• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN FASILITAS MENGAJAR TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN FASILITAS MENGAJAR TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010 2011"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

MENGAJAR TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh: JANAR TETA

K7407188

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN FASILITAS MENGAJAR TERHADAP KINERJA GURU

DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh: JANAR TETA

K7407188

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)
(4)

commit to user

(5)

commit to user

Janar Teta. PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN FASILITAS MENGAJAR TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi; Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011; (2) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan fasilitas mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011; (3) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah terhadap fasilitas mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Guru SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling, sebanyak 40 guru atau 55% dari jumlah populasi. Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan metode angket. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear ganda. Dengan hasil persamaan garis linier ganda Y = 49,056 + 0,660 X1 + 0,652 X2

(6)

commit to user

vi

Pelajaran 2010/2011.Hal ini ditunjukkan dengan Fhitung > Ftabel atau 28,948 > 3,252 pada taraf signifikansi 5%.

Sumbangan relatif supervisi kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru (Y) sebesar 70,2% dan sumbangan relatif fasilitas mengajar (X2) terhadap kinerja guru (Y) sebesar 29,8%. Untuk sumbangan efektif supervisi kepala sekolah (X1) terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan (Y) sebesar 50,9% dan fasilitas mengajar (X2) terhadap kinerja guru (Y) sebesar 21,6%.

(7)

commit to user

Janar Teta. THE INFLUENCE OF INFLUENCE SUPERVISE HEADMASTER AND FACILITY TEACH TO PERFORMANCE LEARN IN SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SCHOOL IN ACADEMIC YEAR 2010 / 2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University, June 2011.

The aims of the research are: (1) to know the significant influence of the principal supervision toward the teachers’ works at SMA Negeri 2 Sukoharjo 2010/2011 academic year; (2) to know the significant influence of the teaching facilities toward the teachers’ works at SMA Negeri 2 Sukoharjo 2010/2011 academic year; (3) to know the significant influence of the principal supervision and the teaching facilities toward the teachers’ works at SMA N 2 Sukoharjo 2010/2011 academic year.

This research uses the quantitative research with the descriptive quantitative method. The population in this research is the teachers of SMA Negeri 2 Sukoharjo 2010/2011 academic year. The technique of collecting the sampling in this research is random sampling, for 40 teachers or 55% from the number of the population. The technique of collecting the data is using questionnaire method. The analysis of the data which are used in this research is double regression linear analyzes. The result of the double equation linear line is Y=49.056 +0.660 X1+0.652 X2.

(8)

commit to user

viii

The relative contribution of the principal supervision (X1) toward the

(9)

commit to user

MOTTO

Aku sekarang orangnya bisa tahan, sudah berapa waktu bukan kanan lagi,

tapi dulu memang ada suatu bahan, yang bukan dasar perhitungan kini.

( Chairil Anwar )

Menjadi pandai bukanlah sekedar kita tau dan paham sesuatu namun

bagaimana orang lain bisa tahu sesuatu karena kita.

(Jana Arta Hita)

Generasi yang baik adalah generasi yang memiliki kejayaan dimasa

lampau dan buat dia sendiri mampu menciptakan kejayaannya sendiri.

(10)

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur ke hadirat Allah SWT, aku persembahkan karya ini teruntuk:

Θ Bapak dan Ibu tercinta, sebagai rasa hormat

dan baktiku.

Θ Seluruh keluarga besar Harjosukartan dan

Kartowijoyo

Θ Anugrah terindah yang pernah ku miliki Θ Rekan-rekan PAP 2007

(11)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Fasilitas Mengajar Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun peajaran 2010/2011”.

Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan ministrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak mengalami hambatan, namun atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu merupakan suatu kebahagiaan bagi penulis, penulis mengucapkan rasa terima kasih atas segala bantuannya kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta segenap jajarannya, yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial yang telah menyetujui permohonan ijin menyusun skripsi.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.

4. Ketua dan Sekretaris BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah memberikan pengarahan dan ijin menyusun skripsi.

5. Dra. C. Dyah.SI, M.Pd, selaku Pembimbing I yang dengan sabar senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(12)

commit to user

xii

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK PAP yang telah memberi bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi peneliti.

8. Drs. Bambang selaku kepala sekolah SMA Negeri 2 Sukoharjo yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

9. Seluruh bapak ibu guru SMA Negeri 2 Sukoharjoyang telah membantu dalam perijinan dan pengumpulan data.

10.Bapak dan Ibu tercinta, sebagai rasa hormat dan baktiku. Terimakasih selalu

menyebut namaku dalam setiap do’a, atas kasih sayang, motivasi dan kesabaran yang diberikan selama ini.

11.Terimakasih kepada bulik chi, mbg galuh, mas jarod, om mol, mas fajar dan seluruh keluarga besar Harjosukartan dan Kartowijoyo atas segala dukungan yang telah diberikan.

12. Arnes Anandita, bagian yang tak terpisahkan dari semua keberhasilan yang aku raih, anugerah terindah yang pernah ku miliki.

13.Keluarga Besar Budhi House, Arip (Simbah) , Budi, Mamad (Rbot), Nurdin ( Klelur), Rosid (Bledek), Roni Doni (Ipin Upin), Hari (Iwak), Mujanto (Paijo), Suprek (Kecing), Udin (Kopling), Dwi (pongge), Arip (Gendhon), Sulis (Kembo), Om Edy (Hiks), Ika (Kucluk), Anik, Dyah, Puput, Budhe Rita, dll yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena keterbatasan kertas trimakasih atas, bawah, kanan, kiri, pojok – pojok juga, untuk kebersamaan dan kekeluargaannya selama ini. Keluarga Besar Vampir Bapak Ibu kost, Mas Sifa, Mas Kampol (Boss), Mas Huda, Adin (Kenclung), Ahyar (Ijo), Fendry (Pampam), Ady (Cebong) dll terimakasih atas kebersamaan yang melelahkan kalau pas CEKI ngasut.

(13)

commit to user membantu penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan maka saran dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Peneliti harapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca umumnya serta bagi perkembangan ilmu pengatahuan.

Surakarta, Juni 2011

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN MOTTO ... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL………xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Identifikasi Masalah……… 5

C. Pembatasan Masalah………... 6

D. Perumusan Masalah……… 6

E. Tujuan Penelitian……… 7

F. Manfaat Penelitian……….. 8

BAB II LANDASAN TEORI ... . 9

A. Tinjauan Pustaka……….…… 9

1. Tinjauan tentang Supervisi Kepala Sekolah.……….…....9

2. Tinjauan tentang Fasilitas Mengajar ………22

3. Tinjauan tentang Kinerja Guru ……….…29

B. Kerangka Berpikir..……….…….……43

(15)

commit to user

A. Tempat dan Waktu Penelitian……… 46

B. Populasi dan Sampel………47

C. Teknik Pengumpulan Data..………... 49

D. Rancangan Penelitian………..55

E. Teknik Analisis Data……….. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN ... . 62

A. Deskripsi Data ……….62

1. Variabel Supervisi Kepala Sekolah …….……….62

2. Variabel Fasilitas Mengajar.……..…………..………… 62

3. Variabel Kinerja Guru ……….………….62 B. Pengujian Prasyaratan Analisis……….. 63

1. Uji Normalitas……….. 63

2. Uji Linearitas……….64

3. Uji Multikolinearitas ………... 65

4. Uji Autokorelasi………... 66

C. Pengujian Hipotesis……….………....66

1. Uji r………....67

2. Analisis Data……….………....68

3. Uji F………..…69 4. Sumbangan SE dan SR……….70

5. Kesimpulan Pengujian Hipotesis………..……....71

D. Pembahasan Hasil Analisis Data………....72

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN………. 72

A. Simpulan……….……....73

B. Implikasi……….…....73

C. Saran ……….….…74

DAFTAR PUSTAKA………..76

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

(17)

commit to user

Halaman

Tabel 1. Pedoman interprestasi Nilai r ... . 59

Tabel 2. Deskripsi Data Statistik ... . 62

Tabel 3 Uji Normalitas………..……….……63

Tabel 4 Uji Multikolinearitas ………66

Tabel 5 Uji Autokorelasi………66

Tabel 6 Nilai Probabilitas Uji r ………67

Tabel 7 Koefisien Regresi ……….68

(18)

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Matriks Spesifikasi Data ... 80

Lampiran 2 Surat Pengantar Angket ... 83

Lampiran 3 Daftar Pertanyaan Angket ... 84

Lampiran 4 Hasil Try Out Supervisi Kepala Sekolah ... 88

Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas Supervisi Kepala Sekolah ... 89

Lampiran 6 Hasil Try Out Fasilitas Mengajar... 90

Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas Fasilitas Mengajar ... 91

Lampiran 8 Hasil Try Out Kinerja Guru ... 92

Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Guru ... 94

Lampiran 10 Tabulasi Data Variabel Supervisi Kepala Sekolah ... 95

Lampiran 11 Tabulasi Data Variabel Fasilitas Mengajar ... 96

Lampiran 12 Tabulasi Data Variabel Kinerja Guru ... 97

Lampiran 13 Olah Tabulasi Data ... 100

Lampiran 14 Deskripsi Data ... 101

Lampiran 15 Hasil Uji Normalitas ... 102

Lampiran 16 Hasil Uji Linearitas X1 Terhadap Y ... 103

Lampiran 17 Hasil Uji Linearitas X2 Terhadap Y ... 106

Lampiran 18 Regresi Linear Ganda ... 109

Lampiran 19 Hasil Uji Multikolinearitas ... 110

Lampiran 20 Hasil Uji Autokorelasi ... 111

Lampiran 21 Hasil Uji t... 112

Lampiran 22 Hasil Uji r ... 114

Lampiran 23 Hasil Uji F. ... 115

Lampiran 24Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif . ... 116 Lampiran 25Tabel Durbin Watson Test……….………....117

Lampiran 26 Tabel t ………..118

(19)

commit to user

Lampiran 29 Jadwal Penyusunan skripsi………...122

Lampiran 30 Surat Ijin Pembimbing……….123 Lampiran 31 Surat Ijin Menyusun Skripsi dari PD I FKIP UNS ... 124

Lampiran 32 Surat Permohonan Riset dari PD III ... 125

Lampiran 33 Surat Permohonan Riset kepada Dekan FKIP UNS ... 126

Lampiran 34 Surat Ijin Menyusun Skripsi dari Pembimbing ... 127

(20)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam salah satu bait lagu kebangsaan Indonesia yang berbunyi “ bangunlah jiwanya bangunlah raganya untuk Indonesia “ tersirat makna pembangunan yang

mendalam yaitu pembangunan yang dimulai dari pembangunan jiwa dan sikap mental dari semua sumber daya manusia yang ada di Indonesia dan baru membangun raga yaitu pembangunan infrastruktur yang mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional. Terkait dengan pembangunan jiwa dan sikap mental dari sumber daya manusia sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ada di suatu bangsa. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat membangun diri sendiri dan besama-sama membangun bangsa. Disamping itu pendidikan merupakan masalah yang penting bagi manusia, karena pendidikan menyangkut kelangsungan hidup manusia. Manusia muda tidak hanya cukup tumbuh dan berkembang dengan dorongan insting saja, melainkan perlu bimbingan dan dorongan dari luar dirinya (pendidikan) agar ia menjadi manusia sempurna. Dengan pendidikan manusia dapat menambah pengetahuan dan keterampilannya yang dapat berguna untuk membantu pelaksanaan pembangunan.

(21)

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangann potensi siswa didik agar menjadi peserta didik yang beriman, bertakwa pada Tuhan, berakhlak mulia, sehat berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab.”

Tujuan pendidikan nasional tersebut diatas dapat dicapai dengan tiga macam pendidikan yaitu pendidikan formal, informal dan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang terjadi disekolah, pendidikan informal adalah pendidikan yang terjadi didalam keluarga dan pendidikan non formal adalah pendidikan yang terjadi dilingkungan masyarakat misalnya LPK dan kursus – kursus. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pendidikan yang berlangsung disekolah, mengingat bahwa pendidikan formal merupakan unsur utama dalam pencapaian tujuan Pendidikan Nasional. Sampai saat ini, sekolah tetap dianggap sebagai lembaga pendidikan utama yang berfungsi sebagai pusat pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan didukung oleh pendidikan di keluarga dan masyarakat. Dengan demikian hasil pendidikan yang diperoleh di sekolah diharapkan dapat membantu siswa dalam mempersiapkan diri dalam menjalani kehidupan selanjutnya.

(22)

commit to user

“Fungsi fasilitas adalah untuk menunjang dan menggalakan kegiatan program pusat sumber belajar agar semua kegiatan tersebut dalam berjalan dengan efisien. dengan fasilitas yang baik, sumber-sumber belajar seolah- olah memiliki kekuatan, semua peralatan dapat berdaya guna dan guru semakin rajin serta akan menunjukkan kinerja yang optimal dengan fasilitas yang ada.”

Kepala sekolah adalah personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan – kegiatan sekolah. Ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja, akan tetapi semua kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan kondisi dan situasinya merupakan tanggung jawabnya pula. Inisatif dan kreatif mengarahkan adalah merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah.

Supervisi pendidikan didefinisikan sebagai proses pemberian layanan bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisien (Bafadal, 2004:46). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan memberi dampak terhadap terbentuknya sikap profesional guru. Sikap profesional guru merupakan hal yang amat penting dalam memelihara dan meningkatkan profesionalitas guru, karena selalu berpengaruh pada perilaku dan aktivitas keseharian guru. Perilaku profesional akan lebih diwujudkan dalam diri guru apabila institusi tempat ia bekerja memberi perhatian lebih banyak pada pembinan, pembentukan, dan pengembangan sikap profesional (Pidarta, 1996:380).

(23)

rasa tanggung jawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa tanggungjawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggung jawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan akan metodologi yang akan digunakan, termasuk alat media pendidikan yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi.

Guru punya komitmen untuk terus dan terus belajar, tanpa itu maka guru akan kerdil dalam ilmu pengetahuan, akan tetap tertinggal akan akselerasi zaman yang semakin tidak menentu. Apalagi pada kondisi kini kita dihadapkan pada era global, semua serba cepat, serba dinamis, dan serba kompetitif. Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan niat yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Kinerja yang dilakukan hari ini akan lebih baik dari kinerja hari kemarin, dan tentunya kinerja masa depan lebih baik dari kinerja hari ini. Dengan supervisi kepala sekolah yang tepat dan fasilitas pembelajaran yang memadai sesuai dengan kebutuhan guru, maka kegiatan belajar mengajar akan dapat berjalan dengan baik dan kinerja dari guru dapat optimal dalam peranannya sebagai fasilator kegiatan pembelajaran didalam kelas.

(24)

commit to user

“PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN FASILITAS MENGAJAR

TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas muncul berbagai masalah. Menurut Iskandar (2008: 163) “identifikasi masalah merupakan kelanjutan dari latar belakang masalah”. Tetapi untuk lebih mendalami tentang masalah tersebut, maka peneliti memilih beberapa saja faktor yang penting, yang berkaitan dengan variable yang akan diteliti.

Dari berbagai masalah itu dapat diidentifikasikan masalah apa yang perlu dikemukakan. Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Supervisi kepala sekolah yang kurang tepat akan mempengaruhi rendahnya kinerja seorang guru dalam menjalankan tugasnya.

2. Kurangnya kemampuan guru memanfaatkan fasilitas mengajar yang dimilikinya akan mempengaruhi rendahnya kinerja seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

3. Adanya perbedaan karakter dan kepribadian pada masing-masing guru mengakibatkan masing-masing guru mempunyai cara supervisi yang berbeda-beda pula sehingga kinerjanya pun akan berbeda.

4. Kurangnya pengetahuan guru tentang penggunaan fasilitas mengajar yang baik akan mempengaruhi rendahnya kinerja dari seorang guru dalam menjalankan kegiatan pembelajaran.

(25)

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, khususnya waktu, tenaga, kemampuan teoritik yang relevan dengan penelitian, sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus dan mendalam (Iskandar, 2008: 165).

Untuk memudahkan dalam pelaksaaan penelitian serta dapat menjawab permasalahan secara fokus dan mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun masalah yang akan diteliti dalam penelitian dibatasi pada supervisi kepala sekolah, fasilitas mengajar dibatasi pada ruang kelas, media pembelajaran dan kelengkapan litelatur, dan kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Untuk menjelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan permasalahan tersebut perlu ditegaskan sebagai berikut:

1. Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi atau syarat – syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan.

2. Fasilitas mengajar adalah segala sesuatu yang memudahkan untuk kegiatan pembelajaran.

3. Kinerja guru adalah prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri seseorang guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

D. Perumusan Masalah

(26)

commit to user

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah diatas , maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011? 2. Apakah ada pengaruh yang signifikan fasilitas mengajar terhadap kinerja

guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah dan fasilitas belajar mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Iskandar (2008: 167) menyatakan bahwa ”Tujuan penelitian adalah tujuan untuk menjawab pertanyaan masalah yang diteliti secara spesifik, untuk mencapai

tujuan penelitian yang dilakukan”. Berdasarkan perumusan masalah yang telah

dikemukakan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan fasilitas mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

(27)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat menghasilkan informasi baru yang rinci dan dapat memberikan manfaat dalam menjawab masalah penelitian. Secara teoritis adalah untuk pengembangan lebih lanjut. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoretis

a. Untuk menambah pengetahuan yang berhubungan dengan supervisi kepala sekolah, fasilitas mengajar dan kinerja guru.

b. Memberi sumbangan pemikiran tentang supervisi kepala sekolah dalam memacu kinerja guru.

c. Untuk mengembangkan teori-teori dari Ilmu kependidikan yang berhubungan dengan masalah supervisi kepala sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para praktisi pendidikan untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan di SMA Negeri 2 Sukoharjo. b. Sebagai bahan pertimbangan kepala sekolah dalam menjalankan

fungsinya sebagai seorang supervisor agar dapat meningkatkan kinerja guru.

c. Agar kepala sekolah mempunyai acuan dalam melakukan supervisi yang berlandaskan fasilitas mengajar untuk mencapai kinerja guru yang baik. d. Sebagai acuan bagi peneliti lain yang sejenis untuk melaksanakan

(28)

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Supervisi Kepala Sekolah a. Pengertian Supervisi Kepala Sekolah

Dalam menjalankan tugasnya sehari – hari sebagai pengajar, guru seringkali menghadapi hambatan, kesulitan dan berbagai masalah dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan. Dalam situasi seperti ini, seorang guru memerlukan adanya bantuan untuk memecahkan masalah – masalah tersebut.

“Orang yang berperan dalam memberikan bantuan bimbingan kepada guru kearah

usaha mempertahankan suasana belajar mengajar, yang lebih baik itulah disebut

supervisor, sedangkan pekerjaan memberi bantuan itu sendiri disebut supervisi”

(Sahertian,2000:17).

Untuk memahami pengertian supervisi, maka perlu ditinjau dari segi istilah. Supervisi berasal dari kata supervision (Bahasa Inggris) dari segi morfologi berasal dari kata super yang berarti atas, dan visi yang berarti lihat. Jadi kata supervisi secara morfologis berarti melihat dari atas. Memang personel yang melaksanakan supervisi (Supervisor) mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pada orang yang disupervisi (Supervised). Maksudnya supervisor mempunyai jabatan, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang melebihi dari pada orang yang disupervisi.

Untuk memperjelas pengertian supervisi, akan dikemukakan beberapa pandangan tentang supervisi dalam pendidikan. Bafadal (2003:46)

mengemukakan “Secara sederhana, supervisi pendidikan dapat didefinisikan

(29)

make the school a more effective learning community”. Kutipan tersebut berarti

bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari – hari di sekolah; agar dapat memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.

Menurut Good’s Dictionary of Education yang dikutip Mulyasa (2002:155), dikemukakan definisi supervisi sebagai berikut :

Segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru – guru dan tenaga pendidik lainnya, untuk memperbaiki pengajaran; menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru – guru, menyeleksi, dan merevisi tujuan – tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode – metode mengajar serta evaluasi pengajaran.

Sedangkan Sahertian (2000:18) mengemukakan pengertian supervisi sebagai berikut :

“Supervisi usaha mengawali, mengarahkan, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru – guru disekolah, baik secara individual maupun kolektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran sehingga dapat menstimulasi dan membimbing pertumbuhan setiap murid secara kontinyu sehingga dapat lebih cepat berpartisipasi dalam

masyarakat demokrasi modern”.

Pengertian tersebut menunjukkan bahwa supervisi adalah kegiatan yang dilakukan oleh pejabat sekolah dan bukanlah kegiatan yang dilakukan hanya sekali saja, akan tetapi merupakan kegiatan yang kontinyu atau berkesinambungan sehingga guru – guru selalu berkembang dalam pengajaran sehari – hari dan mampu memecahkan berbagai masalah pendidikan dan pengejaran. Sehingga dapat mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga kinerja guru pun akan meningkat.

(30)

commit to user

kualitas kerja yang secara langsung dapat meingkatkan efektifitas proses mengajar.

Dayanto (2006:203) menyebutkan bahwa, unsur – unsur penting yang terdapat dalam supervisi dapat dikemukakan sebagai berikut :

1) Aktivitas pembinaan yang direncanakan. 2) Perbaikan situasi pengajaran.

3) Mengefektifkan peran guru, pegawai sekolah, dan sumber material lainya. 4) Pencapaian tujuan pendidikan lebih efektif dan efisien.

Dari unsur – unsur penting di atas dapat dirangkum menjadi suatu pengertian supervisi pendidikan adalah pembinaan yang direncanakan dalam perbaikan situasi pengajaran dengan lebih meningkatkan pendayagunaan situasi sumber personel dan material dalam pencapaian tujuan pendidikan secara lebih efektif dan efisien.

Beranjak dari definisi – definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa supervisi adalah suatu upaya pemberian bantuan, rangsangan, dorongan, koordinasi secara profesional yang dilakukan oleh supervisor kepada guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam rangka meningkatkan kemampuan mereka sehingga mampu menjalankan tugasnya secara efektif. Oleh karena dalam penelitian ini lebih mengacu pada supervisi pengajaran maka pemberian bantuan disini lebih ditekankan bantuan kepada guru. Dalam hal ini kepala sekolah adalah pihak yang paling berperan dalam membantu memecahkan berbagai masalah untuk mengatasi kesulitan tugas mengajar, karena kepala sekolah adalah atasan langsung yang setiap saat dapat bertemu. Bantuan ini dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan supervisi oleh kepala sekolah. Jadi yang dimaksud dengan supervisi kepala sekolah adalah upaya pemberian bantuan, motivasi dan pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru dalam rangka meningkatkan kemampuannya dalam kegiatan pengajaran secara efektif.

b. Tugas Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

(31)

terhadap beberapa guru dalam pembelajaran di kelas, hasil temuan, baik positif

maupun negatif, dibahas didalam pertemuan pleno dewan guru”. Dari pernyataan

tersebut jelas sekali bahwa kepala sekolah memang melaksanakan peran sebagai supervisor terhadap para guru dan hasil dari supervisi tersebut akan dibahas dalam rapat bersama dewan guru agar para guru mengetahui apa kelemahan dan kelebihannya dalam mengajar kemudian akan dicarikan solusi bersama untuk mengatasi kekurangan tersebut serta peningkatan kemajuan yang telah diperoleh. Hal ini diperkuat oleh Mulyasa (2002:158)

“Meskipun demikian, tidak berarti kekurangan dan kelembahan yang ada dan

kasat mata diabaikan begitu saja, melainkan perlu diungkap ke permukaan

untuk dicarikan perbaikan dan jalan pemecahannya”. Kemudian ditekankan

lagi “Hal ini lebih ditekankan pada pemecahan masalah, perbaikan

kekurangan dan peningkatan kualitas, bukan pada penemuan kekurangan dan kelamahan. Sementara aspek – aspek positif, sangat perlu diperhatikan dalam rangka pembinaan dan peningkatan kemajuan – kemajuan yang telah

dicapai”. Jadi jelas sekali bahawa tujuan dari supervisi bukanlah untuk

mencari kelemahan dan kesalahan saja melainkan penemuan kemajuan – kemajuan yang telah dicapai guru dalam pengajaran di kelas dan kemajuan tersebut dapat dilakukan pembinaan dan peningkatan dalam rangka perbaikan

kualitas proses pengajaran”.

Menurut Mulyasa (2002:111) “Jika supervisi dilakukan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan”. Lebih lanjut lagi dikemukakan oleh Surya dan Rochman (1997:332) dalam skripsi Susilowati (2007:11) disebutkan bahwa “Tugas – tugas kepala sekolah sebagai supervisor bertanggung jawab untuk mengawasi, menilai, meneliti, mengembangkan dan

memperbaiki seluruh program dan kegiatan bimbingan disekolah”. Jadi sebagai

supervisor, kelapa sekolah harus mengawasi dan membantu guru dan tenaga pendidikan lainnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran di sekolah.

(32)

commit to user

pelaksanaan supervisi. Menurut Sahertian (2000:25) tugas yang harus dilaksanakan dalam rangka pelasanaan supervisi mencakup :

1) Koordinator. Sebagai koordinator ia dapat mengkoordinasikan program pengajaran, tugas – tugas anggota staf, berbagai tugas yang berbeda – beda diantara guru – guru,

2) Konsultasi. Sebagai konsultasi, ia dapat memberikan bantuan , bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individu maupun secara kelompok,

3) Pemimpin kelompok. Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok, pada staf pengembangan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan professional guru –guru secara bersama. Dan juga ia dapat mengembangkan ketrampilan dan kiat – kiat dalam bekerja untuk kelompok (working for the group), bekerja dengan kelompok (working with the group) dan bekerja melalui kelompok (working through the group),

4) Sebagai evaluator. Ia dapat membantu guru – guru dalam menilai hasil proses belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang dikembangkan.

Purwanto (1991:119) menyebutkan bahwa: usaha – usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah sebagai berikut:

1) Membangkitkan dan merangsang guru – guru dan pegawai sekolah didalam menjalankan tugasnya masing – masing dengan sebaik – baiknya, 2) Berusaha mengadakan dan melengkapi alat – alat perlengkapan sekolah

termasuk media intruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses mengajar,

3) Bersama guru – guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode – metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku,

4) Membina kerjasama yang baik dan harmonis diantara guru – guru dan pegawai sekolah lainnya,

5) Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru – guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka mengikuti penataran – penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masing-masing, 6) Membina hubungan kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa dan

instansi – instansi lain dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.

Melengkapi pendapat diatas, Menurut pendapat Rifai yang dikutip oleh Daryanto (2006:85-86) menyebutkan bahwa untuk menjalankan tugas supervisi kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip – prinsip sebagai berikut :

(33)

3) Supervisi harus dapat member perasaan aman pada guru-guru atau pegawai sekolah yang disupervisi.

4) Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya.

5) Supervisi harus didasarkan pada hubungan professional bukan atas dasar hubungan pribadi.

6) Supervisi harus selalu memperhatikan kesanggupan, sikap dan mungkin prasangka gelisah atau antisipasi dari guru-guru atau pegawai.

7) Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter), karena dapat menimbulakan perasaan gelisah atau antisipasi dari guru-guru atau pegawai.

8) Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan atau kekuasaan pribadi.

9) Supervisi tidak boleh bersifat mencari kesalahan dan kekurangan (ingat bahwa supervisi tidak sama dengan inpeksi).

10)Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh merasa kecewa.

11)Supervisi hendaknya bersifat preventif, korektif dan kooperatif.

Sedangkan menurut Sagala (2009:198) menjelaskan bahwa kepala sekolah dalam mengembangkan program supervisi harus melaksanakan tiga pedoman, yaitu:

1) Ilmiah, artinya kegiatan yang dikembangkan atau dilaksanakan harus benar-benar sistematis, objektif, dan menggunakan instrument atau sarana yang memberikan informasi yang dapat dipercaya dan dapat menjadi bahan masukan dalam melakukan evaluasi terhadap situasi belajar mengajar.

2) Kooperatif, program supervisi pendidikan dikembangkan atas dasar kerjasama antara supervisor dengan orang yang disupervisi (supervisee). 3) Konstruktif dan kreatif, artinya membina agar guru mampu mengambil

inisiatif sendiri dalam mengembangkan situasi belajar mengajar. Pangaribuan dkk (2005:153)

(34)

commit to user 1) Menyusun rencana dan kebijakan bersama,

2) Melibatkan partisipatif seluruh guru dan staf sekolah,

3) Membantu dan mendorong agar semua bawahanya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi,

4) Memberikan contoh yang ditiru oleh bawahannya,

5) Melakukan pengambilan keputusan atas dasar musyawarah mufakat dengan seluruh bawahannya,

6) Memperhatikan program kerja dan pelaksanaan program kerja yang sesuai dengan kecakapan bawahannya,

7) Meningkatkan kreatifitas dan idealism bawahannya guru kemajuaan bersama,

8) Melakukan pembinaan personal dan kelompok kerja para guru,

9) Memberikan bantuan moriel dan materiil demi kemajuan guru dan seluruh karyawannya.

c. Teknik-Teknik Supervisi

Agar kegiatan supervisi dapat mengena pada tujuan yang ingin dicapai, makan dalam pelaksanaanya harus menggunakan teknik – teknik supervisi yang tepat. Untuk mengetahui berbagai teknik supervisi yang tepat maka akan ditinjau berbagai teknik supervisi yang tepat maka akan ditinjau berbagai teknik supervisi menurut beberapa pakar yakni menurut Mulyasa (2002:160) “Supervisor hendaknya dapat memiliki teknik – teknik tersebut antara lain kunjungan dan observasi kelas, pembicaraan individual, diskusi kelompok, demonstrasi

mengajar, dan perpustakaan professional.” Menurut Sagala (2009:210-215) teknik supervisi dibedakan menjadi 2 yaitu:

1) Teknik supervisi yang bersifat kelompok a) Pertemuan orientasi

b) Rapat guru latih

c) Studi kelompok antara guru latih d) Diskusi sebagai proses kelompok e) Tukar menukar pengalaman

(35)

2) Teknik individual dalam supervisi a) Kunjungan kelas

b) Observasi kelas c) Percakapan pribadi d) Inter-visitasi

e) Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar f) Menilai diri sendiri

Dari pendapat mengenai berbagai teknik – teknik supervisi maka dapat di uraikan sebagai berikut :

1) Teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan secara bersama – sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok.

a) Pertemuan orientasi bagi guru baru

Yaitu pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru untuk memasuki suasana kerja yang baru, akan tetapi hal ini tidak berlaku pada guru-guru baru saja melainkan ditujukan untuk seluruh staf guru. b) Rapat guru

Didalam rapat guru ini, kepala sekolah mengadakan pertemuan dengan guru – guru guna membahas masalah – maslaha yang timbul pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Jadi dengan adanya rapat guru ini, guru dapat dibantu baik sevara individu maupun kelompok untuk menemukan dan menyadari kebutuhan mereka, menganalisa masalah – msalah merekan kemudian mencarikan solusinya.

c) Study kelompok antar guru

Guru – guru yang mengajar dalam amta pelajaran yang sama bekumpul untuk mempelajari suatu masalahatau bahan pelajaran, selain itu juga membahas ilmu pengetahuan yang sedang berkembang. d) Diskusi sebagai proses kelompok

(36)

commit to user e) Tukar menukar pengalaman

Dalam hal ini guru adalah orang yang berpengalaman, maka dengan adanya pertemuan dimana guru saling tukar menukar pikiran atau pengalaman (sharing). Tujuan dari kegiatan ini adalah guru dapat saling belajar dari pengalaman temanya dalam membimbing peserta didik.

f) Loka karya

Dalam workshop disediakan ruangan khusus yang dilengkapi dengan sumber – sumber pustaka dan berbagai peralatan yang digunakan sebagai media pembelajaran sehingga guru dapat bekerja dan berlajr dalam ruangan itu. Salah satu tujuan dari loka kerya ini adalah agar guru dapat meyusun contoh model satuan pelajaran untuk tiap bidang studi.

g) Diskusi panel

Diskusi panel adalah salah satu bentuk diskusi yang dilangsungkan dihadapan sejumlah peserta. Diskusi ini ditujukan untuk memecahkan suatu masalah dimana pesertanya adalah orang – orang ahli dalam permasalahan itu.

h) Seminar

Dalam seminar yang dibahas adalah suatu masalah yang disampaikan oleh pembicara dan diberkan kepada partisipan untuk menyanggah masalah yang dibahas oleh pembicara.

i) Simposium

(37)

Suatu teknik yang bersifat kelompok dimana supervisor memberi penjelasan – penjelasan kepada guru – guru tentang mengajar yang baik.

k) Perpustakaan jabatan

Dalam suatu sekolah disediakan ruangan khusus untuk perpustakaan jabatan yang berisi buku – buku, majalah, brosur dan referensi lainya yang ditujukan untuk memperkaya pengetahuan dan pengalaman guru.

l) Bulletin supervisi

Kepala sekolah selaku supervisor mengeluarkan suatu bentuk tulisan yang digunakan sebagai alat untuk membantu guru – guru dalam memperbaiki proses belajar mengajar.

m) Membaca langsung

Bilamana sekolah mempunyai cukup banyak buku sumber yang berhubungan dengan satu bidang studi atau pengetahuan profesi mengajar lainnya, maka teknik ini paling sederhana namun sulit dilaksanakan ialah membaca langsung dan terbimbing.

n) Mengikuti diklat

Suatu teknik yang dapat membantu guru dalam mengembangkan pengalaman profesi mengajar mereka.

o) Organisasi jabatan

Suatu kelompok jabatan yang membentuk organisasi dalam melaksanakan suatu kegiatan.

p) Laboratorium kurikulum

Suatu tempat yang dijadikan pusat kegiatan dimana guru dapat mengadakan percobaan untuk mengembangkan kurikulum.

q) Perjalanan sekolah untuk anggota staff

(38)

commit to user

2) Teknik individual supervisi, yaitu supervisi yang ditujukan kepada seseorang.

a) Perkunjungan kelas

Kunjungan yang dilakukan kepalsa sekolah kedalam kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan menolong guru – guru dalam hal pemecahan kesulitan yang mereka hadapi.

b) Observasi kelas

Supervisor mengadakan observasi dengan jalan meneliti suasana kelas selama proses belajar mengajar berlangsung dengan tujaun untuk memperoleh data yang akurat sehingga dari bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisa kesulitan – kesulitan yang dihadapi guru dalam usaha memperbaiki proses belajar mengajar. c) Percakapan pribadi

Yaitu percakapan pribadi antara supervisor dengan seorang guru. Percakapan itu berisi tentang usaha – usaha untuk memecahkan masalah pribadi yang ada hubungannya dengan tanggung jawab mengajar.

d) Saling mengunjungi kelas ( inter-visitasi )

Saling mengunjungi antar rekan guru yang satu dengan yang lain yang sedang mengajar. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk membandingkan pengalaman ketrampilan mengajar yang nantinya akan dijadikan refrensi untuk perbaikan mengajar.

e) Menyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar

(39)

Salah satu teknik individual dimana guru harus mampu menilai dirinya sendiri selama proses belajar mengajar.

Menurut Pendapat Bafadal (2003:49-50) yang mengutip pendapat dari Gwynn (1996) yakni:

“Teknik supervisi itu dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik perorangan (individual devices) dan teknik kelompok (group devices). Teknik supervisi individual adalah semua teknik yang digunakandalam memberikan supervisi terhadap guru secara perseorangan. Menurut Gwynn, teknik-teknik supervisi yang tergolong sebagai teknik supervisi individual meliputi; kunjungan kelas, percakapan pribadi, kunjungan antar kelas, dan penilaian diri sendiri. Teknik supervisi kelompok adalah semua teknik supervise yang digunakan dalam memberikan supervisi secara berkelompok, yaitu kepanitiaan, mengikuti kursus, laboratorium kurikulum, bacaan terpimpin, demontrasi pembelajaran, perjalan staf, kuliah, diskusi panel, perpustakaan professional, bulletin supervisi, pertemuan guru, loka karya”. Kemudian ditambah lagi oleh Mulyasa (2004:113) “

Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara

lain melalui kunjungan kelas, pembicaraan individual dan simulasi pembelajaran”.

Dari berbagai pendapat mengenai teknik dalam supervisi pada dasarnya mempunyai kesamaan dan semuanya itu erat sekali hubungannya dalam rangka upaya pemberian bantuan terhadap guru agar dapat melaksanakan tugas mengajarnya secara efektif sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.

d. Tujuan Supervisi Kepala Sekolah

Tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi pembelajaran agar menjadi lebih baik. Dalam bukunya Mulyasa (2002:159-160), ada sepuluh tujuan supervisi, yaitu:

1) Membantu guru mengerti dan memahami para peserta didik,

2) Membantu mengembangkan dan memperbaiki, baik secara individual maupun secara bersama – sama,

3) Membantu seluruh staff sekolah agar lebih efektif dalam melaksanakan proses belajar mengajar,

(40)

commit to user

7) Menstimulir guru agar merasa bergairah dalam pekerjaanya dengan penuh rasa aman,

9) Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum di sekolah,

10) Membantu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas – luasnya kepada masyarakat tentang kemajuan sekolahnya.

Susilowati (2007:18) mengutip pendapat Hendiyat dan Wasty (1992:40) menyatakan bahwa tujuan konkrit dari supervisi pengajaran adalah:

1) Membantu guru melihat dengan jelas tujuan – tujuan pendidikan, 2) Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid,

3) Membantu guru dalam menggunakan alat pengajaran modern, metode – metode dan sumber-sumber pengalaman belajar,

4) Membantu guru dalam menilai kemajuan murid – murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri,

5) Membantu guru – guru baru disekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya,

6) Membantu guru – guru agar waktu dan tenaganya tercurah sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.

Dari dasar pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan supervisi adalah sebagai berikut:

1) Membantu guru agar dapat melaksanakan tugas mengajarnya secara efektif.

2) Membantu guru dalam membimbing peserta didik.

3) Membantu guru dalam menerapkan metode dan media pengajaran dengan baik.

4) Membantu guru agar dapat menilai peserta didik dengan baik.

5) Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum agar dapat mencapai tujuan pengajaran.

e. Indikator Supervisi Kepala Sekolah

(41)

a) Perbaikan situasi pengajaran.

b) Mengefektifkan peran guru, pegawai sekolah, dan sumber material lainya.

2) Tugas kepala Sekolah Sebagai Supervisor :

a) Melibatkan partisipatif seluruh guru dan staf sekolah, b) Memberikan contoh yang ditiru oleh bawahannya, 3) Teknik – teknik Supervisi :

a) Teknik supervisi yang bersifat kelompok b)Teknik individual dalam supervisi 4) Tujuan Supervisi :

a) Membantu guru meningkatkan cara mengajar yang efektif,

b) Membantu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas – luasnya kepada masyarakat tentang kemajuan sekolahnya.

2. Tinjauan Mengenai Fasilitas Mengajar

Dalam segala aktivitas pastilah memerlukan adanya sarana prasarana yang dapat mendukung kelancaran serta mencapai hasil yang maksimal dari aktivitas tersebut. Begitu juga dengan kegiatan belajar mengajar, yang memerlukan adanya fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar. Diharapkan dengan adanya fasilitas mengajar yang lengkap akan memudahkan dan memotivasi guru untuk lebih giat melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas.

a. Pengertian Fasilitas Mengajar

(42)

commit to user

Fasilitas adalah sarana dan prasarana. Menurut Bafadal (2003: 2) Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Menurut Dimyati, dkk (2009:249-250), prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorim sekolah, dan berbagai media pengajaran yang lain.

Prasarana dan sarana diibaratkan sebagi motor penggerak yang dapat berjalan dengan kecepatan sesuai dengan keinginan oleh penggeraknya. Begitu pula dengan pendidikan, sarana dan prasarana sangat penting karena dibutuhkan dalam belajar mengajar. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Hamalik (2001:44-53) mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai (1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, (6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Tardif (dalam Adrian, 2004) mendefinisikan, mengajar adalah any action performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.

(43)

studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar. (2) Pengertian institusional. Mengajar berarti the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan kebutuhannya. (3) Pengertian kualitatif. Mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri. Burton (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.

Dari pengertian fasilitas dan mengajar diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas mengajar adalah sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dalam upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.

b. Aspek-Aspek Fasilitas Mengajar

Fasilitas mengajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembelajaran, jelas bila dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil jika ditunjang dengan fasilitas mengajar yang memadai dan dalam hal ini akan diuraikan mengenai ruang lingkup fasilitas mengajar.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007, tentang standar sarana dan prasarana untuk Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah (SMA/MA) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana :

(44)

commit to user

Agar peneliti tidak mengalami kesulitan dalam pencarian data tentang kelengkapan fasilitas mengajar, dan lebih mudah dalam menggeneralisasikan, penulis membatasi kelengkapan fasilitas mengajar yang terdiri dari ruang kelas, media pembelajaran dan kelengkapan literatur.

1) Ruang Kelas

Fungsi fasilitas untuk menunjang dan menggalakkan kegiatan program belajar agar semuanya dapat berjalan dengan baik dan tercapai kinerja guru yang optimal. Dengan adanya ruang kelas yang baik dan sumber – sumber belajar yang lengkap akan menunjang performa dari seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran dikelas.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007, yang dimaksud dengan ruang kelas yaitu ruang untuk pembelajaran teori dan praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus. Yang memiliki ketentuan sebagai berikut :

1) Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang mudah dihadirkan.

2) Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar.

3) Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik.

4) Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas 30 m2. Lebar minimum ruang kelas 5 m. 5) Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan

yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan.

6) Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan.

(45)

mendorong kegiatan pembelajaran meningkat. Sebaliknya jika ruang kelas kurang atau tidak menyenangkan maka, kegiatan pembelajaran kurang terangsang dan hasilnya kurang maksimal.

Berdasarkan pengertian ruang kelas tersebut di atas, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan apabila didukung dengan ruang kelas yang baik. Walaupun ruang kelas itu tidak secara langsung sebagai tujuan pembelajaran akan tetapi keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhinya. Apabila tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik maka dengan sendirinya akan berpengaruh dengan prestasi dari seorang guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran.

2) Media Pembelajaran

Media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari medium, yang berarti perantara untuk menunjukkan alat komunikasi. Media diartikan sebagai perantara aau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam PP No.19/2005, Pasal 42 Ayat 1, disebutkan bahwa “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber bahan lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang

teratur dan berkelanjutan”.

Sedangkan arti media menurut para ahli dapat dilihat jelas sebagai berikut. Menurut Arif S. Sadiman, R. Raharjo, Anung Haryono, Rahardjito (2006: 6)

berpendapat bahwa “media adalah segala sesuatu yang dpat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian anak sedemikian rupa sehingga proses

belajar terjadi”.

Sedangkan menurut Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2006: 3), mengatakan

bahwa “media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau

(46)

commit to user

Gagne dan Briggs dalam Azhar Arsyad (2006:4) mengatakan bahwa

“media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik,

televisi, dan komputer”.

Pendapat senada juga diutaraka oleh H.J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, Sutijan (1998:37) mengemukakan bahwa “media belajar atau alat bantu belajar adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud untuk menyampaiakan pesan (informasi) pembelajaran dari

sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (anak)”.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala wujud alat bantu yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya media pengajaran, guru akan lebih mudah dalam memberikan informasi atau materi kepada siswa, sehingga akan tercipta kelancaran, efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

3) Kelengkapan Literatur

Proses belajar mengajar dipengaruhi banyak faktor, diantaranya adalah kelengkapan litelatur. Yang diartikan kelengkapan litelatur antara lain buku – buku pelajaran termasuk buku pelajaran yang dimiliki guru dan tersedia di perpustakaan.

Definisi buku pelajaran atau buku teks pelajaran menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005 :

Buku pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.

(47)

merupakan ciri khas dalam dunia pendidikan Furchan (1982:61). Pendapat tersebut menjelaskan dengan adanya buku – buku dapat dipakai sebagai pedoman dan membantu memecahkan persoalan – persoalan pelik yang sesuai dengan studi yang dibahas.

Tucher mendefinisikan pusat sumber belajar dengan istilah media center, dengan perngertian suatu departemen yang memberikan fasilitas pendidikan, latihan dan pengenalan melalui produksi bahan media cetak dan noncetak termasuk di dalamnya sumber – sumber belajar pada perpustakaan yang berupa buku – buku bahan pelajaran yang sesuai. Mudhoffir (1992: 13).

Hamalik (1989:130) menyatakan buku – buku dan bahan cetakan yang sesuai dengan materi pelajaran yang dikaji hendaknya digunakan sebagai media belajar secara efekyif. Media inilah yang paling dekat dengan anda relative murah dan terjangkau.

Dengan adanya fasilitas buku – buku yang dimiliki guru dan buku – buku yang lengkap di perpustakaan dapat dimanfaatkan guru dalam menunjang pembelajaran yang berkualitas. Dengan adanya buku – buku yang lengkap akan sangat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas, dapat membangkitkan minat membaca, dapat lebih memperdalam materi dari pokok bahan yang sedang diajarkan oleh guru dan secara otomatis dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengajar.

c. Indikator Fasilitas Mengajar

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menetapkan indikator yang digunakan dalam membahas tentang fasilitas mengajar adalah:

(48)

commit to user

2) Kelengkapan fasilitas mengajar yang terdiri dari (a) ruang kelas,

(b) media pembelajaran dan (c) kelengkapan litelatur.

3. Tinjauan Tentang Kinerja Guru a. Pengertian Kinerja Guru

Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran berkaitan dengan itu, maka guru akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang dan tentunya tidak lain berkaitan dengan kinerja dan totalitas dedikasi dan loyalitas pengabdiannya.

Sorotan tersebut lebih bermuara kepada ketidak mampuan guru di dalam pelaksanaan proses pembelajaran sehingga bermuara kepada kinerja dari seorang guru. Kalaupun sorotan tersebut mengarah kepada sisi – sisi kelemahan pada guru, hal ini tidak sepenuhnya dibebankan kepada guru, dan mungkin ada sistem yang berlaku, baik sengaja maupun tidak sengaja akan berpengaruh terhadap permasalahan tadi.

Banyak yang menjadi pertimbangan bagaimana kinerja guru berdampak pada keberhasilan dalam proses pembelajaran. Misalnya dengan sering bergantinya kurikulum, lemahnya kontrol kepala sekolah dan sebagainya hal ini akan menjadikan beban psikologis bagi guru dan juga membuat frustrasi. Padahal indikator suatu bangsa sangat ditentukan oleh tingkat sumber daya manusianya, dan indikator sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya. Semakin tinggi sumber daya manusianya, maka semakin baik tingkat pendidikan demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu indikator tersebut sangat ditentukan oleh kinerja guru.

(49)

sebagai batasan prestasi kerja tentang kesuksesan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan. Prestasi kerja adalah Succesfull role achievement yang diperoleh seseorang dari perbuatan – perbuatannya. Prestasi kerja marupakan hasil yang dicapai seseorang menurut kriteria yang berlaku terhadap pekerjaan yang bersangkutan. Orang yang prestasinya tinggi disebut orang yang produktif dan sebaliknya bila levelnya tidak mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif atau berprestasi rendah.

Lebih lanjut produktivitas atau hasil kerja dapat dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Kinerja (Performance) dipengaruhi tiga faktor yaitu:

1) Faktor individual yang terdiri dari:

a) Kemampuan dan keahlian (mental dan visik)

b) Latar belakang ( keluarga, kelas sosial, pengalaman) c) Demografi (usia, ras, jenis kelamin)

2) Faktor psikologis, terdiri dari: a) Persepsi

b) Antitude c) Personality d) Pembelajaran e) Motivasi 3) Faktor organisasi

a) Sumber daya b) Kepemimpinan c) Penghargaan d) Struktur e) Job design

Menurut (Furqon,2009:236) menyebutkan bahwa komponen yang dijadikan acuan didalam membangun budaya kerja guru adalah :

(50)

commit to user

Dari beberapa keterangan - keterangan diatas dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Komitmen yaitu tekad yang mengikat dan melekat pada seseorang

pendidik untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Sedangkan indikator dalam komitmen adalah;

a) Memiliki ketajaman visi. b) Rasa memiliki.

c) Bertanggung jawab.

2) Kompetensi yaitu kemampuan seorang pendidik dalam menyelenggarakan pembelajaran (mengajar dan mendidik) dan kemampuan memecahkan berbagai masalah dalam rangka mencapai tujaun pendidikan. Dalam kompetensi teradapat beberapa indikator antara lain;

a) Senantiasa mengembangkan diri. b) Ahli dibidangnya.

c) Menjiwai profesinya.

d) Memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. 3) Kerja keras yaitu kemampuan mencurahkan atau menyelenggarakan seluruh usaha dan kesungguhan, potensi yang dimiliki sampai akhir masa suatu urusan hingga tujuan tercapai. Sedangkan indikator dalam kerja keras adalah;

a) Bekerja ikhlas dan sungguh – sungguh. b) Bekerja melebihi target.

c) Produktif.

4) Konsisten yaitu kemampuan melaksanakan sesuatu dengan istiqomah, ajeg, fokus, sabar dan ulet serta melakukan perbaikan yang terus menerus. Sedangkan indikator dalam konsisten adalah;

(51)

d) Fokus.

5) Kesederhanaan yaitu kemampuan mengaktualisasikan sesuatu secara efektif dan efisien. Sedangkan indikator dalam kesederhanaan adalah;

a) Bersahaja. b) Tidak mewah. c) Tidak berlebihan. d) Tepat guna.

6) Kedekatan yaitu kemampuan berinteraksi secara dinamis dalam jalinan emosional antara guru dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan indikator dalam kedekatan adalah;

a) Perhatian pada siswa. b) Learning centered

c) Terjalinnya hubungan emosional yang harmonis.

7) Pelayanan maksimal yaitu kemampuan untuk membantu atau melayani atau memenuhi kebutuhanpeserta didik secara optimal. Sedangkan indikator dalam pelayanan maksimal adalah;

a) Dipenuhinya standar pelayanan minimal. b) Kepuasan.

c) Cepat dan tanggap. d) Pelayanan cepat. e) Proaktif.

8) Cerdas yaitu kemampuan memberikan makna atau nilai terhadap berbagai aktivitas yang dilakukan sehingga hasilnya optimal (cerdas emosi dan spiritual). Sedangkan indikator dalam cerdas adalah;

a) Responsif, analitis, inovatif dan solutif. b) Mewarnai berbagai aktivitas yang dilakukan.

(52)

commit to user

meningkatkan produktifitas kerja dan perhitungan – perhitungan untuk mengembangkan organisasi mencapai tujuan organisasi.

Kemampuan kerja seorang guru dapat ditingkatkan jika ada faktor – faktor yang mempengaruhi, baik faktor intern maupun faktor ekstern dari seorang guru. Sehubungan hal ini ada teori pengaharapan (Expectancy teory) dikemukakan oleh

Victor Vroom yang dikutip oleh Beck, (1990:245) menyatakan bahwa “Kekuatan

yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan tugasnya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan

sari hasil pekerjaan tersebut”.

b. Faktor – Faktor Kinerja Guru

Penilaian kinerja (Performance Approisal) melainkan peranan yang sangat penting dalam peningkatan motivasi ditempatkan kerja pegawai (guru) menginginkan dan memerlukan balikan berkenaan dengan prestasi mereka dan penilai menyediakan kesempatan untuk memberikan balikan kepada meraka. Jika kinerja tidak sesuai dengan standar, maka penilaian memberikan kesempatan untuk meninjau kemajuan pegawai (Guru) untuk menyusun rencana peningkatan kinerja, Robins (1993:536).

Dalam penilaian kinerja pegawai (Guru) umumnya hanya menilai hasil visi, tetapi pelasanaannya pekerjaan perlu dipertimbangkan secara keseluruhan karena menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan kerja, kerajinan, disiplin, hubungan kerja atau hal – hal khusus sesuai dengan bidang dan tingkatan pekerjaan yang dijabatnya.

Robins (1993:514-516) menyebutkan lima faktor popular yang dapat dijadikan penilaian kinerja, yaitu:

1) Kualitas pekerjaan, meliputi ; akurasi, ketelitian, penampilan dan penerimaan keluaran.

2) Kuantitas pekerjaan, meliputi : volume keluaran dan kontribusi.

(53)

ketepatan waktu.

5) Konservasi, meliputi : pencegahan, pemborosan, pemeliharaan peralatan. Mainer (1965) menjelaskan dalam As’ad (1998:56) bahwa perbedaan performance kerja antara orang yang satu dengan yang lainya dalam situasi kerja karena perbedaan karakteristik dari individu yang bersangkutan. Disamping itu, orang yang sama dapat menghasilkan performance kerja yang berbeda dalam situasi yang berbeda pula.

Kesimpulan dari uraian tersebut diatas adalah kinerja guru pada intinya, dipengaruhi oleh dua hal yaitu faktor – faktor individual dan faktor – faktor situasi.

c. Penilaian Kinerja Guru

Guru sebagai tenaga professional dibidang kependidikan diharuskan memahami hal – hal yang bersifat konseptual dan filosofi, harus juga mengetahui hal – hal yang bersifat teknis dan mampu mengaplikasikannya. Hal – hal yang bersifat teknis antara lain kegiatan mengelola dan melaksanakan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan proses yang mencakup serangkaian aktivitas guru dan murid atas dasar asumsi hubungan dialogis yang berlangsung dalam situasi edukatif. Proses belajar mengajar ini tidak hanya hubungan timbal balik penyampaian informasi atau mata pelajaran, tetapi juga menamamkan nilai sikap, moral dan perilaku dari guru kepada siswa secara professional. Professional diartikan sebagai kegiatan yang kompleks memerlukan suatu kemampuan menganalisis, mengintepretasikan dalam kaitan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan anak didik Sukari (1999:50).

Dalam penilaian kinerja guru yang efektif setidaknya terdapat dua syarat utama, yaitu:

1) Adanya kriteria yang dapat diukur secara obyektif. 2) Adanya obyektifitas dalam proses evaluasi.

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran ..................................................  44
Tabel 1. Pedoman interprestasi Nilai r ...................................................
Gambar 1 : Kerangka Berpikir
Tabel 1. Pedoman Interpretasi Nilai r
+7

Referensi

Dokumen terkait

In this paper, the writer tries to translate a text; entitled News and Entertainment Media. This is a story about news and entertainment media which is growing fast

Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori Praktek. Malang : UPT Penerbitan Universitas

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis, kegiatan yang sering dilakukan oleh lembaga dalam memperkenalkan teknik “PARENTING” tersebut melalui

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh market timing ability , stock selection skill, expense ratio dan tingkat risiko terhadap kinerja reksa dana saham di

yang tepat agar return portofolio reksa dana menjadi lebih baik dibandingkan. dengan return pasar atau benchmark yang biasa dilihat dari

Untuk mencapai tujuan tersebut, perhitungan jumlah pelanggan seluler dan kapasitas trafik menjadi suatu cara mendapatkan jumlah BTS dan menara bersama

Kita kerja keras tetapi mendapat hasil sangat sedikit Apa yg terjadi ketika kita menghadapi kesukaran.. Semuanya tidak terjadi seperti yg

Efek Radioterapi Terhadap Jumlah Leukosit dan Kadar Hemoglobin pada Penderita Karsinoma Nasofarings.. Universitas