• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Bell's Palsy Sinistra di RSUD Saras Husada Purworejo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Bell's Palsy Sinistra di RSUD Saras Husada Purworejo."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang

dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,

sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif

secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat

ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta

kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode

sebelumnya (Depkes RI, 2015).

Bell’s Palsy adalah penyakit saraf yang mengenai saraf fasialis

(wajah), menyebabkan kelumpuhan otot-otot salah satu sisi wajah, sehingga

wajah menjadi asimetris, karena salah satu sisi wajah tampak melorot/

mencong. Hanya salah satu sisi wajah penderita saja yang dapat tersenyum,

dan selain itu, hanya satu mata saja yang dapat menutup dengan sempurna.

Penyebab dari Bell’s Palsy belum diketahui secara pasti, namun beberapa

sumber menyebutkan bahwa penyebab Bell’s Palsy adalah proses peradangan

saraf yang mengontrol otot-otot salah satu sisi wajah. Ada pula yang

mengatakan bahwa kerusakan saraf ini merupakan akibat dari infeksi virus

(2)

2

Insiden bell’s palsy dilaporkan sekitar 40-70% dari semua kelumpuhan

saraf fasialis perifer akut. Prevalensi rata-rata berkisar antara 10-30 pasien per

100.000 populasi per tahun dan meningkat sesuai pertambahan umur. Insiden

meningkat pada penderita diabetes dan wanita hamil. Sekitar 8-10% kasus

berhubungan dengan riwayat keluarga pernah menderita penyakit ini. Biasanya

penderita mengetahui ketidaksimetrisan wajah dari teman atau keluarga atau

pada saat bercermin atau berkumur. Pada saat penderita menyadari bahwa ia

mengalami kelemahan pada wajahnya, maka ia mulai merasa takut, malu,

rendah diri, dan kadangkala jiwanya tertekan terutama pada penderita yang

masih aktif dalam bersosialisasi. Seringkali timbul pertanyaan di dalam

hatinya, apakah wajahnya bisa secepatnya kembali secara normal atau tidak

(Munilson, 2012).

Insiden sindrom ini sekitar 23 kasus per 100.000 orang setiap tahun.

Manifestasi klinisnya terkadang dianggap sebagai suatu serangan stroke atau

gambaran tumor yang menyebabkan separuh tubuh lumpuh atau tampilan

distrofi wajah yang akan bersifat permanen (Lowis, 2012).

Pada karya tulis ilmiah ini, teknologi fisioterapi yang akan digunakan

oleh penulis untuk mengatasi bell’s palsy berupa Micro Wave Diathermy,

(3)

3

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah :

1. Apakah pemberian Micro Wave Diathermy, Faradic (Electrical

Stimulation), Massage, dan Mirror exercise dapat meningkatkan kekuatan

otot-otot wajah pada kondisi bell’s palsy ?

2. Apakah pemberian Micro Wave Diathermy, Faradic (Electrical

Stimulation), Massage, dan Mirror exercise dapat meningkatkan

kemampuan fungsional otot-otot wajah pada kondisi bell’s palsy ?

C. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

adalah :

1. Tujuan Umum

Memberikan gambaran tentang penatalaksanaan fisioterapi pada

kondisi bell’s palsy dengan modalitas Micro Wave Diathermy, Electrical

Stimulation, Massage dan Exercise

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh Micro Wave Diathermy, Electrical

Stimulation, Massage dan Exercise dapat meningkatkan kekuatan

pada otot wajah.

b. Untuk mengetahui pengaruh Micro Wave Diathermy, Electrical

Stimulation, Massagedan Excercise dapat meningkatkan aktivitas

(4)

4

D. Manfaat

1. Bagi Penulis

Untuk mengetahui manfaat Micro Wave Diathermy, Electrical

Stimulation, Massage dan Exercisedalam meningkatkan kekuatan

otot-otot wajah dan meningkatkan fungsional otot-otot-otot-otot wajah pada kondisi

bell’s palsy).

2. Bagi Fisioterapi dan Insitusi Pelayanan

Memberikan informasi tentang kondisi Bell’s Palsy yang sering

terjadi dalam masyarakat dan Sebagai bahan ajaran dalam pemilihan

intervensi untuk (meningkatkan kekuatan otot-otot wajah dan

Referensi

Dokumen terkait

Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa media pembawa berupa hewan/produk hewan/benda lain disetujui untuk dibongkar namun

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merencanakan fasilitas umum dan ruang terbuka hijau (RTH) di Taman Techno Park Sragen dan untuk mengetahui besar anggaran

Peserta didik menerima penyampaian informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan.. Peserta didik secara berkelompok diminta untuk melakukan kegiatan Ayo Kita

The primary data source of the study is 3 Idiots movie directed by by Rajkumar Hirani and the writer by Vidhu Vinod Chopra (screenplay), Rajkumar Hirani (story), this movie

Analisis pendapatan usaha penangkapan oleh nelayan perahu motor tempel di Kecamatan Rembang masih memberikan keuntungan meskipun tingkat yang diperoleh masih

Pada adsorpsi Pb(II) dengan Z-PNa 2 -S maupun Z-PNa 2 -L nilai korelasi model Langmuir lebih besar dibandingkan model Freundlich, menunjukkan bahwa proses adsorpsi didominasi

Metode beda hingga dan teorema Newton dapat dimanfaatkan dan lebih efisien untuk menentukan rumus umum jumlah n suku pertama suatu deret yang mempunyai aturan

Dampak positif lain dari membaca Al-Qur‟an adalah dari perubahan sikap oleh individu (siswa). Mereka yang merasakan dampak positif dari membaca Al-Qur‟an pasti akan