• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Sari Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) Terhadap Clinical Score Pada Mencit Model Kanker Kolorektal.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Sari Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) Terhadap Clinical Score Pada Mencit Model Kanker Kolorektal."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ABSTRAK

EFEK SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP CLINICAL SCORE PADA MENCIT MODEL KANKER

KOLOREKTAL

Margareta Dewi, 2010 Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes Pembimbing II : Oeij Anindita Adhika, dr., M.Kes

Inflammatory bowel disease meliputi dua kelainan yaitu Crohn’s disease (CD) dan ulcerative colitis (UC), yang mana keduanya dapat meningkatkan risiko timbulnya kanker kolorektal, akibat inflamasi usus kronik. Pemberian Dextran

Sulfate Sodium (DSS) yang berulang dan induksi Azoxymethane (AOM) dapat

meningkatkan insidensi kanker kolorektal pada hewan coba. Konsumsi Buah Merah (Pandanus conoideus Lam) diasumsikan dapat mengurangi reaksi inflamasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sari buah merah terhadap

clinical score dengan parameter penilaian adalah derajat penurunan berat badan,

derajat beratnya diare, derajat perdarahan rektum pada mencit Balb/C jantan yang diinduksi kanker kolorektal dengan AOM dan DSS.

Penelitian bersifat prospektif eksperimental laboratorium sungguhan yang bersifat komparatif dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Mencit galur

Balb/C jantan berumur 7 minggu, dibagi dalam 4 kelompok (n=6). Kelompok I

(kontrol negatif) diberi aquabidest, kelompok II diberi buah merah dosis 0,1 mL/hari. Kelompok III diberi AOM 0,4 mL intraperitoneal dan DSS 2,5%, kemudian diberi aquabidest. Kelompok IV diberi AOM 0,4 mL intraperitoneal dan DSS 2,5%, kemudian sari buah merah dosis 0,1 mL/hari. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan Kruskal-Wallis Test satu arah dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan, clinical score pada hari ke-26, hari ke-47 kelompok IV (KP) berbeda sangat bermakna (p= 0,001) dan hari ke-68 berbeda bermakna dibandingkan kelompok III (KAOM+DSS). Hal ini berarti pemberian sari buah merah mempunyai efek menurunkan clinical score.

Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian sari buah merah dengan dosis 0,1 ml dapat menurunkan clinical score dengan parameter menurunkan derajat penurunan berat badan, menurunkan derajat beratnya diare dan menurunkan perdarahan rektum pada mencit yang diinduksi kanker kolorektal oleh AOM dan DSS.

(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF RED FRUIT (Pandanus conoideus Lam) TOWARDS CLINICAL SCORE IN IN COLORECTAL CANCER MODEL MICE Margareta Dewi, 2010 Supervisor I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes

Supervisor II : Oeij Anindita Adhika, dr., M.Kes

Inflammatory Bowel Disease are comprised of two disoder’s namely

Crohn’s Disease (CD) and Ulcerative Colitis (UC), which both can increase the risk of the emergence of colorectal cancer because of chronic intestinal inflammation. Repeated provision of Dextran Sulfate Sodium (DSS) and induction with Azoxymethane (AOM) can increase the incidence of colorectal cancer in the experimented animals. Consumption of Red Fruit (Pandanus conoideus Lam) is assumed to reduce the inflammatory reaction.

This study intended to determine the effect of red fruit on the degree of weight loss, the degree of diarrhea and the total clinical score on the Balb / C male-induced of colorectal cancer through the mechanism of chronic inflammatory disorders.

The method of this research was comparative, prospective laboratory experiment with complete Randomized Trial Design. Mice Balb/C male in the age of 7 weeks old, were divided into 4 groups (n=6). Group I (negative control) was given aquabidest. Group II was given 0,1 mL/day dose of red fruit. Group III was given 0,4 mL of intraperitoneal AOM and DSS 2,5%, then was given aquabidest. Group IV was given 0.4 mL of intraperitoneal AOM and DSS 2,5%, then given 0,1 mL/day dose of red fruit. This research was conducted over 68 days. The data gained were analyzed statistically using the Kruskal-Wallis one-way test followed by Mann-Whitney U test with significance level α = 0.05.

The results showed that the results group IV (KP) of highly significant clinical score by the 26th day, 47th (p= 0,001), the 47th day (p= 0,001), and the 68th day significantly (p= 0,02) compare to group III (KAOM+DSS). From the results acquired, the provision of a red fruit can reduce clinical score.

From the data above, we can conclude that supply of red fruit with a dose of 0.1mL can relieve the degree of weight loss, diarrhea, bledding and also reduce the clinical score on the colorectal cancer induced-mice injected by AOM and DSS.

(3)

viii

DAFTAR ISI

Judul Dalam ... (i)

Lembar Persetujuan ... (ii)

Surat Pernyataan ... (iii)

Abstrak ... (iv)

Abstract ... (v)

Kata Pengantar ... (vi)

Daftar Isi ... (viii)

Daftar Tabel ... (xi)

Daftar Gambar ... (xii)

Daftar Diagram ... (xiii)

Daftar Lampiran ... (xiv)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi Masalah...2

1.3 Maksud dan Tujuan...2

1.4 Manfaat Penelitian...3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis...3

1.5.1 Kerangka Pemikiran...3

1.5.2 Hipotesis...4

(4)

ix

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pencernaan ... 6

2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan ... 6

2.1.2 Anatomi, Histologi dan Fisiologi Usus Besar ... 8

2.2 Kanker Kolorektal ... 10

2.2.1 Hubungan Kanker Kolorektal dan Inflamasi Kronik ... 10

2.3.2 Epidemiologi Kanker kolorektal ... 13

2.3 Radikal Bebas... 13

2.3.1 Dextran Sulphate Sodium (DSS) ... 15

2.3.2 Azoxy Methane (AOM) ... 16

2.4 Antioksidan ... 16

2.4.2.1 Tokoferol (Vitamin E)... 19

2.4.2.2 Beta-karoten ... 20

2.4.2.3 Vitamin C ... 21

2.5 Buah Merah ... 22

2.5.1 Taksonomi dan Gambaran Botanikal ... 23

2.5.2 Morfologi Buah Merah ... 23

2.5.3 Kandungan Kimia Buah Merah ... 24

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan/Subjek Penelitian...27

3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian...27

3.1.1.1 Alat-alat yang Digunakan...27

3.1.1.2 Bahan-bahan yang Digunakan...27

3.1.2 Subjek Penelitian...28

3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian...28

3.2 Metode Penelitian...28

(5)

x

3.2.2 Variabel Penelitian...29

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel...29

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel...29

3.2.3 Perhitungan Besar Sampel...30

3.2.4 Prosedur Penelitian...31

3.2.4.1 Persiapan Bahan...31

3.2.4.2 Persiapan Hewan Coba...31

3.2.4.3 Prosedur Kerja Penelitian...32

3.2.4. Penilaian Clinical Score...34

3.2.5 Metode Analisis...35

3.2.5.2 Kriteria Uji...35

3.2.6 Aspek Etik Penelitian...36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian...37

4.3 Uji Hipotesis...63

4.3.1 Hipotesis I...63

4.3.2 Hipotesis II...64

4.3.3 Hipotesis III...65

4.3.4 Hipotesis IV...66

4.2 Pembahasan...67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...69

5.2 Saran...69

DAFTAR PUSTAKA...70

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Senyawa Aktif dalam Sari Buah Merah...25

Tabel 2.2 Komposisi Zat Gizi per 100 gram Buah Merah...25

Tabel 4.1 Nilai Median Derajat Penurunan Berat Badan Mencit pada Masing- Masing Kelompok Penelitian...37

Tabel 4.2 Perbandingan Derajat Penurunan Berat Badan Berdasarkan Uji

Kruskal Wallis H...39

Tabel 4.3 Hasil Uji Beda Median Mann Whitney U Terhadap Derajat Penurunan Berat Badan Pada Akhir Siklus I (Hari ke-26)...40

Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Median Mann Whitney U Terhadap Derajat Penurunan Berat Badan Pada Akhir Siklus II (Hari ke-47)...41

Tabel 4.5 Hasil Uji Beda Median Mann Whitney U Terhadap Derajat Penurunan Berat Badan Pada Akhir Siklus III (Hari ke-68)...42

Tabel 4.6 Nilai Median Derajat Beratnya Diare Mencit pada Masing- Masing Kelompok Penelitian...44

Tabel 4.7 Perbandingan Derajat Beratnya DiareBerdasarkan Uji Kruskal

Wallis H...47

Tabel 4.8 Hasil Uji Beda Median Mann Whitney U Terhadap Derajat Beratnya Diare Pada Akhir Siklus I (Hari ke-26)...47

Tabel 4.9 Hasil Uji Beda Median Mann Whitney U Terhadap Derajat Beratnya Diare Pada Akhir Siklus II (Hari ke-47)...48

Tabel 4.10 Hasil Uji Beda Median Mann Whitney U Terhadap Derajat Beratnya Diare Pada Akhir Siklus III (Hari ke-68)...50

Tabel 4.11 Nilai Median Derajat Perdarahan Rektum Mencit pada Masing- Masing Kelompok Penelitian...51

Tabel 4.12 Perbandingan Derajat Perdarahan Rektum Berdasarkan Uji Kruskal

Wallis H...54

(7)

xii Tabel 4.14 Nilai Median Derajat Clinical Score pada Masing- Masing Kelompok Penelitian...55

Tabel 4.15 Perbandingan Derajat Clinical Score Berdasarkan Uji Kruskal

Wallis H...58

Tabel 4.16 Hasil Uji Beda Median Mann Whitney U Terhadap Clinical Score Pada Akhir Siklus I (Hari ke-26)...58

Tabel 4.17 Hasil Uji Beda Median Mann Whitney U Terhadap Clinical Score Pada Akhir Siklus II (Hari ke-47)...60

(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Saluran Pencernaan...6

Gambar 2.2 Anatomi Colon...8

Gambar 2.3 Histologi Usus Besar...9

Gambar 2.4 Stadium Kanker Kolorektal...12

Gambar 2.5 Senyawa Dextran Sulphate Sodium ...15

Gambar 2.6 Cara Kerja Antioksidan dalam Menhambat Kerusakan Sel Akibat Radikal Bebas...18

Gambar 2.7 Struktur α-tokoferol...19

Gambar 2.8 Struktur Beta-Karoten...20

Gambar 2.9 Struktur Vitamin C...22

Gambar 2.10 Buah Merah...23

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Derajat Penurunan Berat Badan Mencit pada Berbagai Kelompok Penelitian dengan uji beda median Mann Whitney U (Hari ke-26)...41

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Derajat Penurunan Berat Badan Mencit pada Berbagai Kelompok Penelitian dengan uji beda median Mann Whitney U (Hari ke-47)...42

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Derajat Penurunan Berat Badan Mencit pada Berbagai Kelompok Penelitian dengan uji beda median Mann Whitney U (Hari ke-68)...43

Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Derajat Beratnya Diare Mencit pada Berbagai Kelompok Penelitian dengan uji beda median Mann Whitney U (Hari ke-26)...48

(9)

xiv Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Derajat Beratnya Diare Mencit pada Berbagai Kelompok Penelitian dengan uji beda median Mann Whitney U (Hari ke-68)...51

Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Derajat Clinical Score pada Berbagai Kelompok Penelitian dengan uji beda median Mann Whitney U (Hari ke-68)...59

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Derajat Clinical Score pada Berbagai Kelompok Penelitian dengan uji beda median Mann Whitney U (Hari ke-68)...61

(10)

xv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Prosedur Kerja Pemberian Perlakuan Hari Ke-1 s.d 68

Kelompok Kontrol Negatif dan Kelompok BM...33

Diagram 3.2 Prosedur Kerja Pemberian Perlakuan Hari Ke-1 s.d 68

Kelompok AOM+DSS dan Kelompok AOM+DSS+BM...34

Diagram 4.1 Grafik Perbandingan Nilai Median Derajat Penurunan Berat Badan Mencit Pada Berbagai Kelompok Penelitian...39

Diagram 4.2 Grafik Perbandingan Nilai Median Derajat Beratnya Diare Mencit Pada Berbagai Kelompok Penelitian...46

(11)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Statistik SPSS 15.0

Derajat Penurunan Berat Badan ... 73

Lampiran 2. Perhitungan Statistik SPSS 15.0

Derajat Beratnya Diare ... 77

Lampiran 3. Perhitungan Statistik SPSS 15.0

Derajat Perdarahan Rektum ... 81

Lampiran 4. Perhitungan Statistik SPSS 15.0

Clinical Score ... 82

Lampiran 5 Perhitungan Dosis...87

(12)
(13)

 73

Lampiran 1

Perhitungan Statistik SPSS 15.0

Derajat Penurunan Berat Badan

Akhir Siklus I (hari ke-26)

Kruskal Wallis H

Test Statistics(a,b)

hasil

Chi-Square 9.818

df 3

Asymp. Sig. .020

Mann Whitney U

KN-KBM

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 17.500 Wilcoxon W 38.500

Z -.123

Asymp. Sig. (2-tailed) .902 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .937(a)

KN-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -3.052

Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .002(a)

KBM-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 2.000 Wilcoxon W 23.000

Z -2.768

Asymp. Sig. (2-tailed) .006 Exact Sig. [2*(1-tailed

(14)

 74

KN-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 12.000 Wilcoxon W 33.000

Z -1.173

Asymp. Sig. (2-tailed) .241 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .394(a)

KBM-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 13.500 Wilcoxon W 34.500

Z -.866

Asymp. Sig. (2-tailed) .386 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .485(a)

KAOM+DSS-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -2.983

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed

(15)

 75 Akhir Siklus II (hari ke-47)

Kruskal Wallis H

Test Statistics(a,b)

hasil

Chi-Square 9.818

df 3

Asymp. Sig. .020

Mann Whitney U

KN-KBM

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] 1.000(a)

KN-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 6.000 Wilcoxon W 27.000

Z -2.309

Asymp. Sig. (2-tailed) .021 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .065(a)

KN-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] 1.000(a)

KBM-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -2.966

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .002(a)

KBM-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000

Z -.561

Asymp. Sig. (2-tailed) .575 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .699(a)

KAOM+DSS-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -2.983

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed

(16)

 76 Akhir Siklus III (hari ke-68)

Kruskal Wallis H

Test Statistics(a,b)

hasil

Chi-Square 9.857

df 3

Asymp. Sig. .020

Mann Whitney U

KN-KBM

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000

Z -1.000

Asymp. Sig. (2-tailed) .317 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .699(a)

KN-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -3.052

Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .002(a)

KN-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 12.000 Wilcoxon W 33.000

Z -1.173

Asymp. Sig. (2-tailed) .241 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .394(a)

KBM-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 6.000 Wilcoxon W 27.000

Z -2.309

Asymp. Sig. (2-tailed) .021 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .065(a)

KBM-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] 1.000(a)

KAOM+DSS-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 6.000 Wilcoxon W 27.000

Z -2.309

Asymp. Sig. (2-tailed) .021 Exact Sig. [2*(1-tailed

(17)

 77

Lampiran 2

Perhitungan Statistik SPSS 15.0

Derajat Beratnya Diare

Akhir Siklus I (hari ke-26)

Kruskal Wallis

Test Statistics(a,b)

hasil

Chi-Square 15.134

df 3

Asymp. Sig. .002

Mann Whitney U

KN-KBM

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000

Z -1.000

Asymp. Sig. (2-tailed) .317 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .699(a)

KN-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -3.052

Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .002(a)

KN-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 12.000 Wilcoxon W 33.000

Z -1.173

Asymp. Sig. (2-tailed) .241 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .394(a)

KBM-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 2.000 Wilcoxon W 23.000

Z -2.768

Asymp. Sig. (2-tailed) .006 Exact Sig. [2*(1-tailed

(18)

 78

KBM-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 13.500 Wilcoxon W 34.500

Z -.866

Asymp. Sig. (2-tailed) .386 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .485(a)

KAOM+DSS-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -2.983

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed

(19)

 79 Akhir Siklus II (hari ke-47)

Kruskal Wallis H

Test Statistics(a,b)

hasil

Chi-Square 14.991

df 3

Asymp. Sig. .002

Mann Whitney U

KN-KBM

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000

Z -.561

Asymp. Sig. (2-tailed) .575 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .699(a)

KN-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -2.983

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .002(a)

KN-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] 1.000(a)

KBM-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -2.966

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .002(a)

KBM-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000

Z -.561

Asymp. Sig. (2-tailed) .575 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .699(a)

KAOM+DSS-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -2.983

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed

(20)

 80 Akhir Siklus III (hari ke-68)

Kruskal Wallis H

Test Statistics(a,b)

hasil

Chi-Square 14.880

df 3

Asymp. Sig. .002

a Kruskal Wallis Test

b Grouping Variable: perlakuan

Mann Whitney U

KN-KBM

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000

Z -.561

Asymp. Sig. (2-tailed) .575 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .699(a)

KN-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -3.052

Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .002(a)

KN-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000

Z -.561

Asymp. Sig. (2-tailed) .575 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .699(a)

KBM-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -3.035

Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .002(a)

KBM-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] 1.000(a)

KAOM+DSS-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -3.035

Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Exact Sig. [2*(1-tailed

(21)

 81

Lampiran 3

Perhitungan Statistik SPSS 15.0

Derajat Perdarahan Rektum

Akhir Siklus I (hari ke-68)

Kruskal Wallis H

Test Statistics(a,b)

hasil

Chi-Square 9.857

Df 3

Asymp. Sig. .020

Mann Whitney U

KN-KBM

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] 1.000(a)

KN-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 9.000 Wilcoxon W 30.000

Z -1.915

Asymp. Sig. (2-tailed) .056 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .180(a)

KN-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] 1.000(a)

KBM-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed

(22)

 82

KBM-KP

Test Statistics(b)

hasil Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] 1.000(a)

KAOM+DSS-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 9.000 Wilcoxon W 30.000

Z -1.915

Asymp. Sig. (2-tailed) .056 Exact Sig. [2*(1-tailed

(23)

 83

Lampiran 4

Perhitungan Statistik SPSS 15.0

Clinical Score

Akhir Siklus I (hari ke-26)

Kruskal Wallis H

Test Statistics(a,b)

hasil

Chi-Square 15.938

df 3

Asymp. Sig. .001

Mann Whitney U

KN-KBM

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 17.500 Wilcoxon W 38.500

Z -.123

Asymp. Sig. (2-tailed) .902 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .937(a)

KN-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -3.047

Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .002(a)

KN-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 12.000 Wilcoxon W 33.000

Z -1.173

Asymp. Sig. (2-tailed) .241 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .394(a)

KBM-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .500 Wilcoxon W 21.500

Z -2.968

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed

(24)

 84

KBM-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 13.500 Wilcoxon W 34.500

Z -.866

Asymp. Sig. (2-tailed) .386 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .485(a)

KAOM+DSS-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -2.983

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed

(25)

 85 Akhir Siklus II (hari ke-47)

Kruskal Wallis H

Test Statistics(a,b)

hasil

Chi-Square 14.947

df 3

Asymp. Sig. .002

Mann Whitney U

KN-KBM

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 12.000 Wilcoxon W 33.000

Z -1.173

Asymp. Sig. (2-tailed) .241 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .394(a)

KN-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -2.994

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .002(a)

KN-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] 1.000(a)

KBM-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -2.934

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed

(26)

 86

KBM-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000

Z -.561

Asymp. Sig. (2-tailed) .575 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .699(a)

KAOM+DSS-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -2.950

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed

(27)

 87 Akhir Siklus III (hari ke-68)

Kruskal Wallis H

Test Statistics(a,b)

hasil

Chi-Square 13.933

df 3

Asymp. Sig. .003

Mann Whitney U

KN-KBM

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -2.950

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .002(a)

KN-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -2.950

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .002(a)

KN-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 12.000 Wilcoxon W 33.000

Z -1.173

Asymp. Sig. (2-tailed) .241 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .394(a)

KBM-KAOM+DSS

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000

Z -2.929

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .002(a)

KBM-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000

Z -.561

Asymp. Sig. (2-tailed) .575 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .699(a)

KAOM+DSS-KP

Test Statistics(b)

hasil

Mann-Whitney U 6.000 Wilcoxon W 27.000

Z -1.992

Asymp. Sig. (2-tailed) .046 Exact Sig. [2*(1-tailed

(28)

 88

Lampiran 5

Perhitungan Dosis

Dosis buah merah

Dosis manusia 70 kg = 30 cc

Dosis untuk mencit 20 g = 30 cc x 0,0026 = 0,078 cc

Dosis untuk mencit 24 g = x 0,078 cc = 0,0936 cc ~ 0,1 cc

Dosis azoxymethane (AOM)

AOM = 12 mg/kgBB

Rata-rata berat badan mencit 20-25 gram = dosis AOM 0,24 - 0,3 mg/mencit

Untuk dosis intraperitoneal 0,4 ml yang mengandung 0,24- 0,3 mg AOM

Stok konsentrasi AOM = 1 gram/ml

Untuk pembuatan 0,24 mg AOM/400µ L sebanyak 10 ml maka dibutuhkan

AOM dari stok :

(10ml x 0,24mg/400 ) : 1 gram/ml = 6 L

Dosis dextran sulfate sodium (DSS)

Garam DSS yang dipakai adalah 2,5 g dilarutkan dengan aquadest 100 mL

sehingga didapatkan larutan DSS 2,5%.

(29)

 89

Lampiran 6

Alat dan Bahan yang Digunakan

Sari Buah Merah Sonde Lambung dan Spuit 1 mL

(30)

 90

RIWAYAT HIDUP

Nama : Margareta Dewi

NRP : 0710131

Tempat/Tanggal Lahir : Bandar Lampung/13 Maret 1989

Alamat : Jl. Raya Caringin 439 H, Bandung

Riwayat Pendidikan :

SDK 6 BPK Penabur, Bandung (1996-2001)

SMPK I BPK Penabur, Bandung (2001-2004)

SMAK I BPK Penabur, Bandung (2004-2007)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung

(2007-sekarang)

(31)

 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Inflammatory bowel disease (IBD) merupakan suatu kondisi inflamasi kronik yang

disebabkan oleh kerentanan genetik dan rangsangan flora normal di saluran cerna.

Penderita Inflammatory bowel disease mencapai 1,4 juta orang di Amerika Serikat

dengan onset tertinggi pada usia 15 - 30 tahun (Abraham and Cho, 2009).

Inflammatory bowel disease meliputi dua kelainan yaitu Crohn’s disease (CD) dan

ulcerative colitis (UC), yang mana keduanya dapat meningkatkan resiko timbulnya

kanker kolorektal, karena inflamasi usus kronik (Gommeaux et al., 2007). Ulcerative

colitis ditandai dengan kerusakan mukosa dan ulserasi yang mengenai rektum serta

menyebar ke proksimal. Insidensi di Amerika Serikat adalah 4 - 12 kasus per 100.000

orang dan terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Gejala klinis UC berupa

diare berulang yang disertai darah dan lendir, bertahan selama beberapa bulan sampai

beberapa tahun. Ulcerative Colitis yang mengenai seluruh kolon selama lebih dari 10

tahun meningkatkan insidensi kanker kolorektal (Popivanova et al., 2008).

Kanker kolorektal merupakan keganasan yang diawali dengan polip adenomatosa

yang mengenai kolon dan rektum (Mayer, 2008). Kanker kolorektal merupakan jenis

kanker penyebab kematian tertinggi kedua di Amerika Serikat. Insidensi dan angka

kematian meningkat di negara sosial ekonomi tinggi yang menganut Western dietary

and lifestyle habits (Tanaka, 2009).

Lokasi kanker kolorektal mempengaruhi manifestasi klinis yang ditimbulkannya.

Predileksi tersering adalah kolon sigmoid yang menimbulkan manifestasi klinik

seperti distensi abdomen, nyeri, muntah, konstipasi, tenesmus, diameter feses yang

mengecil, haemorrhoid, dan perdarahan rektum (Mayer, 2008). Sedangkan kanker

kolorektal yang mengenai kolon ascendens dapat menimbulkan gejala klinik berupa

nyeri dan teraba massa pada kuadran kanan bawah, anemia, dan perdarahan rektum

(32)

 2 Untuk mengatasi gejala-gejala tersebut diperlukan obat-obatan yang dapat

mengurangi reaksi inflamasi. Masyarakat Papua memanfaatkan buah merah sebagai

sumber pangan sehari-hari dan dipercaya dapat meningkatkan kondisi kesehatan dan

pertahanan tubuh. Buah merah mengandung banyak zat berkhasiat alami, antara lain

karotenoid, beta-karoten, alfa-tokoferol, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat dan

dekanoat, serta omega-3 dan omega-9 yang dapat berperan sebagai senyawa

antioksidan; dan pengendali beragam penyakit seperti kanker, hipertensi, dan infeksi

(I Made Budi, 2005). Telah banyak ditemukan bukti khasiat Buah Merah secara

empiris, namun penelitian ilmiah yang dilakukan belum banyak (Machmud Yahya

dan Wahyu Wiryanta, 2005). Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan penelitian

untuk mengetahui peranan sari buah merah dalam mengurangi reaksi inflamasi pada

mencit yang diinduksi kanker kolorektal dengan azoxymethane (AOM ) dan dextran

sulfate sodium (DSS) dengan mengukur clinical score yang meliputi derajat

penurunan berat badan dan derajat diare dan derajat perdarahan rektum.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah yang disusun adalah

sebagai berikut:

Apakah sari buah merah (Pandanus conoideus Lam.) menurunkan derajat

penurunan berat badan pada mencit yang diinduksi kanker kolorektal.

Apakah sari buah merah (Pandanus conoideus Lam.) menurunkan derajat

beratnya diare pada mencit yang diinduksi kanker kolorektal.

Apakah sari buah merah (Pandanus conoideus Lam.) menurunkan derajat

perdarahan rektum pada mencit yang diinduksi kanker kolorektal.

Apakah sari buah merah (Pandanus conoideus Lam.) menurunkan clinical score

(33)

 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sari buah merah dalam

menghambat inflamasi kronik.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sari buah merah terhadap

derajat penurunan berat badan, derajat beratnya diare, derajat perdarahan rektum dan

total clinical score pada mencit BALB/c jantan yang diinduksi kanker kolorektal

melalui mekanisme penghambatan inflamasi kronik.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat akademis

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang kedokteran herbal yaitu sari

buah merah dapat menghambat inflamasi kronik yang berperan penting dalam

terjadinya kanker kolorektal yang diinduksi dengan AOM dan DSS.

1.4.2 Manfaat praktis

Untuk memberi informasi bagi masyarakat mengenai khasiat sari buah merah sebagai

alternatif terapi kanker kolorektal.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

(34)

 4 (injury agent), seperti mikroba dan kerusakan jaringan setempat. Pada awal inflamasi

dibagi menjadi 2 yaitu inflamasi akut dan inflamasi kronis (Kumar et al., 2005).

Inflamasi kronik dapat disebabkan karena sitokin-sitokin selama proses inflamasi

kronik sehingga menyebabkan hiperplasia yang meluas. Hal ini menyebabkan

proliferasi dan signal antiapoptosis yang dihasilkan selama terjadinya proses

inflamasi kronik akan sinergis dengan kerusakan DNA, sehingga meningkatkan

insidensi terjadinya kanker (Meira et al., 2008). Inflamasi yang tidak terkontrol

berhubungan dengan stres oksidatif dan kerusakan selular oksidatif yang merupakan

pencetus dan selanjutnya dapat terjadi karsinogenesis. Lesi DNA dapat terjadi secara

langsung ketika terjadi modifikasi basa Reactive Oxygen Species (ROS) atau secara

tidak langsung yang merupakan hasil peroksidasi lipid yang bereaksi dengan DNA.

Pada proliferasi sel, lesi DNA oksidatif menginduksi terjadinya mutasi gen supresor

tumor dan onkogen, seperti mutasi pada gen p53 (encoding tumor suppressor). ROS

dan RNS (Reactive Nitrogen Species) memicu terjadinya onkogenesis dengan

mengubah proliferasi sel dan kematian sel (Gommeaux et al., 2007). Kerusakan

oksidatif akibat radikal bebas dapat dikurangi oleh antioksidan endogen seperti,

enzim superoksida dismutase, katalase, serta glutation peroksidase. Bila radikal bebas

meningkat dan tidak dapat diatasi oleh antioksidan endogen, maka diperlukan

antioksidan eksogen yang dapat diperoleh dari tanaman yang mengandung kadar

antioksidan yang tinggi seperti pada buah merah (Kumar et al., 2005).

Buah merah mengandung banyak zat berkhasiat alami antara lain adalah

karotenoid, beta-karoten, alfa-tokoferol, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat,

dekanoat, omega-3 dan omega-9 yang dapat berperan sebagai senyawa antioksidan.

Kandungan rata-rata zat-zat antioksidan di dalam buah merah termasuk tinggi, yaitu

karoten 12.000 ppm, beta-karoten 7.000 ppm, dan tokoferol 11.000 ppm (I Made

Budi, 2005). Khasiat Buah Merah yang saat ini banyak dilaporkan lewat kesaksian di

masyarakat perlu diuji dan dibuktikan secara ilmiah melalui penelitian yang

(35)

 5 mengenai khasiat Buah Merah. Salah satu upayanya adalah melihat khasiat Buah

Merah sebagai antioksidan (I Made Budi, 2005).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Sari Buah Merah menurunkan derajat penurunan berat badan pada mencit yang

diinduksi kanker kolorektal oleh AOM dan DSS.

Sari Buah Merah menurunkan derajat beratnya diare pada mencit yang diinduksi

kanker kolorektal oleh AOM dan DSS.

Sari Buah Merah menurunkan derajat perdarahan rektum pada mencit yang

diinduksi kanker kolorektal oleh AOM dan DSS.

Sari Buah Merah menurunkan clinical score pada mencit yang diinduksi kanker

kolorektal oleh AOM dan DSS.

1.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah prospektif eksperimental laboratorium

sungguhan yang bersifat komparatif dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil

Laboratorik penelitian yang diperoleh dengan menghitung derajat penurunan berat

badan, beratnya diare, perdarahan rektum serta clinical score. Data yang diperoleh

dianalisis secara statistik menggunakan Kruskal-wallis H dilanjutkan Mann Whitney

U dengan tingkat kepercayaan 95%, dimana suatu perbedaan dikatakan bermakna bila

nilai p≤0,05. 

(36)

 69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Sari Buah Merah menurunkan derajat penurunan berat badan pada mencit

yang diinduksi kanker kolorektal oleh AOM dan DSS.

2. Sari Buah Merah menurunkan derajat beratnya diare pada mencit yang

diinduksi kanker kolorektal oleh AOM dan DSS.

3. Sari Buah Merah menurunkan derajat perdarahan rektum pada mencit yang

diinduksi kanker kolorektal oleh AOM dan DSS.

4. Sari Buah Merah dapat menurunkan clinical score pada mencit yang diinduksi

kanker kolorektal oleh AOM dan DSS.

5.2 Saran

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui zat antiinflamasi dalam buah

(37)

 70

DAFTAR PUSTAKA

Abraham C, Cho JH. Inflammatory Bowel Disease. N.Engl. J.Med 2009.361:206678.

Albert Sumampouw. 2003. Radikal Bebas dan Antioksidan.

http://www.medikaholistik.com/2033/2004/11/28/medica.html. 1 Juli 2008.

Anonymous. 2010. Struktur Vitamin C. http://www.chemlab.truman.edu. Diunduh 2 Juni 2010.

Anonymous. 2008. Dextran Sulphate Sodium Salt. http://www.freepatentsonline.com. Diunduh 20 Juni 2008.

Anonymous. 2010. Buah Merah. www.red-fruit-oil.com/About%20Us.htm. Diunduh 9 Juni 2010.

Anonymous. 2010. Struktur α-tokoferol. http://wikimedia.org. Diunduh 2 Juni 2010.

Anonymous. 2010. Struktur β-karoten. http://wikimedia.org. Diunduh 2 Juni 2010.

Bambang Budiono.. 2008. Hati-Hati Konsumsi Supplemen Antioksidan. Opini Tribun R.S. Dr Wahidin Sudirohusodo, Makassar. 29 Juni 2008.

Burstein E and Fearon E. R. 2008. Colitis and Cancer: A Tale of Inflammatory Cells and Their Cytokines. The Journal of Clinical Investigation. Vol. 118 Number 2.

Dinna Sofia. 2003. Antioksidan dan Radikal Bebas. http://chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=81. 1 Juli 2008.

Drake RL. 2005. Gray’s Anatomy for students, Elsevier Churchill Livingstone, Philadelphia, USA.

Eroschenko V.P. 2005. diFiore’s Atlas of Histology, 10th ed. Lippincott Williams

&Wilkins, Baltimore.

Fendy R. Paimin. 2005. Buah Merah. http:// www.buah-merah.info/bm-news.php. 20 Juni 2008.

(38)

 71 Gommeaux J, Cano C, Garcia S, Gironella M, Pietri S, Culcasi M et al. Colitis and colitis-associated cancer are exacerbated in mice deficient for tumor protein 53-induced nuclear protein 1. Mol. Cell. Biol 2007. 27:6. p. 2215-28.

Hendra Priantono.. Buah Merah Si Multi Khasiat. http://www.terussehat.com/ artikel050403it.shtml. 2 Juni 2010.

Hernani dan Mono Rahardjo.. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Edisi 1. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 9-21.

H. Machmud Yahya, Bernard T.Wahyu Wiryanta. Khasiat dan Manfaat Buah Merah. Jakarta: Agro Media Pustaka, 2005; 24-27.

Huether, SE. 2006. Alteration of Digestive Function. In: Kathryn L. McCance and Sue E. Huether Eds. Pathophysiology The Biologic Basis for Disease in Adults and Children. 5th ed. Elsevier Mosby. p1430-33.

I Made Budi. Seri Agri Sehat Buah Merah. Jakarta: Penebar Swadaya. 2005; 17-23.

I Made Budi.. 2005. Buah Merah. http:// www.buah-merah.info/bm-news.php. 20

Juni 2008.

Kazi N, Radvan R, Oldham T, Keshavarzian A, Frommel TO, Libertin C, et al. Immunomodulatory effect of beta-carotene on T lymphocyte subsets in patient with resected colonic polyps and cancer. Nutr Cancer. 1997; 28(2): 140-5.

Kim, T.W., Seo, J.N., Suh, Y.H., Park, H.J., Kim, J.H., Kim, J.Y., et al. 2006. Involvement of lymphocytes in dextran sulfate sodium-induced experimental colitis. World J. Gastroenterol. 12(2): 302-305.

Kumar V, Abbas AK, Fausto N. 2005. Celular adaptation, cell injury, and cell death. In:Kumar V., Abbas A.K., Fausto N.. eds.. Robbins and Cotran Pathologic Basis

of Disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders. p.17.

Kumar V, Abbas A K, Fausto N. 2005. Acute and Chronic Inflammation. In: Kumar V., Abbas A. K., Fausto N.. eds.. Robbins and Cotran Pathologic Basis of

Disease. 7th ed, Philadelphia, USA: Elsevier-Saunders. p. 50, 53, 63.

Mayer Robert J. 2008. Gastointestinal Tract Cancer.Harrison’s Principles of Internal

Medicine.In: Fauci, A.S., Kasper, D.L., Longo, D.L., Eugene, B., Hauser,

(39)

 72 Meira LB, Bugni JM, Green SL, Lee C, Pang B, Borenshtein D, et al. DNA damage induced by chronic inflammation contributes to colon carcinogenesis in mice. JCI. 2008; 118 (7): 2516-25.

Moore KL and Dalley AF: Clinically Oriented Anatomy. 20065th ed,Lippincott Williams & Wilkins. Baltimore/London.

Murray PR, Rosental KS, Pfaller MA. 2002. Commensal and Pathogenic microbial flora in humans. In: Medical Microbiology. 5th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders. p.83-85.

Petersen E.W., Otrowski K., Ibfelt T., Richelle M., Offord E., Kristensen J. H., et al.. 2001. Effect of Vitamin Supplementation on Cytokine Response and on Muscle

Damage after Strenuous Excercise. The American Physiological Society. Vol

280: 1570-1575.

Popivanova BK, Kitamura K, Wu Y, Kondo T, Kagaya T, Kaneko K, et al. 2008. Blocking TNF-α in Mice Reduces Colorectal Carcinogenesis Associated with Chronic Colitis. JCI. 118 (2): 560-70.

Pratap SR, Sharad Shashwat, Kapur Suman. Free Radicals dan oxidative stress ini neurodegenerative disease: Relevance of dietary antioxidants. Journal Indian Academy of Clinical Medicine. 2004; 5 (3): 218-25.

Tanaka, Takuji. Colorectal Carcinogenesis : Review of human and experimental animal studies. Journal of Carcinogenesis. 2009; 8 : 5.

Valko M. et al. Free radical, metal and antioxidants in oxidative stress-induced cancerJ. Chem-Biol. 2006; 160 ; 1-40.

Watson RR, Prabhala RH, Plezia PM, Alberts DS. Effect of beta-carotene on lymphocyte subpopulations in elderly humans: evidence for a dose-response relationship. Am J Clin Nutr. 1991; 53(2): 90-4.

Young B. and Heath J. W.. 2002. Wheather’s Functional Histology A Text and Color

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian-penelitiansebelumnya, yaitu penelitian Thompson & Gullone (2008) yang menyebutkan bahwa empati berkorelasi

Tabel I-O merupakan suatu tabel transaksi yang merekam data tentang hasil produksi berbagai sektor ekonomi dan penggunaannya oleh sektor ekonomi lainnya, baik sebagai input antara

Oleh karena aplikasi Pugpig belum dapat diakses melalui desktop dan hanya menggunakan perangkat tertentu, maka pada paper ini dibuat sebuah aplikasi generator

Fakultas Ilmu Komputer. Universitas Dian Nuswantoro Semarang Jl. Salah satu fasilitas internet yang paling populer adalah world wide web atau lebih sering dikenal dengan Web.

Pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan Kepala Dinas, Kepala Bidang Pemberdayaan Olahraga, Kepala Seksi Olahraga Pendidikan Dinas Pemuda dan Olahraga

prioritas praktik pengalaman di Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul. Sesuai judul kertas kerja program PPL I yaitu Optimalisasi Data Keberhasilan.. SPM Sekolah Dasar

[r]

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: (1) Agar investor dapat mengetahui saham mana yang memberikan return yang optimal sesuai dengan risiko yang berani ditanggung