iv
ABSTRAK
EFEK SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP CLINICAL SCORE PADA MENCIT MODEL KANKER
KOLOREKTAL
Margareta Dewi, 2010 Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes Pembimbing II : Oeij Anindita Adhika, dr., M.Kes
Inflammatory bowel disease meliputi dua kelainan yaitu Crohn’s disease (CD) dan ulcerative colitis (UC), yang mana keduanya dapat meningkatkan risiko timbulnya kanker kolorektal, akibat inflamasi usus kronik. Pemberian Dextran
Sulfate Sodium (DSS) yang berulang dan induksi Azoxymethane (AOM) dapat
meningkatkan insidensi kanker kolorektal pada hewan coba. Konsumsi Buah Merah (Pandanus conoideus Lam) diasumsikan dapat mengurangi reaksi inflamasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sari buah merah terhadap
clinical score dengan parameter penilaian adalah derajat penurunan berat badan,
derajat beratnya diare, derajat perdarahan rektum pada mencit Balb/C jantan yang diinduksi kanker kolorektal dengan AOM dan DSS.
Penelitian bersifat prospektif eksperimental laboratorium sungguhan yang bersifat komparatif dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Mencit galur
Balb/C jantan berumur 7 minggu, dibagi dalam 4 kelompok (n=6). Kelompok I
(kontrol negatif) diberi aquabidest, kelompok II diberi buah merah dosis 0,1 mL/hari. Kelompok III diberi AOM 0,4 mL intraperitoneal dan DSS 2,5%, kemudian diberi aquabidest. Kelompok IV diberi AOM 0,4 mL intraperitoneal dan DSS 2,5%, kemudian sari buah merah dosis 0,1 mL/hari. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan Kruskal-Wallis Test satu arah dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan, clinical score pada hari ke-26, hari ke-47 kelompok IV (KP) berbeda sangat bermakna (p= 0,001) dan hari ke-68 berbeda bermakna dibandingkan kelompok III (KAOM+DSS). Hal ini berarti pemberian sari buah merah mempunyai efek menurunkan clinical score.
Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian sari buah merah dengan dosis 0,1 ml dapat menurunkan clinical score dengan parameter menurunkan derajat penurunan berat badan, menurunkan derajat beratnya diare dan menurunkan perdarahan rektum pada mencit yang diinduksi kanker kolorektal oleh AOM dan DSS.
v ABSTRACT
THE EFFECT OF RED FRUIT (Pandanus conoideus Lam) TOWARDS CLINICAL SCORE IN IN COLORECTAL CANCER MODEL MICE Margareta Dewi, 2010 Supervisor I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes
Supervisor II : Oeij Anindita Adhika, dr., M.Kes
Inflammatory Bowel Disease are comprised of two disoder’s namely
Crohn’s Disease (CD) and Ulcerative Colitis (UC), which both can increase the risk of the emergence of colorectal cancer because of chronic intestinal inflammation. Repeated provision of Dextran Sulfate Sodium (DSS) and induction with Azoxymethane (AOM) can increase the incidence of colorectal cancer in the experimented animals. Consumption of Red Fruit (Pandanus conoideus Lam) is assumed to reduce the inflammatory reaction.
This study intended to determine the effect of red fruit on the degree of weight loss, the degree of diarrhea and the total clinical score on the Balb / C male-induced of colorectal cancer through the mechanism of chronic inflammatory disorders.
The method of this research was comparative, prospective laboratory experiment with complete Randomized Trial Design. Mice Balb/C male in the age of 7 weeks old, were divided into 4 groups (n=6). Group I (negative control) was given aquabidest. Group II was given 0,1 mL/day dose of red fruit. Group III was given 0,4 mL of intraperitoneal AOM and DSS 2,5%, then was given aquabidest. Group IV was given 0.4 mL of intraperitoneal AOM and DSS 2,5%, then given 0,1 mL/day dose of red fruit. This research was conducted over 68 days. The data gained were analyzed statistically using the Kruskal-Wallis one-way test followed by Mann-Whitney U test with significance level α = 0.05.
The results showed that the results group IV (KP) of highly significant clinical score by the 26th day, 47th (p= 0,001), the 47th day (p= 0,001), and the 68th day significantly (p= 0,02) compare to group III (KAOM+DSS). From the results acquired, the provision of a red fruit can reduce clinical score.
From the data above, we can conclude that supply of red fruit with a dose of 0.1mL can relieve the degree of weight loss, diarrhea, bledding and also reduce the clinical score on the colorectal cancer induced-mice injected by AOM and DSS.
viii
DAFTAR ISI
Judul Dalam ... (i)
Lembar Persetujuan ... (ii)
Surat Pernyataan ... (iii)
Abstrak ... (iv)
Abstract ... (v)
Kata Pengantar ... (vi)
Daftar Isi ... (viii)
Daftar Tabel ... (xi)
Daftar Gambar ... (xii)
Daftar Diagram ... (xiii)
Daftar Lampiran ... (xiv)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1
1.2 Identifikasi Masalah...2
1.3 Maksud dan Tujuan...2
1.4 Manfaat Penelitian...3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis...3
1.5.1 Kerangka Pemikiran...3
1.5.2 Hipotesis...4
ix
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pencernaan ... 6
2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan ... 6
2.1.2 Anatomi, Histologi dan Fisiologi Usus Besar ... 8
2.2 Kanker Kolorektal ... 10
2.2.1 Hubungan Kanker Kolorektal dan Inflamasi Kronik ... 10
2.3.2 Epidemiologi Kanker kolorektal ... 13
2.3 Radikal Bebas... 13
2.3.1 Dextran Sulphate Sodium (DSS) ... 15
2.3.2 Azoxy Methane (AOM) ... 16
2.4 Antioksidan ... 16
2.4.2.1 Tokoferol (Vitamin E)... 19
2.4.2.2 Beta-karoten ... 20
2.4.2.3 Vitamin C ... 21
2.5 Buah Merah ... 22
2.5.1 Taksonomi dan Gambaran Botanikal ... 23
2.5.2 Morfologi Buah Merah ... 23
2.5.3 Kandungan Kimia Buah Merah ... 24
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan/Subjek Penelitian...27
3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian...27
3.1.1.1 Alat-alat yang Digunakan...27
3.1.1.2 Bahan-bahan yang Digunakan...27
3.1.2 Subjek Penelitian...28
3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian...28
3.2 Metode Penelitian...28
x
3.2.2 Variabel Penelitian...29
3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel...29
3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel...29
3.2.3 Perhitungan Besar Sampel...30
3.2.4 Prosedur Penelitian...31
3.2.4.1 Persiapan Bahan...31
3.2.4.2 Persiapan Hewan Coba...31
3.2.4.3 Prosedur Kerja Penelitian...32
3.2.4. Penilaian Clinical Score...34
3.2.5 Metode Analisis...35
3.2.5.2 Kriteria Uji...35
3.2.6 Aspek Etik Penelitian...36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian...37
4.3 Uji Hipotesis...63
4.3.1 Hipotesis I...63
4.3.2 Hipotesis II...64
4.3.3 Hipotesis III...65
4.3.4 Hipotesis IV...66
4.2 Pembahasan...67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...69
5.2 Saran...69
DAFTAR PUSTAKA...70
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Senyawa Aktif dalam Sari Buah Merah...25
Tabel 2.2 Komposisi Zat Gizi per 100 gram Buah Merah...25
Tabel 4.1 Nilai Median Derajat Penurunan Berat Badan Mencit pada Masing- Masing Kelompok Penelitian...37
Tabel 4.2 Perbandingan Derajat Penurunan Berat Badan Berdasarkan Uji
Kruskal Wallis H...39
Tabel 4.3 Hasil Uji Beda Median Mann Whitney U Terhadap Derajat Penurunan Berat Badan Pada Akhir Siklus I (Hari ke-26)...40
Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Median Mann Whitney U Terhadap Derajat Penurunan Berat Badan Pada Akhir Siklus II (Hari ke-47)...41
Tabel 4.5 Hasil Uji Beda Median Mann Whitney U Terhadap Derajat Penurunan Berat Badan Pada Akhir Siklus III (Hari ke-68)...42
Tabel 4.6 Nilai Median Derajat Beratnya Diare Mencit pada Masing- Masing Kelompok Penelitian...44
Tabel 4.7 Perbandingan Derajat Beratnya DiareBerdasarkan Uji Kruskal
Wallis H...47
Tabel 4.8 Hasil Uji Beda Median Mann Whitney U Terhadap Derajat Beratnya Diare Pada Akhir Siklus I (Hari ke-26)...47
Tabel 4.9 Hasil Uji Beda Median Mann Whitney U Terhadap Derajat Beratnya Diare Pada Akhir Siklus II (Hari ke-47)...48
Tabel 4.10 Hasil Uji Beda Median Mann Whitney U Terhadap Derajat Beratnya Diare Pada Akhir Siklus III (Hari ke-68)...50
Tabel 4.11 Nilai Median Derajat Perdarahan Rektum Mencit pada Masing- Masing Kelompok Penelitian...51
Tabel 4.12 Perbandingan Derajat Perdarahan Rektum Berdasarkan Uji Kruskal
Wallis H...54
xii Tabel 4.14 Nilai Median Derajat Clinical Score pada Masing- Masing Kelompok Penelitian...55
Tabel 4.15 Perbandingan Derajat Clinical Score Berdasarkan Uji Kruskal
Wallis H...58
Tabel 4.16 Hasil Uji Beda Median Mann Whitney U Terhadap Clinical Score Pada Akhir Siklus I (Hari ke-26)...58
Tabel 4.17 Hasil Uji Beda Median Mann Whitney U Terhadap Clinical Score Pada Akhir Siklus II (Hari ke-47)...60
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Saluran Pencernaan...6
Gambar 2.2 Anatomi Colon...8
Gambar 2.3 Histologi Usus Besar...9
Gambar 2.4 Stadium Kanker Kolorektal...12
Gambar 2.5 Senyawa Dextran Sulphate Sodium ...15
Gambar 2.6 Cara Kerja Antioksidan dalam Menhambat Kerusakan Sel Akibat Radikal Bebas...18
Gambar 2.7 Struktur α-tokoferol...19
Gambar 2.8 Struktur Beta-Karoten...20
Gambar 2.9 Struktur Vitamin C...22
Gambar 2.10 Buah Merah...23
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Derajat Penurunan Berat Badan Mencit pada Berbagai Kelompok Penelitian dengan uji beda median Mann Whitney U (Hari ke-26)...41
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Derajat Penurunan Berat Badan Mencit pada Berbagai Kelompok Penelitian dengan uji beda median Mann Whitney U (Hari ke-47)...42
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Derajat Penurunan Berat Badan Mencit pada Berbagai Kelompok Penelitian dengan uji beda median Mann Whitney U (Hari ke-68)...43
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Derajat Beratnya Diare Mencit pada Berbagai Kelompok Penelitian dengan uji beda median Mann Whitney U (Hari ke-26)...48
xiv Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Derajat Beratnya Diare Mencit pada Berbagai Kelompok Penelitian dengan uji beda median Mann Whitney U (Hari ke-68)...51
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Derajat Clinical Score pada Berbagai Kelompok Penelitian dengan uji beda median Mann Whitney U (Hari ke-68)...59
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Derajat Clinical Score pada Berbagai Kelompok Penelitian dengan uji beda median Mann Whitney U (Hari ke-68)...61
xv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.1 Prosedur Kerja Pemberian Perlakuan Hari Ke-1 s.d 68
Kelompok Kontrol Negatif dan Kelompok BM...33
Diagram 3.2 Prosedur Kerja Pemberian Perlakuan Hari Ke-1 s.d 68
Kelompok AOM+DSS dan Kelompok AOM+DSS+BM...34
Diagram 4.1 Grafik Perbandingan Nilai Median Derajat Penurunan Berat Badan Mencit Pada Berbagai Kelompok Penelitian...39
Diagram 4.2 Grafik Perbandingan Nilai Median Derajat Beratnya Diare Mencit Pada Berbagai Kelompok Penelitian...46
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Statistik SPSS 15.0
Derajat Penurunan Berat Badan ... 73
Lampiran 2. Perhitungan Statistik SPSS 15.0
Derajat Beratnya Diare ... 77
Lampiran 3. Perhitungan Statistik SPSS 15.0
Derajat Perdarahan Rektum ... 81
Lampiran 4. Perhitungan Statistik SPSS 15.0
Clinical Score ... 82
Lampiran 5 Perhitungan Dosis...87
73
Lampiran 1
Perhitungan Statistik SPSS 15.0
Derajat Penurunan Berat Badan
Akhir Siklus I (hari ke-26)
Kruskal Wallis H
Test Statistics(a,b)
hasil
Chi-Square 9.818
df 3
Asymp. Sig. .020
Mann Whitney U
KN-KBM
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 17.500 Wilcoxon W 38.500
Z -.123
Asymp. Sig. (2-tailed) .902 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .937(a)
KN-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -3.052
Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .002(a)
KBM-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 2.000 Wilcoxon W 23.000
Z -2.768
Asymp. Sig. (2-tailed) .006 Exact Sig. [2*(1-tailed
74
KN-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 12.000 Wilcoxon W 33.000
Z -1.173
Asymp. Sig. (2-tailed) .241 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .394(a)
KBM-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 13.500 Wilcoxon W 34.500
Z -.866
Asymp. Sig. (2-tailed) .386 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .485(a)
KAOM+DSS-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -2.983
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
75 Akhir Siklus II (hari ke-47)
Kruskal Wallis H
Test Statistics(a,b)
hasil
Chi-Square 9.818
df 3
Asymp. Sig. .020
Mann Whitney U
KN-KBM
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] 1.000(a)
KN-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 6.000 Wilcoxon W 27.000
Z -2.309
Asymp. Sig. (2-tailed) .021 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .065(a)
KN-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] 1.000(a)
KBM-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -2.966
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .002(a)
KBM-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000
Z -.561
Asymp. Sig. (2-tailed) .575 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .699(a)
KAOM+DSS-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -2.983
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
76 Akhir Siklus III (hari ke-68)
Kruskal Wallis H
Test Statistics(a,b)
hasil
Chi-Square 9.857
df 3
Asymp. Sig. .020
Mann Whitney U
KN-KBM
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000
Z -1.000
Asymp. Sig. (2-tailed) .317 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .699(a)
KN-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -3.052
Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .002(a)
KN-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 12.000 Wilcoxon W 33.000
Z -1.173
Asymp. Sig. (2-tailed) .241 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .394(a)
KBM-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 6.000 Wilcoxon W 27.000
Z -2.309
Asymp. Sig. (2-tailed) .021 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .065(a)
KBM-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] 1.000(a)
KAOM+DSS-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 6.000 Wilcoxon W 27.000
Z -2.309
Asymp. Sig. (2-tailed) .021 Exact Sig. [2*(1-tailed
77
Lampiran 2
Perhitungan Statistik SPSS 15.0
Derajat Beratnya Diare
Akhir Siklus I (hari ke-26)
Kruskal Wallis
Test Statistics(a,b)
hasil
Chi-Square 15.134
df 3
Asymp. Sig. .002
Mann Whitney U
KN-KBM
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000
Z -1.000
Asymp. Sig. (2-tailed) .317 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .699(a)
KN-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -3.052
Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .002(a)
KN-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 12.000 Wilcoxon W 33.000
Z -1.173
Asymp. Sig. (2-tailed) .241 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .394(a)
KBM-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 2.000 Wilcoxon W 23.000
Z -2.768
Asymp. Sig. (2-tailed) .006 Exact Sig. [2*(1-tailed
78
KBM-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 13.500 Wilcoxon W 34.500
Z -.866
Asymp. Sig. (2-tailed) .386 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .485(a)
KAOM+DSS-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -2.983
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
79 Akhir Siklus II (hari ke-47)
Kruskal Wallis H
Test Statistics(a,b)
hasil
Chi-Square 14.991
df 3
Asymp. Sig. .002
Mann Whitney U
KN-KBM
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000
Z -.561
Asymp. Sig. (2-tailed) .575 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .699(a)
KN-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -2.983
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .002(a)
KN-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] 1.000(a)
KBM-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -2.966
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .002(a)
KBM-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000
Z -.561
Asymp. Sig. (2-tailed) .575 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .699(a)
KAOM+DSS-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -2.983
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
80 Akhir Siklus III (hari ke-68)
Kruskal Wallis H
Test Statistics(a,b)
hasil
Chi-Square 14.880
df 3
Asymp. Sig. .002
a Kruskal Wallis Test
b Grouping Variable: perlakuan
Mann Whitney U
KN-KBM
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000
Z -.561
Asymp. Sig. (2-tailed) .575 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .699(a)
KN-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -3.052
Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .002(a)
KN-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000
Z -.561
Asymp. Sig. (2-tailed) .575 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .699(a)
KBM-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -3.035
Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .002(a)
KBM-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] 1.000(a)
KAOM+DSS-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -3.035
Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Exact Sig. [2*(1-tailed
81
Lampiran 3
Perhitungan Statistik SPSS 15.0
Derajat Perdarahan Rektum
Akhir Siklus I (hari ke-68)
Kruskal Wallis H
Test Statistics(a,b)
hasil
Chi-Square 9.857
Df 3
Asymp. Sig. .020
Mann Whitney U
KN-KBM
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] 1.000(a)
KN-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 9.000 Wilcoxon W 30.000
Z -1.915
Asymp. Sig. (2-tailed) .056 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .180(a)
KN-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] 1.000(a)
KBM-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed
82
KBM-KP
Test Statistics(b)
hasil Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] 1.000(a)
KAOM+DSS-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 9.000 Wilcoxon W 30.000
Z -1.915
Asymp. Sig. (2-tailed) .056 Exact Sig. [2*(1-tailed
83
Lampiran 4
Perhitungan Statistik SPSS 15.0
Clinical Score
Akhir Siklus I (hari ke-26)
Kruskal Wallis H
Test Statistics(a,b)
hasil
Chi-Square 15.938
df 3
Asymp. Sig. .001
Mann Whitney U
KN-KBM
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 17.500 Wilcoxon W 38.500
Z -.123
Asymp. Sig. (2-tailed) .902 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .937(a)
KN-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -3.047
Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .002(a)
KN-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 12.000 Wilcoxon W 33.000
Z -1.173
Asymp. Sig. (2-tailed) .241 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .394(a)
KBM-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .500 Wilcoxon W 21.500
Z -2.968
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
84
KBM-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 13.500 Wilcoxon W 34.500
Z -.866
Asymp. Sig. (2-tailed) .386 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .485(a)
KAOM+DSS-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -2.983
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
85 Akhir Siklus II (hari ke-47)
Kruskal Wallis H
Test Statistics(a,b)
hasil
Chi-Square 14.947
df 3
Asymp. Sig. .002
Mann Whitney U
KN-KBM
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 12.000 Wilcoxon W 33.000
Z -1.173
Asymp. Sig. (2-tailed) .241 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .394(a)
KN-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -2.994
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .002(a)
KN-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 18.000 Wilcoxon W 39.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] 1.000(a)
KBM-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -2.934
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
86
KBM-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000
Z -.561
Asymp. Sig. (2-tailed) .575 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .699(a)
KAOM+DSS-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -2.950
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
87 Akhir Siklus III (hari ke-68)
Kruskal Wallis H
Test Statistics(a,b)
hasil
Chi-Square 13.933
df 3
Asymp. Sig. .003
Mann Whitney U
KN-KBM
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -2.950
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .002(a)
KN-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -2.950
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .002(a)
KN-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 12.000 Wilcoxon W 33.000
Z -1.173
Asymp. Sig. (2-tailed) .241 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .394(a)
KBM-KAOM+DSS
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 21.000
Z -2.929
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .002(a)
KBM-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 15.000 Wilcoxon W 36.000
Z -.561
Asymp. Sig. (2-tailed) .575 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .699(a)
KAOM+DSS-KP
Test Statistics(b)
hasil
Mann-Whitney U 6.000 Wilcoxon W 27.000
Z -1.992
Asymp. Sig. (2-tailed) .046 Exact Sig. [2*(1-tailed
88
Lampiran 5
Perhitungan Dosis
Dosis buah merah
Dosis manusia 70 kg = 30 cc
Dosis untuk mencit 20 g = 30 cc x 0,0026 = 0,078 cc
Dosis untuk mencit 24 g = x 0,078 cc = 0,0936 cc ~ 0,1 cc
Dosis azoxymethane (AOM)
AOM = 12 mg/kgBB
Rata-rata berat badan mencit 20-25 gram = dosis AOM 0,24 - 0,3 mg/mencit
Untuk dosis intraperitoneal 0,4 ml yang mengandung 0,24- 0,3 mg AOM
Stok konsentrasi AOM = 1 gram/ml
Untuk pembuatan 0,24 mg AOM/400µ L sebanyak 10 ml maka dibutuhkan
AOM dari stok :
(10ml x 0,24mg/400 ) : 1 gram/ml = 6 L
Dosis dextran sulfate sodium (DSS)
Garam DSS yang dipakai adalah 2,5 g dilarutkan dengan aquadest 100 mL
sehingga didapatkan larutan DSS 2,5%.
89
Lampiran 6
Alat dan Bahan yang Digunakan
Sari Buah Merah Sonde Lambung dan Spuit 1 mL
90
RIWAYAT HIDUP
Nama : Margareta Dewi
NRP : 0710131
Tempat/Tanggal Lahir : Bandar Lampung/13 Maret 1989
Alamat : Jl. Raya Caringin 439 H, Bandung
Riwayat Pendidikan :
SDK 6 BPK Penabur, Bandung (1996-2001)
SMPK I BPK Penabur, Bandung (2001-2004)
SMAK I BPK Penabur, Bandung (2004-2007)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung
(2007-sekarang)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Inflammatory bowel disease (IBD) merupakan suatu kondisi inflamasi kronik yang
disebabkan oleh kerentanan genetik dan rangsangan flora normal di saluran cerna.
Penderita Inflammatory bowel disease mencapai 1,4 juta orang di Amerika Serikat
dengan onset tertinggi pada usia 15 - 30 tahun (Abraham and Cho, 2009).
Inflammatory bowel disease meliputi dua kelainan yaitu Crohn’s disease (CD) dan
ulcerative colitis (UC), yang mana keduanya dapat meningkatkan resiko timbulnya
kanker kolorektal, karena inflamasi usus kronik (Gommeaux et al., 2007). Ulcerative
colitis ditandai dengan kerusakan mukosa dan ulserasi yang mengenai rektum serta
menyebar ke proksimal. Insidensi di Amerika Serikat adalah 4 - 12 kasus per 100.000
orang dan terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Gejala klinis UC berupa
diare berulang yang disertai darah dan lendir, bertahan selama beberapa bulan sampai
beberapa tahun. Ulcerative Colitis yang mengenai seluruh kolon selama lebih dari 10
tahun meningkatkan insidensi kanker kolorektal (Popivanova et al., 2008).
Kanker kolorektal merupakan keganasan yang diawali dengan polip adenomatosa
yang mengenai kolon dan rektum (Mayer, 2008). Kanker kolorektal merupakan jenis
kanker penyebab kematian tertinggi kedua di Amerika Serikat. Insidensi dan angka
kematian meningkat di negara sosial ekonomi tinggi yang menganut Western dietary
and lifestyle habits (Tanaka, 2009).
Lokasi kanker kolorektal mempengaruhi manifestasi klinis yang ditimbulkannya.
Predileksi tersering adalah kolon sigmoid yang menimbulkan manifestasi klinik
seperti distensi abdomen, nyeri, muntah, konstipasi, tenesmus, diameter feses yang
mengecil, haemorrhoid, dan perdarahan rektum (Mayer, 2008). Sedangkan kanker
kolorektal yang mengenai kolon ascendens dapat menimbulkan gejala klinik berupa
nyeri dan teraba massa pada kuadran kanan bawah, anemia, dan perdarahan rektum
2 Untuk mengatasi gejala-gejala tersebut diperlukan obat-obatan yang dapat
mengurangi reaksi inflamasi. Masyarakat Papua memanfaatkan buah merah sebagai
sumber pangan sehari-hari dan dipercaya dapat meningkatkan kondisi kesehatan dan
pertahanan tubuh. Buah merah mengandung banyak zat berkhasiat alami, antara lain
karotenoid, beta-karoten, alfa-tokoferol, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat dan
dekanoat, serta omega-3 dan omega-9 yang dapat berperan sebagai senyawa
antioksidan; dan pengendali beragam penyakit seperti kanker, hipertensi, dan infeksi
(I Made Budi, 2005). Telah banyak ditemukan bukti khasiat Buah Merah secara
empiris, namun penelitian ilmiah yang dilakukan belum banyak (Machmud Yahya
dan Wahyu Wiryanta, 2005). Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan penelitian
untuk mengetahui peranan sari buah merah dalam mengurangi reaksi inflamasi pada
mencit yang diinduksi kanker kolorektal dengan azoxymethane (AOM ) dan dextran
sulfate sodium (DSS) dengan mengukur clinical score yang meliputi derajat
penurunan berat badan dan derajat diare dan derajat perdarahan rektum.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah yang disusun adalah
sebagai berikut:
Apakah sari buah merah (Pandanus conoideus Lam.) menurunkan derajat
penurunan berat badan pada mencit yang diinduksi kanker kolorektal.
Apakah sari buah merah (Pandanus conoideus Lam.) menurunkan derajat
beratnya diare pada mencit yang diinduksi kanker kolorektal.
Apakah sari buah merah (Pandanus conoideus Lam.) menurunkan derajat
perdarahan rektum pada mencit yang diinduksi kanker kolorektal.
Apakah sari buah merah (Pandanus conoideus Lam.) menurunkan clinical score
3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sari buah merah dalam
menghambat inflamasi kronik.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sari buah merah terhadap
derajat penurunan berat badan, derajat beratnya diare, derajat perdarahan rektum dan
total clinical score pada mencit BALB/c jantan yang diinduksi kanker kolorektal
melalui mekanisme penghambatan inflamasi kronik.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat akademis
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang kedokteran herbal yaitu sari
buah merah dapat menghambat inflamasi kronik yang berperan penting dalam
terjadinya kanker kolorektal yang diinduksi dengan AOM dan DSS.
1.4.2 Manfaat praktis
Untuk memberi informasi bagi masyarakat mengenai khasiat sari buah merah sebagai
alternatif terapi kanker kolorektal.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
1.5.1 Kerangka Pemikiran
4 (injury agent), seperti mikroba dan kerusakan jaringan setempat. Pada awal inflamasi
dibagi menjadi 2 yaitu inflamasi akut dan inflamasi kronis (Kumar et al., 2005).
Inflamasi kronik dapat disebabkan karena sitokin-sitokin selama proses inflamasi
kronik sehingga menyebabkan hiperplasia yang meluas. Hal ini menyebabkan
proliferasi dan signal antiapoptosis yang dihasilkan selama terjadinya proses
inflamasi kronik akan sinergis dengan kerusakan DNA, sehingga meningkatkan
insidensi terjadinya kanker (Meira et al., 2008). Inflamasi yang tidak terkontrol
berhubungan dengan stres oksidatif dan kerusakan selular oksidatif yang merupakan
pencetus dan selanjutnya dapat terjadi karsinogenesis. Lesi DNA dapat terjadi secara
langsung ketika terjadi modifikasi basa Reactive Oxygen Species (ROS) atau secara
tidak langsung yang merupakan hasil peroksidasi lipid yang bereaksi dengan DNA.
Pada proliferasi sel, lesi DNA oksidatif menginduksi terjadinya mutasi gen supresor
tumor dan onkogen, seperti mutasi pada gen p53 (encoding tumor suppressor). ROS
dan RNS (Reactive Nitrogen Species) memicu terjadinya onkogenesis dengan
mengubah proliferasi sel dan kematian sel (Gommeaux et al., 2007). Kerusakan
oksidatif akibat radikal bebas dapat dikurangi oleh antioksidan endogen seperti,
enzim superoksida dismutase, katalase, serta glutation peroksidase. Bila radikal bebas
meningkat dan tidak dapat diatasi oleh antioksidan endogen, maka diperlukan
antioksidan eksogen yang dapat diperoleh dari tanaman yang mengandung kadar
antioksidan yang tinggi seperti pada buah merah (Kumar et al., 2005).
Buah merah mengandung banyak zat berkhasiat alami antara lain adalah
karotenoid, beta-karoten, alfa-tokoferol, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat,
dekanoat, omega-3 dan omega-9 yang dapat berperan sebagai senyawa antioksidan.
Kandungan rata-rata zat-zat antioksidan di dalam buah merah termasuk tinggi, yaitu
karoten 12.000 ppm, beta-karoten 7.000 ppm, dan tokoferol 11.000 ppm (I Made
Budi, 2005). Khasiat Buah Merah yang saat ini banyak dilaporkan lewat kesaksian di
masyarakat perlu diuji dan dibuktikan secara ilmiah melalui penelitian yang
5 mengenai khasiat Buah Merah. Salah satu upayanya adalah melihat khasiat Buah
Merah sebagai antioksidan (I Made Budi, 2005).
1.5.2 Hipotesis Penelitian
Sari Buah Merah menurunkan derajat penurunan berat badan pada mencit yang
diinduksi kanker kolorektal oleh AOM dan DSS.
Sari Buah Merah menurunkan derajat beratnya diare pada mencit yang diinduksi
kanker kolorektal oleh AOM dan DSS.
Sari Buah Merah menurunkan derajat perdarahan rektum pada mencit yang
diinduksi kanker kolorektal oleh AOM dan DSS.
Sari Buah Merah menurunkan clinical score pada mencit yang diinduksi kanker
kolorektal oleh AOM dan DSS.
1.6 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah prospektif eksperimental laboratorium
sungguhan yang bersifat komparatif dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil
Laboratorik penelitian yang diperoleh dengan menghitung derajat penurunan berat
badan, beratnya diare, perdarahan rektum serta clinical score. Data yang diperoleh
dianalisis secara statistik menggunakan Kruskal-wallis H dilanjutkan Mann Whitney
U dengan tingkat kepercayaan 95%, dimana suatu perbedaan dikatakan bermakna bila
nilai p≤0,05.
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Sari Buah Merah menurunkan derajat penurunan berat badan pada mencit
yang diinduksi kanker kolorektal oleh AOM dan DSS.
2. Sari Buah Merah menurunkan derajat beratnya diare pada mencit yang
diinduksi kanker kolorektal oleh AOM dan DSS.
3. Sari Buah Merah menurunkan derajat perdarahan rektum pada mencit yang
diinduksi kanker kolorektal oleh AOM dan DSS.
4. Sari Buah Merah dapat menurunkan clinical score pada mencit yang diinduksi
kanker kolorektal oleh AOM dan DSS.
5.2 Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui zat antiinflamasi dalam buah
70
DAFTAR PUSTAKA
Abraham C, Cho JH. Inflammatory Bowel Disease. N.Engl. J.Med 2009.361:206678.
Albert Sumampouw. 2003. Radikal Bebas dan Antioksidan.
http://www.medikaholistik.com/2033/2004/11/28/medica.html. 1 Juli 2008.
Anonymous. 2010. Struktur Vitamin C. http://www.chemlab.truman.edu. Diunduh 2 Juni 2010.
Anonymous. 2008. Dextran Sulphate Sodium Salt. http://www.freepatentsonline.com. Diunduh 20 Juni 2008.
Anonymous. 2010. Buah Merah. www.red-fruit-oil.com/About%20Us.htm. Diunduh 9 Juni 2010.
Anonymous. 2010. Struktur α-tokoferol. http://wikimedia.org. Diunduh 2 Juni 2010.
Anonymous. 2010. Struktur β-karoten. http://wikimedia.org. Diunduh 2 Juni 2010.
Bambang Budiono.. 2008. Hati-Hati Konsumsi Supplemen Antioksidan. Opini Tribun R.S. Dr Wahidin Sudirohusodo, Makassar. 29 Juni 2008.
Burstein E and Fearon E. R. 2008. Colitis and Cancer: A Tale of Inflammatory Cells and Their Cytokines. The Journal of Clinical Investigation. Vol. 118 Number 2.
Dinna Sofia. 2003. Antioksidan dan Radikal Bebas. http://chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=81. 1 Juli 2008.
Drake RL. 2005. Gray’s Anatomy for students, Elsevier Churchill Livingstone, Philadelphia, USA.
Eroschenko V.P. 2005. diFiore’s Atlas of Histology, 10th ed. Lippincott Williams
&Wilkins, Baltimore.
Fendy R. Paimin. 2005. Buah Merah. http:// www.buah-merah.info/bm-news.php. 20 Juni 2008.
71 Gommeaux J, Cano C, Garcia S, Gironella M, Pietri S, Culcasi M et al. Colitis and colitis-associated cancer are exacerbated in mice deficient for tumor protein 53-induced nuclear protein 1. Mol. Cell. Biol 2007. 27:6. p. 2215-28.
Hendra Priantono.. Buah Merah Si Multi Khasiat. http://www.terussehat.com/ artikel050403it.shtml. 2 Juni 2010.
Hernani dan Mono Rahardjo.. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Edisi 1. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 9-21.
H. Machmud Yahya, Bernard T.Wahyu Wiryanta. Khasiat dan Manfaat Buah Merah. Jakarta: Agro Media Pustaka, 2005; 24-27.
Huether, SE. 2006. Alteration of Digestive Function. In: Kathryn L. McCance and Sue E. Huether Eds. Pathophysiology The Biologic Basis for Disease in Adults and Children. 5th ed. Elsevier Mosby. p1430-33.
I Made Budi. Seri Agri Sehat Buah Merah. Jakarta: Penebar Swadaya. 2005; 17-23.
I Made Budi.. 2005. Buah Merah. http:// www.buah-merah.info/bm-news.php. 20
Juni 2008.
Kazi N, Radvan R, Oldham T, Keshavarzian A, Frommel TO, Libertin C, et al. Immunomodulatory effect of beta-carotene on T lymphocyte subsets in patient with resected colonic polyps and cancer. Nutr Cancer. 1997; 28(2): 140-5.
Kim, T.W., Seo, J.N., Suh, Y.H., Park, H.J., Kim, J.H., Kim, J.Y., et al. 2006. Involvement of lymphocytes in dextran sulfate sodium-induced experimental colitis. World J. Gastroenterol. 12(2): 302-305.
Kumar V, Abbas AK, Fausto N. 2005. Celular adaptation, cell injury, and cell death. In:Kumar V., Abbas A.K., Fausto N.. eds.. Robbins and Cotran Pathologic Basis
of Disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders. p.17.
Kumar V, Abbas A K, Fausto N. 2005. Acute and Chronic Inflammation. In: Kumar V., Abbas A. K., Fausto N.. eds.. Robbins and Cotran Pathologic Basis of
Disease. 7th ed, Philadelphia, USA: Elsevier-Saunders. p. 50, 53, 63.
Mayer Robert J. 2008. Gastointestinal Tract Cancer.Harrison’s Principles of Internal
Medicine.In: Fauci, A.S., Kasper, D.L., Longo, D.L., Eugene, B., Hauser,
72 Meira LB, Bugni JM, Green SL, Lee C, Pang B, Borenshtein D, et al. DNA damage induced by chronic inflammation contributes to colon carcinogenesis in mice. JCI. 2008; 118 (7): 2516-25.
Moore KL and Dalley AF: Clinically Oriented Anatomy. 20065th ed,Lippincott Williams & Wilkins. Baltimore/London.
Murray PR, Rosental KS, Pfaller MA. 2002. Commensal and Pathogenic microbial flora in humans. In: Medical Microbiology. 5th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders. p.83-85.
Petersen E.W., Otrowski K., Ibfelt T., Richelle M., Offord E., Kristensen J. H., et al.. 2001. Effect of Vitamin Supplementation on Cytokine Response and on Muscle
Damage after Strenuous Excercise. The American Physiological Society. Vol
280: 1570-1575.
Popivanova BK, Kitamura K, Wu Y, Kondo T, Kagaya T, Kaneko K, et al. 2008. Blocking TNF-α in Mice Reduces Colorectal Carcinogenesis Associated with Chronic Colitis. JCI. 118 (2): 560-70.
Pratap SR, Sharad Shashwat, Kapur Suman. Free Radicals dan oxidative stress ini neurodegenerative disease: Relevance of dietary antioxidants. Journal Indian Academy of Clinical Medicine. 2004; 5 (3): 218-25.
Tanaka, Takuji. Colorectal Carcinogenesis : Review of human and experimental animal studies. Journal of Carcinogenesis. 2009; 8 : 5.
Valko M. et al. Free radical, metal and antioxidants in oxidative stress-induced cancerJ. Chem-Biol. 2006; 160 ; 1-40.
Watson RR, Prabhala RH, Plezia PM, Alberts DS. Effect of beta-carotene on lymphocyte subpopulations in elderly humans: evidence for a dose-response relationship. Am J Clin Nutr. 1991; 53(2): 90-4.
Young B. and Heath J. W.. 2002. Wheather’s Functional Histology A Text and Color