PENGARUH PEMBELAJARAN TERPADU MODEL WEBBED TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
CAHAYA DI KELAS VIII SEMESTER II MTs N 2 MEDAN T.P 2013/2014
Oleh: Siti Sarah 4103121072
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PENGARUH PEMBELAJARAN TERPADU MODEL WEBBED TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
CAHAYA DI KELAS VIII SEMESTER II MTs N 2 MEDAN T.P. 2013/2014
Siti Sarah (NIM . 4103121072) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Terpadu Model Webbed Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi cahaya di Kelas VIII Semester II MTs N 2 Medan T.P. 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan disain penelitian two group pre–test dan post–test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs N 2 Medan pada semeter II T.P 2013/2014 terdiri dari 7 kelas yang berjumlah 274 orang. Sampel diambil dari populasi yaitu senayak 2 kelas. Dengan menggunakan cluster random sampling yaitu kelas VIII-6 sebagai kelas eksperimen berjumlah 41 siswa dan kelas VIII-4 lagi sebagai kelas kontrol berjumlah 41 siswa. Instrumen digunakan adalah tes hasil belajar dan lembar observasi yang berbentuk esay tes sebanyak 5 soal yang telah divalidasikan. Uji Hipotesis menggunakan uji t dua pihak dan uji t satu pihak.
Dari data penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 34,87 dengan standar deviasi 9,45 dan kelas kontrol adalah 34,14 dengan standar deviasi 11,01. Pada uji normalitas kelas eksperimen untuk pretes diperoleh Lhitung = 0,121, Ltabel = 0,138, ( Lhitung < Ltabel ) sedangkan kelas kontrol Lhitung = 0,137, Ltabel = 0,138, ( Lhitung < Ltabel ) maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas data pretes untuk kedua sampel diperoleh diperoleh Fhitung = 0,98, Ftabel = 1,69, ( Fhitung < Ftabel ) maka kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen. Untuk hasil analisis data dari uji beda diperoleh thitung = 0,348 < ttabel = 1,994 berarti bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah pembelajaran selesai dilakukan, diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 78,05 dengan standar deviasi 16,39 dan kelas kontrol 71,82 dengan standar deviasi 16,59. Pada uji normalitas kelas eksperimen untuk postes diperoleh Lhitung = 0,0989, Ltabel = 0,1383, ( Lhitung < Ltabel ) maka kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas data postes kedua sampel diperoleh Fhitung = 0,978, Ftabel = 1,69, ( Fhitung < Ftabel ) maka kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen. Hasil uji t diperoleh thitung = 2,113, ttabel = 1,667, ( thitung > ttabel ). Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer diperoleh bahwa aktivitas siswa di kelas eksperimen mengalami peningkatan yang positif. Pada pertemuan I rata-rata aktivitas siswa 53,54, pertemuan II rata-rata 61,87, pertemuan ke III rata-rata 67,50. Maka disimpulkan ada pengaruh menggunakan model pembelajaran terpadu model Webbed terhadap hasil belajar siswa pada materi cahaya di kelas VIII MTs N 2 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
RIWAYAT HIDUP ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 6 1.6. Manfaat Penelitia 6 1.7. Defenisi Operasional 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 2.1 Kerangka Teoritis 8 2.1.1 Pengertian Belajar 9 2.1.2 Hasil Belajar 9 2.1.2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa 10 2.1.2.2. Bentuk dan Tipe Hasil Belajar 11 2.1.3 Prestasi Belajar 13 2.2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam 15 2.2.1. Model Pembelajaran 15 2.2.2 Model Pembelajaran Terpadu 16 2.3. Pembelajaran Terpadu Model Webbed 18 2.3.1. Pengertian Pembelajaran Terpadu Model Webbed 18 2.3.2. Kelebihan dan kekurangan Model Webbed 19 2.3.3 Langkah – Langkah Pembelajaran Terpadu Model Webbed 20
2.3.4. Aktivitas Belajar 22
2.3.5. Teori Belajar yang Mendasari Model Pembelajaran Terpadu 23
2.4 Materi pelajaran IPA Terpadu 24
2.5. Kerangka Konseptual 46
2.6. Hipotesis 47
BAB III METODE PENELITIAN 48
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 48
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 48
3.3. Variabel Penelitian 48
vii
3.4.1. Jenis Penelitian 48
3.4.2. Desain Penelitian 49
3.5. Prosedur Penelitian 50
3.6. Instrumen Penelitian 52
3.6.1. Validitas Isi 52
3.6.2 .Validitas Ramalan 52 3.6.3. Reliabilitas Tes 53
3.6.4. Tingkat Kesukaran Tes 54
3.6.5. Daya Pembeda Tes 54
3.7. Teknik Analisis Data 56
3.7.3. Uji Normalitas 57
3.7.4. Uji Homogenitas 58
3.7.5. Uji Hipotesis 58
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 61
4.2 Hasil Belajar 61
4.3 Pembahasan 69
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 75
5.2 Saran 75
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Terpadu 20
Tabel 2.6 Unsur Logam dan Lambangnya 44
Tabel 2.7 Unsur Bukan Logam 44
Tabel 2.9 contoh senyawa sederhana dan unsur penyusunannya 46
Table 3.1. Desain Penelitian (Two Group Pretes Postes Design) 54
Tabel 3.2. Tabel Spesifikasi Tes Materi Pembiasan Cahaya 60
Tabel 4.4 Data nilai pretes kelas eksperiment dan kelas control 67
Tabel. 4. 5 Uji normalitas data pretes 68
Tabel. 4.6 Uji Homogenitas 68
Tabel. 4.7 Uji Hipotesis Data Pretes 68
Tabel. 4.8 Uji Normalitas Data Postes 70
Tabel. 4.9 Uji Homogenitas Data Postes 70
Tabel. 4.10 Uji Hipotesis Data Postes 71
Tabel. 4.11 Aktifitas Siawa Kelas Eksperimen 72
Tabel. 4.12 Penilaian Afektif Kelas Eksperimen 73
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Jaring Laba- laba 18
Gambar 2.2 Sumber cahaya 24
Gambar 2.3 Suatu benda yang terkena cahaya akan membentuk bayangan inti 25 dan bayangan kabur
Gambar 2.4 Umbra dan penumbra pada gerhana matahari. 26
Gambar 2.5 Pemantulan Beraturan 26
Gambar 2.6 Pemantulan Baur 27
.Gambar 2.7 Bayangan pada cermin datar. 27
Gambar 2. 8 Bagian – bagian cermin cekung 28
Gambar 2. 9 pembagian ruang benda dan ruang bayangan pada cermin 30
Gambar 2.10 contoh pembiasan cahaya 30
Gambar 2.11 jenis- jenis lensa 31
Gambar 2.12 lensa cembung 32
Gambar 2.13 Air dan model molekul air 32
Gambar 2.14 Contoh campuran di alam udara,air sungai, dan batuan merupkan campuran 33
Gambar 3.1 Skema tahapan Penelitian 56
Gambar 4.1 Diagram batang data pretes kelas eksperiment dan kelas kontrol 67
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP Eksperimen dan control 79
Lampiran 2. Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 115
Lampiran 3. Tes Hasil Belajar Siswa 118
Lampiran 4. Rekapitulasi Reliabilitas Instrumen Penilaian 119
Lampiran 5. Tabel Urutan Nilai 121
Lampiran 6. Tabel Persiapan Menghitung Reliabilitas Tes 123
Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas Tes 124
Lampiran 8. Rekapitulasi Daya Beda 125
Lampiran 9. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Tes 126
Lampiran 10. Menentukan Reliabelitas Instrumen Tes Hasil Belajar 128
Lampiran 11. Menentukan Daya Beda Instrumen Tes Hasil Belajar 131
Lampiran12. Menentukan Kriteria Taraf Kesukaran
Instrumen Tes Hasil Belajar 133
Lampiran13. Rekapitulasi Hasil Belajar 135
Lampiran14.Postes Kelas Eksperimen 137
Lampiran15. Pretes Kelas Kontrol 139
Lampiran 16. Postes Kelas Kontrol 141
Lampiran 19. Perhitungan Rata-rata, Simpangan Baku, Dan Varians 143
Lampiran 20. Uji Normalitas Data 147
xi
Lampiran 22. Uji Hipotesis 152
Lampiran 23. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa 159
Lampiran 24. Dokumentasi Penelitian 191
Lampiran 25. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 198
Lampiran 26. Dafrtar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 199
Lampiran 27. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 200
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya
manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia sangat bergantung pada kualitas
pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa
karena pendidikan sebagai akar pembangunan bangsa. Berhasilnya pembangunan
di bidang pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap pembangunan di bidang
yang lainnya. Oleh karena itu, pembangunan dalam bidang pendidikan sekarang
ini semakin giat dilaksanakan. Berbagai carapun ditempuh untuk memperoleh
pendidikan baik pendidikan secara formal maupun pendidikan secara nonformal.
Kualitas pendidikan saat ini masih tetap merupakan usaha pembaharuan
sistem pendidikan nasional. Usaha pembaharuan pendidikan telah banyak
dilakukan pemerintah diantaranya melalui seminar dan pelatihan-pelatihan dalam
hal pemantapan materi pelajaran serta model dan metode pembelajaran untuk
bidang studi tertentu misalnya IPA, Matematika dan lain-lain. Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang telah dipelajari sejak Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sedangkan pada Sekolah
Menengah Atas (SMA) pelajaran IPA dipisah menjadi kimia, biologi dan fisika.
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib di sekolah. Hal ini terlihat
dengan peraturan pemerintah memasukan fisika ke dalam Ujian Nasional (UN).
Fisika merupakan mata pelajaran yang sangat menarik karena ilmu yang dikaji
dalam fisika sangat berhubungan dengan lingkungan sekitar. Selain dari pada itu
konsep fisika juga banyak mempunyai keterkaitan dengan materi disiplin ilmu
lain yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. IPA sangat berkaitan
dengan upaya memahami berbagai fenomena alam secara sistematis. Seperti yang
dikemukakan oleh Wahyana (dalam Trianto, 2012:136), IPA adalah suatu
kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya
2
ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap
ilmiah.
Pembelajaran IPA bukan hanya untuk menguasai sejumlah pengetahuan
sebagai produk IPA, tetapi juga harus menyediakan ruang yang cukup untuk
tumbuh berkembangnya sikap ilmiah, berlatih melakukan proses pemecahan
masalah, dan penerapan IPA dalam kehidupan nyata. Kecenderungan
pembelajaran IPA pada masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA
sebagai produk, menghafalkan konsep, prinsip, hukum, dan teori. Keadaan ini
diperparah oleh pembelajaran yang hanya berpusat pada guru atau bersifat
teacher center. Akibatnya IPA sebagai sikap, proses, dan aplikasi tidak tersentuh
dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa MTs (Madrasah
Tsanawiyah) N 2 Medan banyak siswa yang mengganggap bahwa fisika itu
merupakan pelajaran yang sulit dipahami karena terlalu banyak rumus dan tidak
menarik. Hal tersebut senada dengan hasil wawancara terhadap guru fisika terlihat
bahwa penguasaan siswa terhadap pelajaran IPA khususnya fisika masih rendah.
Menurut keterangan yang diperoleh dari guru tersebut hal ini disebabkan karena
minat siswa terhadap fisika kurang bahkan dalam belajar sehari–hari siswanya
cenderung pasif. Kemudian guru menggunakan model pembelajaran kurang
bervariasi dimana pembelajaran yang umumnya dilakukan guru dengan
memberikan materi pelajaran secara terpisah–pisah dalam cabang ilmu IPA dan
guru tidak mengkaitkan satu sama lain mata pelajaran IPA tersebut. Disamping
itu siswa menjadi kurang bisa mengaplikasikan materi pelajaran ke lingkungannya
karena seolah–olah semuanya tidak saling berkaitan. Kemudian terdapat banyak
guru SMP/MTs yang belum begitu paham mengenai pembelajaran IPA yang
terintegrasi.
Seorang peneliti bidang pendidikan fisika di Indonesia Triastuti(2011)
menyebutkan secara keseluruhan minat pelajar dan mahasiswa terhadap mata
pelajaran fisika sangat rendah sekali. Salah satu model pembelajaran yang
memadukan beberapa mata pelajaran dalam satu tema umum adalah pembelajaran
3
dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari–hari. Tema ini menjadi alat
pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran. Pembelajaran
terpadu yang berangkat dari tema umum salah satunya adalah model webbed.
Mengingat penelitian ini tentang model pembelajaran terpadu model
webbed ini telah dilakukan Kamal (2012) dengan tema hukum pascal yang
diterapkan kepada siswa kelas VIII SMP Swasta IKAL Medan mengatakan bahwa
pembelajaran terpadu model webbed dapat meningkatkan hasil belajar siswa
(kelas eksperimen) sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 40,78 dan
setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 75,16. Begitu juga
Hendrawati (2010) juga melakukan penelitian yang sama yang diterapkan pada siswa
kelas II Sekolah Dasar pada penguasaan konsep IPA menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa mengalami peningkatan yaitu untuk penguasaan konsep IPA pada kelas
eksperimen dapat dikategorikan tuntas dengan rata-rata nilai 71 sedangkan pada kelas
kontrol hanya mencapai rata-rata 57. Kemudian Hermawan (2011) yang
diterapkan pada siswa kelas IV SD pada pembelajaran IPS terlihat bahwa hasil
belajar siswa mengalami peningkatan yaitu ketuntasan hasil belajar pada siklus
41%, pada siklus II 86 % dan siklus III 90 % dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran juga mengalami peningkatan yaitu pada siklus I 10,25, pada siklus
II 14 dan pada siklus III adalah 16,8. Selain itu yanthi (2014) juga melakukan
penelitian yang sama yang diterapkan pada siswa kelas VII SMP pada materi
pokok zat dan wujudnya, rata-rata pretes sebesar 30,78 dan rata-rata postes
sebesar 74,22 pada kelas eksperimen.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik ingin meneliti keberhasilan
belajar siswa yang berkaitan dengan penerapan pembelajaran terpadu model
webbed dan menerapkannya secara efektif dengan memperbaiki kelemahan
peneliti sebelumnya dimana kelemahan-kelemahan sebelumnya akan menjadi
pedoman untuk peneliti berikutnya dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan
tersebut. Seperti Raudah (2012) model pembelajaran terpadu model webbed ini
juga memiliki kelemahan antara lain: Pada saat siswa dituntut untuk berfikir kritis
dan logis yaitu pada saat pengumpulan data yang relevan dalam kelompok, ada
4
diperoleh temannya dari pada bergabung membantu temannya untuk memperoleh
data tersebut. Kemudian Muhari (2009) kelemahannya kurang intensif dalam
proses pembelajaran. Hermawan (2011) kelemahannya adalah siswa tidak diberi
penguatan dan kelompok belajar yang dibentuk bersifat homogen sehingga siswa
tidak efektif serta Yanthi (2014) kelemahannya adalah kurang memperhatikan
tema yang sesuai dengan materi yang akan dihubungkan agar dapat menuntun
siswa dalam mengembangkan pengetahuannya dalam mengkaitkan antara
pelajaran satu dengan pelajaran lainnya.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kelemahan pada penelitian
sebelumnya adalah peneliti akan lebih mengoptimalkan alokasi waktu untuk
setiap tahap pembelajaran yang sudah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran, sehingga alokasi waktu untuk setiap tahap pembelajaran efisien.
Dan sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar peneliti akan memberikan
pengetahuan awal tentang materi yang akan diajarkan, lebih intensif dalam proses
pembelajaran, dan memberikan penguatan kepada siswa yang merespon
pembelajaran dan membentuk kelompok belajar yang heterogen sehingga siswa
lebih efektif dalam proses pembelajaran serta memperhatikan penguasaan konsep
siswa terhadap materi yang akan diajarkan dan mengembangkan materi
pembelajaran tematik agar model pembelajaran terpadu model webbed dapat
dilaksanakan dengan maksimal dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Dengan demikian peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan
5
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah yang terkait dengan penelitian antara lain:
1. Kurangnya penguasaan siswa dalam konsep IPA Terpadu
2. fisika itu merupakan pelajaran yang sulit dipahami
3. kurangnya minat siswa terhadap pelajaran fisika
4. model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi.
5. siswanya cenderung pasif.
1.3.Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan maka perlu dilakukan pembatasan dalam
penelitian ini sebagai berikut.
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran terpadu model
webbed .
2. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas VIII IPA semester II T.P 2013/2014 di
MTs N 2 Medan
3. Hasil belajar siswa dalam Mata pelajaran IPA pada materi Cahaya.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka rumusan masalah
yang akan diteliti adaslah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan Pembelajaran Terpadu
Model Webbed pada materi cahaya di kelas VIII semester II MTs N 2 Medan
T.P 2013/2014.
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model Konvensional
pada materi cahaya di kelas VIII semester II MTs N 2 Medan T.P 2013/2014.
3. Bagaimana aktivitas belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
terpadu model webbed pada materi cahaya.
4. Adakah pengaruh menggunakan Pembelajaran Terpadu Model Webbed
terhadap hasil belajar siswa pada materi cahaya di kelas VIII semester II MTs
6
1.5.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan Pembelajaran
Terpadu Model Webbed pada materi cahaya di kelas VIII semester II MTs N 2
Medan T.P 2013/2014.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
Konvensional pada materi cahaya di kelas VIII semester II MTs N 2 Medan
T.P 2013/2014.
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran terpadu model webbed pada materi cahaya.
4. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan menggunakan Pembelajaran Terpadu
Model Webbed terhadap hasil belajar siswa pada materi cahaya di kelas VIII
semester II MTs N 2 Medan T.P 2013/2014.
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi Siswa untuk memberikan kesempatan dan memperluas wawasan
pengetahuannya dalam proses belajar mengajar.
2. Bagi Peneliti sebagai bahan masukan dan wawasan dalam proses
pembelajaran sebagai calon guru fisika untuk masa yang akan datang.
3. Sebagai salah satu referensi penelitian berikutnya yang relevan dengan
penelitian ini.
4. Bagi guru sebagai informasi dan memberikan wawasan tentang pembelajaran
terpadu.
7
1.7.Defenisi Operasional
Untuk menghindari persepsi yang berbeda digunakan dalam penelitian ini
dipandang perlu memberikan defenisi secara operasional terhadap istilah-istilah
yang perlu. Defenisi operasional dapat dijelaskan sebagai beikut :
1. Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok
atau tema tertentu yang terkaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep
tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau
direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam
pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna.
2. Model webbed adalah model yang berangkat dari tema yang dibangun
bersama beberapa topik pada beberapa mata pelajaran yang berhubungan.
3. Hasil belajar adalah melukiskan tingkat (kadar) pencapaian siswa atas tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah
yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Hasil belajar merupakan
indikator yang mengukur keberhasilan siswa dalam proses belajar.
4. Cahaya adalah gelombang yang tidak memerlukan medium dlam
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data
hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan
penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain :
1. Hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran
terpadu model Webbed pada materi pokok cahaya di kelas VIII semester II
MTs N 2 Medan T.P 2013/2014 rata-rata sebesar 76,09.
2. Hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan model konvensional
pada materi pokok cahaya di kelas VIII semester II MTs N 2 Medan T.P
2013/2014 rata-rata sebesar 71,82.
3. Aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan model pembelajaran
terpadu model webbed pada materi pokok cahaya di kelas VIII semester II
MTs N 2 Medan T.P 2013/2014 adalah 67,50 dengan kriteria cukup aktif.
4. Dari Hasil uji t diperoleh thitung = 1,678, ttabel = 1,667, ( thitung > ttabel ) ada
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa dengan model
pembelajaran terpadu model webbed dan model pembelajaran
konvensional pada materi pokok cahaya di kelas VIII semester II MTs N 2
Medan T.P 2013/2014.
5.2. Saran
Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai
berikut:
1. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengoptimalkan pengelolaan
kelas khususnya pada saat diskusi berlangsung agar tidak terjadi
kegaduhan-kegaduhan di dalam kelas.
2. Bagi guru, khususnya guru fisika juga diharapkan untuk menggunakan
metode, strategi, maupun model yang dapat melibatkan siswa secara
76
pengetahuan siswa dalam menghubungkan adanya kaitan antara mata
pelajaran satu dengan pelajaran lainnya.Salah satunya dengan
menerapkanmodel pembelajaran terpadu model Webbed .
3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang pembelajaran
terpadu Model webbed, ada baiknya untuk lebih memperhatikan dan
berhati- hati dalam memilih serta menentukan tema yang sesuai dengan
materi yang akan dihubungkan agar dapat menuntun siswa dalam
mengembangkan pengetahuannya dalam mengkaitkan antara pelajaran satu