• Tidak ada hasil yang ditemukan

DUGAAN PENETAPAN HARGA KEDELAI MELALUI KARTEL OLEH PT. CARGILL INDONESIA, TELUK INTAN, LIONG SENG DAN GUNUNG SEWU YANG MERUGIKAN PELAKU USAHA TAHU DAN TEMPE DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DUGAAN PENETAPAN HARGA KEDELAI MELALUI KARTEL OLEH PT. CARGILL INDONESIA, TELUK INTAN, LIONG SENG DAN GUNUNG SEWU YANG MERUGIKAN PELAKU USAHA TAHU DAN TEMPE DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

iv

THE ALLEGATION OF CARTEL PRICING ON SOYBEAN BY PT. CARGILL INDONESIA, TELUK INTAN, LIONG SENG AND GUNUNG SEWU THAT HARM THE BUSINESS ACTORS OF TAHU AND TEMPE REVIEWED FROM BUSINESS LAW NUMBER 5 OF 1999

ON PROHIBITION OF MONOPOLISTIC PRACTICES AND UNFAIR COMPETITION

ABSTRACT

Rani Dwi Septeria 110110080240

As one of the third most important food comodity after rice and corn, soybean also rich in proteins which is important in the food and feed industry. Soybean as one of the basic needs are particularly vulnerable to price increases. Oligopolistic market structure in the soya industry raises the possibility of the occurrence of monopolistic practices and or unfair business competition, especially through the practice of price fixing cartel. The enactment of Law No. 5 of 1999 concerning Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition aims to create a climate of fair competition and avoiding concentration of economic power in certain individuals or groups. KPPU as an institution that oversees competition in performing their duties and authorities suspect the pricing practices by 4 companies importer of soybeans. Based on this, the issue is whether the KPPU against the alleged price fixing by 4 importers can be categorized as a cartel in terms of Act No. 5 of 1999 concerning Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition and how the juridical implications of pricing practices by the cartel to tahu and tempe’s business actors.

The research method used is a normative juridical writer who focuses on the use of secondary data analytic descriptive specifications elaborated on the legislation in force and the legal theories that need to be applied in achieving legal certainty to the issues raised writer. Data analysis using the method of qualitative analysis.

In this study it is concluded that the allegations of the Commission against 4 major soybean importer, PT. Cargill Indonesia, Teluk Intan, Liong Seng and Gunung Sewu can be categorized as a cartel practice and the practice of price fixing by cartels clearly have an impact for the tahu

and tempe’s business actors. This loss can be used as the strong ground

(2)

v

DUGAAN PENETAPAN HARGA KEDELAI MELALUI KARTEL OLEH PT. CARGILL INDONESIA, TELUK INTAN, LIONG SENG DAN

GUNUNG GUNUNG SEWU YANG MERUGIKAN PELAKU USAHA TAHU DAN TEMPE DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 5

TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

ABSTRAK

Rani Dwi Septeria 110110080240

Sebagai salah satu komoditas tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung, kedelai juga merupakan tanaman yang kaya akan protein yang memiliki arti penting dalam industri pangan dan pakan. Kedelai sebagai salah satu kebutuhan pokok sangat rentan terhadap kenaikan harga. Struktur pasar oligopolis pada industri kedelai semakin membuka peluang terhadap terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat, yaitu praktik penetapan harga melalui kartel. UU Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat bertujuan menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat dan kondusif. KPPU sebagai lembaga yang bertugas mengawasi persaingan usaha menduga adanya praktik penetapan harga yang dilakukan oleh 4 perusahaan importir kedelai. Berdasarkan hal ini, maka permasalahannya adalah apakah dugaan KPPU terhadap penetapan harga yang dilakukan oleh 4 importir tersebut dapat dikategorikan sebagai kartel ditinjau dari UU Nomor 5 Tahun 1999 dan bagaimanakah implikasi yuridis praktik kartel tersebut terhadap pelaku usaha tahu dan tempe.

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah secara yuridis normatif yang menitikberatkan pada penggunaan data sekunder dengan spesifikasi deskriptif analitis yaitu memaparkan tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku serta teori hukum yang perlu untuk diterapkan dalam mencapai kepastian hukum terhadap permasalahan yang diangkat penulis. Analisis data yang digunakan menggunakan metode analisis kualitatif.

Referensi

Dokumen terkait

Program yang dibuat dengan menggunakan bahasa komputer tingkat tinggi ini sebelum digunakan harus diterjemahkan menjadi bahasa mesin (machine language) terlebih dahulu. Oleh

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten

Penelitian tahap dua adalah seleksi isolat cendawan yang berpotensi sebagai antagonis berdasarkan pertumbuhan koloni, kerapatan spora dan viabilitas spora menggunakan

Berdasarkan peraturan Rektor UNNES yaitu bapak Sudijono Sastroatmojo yang tercantum dalam buku pedoman PPL UNNES pperiode tahun 2010/2011 menyatakan bahwa kegiatan

Dalam variabel kualitas produk yang memiliki persentase terbesar adalah masyarakat Kota Padang merasa produk simPATI mudah dalam penggunaanya yaitu sebesar 88,8%

Hasil kajian menunjukkan bahwa dengan data hidrograf banjir dengan tinggi hujan 44,75 mm memiliki debit puncak sebesar 4,95 m 3 /det, efektifitas bangunan sabo dalam

Dari definisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa “Rekrutmen adalah proses penarikan calon tenaga kerja handal yang akan dijadikan pegawai untuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama pelayuan dan kondisi daun terhadap karakteristik fisik (derajat layu dan warna), kimia (kadar air, total fenol, kadar