• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEDUDUKAN ANAK ANGKAT DALAMPEMBAGIAN WARISAN MENURUT HUKUM ADAT MASYARAKAT BATAK TOBA DIKECAMATAN SIBOLGA UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEDUDUKAN ANAK ANGKAT DALAMPEMBAGIAN WARISAN MENURUT HUKUM ADAT MASYARAKAT BATAK TOBA DIKECAMATAN SIBOLGA UTARA."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KEDUDUKAN ANAK ANGKAT DALAM PEMBAGIAN WARISAN

MENURUT HUKUM ADAT MASYARAKAT BATAK TOBA DI

KECAMATAN SIBOLGA UTARA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Lastiar Mariati Silaban NIM. 3103311030

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Lastiar Mariati Silaban, NIM. 3103311030. Kedudukan Anak Angkat Dalam Pembagian Warisan Menurut Hukum Adat Masyarakat Batak Toba di Kecamatan Sibolga Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan anak angakat dalam pembagian warisan menurut hukum adat masyarakat Batak Toba di Kecamatan Sibolga Utara. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu cara atau metode yang menggambarkan keadaan atau objek penelitian di lapangan yang digunakan untuk memecahkan dan menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang. Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket, dan wawancara. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sibolga Utara. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 1997 Kepala Keluarga, karena di Kecamatan Sibolga Utara ada 5 Kelurahan, dengan menggunakan Cluster Sampling (area sampling) Maka Penulis Mengambil 2 Kelurahan Untuk dijadikan Sampel. Dari 2 kelurahan tersebut diambil 10% untuk dijadikan sampel yaitu sebanyak 49 Responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedudukan anak angkat dalam pembagian warisan menurut hukum adat dalam masyarakat Batak Toba sama halnya dengan kedudukan anak kandung. Seorang anak angkat berhak untuk mendapatkan warisan dari orang tua angkatnya. Hukum Waris Adat Batak Toba mneganjurkan untuk memberikan warisan kepada anak angkatnya dari orang tua angkatnya. orang tau angkat akan memberikan apapun yang mereka punya kepada anak angkatnya dan hak mewarisi harta kekayaan mereka. Seorang anak angkat berhak mewarisi harta kekayaan orang tua angkatnya yang berasal dari hasil perkawinan orang tua angkatnya, sedangkan harta asal dari orang tua angkatnya masih diberikan asal ada persejuan atau kesepakatan dari keluarga lainnya.

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat

dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan

baik. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi sebagai syarat-syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan PP-Kn Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan. Adapun judul skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana Kedudukan

Anak Angkat Dalam Pembagian Warisan Menurut Hukum Adat Masyarakat Batak

Toba Di Kecamatan Sibolga Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada

keluarga besar penulis, teristimewa kedua orang tua penulis yaitu R.Silaban/ayah dan

R.Panggabean/mama, sebagai motivator dan malaikat penolong dalam hidup penulis,

yang banyak memberikan semangat, doa serta bantuan moril dan materiil kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan kuliah serta skripsi ini dapat tersusun dengan

baik. Serta kepada Bapak Drs. Buha Simamora, SH, MH selaku dosen pembimbing

skripsi yang sudah banyak memberi arahan dan bimbingan serta kritik dan saran

terhadap penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir penyelesaian skripsi ini..

Serta kepada semua pihak yang dalam kesempatan ini penulis tidak lupa

mengucapkan banyak terimakasih kepada:

(6)

iii

3.

Ibu Dra. Yusna Melianti, MH, selaku Ketua jurusan PP-Kn.

4.

Ibu Dra. Rosnah Siregar, SH, M.Si, selaku dosen Pembimbing Akademik

dan penguji skripsi penulis.

5.

Bapak Drs. Liber Siagian, M,Si selaku dosen penguji skripsi penulis

6.

Bapak Joni selaku bagian tata usaha Jurusan PP-Kn yang banyak

membantu dalam kelengkapan berkas yang dibutuhkan penulis.

7.

Bapak Darman P. Lumban Tobing, SE sebagai sekretaris di kantor

Kecamatan Sibolga Utara

8.

Penatua adat / Raja adat ( Bapak N. Sitompul dan Bapak P. Simanjuntak

dan seluruh masyarakat kecamatan Sibolga Utara yang ikut berperan dan

mau meluangkan waktunya dalam melengkapi data dalam penyusunan

skripsi ini.

9.

Abang (Sanggam Silaban), Kakak (Agustina dan Agustini Silaban) Dan

Adik penulis ( Gomgom Silaban) yang telah mambantu dan memberikan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini..

10.

Teman-teman dekat penulis (Rohana Rambe,Irmawati, Rince,Novra dan

seluruh teman satu kelas ekstensi A dan B 2010) yang selalu memberi

semangat dan doa, penulis akan selalu merindukan kalian semua.

(7)

iv

12.

Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu yang ikut serta memberi saran dalam penyelesaian skripsi ini.

Sebagai manusia, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis meminta saran dan kritikan yang

membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan

terimakasih.

Medan, Agustus 2014

Penulis

(8)

v DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kerangka Teoritis ... 7

1. Pengertian Anak Angkat ... 7

2. Ketentuan Hukum Pengangkatan Anak ... 9

3. Pengertian Hukum Adat ... 12

4. Pengangkatan Anak Menurut Hukum Adat ... 13

5. Hukum Adat Waris ... 15

6. Sistem Kewarisan Adat Batak ... 18

(9)

vi

8. Kedudukan Anak Angkat dalam Pembagian Warisan Menurut Hukum Adat

Batak Toba ... 21

B. Kerangka Berpikir ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. Lokasi Penelitian ... 24

B. Populasi Dan Sampel ... 25

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 26

D. Kisi-Kisi Penelitian ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Hasil Penelitian ... 31

B. Pembahasan Penelitian ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

(10)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Alokasi proporsi pengambilan sampel ...26

Tabel 2 Kisi-Kisi Penelitian ...28

Tabel 3 Jumlah penduduk di Kecamatan Sibolga Utara tahun 2014 ...32

Tabel 4 Adat Batak dalam kehidupan sehari-hari ...33

Tabel 5 Tata cara pembagian warisan dalam adat Batak Toba ...34

Tabel 6 Perihal Pengangkatan Anak dalam adat Batak Toba ...36

Tabel 7 Hukum yang mengatur tentang pengangkatan anak dalam adat Batak toba ...36

Tabel 8 Upacara adat yang pada saat dilakukannya pengangkatan anak ...38

Tabel 9 Mengangkat anak berdasarkan hubungan darah atau keluarga dekat ...39

Tabel 10 Pewarisan anak angkat ...40

Tabel 11 Anak angkat sebagai ahli waris ...42

Tabel 12 Hak anak angkat atas warisan orangtua angkatnya ...44

Tabel 13 Kedudukan anak angkat sama dengan anak kandung dalam pembagian warisan ...45

Tabel 14 Seorang anak angkat memperoleh warisan ...47

Tabel 15 Upacara adat dalam pemberian warisan kepada anak angkat ...48

Tabel 16 Aturan hak waris anak angkat dalam hukum adat Batak Toba ...48

Tabel 17 Hak anak angkat menuntut warisan dari orangtua angkatnya ...49

Tabel 18 Warisan anak angkat diwarisakan kembali kepada keturunannya ...50

(11)

viii

DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar Angket

2. Daftar Wawancara 3. Nota Tugas

4. Surat Ijin Penerbitan Penelitian dari Jurusan

5. Surat Keterangan Ijin Mengadakan Penelitian dari Fakultas

6. Surat Keterangan Mengadakan Penelitian dari kantor camat Kecamatan Sibolga Utara

7. Surat Keterangan Perpustakaan Jurusan PP-Kn 8. Surat Keterangan Perpustakaan UNIMED 9. Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian 10.Pernyataan Keaslian Tulisan

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan mahkluk Tuhan yang paling sempurna. Manusia diberi akal dan pikiran untuk dapat memanfaatkan isi dunia ini. Selain itu manusia memiliki kodrat untuk dapat berkembang memperbanyak dirinya, sebagai proses yang dilalui untuk dapat mempertahankan dirinya.

Hukum keluarga adalah hukum yang mengatur hubungan individu di dalam sebuah keluarga. Keluarga dapat diartikan sebagai sarana yang dapat dipergunakan untuk pembinaan dan kesejahteraan setiap orang. Keluarga juga merupakan sarana untuk dapat melanjutkan silsilah keluarga dengan memiliki sebuah keturunan, yaitu seorang anak dengan jalan melakukan perkawinan yang sah.

Anak merupakan anugerah terindah yang tidak tergantikan dalam sebuah keluarga. Setiap orang yang berumah tangga sangat menginginkan akan hadinya seorang anak. Anak dapat memberikan hiburan tersendiri kepada orang tua dikala mereka penat dengan kegiatan sehari-hari. Selain itu, anak juga merupakan penerus keturunan dalam keluarga.

Kehadiran seorang anak merupakan suatu pelengkap bagi keluarga. Bila suatu keluarga telah di karuniai seorang anak, maka keluarga tersebut akan mempehatikan kebutuhan seorang anak.

(13)

2

keturunan terutama adalah anak laki-laki sebab anak laki-laki merupakan pewaris marga, harta, dan penerus budaya Dalihan na tolu, jadi, apabila dalam suatu keluarga tidak ada anak laki-laki maka itu merupakan aib yang dapat mengancam punahnya silsilah keluarga tersebut karena marga tidak akan diturunkan lagi.

Ketika keturunan berupa anak yang didambakan tidak dapat diperoleh secara alami maka akan dilakukan dengan cara mengambil alih anak orang lain. Hal ini sering disebut dengan kata pengangkatan anak atau disebut juga adopsi.

Menurut ketentuan undang-undang yang melakukan adopsi itu ialah pasangan suami-istri. Anak yang diadopsi akan memakai nama keluarga dari ayah angkatnya, kalau ia tidak satu keturunan keluarga dengannya.

Pengangkatan anak pada masyarakat Batak Toba merupakan suatu tindakan yang diambil dan diawali dengan adanya kesepakatan antara orangtua kandung dengan orangtua angkat serta Dalihan Natolu dengan alasan utnuk meneruskan garis keturunan.

Dalam masyarakat Batak Toba anak itu memiliki arti yang sangat penting. Hal ini dikarenakan masyarakat Batak Toba menganut sistem patrilineal, dimana anak laki-laki merupakan penerus garis keturunan ayahnya. Dalam masyarakat Batak Toba yang tidak memiliki keturunan atau tidak memiliki anak laki-laki dapat melakukan pengangkatan anak, baik laki-laki maupun perempuan yang dapat dijadikan sebagai penerus garis keturunan dan untuk menjadi teman dalam kehidupan.

(14)

3

tercapai. Hagabeon adalah keturunan yang banyak (laki-laki dan perempuan). Anak menujukkan hamoraon merupakan kekayaan utama bagi suku Batak Toba. Anak menunjukkan hasangapon (kemuliaan) adalah orang yang memiliki

prestisey ang tinggi, antara lain memahami adat, menerapkan adat dan aktif dalam kegiatan sosial masyarakat akan tetapi orang tersebut harus memiliki anak laki-laki, bila tidak memiliki anak laki-laki maka tidak disebut sangap.

Hukum waris adat merupakan salah satu hukum yang memiliki karakteristik tersendiri. Hukum waris adat memiliki aturan sendiri dalam membagi warisan apalagi terhadap sesorang yang bukan anak kandung atau disebut juga anak angkat.

Pada masyarakat Batak Toba, dalam pembagian warisan yang mendapatkan warisan yang paling banyak adalah anak laki-laki sedangkan anak perempuan mendapatkan warisan dari orang tua suaminya atau dengan kata lain pihak perempuan mendapatkan warisan dengan cara hibah.

Pada masyarakat Batak Toba pengangkatan anak ini sangat berpengaruh terhadap pembagian harta warisan. Anak angkat sering di permasalahkan keabsahannya dalam menerima warisan dengan berbagai alasan yang sering dikemukakan seperti besarnya harta warisan yang diterima atau pantas tidaknya anak angkat menerima harta warisan karena bukan anak kandung atau keturunan yang sah.

(15)

4

diwariskan kepada anak tiri dan anak angkat yaitu Pusaka turun-temurun keluarga seperti tanah pusaka, golat, homban,dan tambak. Karena yang berhak memperoleh pusaka turun-temurun keluarga adalah keturunan asli dari orang yang mewariskan.

Berdasarkan latar belakang masalah inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Kedudukan Anak Angkat dalam Pembagian Warisan Menurut Hukum Adat Masyarakat Batak Toba di Kecamatan Sibolga Utara.”

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Kedudukan anak angkat dalam masyarakat Batak Toba 2. Alasan pengangkatan anak dalam masyarakat Batak Toba 3. Pembagian warisan anak angkat menurut hukum adat Batak Toba 4. Sistem pewarisan dalam masyarakat Batak Toba

5. Pengangkatan anak menurut perundang-undangan di Indonesia.

C.Pembatasan Masalah

Mengingat masalah yang tercakup dalam penelitian ini sangat luas maka penulis membatasinya sebagai berikut :

1. Pembagian warisan anak angkat menurut hukum adat Batak Toba 2. Kedudukan anak angkat dalam masyarakat Batak Toba

(16)

5

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan maslah diatas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana kedudukan anak angkat dalam masyarakat Batak Toba ?

2. Bagaimana pembagian warisan anak angkat menurut hukum adat Batak Toba?

3. Bagaimana sistem pewarisan dalam masyarakat Batak Toba ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menjelaskan kedudukan anak angkat dalam masyarakat Batak Toba dan; 2. Menjelaskan kedudukan anak angkat dalam pembagian warisan menurut

hukum adat Batak Toba.

3. Menjelaskan sistem kewarisan dalam masyarakat Batak Toba.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat Batak Toba, hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dalam melakukan analisis terhadap pembagian harta warisan.

2. Bagi Pendidikan

(17)

6

3. Bagi Penulis

(18)

58 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang terdapat didalam penelitian ini penulis bertitik tolak pada hasil observasi, angket, wawancara maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengangkatan anak pada masyarakat Batak Toba memiliki ketentuan adat mengaturnya. Pengangkatan anak biasanya dilakukan pasangan suami istri tidak memiliki anak selama pernikahannya atau tidak memiliki anak laki-laki dan pemberian marga kepada seseorang bukan merupakan suku Batak Toba dan ingin menikah dengan sesorang yang merupakan suku Batak Toba. Hukum Waris Adat Batak Toba mneganjurkan untuk memberikan warisan kepada anak angkatnya dari orang tua angkatnya. orang tau angkat akan memberikan apapun yang mereka punya kepada anak angkatnya dan hak mewarisi harta kekayaan mereka. Seorang anak angkat berhak mewarisi harta kekayaan orang tua angkatnya yang berasal dari hasil perkawinan orang tua angkatnya, sedangkan harta asal dari orang tua angkatnya masih diberikan asal ada persejuan atau kesepakatan dari keluarga lainnya.

(19)

59

mereka masih hidup. Ini bertujuan agar tidak terjadi perselisihan antara keluarga. Besarnya warisan yang diterima anak angkat bisa meliputi semua harta hasil perkawinan orang tua angkatnya tersebut. Tetapi untuk pemberian warisan harta asal orang tua angkatnya pada umumnya tidak dapat diwariskan kepada anak angkat, karena biasanya harta asal akan kembali kepada ahli waris yang memang mempunyai hubungan darah dengan si pewaris.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Kepada orang tua angkat, disarankan agar mendaftar anak ke Pengadilan Negeri agar pengakatan anak yang telah dilakukan berdasarkan hukum adat Batak Toba dapat diakui dan sah sehingga kedudukan anak angkat dengan orang tua yang mengangkatnya menjadi kuat karena telah diakui dan dilindungi segala hak dan kewajiban anak dengan orang tua yang mengangkatnya.

(20)

60

betapa begitu besar pentingnya mengetahui Adat yang brelaku di dalam masyarakat Batak Toba.

(21)

61

DAFTAR PUSTAKA

Arikonto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara

Bastian Tafal,B. 2003. Pengangkatan Anak Menurut Hukum Adat Serta Akibat Akibatnya Di Kemudian Hari. Jakarta: Rajawali.

Hadikusuma, Hilman.2003Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia, Bandung: Mandar Maju.

Muhammad,Bushar. 2006. Asas-Asas Hukum ada (Suatu Pengantar).Jakarta: Pradnya Paramita

Oemarsalim. 2006. Dasar – Dasar Hukum Waris di Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Perangin, Efendi. 2010. Hukum Waris. Jakarta: Rajawali Pers

Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak.

R. Soepomo. 2000. Bab-bab Tentang Hukum Adat. Jakarta: Pradnya Paramita Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Satistika pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Soekanto, Soedjono. 2001. Hukum Adat Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perdasa

(22)

62

Wignyodipuro,Suroyo. 1998. Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat.Jakarta: Haji Masagung.

Vergouwen. J.C.2004. Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba. Yogyakarta : LkiS.

Sumber lain :

http://rudini76ban.wordpress.com/2009/06/07/pembagian-warisan-dalam-adat-batak-toba/ (diakses pada tanggal 12 Februari 2014 pukul 21.00 WIB) http://paskalinaani.wordpress.com/2013/10/31/adat-istiadat-suku-batak/(diakses

12 Februari 2014 pukul 21.00 WIB)

http://pasangap-natua-tuamu.blogspot.com/2012/07/makalah-adopsi-anak-menurut-pandangan_03.html

Referensi

Dokumen terkait

Adapun permasalahan yang dibaas dalam Skripsi ini adalah Bagaimana Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Adat Seram Bagian Timur Maluku Kepada Anak Angkat Ditinjau Dari Hukum

Pada hukum adat yaag mempunyai sistem hukum kekeluargaan yang bersifat patrilineal (adat Batak Toba dan Batak Kara), kedudukan anak angkat sama dengan anak kandung, anak angkat

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah (1) Untuk mengetahui dan mengkaji mengenai kedudukan anak angkat dalam hal mewaris jika bersamaan dengan anak kandung

Kedua: hukum adat di Desa Olehsari kedudukan anak angkat mendapatkan harta gono-gini orang tua angkatnya harus diadakan musyawarah dengan anak kandung, jika tidak

Kasus diatas merupakan kasus tentang sengketa harta warisan secara adat, didalam sengketa tersebut pada dasarnya adalah merupakan hak dari anak angkat yakni harta warisan

Ardat, Kepala Adat suku Tolaki, “wawancara” Pakue Tengah, 13 Januari 2019.. angkat dalam pembagian warisan sama rata dengan bagian anak kandung. Selain itu, anak angkat masih

untuk anak laki – laki juga tidak sembarangan, karena pembagian warisan tersebut ada kekhususan yaitu anak laki – laki yang paling kecil atau dalam bahasa batak nya

Pada hukum adat yaag mempunyai sistem hukum kekeluargaan yang bersifat patrilineal (adat Batak Toba dan Batak Kara), kedudukan anak angkat sama dengan anak kandung, anak angkat