• Tidak ada hasil yang ditemukan

Realisasi Optical Orthogonal Codes (OOC) Dengan Metode Projective Geometry.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Realisasi Optical Orthogonal Codes (OOC) Dengan Metode Projective Geometry."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Realisasi Optical Orthogonal Codes (OOC) Dengan Metode

Projective Geometry

Sanjaya Saragih / 0422162

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri 65 Bandung 40164, Indonesia

E-mail : sanjaya_saragih@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pada awalnya spektrum tersebar digunakan untuk komunikasi militer, karena lebih tahan

terhadap sinyal jamming. Bentuk sinyal ini mirip noise karena amplitudonya kecil. Tetapi

terdapat keuntungan lain, yaitu bisa dipakai beberapa user dengan menggunakan frekuensi

carrier dan time slot yang sama. Tiap sinyal yang dikirimkan dibedakan dengan mengalikannya

dengan Pseudorandom Noise. Pada optical CDMA, keberadaan Pseudorandom Noise digantikan

oleh Optical Orthogonal Codes (OOC). Optical Orthogonal Codes (OOC) dikalikan dengan

sinyal user untuk membedakan antara masing-masing user, dalam hal ini kode harus saling

orthogonal untuk menghindari saling interferensi.

Pada Tugas Akhir ini, penulis akan memperkenalkan sebuah metode untuk membangun

Optical Orthogonal Codes (OOC) dari Projective Geometry yang terbatas. Projective Geometry

pada dasarnya adalah suatu teknik kombinasi. Dimana Projective Geometry berawal dari suatu

prinsip bahwa di dalam suatu ruang vektor V(d+1, q) terdapat vektor dengan dimensi (d+1) suatu

field terbatas GF(q), dengan q adalah bilangan prima.

Dari hasil percobaan, nilai auto-correlation (korelasi sendiri) memperlihatkan bahwa

nilai maksimal yang bisa diperoleh sudah sesuai dengan kodenya sehingga memudahkan

masing-masing user untuk memeriksa apakah data yang diterima adalah memang untuknya. Nilai

cross-correlation (korelasi silang) memperlihatkan bahwa nilai maksimal adalah satu, sehingga

interferensi antar user dapat diminimalkan.

Kata kunci : Pseudorandom Noise, CDMA, OOC, Projective Geometry, field, korelasi.

(2)

Realization of Optical Orthogonal Codes (OOC) With Projective Geometry

Method

Sanjaya Saragih (0422162)

Department of Electrical Engineering, Faculty of Techniques, Maranatha Christian University

Jalan Prof. Drg. Surya Sumantri 65 Bandung 40164, Indonesia E-mail : sanjaya_saragih@yahoo.co.id

ABSTRACT

At first spread spectrum is used for military communications, because it is more resistant

to jamming signals. Signal shape is similar to noise because small amplitude. But there are other

advantages, which can be used multiple users by using the carrier frequency and the same time

slot. Each transmitted signal is distinguished by multiplying it with Pseudorandom Noise. In

optical CDMA, the existence of Pseudorandom Noise is replaced by the Optical Orthogonal

Codes (OOC). Optical Orthogonal Codes (OOC) is multiplied by a signal the user to distinguish

between each user, in this case the code should be mutually orthogonal to avoid mutual

interference. In the Final, will be used a method to construct Optical Orthogonal Codes (OOC) of

Projective Geometry is limited.

Projective Geometry is basically a combination of techniques. Projective Geometry

begins with a principle that in a vector space V (d +1, q) there is a vector with dimension (d +1)

of a finite field GF (q), with q are primes. From the experimental results, the autocorrelation (the

correlation itself) shows that the maximum value that can be obtained is in conformity with the

code making it easier for each user to check whether the data received is indeed for him.

Crosscorrelation value (cross correlation) shows that the maximum value is one, so that

interference between users can be minimized.

Key word : Pseudorandom Noise, CDMA, OOC, Projective Geometry, fields, correlation.

(3)

DAFTAR ISI

1.2.Identifikasi Masalah ... 2

1.3.Perumusan Masalah ... 2

1.4.Tujuan ... 2

1.5.Pembatasan Masalah ... 3

1.6.Sistematika Penulisan ... 3

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pendahuluan ... 4

2.2 Teori Spektrum Tersebar ... 4

2.3 Sistem Komunikasi FO-CDMA ... 8

2.4 Kode Optik Orthogonal... 10

2.5 Percobaan FO-CDMA dengan Menggunakan OOC ... 11

2.6 Teknik Pengkodean ... 12

2.7 Logaritma Diskrit ... 13

2.8 Menginisialisasi Nilai d dan q... 18

BAB III PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Kode Prima ... 23

3.2 Diagram alir proses pengiriman dan penerimaan data ... 25

3.3Diagram alir pembangkitan Projective Geometry ... 26

(4)

BAB IV DATA dan ANALISIS DATA

4.1 Data Pengamatan 1 : Pengujian Auto Korelasi ... 27

4.2 Data Pengamatan 1 : Pengujian korelasi silang ... 28

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 29

5.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Sistem Komunikasi Digital Spektral Tersebar ...5

Gambar 2.2 Pembangkitan sebuah sinyal spektral tersebar DS ...7

Gambar 2.3Skema diagram sistem komunikasi CDMA optik dengan semua encoder dan decoder optiknya berkonfigurasi star ...9

Gambar 2.4 Sistem komunikasi serat optic menggunakan encoder dan decoder optik (korelator) ...10

Gambar 3.1 Korelasi silang Kode Prima untuk data 101 dalam GF(5) untuk C1 dan C2 ...24

Gambar 3.2 Diagram alir proses pengiriman dan penerimaan data ...25

Gambar 3.3 Diagram alir pembangkitan Projective Geometry ...26

Gambar 4.1 Pengujian Autokorelasi untuk C1 pada GF(5) ...27

Gambar 4.2 Pengujian Autokorelasi untuk C1 pada GF(11) ...27

Gambar 4.3 Pengujian Korelasi Silang untuk C3 dan C4 pada GF(7) ...28

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pangkat sebuah Integer untuk Modulo 19 ...15

Tabel 2.2 Tabel dari Logaritma Diskrit untuk Modulo 19 ...18

Tabel 2.3 (n,w,1) Kode dari Projective Geometry PG(d,q) ...21

Tabel 2.4 Kode yang diatur Optimal...21

Tabel 3.1 Deret Prima ...23

(7)

BAB I PENDAHULUAN 

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan jaman, maka dibutuhkan alat dan sistem komunikasi yang

dapat mengirim dan menerima informasi secara cepat untuk menunjang seluruh mobilitas dan

aktivitas manusia yang semakin meningkat pada saat ini.

Pada awalnya manusia menggunakan sistem komunikasi kabel untuk melakukan

pertukaran informasi dua arah. Namun seiring berjalannya waktu, kebutuhan pertukaran

informasi semakin hari semakin meningkat. Kemudian ditemukan sistem komunikasi nirkabel.

Tetapi terdapat masalah utama pada sistem ini yaitu lebar pita (bandwidth) yang tersedia

terbatas. Oleh karena itu, maka dikembangkan berbagai macam teknik pensinyalan.

Pada awalnya spektrum tersebar digunakan untuk komunikasi militer, karena lebih tahan

terhadap sinyal jamming. Bentuk sinyal ini mirip noise karena amplitudonya kecil. Tetapi

terdapat keuntungan lain, yaitu bisa dipakai beberapa user dengan menggunakan frekuensi

carrier dan time slot yang sama. Tiap sinyal yang dikirimkan dibedakan dengan mengalikannya

dengan Pseudorandom Noise. Pada optical CDMA, keberadaan Pseudorandom Noise digantikan

oleh Optical Orthogonal Codes (OOC). Optical Orthogonal Codes (OOC) dikalikan dengan

sinyal user untuk membedakan antara masing-masing user, dalam hal ini kode harus saling

orthogonal untuk menghindari saling interferensi.

Terdapat teknik FDMA (Frequency-Division Multiple-Access) yang digunakan untuk

telepon AMPS (Advanced Mobile Phone Service). Pada teknik ini tiap user diberikan frekuensi

carrier yang berbeda-beda dalam pengiriman informasi. Tetapi sistem ini dianggap boros lebar

pita. Kemudian muncul teknik TDMA (Time-Division Multiple-Access) yang digunakan untuk

telepon GSM (Global System for Mobile Communications). Pada teknik ini tiap user dipisahkan

oleh time slot yang berbeda-beda. Dan teknik ini relatif lebih hemat lebar pita dibandingkan

dengan teknik FDMA.

Teknik yang masih banyak digunakan saat ini adalah teknik TDMA walaupun pada

teknik TDMA mempunyai kelemahan yaitu MAI (Multiple Access Interference) yang tinggi.

(8)

BAB I PENDAHULUAN 

2

keuntungan lain yaitu lebih tahan terhadap sinyal jamming. Pada teknik ini tiap user dibedakan

dengan kode penebar masing-masing dengan frekuensi carrier yang sama. Jadi teknik ini juga

hemat lebar pita.

Teknik CDMA yang sering digunakan ada dua, yaitu direct-sequence CDMA

(DS-CDMA) dan frequency-hopping CDMA (FH-(DS-CDMA). Keduanya memungkinkan beberapa

pengguna secara serentak menggunakan frekuensi carrier yang sama secara bersamaan melalui

penggunaan barisan kode yang mencirikan time-hopping dan frequency-hopping. Pada

DS-CDMA, lebar pita transmisi (tunggal) disebar (spread) langsung (time-hopping) dengan sebuah

kode berpita lebar. Sedangkan pada FH-CDMA, kode ini mengendalikan urutan perubahan

frekuensi yang tersedia (frequency-hopping).

Salah satu penelitian yang berkembang saat ini adalah bagaimana membangkitkan kode

penebar (spreading code) tersebut. Dalam Tugas Akhir ini diterapkan dalam sistem CDMA yang

berbasis optik yang disebut Optical Orthogonal Codes (OOC). OOC yang digunakan pada Tugas

Akhir ini adalah Projective Geometry yang kinerjanya dinilai menggunakan korelasi sendiri

(auto-correlation) dan korelasi silang (cross-correlation).

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam bidang komunikasi, Optical Orthogonal Codes (OOC) banyak digunakan dalam

komunikasi CDMA agar memenuhi korelasi sendiri (auto-correlation) dan korelasi silang

(cross-correlation) yang baik. Beberapa teknik yang akan diaplikasikan yaitu teknik pemrosesan

sinyal serat optik yang bertujuan untuk membangkitkan dan menganalisa OOC yang digunakan

pada kabel serat optik dimana data informasi dipetakan ke dalam suatu address code.

1.3 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah :

1. Bagaimana membangkitkan OOC dengan menggunakan metode Projective Geometry? 2. Bagaimana kinerja OOC hasil dari Projective Geometry yang disinkronisasi akan

diimplementasikan ke dalam sistem CDMA yang berbasis komunikasi serat optik?

1.4 Tujuan

(9)

BAB I PENDAHULUAN 

3

1. Membangkitkan OOC dengan metode Projective Geometry.

2. Mengetahui kinerja dan performansi OOC hasil dari Projective Geometry yang disinkronisasi yang diterapkan pada CDMA, dengan menggunakan kode-kode optik

orthogonal.

1.5 Pembatasan Masalah

Dalam Tugas Akhir ini, pembatasan dibatasi sampai hal-hal berikut yaitu :

1. Dalam menyusun sistem komunikasi serat optik CDMA membutuhkan signature sequence yang memenuhi korelasi auto dan cross.

2. Kode prima maksimum yang digunakan adalah 13, karena keterbatasan kemampuan teknik dari perangkat lunak yang digunakan yaitu matlab 7.0.

1.6 Sistematika Penulisan.

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini dibagi menjadi 5 bab, yaitu : •Bab I : Pendahuluan.

Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan masalah secara umum, tujuan,

pembatasan masalah, dan sistematika penulisan. •Bab II : Teori Dasar spread spectrum dan OOC.

Bab ini berisi landasan teori dari spread spectrum dan Optical Orthogonal Codes (OOC)

dalam komunikasi serat optik CDMA dan menguraikan mengenai proses modulasi dan

demodulasi. Serta teknik pengkodean (modulasi) dalam penyusunan Tugas Akhir ini. • Bab III : Pembangkitan kode prima.

Bab ini berisi tentang bagaimana membangkitkan kode prima dengan metode

Projective Geometry dan kelebihannya. Serta proses korelasi auto dan cross untuk

mencirikan tiap user.

Bab IV : Analisa OOC pada Performansi Sistem OCDMA.

Bab ini membahas tentang proses pengujian Optical Orthogonal Codes (OOC) ditinjau dari

bit error ratenya.

Bab V : Kesimpulan dan Saran.

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pembahasan-pembahasan sebelumnya dan

(10)

  30 

DAFTAR PUSTAKA

[1] Salehi, J.A., “ Code Division Multiple Access Techniques in Optical Fiber

Networks- Part I : Fundamental Principle,” IEEE Transactions On

Communications, Vol.37, No 8, 1989, pp. 824-833.

[2] Salehi, J.A., “ Code Division Multiple Access Techniques in Optical Fiber

Networks- Part II : System Performance Analysis,” IEEE Transactions On

Communications, Vol.37, No 8, 1989, PP. 824-833.

[3] A.J. Viterby., “ Code Division Multiple Access Principles of Spread-Spectrum

Communications, “ Addison-Wesley Publishing Company, Reading, Mass.,

1995.

[4] R. D. Carmichael, “Introduction to the Theory of Groups in Finite Order”.

New York: Dover, 1937.

[5] M. Hall, Jr., “Combinatorial Theory”, 2nd ed. New York: Wiley, 1986.

[6] Yang, G-C., and W.C. Kwong, “ Prime Codes with Application to CDMA

Optical and Wireless Networks,” IEEE Transactions, Artech House, 2002.

[7] C.L. Weber, G.K. Huth and B.H. Batson, “ Performance Considerations of

Code Division Multiple Access System,” IEEE Transactions. Veh.

Technology., Vol. VT-130, pp. 3-10, Febr 1994.

[8] M.B. Pursley, “ Spread Spectrum Multiple-Access Communications in

Multi-User Communication System,” G. Longo, Ed. New York : Springer-Verlag,

1989.

[9] P.A Davis and A.A. Shaar, “ Asynchronous Multiplexing for an Optical-Fiber

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pengaruh mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat dengan mengunyah permen karet yang tidak

Bahan pakan tersebut diaduk secara merata bersama dengan tongkol jagung yang telah di fermentasi secara merata. Pakan di masukkan kedalam karung goni yang telah dilapisi

81 Dari hasil rekapitulasi tingkat kompetensi guru dalam pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet, pembuatan media audio visual, dan pengoperasian media audio

Tepung terigu yang biasa digunakan untuk pembuatan biskuit adalah tepung terigu berprotein rendah dengan kandungan protein antara 8,5 – 10%, sehingga akan menghasilkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan status imunisasi dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja

Pembaruan dan modernisasi manajemen yang dikembangkan oleh pendiri Muhammadiyah ini merupakan suatu langkah dalam meng-counter model personal based management yang dikembangkan

Penulis di tempatkan di Divisi Keuangan dan aktivitas yang dilakukan adalah mencatat penerimaan kas yang diterima perusahaan dan seberapa besar pengeluaran kas

Dalam proses Pembuktian Kualifikasi tersebut, saudara diharapkan membawa dokumen kualifikasi asli perusahaan beserta 2 (dua) rangkap salinannya di kertas A4 yang telah