinoptilolite. Journal of the
University of Chemical Technology and Metallurgy. 44 : 267-274.
52
Jhiro Ch.Mailool, Molenaar R,Tooy D dan Ireine A.(2012). Produksi bioetanol dari singkong (Manihot utilissima) dengan skala laboratorium. COCOS, Vol 2, Nomor 1.
Juan,Camilo Diaz, Ivan D.G,Liliana,dan G.,Juan C.M.P.(2010). Separation of
ethanol-water mixture using Type-A Zeolite Molecular shieve , Volume
7, Nomor 2, hal. 483-495 ISSN: 0973-4945 .
Khaeruddin, J.Z., Cathaputra, E., dan Winoto, H.P.. (2007). Produksi isopropyl alkohol murni untuk aditif bensin yang ramah lingkungan
sebagai wujud pemanfaatan produk samping pada industri alam.
Laporan Akhir Karya Tulis. Institut Teknologi Bandung.
Kosaric, N., Z.,Duvnjak, A., Farkas, H., Sahm, S., Bringer-Meyer, O., Goebel dan D., Mayer, 1993. Ethanol dalam Ullmann’s Encyclopedia of
Industrial Chemistry, edisi ke-5, Vol. A9., Verlag-Chemie, weinheim,
Jerman, hal. 587-653
Kusuma, Dona S., dan Dwiatmoko, A.A . (2009). Pemurnian ethanol untuk bahan bakar. Jakarta : Majalah berita ilmu pengetahuan dan teknologi, Vol : 47(1) : 48-56.
Musanif J. 2008. Bioetanol. Jurnal Bio-fuel.
Negara A.K. 2011. Kebutuhan akan Minyak Bumi Dunia Meningkat. [online]. Tersedia :http://www.alpensteel.com/article/53-101-energi-terbarukan--renewable-energy/2846--kebutuhan-akan-minyakbumiduniameningkat .html, diakses : Desember 2011.
Pikiran Rakyat. 1 Mei, 2012. Perhutani Kebakaran Jenggot, Kawasannya
Dijadikan Pembuangan Limbah Kulit. Hlm 9.
Poedjiadi, Anna dan Titin Supriyanti . (2009). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press.
Ramadhani, Rista. (2011). Harga minyak RI turun kenaikan BBM sulit
terealisasi . [online]. Tersedia : http://finance.detik.
com/read/2012/05/01/191153/1906480 /1034/harga-minyak-ri-turun-kenaikan-bbm-sult-terealisasi?991104topnews,diakses paada tanggal 1 Mei 2011.
Rakhmatullah, Dwi Karsa Agung dkk. (2007). Pembuatan adsorben dari zeolit alam dengan karakteristik adsorption properties untuk kemurnian
etanol. Laporan Akhir Penelitian Bidang Energi. Institut Teknologi
53
Renewable Fuels Association, (2010). 2010 Ethanol Industry Outlook: Cimate of Opportunity. [Online] . Tersedia: http://www.ethanolrfa. org/industry/outlook/RFAoutlook2010_fin.pdf, diakses : 10 Mei 2011.
Sari L, Purwadaria T. (2004). Pengkajian nilai gizi hasil fermentasi mutan Aspergillus niger pada substrat bungkil kelapa dan bungkil inti sawit. Biodiversitas 5(2): 48-51.
Saripah, Ipah. (2011). Pengaruh Pengolahan Awal Pada Singkong Pahit Terhadap Produksi Bioetanol Dengan Menggunakan Jamur Aspergillus
niger Pada Proses Hidrolisis. Skripsi Sarjana Sains Jurusan Pendidikan
Kimia FPMIPA UPI. Bandung : tidak diterbitkan.
Seader, J.D., dan Z.M., Kurtyka, 1984. Distillation, dalam Perry’s Chemical
Engineer’s HandBook Editor R.H., Perry, D.W., Green dan J.O.,
Malrney”,6th edition, Mc. Graw Hill Book Co. Singapore.Seksi 13.
Sulistiani, I A. (2008). Kadar Glukosa dan Bioetanol Pada Fermentasi Gaplek Ketela Pohon (Manihot utilissima, Pohl) Varietas Mukibat
Pada Dosis Ragi dan Lama Fermentasi yang Berbeda. Skripsi Sarjana
Sains Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Solo : tidak diterbitkan.
Tanaka, B. and L. Otten, (1986), Dehydration of Aqueous Ethanol. University of Guelph, Canada.
Treybal, Robert E. (1980). Mass Transfer Operation. Third edition. by Mc Graww-Hill International Book Company.
Utomo, Priyo dan Priyanto, Ragil. (2009). Pemurnian Ethanol Teknis Menjadi Ethanol Absolut Secara Batch Dan Kontinyu Dengan Adsorbent