• Tidak ada hasil yang ditemukan

Event Pelestarian Benjang Sebagai Seni Budaya Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Event Pelestarian Benjang Sebagai Seni Budaya Jawa Barat."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EVENT PELESTARIAN BENJANG

SEBAGAI SENI BUDAYA JAWA BARAT

Oleh

Widiahsari Nolawati

NRP 0864092

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman budaya, tidak terkecuali Jawa Barat. Lajunya perkembangan zaman memiliki pengaruh besar terhadap gaya hidup masyarakat. Hal ini membuat kebudayaan asli Indonesia terabaikan. Benjang merupakan salah satu olahraga tradisional yang berasal dari kota Bandung. Seni pertunjukan Benjang dapat ditemukan dalam upacara adat, penyambutan tamu serta hiburan masyarakat.

Tujuan dari perancangan ini adalah untuk memunculkan minat masyarakat terhadap olahraga tradisional, khususnya Benjang. Selain itu, untuk meningkatkan eksistensi Benjang di daerah Jawa Barat.

Metode yang digunakan dalam event ini adalah dengan membuat media-media seperti guide book,

X-banner, website, iklan majalah, gimmick, dan ambient. Tujuan dibuatnya media-media tersebut adalah

untuk menarik perhatian serta memicu rasa keingintahuan para penikmat seni.

(2)

ABSTRACT

THE EVENT OF BENJANG PRESERVATION

AS WEST JAVA CULTURAL ART

Submitted by

Widiahsari Nolawati 0864092

Indonesia is a culturally-diversed country, and West Java is no exception. The rate of modern age progress affects the lifestyle of the people. This makes the traditional cultures in Indonesia are being neglected. Benjang is one of traditional games originated from Bandung. Performance of Benjang can be found in a traditional ceremony, guest-welcoming event, and for people’s entertainment. The purpose of this design is to rise the interest of the people towards traditional games, especially Benjang. On the other hand, to increase the existence of Benjang in West Java area as well.

The methods which are used in this event are by creating media such as guide book, X-banner, website, magazine advertisements, gimmick, and ambient. The goals of these media are to attract the attention and to trigger the sense of curiosity of the art enthusiast.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………..…..….. i

LEMBAR PENGESAHAN………... ii

KATA PENGANTAR.………..……..………... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN LAPORAN……….... v

(4)

2.3 Tipografi ……….…... 11

3.2.1 Federasi Olahraga Rekreasi Indonesia ...…………...… 21

3.3 Intitusi Terkait………....……... 22

3.3.1 Komite Olahraga Nasional Indonesia ………... 22

3.3.2 Pemerintah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung... 23

3.4 Sponsorsif………...………... 24

3.4.1 Ultrajaya………...………. ... 24

3.4.2 MNCTV………...………... 24

3.5 Data Hasil Wawancara dan Kuesioner...……...………….... 25

3.6 Tinjauan Terhadap Persoalan Sejenis...………... 30

3.7 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ………... 31

(5)

4.4.5 Website...…………...………... 47

4.4.6 Media Sosial...………...………... 50

4.4.7 Undangan (invitation)....………... 51

4.4.8 Merchandise..………...………... 52

4.4.9 Ambient....………...………... 53

4.4.10 Guide Book...…………...………... 55

4.4.11 Video Wall...…………...………... 62

4.5 Budgeting Media Perancangan Event………...... 63

BAB V PENUTUP... ………...………... 65

5.1 Kesimpulan... ………... 65

5.2 Saran Penulis... ………... 66

DAFTAR PUSTAKA... ……….. 67

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo Paguyuban Benjang...…………...……… 19

Gambar 3.2 Acara Festival Benjang...…………...………... 20

Gambar 3.3 Logo FORMI...…………...……….. ..……….. 21

Gambar 3.4 Logo KONI...…………...………...…… 22

Gambar 3.5 Logo Jawa Barat...…………...………...… 23

Gambar 3.6 Logo PT. Ultrajaya...…………...………...… 24

Gambar 3.7 Logo MNCTV...…………...………...… 24

Gambar 3.8 Poster 1 Event festival Ujungberung...……….. 31

Gambar 3.9 Poster 2 Event festival Ujungberung...…………...…….... 31

Gambar 4.1 Font DosEquis ...…………...………... 37

Gambar 4.2 Font Chapparal Pro...…………...………... 37

Gambar 4.3 Timeline Perancangan...…………...………... 40

Gambar 4.4 Logo Benjang Festival...…………...………... 40

Gambar 4.5 Poster Awereness dan informing...………….………....… 42

Gambar 4.6 Poster 1 Awereness ...…………...………...… 42

Gambar 4.7 Poster 2 Informing...…………...………...… 43

Gambar 4.8 Poster 3 Reminding...…………...………...… 43

Gambar 4.9 X-Banner...…………...………... 45

Gambar 4.10 Layout pada majalah Hai...…………...……… 46

Gambar 4.11 Layout pada majalah National Geographic Indonesia..……… 46

Gambar 4.12 Halaman awal website...…………...……….... 47

Gambar 4.13 Home website...…………...………... 48

Gambar 4.14 About page...…………...………...……… 48

(7)

Gambar 4.16 Media sosial facebook...…………...………...……… 50

Gambar 4.17 Media sosial twitter...…………...………...……… 50

Gambar 4.18 Invitation...…………...………...…… 51

Gambar 4.19 Tampilan depan dan belakang pada invitation..………….……… 51

Gambar 4.20 Merchandise...…………...………...……… 52

Gambar 4.21 Ambient pada angkutan umum...…………...…………..……… 53

Gambar 4.22 Ambient pada eskalator ditempat perbelanjaan...…….……...… 53

Gambar 4.23 Ambient pada elevator ditempat perbelanjaan...……..……...…. 54

Gambar 4.24 Balon Helium...…………...………...… 54

Gambar 4.25 Cover depan dan belakang guide book...…………...………… 55

Gambar 4.26 Halaman pembuka pada guide book...…………...……...……… 55

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Warna tradisi tatar Sunda ....…………...…....……… 13

Tabel 4.1 Elemen grafis... ....…………...…....……… 36

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Gambar....…………...…....………...……… 69

Lampiran B : Kliping Artikel....…………...……...……… 78

Lampiran B : Data Hasil Wawancara. ...…………...…….....……..…… 79

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu corak budaya bangsa yang saat ini hampir hilang adalah olahraga tradisional. Bentuk olahraga ini sering di mainkan dalam upacara adat, penyambutan tamu, dan hiburan dalam masyarakat primitif Indonesia dan suku-suku yang ada di seluruh Indonesia. Berbagai jenis olahraga tradisional yang banyak kita miliki merupakan keanekaragaman budaya bangsa, hal ini memerlukan pengelolaan dan pembinaan yang serius dan terus menerus supaya disamping menjadi olahraga juga dapat dikembangkan menjadi objek pariwisata yang akan dapat mengangkat nama bangsa di dunia. Olahraga tradisional menjadi daya tarik pariwisata dan hiburan yang tentunya menjadi kekhasan suatu bangsa yang perlu dilestarikan. Kekhasan tersebut menjadi unsur-unsur jati diri yang membedakan Indonesia dengan negara lainnya.

Sebagai salah satu kota budaya di Indonesia, Kota Bandung memiliki potensi budaya olahraga tradisional yang kini harus terus dilestarikan. Salah satunya adalah gulat tradisional bernama Benjang, yang sudah ada sejak abad ke 19 atau sekitar 300 tahun yang lalu. Benjang ini tercipta akibat keterbatasan masyarakat Bandung, yang tidak diperbolehkan melakukan aktivitas adu kekuatan fisik pada jaman penjajahan Belanda. Adanya kebijakan tersebut membuat sejumlah pemuda untuk bermain dogongan atau saling dorong badan, bergelut dan saling membanting satu sama

lainnya hingga terjatuh. Nama Benjang sendiri diambil dari dua singkatan kata yaitu Silibeunyi dan Genjang. Silibeunyi berarti saling tarik menarik, sedangkan Genjang mencoba menjatuhkan lawan. Dari dua kata itulah maka tercipta nama Benjang, yang berarti kegiatan tarik menarik badan untuk menjatuhkan lawannya.

(11)

juga mewariskan kepada generasi muda. Selain itu juga peranan pemerintah yang sangat kurang menjadi salah satu faktor olahraga tradisional Gulat Benjang tidak banyak dikenal saat ini. Untuk mengatasi hal tersebut, perlunya aktualisasi untuk dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menjadi olahraga tradisional yang dapat mengikuti perkembangan zaman.

Walaupun terjadi perkembangan modernisasi, namun nilai-nilai tradisional gulat tradisional Benjang asal Ujung Berung, Bandung ini masih harus terus dilestarikan. Benjang adalah warisan nenek moyang yang sampai saat ini harus terus dilestarikan, dan menjadi kebanggaan nasional hingga internasional.

Demi pengenalan, pengembangan, serta pelestarian budaya daerah sudah sewajarnya bahwa olahraga tradisional Gulat Benjang mendapat perhatian yang khusus dan intensif sehingga dapat menciptakan suatu bangsa yang dapat menghargai budaya sebagai warisan leluhur yang tidak akan pernah hilang.

Melalui pembelajaran Desain Komunikasi Visual, dipelajari penyampaian pesan menggunakan bahasa visual yang disampaikan melalui media-media tertentu berupa desain dengan tujuan menyampaikan informasi ke target audience. Sedangkan bahasa visual yang digunakan memiliki bentuk grafis seperti tanda, simbol, huruf dan sebagainya yang disusun berdasarkan kaidah bahasa visual yang tepat berdasar ilmu tata rupa yang dipelajari dalam beberapa mata kuliah, yang bisa digunakan untuk pemecahan masalah berupa kampanye yang akan dilakukan.

(12)

1.2 Masalah dan Ruang Lingkup

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, berikut ini akan dikemukakan dan dijabarkan identifikasi masalah yang diperoleh dari lapangan, rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian, dan ruang lingkup kajian yang dijadikan kerangka pikir dalam pembahasan.

Sesuai dengan fenomena dan cuplikan data yang telah dideskripsikan dalam latar belakang masalah, berikut ini akan dipaparkan permasalahan yang diperoleh yaitu sebagai berikut.

1. Kurangnya media penyampaian kepada masyarakat mengenai olahraga tradisional gulat benjang.

2. Kurangnya daya tarik anak muda jaman sekarang untuk mengetahui keberadaan benjang sebagai budaya bangsa dan olahraga tradisional Bandung.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasikan di atas, berikut ini akan dikemukakan dan dirumuskan pokok-pokok persoalan yang akan dibahas, dipecahkan, dan dijawab dalam penelitian.

1. Bagaimana memperkenalkan Benjang kepada anak muda khususnya Kota Bandung?

2. Bagaimana cara membuat event yang menarik yang sesuai dengan target audience?

1.2.3 Ruang Lingkup Permasalahan

(13)

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah di atas, berikut ini akan dikemukakan garis besar hasil yang ingin diperoleh setelah masalah tersebut dipecahkan dalam penelitian yaitu sebagai berikut.

1. Memperkenalkan kembali olahraga tradisional gulat benjang melalui event, tidak hanya untuk masyarakat lokal dan sekitarnya, terutama masyarakat Jawa Barat.

2. Menjabarkan pengetahuan kepada khalayak terutama generasi muda bahwa pentingnya olahraga tradisional gulat benjang untuk dilestarikan.

3. Mengangkat citra olahraga tradisional gulat benjang sebagai budaya dan olahraga yang harus dilestarikan.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data :

1. Observasi : Observasi akan dilakukan di Ujungberung sebagai kota pusat asal olahraga tradisional gulat benjang.

2. Wawancara : Wawancara akan dilakukan kepada Bpk. Abdul Gani selaku ketua pengurus Benjang cabang kota Bandung, dan Bpk. Matras Santika selaku ketua bidang organisasi FORMI.

3. Studi pustaka : Studi Pustaka meliputi artikel-artikel dan foto-foto terkait mengenai olahraga tradisional benjang.

(14)

1.5 Skema Perancangan

(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Benjang merupakan olahraga tradisional yang harus kita jaga dan lestarikan. Oleh karena itu dengan adanya teknologi modern yang semakin canggih kita harus sekreatif mungkin mencari cara yang terbaru dan ter-update agar masyarakat mau dan tertarik untuk mengenali sekaligus melestarikan budaya bangsa ini.

Setelah melakukan riset dan pendalaman masalah, dapat disimpulkan bahwa banyak orang yang tidak mengetahui dan mengenal Olahraga tradisional Benjang. Padahal Benjang merupakan olahraga tradisional asli Sunda. Untuk itu penulis ingin memperkenalkan Benjang agar dapat dikenal, dilestarikan, hingga digemari khususnya oleh masyarakat Bandung. Diharapkan benjang dapat memberikan dampak yang baik pada kelestarian budaya Indonesia.

Berangkat dari masalah diatas, maka dibentuk sebuah perancangan event yang berfungsi untuk memberikan pengetahuan tentang olahraga tradisional benjang. Perancangan yang dibuat harus menarik terutama bagi para kaum muda. Disadari bahwa pelaksanaan event ini tidak hanya dapat dilakukan dengan sekali tahapan, untuk itu perancangan event dibuat berdasarkan tahapan yang tepat.

(16)
(17)

DAFTAR PUSTAKA

Noor Any. 2009. Event Management. Jakarta: Alfabeta.

Natoradjo, Sulyus. 20011. Dasar-dasar event management. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Koentjaraningrat. 1989. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Bambang. 2006. Olahraga Tradisional. Bandung: Rineka Cipta.

W.A Darmaprawira Sulasmi. 2002. Teori dan Kreativitas Penggunanya. Bandung: ITB.

Soepandi Atiek. 1983. Khasanah Kesenian Jawa Barat. Bandung: Pelita Masa.

Nuradi Wisaksono. 1996. Kamus Istilah Periklanan Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Kasali, Rhenald. 1998. Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, Positioning.

Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

Sedyawati Edi. 2007. Olahraga Tradisional. Bandung: Rineka Cipta.

Sudjana Nana, Ahmad Rivai. 2007. Teknologi Pengajaran. Bandung: PT. Sinar Baru

Algensindo.

http://www.formiindonesia.org /en/formi/arti-logo (diunduh tanggal 8 November 2013)

http://www.koni.or.id/galleries (diunduh tanggal 8 November 2013)

(18)

http://commons.wikimedia.org/wiki/File:MNCTV_MNC-Group.png (diunduh tanggal 8 November 2013)

http://http://www.mirror.unpad.ac.id/koran/mediaindonesia/2011-04-10/mediaindonesia_2011-04-10_018.pdf (diunduh tanggal 20 September 2013)

http://hasdianadi.wordpress.com/category/galeri-seni-budaya-sunda/ (diunduh tanggal 20 September 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Pada makalah ini akan di bahas mengenai peran radikal bebas dan peran anti oksidan secara umum dan di bahas secara mendalam tentang vitamin E dan vitamin C topikal yang banyak

Incubator perawatan adalah alat yang berfungsi untuk merawat bayi premature atau mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR), dengan cara memberikan suhu dan kelembapan

Kajian gabungan model infiltrasi Green-Ampt dan model stabilitas lereng telah digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh intensitas curah hujan

Untuk mendukung peningkatan aspek kelembagaan terkait dengan pelaksanaan program RPIJM, maka Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Dinas Penataan Ruang

Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang terdiri dari dua regu dengan setiap regu minimal 7 orang pemain, maksimal 11 orang pemain yang

Dalam masalah tanah, sering terjadi penipuan terkait jual beli tanah dalam tujuan penguasaan tanah secara melawan hukum di atas lahan yang telah dikuasai dan

Saran yang diberikan peneliti berdasarkan kesimpulan penelitian yang dipaparkan di atas yaitu, sebagai Kepala Sekolah harus menjadi contoh teladan yang bisa menjadi

Tanggungan keluarga adalah orang atau orang-orang yang masih berhubungan keluarga atau masih dianggap berhubungan keluarga serta hidupnya pun ditangung (Ridwan